Anda di halaman 1dari 9

BUDAYA POPULER AMERIKA SELATAN

OLEH
RIRIN PUJI LESTARI L1A 016 075 ERDIATULHA L1A016065

MUHAMMAD SYAFARI L1A 016 062 RIFQI RAMADHAN L1A016072

LINDA PURNAMASARI L1A 016 048 NURLAILI HUSNUL K L1A016066

AINI FITRI AMALIA L1A 016 007 BAIQ QAMARA ANJANI L1A016018

JANNATUN NAIM L1A 016 039 LUH HANA JUSTIASIH L1A016065


SITI FATIMATUZ Z. L1A 016 079 RINJHA DESWITA N L1A016074
B. MUTIA MAULIDHA L1A 016 016 HILALIA L1A016035
FELINE SASKIYA L1A 016 029 SITI SOFIATUL W L1A016065
REZKY AMELIA L1A 016 037 RIZKA FITRIANI L1A016076

LINA AULIA ROHMAH L1A 016 056 MARIAH L1A016055

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


UNIVERSITAS MATARAM
2019
BAB I. Latar belakang

Setiap bangsa tentu memiliki budaya yang khas untuk menunjukkan keunikan bangsanya.
Budaya tersebut bisa bermacam – macam, seperti tarian, nyanyian, dan lain – lain. Budaya yang
khas di Amerika Latin dikenal dengan budaya pop atau budaya populer. Menurut Rowe ada 4
makna budaya populer yaitu banyak disukai orang, jenis kerja rendahan, karya yang dilakukan
untuk menyenangkan orang, budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri.1Semua
jenis kebudayaan tersebut merupakan bagian dari budaya populer yaitu budaya yang sengaja
diciptakan untuk menghilangkan imperialisme dan sebagai penyalur aspirasi masyarakat yang
termarjinalkan di Amerika Latin, sedangkan budaya massa adalah budaya yang diperjualbelikan
demi kepentingan pasar dimana media mencari keunntungan yang sebesar-besarnya.

Rowe dan Schelling (1991) dalam Shaw dan Dennison (2005) sendiri mengidentifikasi tiga
versi yang berbeda atas budaya populer tersebut, yaitu yang pertama adalah budaya populer yang
asli dari pedesaan di wilayah tersebut terancam oleh industrialisasi dan industri budaya modern.
Yang kedua adalah budaya populer sebagai bagian dari budaya massa dan mencoba menyalin
bentuk budaya kapitalis yang maju. Selanjutnya yang ketiga adalah budaya populer merupakan
budaya bagi kaum tertindas dan rakyat jelata yang merasa di dalam pikiran mereka dapat membuat
masa depan yang ideal. Ketiga versi tersebut bercampur dan ada di Amerika Latin.2

Berdasarkan budaya populer yang tersebar dan berkembang di Amerika Latin, kami
menyimpulkan bahwa budaya tarian Tango dan Samba mendominasi budaya di negara-negara
Amerika Selatan sebagai bagian dari Amerika Latin. Budaya tari Tango dibawa oleh negara koloni
Eropa sedangkan tari Samba berasal dari penduduk Afrika yang telah menempati benua Amerika
terlebih dahulu sebelum bangsa Eropa datang. Banyaknya negara berkembang dan kaum proletar
yang mendominasi kawasan Amerika Selatan menjadikan tari Tango dan Samba tumbuh subur di
kawasan tersebut.

