Anda di halaman 1dari 15

IDENTIFIKASI FORENSIC :

*Upaya yg dilakukan utk membantu penyidik utk identifikasi seseorang, missal pd jenazah
tidak dikenal, membusuk, hangus, bencana alam, potongan tubuh, penculikan anak, bayi
tertukar.
*Identitas seseorang dipastikan bila paling sedikit 2 metode yg positif. ( Vi Si Do Pa Me Se Eks )
1. Sidik jari Visual Dokumen Pakaian dan perhiasan
2. Medik dan gigi Serologic eksklusi

SIDIK JARI :
 Paling tinggi keakuratannya. * Jari tangan jenazah dibungkus kantung plastik
METODE VISUAL :
 Dicocokan pd anggota keluarga ( lebih dari 1 orang ) yg kehilangan anggota keluarganya
 Mayat harus belum membusuk
PEMERIKSAAN DOKUMEN ( SIM, KTP, Paspor )
 Pd kecelakaan masal, dokumen tsb belum tentu milik korban
PEMERIKSAAN PAKAIAN
 Merk, ukuran, inisial, badge. Bisa utk mayat yg telah membusuk
IDENTIFIKASI MEDIK :
 TB, BB, warna rambut, mata, tatoo, seks, Ras, perkiraan umur, kelainan pd tulang.
 Mempunyai nilai tinggi ok dilakukan oleh seorang ahli dg menggunakan pemeriksaan
penunjang )
PEMERIKSAAN GIGI :
 Pencatatan data gigi ( odontogram )  jumlah, btk, susunan, tambalan, protesa.
 Pemeriksaan rahang
 Dilakukan dg manual, sinar X, pencetakan gigi
PEMERIKSAAN SEROLOGIK :
 Menentukan gol. darah pd mayat yg telah membusuk dg memeriksa rambut, kuku, tulang
METODE EKSKLUSI :
 Pd kecelakaan massal
IDENTIFIKASI POTONGAN TUBUH MANUSIA
 Manusia / binatang ?
 Bila banyak potongan, apakah dari 1 tubuh manusia ?
 Dapat diketahui : jenis kelamin, ras, umur, TB, cacat tubuh, penyakit yg pernah diderita,
status sosek, cara pemotongan pd kasus mutilasi

1
 Px/ makroskopik ( jenis kelamin), mikroskopik (kromatin seks wanita seperti drum stick pd
lekosit dan Barr body pd sel epitel ), serologic berupa rx antigen antibody ( rx presipitin)

IDENTIFIKASI KERANGKA :
 Kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur TB, ciri khusus, deformitas, tanda
kekerasan, perkiraan saat kematian ( keadaan kekeringan tulang )
 Bandingkan dg data ante mortem, foto terakhir
 Px anatomic : menentukan kerangka manusia. Bila ragu lakukan px serologic ( rx presipitin )
dan histologic (jumlah dan diameter kanal Havers )
 Jenis kelamin : px tlg pnggul, tengkorak, sternum, tulang Panjang, scapula, metakarpal

IDENTIFIKASI DNA

Identifikasi primer : sidik jari, DNA dan data gigi geligi.


Identifikasi sekunder : deformitas, tanda lahir atau bekas luka, sinar X dan pakaian/perhiasan
pribadi.
Identitas seseorang dapat dipastikan apabila didapatkan paling sedikit dua hasil positif dari
metode berbeda.
========================
Bayi ditemukan ditempat sampah ?  tentukan :  hukuman 7 tahun
* Apakah bayi lahir mati / hidup
* berapa umur bayi tsb ( intra dan ekstrauterin )
* apakah bayi tsb sdh dirawat
* Apakah sebab kematiannya

2
LAHIR MATI LAHIR HIDUP
*Bukan kasus pembunuhan/penelantaran *dada sdh mengembang, diafragma sela iga 4-5
*Tanda kematian : napas(-), denyut jtg(-), *Makroskopik :
Denyut tali pusat(-), gerakan otot rangka(-) -paru mengisi rongga dada, menutupi sbgn kandung jtg
*Tanda maserasi (pembusukan intrauterin) -paru merah muda, tidak merata, gambaran mozaik
-vesikel/bula, jika pecah kulit merah kecoklatan -pleura tegang ( taut pleura )
-epidermis putih, keriput, bau tengik -konsistensi spt spon, derik udara (+)
-perlunakan tubuh : otot, tendon, sendi, tlg lepas -UAP (+)
-Litopedion ( bayi mummy) -Berat 1/35 BB
*Dada belum mengembang : iga datar, dafragma *Mikroskopik :
iga ke 3-4 -serabut retikulin tampak tegang
*Makroskopik paru :
-tersembunyi dibelakang kandung jtg *Udara dlm GIT (+). Napas buatan ?
-warna kelabu ungu merata, padat, derik udara(-)
-Pleura longgar (slack pleura)
-Berat paru 1/70 BB
*Uji Apung Paru : tekhnik tanpa sentuh  (-)
-dilanjutkan dg px histopatologik
*Mikroskopik :
- cushion like dan club like (+)
-serabut retikulin berkelok kelok

UMUR BAYI INTRA DAN EKSTRA UTERIN :


 Rumus De Haas : utk 5 bulan pertama : Panjang kepala – tumit = umur gestasi kuadrat.
Mulai umur gestasi 6 bulan = dikalikan 5
 Pusat penulangan secara radiologis atau saat autopsy : klavikula, tlg panjang, ischium,
pubis, kalkaneus, manubrium sterni, talus, sternum, femur distal, tibia proksimal
 Viable adalah keadaan bayi / janin yg dpt hidup diluar kandungan lepas dari ibunya.
Kriterianya adalah :
*umur kehamilan > 28 mg dengan : Bayi cukup bulan > 36 mg
- Panjang badan ( kepala-tumit) > 35cm > 48 cm
- Panjang kepala tungging > 23 cm 30 – 33 cm
- BB > 1000 gr 2500 – 3000 gr
- Lingkar kepala > 32 cm 33 cm
- Cacat bawaan yg fatal (-)

 Pd bayi cukup bulan, hampir selalu terdapat pusat penulangan pd distal femur
 Ciri lain bayi cukup bulan :
 Lanugo sedikit, terdapat pd dahi, punggung, bahu
3
 Tulang rawan telinga sdh sempurna ( bila daun telinga dilipat akan kembali ke posisi semula
dg cepat )
 Diameter tonjolan susu ≥ 7 mm
 Kuku jari telah melewati ujung jari
 Garis garis kaki 2/3 bgn depan kaki
 Testis sdh turun ke testis
 Labia minora sdh tertutup labia mayora yg telah berkembang sempurna
 Kulitberwarna merah muda ( pd kulit putih ) atau merah kebiruan pd kulit hitam yg setelah
1-2 mg berubah jadi pucat atau coklat kehitaman
 Lemak bawah kulit cukup meratashg kulit tidak berkeriput (kulit bayi premature keriput)
* Penentuan umur bayi ekstra uterin :
 Udara dalam GIT :
- Bila hanya terdapat dlm lambung atau duodenum berarti hidup bbrp saat
- Dalam usus halus  telah hidup 1-2 jam
- Dalam usus besar  5-6 jam
- Dalam rectum  12 jam
 Mekonium dalam kolon : meconium akan keluar semua dlm waktu 24 jam setelah lahir
 Perubahan tali pusat :
- Setelah bayi keluar akan terjadi proses pengeringan tali pusat baiklahir hidup / mati
- Pd tempat lekat, akan terbentuk lingkaran merah setelah bayi hidup selama 36 jam
- Tali pusat akanmengering menjadi spt benang dalam 6-8 hr dan akan terjadi
penyembuhan luka yg sempurna bila tidak terjadi infeksi dlm waktu 15 hr.
 Eritrosit berinti : akan hilang dlm 24 jam pertama paska lahir
 Ginjal : pd hr 2-4  deposit asam urat berwarna jingga berbentuk kipas (fan shaped)
 Perubahan sirkulasi darah : Paska lahir, terjadi obliterasi arteri vena umbilicus dl waktu 3-4
hr. ductus venosus tertutup setelah 3-4 mg, foramen ovale menutup setelah 3-4 mg

Bayi yg telah dirawat :


 Tali pusat telah terikat, diputuskan dg gunting / pisau lebih kurang 5 cm dari pusat bayi dan
diberi antiseptic.
 Bila tali pusat dimasukan kedalam air, akan terlihat ujung terpotong rata.
 Pd partus presipitatus ( keberojolan ) : tali pusat akan terputus dekat perlekatannya pd uri /
pusat bayi dg ujung yg tidak rata.

