Abstrak
Hasil penelitian ini adalah 1. Data tempat tinggal responden merupakan mahasiswa
yang bertempat tinggal di kost yang berlokasi di sekitar daerah Universitas Sebelas Maret,. 2.
Data kepadatan penduduk di sekitar Universitas Sebelas Maret menurut responden yang
terutama bertempat tinggal di daerah sekitar UNS dapat diambil kesimpulan bahwa daerah
tersebut termasuk daerah yang padat penduduk, hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah
mahasiswa yang membutuhkan kost di dekat kampus,. 3. Kebersihan lingkungan di sekitar
Universitas Sebelas Maret menurut responden, kebersihan lingkungan yang tidak
diperhatikan dapat menyebabkan rusaknya lingkungan secara perlahan - lahan, kerusakan ini
lambat laun akan meluas ke saluran sanitasi di sekitar daerah kost. Kebersihan lingkungan
yang rendah dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu padatnya jarak antar pemukiman
penduduk, kurangnya fasilitas penunjang kebersihan di lingkungan, dan kurangnya kesadaran
masyarakat tentang kebersihan lingkungan
Abtract
This research uses quantitative method with descriptive research type. Data source in
this research is secondary. Data collected with online quisioner technique. Meanwhile the
data analysis was done with quantitative analysis.
Result of this research Respondent’s address data is by college student who lived in
boarding house near University of Sebelas Maret,From population density data around
University of Sebelas Maret by respondent who mainly live near UNS can be concluded that
this area is densely populated, because there are many college students who need boarding
house near campus, and Environment cleanliness around University of Sebelas Maret by
respondent. Environment which is not taken care can slowly causes damage, this damage will
be expand to sanitation line around boarding house’s area. Low environment cleanliness can
be caused by the densely populated area, minimum facilities that can improve saving the
environment, and the community’s low awarness of environment cleanliness.
PENDAHULUAN
Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan
yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalam sosiologi, penduduk
adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Sedangkan pada suatu wilayah di Indonesia, yaitu kota Surakarta sendiri menurut data
yang ada di Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, Kota Surakarta dengan luas wilayah 44,04
km² didiami penduduk sebanyak 545.653 jiwa, terdiri dari 266.724 laki-laki dan 278.929 jiwa
perempuan, Penduduk ini tersebar di 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Laweyan,
Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres, dan Kecamatan
Banjasari. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Banjarsari yaitu 173.145 jiwa
(31,73 persen), sedangkan Kecamatan Serengan memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu
52.998 Jiwa (9,71 persen). Jumlah kepadatan penduduk sebesar 10.853 jiwa/km² sehingga
presentase pertambahan penduduk per tahun sebesar 0.08 persen/tahun
Kesadaran masyarakat perlu dibangkitkan untuk memiliki perilaku bersih yang lebih
baik dengan memberikan kesadaran kolektif untuk bersama-sama menunjukkan perilaku
hidup bersih yang lebih baik. Upaya peningkatan perilaku hidup bersih masyarakat yang
lebih baik antara lain dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial yang
dapat membangkitkan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih untuk menciptakan
lingkungan hidup yang bersih dan asri.
Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau perbuatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan biologis maupun tekhnlogi sehingga menimbulkan kerusakan atau pencemaran
lingkungan. Manusia juga dapat merubah keadaan lingkungan yang tercemar akibat
perbuatannya ini menjadi keadaan lingkungan yang lebih baik. Kesadaran masyarakat yang
rendah dapat menjadi factor terjadinya kerusakan lingkungan.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif yang
dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kepadatan penduduk dan kerusakan
lingkungan terutama di kawasan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini
menggunakan kuesioner online yang di bagikan kepada mahasiswa terutama yang bertempat
tinggal di daerah sekitar Universitas Sebelas Maret Surakarta. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang berjumlah sebanyak 79 responden, dalam
waktu 2 hari yang terhitung dari tanggal 20-21 Oktober 2018. Kuesioner ini dimaksudkan
untuk memperoleh data tentang pendapat, dan sikap mahasiswa terhadap kepadatan
penduduk yang menyebabkan rusaknya lingkungan yang ada di sekitar mereka. Data
penelitian ini adalah data primer yang diolah menggunakan microsoft excel. Manfaat dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepadatan penduduk
terhadap kerusakan lingkungan yang kita tempati menurut pendapat responden.
Kota surakarta yang berada di provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu kota yang
memiliki beberapa perguruan tinggi baik perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi
swasta, salah satunya adalah Universitas Sebelas Maret yang beralamat di jalan Ir. Sutami No
36A, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah. Jika berbicara mengenai perguruan tinggi maka tidak
lepas dari indekos atau lebih dikenal masyarakat dengan nama kost.
Dengan maraknya jumlah kost yang ada di sekitar perguruan tinggi maka secara tidak
langsung akan meningkatkan jumlah kepadatan penduduk yang secara tidak langsung akan
berdampak pada lingkungan sekitar.
