Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PSIKOLOGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA


“KEMAMPUAN BERELASI DENGAN LINGKUNGAN SEKOLAH”

Disusun oleh:

Kelompok 5:
Deva Martha
Herfinda Oktavani
Mila Astari
Fadil El Husna
Latifa Redha Andriani
Zulfadli Tamimi Siregar

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KEMAMPUAN BERELASI DENGAN LINGKUNGAN SEKOLAH

A. Pengertian Penyesuaian Diri ( relasi )


Penyesuaian dapat diartikan sebagai berikut :
1. Penyesuaian berarti beradaptasi; dapat mempertahankan eksistensiya, atau bisa
survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat
mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan social.
2. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan
sesuatu dengan standar atau prinsip.
3. Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk
membuat rencana dan mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa, sehingga bisa
mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustasi secara efisien. Individu
memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekuat.
4. Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan
emosional maksudnya ialah secara positif memiliki respon emosional yang tepat
pada setiat situasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha
manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.

B. Proses Penyesuaian Diri ( relasi )


Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan
diri daam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungannya. Respon penyesuaian, baik
atau buruk secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu upaya individu untuk
mereduksi taua menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi
keseimbangan yang lebih wajar. Dalam proses penyesuaian itu dapat saja muncul
konflik, tekanan, dan frustasi dan individu didorong meneliti berbagai kemungkinan
perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan.
Elemen-elemen umum dan esensial dalam semua situasi frustasi ialah :
motivasi, frustasi, respon yang bervariasi, dan pemecahan untuk mereduksi masalah,
ketegangan dengan beberapa bentuk respon. Motivasi mengambil variasi bentuk dan
setiap bentuk dapat diarahkan kepada rintangan atau frustasi yang disebabkan oleh
beberapa aspek realitas, misalnya : pembatasan orang tua, hambatan fisik, aturan social,
dan semacamnya.
Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaina diri apabila ia
dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila dapat diterima
oleh lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.

C. Karateristik Penyesuaian Diri


Ada beberapa karateristik penyesuaian diri yang positif dan penyesuaian diri
yang salah:
1. Penyesuaian diri secara positif
Mereka yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif
ditandai hal-hal sebagai berikut :
a. Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional
b. Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis
c. Tidak menunujukkan adanya frustasi pribadi
d. Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri
e. Mampu dalam belajar
f. Menghargai pengalaman
g. Bersikap realistic dan objektif
Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan
dalam berbagai bentuk, antara lain :
1. Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung
Dalam situasi ini, individu secara langsung menghadapi masalah dengan
segala akibat-akibatnya.Ia melakukan segala tindakan sesuai dengan masalah
yang dihadapinya.
2. Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi
Dalam situasi ini individu mencari bahan pengalaman untuk dapat
menghadapi dan memecahkan masalahnya.
3. Penyesuaian dengan trial and error (coba-coba)
Dalam cara ini, Individu melakukan suatu tindakan coba-coba dalam arti kalau
menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan
4. Penyesuaian dengan substitusi
Jika individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia dapat
memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.
5. Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan pribadi
Individu mencoba menggali kemampuan-kemampuan khusus dalam dirinya,
dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu penyesuaian diri.
6. Penyesuaian diri dengan belajar
Dengan belajar, individu akan banyak memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan yang dapat membantu menyesuaikan diri.
7. Penyesuaian diri dengan inhibisi dan control diri
Dalam situasi ini, individu berusaha memilih tindakan mana yang harus
dilakukan, dantindakan mana yang tidak perlu dilakukan.
8. Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat
Dalam situasi ini, tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil
berdasarkan perencanaan cermat.
2. Penyesuaian diri yang salah
Kegagalan dalam melakukan penyesuaian secara positif, dapat mengakibatkan
individu melakukan penyesuaian yang salah. Ada tiga bentuk reaksi dalam
penyesuaian yang salah yaitu sebagai berikut :
a. Reaksi bertahan
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya seolah-olah tidak menghadapi
kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini adalah :
1) Rasionalisasi, yaitu bertahan mencari-cari alasan untuk membenarkan alasannya.
2) Repressi, yaitu berusaha unutk menekan pengalamannya yang dirasakan kurang
enak ke dalam tidak sadar.
3) Proyeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain.
4) Sour grapes, yaitu dengan memutar balikkan kenyataan untuk mencari alasan
yang dapat diterima.
b. Reaksi menyerang
Reaksi-reaksi nampak dalam tingkah laku :
1) Selalu membenarkan diri sendiri
2) Mau berkuasa dalam setiap situasi
3) Mau memilikinya
4) Bersikap senang mengganggu orang lain
5) Bersikap balas dendam
6) Marah secara sadis
7) Keras kepala dalam perbuatannya
8) Tindakan yang serampangan
c. Reaksi melarikan diri
Reaksi-reaksi nampak dalam tingakh laku yaitu berfantasi, banyak tidur,
minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu ganja dan narkotika, dan
regresif.

