Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN

LINGKUNGAN DI SEKITAR DAERAH UNIVERSITAS SEBELAS MARET


SURAKARTA

Dinda Retno Cahyani


Ilham Fadlila Yaasiin
Mey Puspita Sari
Ria Hesti Utami
Syifa Farida Ashaar
Fakultas Kedokteran Universitas Sebalas Maret Surakarta

D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Abstrak

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian


deskriptif Sumber Data dalam penelitian ini adalah sekunder. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan teknik kuisioner online. Sedangkan analisa data dilakukan dengan analisa
kuantitatif.

Hasil penelitian ini adalah 1. Data tempat tinggal responden merupakan mahasiswa
yang bertempat tinggal di kost yang berlokasi di sekitar daerah Universitas Sebelas Maret,. 2.
Data kepadatan penduduk di sekitar Universitas Sebelas Maret menurut responden yang
terutama bertempat tinggal di daerah sekitar UNS dapat diambil kesimpulan bahwa daerah
tersebut termasuk daerah yang padat penduduk, hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah
mahasiswa yang membutuhkan kost di dekat kampus,. 3. Kebersihan lingkungan di sekitar
Universitas Sebelas Maret menurut responden, kebersihan lingkungan yang tidak
diperhatikan dapat menyebabkan rusaknya lingkungan secara perlahan - lahan, kerusakan ini
lambat laun akan meluas ke saluran sanitasi di sekitar daerah kost. Kebersihan lingkungan
yang rendah dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu padatnya jarak antar pemukiman
penduduk, kurangnya fasilitas penunjang kebersihan di lingkungan, dan kurangnya kesadaran
masyarakat tentang kebersihan lingkungan
Abtract

This research uses quantitative method with descriptive research type. Data source in
this research is secondary. Data collected with online quisioner technique. Meanwhile the
data analysis was done with quantitative analysis.

Result of this research Respondent’s address data is by college student who lived in
boarding house near University of Sebelas Maret,From population density data around
University of Sebelas Maret by respondent who mainly live near UNS can be concluded that
this area is densely populated, because there are many college students who need boarding
house near campus, and Environment cleanliness around University of Sebelas Maret by
respondent. Environment which is not taken care can slowly causes damage, this damage will
be expand to sanitation line around boarding house’s area. Low environment cleanliness can
be caused by the densely populated area, minimum facilities that can improve saving the
environment, and the community’s low awarness of environment cleanliness.

PENDAHULUAN

Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan
yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinu. Dalam sosiologi, penduduk
adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.

Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas


wilayahnya. Kepadatan penduduk menunjukkan rata rata penduduk setiap km². Pertumbuhan
di dunia sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk dunia yang berjumlah
hampir mencapai 10 milliar jiwa. Adapun pembengkakan jumlah penduduk di dunia ini
disebabkan angka kelahiran lebih tinggi daripada angka kematian bayi. Variabel-variabel
dalam problema kependudukan sangatlah kompleks, meliputi penduduk itu sendiri,
kemiskinan, kesempatan kerja, permukiman, kesehatan, gizi pendidikan, kejahatan,
pencemaran lingkungan, krisis ekonomi, kelaparan, sandang, air bersih, kebodohan,
keterbelakangan, fasilitas umum, fasilitas sosial. Nyaris faktor kepadatan penduduk menjadi
pangkal segala problematika kehidupan manusia itu sendiri.
Berdasarkan Central Intelligence Agency atau yang biasa disebut CIA World
Factbook Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki penduduk terbesar ke 4 di
dunia, dengan jumlah penduduk sebanyak 26,5 juta jiwa. Sedangkan menurut sensus pada
tahun 1991 Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar, yaitu terdapat hampir 200
juta orang. Jumlah penduduk yang besar itu bertambah pula dengan cepat, walaupun program
keluarga berencana (KB) telah dilakukan secara intensif. Sehingga rata-rata laju
pertumbuhan penduduk ialah 2,32% per tahun. Walaupun program keluarga berencana (KB)
telah dilakukan secara intensif. Dilihat dari tekanan penduduk, bahwa pertumbuhan penduduk
memerlukan tambahan lahan untuk produksi pangan dan pemukiman dengan segala
aktivitasnya.

