Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“RADIKALISME”

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kewarganegaraan

Dosen :

Nama Kelompok :

1. Eka Fitria Wahyu Ningsih NIM 151911913150


2. Ahmada Qurrota A’yun NIM 151911913185
3. Muhammad Maulana D.H NIM 151911913162
4. Egi
5. Regita Ayu Permata NIM 151911913100

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Kewarganegaraan dengan judul
“Radikalisme”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Lamongan, 20 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………………

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………………………


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………..
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………………..
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………….

2.1 Pengertian Radikalisme……………………………………………………………………………………………………...

2.2 Sejarah Radikalisme…………………………………………………………………………………………………………..

2.3 Ciri-Ciri Radikalisme………………………………………………………………………………………………………….

2.4 Faktor Penyebab Radikalisme…………………………………………………………………………………………

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Radikalisme………………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………..

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………….

3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radikalisme merupakan salah satu paham yang berkembang di masyarakat yang menuntut
adanya perubahan dengan jalan kekerasan. Jika ditinjau dari sudut pandang keagamaan,
radikalisme dapat diartikan sebagai sifat fanatisme yang sangat tinggi terhadap agama yang
berakibat terhadap sikap penganutnya yang menggunakan kekerasan dalam mengajak orang lain
yang berbeda paham untuk sejalan dengan paham yang mereka anut. Di Indonesia,
meningkatnya radikalisme ditandai dengan berbagai aksi kekerasan dan teror (Mulyadi, 2017).
Aksi-aksi teror yang sering terjadi adalah yang disebut terorisme.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari radikalisme ?
2. Bagaimana sejarah radikalisme ?
3. Apa saja ciri-ciri radikalisme ?
4. Apa factor penyebab radikalisme ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan radikalisme ?
6. Apa contoh kasus radikalisme yang terjadi di Indonesia ?
7. Apa penyebab terjadinya kasus OPM ?
8. Bagaimana cara menangani masalah radikalisme dari kasus tersebut ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari radikalisme
2. Untuk mengetahui sejarah radikalisme
3. Untuk mengetahui ciri-ciri radikalisme
4. Untuk mengetahui factor penyebab radikalisme
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan radikalisme
6. Untuk mengetahui contoh radikalisme yang terjadi di Indonesia
7. Untuk mengetahui cara menangani masalah radikalisme dari kasus tersebut.
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis : Penulis dapat menambah wawasan tentang radikalisme dan dapat melatih
dan memperbanyak hasil penulisannya
2. Bagi pembaca : pembaca dapat menambah wawasan tentang radikalisme dan dapat
mengetahui dampak negatif dari radikalisme yang diharapkan pembaca dapat menjauhi
radikalisme.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Radikalisme

Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang ingin melakukan
perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ ekstrim.

Inti dari tindakan radikalisme adalah sikap dan tindakan seseorang atau kelompok
tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan dalam mengusung perubahan yang diinginkan.
Kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan tersebut dalam tempo singkat dan secara
drastis serta bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku.

Radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme karena kelompok radikal dapat


melakukan cara apapun agar keinginannya tercapai, termasuk meneror pihak yang tidak sepaham
dengan mereka. Walaupun banyak yang mengaitkan radikalisme dengan Agama tertentu, pada
dasarnya radikalisme adalah masalah politik dan bukan ajaran Agama.

2.2 Sejarah Radikalisme

Pada dasarnya radikalisme sudah ada sejak jaman dahulu karena sudah ada di dalam diri
manusia. Namun, istilah “Radikal” dikenal pertamakali setelah Charles James Fox memaparkan
tentang paham tersebut pada tahun 1797.

Saat itu Charles James Fox menyerukan “Reformasi Radikal” dalam sistem pemerintahan
di Britania Raya (Inggris) reformasi tersebut dipakai untuk menjelaskan pergerakan yang
mendukung revolusi parlemen di Negara tersebut. Pada akhirnya ideology radikalisme tersebut
mulai berkembang dan kemudian berbaur dengan ideology radikalisme.

Seperti itu yang disebutkan pada pengertian radikalisme diatas seringkali dikaitkan
dengan agama tertentu khususnya islam. Hal ini dapat kita lihat dari adanya kelompok
ISIS(Islamic State of Iran and Syria ) yang melakukan terror terhadap beberapa Negara di dunia
dengan membawa /menyebutkan symbol-simbol agama islam dalam setiap aksi terror mereka.

Tindakan ISIS dan dukungan dari sebagian kecil umat islam terhadap ISIS pada akhirnya
membuat sebagian masyarakat dunia menganggap ISIS merupakan gambaran dari ajara
islam.namun tentu saja hal tersebut tidak benar adanya karena sebagian besar umat islam justu
mengutuk tindakan keji yang dilakukan oleh ISIS

2.3 Ciri-Ciri Radikalisme

Berikut ini adalah ciri-ciri radikalisme:

1. Radikalisme adalah tanggapan pada kondisi yang sedang terjadi, tanggapan tersebut
kemudian diwujudkan dalam bentuk evaluasi, penolakan, bahkan perlawanan dengan
keras.
2. Melakukan upaya penolakan secara terus-menerus dan menuntut perubahan drastis yang
diinginkan terjadi.
3. Orang-orang yang menganut paham radikalisme biasanya memiliki keyakinan yang kuat
terhadap program yang ingin mereka jalankan.
4. Penganut radikalisme tidak segan-segan menggunakan cara kekerasan dalam
mewujudkan keinginan mereka.
5. Penganut radikalisme memiliki anggapan bahwa semua pihak yang berbeda pandangan
dengannya adalah bersalah

2.4 Faktor Penyebab Radikalisme

Mengacu pada pengertian radikalisme di atas, paham ini dapat terjadi karena adanya
beberapa faktor penyebab, diantaranya:

1. Faktor Pemikiran

Radikalisme dapat berkembang karena adanya pemikiran bahwa segala sesuatunya harus
dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang kaku dan menggunakan kekerasan.

2. Faktor Ekonomi

Masalah ekonomi juga berperan membuat paham radikalisme muncul di berbagai negara.
Sudah menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup, dan ketika terdesak karena masalah
ekonomi maka manusia dapat melakukan apa saja, termasuk meneror manusia lainnya.

3. Faktor Politik

Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya berpihak
pada pihak tertentu, mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang terlihat
ingin menegakkan keadilan.

Kelompok-kelompok tersebut bisa dari kelompok sosial, agama, maupun politik. Alih-
alih menegakkan keadilan, kelompok-kelompok ini seringkali justru memperparah keadaan.

4. Faktor Sosial

Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian masyarakat kelas ekonomi
lemah umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada tokoh-tokoh yang radikal
karena dianggap dapat membawa perubahan drastis pada hidup mereka.

5. Faktor Psikologis
Peristiwa pahit dalam hidup seseorang juga dapat menjadi faktor penyebab radikalisme.
Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah percintaan, rasa benci dan dendam, semua ini
berpotensi membuat seseorang menjadi radikalis.

6. Faktor Pendidikan

Pendidikan yang salah merupakan faktor penyebab munculnya radikalis di berbagai


tempat, khususnya pendidikan agama. Tenaga pendidik yang memberikan ajaran dengan cara
yang salah dapat menimbulkan radikalisme di dalam diri seseorang.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Radikalisme

1. Kelebihan

 Penganut radikalisme punya tujuan yang jelas dan sangat yakin dengan tujuan
tersebut.
 Penganut radikalisme memiliki kesetiaan dan semangat juang yang sangat besar
dalam mewujudkan tujuannya.

2. Kekurangan

 Penganut radikalisme tidak dapat melihat kenyataan yang sebenarnya karena


beranggapan bahwa semua yang berseberangan pendapat adalah salah.
 Umumnya memakai cara kekerasan dan cara negatif lainnya dalam upaya
mewujudknya tujuannya.
 Penganut radikalisme menganggap semua pihak yang berbeda pandangan dengannya
adalah musuh yang harus disingkirkan.
 Penganut radikalisme tidak perduli dengan HAM (Hak Asasi Manusia).

2.6 Kasus Radikalisme Yang Terjadi di Indonesia

OPM Organisasi Pemberontakan Bersenjata dan Merongrong NKRI

Raka Dwi Novianto


Jum'at, 7 Desember 2018 - 12:55 WIB 20.035

PPAD menyatakan GSB-OPM tidak patut lagi disebut sebagai KKB. Mereka terbukti secara
nyata telah melakukan pemberontakan bersenjata dan merongrong NKRI. Ilustrasi/SINDOnews

JAKARTA - Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) menyatakan Gerombolan Separatis


Bersenjata Organisasi Papua Merdeka (GSB-OPM) tidak patut lagi disebut sebagai Kelompok
Kriminal Bersenjata (KKB). Mereka terbukti secara nyata telah melakukan pemberontakan
bersenjata dan merongrong NKRI.
Tujuan kelompok tersebut sudah jelas ingin memisahkan diri dari NKRI. "(GSB-OPM) sudah
terorganisasikan sebagai organisasi militer dan sering melakukan aksi-aksi kekerasan bersenjata.
Kehadirannya sudah dapat dikategorikan sebagai pemberontakan bersenjata terhadap NKRI dan
memenuhi syarat disebut sebagai kelompok kombatan yang patut ditumpas secara militer," kata
Ketua Umum PPAD, Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri saat jumpa pers di Aula PPAD, Jakarta,
Jumat (7/12/2018).
Kiki mengatakan, kehadiran GSB-OPM saat ini telah menjadi ULMWP (United Liberation
Movement for West Papua). Gerakan ini awalnya dilatari masalah keadilan sosial yang belum
baik yang pada akhirnya tidak dapat dikendalikan oleh pemerintah pusat.
"Sehingga kini sudah sampai pada kompleksitas masalah yang rumit berkelindan. Sudah menjadi
isu internasional, terutama dengan kehadiran dan aksi-aksi gerombolan separatis bersenjata, serta
campur tangan pihak asing," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, PPAD turut menyampaikan keprihatinan atas kejadian yang menewaskan
puluhan pekerja yang merupakan masyarakat sipil. "(Kami) turut berduka yang mendalam
kepada semua keluarga korban yang ditinggalkan. Harapan kami, peristiwa serupa tidak boleh
terjadi lagi di kemudian hari," tuturnya
Diketahui, OPM telah membantai 31 pekerja yang tengah membangun jembatan Habema-Mugi,
Kabupaten Nduga, Papua. Berdasarkan informasi yang diperoleh SINDOnes, pembantaian 31
pekerja jembatan ini diduga akibat salah satu pekerja memfoto kegiatan hari ulang tahun (HUT)
OPM pada Sabtu 1 Desember 2018 lalu. Akibat pengambilan foto upacara HUT OPM, tersebut
membuat kelompok KKSB marah dan membantai para korban tersebut.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menjelaskan, berdasarkan
laporan dari lapangan sebanyak 24 orang pekerja dari PT Istaka Karya dibunuh pada Sabtu 1
Desember 2018. Sedangkan delapan lainnya yang sempat menyelamatkan diri dan bersembunyi
di salah satu rumah anggota DPRD setempat. Namun mereka pun dan dibunuh pada Minggu 2
Desember 2018) setelah dijemput oleh anggota OPM.

2.7 Penyebab Kasus OPM Yang Berkepanjangan

Pertama, gagalnya otonomi khusus terutama pembangunan di bidang kesejahteraan ekonomi,


kesehatan dan pendidikan

Kedua, imbuh Hasanuddin, konflik disebabkan oleh adanya diskriminasi dan marjinalisasi
terhadap masyarakat asli Papua.

Ketiga, adanya perasaan traumatis dari sebagian warga Papua sebagai akibat tindakan represif
aparat masa lalu, yang dikategorikan sebagai pelanggaran HAM, namun tidak diusut secara
tuntas.
Terakhir, masih terdapatnya perbedaan persepsi tentang terintegrasinya Papua ke dalam wilayah
NKRI melalui Pepera 1969

2.8 Cara Mengatasi Kasus OPM

Pertama, pemerintah perlu segera membenahi pelaksanaan otonomi khusus di Papua, agar
secara nyata mampu menyejahterakan rakyat Papua. Pemerintah harus bisa mengatasi
ketimpangan dan ketidakadilan di Papua.
Kedua, pemerintah perlu menguatkan peran intelijen di Papua untuk mengungkap dan
memutus mata rantai organisasi separatis serta tentunya mampu menghentikan alur pasokan
senjata.
Ketiga, pemerintah melalui TNI perlu melokalisasi untuk menutup dan mempersempit ruang
gerakan separatis agar lebih mudah ditangani.
Keempat, agar TNI bisa melaksanakan tugasnya secara maksimal, Pemerintah harus segera
menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) sebagai amanat UU No 5 Tahun 2018 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang mengatur keterlibatan TNI untuk melakukan
operasi militer selain perang (OMSP).
Selain dikategorikan gerakan separatis, yang terjadi di Papua ini juga masuk
kategori terorisme karena sudah menggunakan kekerasan yang menimbulkan suasana teror
atau rasa takut secara meluas, korban massal, dan menimbulkan kerusakan obyek vital.
Kelima, pemerintah harus menempuh jalur diplomasi baik tingkat regional maupun
internasional. Langkah diplomasi dilakukan guna menjamin dan memastikan bahwa tuntutan
OPM untuk memisahkan diri dari NKRI tidak berdasar dan lemah.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang ingin melakukan
perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ ekstrim.
Dalam makalah ini dijelaskan pengertian radikalisme,ciri-ciri radikalisme, sejarah radikalisme,
factor penyebab radikalisme, kelebihan dan kekurangan radikalisme, dan contoh radikalisme
yang pernah terjadi di Indonesia dan cara penanganan kasus tersebut.

3.2 Saran

Menurut kelompok kami,radikalisme di Indonesia saat inni sudah sangat darurat sehingga
harus secepatnya di musnahkan. Karena radikalisme itu kebanyakan menyangkut tentang agama
terutama agama islam. Padahal sebenarnya agama yang dimaksud tidak pernah mengajarkan hal
tersebut. Dan agama tersebut mengutuk tindakan radikalisme. Jangankan saja agama , dalam
hokum pun radikalisme itu memang salah dan perbuatan keji. Kita sebagai generasi muda yang
baik dan berakal sehat kita harus menjauhi radikalisme dan ikut mencegah jika ada radikalisme
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-radikalisme.html

Anda mungkin juga menyukai