D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri ( relasi )


Secara keseluruhan kepribadian mempunyai fungsi sebagai penentu primer
terhadap penyesuaian diri. Penetu berarti factor yang mendukung, mempengaruhi, atau
menimbulkan efek pada proses penyesuaian. Secara sekunder, proses penyesuaian
ditentukan oleh factor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri baik internal
maupun eksternal. Penentu-penentu tersebut dikelompokkan sebagai berikut :
1. Kondisi jasmaniah yang meliputi, pembawaan, konstitusi fisik, susunan saraf,
kelenjar, system otot, kesehatan dan sebagainya
2. Perkembangan dan kematangan, terutama kematangan intelektual, social, dan moral
3. Penentu psikologis, yang meliputi pengalaman, belajar, pembiasaan, determinasi
diri, frustasi, dan konflik
4. Kondisi lingkungan, terutama rumah, keluarga dan sekolah
5. Penentu kulutural dan agama
Tingkat penyesuaian diri dan pertumbuhan/perkembangan remaja sangat
tergantung kepada sikap orang tua, kondisi lingkungan keluarga. Orangtua yang otoriter
akan menghambat perkembangan penyesuaian diri remaja. Permasalahan-permasalahan
penyesuaian diri yang dihadapi remaja dapat berasal dari suasana psikologis keluarga
seperti keretakan keluarga. Selain itu, permasalahan-permasalahan penyesuaian akan
muncul bagi remaja yang sering pindah tempat tinggal. Remaja yang keluarganya sering
pindah ia terpaksa pindah dari sekolah ke sekolah lain dan ia mengalami banyak
kesukaran akademis bahkan mungkin ia akan sangat tertinggal dalam pelajaran, karena
guru-guru berbeda dalam cara pengajarannya, demikian pula mungkin buku-buku pokok
yang dipakainya tidak sama, dan kesulitan dalam mencari teman baru.
Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap
pengembangan jiwa remaja. Seklah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi
pendidikan (transformasi norma). Guru-guru akan membantu peserta didik jika ia
(mereka) menghadapi kesulitan dalam pelajarannya. Guru hendaknya dapat bersikap
efektif seperti : adil, jujur, menyenangkan, penuh pengertian, antusias, mampu
mengontrol diri, humor, ramah, dan optimistis. Sehingga, siswanya akan senang dan
aman bersamanya.

E. Pengertian Lingkungan Sekolah


Lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang suatu benda, daya, keadaan dan
mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Pengertian Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan
berlangsung. Di sekolah diadakan kegiatan pendidikan, pembelajaran dan latihan.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sistematis melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu
megembangkan potensinya baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual,
emosional maupun sosial .
Sedangkan lingkungan pendidikan adalah berbagai faktor yang berpengaruh
terhadap pendidikan atau berbagai lingkungan tempat berlangsungan proses pendidikan.
Jadi lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang dalam lembaga pendidikan formal yang
memberikan pengaruh pembentukan sikap dan pengembangan potensi siswa.