Sedangkan pada suatu wilayah di Indonesia, yaitu kota Surakarta sendiri menurut data
yang ada di Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, Kota Surakarta dengan luas wilayah 44,04
km² didiami penduduk sebanyak 545.653 jiwa, terdiri dari 266.724 laki-laki dan 278.929 jiwa
perempuan, Penduduk ini tersebar di 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Laweyan,
Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres, dan Kecamatan
Banjasari. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Banjarsari yaitu 173.145 jiwa
(31,73 persen), sedangkan Kecamatan Serengan memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu
52.998 Jiwa (9,71 persen). Jumlah kepadatan penduduk sebesar 10.853 jiwa/km² sehingga
presentase pertambahan penduduk per tahun sebesar 0.08 persen/tahun

Angka pertunbuhan penduduk di wilayah kota Surakarta termasuk dalam kategori


yang tinggi. Apabila pertumbuhan penduduk tidak dapat dikendalikan maka implikasi atau
dampak dari hal tersebut adalah munculnya berbagai masalah masalah sosial, seperti
kemiskinan, kriiminalitas, dan kerusakan lingkungan. Dari masalah masalah sosial yang
muncul akibat kepadatan penduduk, di wilayah Surakarta yang paling sering ditemui yaitu
kerusakan lingkungan.

Menurut Undang undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang


perlindungan dan pengelolaan Lingkungan hidup. Definisi Lingkungan Hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya,keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempenaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan adalah kumpulan dari segala
sesuatu yang membentuk kondisi dan akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak
langsung baik dalam individual maupun komunitas.
Lingkungan yang bersih dan asri merupakan dambaan bagi setiap warga masyarakat
yang menempati suatu pemukiman. Masalah-masalah yang kerap mengganggu kesehatan
warga suatu pemukiman sering kali berasal dari kurangnya kualitas kebersihan dari warga
dan lingkungannya.

Perilaku warga masyarakat dalam menjaga lingkungannya untuk tetap bersih


memamg masih sering menjadi kendala tersendiri yang kerap mengganggu kesehatan suatu
lingkungan masyarakat. Perilaku bersih masyarakat memang masih cukup banyak dilakukan
oleh warga masyarakat, akan tetapi pada sebagian kecil warga masyarakat justru perilaku
bersih pada lingkungannya masih dirasakan sangat kurang.

Perilaku-perilaku yang tidak bersih dalam menjaga kesehatan lingkungan masyarakat


masih sering ditemukan sehingga menjadi masalah tersendiri pula untuk membentuk
kesadaran warga untuk memiliki perilaku bersih yang lebih baik. Belajar merupakan
kewajiban bagi setiap individu agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka
mmeningkatkan derajat kehidupan mereka. Termasuk dalam usaha meningkatkan kebersihan
lingkungan pemukiman dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan.

Kesadaran masyarakat perlu dibangkitkan untuk memiliki perilaku bersih yang lebih
baik dengan memberikan kesadaran kolektif untuk bersama-sama menunjukkan perilaku
hidup bersih yang lebih baik. Upaya peningkatan perilaku hidup bersih masyarakat yang
lebih baik antara lain dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial yang
dapat membangkitkan kesadaran untuk berperilaku hidup bersih untuk menciptakan
lingkungan hidup yang bersih dan asri.

Kerusakan lingkungan adalah deteriorasi lingkungan dengan hilangnya sumber daya


air, udara, dan tanah; kerusakan ekosistem dan punahnya fauna liar. Kerusakan lingkungan
terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami perubahan, sehingga
keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsi daur materi terjadi karena proses alam atau
juga perbuatan manusia.

Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau perbuatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan biologis maupun tekhnlogi sehingga menimbulkan kerusakan atau pencemaran
lingkungan. Manusia juga dapat merubah keadaan lingkungan yang tercemar akibat
perbuatannya ini menjadi keadaan lingkungan yang lebih baik. Kesadaran masyarakat yang
rendah dapat menjadi factor terjadinya kerusakan lingkungan.
METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif yang
dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kepadatan penduduk dan kerusakan
lingkungan terutama di kawasan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini
menggunakan kuesioner online yang di bagikan kepada mahasiswa terutama yang bertempat
tinggal di daerah sekitar Universitas Sebelas Maret Surakarta. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang berjumlah sebanyak 79 responden, dalam
waktu 2 hari yang terhitung dari tanggal 20-21 Oktober 2018. Kuesioner ini dimaksudkan
untuk memperoleh data tentang pendapat, dan sikap mahasiswa terhadap kepadatan
penduduk yang menyebabkan rusaknya lingkungan yang ada di sekitar mereka. Data
penelitian ini adalah data primer yang diolah menggunakan microsoft excel. Manfaat dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepadatan penduduk
terhadap kerusakan lingkungan yang kita tempati menurut pendapat responden.

Kami memilih metode kuesioner online dikarenakan kami ingin memanfaatkan


teknologi yang ada. Selain itu pengolahan data menjadi lebih mudah dan akurat. Para
responden pun tidak merasa keberatan karena tidak harus diwawancarai secara langsung.
Dalam kuesioner ini berisi tentang masalah yang ingin kami bahas dengan memberikan 5
opsi jawaban dan 1 pendapat responden. Selain itu para responden juga dapat memberikan
pendapatnya secara jujur karena tidak semua pihak mengetahui pendapat yang diutarakan
oleh para responden.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kota surakarta yang berada di provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu kota yang
memiliki beberapa perguruan tinggi baik perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi
swasta, salah satunya adalah Universitas Sebelas Maret yang beralamat di jalan Ir. Sutami No
36A, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah. Jika berbicara mengenai perguruan tinggi maka tidak
lepas dari indekos atau lebih dikenal masyarakat dengan nama kost.

Dengan maraknya jumlah kost yang ada di sekitar perguruan tinggi maka secara tidak
langsung akan meningkatkan jumlah kepadatan penduduk yang secara tidak langsung akan
berdampak pada lingkungan sekitar.

Tabel 1. Data tempat tinggal responden


Bertempat tinggal di Indekost

Ya
Tidak

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas responden merupakan mahasiswa
yang bertempat tinggal di kost yang berlokasi di sekitar daerah Universitas Sebelas Maret.

Tabel 2. Data kepadatan penduduk di sekitar Universitas Sebelas Maret menurut responden

Kepadatan penduduk di sekitar UNS

Sangat padat
Padat
Sedang

Menurut data responden yang terutama bertempat tinggal di daerah sekitar Universitas
Sebelas Maret, dapat diambil kesimpulan bahwa daerah tersebut termasuk daerah yang padat
penduduk. Hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah mahasiswa yang membutuhkan kost
di dekat kampus. Selain itu di sekitar daerah sekitar Universitas Sebelas Maret terdapat 3
perguruan tinggi yaitu Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI), Akademi Komunitas Industri
Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK Tekstil Solo), dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Aisyiyah Surakarta (STIKES Aisyiyah). Dimana keadaan tersebut menambah jumlah
kebutuhan lahan untuk tempat tinggal mahasiswa.

Tabel 3 Kebersihan lingkungan di sekitar Universitas Sebelas Maret menurut responden


Kebersihan lingkungan disekitar UNS

Sangat Bersih
Bersih
Sedang
Sangat Kumuh

Dari kedua data diatas maka dapat analisis bahwa kepadatan penduduk mempengaruhi
kebersihan lingkungan. Kebersihan lingkungan yang rendah dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal yaitu padatnya jarak antar pemukiman penduduk, kurangnya fasilitas penunjang
kebersihan di lingkungan, dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan
lingkungan.

Kebersihan lingkungan yang tidak diperhatikan dapat menyebabkan rusaknya


lingkungan secara perlahan-lahan, kerusakan ini lambat laun akan meluas ke saluran sanitasi
disekitar daerah kost. Penyebab kerusakan lingkungan hidup secara umum bisa dikategorikan
dalam dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.

Letusan gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung, gempa
bumi, dan tsunami merupakan beberapa contoh bencana alam. Bencana-bencana tersebut
menjadi penyebab rusaknya lingkungan hidup akibat peristiwa alam. Meskipun jika ditelaah
lebih lanjut, bencana seperti banjir, abrasi, kebakaran hutan, dan tanah longsor bisa saja
terjadi karena adanya campur tangan manusia juga.

Penyebab kerusakan lingkungan yang kedua adalah akibat ulah manusia. Kerusakan
yang disebabkan oleh manusia ini justru lebih besar dibanding kerusakan akibat bencana
alam. Ini mengingat kerusakan yang dilakukan bisa terjadi secara terus menerus dan
cenderung meningkat. Kerusakan ini umumnya disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak
ramah lingkungan seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran
udara, air, dan tanah , serta kurangnya pengetahuan dan kesadaran manusia tentang
pentingnya kebersihan lingkungan.
Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama yang berada di daerah
tersebut dimulai dari diri mereka sendiri karena lingkungan mereka merupakan tanggung
jawab mereka juga. Kepadatan penduduk juga dapat menyebabkan kacaunya tata letak
pemukiman yang bisa menimbulkan bahaya tambahan, misalnya kebakaran akibat konslet
listrik, dan jika sudah terjadi kebakaran maka akan sulit untuk dipadamkan mengingat
kondisi tata letak pemukiman yang sudah padat. Dari hal tersebut upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah kerusakan lingkungan antara lain

1. Dengan menyediakan tempat sampah yang memadai di kost. Selain itu, dengan
menyediakan tempat sampah, membuat orang tidak ingin membuang sampah
sembarangan. Selain menyediakan tempat sampah, melakuan pengelompokan pada
sampah penting dilakukan, dengan menyediakan tempat sampah sesuai dengan
golongannya. Dengan begitu, proses pengolahan sampah akan lebih mudah dilakukan.
2. Memakai system pngolahan limbah yang baik untuk lingkungan dan rumah tangga.
Hal ini dapat dilakukan dengan system pengolahan limbah atau SPAL pada limbah
rumah tangga dan septitank untuk limbah kakus. SPAL dapat digunakan perorangan
atau secara komunitas dalam satu lingkungan. Sedang kakus dapat memakai
pengolahan bio organic untuk diolah menjadi bahan bakar alternative bagi sebuah
lingkungan.
3. Melakukan penghijauan. Jika sebuah kawasan tidak memiliki lahan untuk menanam
tanaman, alternative lainnya adalah menanam tanaman dengan memakai system
hidroponik. Hidroponik adalah cara menanam tanaman tanpa memakai media tanah,
atau hanya memakai tanah dalam jumlah yang sedikit. Hidroponik tidak memakan
banyak tempat, dan dapat di gantung di dinding- dinding sekitar kost, sehingga
kampung menjadi lebih asri.
4. Melakukan pembersihan selokan di sekitar kost. Selokan yang tidak bersih akan
menjadi sarang dari hewan- hewan kotor. Selain itu, membersihkan selokan akan
menghilangkan bau tidak sedap serta mencegah nyamuk untuk bersarang di genangan
air yang ada di selokan. Selokan juga dapat dijadikan sebagai sarana penghijauan
dengan menanam tanaman yang mampu menyerap zat pencemar. Tanaman tersebut
adalah bunga ungu, lidi air, futoy ruas, bunga coklat, malati air dan lidi air.
5. Menjaga kebersihan kost. Lingkungan hidup tidak hanya berasal dari luar kost.
Lingkungan hidp sehat juga berawal dari rumah yang sehat. Kost yang sehat adalah
tempat yang memiliki ventilasi udara yang cukup, sinar matahari masuk tanpa
terhalang. Selain itu menguras bak mandi agar tidak dipakai oleh nyamuk untuk
bertelur.
6. Mengurangi pemakain kertas atau tissue yang berasal dari pohon. Kertas yang telah di
pakai dapat di jual untuk di olah kembali menjadi kertas daur ulang.

