Anda di halaman 1dari 159

PERKEMBANGAN PROGRAM FORTIFIKASI PANGAN DAN

IDENTIFIKASI PANGAN YANG DIFORTIFIKASI

ALDI EL GUSTIAN

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA1

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perkembangan


Program Fortifikasi Pangan dan Identifikasi Pangan yang difortifikasi adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2013

Aldi El Gustian
NIM I14080088

1
Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait
ABSTRAK
ALDI EL GUSTIAN. Perkembangan Program Fortifikasi Pangan dan Identifikasi
Pangan yang Difortifikasi. Dibimbing oleh DRAJAT MARTIANTO.

Penelitian ini bertujuan mempelajari perkembangan fortifikasi pangan


global dan Indonesia, serta identifikasi pangan yang telah difortifikasi sampai
akhir tahun 2012. Sejak awal abad 20, program fortifikasi pangan telah digunakan
sebagai strategi mengatasi kekurangan zat gizi mikro. Metode yang digunakan
berupa kajian pustaka dan survei produk pangan yang difortifikasi diberbagai
jenis pasar di Bogor. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan
fortifikasi pangan di dunia telah dimulai sejak tahun 1920 dan terus mengalami
perkembangan mengikuti masalah kekurangan zat gizi mikro. Sejalan dengan
perkembangan teknologi pangan, ilmu pertanian dan teknologi juga menunjukkan
kemajuan yang positif dalam mendukung penghapusan defisiensi zat gizi mikro
melalui biofortifikasi. Dari hasil survey di pasar modern dan pasar tradisional
Bogor ditemukan bahwa terdapat 227 produk yang telah difortifikasi, diantaranya
garam dan tepung terigu termasuk dalam daftar produk fortifikasi wajib, dan
selebihnya fortifikasi sukarela.

Kata kunci: fortifikasi pangan, kebijakan, biofortifikasi, produk

ABSTRACT

ALDI EL GUSTIAN: Food fortification program development and identification


of fortified food. Supervised by DRAJAT MARTIANTO.

The study aimed to identify the food fortification program development in


the world and Indonesia, and to identify various food that has been fortified until
the end of 2012. Since early 20th century, food fortification program has been used
as strategy to solve micronutrient deficiencies. The method used were literature
review and survey of fortified food products in various type of market around
Bogor. The results of this study were, the fortification policy began in 1920 and
continues to develop following the problem of micronutrient deficiencies. In line
with the food technology development, agricultural science and technology also
show the positive progress in supporting the elimination of micronutrient
deficiencies through biofortification. Results of fortified survey in various modern
and traditional market in Bogor found that were 227 items of food have been
fortified such as salt and flour which include in mandatory fortification, while the
rest are voluntary fortification.

Key words: food fortification, policies, biofortification, product


RINGKASAN

ALDI EL GUSTIAN. Perkembangan Program Fortifikasi Pangan dan Identifikasi


Pangan yang Difortifikasi. Dibimbing oleh DRAJAT MARTIANTO.

Masalah kekurangan zat gizi mikro yang masih cukup tinggi prevalensinya
saat ini merupakan indikasi rendahnya asupan pangan sumber vitamin dan mineral
dari menu sehari-hari. Untuk itu intervensi gizi yang mampu menjamin
pemenuhan kecukupan zat gizi mikro perlu dikembangkan khususnya untuk
daerah miskin dan sulit terjangkau dengan memberdayakan keanekaragaman
makanan lokal untuk peningkatan status gizi mikro masyarakat (Soekirman 2008).
Diversifikasi pangan merupakan solusi jangka panjang untuk menanggulangi
masalah kurang zat gizi mikro. Dalam jangka pendek dan menengah para
ilmuwan di bidang gizi dan teknologi pangan sejak awal abad ke-20 telah berhasil
melakukan terobosan untuk membantu mereka yang menderita kurang gizi mikro
melalui terobosan teknologi yang murah, memberikan dampak yang nyata,
diterima oleh masyarakat dan berkelanjutan yaitu fortifikasi pangan.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari perkembangan
program fortifikasi pangan global dan di Indonesia serta mengidentifikasi jenis-
jenis pangan yang telah difortifikasi sampai akhir tahun 2012. Tujuan khusus
penelitian adalah 1) mempelajari perkembangan program fortifikasi pangan
termasuk biofortifikasi global dan di Indonesia, 2) melakukan inventarisasi
produk-produk pangan yang difortifikasi di Indonesia sampai kondisi akhir tahun
2012.
Desain penelitian ini adalah studi deskriptif. Metode yang digunakan adalah
kajian pustaka dan survei lapang. Kajian pustaka dilakukan dengan mencari
informasi dari berbagai referensi antara lain sejarah perkembangan fortifikasi
pangan global dan Indonesia serta biofortifikasi dan peraturan atau kebijakan yang
terkait dengan fortifikasi mandatory atau voluntary. Survei lapang dilakukan
secara langsung melalui pengamatan pada produk pangan fortifikasi di pasaran
dan pengamatan pada label produk pangan yang dibagi kedalam dua belas jenis
kategori pangan mengikuti pembagian kelompok pangan Badan Pengelolaan Obat
dan Makanan (BPOM). Kategori pangan yang dilakukan inventarisasi adalah
produk-produk susu, minyak goreng, margarin, kembang gula/permen dan coklat,
tepung terigu, mi instan, biskuit, garam, makanan pendamping air susu ibu (MP
ASI), minuman, makanan ringan siap santap serta produk yang tidak termasuk
dalam 11 kategori pangan. Lokasi yang digunakan adalah Kota Bogor dan
sekitarnya. Pengumpulan data dilakukan pada bulan September-Desember 2012.
Fortifikasi telah diperkenalkan di Swiss pada tahun 1920 untuk
mengendalikan kekurangan zat gizi mikro iodium dengan menambahkan iodium
pada garam. Pada tahun 1940 fortifikasi menjadi ketentuan umum industri pangan
dengan penambahan thiamin, riboflavin, dan niasin pada produk sereal yang
bertujuan meningkatkan status gizi penduduk. Peraturan fortifikasi pertama kali
diterbitkan oleh Food And Drug Administration United States of America (FDA
USA) pada tahun 1960. Pada tahun 1992 diadakan konferensi International
Conference on Nurtrition (ICN) di Roma untuk menentukan kebijakan fortifikasi
dalam menyikapi permasalahan zat gizi mikro. Berdasarkan konferensi tersebut
maka fortifikasi menjadi suatu ketentuan di seluruh negara dan tahun 2006
ditetapkan standar penentuan zat gizi mikro yang dapat difortifikasikan.
Fortifikasi di Indonesia sudah dimulai pada jaman pemerintah Belanda pada
tahun 1927 dengan menambahkan iodium pada garam untuk menanggulangi
gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). Pada tahun 1970-an diwacanakan
untuk memberlakukan fortifikasi pada garam dan tepung terigu. Pada 1994
pemerintah memberlakukan fortifikasi pada garam dengan difortifikan iodium
berdasarkan Surat Keputusan Bersaman (SKB) empat Menteri. Pada tahun 1994
Presiden menerbitkan Keputusan Presiden no 69 tahun 1994 tentang wajib
iodisasi garam dan pada tahun 2001 tepung terigu juga diwajibkan untuk
difortifikasi berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.
153 tahun 2001.
Dalam hal kebijakan fortifikasi, pemerintah Indonesia telah menerbitkan 26
peraturan yang bersifat umum dan khusus serta dasar pemberlakuannya untuk
fortifikasi wajib. Peraturan untuk fortifikasi sukarela diatur dalam PP no 69 tahun
1999 tentang iklan dan label pangan yang merupakan awal dikembangkannya
peraturan fortifikasi sukarela di Indonesia. Peraturan tersebut diperkuat dengan
PP No. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, Peraturan
BPOM Nomor HK.03.1.23.11.11.09605 tahun 2011 tentang Pedoman
Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan dan Nomor
HK.03.1.23.11.11.09909 tahun 2011 tentang Pengawasan Klaim Dalam Label dan
Iklan Pangan Olahan.
Biofortifikasi merupakan paradigma baru dalam menanggulagi masalah gizi
dengan upaya meningkatkan kandungan gizi (vitamin dan mineral) produk
pertanian melalui proses persilangan intra dan atau interspesies tanaman secara
konvensional maupun inkonvensional. Tanaman biofortifikasi fokus pada
penambahan vitamin A, seng (Zn) dan besi (Fe). Program biofortifikasi global
dilakukan oleh HarvestPlus dan telah berhasil melepas tanaman biofortifikasi
seperti kacang, singkong, jagung, jewawut, beras, ubi jalar dan gandum di negara
Asia dan Afrika. Saat ini program biofortifikasi di Indonesia baru pada tahap
penelitian pada beras dengan penambahan besi namun belum dilakukan secara
massal.
Pelaksanaan fortifikasi pangan telah menghasilkan berbagai jenis produk
sehingga perlu informasi secara luas tentang jenis produk yang difortifikasi dan
memenuhi standar peraturan yang berlaku. Hasil inventarisasi menunjukkan
bahwa saat ini terdapat 227 jenis produk yang telah difortifikasi dengan zat gizi
mikro baik vitamin maupun mineral. Hasil dari inventarisasi produk yang
difortifikasikan dibandingkan dengan jumlah produk pada setiap jenis kategori
pangan menunjukkan bahwa produk-produk susu telah difortifikasi sebanyak
28.6% dengan rincian produk susu ibu hamil dan menyusui sebanyak 13 merek,
susu bayi dan balita 37 merek, susu pertumbuhan 9 merek dan produk susu
lainnya 42 merek, minyak goreng 60%, margarin 100%, kembang gula/permen
dan coklat 2.4%, tepung terigu 100%, mi instan 23.1%, biskuit 10.8%, garam
100%, MP ASI 22.8%, minuman 26.6%, makanan ringan siap santap 0.9% serta
produk makanan jadi lainnya sebanyak 17 produk.
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang menguntip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB

Dilarang mengumumkan dan memeperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis


ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
PERKEMBANGAN PROGRAM FORTIFIKASI PANGAN DAN
IDENTIFIKASI PANGAN YANG DIFORTIFIKASI

ALDI EL GUSTIAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi :Perkembangan Program Fortifikasi Pangan dan Identifikasi
Pangan yang Difortifikasi
Nama : Aldi El Gustian
NIM : I14080088

Disetujui oleh

Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si


Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Budi Setiawan, MS


Ketua Departemen

Tanggal Lulus:
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2012 ini ialah
Perkembangan Program Fortifikasi Pangan dan Identifikasi Pangan yang
Difortifikasi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Drajat Martianto selaku
pembimbing, serta Bapak Dr Rimbawan yang telah banyak memberi saran.
Ungkapan terima kasih disampaikan kepada Koalisi Fortifikasi Indonesia (KFI)
yang telah mendukung pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayangnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih bagi Devi, Euis, Andra,
Rayhanah, Siti, Riza, teman-teman BEM KM, ISPC, SABIL, AQSHO dan kepada
semua pihak membantu dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2013

Aldi El Gustian
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN ix
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Tujuan Umum 2
Tujuan Khusus 2
Kegunaan Penelitian 3
Kelemahan Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
Fortifikasi Pangan 3
Biofortifikasi 5
Makanan yang dapat Difortifikasi 5
KERANGKA PEMIKIRAN 7
METODE PENELITIAN 9
Desain, Tempat, dan Waktu 9
Jenis dan Cara Pengambilan Data 9
Definisi Operasional 12
HASIL DAN PEMBAHASAN 13
Perkembangan Program Fortifikasi Di Dunia 13
Perkembangan Program Fortifikasi Di Indonesia 20
Perkembangan Program Biofortifikasi 30
Inventarisasi Produk yang Difortifikasi 33
Produk-Produk Susu 34
Minyak Goreng 34
Kembang Gula/Permen dan Coklat 35
Tepung Terigu 35
Mi instan 35
Biskuit 36
Garam 36
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) 36
Minuman 36
Makanan Ringan siap santap 37
Produk makanan jadi lainnya 37
SIMPULAN DAN SARAN 37
Simpulan 37
Saran 38
DAFTAR PUSTAKA 39
DAFTAR TABEL

1 Makanan yang difortifikasi dibeberapa negara Asia 6


2 Jenis kategori pangan produk inventarisasi 10
3 Program fortifikasi wajib dibeberapa negara berkembang 15
4 Asumsi efektifitas program dan biaya fortifikasi 20
5 Undang-undang dan peraturan pangan fortifikasi pangan di Indonesia 25
6 Tipe klaim produk pangan fortifikasi 28
7 Target tanaman dan negara program biofortifikasi 31
8 Inventarisasi produk pangan fortifikasi 33

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran mengindentifikasi program fortifikasi dan biofirtifikasi 8


2 Teknik pengambilan data sekunder 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Produk susu ibu hamil dan menyusui yang difortifikasi 42


2 Produk susu bayi dan balita yang difortifikasi 52
3 Produk susu pertumbuhan yang difortifikasi 78
4 Prosuk susu lainnya yang difortifikasi 83
5 Produk minyak goreng yang difortifikasi 104
6 Produk margarin yang difortifikasi 105
7 Produk kembang gula/permen dan coklat yang difortifikasi 106
8 Produk tepung terogu yang difortifikasi 106
9 Produk mi instan yang difortifikasi 107
10 Produk biskuit yang difortifikasi 113
11 Produk garam yang difortifikasi 118
12 Produk MP ASI yang difortifikasi 119
13 Produk minuman yang difortifikasi 127
14 Produk makanan ringan siap santap 132
15 Produk makanan jadi lainnya yang difortifikasi 133
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Manusia tidak


dapat mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan. Karena itu,
usaha pemenuhan kebutuhan pangan merupakan suatu usaha kemanusiaan
yang mendasar. Beberapa ahli bahkan menyatakan kebutuhan atas pangan
merupakan suatu hak asasi manusia yang paling dasar.
Bentuk tidak terpenuhinya hak asasi atas pangan dan gizi yang paling umum
adalah kekurangan pangan alias kelaparan. Namun demikian, harus disadari
bahwa kelaparan mempunyai beberapa tingkatan, yang jika terjadi secara cukup
lama dan terus-menerus, akan berkontribusi pada terjadinya kemunduran atau
penurunan status kesehatan, produktivitas, dan akhirnya ikut pula mempengaruhi
tingkat intelektualitas dan status sosial. Tingkat-tingkat kelaparan itu sendiri
antara lain dipengaruhi oleh (i) jumlah konsumsi bahan pangan, (ii) jenis dan
kualitas bahan pangan yang dikonsumsi, atau (iii) kombinasi antara kedua
faktor tersebut.
Kekurangan akan tiga jenis zat gizi mikro (micronutrient) iodium, besi, dan
vitamin A secara luas menimpa lebih dari sepertiga penduduk dunia. Konsekuensi
serius dari kekurangan tersebut terhadap individu dan keluarga termasuk
ketidakmampuan belajar secara baik, penurunan produktivitas kerja, kesakitan,
dan bahkan kematian.
Masalah kekurangan zat gizi mikro yang masih cukup tinggi prevalensinya
saat ini merupakan indikasi rendahnya asupan pangan sumber vitamin dan
mineral dari menu sehari-hari. Untuk itu intervensi gizi yang mampu menjamin
pemenuhan kecukupan zat gizi mikro perlu dikembangkan khususnya untuk
daerah miskin dan sulit terjangkau dengan memberdayakan keanekaragaman
makanan lokal untuk peningkatan status gizi mikro masyarakat (Soekirman 2008).
Idealnya perbaikan gizi ditempuh dengan memperbaiki konsumsi makanan
keluarga sehari-hari berdasarkan gizi seimbang. Namun, tidak semua anggota
keluarga dapat memenuhi gizi seimbang karena ketidakmampuan ekonomi dan
atau kurangnya pengetahuan.
Diversifikasi pangan merupakan solusi jangka panjang untuk
menanggulangi masalah kurang zat gizi mikro. Dalam jangka pendek dan
menengah, para imuwan di bidang gizi dan teknologi pangan sejak awal abad ke-
20 telah berhasil melakukan fortifikasi pangan sebagai terobosan teknologi baru
yang lebih murah guna membantu mereka yang menderita kurang gizi mikro.
Terobosan baru ini dapat memberikan dampak yang nyata dan diterima oleh
masyarakat.
Pada awal perkembangannya, fortifikasi digunakan untuk mengatasi
penyakit yang disebabkan oleh kekurangan zat gizi tertentu. Kekurangan zat gizi
tidak hanya terjadi di negara berkembang, yang antara lain disebabkan oleh
kekurangan pangan, rendahnya daya beli masyarakat dan keterbatasan
pengetahuan gizi. Namun, defisiensi juga terjadi di negara maju, yang antara lain
disebabkan oleh kecenderungan konsumsi produk olahan komersial dengan
komposisi zat gizi terbatas. Oleh karena itu, istilah fortifikasi hanya diberikan
2

untuk proses penambahan vitamin, mineral dan asam-asam amino pada produk
pangan. Sekarang banyak sekali “senyawa” selain vitamin, mineral dan asam-
asam amino yang “ditambahkan” (difortifikasikan) pada produk pangan, dan tidak
terbatas pada zat-zat gizi, tetapi juga senyawa-senyawa non gizi seperti
antosianin, polifenol, antioksidan dan lain-lain.
Fortifikasi terbagi menjadi dua, yakni fortifikasi sukarela dan fortifikasi
wajib. Fortifikasi sukarela (voluntary) merupakan program fortifikasi yang
dilakukan atas inisiatif pengusaha atau produsen pangan tanpa diwajibkan oleh
undang-undang atau peraturan pemerintah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
nilai jual serta menarik konsumen lebih banyak dan bukan untuk memperbaiki
gizi masyarakat. Fortifikasi wajib (mandatory) adalah fortifikasi yang diatur oleh
undang-undang dan peraturan pemerintah dengan tujuan utama mengatasi
masalah KGM (kekurangan zat gizi mikro). Sasaran utama program ini adalah
masyarakat miskin serta masyarakat secara umum. Program ini merupakan
tanggung jawab pemerintah bekerja sama dengan beberapa industri pangan yang
terkait dengan jenis pangan yang difortifikasi.
Ada beberapa produk pangan fortifikasi yang dilakukan hanya untuk alasan
komersil. Dengan adanya fortifikasi diharapkan, harga jual produk pangan
tersebut harus tetap terjangkau oleh masyarakat dan tidak menambah biaya
produksi secara signifikan. Hal ini penting karena sasaran utama fortifikasi adalah
masyarakat miskin. Hingga saat ini belum ada informasi mengenai produk apa
saja yang sudah difortifikasi secara voluntary. Oleh karena itu pada penelitian ini
akan dilakukan identifikasi perkembangan program fortifikasi secara global
umumnya dan Indonesia khususnya baik secara wajib (mandatory) maupun
seacara sukarela (voluntary). Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu
sumber informasi jenis pangan apa saja yang difortifikasi dan manfaat ketika
dikonsumsi.

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini antara lain mempelajari perkembangan


program fortifikasi pangan global dan di Indonesia serta mengidentifikasi jenis-
jenis pangan yang telah difortifikasi sampai kondisi akhir tahun 2012.

Tujuan Khusus

1. Mempelajari perkembangan program fortifikasi pangan termasuk


biofortifikasi global dan di Indonesia.
2. Melakukan inventarisasi produk-produk pangan yang difortifikasi di
Indonesia sampai kondisi akhir tahun 2012.
3

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna untuk:


1. Bagi ilmu pengetahuan, menghasilkan informasi dapat memberikan data dan
perkembangan kebijakan dan program fortifikasi serta informasi mengenai
aneka pangan yang difortifikasi sampai akhir tahun 2012.
2. Bagi pemerintah dapat memberikan informasi tambahan dalam
mengembangkan peraturan dan pendidikan/penyuluhan produk fortifikasi
yang beredar di pasaran.
3. Bagi masyarakat dapat memberikan informasi dalam menentukan produk
pangan yang akan dikonsumsi terutama produk yang difortifikasi.

Kelemahan Penelitian

Kelemahan dari penelitian ini yaitu kajian pustaka terbatas dalam referensi
yang digunakan karena begitu luasnya cakupan program fortifikasi global dan di
Indonesia, dan hanya dilakukan inventarisasi di Kota Bogor dan sekitarnya serta
tidak dilakukan inventarisasi pada produk pangan impor. Pada saat melakukan
penelitian terbatas pada tanggal 17 dan 23 Desember 2012 dalam melakukan
inventarisasi, memungkinkan produk pangan fortifikasi tidak terdata disebakan
tidak tersedia dalam rak display produk. Selain itu terdapat kategori pangan
lainnya yang tidak ditemukan dalam inventarisasi di Kota Bogor seperti pasta,
mayonaise, saus dan kecap menurut literatur difortifikasi dan memungkinkan
tersedia di wilayah lain. Berikutnya terdapat beberapa produk yang tidak
memenuhi kriteria pencantuman label pangan seperti tidak terteranya informasi
nilai gizi pada kemasan.

TINJAUAN PUSTAKA

Fortifikasi Pangan

Fortifikasi didefinisikan sebagai penambahan zat-zat gizi ke dalam bahan


pangan. Fortifikasi terhadap suatu bahan pangan bertujuan meningkatkan nilai
gizi bahan pangan dan juga untuk meningkatkan konsumsi suatu zat gizi tertentu
oleh masyarakat (Muchtadi et al. 1993).
Berikut ini pengertian beberapa istilah yang berhubungan dengan
penambahan zat-zat gizi ke dalam bahan pangan menurut Codex Alimentarius
(1983):
1. Fortifikasi atau enrichment adalah penambahan sejumlah zat-zat gizi
tertentu ke dalam bahan pangan baik dalam kondisi normal terdapat di
dalam bahan pangan dengan tujuan mencegah atau mengatasi defisiensi
sejumlah zat gizi di dalam suatu populasi atau kelompok masyarakat
tertentu.
2. Restorasi adalah penambahan zat-zat gizi yang hilang selama proses
pengolahan pangan yang sesuai dengan GMP (Good Manufacturing
4

Practice), atau selama penyimpanan normal dan pada tahap penanganan,


jumlah yang ditambahkan akan menghasilkan komposisi zat gizi seperti
sebelum bahan pangan mengalami proses pengolahan, penyimpanan, atau
penanganan.
3. Standardisasi adalah penambahan sejumlah zat gizi ke dalam bahan pangan
yang bertujuan untuk mengganti kehilangan zat gizi ke dalam variasi
alaminya pada tingkatan zat gizi tertentu.
The Joint Food and Agricultural Organization World Health Organization
(FAO/WHO) Expert Commitee on Nutrition menganggap istilah fortification
paling tepat menggambarkan proses di mana zat gizi makro dan zat gizi mikro
ditambahkan kepada pangan yang dikonsumsi secara umum. Istilah double
fortification dan multiple fortification digunakan apabila 2 atau lebih zat gizi,
masing-masing ditambahkan kepada pangan atau campuran pangan. Pangan
pembawa zat gizi yang ditambahkan disebut ‘Vehicle', sementara zat gizi yang
ditambahkan disebut 'Fortificant' (FAO/WHO 1971).
Secara umum fortifikasi pangan dapat diterapkan untuk tujuan-tujuan, yaitu:
1) memperbaiki kekurangan zat-zat dari pangan (untuk memperbaiki defisiensi
akan zat gizi yang ditambahkan); 2) mengembalikan zat-zat yang awalnya
terdapat dalam jumlah yang signifikan dalam pangan akan tetapi mengalami
kehilangan selama pengolahan; 3) meningkatkan kualitas gizi dari produk pangan
olahan (pabrik) yang digunakan sebagai sumber pangan, bergizi misal: susu
formula bayi; 4) menjamin equivalensi gizi dari produk pangan olahan yang
menggantikan pangan lain, misalnya margarin yang difortifikasi sebagai
pengganti mentega (Siagian A 2003).
Langkah-langkah pengembangan program fortifikasi pangan, antara lain
adalah (Siagian A 2003): 1) menentukan prevalensi defisiensi zat gizi mikro; 2)
segmen populasi (menentukan segmen); 3) tentukan asupan zat gizi mikro dari
survei makanan; 4) dapatkan data konsumsi untuk pangan pembawa (vehicle)
yang potensial; 5) tentukan availabilitas zat gizi mikro dari jenis pangan; 6)
mencari dukungan pemerintah (pembuat kebijakan dan peraturan); 7) mencari
dukungan industri pangan; 8) mengukur (Asses) status pangan pembawa potensial
dan cabang industri pengolahan (termasuk suplai bahan baku dan penjualan
produk); 9) memilih jenis dan jumlah fortifikasi dan campurannya; 10)
kembangkan teknologi fortifikasi; 11) lakukan studi pada interaksi, potensi
stabilitas, penyimpangan dan kualitas organoleptik dari produk fortifikasi; 12)
tentukan bioavailabilitas dari pangan hasil fortifikasi; 13) lakukan pengujian
lapangan untuk menentukan efficacy dan kefektifan; 14) kembangkan standar-
standar untuk pangan hasil fortifikasi; 15) defenisikan produk akhir dan
keperluan-keperluan penyerapan dan pelabelan; 16) kembangkan peraturan-
peraturan untuk mandatory compliance; 17) promosikan (kembangkan) untuk
meningkatkan keterterimaan oleh konsumen.
Penambahan zat gizi tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
1) zat gizi yang ditambahkan tidak mengubah warna dan cita rasa makanan; 2)
dapat dimanfaatkan tubuh; 3) stabil selama penyimpanan; 4) tidak menyebabkan
timbulnya interaksi negatif dengan zat gizi lain yang ditambahkan atau yang ada
dalam bahan pangan; 5) jumlah yang ditambahkan harus memperhitungkan
kebutuhan individu (Muchtadi et al. 1993). Ada pula beberapa pertimbangan yang
5

perlu diperhatikan saat melakukan fortifikasi vitamin, antara lain sebagai berikut:
1) bioavailabilitas; 2) reaktivitas; 3) harga; dan 4) toksisitas.
Titik penambahan ditentukan berdasarkan efeknya terhadap stabilitas
fortifikan. Mineral dapat ditambahkan ke dalam adonan yang akan diekstrusi,
sedangkan vitamin tidak dapat. Biasanya vitamin ditambahkan sebelum
pengemasan untuk memaksimalkan retensinya.
Cara penanganan bahan pangan sebelum dikonsumsi dapat mempengaruhi
kandungan zat gizi mikro yang secara alami ada atau yang ditambahkan di dalam
bahan pangan. Bahkan dengan seluruh tindakan pencegahan yang dilakukan untuk
menjamin stabilitas zat gizi mikro dalam bahan pangan, beberapa kehilangan zat-
zat gizi tersebut masih terjadi selama proses pengolahan, distribusi, dan
penyimpanan. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian khusus
untukmengidentifikasi teknologi fortifikasi terbaik sebanding dengan overage
yang bersesuaian (OMNI 2005). Overage merupakan jumlah tambahan fortifikan
yang ditambahkan ke dalam bahan pangan untuk mengkompensasikan kehilangan
yang terjadi, yang akan memastikan bahwa pangan yang telah difortifikasi
tersebut memiliki level gizi sesuai target yang diharapkan pada saat bahan pangan
tersebut dikonsumsi (OMNI 2005).

Biofortifikasi

White dan Broadley (2005) dan Nestel et al. (2006) mendefinisikan


biofortifikasi sebagai proses untuk meningkatkan konsentrasi ketersediaan elemen
esensial pada bagian tanaman yang dapat dikonsumsi melalui teknik pemuliaan
konvensional maupun bioteknologi modern. Biofortifikasi untuk peningkatan gizi
mikro pada makanan pokok, dilakukan baik melalui persilangan tanaman secara
tradisional maupun dengan teknik molekuler (Welch dan Grahara 2004).
Hasil penelitian dari The Consultative Group on International Agricultural
Research (CGIAR-2002), menyatakan makanan pokok yang mempunyai potensi
genetik untuk ditingkatkan kandungan Fe dan Zn di antaranya adalah beras
(Oryza sativa), gandum (Triticum aesticum), jagung (Zea mays), buncis
(Phaseolus vulgaris) dan singkong (Manihot esculenta).
Secara teori biofortifikasi dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah
kandungan mikro gizi pada bagian tanaman yang dapat dimakan pada tanaman
pokok. Di sisi lain, peningkatan konsentrasi kandungan dengan meningkatkan
penyerapan senyawa promoter (asam askorbat, β-karoten), mengurangi
konsentrasi penyerapan senyawa inhibitor (asam fitat, tannin, senyawa fenolik,
dan logam berat) (White dan Broadley 2005).

Persyaratan Makanan yang dapat Difortifikasi

Terdapat dua macam fortifikasi, pertama fortifikasi sukarela oleh industri


pangan kemasaan untuk meningkatkan nilai tambah. Kedua fortifikasi wajib yang
bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan gizi masyarakat, khususnya
masyarakat miskin. Syarat untuk fortifikasi wajib, pertama, makanan yang
umumnya selalu ada disetiap rumah tangga dan dimakan secara teratur dan terus-
menerus oleh masyarakat termasuk masyarakat miskin. Kedua, makanan itu
6

diproduksi dan diolah oleh produsen yang terbatas jumlahnya, agar mudah
diawasi proses fortifikasinya. Ketiga, tersedianya teknologi fortifikasi untuk
makanan yang dipilih. Keempat, makanan tidak berubah rasa, warna dan
konsistensi setelah difortifikasi. Kelima, tetap aman dalam arti tidak
membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, program fortifikasi harus diatur oleh
undang-undang atau peraturan pemerintah, diawasi dan dimonitor, serta dievaluasi
secara teratur dan terus menerus. Dan keenam, harga makanan setelah difortifikasi
tetap terjangkau daya beli konsumen yang menjadi sasaran (Soekirman 2008).
Atas dasar persyaratan tersebut, makanan yang umumnya difortifikasi
(wajib) terbatas pada jenis makanan pokok (terigu, jagung, beras), makanan
penyedap atau bumbu seperti garam, minyak goreng, gula, kecap kedele, kecap
ikan, dan Mono Sodium Glutamat (MSG). Pilihan zat gizi yang ditambahkan
kedalam makanan untuk difortifikasi (fortifikan) ditentukan oleh masalah
kekurangan gizi yang ada dengan pertimbangan teknis kimiawi, daya serap dalam
sistem pencernaan, manfaat biologis (bioavailability), dan pengaruhnya terhadap
rasa, penampilan, dan keamanan makanan, dan harga (Soekirman 2008). Setiap
negara menentukan jenis makanan yang akan difortifikasi, yang selanjutnya
disebut sebagai makanan pembawa (vehicles), sesuai dengan pola makan
setempat serta memenuhi syarat untuk fortifikasi wajib. Penentuan jenis dan dosis
fortifikan yang dipakai disesuaikan dengan makanan pembawa, peraturan
pemerintah dan internasional (WHO/FAO), kebutuhan tubuh, serta masalah
kekurangan gizi setempat (Soekirman 2008).

Tabel 1 Makanan yang difortifikasi dibeberapa negara Asia


Negara Makanan yang difortifikasi Fortifikan
Cina Kecap kedele dan ikan Zat besi
Tepung terigu Zat besi, asam folat
dan vitamin A
India Tepung terigu Zat besi, asam folat
dan vitamin B
Gula Vitamin A
Minyak Vitamin A
The Vitamin A
Susu Vitamin A
Philipina Tepung terigu Zat besi, asam folat
dan vitamin A
Thailand Mie Zat besi, iodium dan
vitamin A
Beras Zat besi, vitamin B1,
B3, B6, dan niacin
Vietnam Kecap ikan Zat besi
Gula Vitamin A
Indonesia Garam Iodium
Tepung terigu Zat besi, seng, asam
folat, vitamin B1 dan
B2
Sumber: (Soekirman 2008).
7

KERANGKA PEMIKIRAN

Masalah kekurangan zat gizi mikro menjadi suatu fenomena di seluruh


dunia baik di negara miskin sampai negara maju. Langkah strategis harus
dilakukan oleh semua negara dengan memberlakukan kebijakan pangan. Hal ini
dilakukan agar semua elemen dalam negara tersebut fokus dalam mengatasi
kekurangan zat gizi mikro. Dari kebijakan pangan tersebut akan dilakukan
program mengatasi kekurangan zat gizi mikro diantaranya fortifikasi,
biofortifikasi, suplementasi dan diversifikasi pangan.
Pemberlakuan program perlu analisa mendalam dengan karakteristik negara
yang bersangkutan supaya kebermanfaatan dan indikator keberhasilanya bisa
tercapai. Berbagai negara yang terlibat dalam program fortifikasi pangan, belum
memiliki data dan dokumentasi yang lengkap mengenai perkembangan program
pangan fortifikasi. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan sistem informasi
yang terpadu mengenai program fortifikasi pangan global dan Indonesia.
Masyarakat sebagai konsumen sudah selayaknya mengetahui mengenai
produk pangan apa saja yang telah difortifikasi dan beredar di pasaran. Dengan
mengetahui produk tersebut harapan masyarakat bisa cerdas dalam menentukan
produk pangan yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan dan daya beli
masyarakat. Dengan disusunnya informasi terperinci mengenai jenis dan produk
fortifikasi yang beredar dimasyarakat mampu memberikan pengetahuan kepada
masyarakat dalam menentukan produk yang akan dikonsumsi terutama yang
produk pangan fortifikasi.
8

Masalah Kekurangan Zat Gizi


Mikro

Kebijakan Pangan

Program

Fortifikasi Biofortifikasi Suplementasi Diversifikasi Pangan

Sukarela Wajib

Informasi Bagi Konsumen

Gambar 1 Kerangka pemikiran mengindentifikasi program fortifikasi dan


biofirtifikasi

Keterangan:
= =Variabel yang tidak diteliti
9

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu

Desain penelitian ini adalah studi deskriptif. Metode yang digunakan adalah
kajian pustaka dan survei lapang. Penelitian dilakukan dengan pengamatan
langsung di beberapa pasar dan minimarket dan hypermart dan mencari informasi
dari Badan Pengolahan Obat dan Makanan (BPOM). Pengumpulan data di lapang
dilakukan pada bulan September-Oktober 2012.

Jenis dan Cara Pengambilan Data

Data yang akan dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder.
Data primer dilakukan dengan melakukan survei produk pangan fortifikasi di
pasaran dan melakukan pengamatan pada label produk. Menurut Abdullah (2003)
terdapat 4 skala bisnis eceran yang menjual produk industri pangan diantaranya
kecil/minimarket, sedang/supermarket, besar/hypermarket dan pasar. Dari empat
skala bisnis eceran tersebut maka Kota Bogor dijadikan lokasi penelitian yang
terdiri dari; a) kecil/minimarket (Indomaret, Alfamart, Al-amin, Alfamidi), b)
besar/hypermarket (Giant), c) pasar (pasar merdeka). Skala bisnis
sedang/supermarket tidak dijadikan lokasi penelitian karena tidak terdapat di Kota
Bogor. Pemilihan ketiga skala bisnis eceran tersebut sudah mewakili produk
pangan industri yang dijual dan pasti akan sama di seluruh Indonesia. Data
sekunder merupakan kajian pustaka dari berbagai referensi antara lain sejarah
perkembangan fortifikasi pangan global dan Indonesia serta biofortifikasi dan
peraturan atau kebijakan yang terkait fortifikasi wajib (mandatory) atau sukarela
(voluntary).
Berikut adalah penjelasan terperinci mengenai data kajian pustaka yang
dilakukan dalam penelitian:
- Searching: mencari informasi dengan memasukan kata kunci pada mesin
pencari (google) dan membaca referensi ilmiah yang tersedia
diperpustakaan tentang fortifikasi.
- Screening: membaca/mempelajari, menandai kata-kata kunci dan gagasan
yang ada dari informasi dan referensi tentang fortifikasi.
- Removing: memilah-memilah hasil screening menjadi satuan informasi
dan referensi yang dapat dikelola.
- Sintesis: berpikir, dengan jalan membuat agar informasi dan referensi
mempunyai makna dan memiliki hubungan-hubungan tehadap apa yang
diteliti.
- Evaluating: melakukan pengecekan ulang terhadap hasil sintesis agar
sesuai dengan tujuan penelitian.
10

Searching
- Perpustakaan
- Informasi mesin pencari (google)

Screening
- Mempelajari informasi
- Menandai kata-kata kunci dan gagasan

Removing
- Memilah memilah informasi hasil
screening

Sintesis
- Membuat informasi dan referensi
mempunyai makna

Evaluating
- Melakukan pengecekan ulang hasil
sintesis

Gambar 2 Teknik pengambilan data sekunder

Berikut adalah penjelasan terperinci mengenai data primer yang


dikumpulkan dalam penelitian:
- Melakukan pengamatan terhadap produk yang berada di minimarket,
hypermat serta pasar, dengan rincian produk terdapat pada Tabel 1.

