Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PATOLOGI KLINIK

“TROMBOSIT”

Disusun oleh:

Nadila Azhari Putri (1604015051)


Arini Thasya Megantari (1604015094)
Rini Lelasari (1604015341)
Karisma Utami (1604015248)
Siti Mawaddah (1604015)

Dosen pembimbing :
Ani Pahriyani,M.Sc.,Apt

Fakultas Farmasi Dan Sains

Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka

Jakarta

2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Trombosit merupakan sel darah yang paling kecil diantara sel yang lainnya seperti sel
eritrosit maupun sel leukosit. Trombosit mempunyai peranan penting dalam hemostatis yaitu
pembentukan dan stabilitas sumbat trombosit. Pembentukan sumbat trombosit terjadi melalui
beberapa tahap yaitu adesi trombosit,agregasi trombosit,dan reaksi pelepasan.
(Hardjoeno,2003).
Hemostatis normal memerlukan sejumlah trombosit yang berfungsi baik dalam sirkulasi.
Pada orang normal jumlah jumlah trombosit di dalam sirkulasi berkisar antara 150.000-
450.000/ l,trombosit rata-rata berumur 7-10 hari.jika terjadi penurunan jumlah trombosit atau
kurang dari 150.000/ l dalam sirkulasi darah di sebut trombositopenia dan dapat
memicuterjadinya perdarahan. (Sudoyo,2007).
Trombositopenia dapat terjadi akibat kurangnya produksi trombosit oleh sumsum
tulang atau akibat peningkatan penghancuran trombosit. Manifestasi perdarahan yang paling
sering dijumpai adalah hilangnya intergritas dinding pembuluh darah,yang memungkinkan
darah keluar.pada umumnya pasien trombositopenia dapat terjadi perdarahan apabila sudah
terjadi gangguan fungsi. Meskipun jumlan th trombositnya rendah, namun fungsi trombosit
masih berfungsi dengan baik,kemungkinan perdarahan tidak terjadi. Kasus yang sering
menyebabkan trombositopenia adalah infeksi virus,anemia plastik,leukimia,sindrom
mielodisplastik,anemia megaloblastik mieloma multipel,ITP,DIC,trombositopenia karena
obat heparin, dan splenomegali. Akan tetapi pada kasus Demam Berdarah Dengue yang
mengalami trombositopenia tidak selalu di sertai dengan perdarahan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum untuk menghitung jumlah eritrosit kadar dalam darah.Dan juga
untuk mengetahui cara perhitungan trombosit serta penggunaan alat hitung
trombosit serta mengetahui prinsip dari alat hitung trombosit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari sitoplasma


megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10 hari.
Gambaran mikroskopik dengan pewarnaan Wright – Giemsa, trombosit tampak sebagai sel
kecil, tak berinti, bulat dengan sitoplasma berwarna biru-keabu-abuan pucat yang berisi
granula merah-ungu yang tersebar merata.
Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme faali tubuh
untuk melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi
utama trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat
trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding
pembuluh darah. Mereka membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit
pada jaringan sub-endotel pada pembuluh darah yang luka) danagregasi (perlekatan antar sel
trombosit).
Jumlah trombosit normal adalah 150.000 – 450.000 per mmk darah. Dikatakan
trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000 per mmk darah.
Apabila jumlah trombosit kurang dari 60.000 per mmk darah maka akan cenderung terjadi
perdarahan. Jika jumlah trombosit di atas 40.000 per mmk darah biasanya tidak terjadi
perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi perdarahan setelah trauma. Jika terjadi perdarahan
spontan kemungkinan fungsi trombosit terganggu atau ada gangguan pembekuan darah. Bila
jumlah trombosit kurang dari 40.000 per mmk darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan
bila jumlahnya kurang dari 10.000 per mmk darah perdarahan akan lebih berat. Dilihat dari
segi klinik, penurunan jumlah trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya
(trombositosis) karena adanya resiko perdarahan.
Trombosit memiliki zona luar yang jernih dan zona dalam yang berisi organel-organel
sitoplasmik. Permukaan diselubungi reseptor glikoprotein yang digunakan untuk reaksi
adhesi & agregasi yang mengawali pembentukan sumbat hemostasis. Membran plasma
dilapisi fosfolipid yang dapat mengalami invaginasi membentuk sistem kanalikuler.
Membran plasma ini memberikan permukaan reaktif luas sehingga protein koagulasi dapat
diabsorpsi secara selektif. Area submembran, suatu mikrofilamen pembentuk sistem skeleton,
yaitu protein kontraktil yang bersifat lentur dan berubah bentuk. Sitoplasma mengandung
beberapa granula, yaitu: granula densa, granula a, lisosome yang berperan selama reaksi
pelepasan yang kemudian isi granula disekresikan melalui sistem kanalikuler. Energi yang
diperoleh trombosit untuk kelangsungan hidupnya berasal dari fosforilasi oksidatif (dalam
mitokondria) dan glikolisis anaerob
Macam – macam kelainan pada trombosit:
1. ITP (Immune Thrombocytopenic Purpura)
ITP (Immune Thrombocytopenic Purpura) adalah suatu kelainan darah yang
penyebabnya berkaitan erat dengan sistim imun atau kekebalan tubuh manusia. ITP adalah
kelainan pada sel pembekuan darah atau trombosit yang jumlahnya menurun sehingga
menimbulkan pendarahan. Normalnya trombosit berada di kisaran 150-450 ribu per kilometer
darah. Tapi pada penderita ITP jumlah trombositnya hanya 20 ribu-25 ribu per kilometer
darah.
Ciri khas penderita ITP adalah kulit sering terlihat kebiru-biruan, gusi sering berdarah
atau sering mimisan. Karena trombositnya terus turun, penyakit ini sering disangka penyakit
Demam Berdarah.
Penyebab pastinya sampai hari ini masih dalam tahap penelitian. Ini merupakan suatu
keadaan yang cukup sulit. Karena pada masing-masing orang pun ego imunnya berbeda-
beda. Ada yang berat, ada yang ringan, ada yang respons dengan obat, ada pula yang tidak
respons dengan obat
2. Drug Induced Trombocytopenia (DIT)
Trombositopenia yang diinduksi obat (DIT) adalah asuatu keadaan dimana terjadi
trombositopenia setelah pemakaian obat
3. Trombositopenia
Trombositopenia adalah suatu keadaan jumlah trombosit darah perifer kurang dari normal
yang disebabkan oleh menurunnya produksi, distribusi abnormal, destruksi trombosit yang
meningkat
4. Trombositosis
Kenaikan kadar trombosit dalam darah atau biasa disebut trombositosis itu bisa di
sebabkan oleh dua hal, yaitu karena sebab primer dan sekunder. Trombositosis premier
adalah kenaikan kadar trombosit dalam darah terjadi dengan sendirinya tanpa adanya pemicu
sama sekali, dimana dicurigai adanya kelainan pada sumsum tulang dan DNA sebagai
pemberi perintah. Sedangkan yang sekunder atau biasa disebut trombositosis sekunder
disebabkan adanya penyakit lain yang menyertainya seperti infeksi akut, perdarahan,
hemolisis, kanker, spelenektomi, dan penyakit sel darah seperti leukemia serta TBC kronik
dan lain lain.
Terkadang, kenaikan kadar trombosit bisa sangat ekstrim terutama pada type yang
sekunder dimana sebenarnya kenaikan kadar trombosit itu juga merupakan sebuah bentuk
pertahanan diri yang dilakukan oleh tubuh untuk ikut melawan sel sel penyakit yang berada
dalam jaringan tubuh dan darahnya dengan menciptakan sebuah iklim yang tidak disukai oleh
sel sel penyerang tersebut sehingga diharapkan sel sel penyusup yang berada dalam darah
tersebut akan mati dengan sendirinya dan tidak bisa menyebar pada jaringan yang lain
Beberapa uji laboratorium yang digunakan untuk menilai kualitas trombosit adalah
agregasi trombosit, retensi trombosit, retraksi bekuan, dan antibody anti trombosit.
Sedangkan uji laboratorium untuk menilai kuantitas trombosit adalah masa perdarahan
(bleeding time) dan hitung trombosit
Metode untuk menghitung trombombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya jelas
tergantung dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan
partikel kecil, mudah aglutinasi dan mudah pecah. Sukar membedakan trombosit dengan
kotoran.
Hitung trombosit dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode secara
langsung dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop fase kontras dan
mikroskop cahaya (Rees-Ecker) maupun secara otomatis. Metode yang dianjurkan adalah
penghitungan dengan mikroskop fase kontras dan otomatis. Metode otomatis akhir-akhir ini
banyak dilakukan karena bisa mengurangi subyektifitas pemeriksaan dan penampilan
diagnostik alat ini cukup baik.
Hitung trombosit secara tidak langsung yaitu dengan menghitung jumlah trombosit
pada sediaan apus darah yang telah diwarnai. Cara ini cukup sederhana, mudah dikerjakan,
murah dan praktis. Keunggulan cara ini adalah dalam mengungkapkan ukuran dan morfologi
trombosit, tetapi kekurangannya adalah bahwa perlekatan ke kaca obyek atau distribusi yang
tidak merata di dalam apusan dapat menyebabkan perbedaan yang mencolok dalam
perhitungan konsentrasi trombosit. Sebagai petunjuk praktis adalah bahwa hitung trombosit
adekuat apabila apusan mengandung satu trombosit per duapuluh eritrosit, atau dua sampai
tiga trombosit per lapang pandang besar (minyak imersi). Pemeriksaan apusan harus selalu
dilakukan apabila hitung trombosit rendah karena penggumpalan trombosit dapat
menyebabkan hitung trombosit rendah palsu
BAB III
METODELOGI KERJA

A. Alat dan bahan


Ø Alat :
1. Mikroskop
2. Lanset steril
3. Kamar hitung
4. Pipet thoma eritrosit
5. Kapas
6. Cover glass

Ø Bahan :
1. Sampel darah
2. Reagen reeks ecker
3. Alkohol 70%

B. Langkah kerja
1. Ambil darah dengan lanset
2. Pipet darah sampai tanda 0,5
3. Pipet reagen reecks ecker sampai tanda 101
4. Pasang cover glass pada kamar hitung
5. Teteskan sampel pada kamar hitung
6. Amati kamar hitung di mikroskop
7. Hitung jumlah trombosit
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Nama mahasiswa Kadar trombosit


1. Windi 162.000 / µl

B. Perhitungan

Vb = 25 x 1/5 x 1/5 x 0,1


= 0,1 µl darah
Fp = 100/0,5 = 200µl
N X FP 81 x 200
Jumlah trombosit = VB = 0,1 =162.000µl darah

C. Pembahasan
Trombosit adalah fragmen atau kepingan–kepingan tidak berinti dari sitoplasma
megakariot yang berukuran 1 sampai 4 mikron dan berada dalam sirkulasi darah selama 10
hari.Dengan metode pewarnaan, trombosit tampak sebagai sel kecil, tak berinti, bulat dengan
sitoplasma berwarna biru yang berisi granula merah ungu yang tersebar merata.
Trombosit memiliki peran dalam hemostasis, suatu mekanisme faal tubuh untuk
melindungi diri dari kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi utama trombosit
adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma–trauma kecil
yang terjadi sehari–hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah.
Trombosit–trombosit itu membentuk sumbatan dengan jalan adhesi ( perlekatan trombosit
pada jaringan sub endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agresi ( perlekatan antara sel
trombosit ).Fungsi lainnya masih merupakan hipotesa yaitu, mempertahankan integritas
pembuluh darah, sebagai fagosit yang menelan berbagai partikel asing, sebagai alat transport
dari substansi tersebut.
Jumlah trombosit normal adalah 200.000–500.000/µl darah. Dikatakan
trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000 /µl darah. Apabila
trombosit kurang dari 60.000 /µl darah maka akan cenderung terjadi perdarahan. Jika darah
trombosit diatas 40.000 /µl darah maka biasanya tidak terjadi perdarah spontan kemungkinan
fungsi trombosit tergangggu atau ada gangguan pembekuan darah. Bila jumlah darah
trombosit kurang dari 40.000 /µl darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila
jumlahnya kurang dari 10.000 /µl darah, maka perdarahan akan lebih berat.Dilihat dari segi
klinis, penurunan jumlah trombosit lebih memerlukan perhatian dari pada kenaikannya (
trombositosis ) karena adanya resiko perdarahan.
Berdasarkan uraian di atas, hasil praktikum pada Windi di dapatkan hasil 162.000/ µl
darah maka itu dikatakan kadar darah dalam trombosit itu tidak normal dikatakan
trombositopenia , namun ketidaknormalan tersebut bisa jadi karena ada kesalahan
perhitungan jumlah pada trombosit pada saat mikroskop dengan menggunakan kamar
hitungdan kesalahan pada praktikum. Dalam perhitungan jumlah trombosit dilakukan dengan
2 cara yaitu, cara kuantitatif dan semi kuantitatif.Adapun pada cara kuantitatif di bedakan
menjadi metode langsung, yaitu dengan menggunakan kamar hitung yang dilihat pada
mikroskop setelah dilakukan pewarnaan dengan reagen Reeks ecker sehingga trombosit
tersebut dapat terlihat pada mikroskop dengan warna biru. Komposisi dari reagen reeks ecker
adalah Natrium sitrat 3,8 gram, formaldehid 40% 2ml, BCB 30 mg, dan aquadest 100ml dan
metode tidak langsung yaitu dengan menghitung jumlah trombosit pada sediaan apus darah
yang telah diwarnai.Pada praktikum kali ini menggunakan metode langsung (Reeks Ecker),
metode ini banyak dilakukan karena bisa mengurangi subyektifitas pemeriksaan dan
penampilan diagnostik alat ini cukup baik.
Nilai normal trombosit yaitu 200.000 /µl darah sampai 500.000/µl darah. Namun
ketidaknormalan hasil tersebut kemungkinan adanya kesalahan dalam praktikum. Kesalahan
tersebut diantaranya kesalahan perhitungan jumlah trombosit pada saat di mikroskop dengan
menggunakan kamar hitung dan kesalahan yang kedua karena reagen Reeks ecker yang
digunakan sebagai pewarna sudah kadaluarsa sehingga pewarnaannya tidak sempurna dan
akhirnya banyak trombosit yang tidak terlihat pada mikroskop.
Penyebab dari trombositosis adalah :
Ø Pendarahan akut dan kehilangan banyak darah
Ø Reaksi alergi
Ø Kanker
Ø Gagal ginjal kronis atau gangguan ginjal lainnya
Ø Serangan jantung
Ø Infeksi
Ø Anemia
Ø Pengangkatan limpa
Ø Anemia hemolitik, salah satu jenis anemia dimana tubuh menghancurkan sel-sel darah
merah lebih cepat daripada saat menghasilkannya, biasanya karena gangguan darah tertentu
atau penyakit autoimun
Ø Peradangan seperti akibat dari rheumatoid arthritis, penyakit celiac, gangguan jaringan ikat
atau penyakit inflamasi usus 12. Operasi besar 13. Pankreatitis atau radang pada kelenjar
pancreas
Ø Trauma
Ø Penggunaan obat-obatan tertentu seperti epinephrine (Adrenalin Chloride, EpiPen),
tretinoin (Vesanoid) dan vincristine
Gejala pada trombositosis adalah :
Ø Sakit kepala
Ø Pening
Ø Nyeri dada
Ø Lemah
Ø Pingsan-pingsan
Ø Perubahan penglihatan sementara
Ø Mati rasa atau kesemutan pada tangan dan kaki
Penyebab terjadinya trombositopenia pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Gangguan produksi
Depresi selektif megakariosit karena obat, bahan kimia atau infeksi virus.
Sebagai bagian dari “bone marrow failure” umum:
a) Anemi aplastik
b) Leukemia akut
c) Sindrom mielodisplastik
d) Mielosklerosis
e) Infiltrasi sumsum tulang: limfoma, carcinoma
f) Mieloma multipel
g) Anemia megaloblastik
2. Peningkatan destruksi trombosit
3. Distribusi tidak normal
Sindrom hipersplenism: dimana terjadi pooling trombosit dalam lien.
4. Akibat pengenceran (dilutional loss)
Akibat transfusi masif.
Obat yang dapat mempengaruhi nilai trombosit:
1. Aspirin
2. Antikoagulan
3. Pibrinolitik
4.Tiklopidin
5. Antibiotik
6. Dypididamole
7. Fibrinolisis
8. Dextran
9. Thienopyridines
10. Antagonis GP IIb-IIIa