1
Ronaldo. Munck, Contemporary Latin America, palgrave macmillan, New York, 2003, p. 133.
2
Ronaldo. Munck, pp. 133-137.
Budaya tari Tango dan Samba berkembang luas dan melekat pada kebudayaan Brazil dan
Argentina, serta membawa pengaruhnya secara umum ke seluruh penjuru kawasan Amerika
Selatan seperti negara Suriname, Guyana, Uruguay, dan Paraguay. Hal tersebut terjadi ketika
negara-negara koloni seperi Belanda, Spanyol, Inggris, dan Perancis menduduki beberapa wilayah
sebelum merdeka di kawasan Amerika Selatan dan membawa pekerja imigran yang berasal dari
Brazil, Argentina, Afrika, dan negara-negara di Asia untuk membangun infrastrukturnya.
Pekerjaan ini mengharuskan mereka menetap dan tinggal disatu lingkungan yang sama dengan
orang-orang yang berasal dari latar belakang dan budaya berbeda selama bertahun-tahun. Hal itu
menyebabkan terbentuknya asimilasi budaya yang dibawa oleh pekerja imigran, khususnya yang
berasal dari Brazil dan Argentina. Hal tersebutlah yang membuat tari Tango dan Samba turut
berkembang di negara-negara kecil Amerika Selatan, karena pekerja imigran sangat mendominasi
pertumbuhan di negara-negara kecil tersebut. Membaurnya budaya dan orang-orang yang berasal
dari berbagai latar belakang berbeda, menjadikan Tango dan Samba terbentuk sebagai suatu
asimilasi budaya yang meluas secara umum ke seluruh kawasan Amerika Selatan bukan hanya di
Brazil dan Argentina.
BAB II. Pembahasan

Melalui faktor sejarah, dapat dikatakan bahwa budaya pop tari Tango dan Samba merupakan
salah satu budaya yang dijadikan sebagai penyalur aspirasi rakyat terhadap pemerintah, sekaligus
sebagai budaya massa yang memberikan keuntungan kepada pelakunya secara general terutama
dari sektor pendapatan ekonomi pariwisata. Membaurnya pekerja imigran di negara-negara
kawasan Amerika Selatan membawa banyak perubahan dari segi kebudayaan dan politik. Tango
(Argentina) adalah salah satu jenis tarian yang memiliki pengaruh dari kebudayaan Eropa dan
Afrika. Tarian ini berasal dari Amerika Latin yang lahir pada pertengahan tahun 1800-an, sebagai
sebuah tarian bercampur musik rakyat yang dibawakan oleh penari pasangan laki-laki dan
perempuan. Tango memang menjadi sebuah seni yang telah turun temurun sehingga dapat
dijadikan sebagai salah satu budaya Argentina. tari Tango merupakan sebuah seni yang tidak
hanya dapat dijadikan sebagai simbol budaya tetapi juga sebagai simbol eksistensi kekuatan kelas
bawah dalam merespon perpolitikan di Argentina khususnya pada pemerintahan Juan Domingo
Peron.3

Singkat cerita popularitas tari tango ini menurun drastis di tahun 1950 dikarenakan keadaan
ekonomi yang tidak stabil yang disebabkan oleh kediktatoran militer Argentina yang melarang
kehadiran tango. Hal itu mempersulit ruang gerak seniman Tango dan ketika masa kepemimpinan
Presiden Peron, tarian Tango juga menjadi maskot politik gerakan dukungan kepada Presiden
Peron pada tahun 1955. Pada masa ini juga sempat disebut sebagai masa modern dark age bagi
Argentina. Hal ini disebabkan pemerintah militer berasal dari golongan kelas atas menganggap
segala bentuk budaya dan kebiasaan yang dilakukan oleh massa dianggap akan menimbulkan
pergerakan yang berbahaya. Dengan demikian tango juga dianggap sebagai cultural massa yang

3
PBS, Culture Shock; Music and Dance/www.pbs.org,
<https://www.pbs.org/wgbh/cultureshock/flashpoints/music/tango.html>, diunduh pada 14 Januari 2019.
dianggap akan membawa pergerakan kelas bawah, padahal sesungguhnya pemerintahan militer
yang baru tidak mengerti dan tidak mempelajari Tango.4

Semakin mereka dikekang dan ditekan, semakin seniman tango ini menggencarkan
dukungannya terhadap Peron hingga lahir gerakan peronisme dan peran dari peron juga terlihat
dalam memperjuangkan hak-hak kelas bawah. Dukungan yang diberikan oleh seniman dituangkan
ke dalam nyanyian dan musik dimana diselipkan kalimat penyemangat yang hanya mereka yang
dapat memahaminya dan gerakan nya juga mengandung makna dimana dilakukan berpasangan
oleh wanita dan lak’i-laki yang menggambarkan bentuk penghormatan satu sama lain tanpa adanya
kediktatoran oleh laki-laki. Gerakan ini juga sebagai bentuk dukungan terhadap istri Juan Peron
yaitu Eva Peron yang selalu setia mendukung suaminya selama menjabat sebagai Presiden
Argentina masa itu. Hingga pada okktobeer 2009, PBB mengesahkan tarian tango dari Argentina
ini sebagai warisan budaya dunia.5

Tidak jauh berbeda, ada pula tari Samba yang merupakan salah satu tarian dari Afrika dan
kemudian dibawa ke negara Brazil oleh suku yang lebih dahulu menetap disana juga dipertegas
oleh para budak Afrika. Di Brazil tari Samba kemudian berkembang sebagai tarian rakyat. Sejak
tahun 1935 tarian Samba selalu ditampilkan pada karnaval Brazil “Carnaval Rio de Janeiro” yang
diadakan setiap tahunnya di Rio de Janeiro. Karnaval di Rio dapat dikatakan sebagai karnaval
terbesar di dunia yang hanya diadakan satu tahun sekali. Acara karnaval ini mengikutsertakan
kurang lebih dari dua juta orang. Lewat karnaval ini, Brazil seakan ingin menunjukkan pada dunia
keindahan tarian Samba yang dimilikinya. Tarian Samba dikemas dalam berbagai tarian, musik,
dan kostum. Para peserta melakukan parade menari sepanjang jalan atau di samba drome (tempat
pertunjukan samba). Setidaknya ada 200 sekolah tarian samba di Rio yang ikut berpartisipasi
dalam Carnaval Rio de Janeiro.6

4
Khoirul. Umuludin, ‘Peran Tango sebagai Budaya dan Simbol Politik,’ unair.ac.id, 01 Oktober 2015,
<http://khoirul-umuludin-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-144884-SOH316%20MBP%20Amerika%20Latin-
Latin%20America%20%20Final%20Assignment.html>, diunduh pada 14 Januari 2019.
5
PBS, Culture Shock; Music and Dance, p. 2.
6
Ronaldo. Munck, Contemporary Latin America, palgrave macmillan, New York, 2003, pp. 135-136.
Walaupun tari Samba berasal dari Afrika tapi tarian ini lebih dikenal sebagai simbol dari
negara Brazil dan telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya Brazil. Samba de Roda (tari
lingkaran) dari Bahia, yang menjadi warisan dunia oleh UNESCO bidang kemanusiaan pada tahun
2005.7 Tetapi samba bukan sekedar hidangan penghibur, ungkapan keindahan, ataupun kekayaan
budaya yang diakui oleh UNESCO. Namun, lebih dari itu semua, samba juga menjadi alat untuk
menyuarakan protes sosial.

Di tahun 1930, di bawah kediktatoran Jenderal Getulio Vargas, pemerintah menggunakan


Samba sebagai jalan untuk menyatukan budaya Brazil. Sekolah samba diperluas, tetapi musik dan
tariannya dikontrol ketat. Rezim militer juga mengontrol parade untuk memisahkannya dari kritik
sosial. Awalnya, di tahun 1950-an, muncul gerakan “Bossa Nova”, yang cenderung apolitis.
Gerakan ini sibuk mengangkat kehidupan kelas menengah dan atas Brazil.Tahun 1960-an dan
1970-an, Brazil jatuh ke bawah kediktatoran militer. Bersamaan dengan itu, memanfaatkan
perkembangan radio dan televisi, musik populer Brazil sedang berkembang pesat, muncul gerakan
baru yang disebut Música Popular Brasileira (MPB). Gerakan ini coba memajukan musik populer
Brazil, seperti samba, samba-canção dan baião, agar senapas dengan kemajuan zaman. Biasanya,
musik populer seperti samba diaduk dengan musik jazz. Saat itu musik samba muncul sebagai
perlawanan. Salah satu seniman yang terkenal luas karena musik dan liriknya sangat kritis adalah
Chico Buarque. Dia menggabungkan budaya populer dengan puisi yang memberikan kritik keras
terhadap pelanggaran HAM di Brazil.8