Ya
Tidak
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas responden merupakan mahasiswa
yang bertempat tinggal di kost yang berlokasi di sekitar daerah Universitas Sebelas Maret.
Tabel 2. Data kepadatan penduduk di sekitar Universitas Sebelas Maret menurut responden
Sangat padat
Padat
Sedang
Menurut data responden yang terutama bertempat tinggal di daerah sekitar Universitas
Sebelas Maret, dapat diambil kesimpulan bahwa daerah tersebut termasuk daerah yang padat
penduduk. Hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah mahasiswa yang membutuhkan kost
di dekat kampus. Selain itu di sekitar daerah sekitar Universitas Sebelas Maret terdapat 3
perguruan tinggi yaitu Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI), Akademi Komunitas Industri
Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK Tekstil Solo), dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Aisyiyah Surakarta (STIKES Aisyiyah). Dimana keadaan tersebut menambah jumlah
kebutuhan lahan untuk tempat tinggal mahasiswa.
Sangat Bersih
Bersih
Sedang
Sangat Kumuh
Dari kedua data diatas maka dapat analisis bahwa kepadatan penduduk mempengaruhi
kebersihan lingkungan. Kebersihan lingkungan yang rendah dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal yaitu padatnya jarak antar pemukiman penduduk, kurangnya fasilitas penunjang
kebersihan di lingkungan, dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan
lingkungan.
Letusan gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung, gempa
bumi, dan tsunami merupakan beberapa contoh bencana alam. Bencana-bencana tersebut
menjadi penyebab rusaknya lingkungan hidup akibat peristiwa alam. Meskipun jika ditelaah
lebih lanjut, bencana seperti banjir, abrasi, kebakaran hutan, dan tanah longsor bisa saja
terjadi karena adanya campur tangan manusia juga.
Penyebab kerusakan lingkungan yang kedua adalah akibat ulah manusia. Kerusakan
yang disebabkan oleh manusia ini justru lebih besar dibanding kerusakan akibat bencana
alam. Ini mengingat kerusakan yang dilakukan bisa terjadi secara terus menerus dan
cenderung meningkat. Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak
ramah lingkungan seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran
udara, air, dan tanah , serta kurangnya pengetahuan dan kesadaran manusia tentang
pentingnya kebersihan lingkungan.
Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama yang berada di daerah
tersebut dimulai dari diri mereka sendiri karena lingkungan mereka merupakan tanggung
jawab mereka juga. Kepadatan penduduk juga dapat menyebabkan kacaunya tata letak
pemukiman yang bisa menimbulkan bahaya tambahan, misalnya kebakaran akibat konslet
listrik, dan jika sudah terjadi kebakaran maka akan sulit untuk dipadamkan mengingat
kondisi tata letak pemukiman yang sudah padat. Dari hal tersebut upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah kerusakan lingkungan antara lain
1. Dengan menyediakan tempat sampah yang memadai di kost. Selain itu, dengan
menyediakan tempat sampah, membuat orang tidak ingin membuang sampah
sembarangan. Selain menyediakan tempat sampah, melakuan pengelompokan pada
sampah penting dilakukan, dengan menyediakan tempat sampah sesuai dengan
golongannya. Dengan begitu, proses pengolahan sampah akan lebih mudah dilakukan.
2. Memakai system pngolahan limbah yang baik untuk lingkungan dan rumah tangga.
Hal ini dapat dilakukan dengan system pengolahan limbah atau SPAL pada limbah
rumah tangga dan septitank untuk limbah kakus. SPAL dapat digunakan perorangan
atau secara komunitas dalam satu lingkungan. Sedang kakus dapat memakai
pengolahan bio organic untuk diolah menjadi bahan bakar alternative bagi sebuah
lingkungan.
3. Melakukan penghijauan. Jika sebuah kawasan tidak memiliki lahan untuk menanam
tanaman, alternative lainnya adalah menanam tanaman dengan memakai system
hidroponik. Hidroponik adalah cara menanam tanaman tanpa memakai media tanah,
atau hanya memakai tanah dalam jumlah yang sedikit. Hidroponik tidak memakan
banyak tempat, dan dapat di gantung di dinding- dinding sekitar kost, sehingga
kampung menjadi lebih asri.
4. Melakukan pembersihan selokan di sekitar kost. Selokan yang tidak bersih akan
menjadi sarang dari hewan- hewan kotor. Selain itu, membersihkan selokan akan
menghilangkan bau tidak sedap serta mencegah nyamuk untuk bersarang di genangan
air yang ada di selokan. Selokan juga dapat dijadikan sebagai sarana penghijauan
dengan menanam tanaman yang mampu menyerap zat pencemar. Tanaman tersebut
adalah bunga ungu, lidi air, futoy ruas, bunga coklat, malati air dan lidi air.
5. Menjaga kebersihan kost. Lingkungan hidup tidak hanya berasal dari luar kost.
Lingkungan hidp sehat juga berawal dari rumah yang sehat. Kost yang sehat adalah
tempat yang memiliki ventilasi udara yang cukup, sinar matahari masuk tanpa
terhalang. Selain itu menguras bak mandi agar tidak dipakai oleh nyamuk untuk
bertelur.