Sifat-sifat trombosit:
1. Adhesi: Melekat pada permukaan asing
2. Agregasi: Melekat satu sama lain
3. Aglutinasi: Menggumpal
4. Disentrigasi: Mudah pecah/mati
Macam-macam kelainan pada trombosit:
1.ITP (Immune Thrombocytpenic Purpura)
Adalah suatu kelainan darah yang penyebabnya berkaitan erat dengan sistem imun
atau kekebalan tubuh manusia.ITP adalah kelainan pada sel pembekuan darah atau trombosit
yang jumlahnya menurun sehingga menimbulkan pendarahan.Ciri khas penderita ITP kulit
sering terlihat kebiru-biruan, gusi sering berdarah atau sering mimisan.Karena trombositnya
terus menurun, penyakit ini sering disangka penyakit demam berdarah.Penyebab pastinya
sampai saat ini belum diketahui .
2.Trombositopenia
Adalah penurunan jumlah trombosit kurang dari 200.000/mm3 dalam
sirkulasi.Kelainan ini berkaitan dengan peningkatan risiko pendarahan hebat , bahkan
dengan cedera ringan atau perdarahan spontan kecil.Trombositopenia dibagi menjadi 2 yaitu,
trombositopenia primer dan sekunder.Trombositopenia primer dapat terjadi akibat penyakit
autoimun ang ditandai oleh pembentukan antibodi terhadap trombosit.Trombositopenia
sekunder adalah berbagai obat atau infeksi virus atau bakteri tertentu.
3.Trombositosis
Adalah peningkatan jumlah trombosit diatas 400.000/mm3 dalam sirkulasi.Dan ini
berikatan dengan peningkatan resiko trombosit dalam sistem pembuluh.Apabila terjadi
berkepanjangan akan mengalami memar dan perdarahan, karena trombosit habis
terpakai.Trombositosis dibagi menjadi 2 yaitu, trombositosis primer dan
sekunder.Trombositosis primer adalah dapat terjadi pada polisitemia vera atau
leukimiagrunulomasitik kronik dimana bersama kelompok sel lainnya mengalami poliferasi
abnormal sel megakariosit dalam sumsum tulang.Trombositosis sekunder terjadi akibat
infeksi, olahraga, ovalasi, dan stres atau kerja fisik disertai pengeluaran trombosit dari pool
cadangan (dari limpa) atau saat terjadi peningkatan permintaan sumsum tulang seperti pada
pendarahan atau pada anemia hemolitik.Jumlah trombosit yang meningkat juga ditemukan
pada orang yang limpa nya sudah dibuang dengan pembedahan.Limpa adalah tempat
penyimpanan dan penghancuran utama trombosit, splenektomi tanpa disertai pengurangan
pembentukan sumsum tulang juga dapat menyebabkan trombositosis.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-NYA, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-NYA kepada kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah laporan kelompok ini.Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
BAB V

KESIMPULAN

1. Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari sitoplasma


megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10 hari
2. Dari hasil praktikum didapatkan kadar trombosit dari Elis dan Azhar disimpulkan bahwa
mereka berdua memiliki kadar trombosit yang normal
3. Nilai normal trombosit adalah 200.000- 500.000 /µl darah
4. Pada praktikum kali ini cara menghitung trombosit menggunakan cara kuantitatif metode
langsung dengan reagen (Reeks Ecker)

Anda mungkin juga menyukai