F. Faktor-faktor dalam lingkungan sekolah


Menurut Slameto faktor-faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup :
a. Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam mengajar.
Metode mengajar dapat mempengaruhi belajar siswa. Metode mengajar guru yang
kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat
belajar dengan baik,maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan
efektif mungkin.
b. Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan
itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai
dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang kurang baik akan
berpengaruh tidak baik pula terhadap belajar.
c. Relasi guru dengan siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses ini dipengaruhi oleh
relasi didalam proses tersebut. Relasi guru dengan siswa baik, membuat siswa akan
menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga
siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya.Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa
dengan baik menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar.
d. Relasi siswa dengan siswa
Siswa yang mempunyai sifat kurang menyenangkan, rendah diri atau mengalami tekanan
batin akan diasingkan dalam kelompoknya. Jika hal ini semakin parah, akan berakibat
terganggunya belajar. Siswa tersebut akan malas untuk sekolah dengan berbagai macam
alasan yang tidak-tidak. Jika terjadi demikian, siswa tersebut memerlukan bimbingan dan
penyuluhan. Menciptakan relasi yang baik antar siswa akan memberikan pengaruh
positif terhadap belajar siswa.
e. Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan
belajar.Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar, pegawai
sekolah dalam bekerja, kepala sekolah dalam mengelola sekolah, dan BP dalam
memberikan layanan.
Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin
membuat siswa disiplin pula. Dalam proses belajar, disiplin sangat dibutuhkan untuk
mengembangkan motivasi yang kuat. Agar siswa belajar lebih maju, maka harus disiplin
di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan lain-lain.
f. Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena alat pelajaran tersebut
dipakai siswa untuk menerima bahan pelajaran dan dipakai guru waktu mengajar. Alat
pelajaran yang lengkap dan tepat akan mempercepat penerimaan bahan pelajaran. Jika
siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, belajar akan lebih giat dan lebih
maju.Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat dibutuhkan guna
memperlancarkegiatan belajar-mengajar.
g. Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar disekolah. Waktu
sekolah akan mempengaruhi belajar siswa. Memilih waktu sekolah yang tepat akan
memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar. Sekolah dipagi hari adalah adalah
waktu yang paling tepat dimana pada saat itu pikiran masih segar dan kondisi jasmani
masih baik.
Dari uraian di atas, indikator-indikator dalam lingkungan sekolahadalah :
 disiplin sekolah
 relasi guru dengan siswa
 relasi siswa dengan siswa
 fasilitas sekolah

a. Pengertian Lingkungan Belajar


Lingkungan dalam pengertian umum, berarti situasi yang ada di sekitar
manusia.Manusia tidak bisa lepas dari lingkungan tempat tinggal, baik itu lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat, maupun lingkungan sekolah.Lingkungan tersebut
dapat menimbulkan perubahan tingkah laku manusia.Hal ini karena manusia dapat
dengan mudah dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar.

Lingkungan dapat dengan mudah mempengaruhi manusia dalam semua aspek


kehidupannya, baik itu mengenai tingkah laku, perkembangan jiwa dan
kepribadiannya. Sartain dalam Purwanto berpendapat bahwa lingkungan meliputi
semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi
tingkah laku kita, pertumbuhan-pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita
kecuali gen-gen. Menurut Hadi “Lingkungan ialah segala sesuatu yang ada di luar
orang-orang pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak, seperti: iklim,
alam sekitar, situasi ekonomi, perumahan, makanan, pakaian, orang-orang tetangga
dan lain-lain”.

b. Fungsi Lingkungan Belajar


Menurut Hamalik suatu lingkungan pendidikan/pengajaran memiliki fungsi-
fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi Psikologis
Stimulus berasal dari lingkungan yang merupakan rangsangan terhadap
individu sehingga terjadi respon yang menunujukan tingkah laku tertentu.Respon tadi
pada gilirannya dapat menjadi stimulus baru yang menimbulkan respon baru,
demikian seterusnya.Ini berarti, lingkungan mengandung makna dan melaksanakan
funsi psikologis tertentu.
2) Fungsi Pedagogis
Lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik,
khususnya limgkungan yang sengaja diciptakan sebagai suatu lembaga pendidikan,
misal keluarga, sekolah, lembaga pendidikan, lembaga sosial.
3) Fungsi Intruksional
Program intruksional merupakan suatu lingkungan pengajaran yang dirancang
secara khusus.Guru yang mengajar, materi pelajaran, sarana dan prasarana
pengajaran, media pembelajaran, dan kondisi lingkungan kelas yang sengaja
dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku siswa.

c. Jenis Lingkungan Belajar


Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa peranan lingkungan tempat anak belajar
sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar anak.Ada berbagai macam lingkungan
temapat tinggal, mulai yang lingkup kecil sampai lingkup besar.

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati membagi lingkungan menjadi lima yaitu:

1) Lingkungan dalam

Berupa cairan yang meresap ke dalam tubuh manusia yang berasal dari
makanan, yang dapat menimbulkan cairan dalam jaringan tubuh.Sehingga akibat
kekurangan cairan ini, memungkinkan individu merasa lapar, haus, sakit, dan lelah.

2) Lingkungan phisik

Adalah lingkungan alam disekitar anak, yang meliputi jenis tumbuh-


tumbuhan, keadaan tanah, rumah, jenis makanan, benda gas, benda cair, dan juga
benda padat.

3) Lingkungan budaya

Adalah lingkungan yang berujud: kesusastraan, kesenian, ilmu pengetahuan,


adat istiadat, dan lain-lainnya.

