Anda di halaman 1dari 2

Refleksi Essai

Reaksi Fotosintesis (Reaksi Terang dan Gelap)

Oleh : Zuhrotul Mufidah (180341617558)

Offering A Pendidikan Biologi

Universitas Negeri Malang

Fotosintesis merupakan proses penyusunan senyawa glukosa yang


dilakukan oleh tumbuhan dengan bantuan sinar matahari. Bahan utama fotosintesis
yaitu karbondioksida atau CO2 yang akan difiksasi oleh RuBP pada tanaman C3
dan difiksasi oleh PEP Karboksilase pada tanaman C4 dan CAM. Adapun enzim
yang membantu dalam fiksasi tersebut yaitu enzim Rubisco. Enzim Rubisco dalam
peranannya dipengaruhi tiga faktor, yaitu kadar Co2, Regenerasi RuBP, dan
metabolisme 3 phosphate. Aktivitas Rubisco dipengaruhi oleh CO2. Pada tanaman
C3 enzim rubisco tidak terlalu berpengaruh, tetap melakukan aktifitas. Jika kadar
CO2 rendah, Rubisco masih tetap kuat karena msih mengikatkan oksigen ke RuBP.
Saat tidak ada cahaya, aktifitas rubisco menjadi tidak ada karena dipengaruhi reaksi
terang. Reaksi terang akan menghasilkan energi yang digunakan untuk siklus
calvin, karena enzim rubisco juga membutuhkan energi. Pembatas aktifitas Rubisco
adalah cahaya dan CO2, namun kedua faktor tersebut tidak berjalan bersamaan.
Konsentrasi CO2 masih diimbangi dengan proses respirasi.

Letak daun pada tumbuhan berbeda-beda, jadi intensitas cahaya yang


diperoleh masing-masing daun pun berbeda. Maka dari itu, kloroplas akan
menyesuaikan kondisi cahaya yang ada pada daun. Jika intensitas cahaya tinggi,
maka kloroplas akan menghindari cahaya yang berlebih dengan bergerak ke bagian
samping. Jika cahaya yang terpapar pada daun relatif sedikit, maka kloroplas akan
berkumpul di permukaan. Tumbuhan akan berusaha menangkap cahaya sebanyak-
banyaknya dan klorofil pada posisi tegak lurus dengan cahaya. Saat siang hari
mengakibatkan intensitas cahaya meningkat. Kloroplas akan menepi ke sisi sel
sehingga sejajar dengan cahaya agar tidak menangkap cahaya banyak karena
kloroplas akan membutuhkan banyak energi untuk menangkap cahaya sehingga
dapat melakukan fotosintesis walaupun terpapar cahaya yang banyak.

Titik kompensasi CO2 diambil dengan hasil respirasi hasil tumbuhan dan
dibatasi oleh batasan CO2. Yang membatasinya yaitu banyak dari enzim rubisco
dan PEP Karboksilase. Tekanan parsial dari tumbuhan terhadap gas CO2 itu sendiri
dan titik kompensasi cahaya dan CO2 yang diterima dikeluarkan dan dibatasi oleh
batasan cahaya. Pigmen pada tumbuhan hanya dapat menerima panjang gelombang
400-700 nm dan sel pada tumbuhan hanya dapat menerima cahaya matahari
sebanyak 5%. Hal ini juga dibatasi oleh transport elektron yang terjadi pada
fotofosforilasi kedua. Jika dilihat dari banyaknya intensitas cahaya yang masuk,
jika cahaya kuat maka akan ada titik jenuh yang membatasi fotooksidasi kloroplas.

Tumbuhan memiliki kemampuan untuk mengeluarkan panas yang berlebih


dari dalam tubuhnya. Hal ini menyesuaikan dengan lingkungan tumbuhan tersebut.
Ada dua cara tumbuhan untuk menghilangkan panas, yaitu dengan sirkulasi udara
dan evaporasi. Sirkulasi udara di sekitar daun menghilangkan panas dari permukaan
daun, jika suhu daun lebih tinggi dari udara. Fenomena ini disebut sensible heat
loss. Sedangkan evaporasi atau evaporatif heat loss terjadi karena penguapan air
yang membutuhkan energi. Sehingga air menguap dari daun dan menarik panas
pada daun serta mendinginkannya. Namun pada tumbuhan yang menyimpan
cadangan air seperti kaktus, maka akan terjadi penutupan stomata sehingga tidak
terjadi evaporasi. Semua panas hilang dengan cara sirkulasi udara saja. Namun hal
tersebut kurang maksimal karena hanya menyesuaikan dengan suhu di lingkungan.
Cara selanjutnya yang dilakukan tumbuhan tersbeut yaitu dengan mensintesis
isoprena. Isoprena merupakan enzim yang membentuk karotenoid. Dimana pigmen
ini cenderung dapat menstabilkan panas pada tumbuhan. Daun juga akan
memantulkan cahaya maka sebagian energi lepas dan cahaya yang dipantulkan
akan turun energinya.

Anda mungkin juga menyukai