Melalui Tango dan Samba, Brazil dan Argentina sebagai Negara besar di Amerika Selatan
memberikan pengaruhnya di sekitar kawasan maupun secara luas di dunia internasional. Budaya
tersebut menjadi salah satu ikon yang dikomersilkan kanrena membawa pengaruh positif terhadap
perekonomian mereka secara menyeluruh. Lain halnya dengan Negara-negara kecil di kawasan
Amerika Selatan seperti Suriname, Guyana, Guyana Perancis dan Uruguay hanya mendapat
pengaruh dari dua budaya tersebut yang dibawa oleh kaum pekerja buruh migrant menuju Negara-
negara kecil tadi. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai budaya yang ikut membaur ke dalam

7
STT Bina Tunggal, Samba/sttbinatunggal.web.id, <http://samba.sttbinatunggal.web.id/ind/2729-
2624/Samba_39207_sttbinatunggal.html>, diunduh pada 14 Januari 2019.
8
Lisa. Shaw & Stephani Dennison, Pop Culture Latin America!: Media, Arts, and Lifestyle,, (Popular Culture in the
Contemporary World), ABC-CLIO, New York, Januari 14 2005, pp. 63.
lingkungan berbeda dan mendapat penerimaan serta menjadi simbol bahwa kaum pekerja migrant
masih banyak dan membutuhkan tempat juga apresiasi dari dunia internasional.
BAB III. Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa tari Tango dan Samba merupakan tarian yang di bawa oleh
Negara koloni dan kelas budak-pekerja dari Afrika di kawasan Amerika Selatan. Hal itu
menyebabkan budaya tersebut terus berkembang terutama di kalangan kaum proletar yang
mendapat banyak intimidasi dari pemerintahan yang diktator seperti Presiden Peron. Sehingga
budaya yang tadinya menjadi suatu hiburan meningkat menjadi sarana dalam mengkritik
pemerintah secara halus. Selain itu Tango dan Samba menjadi suatu potensi wadah dalam
memperkenalkan kawasan Amerika Selatan secara umum melalui kebijakan laur negerinya yang
banyak dipengaruhi faktor budaya. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya euphoria dan
antusiasme masyarakat lokal maupun mancanegara yang tertarik untuk melihat dan mengetahui
kedua tarian tersebut seperti apa. Sehingga dapat dikatakan juga budaya tari Tango dan Samba
menjadi budaya yang dikomersilkan oleh Amerika Selatan. Selain itu, budaya tari Tango dan
Samba menjadi jati diri para pekerja buruh migran di Negara-negara kecil kawasan Amerika
Selatan.
BAB IV. Daftar Pustaka

Refrensi Buku:

Ronaldo. Munck, Contemporary Latin America, palgrave macmillan, New York, 2003, p. 133.

Lisa. Shaw & Stephani Dennison, Pop Culture Latin America!: Media, Arts, and Lifestyle,,
(Popular Culture in the Contemporary World), ABC-CLIO, New York, Januari 14 2005, pp.
63.

Sumber Internet :

Khoirul. Umuludin, ‘Peran Tango sebagai Budaya dan Simbol Politik,’ unair.ac.id, 01 Oktober
2015, <http://khoirul-umuludin-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-144884-
SOH316%20MBP%20Amerika%20Latin-
Latin%20America%20%20Final%20Assignment.html>, diunduh pada 14 Januari 2019.

PBS, Culture Shock; Music and Dance/www.pbs.org,


<https://www.pbs.org/wgbh/cultureshock/flashpoints/music/tango.html>, diunduh pada 14
Januari 2019.

STT Bina Tunggal, Samba sttbinatunggal.web.id, <http://samba.sttbinatunggal.web.id/ind/2729-


2624/Samba_39207_sttbinatunggal.html>, diunduh pada 14 Januari 2019.

Anda mungkin juga menyukai