4) Lingkungan sosial

Lingkungan ini meliputi bentuk hubungan antara manusia satu dengan lainnya,
maka sering pula disebut lingkungan yang berujud manusia dan hubungannya dengan
atau antar manusia di sekitar anak. Termasuk di dalamnya adalah: sikap atau tingkah
laku antar manusia, tingkah laku ayah, ibu, anggota keluarga yang lain, tetangga,
teman, dan lain-lainnya.

5) Lingkungan spiritual

Adalah lingkungan yang berupa agama, keyakinan yang dianut masyarakat


sekitarnya, dan ide-ide yang muncul dalam masyarakat dimana anak hidup.

Menurut Jamal Lingkungan belajar mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan
fisik dan lingkungan sosial.

1) Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik adalah lingkungan yang ada di sekitar siswa belajar, berupa
sarana fisik, baik yang ada didalam sekolah maupun di sekitar sekolah, termasuk
masyarakat.Dalam hal ini lebih ditekankan pada lingkungan fisik dalam kelas,
alat/media belajar yang ada, dan alat/media belajar.

2) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial berhubungan dengan pola interaksi antarpersonal yang ada


di lingkungan sekolah secara umum.Kondisi pembelajaran yang kondusif hanya dapat
dicapai jika interaksi sosial ini berlangsung dengan baik.

Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan


pendidikan. Ki Hajar Dewantara membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga,
yaitu:

1) Keluarga
2) Sekolah
3) Masyarakat
lingkungan tersebut disebut sebagai tri pusaka pendidikan yang akan
mempengaruhi pertumbuhan siswa. Berikut uraian ketiga lingkungan tersebut:

1) Lingkungan Keluarga
a) Pengertian Lingkungan Keluarga
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang pasti akan berinteraksi dengan
lingkungan. Menurut Hadi “Lingkungan ialah segala sesuatu yang ada di luar
orang-orang pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak”.
Lingkungan Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam
pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan
sekolah dan masyarakat

Jadi lingkungan keluarga adalah segala sesuatu yang ada dalam


keluarga yang mempengaruhi perkembangan anggota keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu, anak.

b) Fungsi Keluarga
Yusuf membagi fungsi keluarga ke dalam dua sudut pandang, yakni
secara psikologis dan sosiologis. Secara psikologis fungsi keluarga adalah:

(1) Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya
(2) Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis
(3) Sumber kasih sayang dan penerimaan
(4) Model perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota
masyarakat yang baik
(5) Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sosial
dianggap tepat
(6) Pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya
dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan
(7) Pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan
sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri
(8) Stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai
prestasi, baik disekolah maupun di masyarakat
(9) Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi
(10) Sumber persahabatan/teman bermain bagi anak sampai cukup usia
untuk mendapatkan teman di luar rumah

(1) Cara Orang Tua Mendidik


Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.
Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, dapat menyebabkan anak
kurang berhasil dalam belajarnya. Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah
cara mendidik yang tidak baik karena akan membuat anak berbuat seenaknya sendiri,
pastilah belajarnya menjadi kacau. Mendidik anak dengan memperlakukan terlalu
keras adalah cara mendidik yang salah juga karena akan membuat anak ketakutan dan
benci terhadap pelajaran. Keterlibatan orang tua dalam bimbingan terhadap kesulitan
belajar, sangat mempengaruhi keberhasilan anak.

(2) Relasi Antar Anggota Keluarga


Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan
anaknya.Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi
yang baik di dalam keluarga anak tersebut.Hubungan yang baik adalah hubungan
yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu
hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.

(3) Suasana Rumah


Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang
sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.Agar anak dapat
belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram.Di
dalam suasana rumah yang tenang dan tentram selain anak betah tinggal di rumah,
anak juga dapat belajar dengan baik.

(4) Keadaan Ekonomi Keluarga


Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.Jika anak
hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi sehingga
belajar anak terganggu. Akibat lainnya anak menjadi minder dan tidak jarang anak
bekerja mencari nafkah membantu orang tua, hal yang begitu juga akan mengganggu
belajar anak. Walaupun ada juga keadaan ekonomi yang sulit justru menjadikan
cambuk bagi anak untuk giat belajar dan akhirnya sukses. Sebaliknya keluarga yang
kaya, orang tua cenderung memanjakan anak, hal tersebut juga dapat mengganggu
belajar anak.