6. Mengurangi pemakain kertas atau tissue yang berasal dari pohon. Kertas yang telah di
pakai dapat di jual untuk di olah kembali menjadi kertas daur ulang.
Mahasiswa sebagai agen perubahan harus mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di
lingkungan sekitar kita dengan pemikiran yang kritis dan solutif. Kesadaran mahasiswa perlu
dibangkitkan untuk memiliki perilaku bersih yang lebih baik dengan memberikan kesadaran
kolektif untuk bersama-sama menunjukkan perilaku hidup bersih yang lebih baik. Upaya
peningkatan perilaku hidup bersih mahasiswa yang lebih baik antara lain dapat dilakukan
dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial yang dapat membangkitkan kesadaran untuk
berperilaku hidup bersih untuk menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan asri.
Kegiatan bakti sosial selain bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
asri diharapkan dapat juga mempererat tali silaturahmi antar penghuni kost, karena melalui
kegiatan bakti sosial ini antar penghuni kost dapat melakukan aktifitas kegiatan sosial secara
bersama-sama yang secara tidak langsung terbina hubungan yang lebih erat dan harmonis,
yang pada akhirnya peningkatan perilaku hidup bersih mahasiswa dapat ditingkatkan.
Kegiatan bakti sosial yang dapat dilakukan adalah berupa kerja bakti di lingkungan
sekitar kost yang diawali dengan kesadaran dari inividu masing-masing penghuni kost dalam
menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal masing-masing. Kegiatan bakti sosial di
lingkungan masyarakat berupa kegiatan pembuatan jalan umum yang lebih teratur dan tertata
dengan baik agar terlihat lebih asri, pengelolaan sampah secara baik, membuat tong sampah
untuk pemukiman warga, membersihkan saluran air dan lain-lain. Kegiatan bakti sosial ini
diharapkan bukan hanya dilakukan oleh aparat warga masyarakat tertentu saja, tapi perlu
partisipasi dan bantuan dari masyarakat secara umum baik moril maupun materil sehingga
kegiatan bakti sosial manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh warga masyarakat, maka
dengan demikian tujuan kegiatan bakti sosial ini terwujud dengan baik.
Upaya meningkatkan perilaku hidup bersih melalui kegiatan bakti sosial antara lain
adalah dapat dilakukan dengan :
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan kerja bakti bersama yang dilakukan secara rutin minimal
satu bulan sekali pada masing-masing wilayah lingkungan rukun warga (RW) dengan
berkoordinasi antar pengurus rukun tetangga dalam memobilisasi partisipasi warga
pemukiman.
3. Memberikan penghargaan dan apresiasi kepada warga desa pada tingkatan lingkungan
Rukun Tetangga (RT) ataupun lingkungan Rukun Warga (RW) yang dapat dilakukan berupa
semacam lomba kebersihan antar lingkungan desa warga pada setiap peringatan hari-hari
besar nasional.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin padat jumlah penduduk di
suatu wilayah diikuti dengan kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan
maka akan berpengaruh pada kerusakan lingkungan yang lambat laun akan semakin parah
Jika lingkungan sudah terlalu tercemar langkah mudah yang dapat dilakukan adalah
melakukan kegiatan bakti sosial dan mengelola sampah dengan baik terutama sampah
organik yang mampu di daur ulang menjadi biogas. Karena langkah-langkah yang sederhana
mampu membawa perubahan yang luar biasa.
Sisi lain dari banyaknya jumlah penduduk terhadap lingkungan, seharusnya bisa
dioptimalkan melalui potensi yang dimiliki oleh setiap individu, karena sasaran responden
kita adalah mahasiswa dimana pasti telah memiliki dasar ilmu tentang pentingnya menjaga
lingkungan. Kerusakan terhadap lingkungan tidak hanya disebabkan oleh manusia tetapi juga
faktor alam seperti bencana alam yang mana tidak dapat diprediksi. Maka dari itu kita
sebagai makhluk yang berilmu setidaknya dapat mencegah terjadinya bencana tersebut.
Jadi dalam menanggulangi kerusakan lingkungan dibutuhkan peran dari semua
lapisan masyarakat terutamadari mahasiswa karena mahasiswa merupakan agen perubahan
yang memiliki kemampuan atau dasar ilmu tentang lingkungan dan mahasiswa memiliki
kemampuan untuk memberikan motivasi kepada masyarakat luas. Mahasiswa juga dapat
membuat langkah inovatif dan konstruktif dalam hal menciptakan yang layak.
Selain itu bagi pemerintah ada baiknya mengelola tata letak pemukiman yang berada
di daerah kawasan perguruan tinggi agar lebih tertata sehingga dampak kerusakan lingkungan
yang terjadi tidak terlalu besar dan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat yang bertempat
tinggal di daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Nur laila, 2011, Gerakan Masyarakat dalam Pengelolaan Limbah, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universtas Airlangga, Surabaya.