Mahasiswa sebagai agen perubahan harus mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di
lingkungan sekitar kita dengan pemikiran yang kritis dan solutif. Kesadaran mahasiswa perlu
dibangkitkan untuk memiliki perilaku bersih yang lebih baik dengan memberikan kesadaran
kolektif untuk bersama-sama menunjukkan perilaku hidup bersih yang lebih baik. Upaya
peningkatan perilaku hidup bersih mahasiswa yang lebih baik antara lain dapat dilakukan
dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial yang dapat membangkitkan kesadaran untuk
berperilaku hidup bersih untuk menciptakan lingkungan hidup yang bersih dan asri.

Kegiatan bakti sosial selain bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
asri diharapkan dapat juga mempererat tali silaturahmi antar penghuni kost, karena melalui
kegiatan bakti sosial ini antar penghuni kost dapat melakukan aktifitas kegiatan sosial secara
bersama-sama yang secara tidak langsung terbina hubungan yang lebih erat dan harmonis,
yang pada akhirnya peningkatan perilaku hidup bersih mahasiswa dapat ditingkatkan.

Kegiatan bakti sosial yang dapat dilakukan adalah berupa kerja bakti di lingkungan
sekitar kost yang diawali dengan kesadaran dari inividu masing-masing penghuni kost dalam
menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal masing-masing. Kegiatan bakti sosial di
lingkungan masyarakat berupa kegiatan pembuatan jalan umum yang lebih teratur dan tertata
dengan baik agar terlihat lebih asri, pengelolaan sampah secara baik, membuat tong sampah
untuk pemukiman warga, membersihkan saluran air dan lain-lain. Kegiatan bakti sosial ini
diharapkan bukan hanya dilakukan oleh aparat warga masyarakat tertentu saja, tapi perlu
partisipasi dan bantuan dari masyarakat secara umum baik moril maupun materil sehingga
kegiatan bakti sosial manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh warga masyarakat, maka
dengan demikian tujuan kegiatan bakti sosial ini terwujud dengan baik.

Upaya meningkatkan perilaku hidup bersih melalui kegiatan bakti sosial antara lain
adalah dapat dilakukan dengan :

1. Menyelenggarakan usaha penyuluhan-penyuluhan atau penerangan-penerangan kepada


warga masyarakat yang dilakukan bekerjasama dengan instansi pemerintahan daerah di
bidang kebersihan lingkungan sehingga dapat menambah pemahaman dan kesadaran yang
lebih baik bagi warga masyarakat untuk berperilaku bersih.

2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan kerja bakti bersama yang dilakukan secara rutin minimal
satu bulan sekali pada masing-masing wilayah lingkungan rukun warga (RW) dengan
berkoordinasi antar pengurus rukun tetangga dalam memobilisasi partisipasi warga
pemukiman.

3. Memberikan penghargaan dan apresiasi kepada warga desa pada tingkatan lingkungan
Rukun Tetangga (RT) ataupun lingkungan Rukun Warga (RW) yang dapat dilakukan berupa
semacam lomba kebersihan antar lingkungan desa warga pada setiap peringatan hari-hari
besar nasional.

4. Mengupayakan terbentuknya semacam satuan tugas kebersihan di lingkungan wilayah


rukun warga yang bertugas mengawasi dan mengarahkan perilaku hid up bersih warga
masyarakat dengan memberikan sanksi-sanksi tertentu sesuai aturan dan ketentuan yang
disepakali dalam musyawarah atau rembug warga.

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin padat jumlah penduduk di
suatu wilayah diikuti dengan kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan
maka akan berpengaruh pada kerusakan lingkungan yang lambat laun akan semakin parah

Jika lingkungan sudah terlalu tercemar langkah mudah yang dapat dilakukan adalah
melakukan kegiatan bakti sosial dan mengelola sampah dengan baik terutama sampah
organik yang mampu di daur ulang menjadi biogas. Karena langkah-langkah yang sederhana
mampu membawa perubahan yang luar biasa.

Sisi lain dari banyaknya jumlah penduduk terhadap lingkungan, seharusnya bisa
dioptimalkan melalui potensi yang dimiliki oleh setiap individu, karena sasaran responden
kita adalah mahasiswa dimana pasti telah memiliki dasar ilmu tentang pentingnya menjaga
lingkungan. Kerusakan terhadap lingkungan tidak hanya disebabkan oleh manusia tetapi juga
faktor alam seperti bencana alam yang mana tidak dapat diprediksi. Maka dari itu kita
sebagai makhluk yang berilmu setidaknya dapat mencegah terjadinya bencana tersebut.
Jadi dalam menanggulangi kerusakan lingkungan dibutuhkan peran dari semua
lapisan masyarakat terutamadari mahasiswa karena mahasiswa merupakan agen perubahan
yang memiliki kemampuan atau dasar ilmu tentang lingkungan dan mahasiswa memiliki
kemampuan untuk memberikan motivasi kepada masyarakat luas. Mahasiswa juga dapat
membuat langkah inovatif dan konstruktif dalam hal menciptakan yang layak.

Selain itu bagi pemerintah ada baiknya mengelola tata letak pemukiman yang berada
di daerah kawasan perguruan tinggi agar lebih tertata sehingga dampak kerusakan lingkungan
yang terjadi tidak terlalu besar dan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat yang bertempat
tinggal di daerah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Juliandi , 2016, Upaya Meningkatkan Perilaku Masyarakat Akan


Pentingnya Linkungan Yang Bersih Dan Asri Melalui Kerja Bakti Sosial, Fakultas
Teknik, Universitas Muhammdiyah Makassar, Makassar.

Anita Nur laila, 2011, Gerakan Masyarakat dalam Pengelolaan Limbah, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universtas Airlangga, Surabaya.

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 32 Tahun 2009, Perlindungan Dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Christiani, Charis, Pratiwi Tedjo, and Bambang Martono. "Analisis Dampak


Kepadatan Penduduk Terhadap Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah." Serat
Acitya 3.1 (2014): 102
R Riswan, Henna Rya Sunoko, Agus Hadiyarto, Jurnal Ilmu Lingkungan, Pengelolaan
sampah rumah tangga di Kecamatan Daha Selatan vol.9 no.1

Meilya Farika Indah, Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Pengetahuan


Dan Sikap Penghuni Kost Terhadap Pengelolaan Sampah Domestik Di Kelurahan Sungai
Misi Banjarmasin, vol. 2 no. 2

Elsa Regina Rizkitasari Panjaitan, Bambang Sudarsono, Bandi Sasmito, Jurnal


Geodesi Universitas Diponegoro, Analisis Pengaruh Kepadatan Penduduk Terhadap
Kepadatan Ruas Jalan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi kasus kec.
Tembatang, Semarang.), Volume 3 no 4

Ririh Yudhastuti dan Anny Vidiyani, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Hubungan


Kondisi Lingkungan, Kontainer , Dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Jentik
Nyamuk Aedes Aegypti Di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Surabaya, Vol, No.2

Istiqomah Wibowo, Makara, Sosial Humaniora, Pola Perilaku Kebersihan Studi


Psikologi Lingkungan Tentang Oenanggulangan Sampah Perkotaan, Vol. 13, No. 1
Winner S.Tjandra, Janno B.Bernadus , Josef.S.B.Tuda, E-Biomedik (eBM), Survey
Perilaku Masyarakat Terhadap Populasi Tungau Debu Rumah Di Sekitar Rumah Penduduk
Kelurahan Ranotana Weru Kecamatan Wanea, Vol. 1, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai