DI PUSAT PERBELANJAAN
DISUSUN OLEH:
Afninda Sholeha A.W. (R0218004)
Swalayan atau pasar modern merupakan sebuah toko yang menjual kebutuhan sehari-
hari. Mulai dari bahan pangan, peralatan rumah tangga, kosmetik, hiburan dan wahana
permainan. Salah satu swalayan yang ada di Karanganyar adalah Mitra Swalayan. Swalayan
ini juga memiliki berbagai potensi bahaya. Ada beberapa fasilitas yang disediakan oleh pihak
swalayan yang tidak memberikan jaminan keamanan dan keselamatan pengunjung
sepenuhnya. Banyaknya swalayan terkadang tidak sebanding dengan tingkat keselamatan dan
kenyamanan yang diberikan. Para pemilik swalayan hanya memperhatikan barang-barang
yang dijual tanpa memperhatikan keselamatan pengunjung dan potensi bahaya yang bisa
terjadi.
Jika dilihat sudah banyak terjadi beberapa kecelakaan di Pasar Swalayan. Mulai dari
terjepit eskalator, terjatuh dari lantai maupun terjebak ke dalam lift tentu hal tersebut akan
menimbulkan kerugian baik kerugian jiwa maupun materi. Hal tersebut juga berpengaruh
pada pendapatan swalayan tersebut dimana saat terjadi kecelakaan maka pihak swalayan akan
mengeluarkan dana baik untuk mengganti rugi korban kecelakaan maupun memperbaiki
fasilitas yang rusak.
1. Kebakaran
2. Gempa Bumi
3. Bangunan Runtuh
4. Banjir
Jika potensi bahaya tersebut terjadi maka dapat menimbulkan kerugian materi, cacat
fisik hingga meninggal dunia. Oleh karena itu dibutuhkan adanya tingkat keselamatan pada
berbagai hal, mulai dari tangga naik turun atau eskalator, safety belt pada tiap wahana yang
disediakan atau instalasi listrik yang dipasang.
1. Instalasi Listrik
Mitra Swalayan memiliki instalasi listrik yang cukup baik. Penerangan di
setiap lantai sudah sesuai tidak terlalu gelap. Selain itu, kabel kabel yang ada juga
tertata rapi dan tidak ada yang mengelupas ataupun rusak. Apabila ada kabel yang
rusak dan dibiarkan saja bisa menyebabkan konsleting yang dapat menimbulkan
kebakaran. Trafo di swalayan ini sudah terpasang di tempat yang aman, akan tetapi
kabel yang dari trafo masih terlihat, tidak diberi pengaman. Bagi orang awam yang
tidak tau terutama anak kecil bisa saja kabel itu langsung disentuh sehingga sangat
membahayakan karena kabel tersebut bertegangan tinggi.
Untuk meminimalisir kecelakaan seperti konsleting dan tersetrum, pihak
swalayan harus selalu mengecek kabel kabel dan instalasi listrik yang ada, memberi
tanda bahaya disekitar listrik yang bertegangan tinggi sehingga para pengunjung bisa
lebih tahu. Untuk kabel yang berasal dari trafo juga perlu diberi pelindung atau sekat
supaya tidak sembarangan di sentuh.
2. Wahana Permainan
Saat anak-anak ikut ke swalayan pasti mereka ingin bermain di wahana
permainan. Wahana permainan haruslah aman digunakan bagi anak-anak. Akan tetapi
permainan yang ada di swalayan ini belum semuanya aman. Ada bebrapa permainan
yang tidak dilengkapi sabuk pengaman, sehingga dapat membahayakan keselamatan
anak-anak, jika tidak hati-hati mereka bisa saja terjatuh dari permainan tersebut.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan maka di setiap wahana permainan
perlu di beri pengaman, seperti sabuk pengaman pada permainan motor-motoran dan
pada ayunan. Selain itu pihak pengelola juga perlu mengecek wahana permainan
secara berkala, jika ada yang rusak segera diganti ataupun diperbaiki. Apabila
permainan yang digunakan telah aman dan sesuai prosedur, maka anak-anak dapat
bermain dengan nyaman tanpa khawatir akan kecelakaan.