(5) Pengertian Orang Tua


Anak belajar perlu dorongan dan perhatian orang tua.Orang tua wajib
memberi dorongan dan perhatian ketika anak mengalami lemah semangat, membantu
kesulitan anak di sekolah, dan jika perlu menghubungi guru untuk mengetahui
perkembangannya.

(6) Latar Belakang Kebudayaan


Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap
anak dalam belajar.Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik,
agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2) Lingkungan sekolah

a) Pengertian Lingkungan Sekolah


Menurut Hadi “Lingkungan ialah segala sesuatu yang ada di luar
orang-orang pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak”.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sistematis melaksanakan
program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa
agar mampu mengembangkan potensinya baik yang menyangkut aspek moral,
spiritual, intelektual, emosional maupun sosial .

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan


sekolah adalah lingkungan dimana kegiatan pembelajaran berlangsung pada
lembaga formal yang para siswanya dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib
sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi.

b) Fungsi Lingkungan Sekolah


Menurut Nasution fungsi sekolah adalah:

(1) Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan


(2) Sekolah memberikan Ketrampilan dasar
(3) Sekolah memberikan kesempatan memperbaiki nasib
(4) Sekolah menyediakan tenaga pembangunan
(5) Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah social
(6) Sekolah mentransmisi kebudayaan
(7) Sekolah membentuk manusia yang sosial
(8) Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan
c) Faktor-faktor Lingkungan Sekolah
Kondisi lingkungan sekolah yang mempengaruhi kondisi belajar antara lain
adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah
bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah
yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungya proses belajar yang baik, adanya
teman yang baik, adanya keharmonisan hubungan diantara semua personel sekolah,
adanya disiplin dan tata tertib yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.

Adapun aspek lingkungan sekolah meliputi:

(1) Relasi guru dan siswa, guru yang kurang interaksi dengan siswa secara akrab,
menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar. Siswa merasa jauh dengan guru.
(2) Relasi siswa dengan siswa, Jika didalam kelas terdapat grup yang bersaing secara
tidak sehat maka jiwa dan hubungan siswa didalam kelas tidak tampak
(3) Sarana belajar, sarana belajar yang cukup memadai membuat siswa lebih
semangat dalam belajar.
(4) Disiplin sekolah, peraturan sekolah yang tegas dan tertib akan membantu
kedisiplinan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.

3) Lingkungan Masyarakat
a) Pengertian Lingkungan Masyarakat
Lingkungan ialah segala sesuatu yang ada di luar orang-orang
pergaulan dan yang mempengaruhi perkembangan anak. lingkungan
masyarakat dimana siswa tinggal atau individu berada juga berpengaruh
terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan masyarakat dimana
warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-
lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan
memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan pekembangan
belajar generasi mudanya.

Jadi lingkungan masyarakat adalah segala sesuatu yang ada dimana individu
berinteraksi dengan individu lain yang berpengaruh terhadap perkembangan
anak.

b) Faktor-faktor Lingkungan Masyarakat


Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini meliputi:

(1) Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat


Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan
terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi kegiatan masyarakat yang
terlalu banyak justru akan mengganggu belajarnya apalagi jika tidak
bijaksana dalam mengatur waktu.

(2) Mass Media


Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap
siswa dan juga terhadap belajarnya.Sebaliknya mass media yang jelek
juga berpengaruh buruk terhadap siswa, maka pelu adanya bimbingan
dari orang tua dan pendidik baik di keluarga, sekolah dan masyarakat.

(3) Teman Bergaul


Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam
jiwanya. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap
siswa, begitupun sebaliknya. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
maka perlu diusahakan siswa memiliki teman bergaul yang baik dan
pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan
pendidik harus cukup bijaksana.

(4) Bentuk Kehidupan Masyarakat


Kehidupan masyarakat di sekitar siswa berpengaruh terhadap
belajar siswa.Anak tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan
orang-orang di sekitarnya. Lingkungan yang jelek akan membuat anak
berbuat hal-hal buruk yang dilakukan orang-orang di sekitarnya.
Lingkungan yang baik yang diisi orang-orang yang berpendidikan dan
berperilaku baik akan membuat anak terpengaruh dengan hal-hal yang
dilakukan lingkungannya itu. Pengaruh itu dapat mendorong semangat
anak untuk belajar lebih giat lagi.

c) Peran Masyarakat dalam Pendidikan


(1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta
perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan
organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraandan pengendalian
pelayanan mutu pendidikan;
(2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan
pengguna hasil pendidikan;
(3) Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Daruma, A.Razak dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Makassar : Universitas
Negeri Makassar
Purwanto, Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Bandung

Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai