Pengaruh Coping Keluarga Terhadap Masalah Merokok Pada Anak Usia Remaja Di Desa
Disusun oleh
Npm :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merokok merupakan kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan tubuh.
Banyak penyakit yang sering dihubungkan dengan kebiasaan merokok.Yang telah
diketahui merokok bukanlah hal yang asing lagi, apalagi dizaman sekarang penikmat
rokok tidak hanya dinikmati oleh kalangan orang dewasa saja, kalangan remaja pun
sudah ikut menikmati rokok bahkan dikalangan anak-anak yang masih sangat muda
belia sudah menikmati rokok (Hamdan, 2015).
Merokok berbahaya bagi kesehatan dan beresiko terkena penyakit bahkan
mengakibatkan seseorang meninggal dunia akibat dari efek rokok itu sendiri. World
Health Organization ( WHO ) menyatakan tembakau menyebabkan kematian lebih
dari 5 juta orang per tahun dan prediksikan akan menyebabkan kematian 10 juta
orang sampai tahun 2020. Data WHO menyebutkan,dinegara berkembang jumlah
perokoknya 800 juta orang,hampir 3 kali lipat dinegara maju. Besarnya jumlah
perokok tersebut menyebabkan angka kematian akibat merokok adalah 4 juta jiwa
setiap tahun,yang berarti terdapat sekitar 1 kematian dalam setiap 8 menit
(Trisnolerah dkk, 2016 ).
Penelitian Global Youth Tobbaco Survey (GYTS 2014) menyatakan bahwa
20,3% anak sekolah merokok. Sementara itu, menurut data Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas), Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) menunjukkan terjadinya peningkatan prevalensi perokok usia 15
tahun ke atas yaitu 36,3% (Riskesdas 2013). Indonesia menempati peringkat kedua
terbanyak di dunia (Kemenkes RI, 2012). Beberapa penelitian di Indonesia
menunjukkan bahwa kebanyakan orang mulai merokok ketika duduk di bangku
Sekolah Menengah Pertama atau kurang lebih pada usia 12 tahun. Indonesia
merupakan salah satu negara yang masih mengalami pertumbuhan dalam sektor
industri. Pertanian tembakau dan industri pengolahan tembakau dinilai dapat
meningkatkan sektor perindustrian nasional din Indonesia khususnya dalam
penggunaan produk tembakau,dalam hal ini adalah rokok. Berdasarkan riset nasional
dasar kesehatan 2013, prevalensi merokok di Indonesia yang berusia 15 tahun ke
atas meningkat dari 34,7% di tahun 2010 menjadi 36,3 % pada tahun 2013.
Presentasi memulai menggunakan tembakau dalam setiap kelompok usia adalah 5-9
tahun = 0,7 %, 10-14 tahun = 9,5 %, 15- 19 tahun = 50,3 %, 20-24 tahun = 26,7 %,
25-29 tahun = 7,6 %, >30 = 5,2 %. Merokok masih menjadi salah satu masalah
terbesar kesehatan yang dapat menyebabkan kematian. Pada tahun 2015 > 1,1 milyar
orang merokok dengan bahan utama tembakau. Prevalensi merokok di Indonesia
adalah 67 % atau 57,6 juta penduduk laki-laki dan 2,7 % atau 2,3 juta penduduk
perempuan (Diba dkk, 2016).
Manusia mengalami beberapa tahap perkembangan mulai dari lahir hingga
dewasa. Remaja adalah salah satu tahap yang akan dilalui seseorang,tahap ini
ditandai dengan pematangan secara seksual dan berakhir pada matangnya usia secara
hukum. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa dengan
ditandai adanya perubahan dari aspek fisik, psikis dan psikososial. Masa remaja
berlangsung antara 12 atau 13 tahun. Masa remaja adalah masa yang penuh dengan
konflik dan tekanan baik dari dalam diri maupun dari luar individu tersebut sehingga
menimbulkan perubahan. Remaja mengalami pergolakan yang diwarnai konflik dan
perubahan suasana hati,karena pada masa ini mereka memliki keinginan sendiri
untuk menentukan masa depan. Keinginan untuk bebas berekspresi dan mencoba
sesuatu yang baru akan melibatkan remaja pada perilaku yang beresiko seperti
merokok ( Septiyani, 2017 ).
Salah satu dampak pengaruh lingkungan yang terjadi pada anak usia remaja
adalah perilaku merokok. Perilaku merokok adalah aktifitas seseorang yang
merupakan respon terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi sesorang untuk merokok dan dapat diamati secara langsung.
Sedangkan merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap isinya baik
menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Selain rangsangan dari luar,
remaja yang merokok diakibatkan karena kurangnya perhatian dari orang tua. Untuk
mengatasi masalah tersebut maka perlu adanya peran keluarga agar dapat
membimbing, mengatur, mengarahkan serta mencegah perilaku merokok yang
membahayakan anak usia remaja maka, perlu adanya fungsi keluarga dalam
melakukan perawatan keluargayaitu dengan cara menggunakan strategi coping.
Coping merupakan tindakan mental dan fisik untuk mengontrol, mengatur,
mengurangi atau membuat pengaruh stress baik dari eksternal dan internal (Ammang
dkk, 2017).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “
Pengaruh Coping Keluarga terhadap masalah merokok pada anak usia remaja di desa
Kaiwatu, Kecamatan Moa Lakor Kabupaten Maluku Barat Daya”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah ada pengaruh coping keluarga terhadap masalah merokok pada anak
usia remaja di desa Kaiwatu, Kecamatan Moa Lakor Kabupaten Maluku Barat
Daya?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh coping
kelurga terhadap masalah merokok pada anak usia remaja di desa Kaiwatu,
Kecamatan Moa Lakor Kabupaten Maluku Barat Daya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui akibat dari perilaku merokok pada anak usia remaja di desa
Kaiwatu, Kecamatan Moa Lakor, Kabupaten Maluku Barat Daya.
b. Mengetahui respon keluarga terhadap perilaku merokok anak usia remaja di
desa Kaiwatu, Kecamatan Moa Lakor, Kabupaten Maluku Barat Daya.
c. Mengetahui pengaruh coping keluarga terhadap perilaku merokok pada anak
usia remaja di desa Kaiwatu, Kecamatan Moa Lakor, Kabupaten Maluku Barat
Daya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
D. Variabel Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Amang dkk
Diba C. M., Bany Z. U., & Sumanti. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dampak Rokok
Hamdan, S.R. 2015. Pengaruh Peningkatan Bahaya Rokok Bergambar Pada Insiensi
Komasari dan Alvin. 2015. Jurnal Psikologi Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok
Press.
Maulana. 2012. Buku Predisposing faktor pada remaja merokok. Jakarta : Salemba Medika.
Septiyani Risma. 2017. Jurnal riset Mahasiswa Bimbingan dan konseling Volume 3,Nomor 4
Strategi coping stres pada remaja menikah dini di desa Tangkisan Gantiwarno
Trisnolerah Dkk.2016. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.5 Nomor 2 Hubungan Antara Tingkat Stres
Dan Pola Asuh Orangtua Dengan Kebiasaan Merokok Pada Siswa Kelas X Dan
Samratulangi Manado.