4
 Hal lain yg tidak sesuai dg partus presipitatus adalah terdapatnya caput suksedaneum,
molase hebat dan fraktur tulang tengkorak serta ibu yg primipara.
 Verniks kaseosa ( lemak bayi ) dan darah : telah dibersihkan. Pd bayi yg dibuang kedalam
air, verniks kaseosa tidak akan hilangseluruhnya dan masih dapat ditemukan didaerah
lipatan kulit, ketiak, belakang telinga, lipat paha, lipat leher.
 Pakaian : terdapat pakaian atau penutup bayi.

Penyebab Kematian :
 Tersering adalah asfiksia ( mati lemas )
 Penyebab lain : proses persalinan ( trauma ), kecelakaan ( bayi terjatuh, p. presipitatus ),
pembunuhan, alamiah ( penyakit )

Tanda tanda kekerasan akibat trauma lahir :


 Kaput suksedaneum :
Makin lama persalinan berlangsung  makin hebat kaput suksedaneum
 Sefalohematom :
Perdarahan dibawah periosteum yg terbatas pd 1 tulang dan tidak melewati sutura.
 Fraktur tlg tengkorak :
Jarang. Hanya berupa cekungan tulang pd tlg ubun ubun. ( celluloid ball fracture )
 Perdarahan intracranial :
Sering jenis subdural. Biasanya pd partus presipitatus.
 Perdarahan subaraknoid dan Epidural : jarang

* Pd kasus pembunuhan : ibu panik  tindakan kekerasan ( pembekapan, penjeratan,


pencekikan dan penenggelaman )
* Penggunaan benda tumpul pd kepala jarang. Bila terjadi  dilakukan secara berulang 
cedera luas  fraktur dan memar otak. Sebaliknya dg trauma lahir.
Pemeriksaan mayat bayi = dewasa

Pemeriksaan luar  perhatikan


 Bayi cukup bulan, premature atau non viable
 Kulit : sdh dibersihkan / belum, verniks kaseosa, warna, berkeriput / tidak
 Mulut : benda asing ?

5
 Tali pusat : sdh terputus atau masih melekat pd ari. Bila terputus : terpotong rata / tidak.
Apakah sdh terikat dan diberi antiseptic ? adakah tanda kekerasan : hematoma atau
Wharton’s jelly berpindah tempat. Apakah terputusnya dekat uri atau pusat bayi.
 Kepala : kaput suksedaneum, molase tulang tengkorak ?
 Tanda kekerasan :
- Tanda pembekapan disekitar mulut dan hidung
- Memar pd mukosa bibir dan pipi
- Tanda pencekikan atau jerat pd leher, memar atau lecet pd tengkuk

Pd Autopsi :
 Perhatikan pd leher. Adakah tanda tanda penekanan. Resapan darah pd kulit sebelah
dalam. Pd bayi, ok jaringan lebih elastisdibanding dewasa maka tanda kekerasan tsb jarang.
 Benda asing dlm jalan napas
 Rongga dada : histopatologik paru dan UAP
 Tanda asfiksia : Tardieus spot pd permukaan paru, jantung, timus, epiglottis
 Tulang belakang : tanda kelainan kongenital dan tanda kekerasan
 Periksa pusat penulangan.
 Periksa tulang kepala dan otak  perdarahan

PERKOSAAN ATAU PERSUKAAN


Persukaan : tidak ada tanda kekerasan dan ANCAMAN KEKERASAN
Perlu dibuktikan adanya : Persetubuhan, Tanda kekerasan ( membuat pingsan / tidak berdaya )
dan ancaman kekerasan ( memaksa )  harus ada dalam kesimpulan
* Dokter tidak dapat menentukan apakah terdapat unsur paksaan pd suatu tindak pidana
* Ditemukannya tanda kekerasan pd tubuh korban tidak selalu merupakan akibat paksaan. Jika
dokter tidak menemukan tanda kekerasan, maka hal ini belum merupakan bukti bahwa
paksaan tidak terjadi.
* Kalau unsur paksaan tidak jelas  perkosaan ?  dokter jangan menggunakan istilah
perkosaan dalam VER. Istilah perkosaan adalah istilah hokum, bukan medis
* Bersetubuh dg wanita pingsan atau tidak berdaya
* Anamnesa pada korban :
@ Apakah korban sadar sewaktu bersetubuh ?
@ adakah penyakit yg diderita korban yg sewaktu waktu dapat mengakibatkan korban pingsan
atau tidak berdaya ( epilepsi, katalepsi, sinkop ) ?
6
@ Apakah sebelum pingsan, korban diberi minuman / makanan ?
@ Umur : < 12
12 – 15 : harus ada pengaduan ( delik aduan )
> 15

@ Sebelum pemeriksaan :
- Ada permintaan tertulis
- Korban diantar polisi ok tubuh korban merupakan benda bukti
- Bila korban dating sendiri, setelah selesai trus pulang,  datang polisi membawa SpV 
harus ditolak. Minta polisi membawa korban bersamaan dg SpV , baru bisa dibuat VER.
Hasil pemeriksaan yg pertama dapat diberikan dalam bentuk surat keterangan.
- Ada izin tertulis dari korban / walinya
- Dokter didampingi oleh perawat
- Px secepat mungkin, jangan sp korban menunggu
- Jika datang seorang bapak membawa anaknya utk diperiksa apakah masih perawan ? 
tanyakan apa maksud pemeriksaan. Bila sekedar ingin tau  dapat diperiksa tapi tidak
diberikan surat keterangan. Jika untuk penuntutan  harus ditolak ok harus berdasarkan
permintaan polisi
Pemeriksaan :
@ Data yg perlu dicantumkan dalam pendahuluan ( identitas ) :
- Polisi : instansi, nama, pangkat
- Korban : nama, umur, alamat, pekerjaan
- Dokter dan perawat : nama
- Tempat, tanggal, jam pemeriksaan
@ Hati hati, keterangan yg diberikan oleh korban tidak selalu benar, mungkin ok takut atau
tujuan pemerasan dll
@ anamnesis bersifat subjektif shg seharusnya tidak dimasukan kedalam VER. Anamnesis
dibuat terpisah dan dilampirkan pd VER dg judul “keterangan yg diperoleh dari korban”
@ Anamnesis umum :
- Umur, Tempat, tanggal lahir, Status perkawinan
- Siklus haid ( utk anak yg tidak diketahui umurnya )
- Penyakit kelamin dan penyakit kandungan serta adanya penyakit lain ( epilepsy dll )
- Apakah pernah bersetubuh, yg terakhir kapan, apakah pakai kondom.
7
Umur ?  payudara, rambut os pubis, gigi ( M2 tumbuh usia 12 thn, M3 tumbuh usia 17-21
thn ), haid
Jika belum haid  tentukan ada / tidaknya ovulasi  vaginal smear

@ Anamnesis khusus :
- Waktu kejadian : tanggal dan jam
- Bila waktu persetubuhan dan waktu melapor berbeda bbrp hari / minggu dapat
diperkirakan bahwa peristiwa itu bukan perkosaan.
- Apakah terjadi penetrasi dan ejakulasi dan setelah kejadian, korban mandi dan mencuci
dan mengganti pakaian.

@ Pemeriksaan pakaian :
- rapih atau tidak.
- apakah terdapat : robekan lama atau baru sepanjang jahitan atau melintang pd pakaian.
- Kancing terputus ( lama / baru ) akibat tarikan.
- Bercak darah, mani, lumpur.
- Trace evidence : rumput, tanah dll ).  kirim ke lab kriminologi
@ Pemeriksaan tubuh korban :
Pemeriksaan umum :
- Tampilan ( rambut dan wajah ) : rapi / kusut
- Keadaan emosional : tenang / sedih / gelisah
- Perhatikan apakah korban menunjukan tanda tanda bekas hilang kesadaran, tanda tanda
telah berada dibawah pengaruh alcohol, hipnotik dan narkotika ( needle mark ). Jika ya 
sampel urin dan darah  toksikologi
- Apakah korban melawan : bekas kekerasan ( memar, luka lecet pd daerah mulut, leher,
pergelangan tangan, lengan, paha bgn dalam dan pinggang ), kerokan kuku korban  sel
epitel kulit dan darah pelaku
- Adakah trace evidence yg melekat pd tubuh korban

8
Pemeriksaan Khusus : Genitalia
- Adakah rambut kemaluan yg saling melekat akibat cairan mani yg mengering  gunting
utk pemeriksaan lab
- Bercak air mani disekitar alat kelamin  kerok dg sisi tumpul skapel atau swab dg kapas
lidi yg telah dinasahi dg NaCl
- Vulva : tanda kekerasan ( hiperemi, edema, memar, luka lecet ( goresan kuku )
- Introitus vagina : hiperemi, edema. Dg kapas lidi diambil bahan utk pemeriksaan sperma
dari vestibulum / forniks posterior.
- Himen : rupture / tidak. Ruptur baru / lama, lokasi rupture, rupture apakah sampai
insersio atau tidak.
- Tentukan besar orifisium : sebesar ujung jari kelingking, jari telunjuk atau 2 jari
- Ukuran lingkar orifisium : ujung kelingking / telunjuk dimasukan dg hati hati kedalam
orifisium sampai terasa tepi himen menjepit ujung jari, beri tanda pd sarung tangan dan
lingkaran pd titik itu diukur. Ukuran pd perawan kira kira 2,5 cm. Lingkaran yg
memungkinkan persetubuhan adalah minimal 9 cm.
- Persetubuhan tidak selalu disertai dg deflorasi. Pd rupture lama, robekan menjalar sampai
ke insersio disertai adanya jaringan parut pd jaringan dibawahnya. Ruptur yg tidak sampai
insersio, bila sdh sembuh tidak dapat dikenali lagi.
- Periksa apakah frenulum labiorum pudenda dan commisura labiorum posterior utuh /
tidak.
- Periksa vagina dan serviks dg speculum. Adakah penyakit kelamin.
- Ambil sampel utk pemeriksaan lab :
 Untuk pemeriksaan cairan mani dan sel mani dalam lendir vagina dg menggunakan dg
pipet Pasteur / ose batang gelas / swab
 Bahan diambil dari forniks posterior
 Pada anak atau bila himen utuh : ambil bahan dari vestibulum saja
 Pemeriksaan thd N.gonorrhoea dari secret ureter ( urut dg jari )  pewarnaan gram
 Pemeriksaan dilakukan pd hari 1, 3, 5, 7
 Jika N.G (+)  terbukti adanya kontak seksual dg seorang penderita. Bila pd pria
tertuduh juga N.G (+)  petunjuk yg cukup kuat.
 Jika terdapat ulkus  secret diambil  pemeriksaan serologi / bakteriologi
 Bila ada indikasi  periksa kehamilan dan toksikologi dari urin dan darah.

9
Pemeriksaan pria tersangka :
 Pakaian : bercak semen ( tidak mempunyai arti dalam pembuktian), darah (
mempunyai nilai ok kemungkinan berasal dari darah deflorasi. Periksa golongan darah).
Cari bekas kekerasan.
 Cari sel epitel vagina pada gland penis, dg cara menekankan kaca objek pd gland penis,
korona atau frenulum, kemudian diletakan terbalik diatas cawan yg berisi larutan lugol.
Sitoplasma sel epitel vagina akan berwarna coklat tua ok mengandung glikogen. Warna
ini cepat hilang, tapi dpt ditimbulkan lagi dg meletakkannya diatas cairan lugol.
 Periksa secret uretra  STD
 Trace evidence pd pakaian. Bila tidak ada fasilitas  dibungkus, disegel, buat berita
acara pembungkusan dan penyegelan  kirim ke laboratorium forensic kepolisian
 Periksa rambut kemaluan yg lepas pd badan wanita  bandingkan masing masing.

Ruptur himen :
 Bedakan celah bawaan dari rupture dg memperhatikan sampai di insersio himen
 Celah bawaan tidak mencapai insersio, sedangkan rupture dapat sp ke dinding vagina.
 Pd vagina akan ditemukan parut bila rupture sudah sembuh, sedangkan rupture yg tidak
mencapai basis tidak akan menimbulkan parut.
 Ruptur akibat persetubuhan biasa ditemukan dibagian posterior kanan atau kiri dg
asumsi bahwa persetubuhan dilakukan dg posisi saling berhadapan.

PENGGUGURAN KANDUNGAN

* Adalah tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran,
tanpa melihat usia kandungannya. Sewaktu pengguguran, kandungan masih hidup.
* Adanya factor kesengajaan dan tidak adanya factor usia kehamilan.
* Jenis abortus : Spontan dan Provokatus ( terapeutik dan kriminalis )
1. Kekerasan mekanik local : gerakan fisik >>, pemijatan, pukulan, aliran listrik pd serviks
2. Kekerasan dari dalam ( manipulasi vagina dan serviks ) : penyemprotan air sabun pd portio
( dpt mengakibatkan emboli ), aplikasi asam arsenic, PK pekat, jodium tingtur, pemasangan
laminaria, pemecahan selaput amnion, jamu perangsang kontraksi uterus
* Abortus dapat dilakukan oleh : sendiri, oranglain ( ahli dan tidak ahli )
10
* abortus oleh ahli : mungkin tidak meninggalkan bekas dan bila telah > 1 hari  komplikasi yg
timbul atau penyakit yg menyertai mungkin mengaburkan tanda tanda abortus criminal

Pemeriksaan :
 Pd korban hidup, perhatikan tanda kehamilan ( perubahan payudara, pigmentasi,
hormonal, mikroskopik ). Perlu bukti adanya usaha penghentian kehamilan ( tanda
kekerasan pd genitalia interna / eksterna, perut dll )
 Toksikologi : jenis obat, IUFD
 Mikroskop : thd sisa jaringan
 Bila ada kecurigaan abortus kriminalis sebagai penyebab kematian  autopsy  buka
abdomen. Bila ada cairan  toksikologi

Pemeriksaan dalam :
 Uterus : pembesaran, krepitasi, luka, perforasi. Lakukan tes emboli udara pd Vena cava
inferior dan jantung.
 Alat genital interna : apakah pucat, kongesti, memar
 Uterus diiris mendatar dg jarak antar irisan 1 cm  deteksi perdarahan yg berasal dr bawah
 Ambil darah dari jantung ( segera setelah test emboli )  toksikologi
 Urin  test kehamikan dan toksikologi
 Mikroskopik : sel trofoblas yg merupakan tanda kehamilan. Kerusakan jaringan  tanda
usaha penghentian kehamilan. Sel radang PMN  tanda intravitalitas.

* Tentukan umur janin / usia kehamilan  kadang diperlukan oleh penyidik

TENGGELAM
* Definisi : kematian akibat mati lemas (asfiksia) yg disebabkan masuknya cairan kedalam
saluran pernapasan.
Beberapa istilah drowning
1. Wet drowning : cairan masuk kedalam saluran pernapasan setelah korban tenggelam.
2. Dry Drowning : cairan tidak masuk kedalam saluran pernapasan akibat spasme laring.
3. Secondary drowning. Terjadi gejala bbrp hari setelah korban tenggelam (dan diangkat dari
dalam air) dan korban meninggal akibat komplikasi.
4. Immersion syndrome. Korban tiba-tiba meninggal setelah tenggelam dalam air dingin akibat
refleks vagal. Alkohol dan makan terlalu banyak merupakan factor pencetus.

11
Tenggelam dalam air tawar
* Terjadi absorbsi cairan yang masif.
* Konsentrasi elektrolit dalam air tawar < konsentrasi dalam darah  hemodilusi darah, air
masuk kedalam darah  hemolisis  pengenceran darah  kompensasi tubuh  melepaskan
ion kalium dari serabut otot jantung sehingga kadar ion kalium dalam plasma meningkat
sedangkan dalam otot jantung berkurang  fibrilasi ventrikel dan penurunan tekanan darah, 
kematian akibat anoksia otak. Kematian terjadi dalam waktu 5 menit.

Tenggelam dalam air asin (hipertonik)


* Konsentrasi elektrolit cairan air asin > dalam darah  air akan ditarik dari sirkulasi pulmonal
kedalam jaringan interstisial paru  edema pulmoner, hemokonsentrasi, hipovolemi 
sirkulasi menjadi lambat  payah jantung.
* Kematian terjadi kira-kira dalam waktu 8-9 menit setelah tenggelam

Mekanisme kematian pada korban tenggelam


1. Asfiksia akibat spasme laring.
2. Asfiksia karena gagging dan choking
3. Refleks vagal
4. Fibrilasi ventrikel (dalam air tawar)
5. Edema pulmoner ( dalam air asin )

* Hal penting yang perlu ditentukan pd pemeriksaan adalah :


1. Menentukan identitas korban.
a. Pakaian dan benda-benda milik korban d. Warna dan distribusi rambut identitas lain
b. Kelainan / deformitas dan jaringan parut e. Sidik jari
c. Pemeriksaan gigi f. Teknik identifikasi lain

2. Apakah korban masih hidup sebelum tenggelam.


a. Metode paling baik ialah pemeriksaan diatom ( tumbuhan air )
b. Untuk membantu diagnosis, bandingkan kadar elektrolit magnesium darah dari bilik jantung
kiri dan kanan
c. Benda asing dalam paru dan saluran pernapasan mempunyai nilai yang menentukan pada mayat
yang terbenam selama bbrp waktu dan mulai membusuk demikian pula dg isi lambung dan usus.
d. Pada mayat yang segar, adanya air dalam lambung dan alveoli yang secara fisik dan kimia
sifatnya sama dengan air tempat korban tenggelam mempunyai nilai yang bermakna.
12
e. Pada beberapa kasus, ditemukannya kadar alkohol tinggi dapat menjelaskan bahwa korban
sedang dalam keracunan alkohol pada saat masuk kedalam air.

3. Penyebab kematian yang sebenarnya dan jenis drowning.


* Pada mayat yang segar, gambaran pasca mati dapat menentukan tipe drowning dan juga
penyebab kematian lain seperti penyakit, keracunan atau kekerasan lain.
* Pada kecelakaan dikolam renang benturan ante-mortem (ante mortem impact) pada tubuh
bagian atas, misalnya memar pada muka, perlukaan pada vertebra servikalis dapat ditemukan.
4. Faktor-faktor yang berperan pada proses kematian
* Misalnya kekerasan, alkohol atau obat-obatan dapat ditemukan pada PL / PD.

5. Tempat korban pertama kali tenggelam


* Bila kematian korban berhubungan dg masuknya cairan kedalam saluran pernapasan, maka
pemeriksaan diatom dari air tempat korban ditemukan dapat membantu menentukan apakah
korban tenggelam ditempat itu atau ditempat lain

6. Apakah ada penyulit alamiah lain yang mempercepat kematian


a. Pada immersion, kematian terjadi dengan cepat, hal ini mungkin disebabkan oleh sudden
cardiac arrest yang terjadi pada waktu cairan melalui saluran pernapasan bagian atas.
b. Bila tidak ditemukan air dalam paru-paru dan lambung, berarti kematian terjadi seketika akibat
spasme glotis, yang menyebabkan cairan tidak dapat masuk

* Korban tenggelam akan menelan air dalam jumlah yang makin lama makin banyak, kemudian
menjadi tidak sadar dalam waktu 2-12 menit (fatal period). Dalam periode ini bila korban
dikeluarkan dari air, ada kemungkinan masih dapat hidup bila upaya resusitasi berhasil.

PEMERIKSAAN LUAR JENAZAH


1. Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur dan benda-benda asing lain
yang terdapat dalam air, kalau seluruh tubuh terbenam dalam air.
2. Busa halus pada hidung dan mulut, kadang-kadang berdarah
3. Mata setengah terbuka atau tertutup, jarang terdapat perdarahan atau perbendungan
4. Kutis anserina pada kulit permukaan anterior tubuh terutama pada ekstremitas akibat kontraksi
otot erektor pili yang dapat terjadi karena rangsang dinginnya air.
Gambaran seperti cutis anserina kadang kala dapat juga akibat rigor mortis pada otot tersebut.

13
5. Washer woman’s hand, telapak tangan dan kaki berwarna keputihan dan berkeriput yang
disebabkan karena imbibisi cairan ke dalam kutis dan biasanya membutuhkan waktu lama.
6. Cadaveric spasme, merupakan tanda intravital yang terjadi pada waktu korban berusaha
menyelamatkan diri dg memegang apa saja seperti rumput atau benda – benda lain dalam air.
7. Luka – luka lecet pd siku, jari tangan, lutut dan kaki akibat gesekan pd benda – benda dalam air.
Puncak kepala mungkin terbentur pada dasar waktu terbenam, tetapi dapat pula terjadi luka post-
mortal akibat benda- benda atau binatang dalam air.

Pemeriksaan bedah jenazah


1. Busa halus dan benda asing (pasir, tumbuhan - tumbuhan air) dalam saluran pernapasan
(trakhea dan percabangannya)
2. Paru – paru membesar seperti balon, lebih berat, sampai menutupi kandung jantung. Pada
pengirisan banyak keluar cairan. Keadaan ini terutama terjadi pada kasus tenggelam di laut.
3. Petekie sedikit sekali karena kapiler terjepit diantara septum inter alveolar. Mungkin terdapat
bercak- bercak perdarahan yg disebut bercak paltauf akibat robeknya penyekat alveoli (polsin)
Petekie subpleural dan bula emfisema jarang terdapat dan ini bukan merupakan tanda khas
tenggelam tapi mungkin disebabkan oleh usaha respirasi.
4. Dapat juga di temukan paru – paru yang “biasa” karena cairan tidak masuk kedalam alveoli
atau cairan sudah masuk kedalam aliran darah (melalui proses imbibisi), ini dapat terjadi
pada kasus tenggelam di air tawar.
5. Otak, ginjal, limpa, dan hati mengalami perbendungan.
6. Lambung dapat sangat membesar, berisi air, lumpur dan sebagainya yang mungkin pula
terdapat dalam usus halus.

Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan diatom.
* Mati karena tenggelam  cairan bersama diatom akan masuk kedalam saliran pernapasan
atau pencernaan
* Pemeriksaan diatom dilakukan pada jaringan paru mayat segar. Bila mayat telah membusuk,
pemeriksaan daitom dilakukan dari jaringan ginjal, otot skelet atau sumsum tulang paha.
* Pemeriksaan diatom pada hati dan limpa kurang bermakna sebab dapat berasal dari
penyebaran abnormal dari saluran pencernaan terhadap air minum atau makanan.

Pemeriksaan destruksi (digesti asam) pada paru.

14
Pemeriksaan getah paru.

2. Pemeriksaan darah jantung.


* Bila tenggelam di air tawar, berat jenis dan kadar elektrolit dalam darah jantung kiri lebih
rendah dari jantung kanan. Sedangkat pada tenggelam di air asin terjadi sebaliknya.

Diagnosis tenggelam
Bila mayat masih segar :
1. Pemeriksaan luar.
2. Pemeriksaan dalam.
3. Pemeriksaan laboratorium : histologi, destruksi jaringan dan berat jenis serta elektrolit darah.

*Bila mayat udah membusuk, maka diagnosis kematian akibat tenggelam dibuat
berdasarkan adanya diatom yang cukup banyak pada paru – paru yang bila di sokong oleh
penemuan diatom pada ginjal, otot skelet atau diatom pada sumsum tulang, maka diagnosis
akan menjadi makin pasti.

15

Anda mungkin juga menyukai