Anda di halaman 1dari 5

A.

KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Diabetes melitus adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem
metabolisme dalam tubuh, di mana organ pankreas tidak mampu memproduksi
hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh
(dr. I Putu Yuda Hananta, 2011).
2. Kriteria Diagnostik Gula Darah
Kriteria diagnostik gula darah menurut WHO adalah
a. Gula darah sewaktu/ random ≥ 200 mg/dl
b. Gula darah puasa ≥ 140 mg/dl
c. Gula darah 2 jam post prandial / 2 jam setelah makan ≥ 200mg/dl
3. Etiologi
a. Diabetes tipe I/ Insulin Dependent Diabetes Melitus: Autoimun dan idiopatik
b. Diabetes tipe II/ Non Insulin Dependent Diabetes Melitus: Usia, obesitas,
gaya hidup ( stress)
4. Manifestasi klinik
a. Gejala awal : poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan
b. Gejala lain: lemah, mudah lelah, kesemutan atau mati rasa, luka yang lama
sembuh, mudah mengalami infeksi pada kulit, mata kabur, disfungsi ereksi
pada pria, pruritua vulvae pada wanita.
5. Komplikasi
a. Akut: Koma hipoglikemia, Ketoasidosis diabetikum, Koma hiperosmolar
nonketotik
b. Kronik: Makroangiopati, Mikroangiopati, retinopati diabetik, nefropati
diabetik, Neuropati diabetic, Kaki diabetic

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Keluhan utama: Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan
banyak kencing, dehidrasi, suhu tubuh meningkat, sakit
kepala.
b. Pemeriksaan fisik:
- sistem pernapasan: frekuensi pernapasan meningkat, napas dalam,
hiperventilasi( bila terjadi gangguan keseimbangan
asam basa akibat terjadi penumpukan benda keton
dalam tubuh.
- Sistem sirkulasi : hipotensi,hipertensi(aterosklerosis),nadi
lemah,Turgor kulit menurun,CRT lambat. Adanya
luka / ulserasi yang sulit sembuh (Palpitasi dan
gemetar bila terjadi hipoglikemi.
- Sistem persyarafan: Kesemutan, rasa baal akibat neuropati,penglihatan
kabur, penurunan kesadaran (bila terjadi KAD /
koma diabetikum).
- Sistem Pencernaan: Abdomen tegang / nyeri.
- Sistem Perkemihan: Urine encer, urine berkabut
- Sistem Muskuloskeletal:Penurunan kekuatan otot, kram otot, penurunan
umum rentang gerak. Parastesia / paralisis otot
( bila kadar kalium menurun dengan cukup
tajam akibat diuresis osmotik dan bila terjadi
penurunan kadar glukosa darah).
2. Diagnosa keperawatan dan intervensi
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien ditandai dengan
penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat., berat badan
20% atau lebih dibawah berat badan ideal
2. Gangguan eliminasi urinarius b.d gangguan sensori ditandai dengan
sering berkemih, nokturia, inkontinensia

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELITUS

DI RUANGAN KODOMO RSUD. PROF. DR. W.Z JOHANNES KUPANG


OLEH:

RESTIN MARIA PARERA, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI

KUPANG

2015
Daftar Pustaka

Mansjoer, arif dkk. 2001. Kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid pertama. Jakarta:
media Aesculapius

NANDA Internasional. 2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


EGC: Jakarta

Taylor, Cynthia M. & Sheila Spark Ralph.Diagnosis Keperawatan dengan Rencana


Asuhan, Ed.10. Jakarta: EGC

Doenges, marlin dkk. 1999. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: EGC

Hananta, Yuda Putu I. 20011. Deteksi Dini dan Pencegahan Diabetes Melitus.
Yogyakarta: Media Pressindo
WOC DM

DM Tipe 1:Genetik, Imonologi, DM Tipe 2: Obesitas, pola hidup,


lingkungan (virus, toxin) riwayat keluarga

Kerusakan sel- sel beta pancreas Resistensi insulin pada reseptor insulin

Defisiensi insulin dalam sel


Pengobatan : diet dan pengobatan Pe↓glukosa PK:
Peningkatan kadar glukosa darah PK: Hipoglikemi
Hipoglikemi
insulin yang tidak efektif darah

S. Pernapasan S. Kardiovaskuler S. Neurologi S. Pencernaan S. Muskuloskeletal S. Integumen

Tubuh Pelepasan epineprin Kekurangan O2 ke Peningkatan metabolisme, Penurunan Sel saraf bagian perifer
memecah jaringan otak pemakaian lemak dan pembentukan energy rusak
lemah untuk Palpitasi, berkeringat protein
memenuhi
Hipoksia Penurunan massa otot Penurunan sensori dan
kebutuhan
energy tubuh. PK:
PK: penurunan
penurunan Sumber energi sel rangsang
curah
curah jantung
jantung pusing, penurunan menurun Kelemahan
Resiko
Resiko deficit
deficit kesadaran Resiko
Peningkatan Resiko kerusakan
kerusakan
volume
volume cairan
cairan integritas
benda keton glukosemia Intoleran integritas kulit
kulit
Intoleran aktifitas
aktifitas
Resiko
Resiko Cedera
Cedera
Gangguan ketonemia
keseimbangan
asam dan basa
PH menurun, mual,
Hiperventilasi, muntah
takipnoe,
kusmaul
Resiko
Resiko ketidakseimbangan
ketidakseimbangan
nutrisi
nutrisi kurang
kurang dari
dari
Gangguan
Gangguan kebutuhan
kebutuhan tubuh
tubuh
pertukaran
pertukaran
gas
gas

Anda mungkin juga menyukai