Belum adanya apar di setiap lantai padahal apar sangat berguna ketika terjadi
kebakaran ringan sampai sedang. Dengan adanya apar maka diharapkan ketika mulai
timbul percikan api dapat segera dipadamkan sebelum menjalar ke benda-benda yang
lain. Tentunya hal tersebut sangat bermanfaat sebagai tindakan pencegahan sebelum
terjadi kebakaran yang lebih besar dan kemungkinan dapat merugikan swalayan
tersebut secara besar. Sehingga adanya apar selaras dengan pencegahan kerugian
perusahaan tersebut secara lebih besar.
Eskalator yang terdapat di Mitra Swalayan ini sudah cukup aman. Di pinggir
eskalator sudah dibubuhi petunjuk keselamatan saat menaiki eskalator. Tombol hijau
atau merah untuk menghentikan eskalator juga berjalan dengan baik sehingga saat
terjadi peristiwa terjepit eskalator dapat segera dihentikan.
Tidak ditemukan genangan air pada lantai yang terdapat di tempat ini. Semua
lantai kering dan tidak licin sehingga kemungkinan untuk tergelincir berkurang.
Disini juga tidak terdapat keramik yang pecah yang dapat melukai kaki yang
menginjaknya. Dan terdapat pemberitahuan jika lantai sedang dipel sehingga
meminimalisir tingkat tergelincir para pengunjung saat berbelanja.
8. Toilet aman dan bersih
Toilet di tempat ini juga bersih dan aman. Dimana tidak ada sampah maupun
kotoran yang berada di dalam toilet karena di tiap toilet disertai kotak sampah. Di
toilet ini juga tidak terdapat potensi bahaya tersetrum karena instalasi listrik terpasang
dengan baik. Tidak ada kabel yang mengelupas dan pemasangan sumber listrik jauh
dari sumber air.
Jendela dan ventilasi udara yang ada di tempat ini sudah baik. Banyak jendela
yang dipasang sehingga intensitas cahaya yang masuk cukup baik dan hal tersebut
dapat menghemat pengeluaran biaya listrik. Ventiasi udara juga sudah cukup baik
karena terdapat beberapa jendela yang terbuka sehingga sirkulasi udara berjalan
dengan baik. Namun terdapat beberapa potensi bahaya yang dapat terjadi, diantaranya
ketika terjadi getaran yang cukup keras maka jendela berpotensi untuk pecah dan
pecahannya dapat melukai orang yan berada di dekatnya.
Atap bangunan sudah terpasang dengan baik dimana konstruksi dan material
yang dipakai sudah cukup aman dan kuat. Tidak ada atap yang bolong atau terbuka.
Jarak antara atap dengan lantai juga cukup jauh sehingga tidak menimbulkan pengap
ketika berada di dalam gedung tersebut. Namun potensi bahaya yang dapat terjadi
adalah atap dapat runtuh ketika terjadi gempa bumi atau peristiwa lain yang dapat
membahayakan orang-orang yang ada di bawahnya.
C. Pencegahan
– Penghargaan dan sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja kepada tenaga kerja.
1. Kontrol kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja) untuk mengetahui apakah calon
pekerja itu cocok dengan pekerjaan barunya, baik dengan fisik ataupun mental.
3. Pendidikan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja diberi pada para buruh dengan
kontinu agar mereka tetaplah siaga dalam menggerakkan pekerjaannya.
4. Pemberian info mengenai beberapa ketentuan yang berlaku ditempat kerja sebelum
mereka mulai tugasnya, tujuannya agar mereka mentaatinya.
6. Isolasi pada operasi atau sistem yang membahayakan, misalnya sistem pencampuran
bahan kimia beresiko, dan pengoperasian mesin yang sangat bising.
7. Penyusunan area ventilasi lokal, agar beberapa bahan/gas sisa dapat dihisap dan
dialirkan keluar.
8. Substitusi bahan yang lebih beresiko dengan bahan yang kurang beresiko atau tidak
beresiko sekalipun.
9. Pengadaan ventilasi umum untuk mengalirkan udara ke dalam ruang kerja sesuai
sama keperluan.
D. Kesimpulan