Makalah Kewarganegaraan
Makalah Kewarganegaraan
“RADIKALISME”
Dosen :
Nama Kelompok :
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Kewarganegaraan dengan judul
“Radikalisme”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………….
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Radikalisme merupakan salah satu paham yang berkembang di masyarakat yang menuntut
adanya perubahan dengan jalan kekerasan. Jika ditinjau dari sudut pandang keagamaan,
radikalisme dapat diartikan sebagai sifat fanatisme yang sangat tinggi terhadap agama yang
berakibat terhadap sikap penganutnya yang menggunakan kekerasan dalam mengajak orang lain
yang berbeda paham untuk sejalan dengan paham yang mereka anut. Di Indonesia,
meningkatnya radikalisme ditandai dengan berbagai aksi kekerasan dan teror (Mulyadi, 2017).
Aksi-aksi teror yang sering terjadi adalah yang disebut terorisme.
Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang ingin melakukan
perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ ekstrim.
Inti dari tindakan radikalisme adalah sikap dan tindakan seseorang atau kelompok
tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan dalam mengusung perubahan yang diinginkan.
Kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan tersebut dalam tempo singkat dan secara
drastis serta bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku.
Pada dasarnya radikalisme sudah ada sejak jaman dahulu karena sudah ada di dalam diri
manusia. Namun, istilah “Radikal” dikenal pertamakali setelah Charles James Fox memaparkan
tentang paham tersebut pada tahun 1797.
Saat itu Charles James Fox menyerukan “Reformasi Radikal” dalam sistem pemerintahan
di Britania Raya (Inggris) reformasi tersebut dipakai untuk menjelaskan pergerakan yang
mendukung revolusi parlemen di Negara tersebut. Pada akhirnya ideology radikalisme tersebut
mulai berkembang dan kemudian berbaur dengan ideology radikalisme.
Seperti itu yang disebutkan pada pengertian radikalisme diatas seringkali dikaitkan
dengan agama tertentu khususnya islam. Hal ini dapat kita lihat dari adanya kelompok
ISIS(Islamic State of Iran and Syria ) yang melakukan terror terhadap beberapa Negara di dunia
dengan membawa /menyebutkan symbol-simbol agama islam dalam setiap aksi terror mereka.
Tindakan ISIS dan dukungan dari sebagian kecil umat islam terhadap ISIS pada akhirnya
membuat sebagian masyarakat dunia menganggap ISIS merupakan gambaran dari ajara
islam.namun tentu saja hal tersebut tidak benar adanya karena sebagian besar umat islam justu
mengutuk tindakan keji yang dilakukan oleh ISIS
1. Radikalisme adalah tanggapan pada kondisi yang sedang terjadi, tanggapan tersebut
kemudian diwujudkan dalam bentuk evaluasi, penolakan, bahkan perlawanan dengan
keras.
2. Melakukan upaya penolakan secara terus-menerus dan menuntut perubahan drastis yang
diinginkan terjadi.
3. Orang-orang yang menganut paham radikalisme biasanya memiliki keyakinan yang kuat
terhadap program yang ingin mereka jalankan.
4. Penganut radikalisme tidak segan-segan menggunakan cara kekerasan dalam
mewujudkan keinginan mereka.
5. Penganut radikalisme memiliki anggapan bahwa semua pihak yang berbeda pandangan
dengannya adalah bersalah
Mengacu pada pengertian radikalisme di atas, paham ini dapat terjadi karena adanya
beberapa faktor penyebab, diantaranya:
1. Faktor Pemikiran
Radikalisme dapat berkembang karena adanya pemikiran bahwa segala sesuatunya harus
dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang kaku dan menggunakan kekerasan.
2. Faktor Ekonomi
Masalah ekonomi juga berperan membuat paham radikalisme muncul di berbagai negara.
Sudah menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup, dan ketika terdesak karena masalah
ekonomi maka manusia dapat melakukan apa saja, termasuk meneror manusia lainnya.
3. Faktor Politik
Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya berpihak
pada pihak tertentu, mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang terlihat
ingin menegakkan keadilan.
Kelompok-kelompok tersebut bisa dari kelompok sosial, agama, maupun politik. Alih-
alih menegakkan keadilan, kelompok-kelompok ini seringkali justru memperparah keadaan.
4. Faktor Sosial
Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian masyarakat kelas ekonomi
lemah umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada tokoh-tokoh yang radikal
karena dianggap dapat membawa perubahan drastis pada hidup mereka.
5. Faktor Psikologis
Peristiwa pahit dalam hidup seseorang juga dapat menjadi faktor penyebab radikalisme.
Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah percintaan, rasa benci dan dendam, semua ini
berpotensi membuat seseorang menjadi radikalis.
6. Faktor Pendidikan
1. Kelebihan
Penganut radikalisme punya tujuan yang jelas dan sangat yakin dengan tujuan
tersebut.
Penganut radikalisme memiliki kesetiaan dan semangat juang yang sangat besar
dalam mewujudkan tujuannya.
2. Kekurangan
PPAD menyatakan GSB-OPM tidak patut lagi disebut sebagai KKB. Mereka terbukti secara
nyata telah melakukan pemberontakan bersenjata dan merongrong NKRI. Ilustrasi/SINDOnews
Kedua, imbuh Hasanuddin, konflik disebabkan oleh adanya diskriminasi dan marjinalisasi
terhadap masyarakat asli Papua.
Ketiga, adanya perasaan traumatis dari sebagian warga Papua sebagai akibat tindakan represif
aparat masa lalu, yang dikategorikan sebagai pelanggaran HAM, namun tidak diusut secara
tuntas.
Terakhir, masih terdapatnya perbedaan persepsi tentang terintegrasinya Papua ke dalam wilayah
NKRI melalui Pepera 1969
Pertama, pemerintah perlu segera membenahi pelaksanaan otonomi khusus di Papua, agar
secara nyata mampu menyejahterakan rakyat Papua. Pemerintah harus bisa mengatasi
ketimpangan dan ketidakadilan di Papua.
Kedua, pemerintah perlu menguatkan peran intelijen di Papua untuk mengungkap dan
memutus mata rantai organisasi separatis serta tentunya mampu menghentikan alur pasokan
senjata.
Ketiga, pemerintah melalui TNI perlu melokalisasi untuk menutup dan mempersempit ruang
gerakan separatis agar lebih mudah ditangani.
Keempat, agar TNI bisa melaksanakan tugasnya secara maksimal, Pemerintah harus segera
menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) sebagai amanat UU No 5 Tahun 2018 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang mengatur keterlibatan TNI untuk melakukan
operasi militer selain perang (OMSP).
Selain dikategorikan gerakan separatis, yang terjadi di Papua ini juga masuk
kategori terorisme karena sudah menggunakan kekerasan yang menimbulkan suasana teror
atau rasa takut secara meluas, korban massal, dan menimbulkan kerusakan obyek vital.
Kelima, pemerintah harus menempuh jalur diplomasi baik tingkat regional maupun
internasional. Langkah diplomasi dilakukan guna menjamin dan memastikan bahwa tuntutan
OPM untuk memisahkan diri dari NKRI tidak berdasar dan lemah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang ingin melakukan
perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ ekstrim.
Dalam makalah ini dijelaskan pengertian radikalisme,ciri-ciri radikalisme, sejarah radikalisme,
factor penyebab radikalisme, kelebihan dan kekurangan radikalisme, dan contoh radikalisme
yang pernah terjadi di Indonesia dan cara penanganan kasus tersebut.
3.2 Saran
Menurut kelompok kami,radikalisme di Indonesia saat inni sudah sangat darurat sehingga
harus secepatnya di musnahkan. Karena radikalisme itu kebanyakan menyangkut tentang agama
terutama agama islam. Padahal sebenarnya agama yang dimaksud tidak pernah mengajarkan hal
tersebut. Dan agama tersebut mengutuk tindakan radikalisme. Jangankan saja agama , dalam
hokum pun radikalisme itu memang salah dan perbuatan keji. Kita sebagai generasi muda yang
baik dan berakal sehat kita harus menjauhi radikalisme dan ikut mencegah jika ada radikalisme
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-radikalisme.html