Tabel 2 Jenis kategori pangan produk inventarisasi


No Jenis Produk Karakteristik/Spesifikasi Produk Sumber
Data
1 Produk-produk Susu adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, Survei
susu kuda, kambing, domba, dan hewan ternak
penghasil susu lainnya baik segar maupun
yang dipanaskan melalui proses pasteurisasi,
Ultra High Temperature (UHT) atau
sterilisasi. Produk susu adalah produk olahan
dengan bahan dasar susu dengan atau
campuran bahan pangan lain
2 Minyak Minyak goreng (frying oil atau frying fat) Survei
Goreng adalah minyak dan lemak yang digunakan
untuk menggoreng yang diperoleh dari proses
rafinasi/pemurnian (refining/purifying)
11

No Jenis Produk Karakteristik/Spesifikasi Produk Sumber


Data
minyak nabati, dalam bentuk tunggal atau
campuran.
3 Margarin Margarin terbuat dari minyak tumbuh- Survei
tumbuhan dimana di vegetablesoil
terkandung jumlah monounsaturated dan
polyunsaturated fats yang lebih banyak
dibandingkan saturated fats-nya (13-15%
saturated dan 85-87% unsaturated fats).
4 Kembang Semua produk kakao dan coklat, produk Survei
gula/permen kembang gula, permen yang lain, permen
dan coklat karet (chewing gum) dan dekorasi serta icing.
5 Tepung terigu Tepung terigu adalah tepung yang diperoleh Survei
dari hasil penggilingan atau penumbukan
endosperma biji gandum Triticum aestivum
(club wheat) dan atau Triticum compactum
Host. Kulit ari dan lembaganya sudah
dibuang sebagian.
6 Mi instan Mi instan adalah produk yang diperoleh dari Survei
tepung terigu dengan atau tanpa campuran
bahan pangan lain, dikukus, digoreng atau
dikeringkan, dan matang setelah dimasak atau
diseduh dengan air mendidih dalam waktu 4
menit.
7 Biskuit Biskuit adalah sejenis roti soda atau Survei
shortened bread atau quickbread yang
adonannya terbuat dari tepung terigu,
mentega/margarin, telur, susu dan sedikit
gula pasir.
8 Garam Garam yang telah diperkaya atau telah Survei
beriodium mengalami fortifikasi dengan KIO3 (Kalium
Iodat) sebanyak 30 – 80 ppm
9 Makanan Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah Survei
Pendamping makanan bergizi yang diberikan disamping
Air Susu Ibu ASI kepada bayi berusia 6 (enam) bulan ke
(MP ASI) atas atau berdasarkan indikasi medik, sampai
anak berusia 24 (dua puluh empat) bulan
untuk mencapai kecukupan gizi. Produk ini
terdapat dalam bentuk bubuk instan yang
dapat direkonstitusi dengan air, susu atau
cairan lain; siap santap; siap masak; serta
biskuit.
10 Minuman Minuman kemasan adalah minuman yang Survei
kemasan dikemas dengan berbagai kemasan (seperti
botol plastik, botol kaca, dan kaleng), dapat
diminum secara langsung atau harus melalui
proses terlebih dahulu, misalnya serbuk
12

No Jenis Produk Karakteristik/Spesifikasi Produk Sumber


Data
minuman dan mempunyai label kandungan
zat gizi.
11 Makanan semua jenis makanan ringan asin/gurih Survei
ringan siap (savoury) atau rasa lainnya yang siap santap
santap dengan bahan dasar olahan serealia atau
kacang.
12 Produk yang Semua produk yang tidak termasuk dalam 9 Survei
tidak termasuk kategori diatas, merupakan produk yang
dalam 11 dapat dikonsumsi dan terdapat dipasaran
kategori
pangan

- Mengamati label kemasan dengan kategori peningkatan (increased), lebih


dari/ lebih (more than), ekstra (extra), diperkaya (enriched), plus,
ditambahkan (added) dan difortifikasikan.
- Selanjutnya dilakukan inventarisasi berupa nama produk, produsen atau
perusahaan, dan zat gizi yang ditambahkan (fortifikasi).
- Selanjutnya data inventarisasi dilakukan perhitungan perkiraan kandungan
zat gizi mikro dengan rumus,
Perkiraan kandungan = Persentase (%) AKG X AKG
Keterangan:
AKG : Angka Kecukupan Gizi tahun 2004

Definisi Operasional

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang
diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia.
Fortifikasi atau enrichment adalah penambahan sejumlah zat-zat gizi tertentu ke
dalam bahan pangan baik dalam kondisi normal terdapat di dalam bahan
pangan dengan tujuan mencegah atau mengatasi defisiensi sejumlah zat gizi
di dalam suatu populasi atau kelompok masyarakat tertentu.
Biofortifikasi sebagai proses untuk meningkatkan konsentrasi ketersediaan
elemen essensial pada bagian tanaman yang dapat dikonsumsi melalui
teknik pemuliaan konvensional maupun bioteknologi modern.
Label Pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk
gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada
pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian
kemasan pangan.
Efektivitas adalah dampak intervensi yang dibandingkan dengan uji khasiat.
Efektivitas dari program fortifikasi dibatasi oleh faktor konsumsi makanan
yang difortifikasi.
Efikasi atau uji khasiat adalah kapasitas intervensi seperti fortifikasi untuk
mencapai dampak yang diinginkan dibawah kondisi ideal. Hal ini biasanya
dilakukan dengan metode eksperimen.
13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Program Fortifikasi Di Dunia

Fortifikasi pangan memiliki sejarah panjang yang digunakan di negara


industri untuk mengendalikan kekurangan vitamin A dan D, beberapa vitamin B
(thiamin, riboflavin dan niasin), iodium dan zat besi. Pada tahun 1917 dalam
perekrutan tentara Angkatan Darat AS ditemukan beberapa tentara yang
menderita penyakit gondok, hal ini mendasari penelitian lebih mendalam
mengenai fortifikasi garam. Iodisasi garam diperkenalkan pada awal tahun 1920
di Swiss (Burgi H et al. 1990) dan Amerika Serikat (Marine D dan Kimball OP
1920) dan mulai sejak itu garam beriodium dikenal di seluruh negara dan
digunakan di banyak negara. Upaya fortifikasi awal diikuti pada tahun 1933 pada
fortifikasi susu dengan vitamin D. Penambahan vitamin D untuk susu pada
awalnya dilakukan dengan penyinaran susu atau dengan memberi makan sapi
dengan pakan yang dicampur dengan ragi. Teknik ini diganti pada tahun 1940
dengan metode sederhana dan lebih efektif yaitu dengan menambahkan vitamin D
berkonsentrasi untuk susu, seperti yang dipraktekkan saat ini (Quick dan Murphy
1982).
Pada tahun 1930-an dan 1940-an sindrom defisiensi penyakit yang spesifik
pertama kali diidentifikasi dan didokumentasikan di Amerika Serikat (Foltz et al.
1944). Hal ini menyebabkan, pada tahun 1940 Committee on Food and Nutrition
(sekarang Food and Nutrition Board (FNB) merekomendasikan penambahan
thiamin, niacin, riboflavin, dan besi untuk tepung (NRC 1974). Pada tahun 1940
juga lembaga Food and Drug Administration (FDA) pertama kali didirikan untuk
menetapkan standar tepung fortifikasi dan diberi cap "enriched" dalam rangka
meningkatkan status gizi penduduk (FNB 2004).
Dari tahun 1940 dan seterusnya, produk sereal difortifikasi dengan
penambahan thiamin, riboflavin dan niasin menjadi ketentuan umum industri
pangan. Pada tahun berikutnya fortifikasi dilakukan pada margarin yang
diperkaya dengan vitamin A di Denmark dan susu dengan vitamin D di Amerika
Serikat. Setelah beberapa tahun berlalu, fortifikasi asam folat gandum telah
menyebar luas di Amerika. Hal serupa juga menjadi strategi yang diterapkan oleh
Kanada dan Amerika Serikat dan sekitar 20 negara Amerika Latin (FNB 2004).
Pada tahun 1941, Presiden Franklin D. Roosevelt mengadakan konferensi
mengenai gizi di White House dan menyimpulkan fortifikasi pangan adalah cara
terbaik untuk mencegah kekurangan zat gizi mikro. Hasil konferensi tersebut
diimplementasikan di seluruh Amerika Serikat serta Inggris dan Canada. Pasca
perang dunia, Inggris dan Kanada tidak memberlakukan fortifikasi dikarenakan
dampak kekurangan zat gizi mikro dinilai telah hilang (Backstrand JR 2002).
Pada tahun 1960 FDA mengusulkan pendekatan regulasi yang lebih ketat
dalam menanggapi peningkatan fortifikasi makanan yang ditakutkan mungkin
menyebabkan overfortification. Pada tahun 1962 FDA mengusulkan untuk
membatasi fortifikasi zat gizi yang penting terhadap kesehatan manusia dan sesuai
untuk suplementasi. Dalam rangka usaha untuk mengurangi fortifikasi makanan
dan penyalahan pengunaaan produk suplemen makanan, pada tahun 1966 FDA
mengusulkan untuk membatasi jumlah produk makanan yang dapat difortifikasi
14

hingga delapan kelas dan menentukan gizi yang dapat digunakan pada masing
masing kelas. Regulasi yang diusulkan dalam standar di antaranya: vitamin dan
mineral untuk suplemen diet dan jumlah produk makanan yang difortifikasi.
Peraturan yang diusulkan dan selanjutnya ditetapkan pada tahun 1974 oleh FDA
mengenai peraturan gizi untuk makanan dan ketentuannya (FNB 2004).
Selama tahun 1970-an fortifikasi gula dengan vitamin A pertama kali
diimplementasikan di Guatemala, diikuti oleh negara Amerika Tengah termasuk
Kosta Rika, Honduras dan El Salvador. Rumah tangga yang mengkonsumsi gula
yang difortifikasi dengan vitamin A di El Salvador dan Guatemala sekitar 95%
dan lebih dari 80% di Honduras. Keberhasilan program fortifikasi gula
memberikan dorongan untuk negara lain memberlakukan intervensi yang sama.
Pada tahun 1998 di Zambia memberlakukan fortifikasi gula dengan vitamin A
(Mora et al. 2000)
Pada tahun 1980 FDA menetapkan kebijakan 21 C.F.R.104.20 tentang
pedoman penambahan gizi untuk makanan. Dalam peraturan tersebut ditetapkan
produk pangan yang difortifkasi harus menyertakan label gizi pada kemasan. Pada
tahun 1982 tinjauan dari U.S. Departement of Agriculture’s Food Safety and
Inspection Service (FSIS) menyimpulkan kebijakan penambahan gizi makanan
akan terus mengikuti pedoman kebijakan FDA (Quick dan Murphy 1982).
Beragamnya produk fortifikasi pangan yang berada di pasaran, FSIS menemukan
produk tersebut tidak terdapat dalam pedoman 21 C.F.R.104.20. FSIS akhirnya
membuat beberapa peraturan untuk produk-produk pangan tersebut dengan
menyertakan label gizi yang difortifikasikan (FNB 2004). Fortifikasi pangan terus
menjadi mekanisme yang banyak digunakan di negara maju. Dalam konteks ini,
terjadi perubahan yang begitu cepat terutama dalam hal gaya hidup dan kebutuhan
diet.
Pada tahun 1990-an, UK Medical Research Council melaporkan bahwa
konsumsi asam folat ketika ibu hamil dapat mencegah neural tube defects (NTD-
cacat bawaan pada syaraf tulang belakang). Pemberian suplemen asam folat pada
ibu hamil mampu menurunkan sepertiga populasi berisiko NTD. Akibatnya FDA
mewajibkan fortifikasi asam folat dan banyak negara lain yang mengikuti, hal ini
sudah dilakukan oleh Negara Kanada sejak tahun 1979 (MRC 1991).
Pada tahun 1992 diadakan konferensi International Conference on
Nurtrition (ICN) di Roma, menekankan pentingnya kegiatan berbasis pangan
dalam rangka untuk penanganan masalah gizi buruk terutama zat gizi mikro
(FAO/WHO 1992). Pembahasan dalam konferensi tersebut lebih menekan
pemberian solusi berupa fortifikasi pangan karena dianggap paling relevan. Hal
ini dilandasi oleh beberapa penelitian bahwa fortifikasi merupakan program yang
dapat mengatasi kekurangan zat gizi mikro terutama vitamin A, iodium dan zat
besi dalam waktu singkat dan dapat diimplementasikan. (Austin et al. 1981;
Arroyave 1987; INACG 1990).
Pada tahun 1994 UNICEF dan WHO merekomendasikan fortifikasi garam
dengan iodium secara universal sebagai pendekatan utama dalam mengoreksi
masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Pada tahun 1992 diadakan 7th
World Salt Symposium di Kyoto (Jepang), tujuan dari simposium ini adalah
pengendalian gangguan akibat kekurangan iodium. Akhirnya, pada 8th Session of
the World Salt Symposium di Den Haag pada tahun 2000, industri garam memiliki
peran khusus dan bertanggung jawab dalam fortifikasi garam dengan iodium.
15

Pada tahun 2001, hampir 126 negara berkembang memberlakukan fortifikasi


garam iodium (Mason et al. 2001).
Program fortifikasi pangan telah berhasil diterapkan di negara-negara
berkembang (Darnton-Hill dan Nalubola R 2002). Pada tabel 2, negara-negara
berkembang telah mempraktikan fortifikasi wajib pada produk pangan yang
sering dikonsumsi.

Tabel 3 Program fortifikasi wajib dibeberapa negara berkembang


Negara Pangan Pembawa Zat gizi yang Batasan yang
(vehicle) ditambahkan ditambahkan
(fortificant)
Bolivia Tepung terigu Vitamin B1 4.0 mg/kg
Vitamin B2 2.4 mg/kg
Niacin 35.6 mg/kg
Asam folat 1.5 mg/kg
Besi 60 mg/kg
Brazil Susu Skim Vitamin A 15000-25000
IU/kg
Vitamin D 2000-2400/kg
Colombia Tepung terigu Vitamin B1 6.0 mg/kg
Vitamin B2 4.0 mg/kg
Niacin 55 mg/kg
Asam Folat 1.54 mg/kg
Besi 44 mg/kg
Margarin Vitamin A 30000 IU/kg
Vitamin D 3000 IU/kg
Costa Rica Tepung terigu Vitamin B1 6.0 mg/kg
Vitamin B2 4.0 mg/kg
Niacin 55 mg/kg
Asam folat 1.5 mg/kg
Besi 60 mg/kg
Gula Vitamin A 50000 IU/kg
Republik Tepung terigu Vitamin B1 6.0 mg/kg
Dominika
Vitamin B2 4.0 mg/kg
Niacin 55 mg/kg
Asam folat 1.5 mg/kg
Besi 60 mg/kg
Ekuador Tepung terigu Vitamin B1 4.0 mg/kg
Vitamin B2 7.0 mg/kg
Niacin 40 mg/kg
Asam folat 0.6 mg/kg
Besi 55 mg/kg
Margarin Vitamin A 20000-30000
IU/kg
Vitamin D 2000-4000
IU/kg
El Salvador Tepung terigu Vitamin B1 4.0 mg/kg
16

Negara Pangan Pembawa Zat gizi yang Batasan yang


(vehicle) ditambahkan ditambahkan
(fortificant)
Vitamin B2 2.5 mg/kg
Niacin 45 mg/kg
Asam folat 1.3 mg/kg
Besi 55 mg/kg
Margarin Vitamin A 15000 IU/kg
Gula Vitamin A 50000 IU/kg
Guatemala Tepung terigu Vitamin B1 4.0-6.0 mg/kg
Vitamin B2 2.5-3.5 mg/kg
Niacin 35-40 mg/kg
Asam folat 0.35-0.45
mg/kg
Besi 55-65 mg/kg
Kalsium 1.0-1.1g/kg
Pasta Vitamin B1 8.8-11.0 mg/kg
Vitamin B2 3.7-4.8 mg/kg
Niacin 59.5-74.9
mg/kg
Besi 26.8-36.8
mg/kg
Susu Skim Vitamin A 2000-3000
IU/L
Vitamin D 400-600 IU/L
Magarin Vitamin A 15000-50000
IU/kg
Gula Vitamin A 50000 IU/kg
Honduras Tepung terigu Vitamin B1 4.4 mg/kg
Vitamin B2 2.6 mg/kg
Niacin 35.6 mg/kg
Asam folat 1.5 mg/kg
Besi 60 mg/kg
Susu Vitamin A 2000/L
Vitamin D 400/L
Margarin Vitamin A 35000 IU/kg
Vitamin D 1500 IU/kg
Gula Vitamin A 50000 IU/kg
Mexico Susu Vitamin A 4000 IU/L
Vitamin D 400 IU/L
Margarin Vitamin A 20000 IU/kg
Vitamin D 2000 IU/kg
Nicaragua Tepung terigu Vitamin B1 6.0 mg/kg
Vitamin B2 3.5 mg/kg
Niacin 40 mg/kg
Asam folat 1.3 mg/kg
Besi 60 mg/kg
Gula Vitamin A 50000 IU/kg
17

Negara Pangan Pembawa Zat gizi yang Batasan yang


(vehicle) ditambahkan ditambahkan
(fortificant)
Panama Tepung terigu Vitamin B1 6.0 mg/kg
Vitamin B2 4.0 mg/kg
Niacin 55 mg/kg
Asam folat 1.5 mg/kg
Besi 60 mg/kg
Gula Vitamin A 50000 IU/kg
Paraguay Tepung terigu Vitamin B1 4.5 mg/kg
Vitamin B2 2.5 mg/kg
Niacin 35 mg/kg
Asam folat 3.0 mg/kg
Besi 45 mg/kg
Peru Tepung terigu Besi 300 mg/kg
Margarin Vitamin A 30000 IU/kg
Vitamin D 3000 IU/kg
Venezuela Tepung terigu Vitamin B1 1.5 mg/kg
Vitamin B2 2.0 mg/kg
Niacin 20.0 mg/kg
Besi 20.0 mg/kg
Tepung Jagung Vitamin B1 3.1 mg/kg
Vitamin B2 2.5 mg/kg
Niacin 51.0 mg/kg
Vitamin A 9500 IU/kg
Iron 50.0 mg/kg
Susu bubuk Vitamin A 4000 IU/L
Vitamin D 400 IU/L
Nigeria Tepung terigu Vitamin B1 4.5-5.5 mg/kg
Vitamin B2 2.7-3.3 mg/kg
Niacin 35.5-44.4
mg/kg
Besi 28.9-36.7
mg/kg
Kalsium 1.11-1.44 g/kg
Afrika Selatan Tepung Jagung Vitamin B2 2.5 mg/kg
Niacin 25 mg/kg
Margarin Vitamin A 20000-40000
IU/kg
Vitamin D 1000 IU/kg
Zambia Gula Vitamin A >33300 IU/kg
India Margarin Vitamin A ≥25000 IU/kg
Indonesia Tepung terigu Besi 60 ppm
Garam Iodium 30 mg/kg
Malaysia Susu Vitamin A ≥6700 IU/kg
Margarin Vitamin A 25000-35000
IU/kg
Vitamin D 2500-3500
18

Negara Pangan Pembawa Zat gizi yang Batasan yang


(vehicle) ditambahkan ditambahkan
(fortificant)
IU/kg
Pakistan Produk minyak Vitamin A 33000 IU/kg
Philipina Susu Vitamin A ≥4866 IU/kg
Vitamin D ≥973 IU/kg
Margarin Vitamin B1 ≥88.0 mg/kg
Vitamin A ≥33000 IU/kg
Vitamin D ≥3300 IU/kg
Thailand Susu Vitamin A 11000 IU/kg
Turkey Margarin Vitamin A 22000 IU/kg
Vitamin D 1000 IU/kg
Sumber: Nutriview (2000)

Secara internasional, Codex Alimentarius, Food and Agriculture


Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) telah menetapkan
prinsip umum untuk penambahan vitamin dan mineral pada makanan. Sebagai
contoh, the guidelines on food fortification with micronutrients diterbitkan pada
tahun 2006 (Allen L et al. 2006). Namun, masing-masing negara menentukan
kebijakan atau peraturan sendiri dan pendekatan penerapan fortifikasi dapat
bervariasi secara luas di seluruh dunia.
Pada tahun 2006 parlemen Eropa membentuk peraturan untuk mengontrol
penambahan gizi pada makanan dan klaim gizi yang tertuang pada Regulation
(EC) No 1924/2006 of the European Parliament and of the Council of 20
December 2006 on nutrition and health claims made on foods. Peraturan tersebut
menjadi ketentuan di negara-negara Eropa untuk melakukan fortifikasi secara
sukarela.
US Centers for Disease Control and Prevention melaporkan pada tahun
2008 sebanyak 33 negara telah melakukan fortifikasi pada tahun 2004 dan
meningkat menjadi 54 negara pada tahun 2007 dan dalam kurun waktu tiga tahun
mampu melindungi 540 juta orang dari kekurangan zat gizi mikro. Sebagian besar
negara melakukan fortifikasi terhadap zat besi, asam folat tetapi banyak juga
dengan thiamin, riboflavin dan niacin. Cakupan program fortifikasi pangan
mengalami penurunan menjadi 97% dari populasi Amerika, meningkat 5-44% di
Timur Tengah, dari 26% menjadi 31% di wilayah Afrika, dari 16% menjadi 21
persen di wilayah Asia Tenggara. Pada tahun 2007 hanya 6% populasi di wilayah
Eropa dan 4% di wilayah Asia Pasifik Barat yang melakukan fortifikasi.
Pembahasan fortifikasi pangan di Eropa sebagai solusi penting dalam
mengatasi pemasalahan kesehatan masyarakat diatur masing-masing negara dan
European Union free trade complexities (Tulchinsky TH et al. 2004). Fortifikasi
asam folat dilakukan secara sukarela oleh produsen makanan dan belum
ditetapkan fortifikasi wajib di negara Eropa per November 2009. The United
Kingdom Food Standards Agency (UKFSA) merekomendasikan fortifikasi wajib
asam folat pada tahun 2007, tapi ditunda oleh Chief Medical Officer untuk
meninjau bukti ilmiah. Rekomendasi UKFSA diperbarui pada bulan Oktober
2009, namun masalah ini dibawa ke ranah politik dan belum ada keputusan
(Tulchinsky TH 2010).
19

Selama 6 bulan percobaan efikasi di Vietnam menetapkan bahwa fortifikasi


saus ikan dengan besi secara signifikan dapat meningkatkan status zat besi dan
mengurangi anemia dan defisiensi besi (Thuy PV et al. 2003). Subyek penelitian
adalah perempuan pekerjaan yang mengalami anemia diintervensi dengan
mengkonsumsi 10 ml per hari saus yang difortifikasi dengan 100mg besi
(NaFeEDTA) per 100 ml.
Serangkaian penelitian telah dilakukan untuk menilai efikasi, efektivitas dan
kelayakan fortifikasi kecap dengan besi (NaFeEDTA). Konsumsi harian kecap
yang difortifikasi zat besi sebesar 5mg atau 20mg dilaporkan sangat efektif dalam
mengatasi defisensi anemia besi pada anak, efek positif terlihat dalam waktu 3
bulan dari awal intervensi. Uji efektivitas dilakukan dengan metode double blind
placebo controlled pada kecap yang diperkaya zat besi, yang melibatkan sekitar
10000 anak-anak laki-laki dan wanita, penurunan prevalensi anemia diamati
dalam waktu 6 bulan (Mannar V dan Boy GE 2002). Penelitian efikasi
menunjukkan bahwa konsumsi harian dari 7,1 mg besi dari ferrous sulfate (setara
dengan 7,1 mg besi sebagai ferrous fumarat, 4,6 mg zat besi sebagai natrium besi
ethylenediaminetetraacetate [NaFeEDTA], atau 10 mg elektrolit besi) pada
produk yang difortifikasi akan meningkatkan status zat besi pada wanita usia
subur (Biebinger R et al. 2009).
Penelitian yang dilakukan di Filipina telah menunjukan fortifikasi
monosodium glutamat (MSG) dengan vitamin A menurunkan angka kematian,
meningkatkan pertumbuhan dan kadar hemoglobin pada anak-anak (Muhilal et al.
1988). Kemudian studi pada anak usia prasekolah yang mengkonsumsi margarin
yang difortifikasi 27g vitamin A margarin per hari untuk jangka waktu 6 bulan,
menunjukan penurunan prevalensi konsentrasi serum retinol serum 26% menjadi
10% (Solon FS et al. 1996). Efektivitas biologis fortifikasi vitamin A tergantung
pada konsumsi target yang diintervensi. Negara-negara yang memiliki konsumsi
tepung terigu 75 g atau kurang perkapita/hari menambahkan relatif lebih tinggi
jumlah vitamin A (misalnya, 5,9 mg Retinol Activity Equivalents (RAE)/g) akan
memberikan kontribusi asupan sekitar 24%, 21%, dan 22% dari kecukupan
Recommended Dietary Allowance (RDA) untuk perempuan dewasa, anak usia
sekolah, dan anak usia prasekolah dengan biaya fortifikasi sebesar US$ 8.62/MT
(metric ton) tepung terigu.
Efektivitas biaya merupakan salah satu sumber estimasi yang konsisten
untuk menentukan intervensi zat gizi mikro. Perkiraan efektifitas biaya tidak
secara langsung diperoleh dari intervensi, tetapi diketahui dari biaya intervensi,
efektifitas (peningkatan status zat gizi mikro) dari intervensi, dan hubungan antara
status zat gizi mikro dengan morbiditas/mortalitas hasil. Perkiraan intervensi efek
fortifikasi pangan sangat tergantung pada asumsi kemampuan kognitif, fisik dan
produktifitas, biaya program fortifikasi serta efektivitas dalam mengurangi
defisiensi zat gizi mikro.
20

Tabel 4 Asumsi efektifitas program dan biaya fortifikasi

Fortifikan Asumsi
Iodium Fortifikasi garam mampu
menghilangkan gondok
Besar biaya sekitar $ 0.10 orang/tahun
Besi Fortifikasi tepung terigu mampu
mengurangi prevalensi anemia 9% pada
wanita pekerja
Besar biaya sekitar $ 0.12 orang/tahun
Vitamin A Fortifikasi pangan yang dikonsumsi
oleh bayi dan anak-anak usia 6-24
bulan dapat menghilangkan subklinis
kekurangan vitamin A
Sumber: Horton S (2006)

Fortifikasi pangan dan suplemen multivitamin sering termasuk dalam diet


sehari-hari masyarakat di negara-negara maju. Pengguna produk fortifikasi adalah
perempuan, orang tua, pasien kronis dan terutama orang-orang yang
berpendidikan atau dengan latar belakang sosial ekonomi tinggi (Shaikh et al.
2009). Publikasi dari US National Health dan Nutrition Examination Survey
(NHANES) melaporkan proporsi orang dewasa (Yang Q et al. 2010) dan juga
anak-anak 1-13 tahun (Bailey RL et al. 2010) sering mengkonsumsi produk
fortifikasi. Sebuah era baru dalam gizi telah jelas berevolusi dan diharapkan hasil
yang signifikan pada tingkat populasi di masa depan.
Saat ini tampak jelas bahwa gizi yang optimal tetap menjadi target yang
bergerak dibidang fortifikasi pangan. Selain itu, studi nutrigenomik telah
mengidentifikasikan individu dengan kebutuhan gizi yang berbeda-beda,
fortifikasi pangan dapat membantu mengoptimalkan kebutuhan gizi. Dasar bukti
ilmiah terus berkembang dengan penemuan senyawa baru, dapat meningkatkan
derajat kesehatan serta menentukan strategi baru yang melibatkan pengetahuan
gizi dan fortifikasi pada masa depan yang lebih menguntungkan.

Perkembangan Program Fortifikasi Di Indonesia

Penerapan fortifikasi di Indonesia sebenarnya sudah dimulai pada masa


pemerintah Belanda pada tahun 1927. Pada waktu itu pemerintah Belanda
menerbitkan peraturan yang mengharuskan fortifikasi garam dengan iodium yang
dikonsumsi oleh rakyat, yang secara kesuluruhan garamnya diproduksi oleh
Perusahaan Negara (PN) Garam di Madura. Semenjak kemerdekaan Indonesia
tahun 1945 mulai bermunculan perusahaan garam yang mengakibatkan peraturan
itu tidak lagi dilaksanakan karena garam tidak menjadi produk monopoli P N
Garam.
Pada awal tahun 1970-an wacana memberlakukan fortifikasi pada garam
dan tepung terigu menjadi pembahasan di seminar-seminar gizi dan pangan.
Fokus utama yang dilakukan UNICEF dalam mengadvokasi adalah bagaimana
mengatasi masalah kurang iodium pada garam dengan menerapkan fortifikasi
21

garam yang dikenal sebagai iodisasi garam. Koordinasi antara Bappenas dan
Departemen Kesehatan menghasilkan gagasan untuk iodisasi garam secara
nasional. Gagasan ini dibicarakan oleh Departemen Perindustrian, Departemen
Perdagangan serta Departemen Dalam Negeri (Soekirman 2008).
Hasil survei awal tahun 1980-an menemukan 5 makanan yang berpotensi
menjadi pembawa fortifikasi, yaitu : garam, bumbu penyedap MSG, minyak
goreng, gula, dan tepung terigu. Beras tidak termasuk karena ada beberapa aspek
yang tidak memenuhi kriteria fortifikasi wajib, yang akan diuraikan kemudian.
Dari ke-5 komoditi pangan tersebut yang paling memenuhi syarat untuk dicoba
difortifikasi pada awal tahun 1980an adalah garam, MSG, dan terigu. Karena itu
program fortifikasi di Indonesia dimulai dengan 3 komoditi tersebut. Sebenarnya
garam kurang memenuhi syarat untuk difortifikasi wajib karena produsen garam,
petani garam dan pengusaha garam rakyat (besar dan kecil) jumlahnya sangat
besar (puluhan ribu) dan tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Namun
demikian karena luas dan gawatnya masalah gangguan kesehatan karena kurang
iodium (GAKI) di masyarakat, upaya pencegahan dan penanggulangannya harus
segera dilaksanakan, sehingga tidak banyak pilihan kecuali melaksakanan iodisasi
garam secara nasional (Soekirman 2008).
Bumbu penyedap MSG yang pada tahun 1980-an hanya diproduksi oleh 2
pabrik, sangat memenuhi persyaratan fortifikasi. Seperti halnya dengan garam,
MSG dijumpai dihampir setiap rumah tangga, baik kaya maupun miskin. MSG
memenuhi syarat untuk fortifikasi vitamin A yang juga merupakan salah satu
masalah kekurangan gizi penting di Indonesia sampai sekarang. Pada tahun 1980-
an dilakukan percobaan fortifikasi vitamin A pada bumbu penyedap MSG. Hal
serupa pernah dilakukan juga di Philipina. Hasil percobaan dari kedua negara
tersebut positif. Fortifikasi MSG dengan vitamin A menurunkan prevalensi
kurang vitamin A pada balita keluarga miskin. Meskipun demikian percobaan ini
tidak berlanjut menjadi program, oleh karena masalah teknologi (terjadi
perubahan warna MSG) dan adanya kelompok masyarakat yang menentang
pemakaian MSG secara luas (Soekirman 2008).
Pada 1982 diadakan pertemuan antara Menteri Kesehatan, Perindustrian dan
Perdagangan serta Dalam Negeri. Dalam pertemuan tersebut akhirnya terbit Surat
Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang dimulainya upaya iodisasi garam
rakyat. Tiga tahun berjalan SKB tersebut ditingkatkan menjadi SKB 4-Menteri
dengan ditambah Menteri Pertanian. Menurut hukum di Indonesia pada tahun
1994 Presiden menerbitkan Keputusan Presiden No 69 tahun 1994 tentang
mewajibkan Iodisasi Garam yang merupakan penerapan fortifikasi wajib di
Indonesia. Dikeluarkannya SKB antar menteri tentang iodisasi garam, dan lobi-
lobi para pakar gizi dan UNICEF tentang pentingnya fortifikasi telah mendapat
perhatian para pengambil kebijakan dan perencana pembangunan di Bappenas.
Pada tahun 1998 kebijakan perlunya program fortifikasi dicantumkan dalam
rencana pembangunan lima tahun (REPELITA) III dan seterusnya. Program
iodisasi garam merupakan program fortifikasi nasional yang pertama dalam
Repelita (Soekirman 2008).
Pada tahun 1993 Pemerintah Orde Baru membentuk Kementerian Negara
Urusan Pangan dan memperkasai kebijakan fortifikasi pangan dan diperkuat
dalam rencana REPELITA III pada salah satu bab dari pasal 27 Undang-Undang
Pangan tahun 1996. Bab III tentang Mutu dan Gizi Pangan, Pasal 27 (3) UU
22

tersebut berbunyi : “Dalam hal terjadi kekurangan dan atau penurunan status
gizi masyarakat, pemerintah dapat menetapkan persyaratan bagi perbaikan atau
pengayaan gizi pangan tertentu yang diedarkan“. Kata pengayaan gizi yang
dimaksud dalam UU Pangan ini adalah fortifikasi. Terjadi perubahan peraturan
pangan menjadi UU no 18 tahun 2012 tentang Pangan. Peraturan fortifikasi pada
UU No 18 tahun 2012 diatur bagian ketiga perbaikan gizi pasal 63 ayat 1 dan ayat
2(a) tersebut berbunyi:
(1) Pemerintah menetapkan kebijakan di bidang Gizi untuk perbaikan status Gizi
masyarakat.
(2) Kebijakan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a. penetapan persyaratan perbaikan atau pengayaan Gizi Pangan tertentu yang
diedarkan apabila terjadi kekurangan atau penurunan status Gizi masyarakat.
Menyikapi berlakunya UU Pangan tersebut Kementerian Kesehatan
mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Menteri tanggal 16 Juni 1996 tentang
Fortifikasi Tepung Terigu. Undang-undang Pangan menyebabkan Kementerian
Urusan Pangan membentuk Komisi Fortifikasi yang bersifat lintas sektor
Kementerian. Diskusi teknis pelaksanaan fortifikasi tepung terigu dimulai di
komisi ini dengan dukungan aktif UNICEF. Pembahasan secara nasional
diadakan tahun 1998 di forum Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi ke VI
(Soekirman 2008).
Sejak itu berbagai percobaan fortikasi tepung terigu dimulai dan
pengoperasian fortifikasi tepung terigu dimulai tahun 1998 di salah satu pabrik
tepung terigu di Jakarta. Akhirnya pada tanggal 14 Januari 1999, program
fortifikasi tepung terigu dengan zat besi dicanangkan secara resmi oleh
pemerintah yang diwakili oleh Menteri Negara Urusan Pangan dan disaksikan
oleh kepala perwakilan UNICEF di Indonesia. Dua tahun kemudian fortifikasi ini
menjadi wajib setelah dikeluarkannya Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan No.153 tahun 2001, tentang Standar Nasional Indonesia Tepung
Terigu. Standar Nasional Indonesia (SNI) ini mewajibkan fortifikasi tepung
terigu dengan zat besi, seng, asam folat, vitamin B1 dan B2 (Soekirman 2008).
Pada tahun 2003 diadakan evaluasi pelaksanaan wajib iodisasi garam.
Hasilnya menunjukkan kemajuan yang nyata. Apabila di tahun 1980-an hanya
30% rumah tangga menggunakan garam beriodium, pada tahun 2003 meningkat
menjadi 64%. Data terakhir tahun 2006 menjadi 78% dengan catatan masih ada
30% kabupaten dengan konsumsi garam beriodium dibawah 50%. Salah satu
masalah yang masih dihadapi program iodisasi garam adalah masih banyak
beredarnya garam dengan label beriodium, tetapi tanpa iodium alias palsu
(Soekirman 2008).
Salah satu masalah pada tahun-tahun pertama pelaksanaan fortifikasi wajib
tepung terigu adalah beredarnya tepung terigu impor tanpa fortifikasi. Masalah
lainnya, kurang dipahami arti dan maksud fortifikasi oleh masyarakat termaksud
pejabat negara. Kecurigaan yang bersumber dari ketidaktahuan tentang apa itu
fortifikasi, mencapai klimaksnya pada Februari 2008, SNI wajib fortifikasi tepung
terigu dicabut oleh pemerintah. Pencabutan ini tentu saja mendapat tantangan
keras dari pers dan para pakar gizi dan kesehatan, termasuk UNICEF. Pada tahun
2008/2009 harga bahan makanan pokok termasuk terigu meningkat tajam.
Fortifikasi tepung terigu dituduh sebagai salah satu sebab nya. Kesalahan persepsi
23

ini dapat diperbaiki setelah pemerintah dan lembaga independen memberi


penjelasan melalui surat dan media massa (Soekirman 2008). SNI Wajib
fortifikasi tepung terigu diberlakukan lagi pada tahun 2009.
Pilihan pada minyak goreng sebagai pembawa vitamin A melalui perjalanan
panjang. Minyak goreng yang mengandung provitamin A sehingga berwarna
merah pernah disosialisasikan pada 1960-an, tetapi tak berhasil karena membuat
warna makanan jadi merah. Beberapa tahun lalu, sebuah perusahaan swasta gagal
memasarkan minyak goreng sawit dengan provitamin A tinggi. Selain warna
makanan jadi merah, rasa makanan juga getir (Soekirman 2008). Pada 25 januari
2011 yang bertepatan dengan hari Gizi Nasional, Kementrian Kesehatan
meluncurkan program rintisan fortifikasi vitamin A dalam minyak goreng.
Fortifikasi vitamin A pada minyak goreng masih merupakan kegiatan sukarela
dan akan segera menjadi fortifikasi wajib setelah Standar Nasional Indonesia
diterbitkan. Pada tahun 2012 ditetapkan SNI 7709:2012 tentang minyak goreng
sawit yang difortifikasi sukarela dengan vitamin A.
Diberlakukan peraturan pangan dan sistem pangan yang lebih luas dan
terkontrol merupakan mekanisme umum yang digunakan oleh pemerintah untuk
mengatur ketentuan teknis fortifikasi pangan dan terutama yang berhubungan
dengan label, komposisi dan klaim. Peraturan pangan juga dapat digunakan untuk
memaksakan pengontrolan pada industri makanan dan sebagai sistem informasi
kepada publik dalam mendukung fortifikasi pangan. Peraturan pangan biasanya
memiliki beberapa tujuan. Tujuan yang paling penting adalah perlindungan
kesehatan masyarakat. Adapun tujuan lain diantaranya: 1) penyediaan informasi
yang memadai untuk memungkinkan pilihan yang tepat dalam memilih produk
pangan; 2) pencegahan penipuan dan perilaku menyesatkan atau menipu; 3)
perdagangan yang adil.
Dalam memenuhi tujuan tersebut, ketentuan fortifikasi pangan sebaiknya
tidak hanya memastikan bahwa semua komposisi parameter berlaku, tetapi harus
mampu menciptakan makanan yang aman dan berkhasiat bagi kesehatan
masyarakat. Label, klaim dan iklan makanan yang difortifikasi harus faktual,
tidak menyesatkan dan memberikan informasi yang cukup untuk memungkinkan
setiap masyarakat mengetahui produk fortifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
asupan konsumsi.
Sebelum memutuskan pada format dan detail ketentuan fortifikasi,
pengambil kebijakan seharusnya memahami faktor-faktor yang membentuk pola
pasokan dan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Pertimbangan penting
lainnya yaitu, keseimbangan antara produk domestik dan memperketat produk
impor yang beredar, komposisi zat gizi mikro dari produk impor, kapasitas
industri dalam negeri untuk memproduksi dan sistem industri yang terpusat.
Pemahaman ini sangat relevan jika produk impor yang difortifikasi akan
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap asupan zat gizi mikro. Jika
parameter komposisi dalam peraturan nasional tidak mengakomodasi produk
fortifikasi misalnya jika tingkat zat besi minimal fortifikasi produk impor lebih
tinggi dibandingkan produk dalam negeri maka industri pangan dalam negeri akan
mengalami kebangkrutan.
Pengambil kebijakan juga perlu menyadari tingkat pengetahuan gizi
masyarakat dan setiap pendidikan gizi yang direncanakan sehingga dapat
menentukan informasi label, komposisi dan klaim yang diperlukan atau diijinkan
24

dalam pelabelan dan iklan. Akhirnya, setiap perubahan dari undang-undang yang
mengharuskan industri pangan untuk mengubah praktek produksi dan atau label
produk harus memasukkan masa transisi. Hal ini pasti membutuhkan beberapa
waktu sebelum semua produsen dalam negeri dan importir menjadi sadar
persyaratan peraturan baru dan dapat memodifikasi produksi dan/atau operasi
pelabelan yang sesuai.
Fortifikasi pangan sangat tergantung dengan kemitraan yang kuat antara
sektor pemerintah, swasta dan sipil. Pemerintah memiliki peran dengan
memberlakukan dan menegakkan undang-undang dan mengatur tarif bea impor
pangan yang masuk ke Indonesia. Para ahli dan peneliti melakukan terobosan
terbaik untuk menciptakan makanan yang bermanfaat dalam mengurangi
defisiensi zat gizi mikro dan menguntungkan bagi pemerintah dan industri jika
diproduksi secara massal. Industri berkontribusi dalam pemasaran bisnis dan
teknis keahlian untuk mempromosikan makanan yang diperkaya kepada
konsumen. Konsumen dan media menginfomasikan penyebaran berita dan
membantu menstimulasi permintaan berkelanjutan untuk makanan yang
difortifikasi.
Pemerintah memiliki peran penting untuk membuat peraturan dan
memastikan bahwa fortifikasi pangan efektif untuk kelompok populasi paling
berisiko dari malgizi zat gizi mikro, tetapi aman untuk populasi secara
keseluruhan. Peraturan pangan dan langkah-langkah teknis pemberlakuan sistem
pangan yang lebih luas merupakan alat utama yang dimiliki pemerintah untuk
membangun dan mengontrol praktek fortifikasi agar tepat guna.
Pemerintah dan peneliti memiliki peran sentral dalam menafsirkan bukti
pangan yang difortifikasi menguntungkan dan kemudian memberlakukan
peraturan untuk mempromosikan fortifikasi pangan agar bisa diproduksi secara
skala industri. Sektor swasta dalam hal ini produsen memainkan peran yang
sangat penting untuk menindaklanjuti respon permintaan terhadap produk yang
telah difortifikasi dan tetap dalam pengawasan. Pelaksanaan fortifikasi pangan
merupakan kolaborasi keilmuan dari ahli gizi, kesehatan, asosiasi medis untuk
membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat fortifikasi. Para
donatur dalam dan luar negeri dan mitra pembangunan pemerintah lainnya dapat
menyumbangkan keahlian teknis dan dukungan lainnya untuk membantu
memperluas program fortifikasi dengan cara menekan biaya.
Dalam hal peraturan Pemerintah Indonesia telah memberlakukan beberapa
peraturan terkait fortifikasi pangan. Berikut tabel peraturan pangan fortifikasi
yang berlaku di Indonesia:
25

Tabel 5 Undang-undang dan peraturan terkait fortifikasi pangan di Indonesia


No Undang-undang dan peraturan yang terkait dengan fortifikasi pangan
1 Undang-Undang Republik Indonesia No.7 tahun 1996 tentang Pangan
2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
3 Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4 Undang-Undang Republik Indonesa No.18 Tahun 2012 tentang Pangan
5 Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
6 Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu Dan
Gizi Pangan
7 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor
HK.03.1.5.12.11.09955 tahun 2011 tentang Pendaftaran Pangan Olahan
8 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor
HK.03.1.5.12.11.09956 tahun 2011 tentang Tata Laksana Pendaftaran
Pangan Olahan
9 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor
HK.03.1.23.11.11.09605 tahun 2011 tentang Pedoman Pencantuman
Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan
10 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor
Hk.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 tentang Pengawasan Klaim Dalam
Label Dan Iklan Pangan Olahan
11 Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri (Kesehatan, Perindustrian dan
Perdagangan, Dalam Negeri) tahun 1982 tentang Iodisasi Garam
12 SKB 3 Menteri ditingkatkan menjadi SKB 4 Menteri (ditambah Pertanian)
tahun 1985 tentang Iodisasi Garam
13 Keputusan Presiden No. 69 tahun 1994 tentang Wajib Iodisasi Garam
14 Ketentuan “Standar Nasional Indonesia (SNI) No.01-3566-2000 tentang
Garam konsumsi iodium
15 Peraturan Menteri Dalam Negeri no.63 tahun 2010 tentang penanggulangan
kekurangan iodium di daerah
16 SK. Menteri Kesehatan RI No. 632/Menkes/SK/VI/1998 tanggal 16 Juni
1998 tentang Fortifikasi Tepung Terigu
17 Ketentuan “Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3751-2000 tentang
Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan
18 SK. Menteri Perindustrian dan Perdangangan RI secara wajib SNI Tepung
Terigu sebagai Bahan Makanan (SNI. 01-3752-2000/Rev.1995 dan
Revisinya)
19 SK. Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No.323/MPP/Kep./11/2001,
tanggal 20 november 2001, tentang penerapan wajib SNI Tepung Terigu
sebagai Bahan Makanan (SNI 01-3752-2000/Rev 1995 dan Revisinya)
20 Surat Keputusan Direktur Jendral Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan No.
03/DIRJEN-IKAH/SK./II/2002, tanggal 1 Februari 2002 tentang petunjuk
pelaksanaan penerapan SNI Tepung Terigu sebagai Bahana Makanan (SNI
01-3751-2000/Rev.1995 dan Revisinya)
21 Surat Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.b Direktur teknis Kepabeanan No.
S-672/BC.3/2002, tanggal 28 Maret 2002 tentang Importasi Tepung Terigu
22 SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 753/MPP/Kep./11/2002,
tanggal 8 November 2002 tentang Standarisasi dan Pengawasan Standar
26

No Undang-undang dan peraturan yang terkait dengan fortifikasi pangan


Nasional Indonesia
23 Surat Edaran Direktur Jendral Bea dan Cukai No. SE-20/BC/2003 tanggal
19 Juni 2003 tentang Penanganan Importasi Pangan dalam Kemasan dan
Penangan Barang yang SNI-nya telah diberlakukan secara wajib
24 Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 962/MenKes/VII/2003 tanggal 7 Juli
2003 tentang Fortifikasi Tepung Terigu
25 Ketentuan “Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3751-2009 tentang
Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan
26 Ketentuan “Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 7709-2012 tentang
minyak goreng sawit
Sumber: Pemerintah Republik Indonesia (2012)

Kebijakan fortifikasi pangan di Indonesia telah menerbitkan sebanyak 26


peraturan. Terdapat sepuluh peraturan umum yang memberikan dasar fortifikasi di
Indonesia, dan 16 peraturan khusus yang spesifik untuk fortifikasi wajib. Dari 15
peraturan fortifikasi wajib tersebut terdapat lima peraturan fortifikasi garam,
sepuluh peraturan fortifikasi tepung terigu dan satu peraturan fortifikasi minyak
goreng.
Pada UU no 8 tahun 99 tentang Perlindungan Konsumen disebutkan bahwa
produsen dan konsumen memiliki kewajiban dan hak yang sama untuk
menyediakan dan mengkonsumsi produk pangan. Bahkan produsen dituntut untuk
memberikan informasi kepada konsumen sesuai dengan PP No 69 tahun 1999
pasal 21 tentang Label dan Iklan Pangan yang berbunyi “Pencantuman
pernyataan pada label bahwa pangan telah ditambah, diperkaya atau difortifikasi
dengan vitamin, mineral, atau zat penambah gizi lain tidak dilarang, sepanjang
hal tersebut benar dilakukan pada saat pengolahan pangan tersebut, dan tidak
menyesatkan. Diberlakukannya PP No. 69 tahun 1999 merupakan awal
dikembangkannya peraturan fortifikasi sukarela.
Komitmen terhadap pelaksanaan fortifikasi tertuang dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No. 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan.
Peraturan ini memberikan jaminan berupa pangan yang aman, bermutu dan
bergizi sangat penting peranannya bagi pertumbuhan, pemeliharaan dan
peningkatan derajat kesehatan serta peningkatan kecerdasan masyarakat. Pada
bagian ketiga gizi pangan pasal 35 ayat 1 dijelaskan mengenai fortifikasi yang
dijabarkan pada ayat 1 “Dalam hal terjadi kekurangan dan/atau penurunan status
gizi masyarakat perlu dilakukan upaya perbaikan gizi melalui pengayaan
dan/atau fortifikasi gizi pangan tertentu yang diedarkan”.
Ditetapkannya UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengharuskan
semua produsen produk pangan memperhatikan kesehatan masyarakat yang
merupakan hak asasi manusia. Perkembangan teknologi pengolahan pangan yang
berjalan seiring dengan munculnya fenomena globalisasi telah menyebabkan
banyaknya perubahan termasuk dalam fortifikasi pangan. Sudut pandang para
pengambil kebijakan juga masih belum menganggap kesehatan sebagai suatu
kebutuhan utama dan investasi berharga di dalam menjalankan pembangunan
sehingga alokasi dana kesehatan hingga kini masih tergolong rendah bila
dibandingkan dengan negara lain.
27

Dalam hal kebijakan pangan yang lebih teknis untuk menetapkan produk
pangan berfortifikasi maka BPOM menetapkan peraturan Nomor
HK.03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 Tentang Pendaftaran Pengolahan Pangan dan
Peraturan Nomor HK.03.1.5.12.11.09956 Tahun 2011 Tentang Tata Laksana
Pendaftaran Pangan Olahan. Kedua peraturan ini menjadi dasar semua produsen
pangan untuk mendaftarkan produk yang beredar dikonsumen.
Lebih spesifik BPOM menetapkan Nomor HK.03.1.23.11.11.09605 Tahun
2011 Tentang Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi dan Label Pangan.
Dalam peraturan BPOM ini dijelaskan mengenai fortifikasi wajib pada Bab
11.3.1a “Hasil analisis zat gizi untuk pangan olahan wajib fortifikasi, pangan
yang mencantumkan klaim dan pangan olahan tertentu sekurang-kurangnya sama
dengan nilai yang tercantum dalam informasi nilai gizi (≥ 100%). Kecuali diatur
dalam Peraturan lain”
Pada peraturan nomor HK. 03.1.23.11.11.09605 tahun 2011 diatur mengenai batas
toleransi. Setiap pangan olahan harus memenuhi batas toleransi hasil analisa gizi
yaitu nilai kisaran yang dapat diterima dari hasil analisis zat gizi
dibandingkan dengan nilai yang dicantumkan pada informasi nilai
gizi. Persyaratan pangan fortifikasi wajib persyaratan batas toleransi
hasil analisis zat giti yaitu:
a. Hasil analisis zat gizi untuk pangan olahan wajib fortifikasi, pangan yang
mencantumkan klaim dan pangan olahan tertentu sekurang-kurangnya sama
dengan nilai yang tercantum dalam informasi nilai gizi (≥ 100%). Kecuali
diatur dalam Peraturan lain.
b. Pangan olahan wajib fortifikasi sebagaimana dimaksud pada huruf a
merupakan program nasional dalam rangka pencegahan timbulnya
gangguan gizi, pemeliharaan dan perbaikan status gizi masyarakat.
c. Hasil analisis zat gizi tertentu yaitu energi, lemak, lemak jenuh, kolesterol,
asam lemak trans, gula dan natrium, tidak boleh lebih dari 120% dari nilai
yang tercantum pada informasi nilai gizi.
Peraturan terperinci dalam menetapkan sesuatu produk dinyatakan sebagai
produk fortifikasi diatur dalam peraturan BPOM Nomor HK.03.1.23.11.11.09909
Tahun 2011 Tentang Pengawasan Klaim Dalam Label dan Iklan Pangan Olahan.
Berikut syarat tabel klaim produk pangan fortifikasi yang diatur pada peraturan
BPOM HK. 03.1.23.11.11.09909.
28

Tabel 6 Tipe klaim produk pangan fortifikasi


Tipe Klaim Persyaratan Kondisi
Dikurangi/kurang 1. Perbedaan relatif  Produk merupakan
dari/kurang / kandungan untuk zat formulasi baru.
fewer /light atau gizi mikro terhadap Dibandingkan dengan
istilah lain yang pangan yang produk sejenis dari
maknanya sama. dibandingkan produsen yang sama,
sekurang-kurangnya kandungan zat gizi yang
10% ALG. dibandingkan lebih
2. Perbedaan relatif rendah atau tinggi.
kandungan energi  Pada label dan iklan
dan zat gizi lain pangan harus dinyatakan
terhadap pangan dengan jelas produk
yang dibandingkan yang dibandingkan.
sekurang-kurangnya  Perbedaan kandungan
25 %. dinyatakan dalam
3. Perbedaan mutlak presentase, pecahan atau
sekurang-kurangnya dalam angka mutlak
memenuhi terhadap pangan yang
persyaratan dibandingkan dalam
“rendah” jumlah yang sama.
sebagaimana
ditetapkan dalam
klaim kandungan zat
gizi.
Ditingkatkan 1. Perbedaan relatif
(Increased)/lebih kandungan untuk zat
dari/lebih/ (more than)/ gizi mikro terhadap
ekstra (extra)/ diperkaya pangan yang
(enriched)/ plus/ dibandingkan
ditambahkan/ difortifikasi sekurang-kurangnya
10% ALG.
2. Perbedaan relatif
kandungan energi
dan zat gizi lain
terhadap pangan
yang dibandingkan
sekurang-kurangnya
25 %.
3. Perbedaan mutlak
sekurang-kurangnya
memenuhi
persyaratan
“sumber”
sebagaimana
ditetapkan dalam
klaim kandungan zat
gizi.
29

Program fortifikasi pangan secara global diprediksi akan menjadi program


gizi utama, seperti yang terjadi di negara-negara maju. Dalam kaitan dengan
Indonesia, hal ini dipengaruhi beberapa hal yaitu Pertama, pemahaman
masyarakat akan pentingnya pola makan dengan gizi seimbang. Fortifikasi
berperan untuk menyeimbangkan mutu gizi makanan yang sebelumnya tidak
cukup mengandung vitamin dan mineral. Kedua, Kesadaran pemerintah akan
pentingnya investasi program gizi yang secara eksplisit menjadi bagian dari
pembangunan nasional dan daerah, khususnya pembangunan SDM. Hal ini
berefek pada dapat diwujudkannya program fortifikasi pangan yang tercantum
dalam UU No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan dan direvisi menjadi UU No. 18
tahun 2012.
Pada butir pertama dan kedua diatas, diperlukan upaya pendidikan gizi
masyarakat yang sungguh-sungguh dan profesional melalui pendekatan "social
marketing". Pendidikan gizi, demikian juga pendidikan kesehatan masyarakat
yang secara konvensional melalui proyek-proyek swakelola pemerintah seperti
selama ini dilakukan, tidak mungkin efektif merubah sikap dan perilaku
masyarakat. Cara-cara konvensional itu tidak akan mampu menghadapi
"keganasan" serbuan iklan-iklan dan kampanye komersil yang tidak jarang
bertentangan dengan prinsip pola makan bergizi seimbang dan pola hidup sehat
pada umumnya. Seperti iklan rokok, susu formula terselubung, suplemen
makanan dengan janji-janji yang sering menyesatkan, makanan jajanan tinggi
lemak dan tingi gula, dan sebagainya.
Ketiga, masa depan fortifikasi tergantung juga pada keberhasilan ketiga
program fortifikasi yang sedang berjalan yaitu iodisasi garam, fortifikasi tepung
terigu dan fortifikasi minyak goreng sawit. Iodisasi garam diperlukan perhatian
khusus di daerah-daerah pedalaman dan terisolir yang endemik kurang iodium. di
Fortifikasi garam dengan iodium telah berlangsung sejak tahun 1994. Sampai
tahun 2011 baru 63% penduduk menggunakan garam yang beriodium, berarti
masih ada cukup banyak penduduk termasuk yang masih rawan terhadap
kekurangan iodium (BAPENAS 2012).
Masalah yang dirasakan saat ini kurangnya monitoring mutu fortifikasi, baik
pada garam maupun tepung terigu. Hal ini menjadi masalah karena masih adanya
laporan tentang pemalsuan label fortifikasi terutama garam beriodium, dan adanya
tepung terigu yang berkualitas rendah tanpa fortifikasi beredar dipasaran. Masalah
lain, masih ada sekelompok masyarakat yang meragukan efektivitas fortifikasi
sehingga menimbulkan kebijakan pemerintah yang kurang tepat seperti terjadi
pencabutan sementara SNI wajib fortifikasi tepung terigu tahun 2008. Beberapa
pemerintah daerah tidak menyadari pentingnya iodisasi garam untuk melindungi
ibu hamil dan bayi, seperti ditandai dengan kurangnya perhatian terhadap program
iodisasi garam, sehingga peraturan daerah yang sudah dikeluarkan tidak efektif.
Kaitannya dengan fortifikasi tepung terigu, pemerintah perlu segera melakukan uji
efektivitas untuk mengetahui dampaknya terhadap penurunan prevalensi anemia
karena kurang zat besi pada berbagai kelompok masyarakat seperti telah
dibuktikan di negara-negara lain.
Perkembangan fortifikasi juga tergantung pada hasil rintisan pengembangan
BTB (Bantuan Tunai Bersyarat) untuk MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu
Ibu) balita. Beberapa pakar gizi menaruh harapan besar terhadap "sprinkles" atau
30

taburia sebagai terobosan teknologi gizi mencegah dan mengatasi masalah gizi
kurang (termasuk kurang zat gizi mikro) pada balita dari keluarga miskin. Sedang
keberhasilan fortifikasi minyak dengan vitamin A, akan menentukan perlu
tidaknya program suplementasi kapsul vitamin A untuk balita dan ibu nifas di
hentikan dikemudian hari. Penggantian suplementasi dengan fortifikasi berarti
penghematan anggaran belanja negara karena biaya program fortifikasi relatif jauh
lebih murah dan lebih efektif daripada suplementasi.

Perkembangan Program Biofortifikasi

Pangan merupakan sumber utama gizi yang diperlukan untuk hidup sehat,
tetapi kebijakan pertanian dan teknologi telah difokuskan pada peningkatan
profitabilitas di tingkat pertanian dan agroindustri, bukan pada peningkatan gizi
(Bouis dan Welch 2010). Meningkatnya prevalensi hidden hunger (kelaparan
tidak kentara) mengharuskan pertanian harus berperan dalam meningkatkan
kandungan gizi, khususnya dengan lebih memperhatikan kualitas gizi makanan
yang sering dikonsumsi.
Program fortifikasi pangan mengutamakan penambahan vitamin dan
mineral pada saat produksi maupun pasca produksi dan sangat berbeda dengan
program biofortifikasi. Hal yang menjadi dasar perbedaan dengan program
biofortifikasi adalah penambahan vitamin dan mineral dilakukan pada saat
penanaman varietas makanan pokok yang sering dikonsumsi. Hal ini menjadikan
program biofortifikasi diutamakan pada wilayah miskin dalam mengatasi masalah
defisiensi zat gizi mikro.
Biofortifikasi merupakan paradigma baru dalam menanggulagi masalah gizi
dengan upaya meningkatkan kandungan gizi (vitamin dan mineral) produk
pertanian melalui proses persilangan intra dan atau interspesies tanaman secara
konvensional maupun inkonvensional. Biofortifikasi adalah metode ilmiah untuk
meningkatkan nilai gizi dari makanan yang dikonsumsi untuk mengatasi
kelaparan tidak kentara (Bouis et al. 2011). Metode utama biofortifikasi meliputi:
meningkatkan kandungan vitamin dan mineral pada tanaman pangan melalui
teknik pemuliaan konvensional selektif, mengurangi tingkat zat anti gizi dalam
makanan pokok yang menghambat penyerapan vitamin dan mineral.
HarvestPlus adalah sebuah program penelitian dibawah lembaga Centers of
the Consultative Group on International Agricultural Research (CGIAR),
memimpin upaya global untuk mengembangkan tanaman biofortifikasi sebagai
makanan pokok dengan penambahan vitamin A, seng dan besi yang merupakan
defisiensi zat gizi mikro yang paling sering terjadi pada golongan masyarakat
miskin (Brown 1991). HarvestPlus merupakan program interdisipliner yang
bekerja dengan para ahli di lebih dari 40 negara. Setelah melakukan berbagai
percobaan hingga akhirnya menerbitkan jadwal melepas tanaman biofortifikasi
yang dikembangkan pada negara tertentu yang ditunjukkan pada tabel dibawah
ini.
31

Tabel 7 Target tanaman dan negara program biofortifikasi


Tanaman Gizi Target Negara Sifat Tahun
Kacang Besi Kongo, Tahan virus, 2012
Rwanda panas dan
kekeringan
Singkong Vitamin A Kongo, Nigeria Tahan virus 2011
Jagung Vitamin A Zambia Tahan 2012
penyakit dan
toleransi
kekeringan
Pearl millet Besi India Tahan jamur 2012
(Jewawut) dan toleransi
kekeringan
Beras Seng Bangladesh, Tahan hama 2013
India dan penyakit
Ubi jalar Vitamin A Uganda, Tahan virus 2007
Mozambique dan toleransi
kekeringan
Gandum Seng India, Pakistan Tahan 2013
penyakit
Sumber: (HarvestPlus 2012)

Biofortifikasi merupakan investasi yang cukup efektif dalam biaya. Setelah


investasi awal dalam mengembangkan tanaman biofortifikasi. penyesuaian
selanjutya adalah melakukan penyesuaian diberbagai daerah terhadap biaya
tambahan dan teknik sistem pangan tahun demi tahun. Peneliti yang meneliti
efektivitas biaya berbagai tanaman pokok biofortifikasi dengan provitamin A, zat
besi, dan seng di 12 negara di Afrika, Asia, dan Amerika Latin menemukan
biofortifikasi sangat efektif dalam biaya, khususnya di Asia dan Afrika karena
strategi ini sangat bergantung pada kebiasaan makan pada daerah tersebut
(Meenakshi et al. 2010).
Selain menjanjikan, biofortifikasi menghadapi beberapa keterbatasan dan
tantangan, diantaranya:
1. Biofortifikasi membutuhkan perubahan paradigma. Ilmu pertanian dan gizi
merupakan disiplin ilmu yang saling terkotakan yang harus diintegrasikan
agar biofortifikasi berhasil. Ilmuwan pertanian perlu menambahkan tujuan
gizi untuk program pemuliaan mereka, di samping tujuan standar seperti
produktivitas dan ketahanan terhadap penyakit. Pemulia tanaman kemudian
harus bekerja sama dengan ahli gizi untuk mengembangkan target zat gizi
yang akan ditambahkan. Ahli gizi dan ahli kesehatan juga perlu
mengakomodasi pertanian secara bersama dengan memperhatikan intervensi
klinis.
2. Biofortifikasi akan diadopsi secara luas ketika menunjukkan bahwa mampu
meningkatkan gizi suatu populasi. Kebanyakan tanaman biofortifikasi masih
dalam tahap percobaan. Namun, salah satu tanaman pangan pokok
biofortifikasi yang telah berhasil dilepas adalah oranye (atau oranye-
fleshed) sweet potato (ubi jalar). Seperti tanaman lain ahli gizi akan mampu
32

membangun bukti bahwa biofortifikasi sebagai intervensi berbasis pertanian


yang layak untuk meningkatkan gizi.
3. Jumlah gizi tanaman biofortifikasi umumnya jauh lebih rendah daripada
yang dapat disediakan melalui fortifikasi dan suplementasi. Namun, dengan
menyediakan 30-50 persen dari kebutuhan gizi harian, tanaman
biofortifikasi secara signifikan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat di
negara-negara dimana kelaparan tidak kentara menjadi masalah utama.
Pendekatan transgenik dapat digunakan untuk meningkatkan kandungan gizi
tanaman di mana variasi alami dalam plasma nutfah terbatas. Namun,
tanaman transgenik juga menghadapi rintangan yang lebih berupa regulasi
dibandingkan dengan mengunakan tanaman konvensional.
Kemajuan teknologi secara substansial telah mampu membuat pemuliaan
dan pengujian tanaman pangan biofortifikasi serta menjadikan pertanian sebagai
investasi utama dalam penelitian biofortifikasi. Hal ini akan membuka jalan
untuk peningkatkan daya terima biofortifikasi secara lebih luas. Untuk mencapai
hal ini sangat dibutuhkan (a) mengintegrasikan pertanian dan platform gizi untuk
mendanai dan menerapkan makanan berbasis biofortifikasi untuk mengurangi
defisiensi zat gizi mikro (b) menciptakan permintaan secara luas untuk tanaman
dan makanan yang lebih bergizi dan (c) peningkatan kapasitas kelembagaan untuk
mengembangkan dan memberikan pengayaan gizi pada tanaman dan makanan
dengan campuran yang tepat dan menjalin kerjasama untuk keberlanjutan strategi
biofortifikasi.
Pemberlakuan program biofortifikasi di Indonesia masih belum bisa
diberlakukan, hal ini dikarenakan berbedanya konsumsi makanan pokok rakyat
Indonesia antara bagian barat maupun timur. Dalam masa depan tidak menutup
kemungkinan program biofortifikasi akan diberlakukan di Indonesia. Pada tahun
2007 dilakukan penelitian terhadap beberapa genotipe padi yang dibiofortifikasi
dengan protein-besi kompleks. Dari hasil penelitian sifat fisik gabah dan beras
telah memenuhi standar mutu SNI dan butuh penelitian lebih lanjut ketersediaan
besi untuk manusia yang mengkonsumsi beras (Indrasari et al. 2007).
Biofortifikasi memiliki kelebihan yang dapat melengkapi pendekatan tradisional
lainnya untuk meningkatkan gizi. Makanan pokok hasil biofortifikasi terbukti
dapat mengurangi defisiensi zat gizi mikro zat gizi mikro dengan biaya yang
sangat efektif. Biofortifikasi selanjutnya akan menjadi strategi berbasis pertanian
yang sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat di seluruh
dunia.
33

Inventarisasi Produk yang Difortifikasi

Perkembangan teknologi pangan menjadikan beragamnya produk pangan


yang dipasarkan kepada masyarakat. Diantara produk pangan yang beredar
terdapat produk yang difortifikasi dengan vitamin dan mineral. Berikut tabel
persentase hasil inventarisasi dari produk pangan yang difortifikasi di Kota Bogor
dan sekitarnya:

Tabel 8 Inventarisasi produk pangan fortifikasi


Jenis pangan Kategori Jumlah Jumlah merek Persentase
Fortifikasi merek produk difortifikasi (%) produk
produk yang yang ditemukan di difortikasi
tedapat supermarket/
dipasaran warung/ pasar
Produk-produk susu
Susu Ibu hamil Sukarela - 13 -
dan menyusui
Susu bayi dan Sukarela - 37 -
balita
Susu Sukarela - 9 -
pertumbuhan
Produk susu Sukarela - 42 -
lainnya
Jumlah 353 101 28.6
Minyak goreng Sukarela 10 6 60
Margarin Sukarela 5 5 100
Kembang Sukarela 203 5 2,4
gula/permen
dan coklat
Tepung terigu Wajib 5 5 100
Mi instan Sukarela 69 16 23.1
Biskuit Sukarela 194 21 10.8
Garam Wajib 5 5 100
MP ASI Sukarela 57 13 22.8
Minuman Sukarela 121 31 26.6
kemasan
Makanan Sukarela 212 2 0.9
ringan siap
santap
Produk Sukarela - 17 -
makanan jadi
lainnya

Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa saat ini terdapat 227 jenis produk
yang telah difortifikasi dengan zat gizi mikro baik vitamin maupun mineral. Hasil
dari inventarisasi produk yang difortifikasikan dibandingkan dengan jumlah
produk pada setiap jenis kategori pangan menunjukkan bahwa produk-produk
susu telah difortifikasi sebanyak 28.6% dengan rincian produk susu ibu hamil dan
34

menyusui sebanyak 13 merek, susu bayi dan balita 37 merek, susu pertumbuhan 9
merek dan produk susu lainnya 42 merek, minyak goreng 60%, margarin 100%,
kembang gula/permen dan coklat 2.4%, tepung terigu 100%, mi instan 23.1%,
biskuit 10.8%, garam 100%, MP ASI 22.8%, minuman 26.6%, makanan ringan
siap santap 0.9% serta produk makanan jadi lainnya sebanyak 17 produk.

Produk-Produk Susu

Produk-produk susu merupakan produk yang difortifikasi paling banyak


berdasarkan hasil survey yaitu 101 merek produk. Produk-produk susu dibagi
menjadi kedalam empat kelompok yaitu produk susu ibbu hamil dan menyusui
sebanyak 13 merek yang difortifikasi, susu bayi dan balita 37 merek, susu
pertumbuhan 9 merek serta produk susu lainnya yang terdiri dari susu bubuk, susu
UHT (Ultra High Temperature), Susu kental manis, susu skim, yogurt dan keju 42
merek.. Produsen produk-produk susu yang melakukan fortifikasi diantaranya
Nestle, Kalbe Nutritionals, Diamond, Anchor, Ultrajaya, Frisian Flag, Indofood,
Danone, PT Shanghiang Perkasa, Sari Husada, PT Fonterra Brands, Nutricia, PT
Wyeth Indonesia, PT Tigaraksa Satia, PT Nutrifood Indonesia, PT Kraft
Ultrajaya, Ultrajaya, PT Diamond Cold Storage, Meadjhonson dan Greenfields
dengan berbagai variant jenis dan rasa. Terdapat perbedaan antara produk susu
dalam satu produsen dan memiliki merek yang sama namun berberda rasa
misalkan pada Dancow instant putih (bubuk) mengandung vitamin B2 20% AKG
sedangkan, Dancow instant coklat (bubuk) vitamin B2 40% AKG, perbedaan ini
dikarenakan perbedaan komposisi bahan. Pilihan vitamin dan mineral yang dapat
difortifikasi pada susu adalah β-Carotene, vitamin A, vitamin D, vitamin E,
vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B9, vitamin B12, Vitamin C, besi
(Fe), Kalsium (Ca), dan Iodium (I) (MI 1996). Allen et al. (2006) menyatakan
vitamin A dan vitamin D dapat menjadi pilihan untuk difortifikasi pada susu.

Minyak Goreng

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa terdapat empat merek produk


minyak goreng yang difortifikasi diantaranya Amanda, Filma, Sunco, Rose Brand
Sofia dan ForVita. Secara keseluruhan keempat merek minyak goreng tersebut
memfortifikasi vitamin A. Fortifikasi vitamin A pada minyak goreng sesuai
dengan SNI 7709:2012 tentang minyak goreng sawit minimal 45 IU/gram. Pilihan
vitamin yang dapat difortifikasi pada minyak goreng diantaranya β-Carotene,
vitamin A, vitamin D dan vitamin E (MI 1996). Allen et al. (2006) menyatakan
minyak goreng hanya dapat difortifikasi dengan vitamin A.

Margarin
Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa terdapat lima merek produk
margarin yang difortifikasi diantaranya Blue Band, ForVITA, Simas Palmia,
Sovia dan Filma. Keempat produk tersebut memfortifikasi margarin dengan
vitamin A sedangkan Filma dengan vitamin E. Blue Band dan Simas PALMIA
35

juga memfortifikan vitamin B1, vitamin B2, vitamin D, vitamin E dan niasin.
Pilihan vitamin yang dapat difortifikasi pada margarin diantarnya β-Carotene,
vitamin A, vitamin D dan vitamin E (MI 1996). Allen et al. (2006) menyatakan
margarin dapat difortifikasi dengan vitamin A, vitamin D, vitamin B2, vitamin
B3, vitamin B6 dan vitamin B9.

Kembang Gula/Permen dan Coklat

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa terdapat 5 produk kembang


gula/permen dan coklat yang difortifikasi diantara empat varian Pilmool
Lozenges-Bonbons dan Milkita. Kedua merek tersebut masing-masing
difortifikasi dengan vitamin C dan kalsium.

Tepung Terigu

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa terdapat lima merek produk


tepung terigu yang difortifikasi. Tiga merek produk diproduksi oleh Indofood
dengan merek Segitiga Biru, Kunci Biru, Cakra Kembar dan sisanya PT. Sriboga
Raturaya (Tali Emas) dan PT Pundi Kencana (Mila). Kandungan vitamin dan
mineral yang difortifikasi pada kelima merek tersebut berbeda satu dengan yang
lainnya hal ini dikarenakan fungsi penggunaan dalam pembuatan produk jadi yang
berbeda. Berdasarkan SNI 3751:2009 tentang tepung terigu sebagai bahan
makanan diwajibkan untuk difortifikasi dengan vitamin B1 (thiamin) min
2,5mg/kg, vitamin B2 (riboflavin) min 4mg/kg, vitamin B9 (asam folat) min
2mg/kg, Besi (Fe) min 50mg/kg dan Seng (Zn) min 30mg/kg. Pilihan vitamin dan
mineral yang dapat difortifikasi pada tepung terigu antara lain vitamin A, vitamin
D, vitamin E, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B9, vitamin B12, besi
(Fe), kalsium (K) dan iodium (I) (MI 1996). Allen et al. (2006) menyatakan
tepung terigu dapat difortifikasi dengan vitamin A, vitamin D, vitamin B1,
vitamin B2, vitamin B3, vitamin B6, vitamin B9, vitamin B12, besi (Fe), seng
(Zn) dan Kalsium (Ca).

Mi instan

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa terdapat 16 merek produk mi


instan yang difortifikasi diantaranya delapan produk dari produsen Indofood, lima
produk Wings Food, dua produk ABC dan satu produk dari Healtimie. Produk mi
instan indofood bermerek Indomie dengan berbagai rasa, Wings Food dengan
Mie Sedap, ABC dengan ABC selera pedas dan Healtimie dengan merek yang
sama yaitu Healtimie. Vitamin dan mineral yang difortifikasi pada mi instan pada
kelima produsen sangat beragam hal ini dipengaruhi oleh bahan baku yaitu terigu
dan rasa masing-masing mie. Pilihan vitamin dan mineral yang difortifikasi pada
mie sama dengan tepung terigu diantaranya vitamin A, vitamin D, vitamin E,
vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B9, vitamin B12, besi (Fe), kalsium
(K) dan iodium (I) (MI 1996). Allen et al. (2006) menyatakan mi instan dapat
36

difortifikasi dengan vitamin A, vitamin D, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3,
vitamin B6, vitamin B9, vitamin B12, besi (Fe), seng (Zn) dan Kalsium (Ca).

Biskuit

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa terdapat 21 produk biskuit yang


difortifikasi diantaranya Gibis Party Animals, Bismart, Jacobs, Selamat Fibero,
Slai O’lai, Kraft Keju cake, dua variant berbeda Richoco, tiga variant Richesse
dan Biskuat dan lima variant Roma. Vitamin dan mineral yang difortifikasi sangat
beragam antara produk biskuit satu dengan yang lainnya. Produk biskuit hasil
inventarisasi difortifikasi dengan vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6
dan vitamin B12.

Garam

Berdasarkan hasil survey, diketahui terdapat lima merek produk garam yang
difortifikasi dengan iodium diantaranya Refina, Garam Bata dan Meja Cap
Flipper, Garam Gurih dan Dolphin Garam. Dari kelima produk tersebut hanya
Refina yang mencantumkan kandungan AKG iodium min 30 mg/kg, besi <
5mg/kg dan kalsium <0,10% sedangkan produk lainnya hanya mencantukan
iodium pada kemasan. Berdasarkan SNI 01-3556:2000 tentang garam konsumsi
beriodium, mutu garam iodium min 30 mg/kg dengan fortifikan kalium iodat
(KIO3). Pilihan mineral yang bisa difortifikasi pada garam adalah besi (Fe) dan
kalsium (Ca) dan Iodium (I) (Micronutrient Initiative 1996). Allen et al. (2006)
menyatakan pilihan mineral yang difortifikasi pada garam adalah besi (Fe) dan
iodium (I).

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI)

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa terdapat 13 produk MP ASI yang


difortifikasi diantaranya delapan merek Milna, dua merek SUN, satu merek
HEINZ Farley’s dan dua merek Nestle Cerelac. Komponen vitamin dan mineral
yang difortifikasi pada MP ASI sangat beragam tergantung produsen dan
komposisi bahan. Secara keseluruhan vitamin dan mineral yang difortifikasikan
diantaranya vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6,
vitamin B9, vitamin B12, vitamin C, besi (Fe), kalsium (Ca), iodium (I) dan seng
(Zn).

Minuman

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa terdapat 31 produk minuman


yang difortifikasi. Minuman kemasan yang difortifikasi sebagian berasal dari sari
pati buah. Merek produk minuman kemasan yang difortifikasi diantaranya
Sunglo, Ice Mony, Frutkuat, Buavita, Mr. Jussie, Sari Kacang Hijau, ABC,
Vitamin Water, Balancea Rosella Tea, Teh Kotak Rasa, Malle Veggies 100%,
37

Malee, Happy Day dan Old Orchand. Vitamin dn mineral yang dapat difortifikasi
pada minuman adalah β-Carotene, vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin B1,
vitamin B2, vitamin B6, vitamin B9, vitamin B12, vitamin C, besi (Fe) dan
kalsium (Ca) (MI 1996).

Makanan Ringan siap santap

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa terdapat 2 produk makanan


ringan yang difortifikasi yaitu, Richips dan Milo Chocoblazz. Vitamin E
difortifikasikan pada Richips, sedangakan Milo Chocoblazz dengan vitamin C dan
Besi (Fe). Sangat terbatasnya jumlah makanan ringan yang difortifikasi perlu
menjadi perhatian bagi pemerintah dan produsen produk pangan agar anak-anak
dapat mengkonsumsi makanan yang bergizi. Vitamin dan mineral dapat
difortifikasi pada makanan ringan diantaranya vitamin A, vitamin D, vitamin E,
vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B9, vitamin B12, vitamin C, besi
(Fe) dan kalsium (Ca) (MI 1996).

Produk makanan jadi lainnya

Produk lainnya merupakan produk yang tidak tercantum dalam jenis pangan
sebelumnya dan ditemukan dalam inventarisasi difortifikasi dengan vitamin dan
mineral. Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa terdapat 17 produk yang
difortifikasi diantaranya sarapan cereal, jelly, gula dan madu. Vitamin dan mineral
yang difortifikasikan pada masing-masing produk sangat beragam. Vitamin dan
mineral dapat difortifikasikan semuanya pada sarapan sereal, sedangkan pada gula
hanya β-Carotene, vitamin A dan besi (Fe).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Beberapa kesimpulan dalam penelitian ini tertuang dalam butir-butir dibawah


ini:
1. Perkembangan fortifikasi pangan dalam tataran global telah melalui proses
sejarah yang panjang dimulai pada tahun 1920 dengan memberlakukan
fortifikasi garam beriodium. Pada tahun 1940 negara-negara di barat
mempraktekkan fortifikasi pada produk sereal dengan thiamin, riboflavin dan
niasin yang menjadi ketentuan umum industri pangan. Pada tahun 1960-1970
Amerika Serikat memberlakukan peraturan fortifikasi namun hingga tahun
1992 baru diadakan Intenational Conference on Nutrition untuk membahas
pemberlakuan fortifikasi secara global. Maka, pada tahun 2006 WHO dan FAO
menerbitkan prinsip dasar penerapan fortifikasi dan terus berkembang.
2. Perjalanan fortifikasi di Indonesia telah dimulai sejak jaman Belanda pada
tahun 1927 dengan menambahkan garam dengan iodium. Indonesia pada saat
ini telah menetapkan fortifikasi wajib yang diatur dalam SNI yaitu garam dan
38

tepung terigu. Secara peraturan fortifikasi sukarela di Indonesia hanya


memberikan batasan pada produk pangan yang ditambahkan vitamin dan
mineral dengan memberikan batasan kandungan gizi yang harus dipenuhi.
3. Biofortifikasi merupakan paradigma baru dalam menanggulagi masalah gizi
dengan upaya meningkatkan kandungan gizi (vitamin dan mineral) produk
pertanian melalui proses persilangan intra dan atau interspesies tanaman
secara konvensional maupun inkonvensional. Tanaman biofortifikasi fokus
pada penambahan vitamin A, seng (Zn) dan besi (Fe). Program
biofortifikasi di Indonesia baru tahap penelitian pada beras dengan
penambahan besi namun belum dilakukan secara massal.
4. Terdapat 227 jenis produk yang telah difortifikasi dengan zat gizi mikro
baik vitamin maupun mineral. Hasil dari inventarisasi produk yang
difortifikasikan dibandingkan dengan jumlah produk pada setiap jenis
kategori pangan menunjukkan bahwa produk-produk susu telah difortifikasi
sebanyak 28.6% dengan rincian produk susu ibu hamil dan menyusui
sebanyak 13 merek, susu bayi dan balita 37 merek, susu pertumbuhan 9
merek dan produk susu lainnya 42 merek, minyak goreng 60%, margarin
100%, kembang gula/permen dan coklat 2.4%, tepung terigu 100%, mi
instan 23.1%, biskuit 10.8%, garam 100%, MP ASI 22.8%, minuman
26.6%, makanan ringan siap santap 0.9% serta produk makanan jadi lainnya
sebanyak 17 produk.

Saran

Pelaksanaan program fortifikasi pangan telah menghasilkan berbagai jenis


produk sehingga perlu penyebaran informasi secara luas tentang jenis produk
yang difortifikasi dan memenuhi standar peraturan yang berlaku. Pemerintah perlu
melakukan edukasi kepada masyarakat atau konsumen tentang manfaat dan cara
memilih produk pangan hasil industri khususnya yang difortifikasi dan melakukan
pemantauan secara berkala terhadap kebijakan dan program fortifikasi termasuk
dampaknya terhadap status gizi masyarakat. Peran pemerintah yang lain adalah
mengadvokasikan semua kebijakan yang telah ditetapkan mengenai fortifikasi
kepada industi pangan serta melakukan pembinaan agar produk fortifikasi pangan
yang dihasilkan selain mengutungkan produsen juga mampu meningkatkan status
gizi masyarakat.
39

DAFTAR PUSTAKA

Allen L, de Benoist B, Dary O, Hurrell R. 2006. Guidelines on Food Fortification


With Micronutrients. Geneva: World Health Organization and Food and
Agriculture Organization of the United Nations.
Arroyave G. 1987. Alternative Strategies With Emphasis on Food Fortification. In
ACC/SCN State-of-the-art Series, Discussion Paper No. 2, pp. 87-91.
Austin JE, Belding TK, Pyle D, Solon FS, Fernandez T, Latham MC and Hopkin
BM. 1981. Nutrition Intervention in Developing Countries-Study III:
Fortification. Oelgeschlager Gunn and Hain Publishers Cambridge MA.
Abdullah N. 2003. Persaingan Ketat Dibisnis Retail Business Indonesia: Arah
Bisnis & Politik Pasca IMF.
[BAPENAS] Badan Pembangunan Nasional. 2012. Kerangka Kebijakan:
Gerakan Sadar Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000
HPK). Jakarta: Bapenas
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2000. Garam Konsumsi Beriodium. Jakarta:
SNI 01-3556
. 2009. Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan. Jakarta: SNI 3751
. 2012. Minyak Goreng Sawit. Jakarta: SNI 7009
Bailey RL, McDowell MA, Dodd KW, Gahche JJ, Dwyer JT, Picciano MF. 2010.
Total folate and folic acid intakes from foods and dietary supplements of US
children aged 1-13 years. Am J Clin Nutr; 92: 353_8.
Backstrand JR. 2002. The history and future of food fortification in the United
States: a public health perspective. Nutr Rev;60:15-26.
Biebinger R et al. 2009. Efficacy of biscuits fortified with microcapsules
containing ferrous sulfate and potassium iodate or a new H-reduced
elemental iron (NutraFineTM RS): A randomized, double-blind, controlled
trial in Kuwaiti women. Br J Nutr 102: 1362–1369
Bouis, H. E., and R. M. Welch. 2010. Biofortification—a sustainable agricultural
strategy for reducing micronutrient malnutrition in the global south. Crop
Science 50 (2): S1–S13.
Bouis, H. E., C. Hotz, B. McClafferty, J. V. Meenakshi, and W. H. Pfeiffer. 2011.
Biofortification: A New Tool to Reduce Micronutrient Malnutrition.
Supplement, Food and Nutrition Bulletin 32 (1): 31S-40S.
Brown, K. H. 1991. The Importance of Dietary Quality versus Quantity for
Weanlings in Less Developed Countries: A Framework of Discussion. Food
and Nutrition Bulletin 13: 86–92.
Burgi H, Supersaxo Z, Selz B. 1990. Iodine deficiency diseases in Switzerland
onehundred years after Theodor Kocher’s survey: a historical review with
some newgoitre prevalence data. Acta Endocrinologica, 123:577–590.
Centers for Disease Control. 2008. Trends in wheat flour fortification with folic
acid and iron – worldwide, 2004 and 2007. Morb Mortal Wkly Rep; 57:8-10.
Codex Alimentarius. 1983. Recommended International Standard for
Concentrated Orange Juice Preserved Exlusively by Physical Process.
CAC/ACCEPTANCES/PART I-Rev. 2, 1 Feb 1983 APPENDIX II.
40

Darnton-Hill I, Nalubola R. 2002. Fortification strategies to meet micornutrient


needs: successes and failures. Proceedings of the Nutrition Society, 61:231–
241.
[FAO/WHO] Food and Agriculture Organization of United Nations World Health
Organization. 1992. International Conference on Nutrition World
Declaration and Plan of Action for Nutrition. Genewa.
[FNB] Food and Nutrition Board. 2004. Dietary reference intakes: Guiding
principles for nutirition labelling and fortification. Institute of Medicine:
United States.
HarvestPlus. 2012. Crops. www.harvestplus.org/content/crops. [21 Desember
2012].
Horton S. 2006. The Economics of Food Fortification. American Journal of
Clinical Nutrition, 05:022-3166.
INACG, 1990. Combating Iron Deficiency Anemia Through Food Fortification
Technology - An Action Plan, XII INACG Meeting Washington, DC.
Indrasari DS, Daradjat AA, Hanarida I, dan Komari. 2007. Evaluasi Karakteristik
Mutu Giling, Mutu Tanak dan Kandungan Protein-Besi Kompleks pada
Beberapa Genotipe Padi. PANGAN Vol 26 No. 1 2007.
Last JM. 1998. A Dictionary of Epidemiology. 2nd edition. Oxford, England:
Oxford University Press
Mannar V and Boy GE. 2002. Iron fortification: country level experiences and
lessons learned. Journal of Nutrition,132 (4 Suppl):856S–858S.
Marine D, Kimball OP. 1920 Prevention of simple goiter in man. Archives of
Internal Medicine, 25:661–672
Mason JB, Lotfi M, Dalmiya N, Sethuramanan K and Deitchler M. 2001. The
micronutrient report: current progress and trends in the control of vitamin
A, iodine and iron deficiencies. Tulane University/MI/UNICEF. Ottawa,
Ont.: Micronutrient Initiative.
Meenakshi JV, Johnson NL, Manyong VM, DeGroote H, Javelosa J, Yanggen
DR, Naher F, Gonzalez C, García J, and Meng E. 2010. How cost-effective
is biofortification in combating micronutrient malnutrition? an ex ante
assessment. World Development 38 (1): 64–75.
[MI] Micronutrient Initiative. 1996. Micronutrient fortification of foods: Current
practices, research and oppurtunities. International Development Research
Centre (IDRC): Kanada.
Mora JO, Dary O, Chinchilla D & Arroyave G. 2000. Vitamin A Sugar
Fortification in Central America. Experiences and Lessons Learned.
Washington, DC: MOST/USAID/INCAP/PAHO.
[MRC] Medical Research Council. 1991. Vitamin Study Research Group.
Prevention of neural tube defects: result of the Medical Research Council
vitamin study. Lancet. 1991:338:131-7: www.thelancet.com/journals/
lancet/article/PII0140-6736(9)90133 A/abstract (12 Februari 2013).
Muhilal et al. 1998 Vitamin A-fortified monosodium glutamate and health,
growth, and survival of children: a controlled field trial. American Journal
of Clinical Nutrition, 48:1271–1276.
Muchtadi, D., Palupi, N. S. dan Astawan, M. 1993. Metabolisme Zat Gizi. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
41

Nestel, P, H. E. Bouis, J. V. Meenakshi, and W. Pfeiffer. 2006. Biofortificatiuon


of staple food In Symposium: Food Fortification in Developing Countries.
America Society for Nutrition. J. Nutr. 136: 1064-1067.
[NRC] Nutirition Research Council. 1974. Proposed Fortification Policy for
Cereal-Grain Products. Washington DC: National Academy of Sciences.
Nutriview. 2000. Nutriview Special Issue. Mandatory Food Enrichment. Basel:
Roche Vitamins Europe Ltd.
[ODS] Office of Dietary Supplements. 2011. Vitamin D and healthful diets.
Dietary Supplement Fact Sheet. www.dietary-supplements.info.nih.gov/
factsheets/vitamind.asp [11 Februari 2013]
OMNI. 2005. Fortification Basics: Stability. www.idpas.org/pdf/1154FortBasic
Stability.pdf. [12 Desember 2012]
Pemerintah Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pangan Fortifikasi. Jakarta (ID):
Sekretariat Negara.
Quick JA, Murphy EW. 1982. The Fortification of Foods: A Review. Agriculture
Handbook No. 598. Washington, DC: U.S. Department of Agriculture, Food
Safety and Inspection Service.
Shaikh U, Byrd RS, Auinger P. 2009. Vitamin and mineral supplement use by
children and adolescents in the 1999-2004 National Health and Nutrition
Examination Survey: relationship with nutrition, food security, physical
activity and health care access. Arch Pediatr Adolesc Med; 163: 150-7.
Siagian, A. 2003. Pendekatan Fortifikasi Pangan Untuk Mengatasi Masalah
Kekurangan Zat Gizi Mikro, www.library.usu.ac.id. [10 September 2012].
Soekirman. 2008. Fortifikasi Pangan: Program Gizi Utama Masa Depan?.
Jakarta:KFI
Solon FS et al. 1996. Evaluation of the effect of vitamin A-fortified margarine on
the vitamin A status of preschool Filipino children. European Journal of
Clinical Nutrition, 50:720–723.
Thuy PV et al. 2003. Regular consumption of NaFeEDTA-fortified fish sauce
improves iron status and reduces the prevalence of anemia in anemic
Vietnamese women. American Journal of Clinical Nutrition, 78:284–290.
Tulchinsky TH, Nizan Kaluski D, Berry E. 2004. Food fortification and risk group
supplementation are vital parts of a comprehensive nutrition policy for
prevention of chronic diseases. Eur J Public Health. 2004:14:226-8.
Tulchinsky TH. 2010. Micronutrient deficiency conditions: Global health issues.
Public health reviews: Vol 32, Np 1. 243-255
Welch R. M. and R. D. Grahara. 2004. Breeding for micronutrients in staple food
crops from a human nutrition perspective. Journal of Exprimental Botany:
55, (396): 353-364
White P. J. and M. R. Broadley. 2005. Biofortifying crops with essential mineral
elements. Trends in Plant Science. 10 (12): 586-593
Yang Q, Cogswell ME, Hamner HC, Carriquiry A, Bailey LB, Pfeiffer CM, et al.
2010. Folic acid source, usual intake, and folate and vitamin B-12 status in
US adults: National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)
2003-2006. Am J Clin Nutr; 91: 64-72.
42

Lampiran 1 Produk susu ibu hamil dan menyusui yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan
1 Prenagen Essensis (Bubuk) PT Sanghiang Perkasa Vitamin A 40% AKG 320 RE
Vitamin C 55% AKG 33 mg
Vitamin D3 45% AKG 2,25 ug
Vitamin E 40% AKG 6 mg
Vitamin B1 45% AKG 0,585 mg
Vitamin B2 45% AKG 0,585 mg
Niasin 45% AKG 6,93 mg
Vitamin B6 45% AKG 0,765 mg
Vitamin B12 45% AKG 0,99 mg
Asam Folat 85% AKG 510 mg
Asam Pantotenat 45% AKG 5,85 mg
Kalsium 60% AKG 690 mg
Besi 35% AKG 5,25 mg
Fosfor 50% AKG 500 mg
Magnesium 30% AKG 84 mg
Seng 25% AKG 3,925 mg
Iodium 35% AKG 70 ug
Selenium 25% AKG 16,25 mg
2 Prenagen Mommy Emesis Rasa Plain (Bubuk) PT Sanghiang Perkasa Vitamin A 25% AKG 200 RE
Vitamin C 20% AKG 12 mg
Vitamin D3 25% AKG 1,25 ug
Vitamin E 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B1 25% AKG 0,325 mg
Vitamin B2 25% AKG 0,325 mg
Niasin 15% AKG 2,31 mg
Vitamin B6 29,5% AKG 0,5015 mg
43

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Vitamin B12 25% AKG 0,55 mg
Asam Folat 50% AKG 300 mg
Asam Pantotenat 20% AKG 2,6 mg
Kalsium 35% AKG 402,5 mg
Besi 15% AKG 2,25 mg
Fosfor 40% AKG 400 mg
Magnesium 20% AKG 56 mg
Seng 15% AKG 2,355 mg
Iodium 25% AKG 50 ug
Selenium 20% AKG 13 ug
Prenagen Mommy Emesis Rasa Coklat
3 PT Sanghiang Perkasa Vitamin A 40% AKG
(Bubuk) 320 RE
Vitamin C 60% AKG 36 mg
Vitamin D3 50% AKG 2,50 ug
Vitamin E 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B1 35% AKG 0,455 mg
Vitamin B2 30% AKG 0,39 mg
Niasin 20% AKG 3,08 mg
Vitamin B6 40% AKG 0,68 mg
Vitamin B12 40% AKG 0,88 mg
Asam Folat 50% AKG 300 mg
Asam Pantotenat 30% AKG 3,9 mg
Kalsium 40% AKG 460 mg
Besi 30% AKG 4,50 mg
Fosfor 35% AKG 350 mg
Magnesium 40% AKG 112 mg
Seng 40% AKG 6,28 mg
44

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Iodium 25% AKG 50 ug
Selenium 20% AKG 13 ug
4 Prenagen Lactamom Vanilla (Bubuk) PT Sanghiang Perkasa Vitamin A 40% AKG 320 RE
Vitamin C 60% AKG 36 mg
Vitamin D3 50% AKG 2,50 ug
Vitamin E 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B1 40% AKG 0,52 mg
Vitamin B2 35% AKG 0,455 mg
Niasin 40% AKG 6,16 mg
Vitamin B6 35% AKG 0,595 mg
Vitamin B12 40% AKG 0,88 mg
Asam Folat 60% AKG 360 mg
Asam Pantotenat 30% AKG 3,9 mg
Kalsium 55% AKG 632,5 mg
Besi 25% AKG 3,75 mg
Fosfor 50% AKG 500 mg
Magnesium 35% AKG 98 mg
Seng 30% AKG 4,71 mg
Iodium 30% AKG 60 ug
Selenium 30% AKG 19,5 ug
5 Prenagen Lactamom Coklat (Bubuk) PT Sanghiang Perkasa Vitamin A 40% AKG 320 RE
Vitamin C 40% AKG 24 mg
Vitamin D3 50% AKG 2,50 mg
Vitamin E 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B1 40% AKG 0,52 mg
Vitamin B2 35% AKG 0,455 mg
Niasin 40% AKG 6,16 mg
45

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Vitamin B6 35% AKG 0,595 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,33 mg
Asam Folat 40% AKG 240 mg
Asam Pantotenat 30% AKG 3,9 mg
Kalsium 35% AKG 402,5 mg
Besi 40% AKG 6 mg
Fosfor 30% AKG 300 mg
Magnesium 30% AKG 84 mg
Seng 30% AKG 4,71 mg
Iodium 30% AKG 60 ug
Selenium 30% AKG 19,5 ug
6 Lactamil (Bubuk) Sari Husada Vitamin A 20% AKG 160 RE
Vitamin D3 80% AKG 4 ug
Vitamin E 15% 2,25 mg
Vitamin B1 20% AKG 0,26 mg
Vitamin B2 20% AKG 0,26 mg
Niasin 20% AKG 3,08 mg
Asam Folat 35% AKG 210 mg
Asam Panthotenat 15%
AKG 1,95 mg
Piridokasin 20% AKG 0,34 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,33 mg
Vitamin C 25% AKG 15 mg
Kalsium 40% AKG 460 mg
Fosfor45% AKG 450 mg
Magnesium 10% AKG 28 mg
Besi 25% AKG 3,75 mg
46

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Iodium 20% AKG 40 ug
Zink 15% AKG 2,355 mg
PT Fonterra Brands
7 Anmum Materna (Bubuk) Vitamin A 40% AKG
Indonesia 320 RE
Vitamin C 60% AKG 36 mg
Vitamin D3 60% AKG 0,30 ug
Vitamin E 35% AKG 5,25 mg
Vitamin B1 80% AKG 1,04 mg
Vitamin B2 80% AKG 1,04 mg
Vitamin B3 50% AKG 7,7 mg
Vitamin B5 20% AKG 2,6 mg
Vitamin B6 75% AKG 1,275 mg
Vitamin B9 65% AKG 390 mg
Vitamin B12 40% AKG 0,88 mg
Kalsium 65% AKG 747,5 mg
Zat Bes 30% AKG 4,50 mg
Magnesium 30% AKG 84 mg
Fosfor 75% AKG 750 mg
Seng 35% AKG 5,495 mg
Selenium 10% AKG 6,5 mg
Iodium 20% 40 ug
PT Fonterra Brands
8 Anmum Lacta (Bubuk) Vitamin A 45% AKG
Indonesia 360 RE
Vitamin C 60% AKG 36 mg
Vitamin D3 65% AKG 3,25 mg
Vitamin E 25% AKG 3,75 mg
Vitamin B1 65% AKG 0,845 mg
47

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Vitamin B2 90% AKG 1,17 mg
Vitamin B3 30% AKG 4,62 mg
Vitamin B5 45% AKG 5,85 mg
Vitamin B6 60% AKG 1,02 mg
Vitamin B9 60% AKG 360 mg
Vitamin B12 65% AKG 1,43 mg
Kalsium 65% AKG 747,5 mg
Zat Bes 15% AKG 2,25 mg
Magnesium 30% AKG 84 mg
Fosfor 45% AKG 450 mg
Seng 45% AKG 7,065 mg
Selenium 8% AKG 5,2 ug
Iodium 30% 60 ug
PT Fonterra Brands
9 Anmum Essential (Bubuk) Vitamin A 25% AKG
Indonesia 200 RE
Vitamin C 40% AKG 24 mg
Vitamin D3 35% AKG 1,75 mg
Vitamin E 45% AKG 6,75 mg
Vitamin K1 85% AKG 46,75 mg
Vitamin B1 30% AKG 0,39 mg
Vitamin B2 105% AKG 1,365 mg
Vitamin B5 40% AKG 5,2 mg
Vitamin B6 25% AKG 0,425 mg
Vitamin B9 15% AKG 90 mg
Vitamin B12 80% AKG 1,76 mg
Kalsium 50% AKG 575 mg
Zat Besi 40% AKG 6 mg
48

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Fosfor 60% AKG 600 mg
Magnesium 40% AKG 112 mg
Seng 40% AKG 6,28 mg
Iodium 30% AKG 60 ug
Selenium 15% AKG 9,75 ug
PT Fonterra Brands
10 Anmum Infacare 1 (Bubuk) Per 100 Kkal
Indonesia
Vitamin A 92,4
Β-Karoten 27,5
Vitamin D3 1,2
Vitamin E 1% AKG 0,15 mg
Vitamin K1 7,8
Vitamin B1 101,8
Vitamin B2 181
Vitamin B3 1050,2
Asam Patothenat 640,1
Vitamin B6 64,3
Asam Folat 11,7
Vitamin B12 0,7
Vitamin C 11,7
Biotina 2,4
Kolina 17,6
Kalsium 96
Fosfor 64,7
Magnesium 12,4
Besi 1,7
Seng 0,9
49

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Mangan 15,4
Tembaga 82,6
Iodium 17,2
Selenium 1,4
Natrium 37,0
Kalium 111,1
Klorida 95,3
PT Fonterra Brands
11 Anmum Infacare 2 (Bubuk) Vitamin A 45% AKG
Indonesia 360 RE
Vitamin C 50% AKG 30 mg
Vitamin D3 40% AKG 2 mg
Vitamin E 40% AKG 6 mg
Vitamin K1 140% AKG 77 ug
Vitamin B1 30% AKG 0,39 mg
Vitamin B2 60% AKG 0,78 mg
Vitamin B3 30% AKG 4,62 mg
Asam Pantothenat 65%
AKG 8,45 mg
Vitamin B6 35% AKG 0,595 mg
Asam Folat 20% AKG 120 mg
Vitamin B12 190% AKG 4,18 mg
Kalsium 40% AKG 460 mg
Zat Besi 30% AKG 4,50 mg
Fosfor 40% AKG 400 mg
Magnesium 35% AKG 98 mg
Seng 15% AKG 2,355 mg
Selenium 20% AKG 13 ug
50

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Mangan 4% AKG 0,1 mg
Iodium 35% AKG 70 ug
12 Prenagen mommy (Cair) PT Sanghiang Perkasa Vitamin A 20% AKG 160 RE
Vitamin C 30% AKG 18 mg
Vitamin D3 50% AKG 2,50 ug
Vitamin E 40% AKG 6 mg
Vitamin B1 30% AKG 0,39 mg
Vitamin B2 30% AKG 0,39 mg
Niasin 30% AKG 4,62 mg
Vitamin B6 20% AKG 0,34 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,66 mg
Asam Folat 25% AKG 150 mg
Asam Pantotenat 20% AKG 2,6 mg
Kalsium 25% AKG 287,5 mg
Besi 10% AKG 1,50 mg
Fosfor 35% AKG 350 mg
Magnesium 10% AKG 28 mg
Seng 10% AKG 1,57 mg
Iodium 25% AKG 50 ug
Selenium 20% AKG 13 ug
13 Lactogen Klasik (Bubuk) Nestle Vitamin A 35% AKG 280 RE
Vitamin D 45% AKG 2,25 ug
Vitamin E 20% AKG 3 mg
Vitamin K1 80% AKG 44 ug
Vitamin B1 30% AKG 0,39 mg
Vitamin B2 45% AKG 0,585 mg
Vitamin B3 25% AKG 3,85 mg
51

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Vitamin B5 40% AKG 5,2 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,51 mg
Vitamin B9 30% AKG 180 mg
Vitamin B12 50% AKG 1,1 mg
Vitamin C 65% AKG 39 mg
Kalsium 30% AKG 345 mg
Fosfor 30% AKG 300 mg
Kalium 25% AKG
Besi 20% AKG 3 mg
Magnesium 25% AKG 70 mg
Zink 15% AKG 2,355 mg
Iodium 20% AKG 40 ug
Selenium 20% AKG 13 ug
52

Lampiran 2 Produk susu bayi dan balita yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan
1 Ultra Mimi rasa Vanilla (Cair) Ultrajaya Natrium 2% AKG, 50 mg
Kalium 5% AKG, 210 mg
Vitamin A 15% AKG 60 RE
Vitamin D3 20% AKG 1 ug
Vitamin E 10% AKG 0,6 mg
Vitamin K 10% AKG 1,50 ug
Vitamin B1 (Thiamin) 10% AKG 0,05 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 10% AKG 0,05 mg
Vitamin B3 (Niasin) 10% AKG 0,6 mg
Vitamin B5 (Panthotenic Acid) 8% AKG 0,40 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 15% AKG 0,075 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 6% AKG 0,054 mg
Kalsium 35% AKG 175 mg
Fosfor 30% AKG 120 mg
Selenium 10% AKG 1,7 ug
Mangan 20% AKG 0,24 mg
Iodium 20% AKG 18 ug
Magnesium 10% AKG 6 mg
Zink 10% AKG 8,2 mg
Biotin 3.0 mcg
Kolin 6.1 mg
2 Chil Kid 1-3 (Bubuk) PT Kalbe Vitamin A 35% AKG 140 RE
Vitamin C 40% AKG 16 mg
Vitamin D 40% AKG 2 mg
Vitamin E 35% AKG 2,1 mg
Vitamin K 30% AKG 4,5 ug
53

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B1 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 40% AKG 0,20 mg
Niasin 30% AKG 1,8 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,27 mg
Asam Folat 25% AKG 37,5 mg
Asam Pantotenat 30% AKG 1,5 mg
Kalsium 40% AKG 200 mg
Besi 30% AKG 2,4 mg
Fosfor 25% AKG 100 mg
Magnesium 30% AKG 18 mg
Seng 25% AKG 20,5 mg
Iodium 35% AKG 31,50 ug
Selenium 30% AKG 5,1 ug
3 Chil Kid 3-12 (Bubuk) PT Kalbe Vitamin A 40% AKG 160 mg
Vitamin C 35% AKG 14 mg
Vitamin D 25% AKG 1,25 mg
Vitamin E 30% AKG 1,8 mg
Vitamin K 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B1 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 25% AKG 0,125 mg
Niasin 30% AKG 1,8 mg
Vitamin B6 25% AKG 0,125 mg
Vitamin B12 25% AKG 0,225 mg
Asam Folat 30% AKG 45 mg
Asam Pantotenat 25% AKG 1,25 mg
Kalsium 40% AKG 200 mg
54

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Besi 10% AKG 0,8 mg
Fosfor 30% AKG 120 mg
Magnesium 15% AKG 9 mg
Seng 35% AKG 28,7 mg
Iodium 25% AKG 22,50 ug
4 Nutrilon Royal 4 (Bubuk) Nutricia Vitamin A 30% AKG 120 RE
Vitamin C 30% AKG 12 mg
Vitamin D3 45% AKG 2,25 ug
Vitamin E 20% AKG 1,2 mg
Vitamin K1 20% AKG 11 ug
Vitamin B1 25% AKG 0,125 mg
Vitamin B2 35% AKG 0,175 mg
Vitamin B3 15% AKG 0,9 mg
Vitamin B5 15% AKG 0,75 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,075 mg
Vitamin B9 15% AKG 22,5 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,27 mg
Kalsium 25% AKG 125 mg
Fosfor 25% AKG 100 mg
Magnesium 7% AKG 4,2 mg
Zat Besi 15% AKG 1,2 mg
Iodium 15% AKG 13,50 ug
Seng 25% AKG 20,5 mg
Selenium 30% AKG 5,1 ug
5 Bebelac Complete (Bubuk) Nutricia Vitamin A 40% AKG 160 RE
Vitamin C 35% AKG 14 mg
Vitamin D3 30% AKG 1,50 ug
55

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin E 30% AKG 1,8 mg
Vitamin K1 35% AKG 19,25 mg
Vitamin B1 35% AKG 0,175 mg
Vitamin B2 60% AKG 0,30 mg
Vitamin B3 30% AKG 1,8 mg
Vitamin B5 40% AKG 2 mg
Vitamin B6 40% AKG 0,2 mg
Vitamin B9 60% AKG 90 mg
Vitamin B12 95% AKG 0,86 mg
Kalsium 50% AKG 250 mg
Fosfor 60% AKG 240 mg
Magnesium 35% AKG 21 mg
Zat Besi 35% AKG 2,8 mg
Iodium 35% AKG 31,50 ug
Seng 35% AKG 28,7 mg
Mangan 45% AKG 0,54 mg
Fluor 35% AKG 0,21 mg
Selenium 45% AKG 7,65 ug
6 Bebelac3 (Bubuk) Nutricia Vitamin A 25% AKG 100RE
Vitamin C 40% AKG 16 mg
Vitamin D3 30% AKG 1,50 ug
Vitamin E 40% AKG 2,4 mg
Vitamin K1 40% AKG 22 ug
Vitamin B1 40% AKG 0,20 mg
Vitamin B2 70% AKG 0,35 mg
Vitamin B3 35% AKG 2,1 mg
Vitamin B5 40% AKG 2 mg
56

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B6 40% AKG 0,2 mg
Vitamin B9 40% AKG 60 mg
Vitamin B12 80% AKG 0,72 mg
Kalsium 45% AKG 225 mg
Fosfor 45% AKG 180 mg
Magnesium 30% AKG 18 mg
Zat Besi 40% AKG 3,2 mg
Iodium 45% AKG 40,50 ug
Seng 45% AKG 36,9 ug
Selenium 30% AKG 5,1 ug
7 Bebelac4 (bubuk) Nutricia Vitamin A 30% AKG 120 RE
Vitamin C 40% AKG 16 mg
Vitamin D3 45% AKG 2,25 mg
Vitamin E 35% AKG 2,1 mg
Vitamin B1 45% AKG 0,225 mg
Vitamin B2 40% AKG 0,20 mg
Vitamin B3 30% AKG 1,80 mg
Vitamin B5 20% AKG 1 mg
Vitamin B6 35% AKG 0,175 mg
Vitamin B9 35% AKG 52,5 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,27 mg
Kalsium 35% AKG 175 mg
Fosfor 35% AKG 140 mg
Magnesium 10% AKG 6 mg
Zat Besi 45% AKG 3,6 mg
Iodium 40% AKG 36 ug
Seng 35% AKG 28,7 mg
57

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Selenium 45% AKG 7,65 ug
8 SGM BBLR Presinutri (Bubuk) Nutricia Per 100 Kkal
Vitamin A 335,3 IU
Vitamin D3 78,9 IU
Vitamin E 1,5 IU
Vitamin K 10,5 mcg
Vitamin B1 128,2 mcg
Vitamin B2 211,0 mcg
Vitamin B3 1,1 mg
Vitamin B5 0,59 mg
Vitamin B6 126,4 mcg
Vitamin B9 9,9 mcg
Vitamin B12 0,30 mcg
Vitamin C 15,8 mg
Vitamin H 3,7 mcg
Kolin 19,7 mg
Inositol 97 mg
Taurin 12,4 mg
Kamitin 4,9 mg
Kalsium 128,2 mg
Fosfor 80,9 mg
Magnesium 12,8 mg
Besi 1 mg
Seng 0,79 mg
Mangan 14,8 mcg
Tembaga 93,7 mcg
Iodium 25,6 mcg
58

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Natrium 49,3 mg
Kalium 104,5 mg
Klorida 75 mg
Selenium 1 mg
9 SGM Soya Presinutri 3 (Bubuk) Nutricia Vitamin A 40% AKG 160 RE
Vitamin C 35% AKG 14 mg
Vitamin D3 70% AKG 3,50 mg
Vitamin E 50% AKG 3 mg
Vitamin B1 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B3 35% AKG 2,1 mg
Vitamin B5 85% AKG 4,25 mg
Vitamin B6 50% AKG 0,25 mg
Vitamin B9 35% AKG 52,5 mg
Vitamin B12 70% AKG 0,63 mg
Vitamin K 75% AKG 11,25 ug
Kalsium 30% AKG 150 mg
Fosfor 30% AKG 120 mg
Magnesium 15% AKG 9 mg
Zat Besi 20% AKG 1,6 mg
Mangan 8% AKG 0,096 mg
Iodium 25% AKG 22,50 ug
Seng 20% AKG 16,4 mg
Selenium 45% AKG 7,65 ug
10 SGM Ananda Presinutri 2 (Bubuk) Nutricia Vitamin A 40% AKG 160 RE
Vitamin D3 65% AKG 3,25 mg
Vitamin E 25% AKG 1,5 mg
59

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin K 135% AKG 20,25 ug
Vitamin B1 35% AKG 0,175 mg
Vitamin B2 100% AKG 0,5 mg
Vitamin B3 30% AKG 1,8 mg
Vitamin B5 60% AKG 3 mg
Vitamin B6 40% AKG 0,2 mg
Vitamin B9 30% AKG 45 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,135 mg
Vitamin C 55% AKG 22 mg
Kalsium 40% AKG 200 mg
Fosfor 40% AKG 160 mg
Magnesium 30% AKG 18 mg
Kalium 45% AKG
Zat Besi 35% AKG 2,8 mg
Seng 25% AKG 20,5 mg
Mangan 4% AKG 0,048 mg
Iodium 35% AKG 31,50 ug
Selenium 30% AKG 5,1 ug
11 SGM Eksplor Presinutri 3 (Bubuk) Nutricia Vitamin A 50% AKG 200 RE
Vitamin C 50% AKG 20 mg
Vitamin D3 50% AKG 2,50 mg
Vitamin E 40% AKG 2,4 mg
Vitamin B1 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B3 30% AKG 1,8 mg
Vitamin B5 35% AKG 1,75 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,15 mg
60

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B9 30% AKG 45 mg
Vitamin B12 35% AKG 0,315 mg
Vitamin K 30% AKG 4,5 ug
Kalsium 40% AKG 200 mg
Fosfor 45% AKG 180 mg
Magnesium 35% AKG 21 mg
Zat Besi 30% AKG 2,4 mg
Seng 30% AKG 24,6 mg
Mangan 15% AKG 0,18 mg
Iodium 45% AKG 40,50 ug
Selenium 20% AKG 3,4 ug
12 SGM Aktif Presinutri (Bubuk) Nutricia Vitamin A 40% AKG 160 RE
Vitamin C 25% AKG 10 mg
Vitamin D3 40% AKG 2 ug
Vitamin E 20% AKG 1,2 mg
Vitamin K 8% AKG 1,20 ug
Vitamin B1 20% AKG 0,10 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,075 mg
Vitamin B3 10% AKG 0,60 mg
Vitamin B5 10% AKG 0,5 mg
Vitamin B6 10% AKG 0,05 mg
Vitamin B9 8% AKG 12 mg
Vitamin B12 10% AKG 0,09 mg
Kalsium 25% AKG 125 mg
Fosfor 25% AKG 100 mg
Magnesium 10% AKG 6 mg
Zat Besi 10% AKG 0,8 mg
61

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Seng 25% AKG 20,5 mg
Mangan 6% AKG 0,072 mg
Iodium 25% AKG 22,50 ug
Selenium 8% AKG 1,36 ug
PT Wyeth
13 S-26 Promil 2 (Bubuk) Vitamin A 40% AKG 160 RE
Indonesia
Vitamin C 45% AKG 18 mg
Vitamin D 42% AKG 2,10 ug
Vitamin E 25% AKG 1,5 mg
Vitamin K 108% AKG 16,20 ug
Vitamin B1 40% AKG 0,20 mg
Vitamin B2 60% AKG 0,30 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B12 67% AKG 0,603 mg
Niasin 16% AKG 0,96 mg
Asam Folat 18% AKG 27 mg
Asam Pantotenat 30% AKG 1,5 mg
Kalsium 50% AKG 250 mg
Fosfor 41% AKG 164 mg
Magnesium 28% AKG 16,8 mg
Zat Besi 30% AKG 2,4 mg
Seng 13% AKG 10,66 mg
Mangan 2,5% AKG 0,03 mg
Iodium 29% AKG 26,1 ug
Selenium 22% AKG 3,74 ug
PT Wyeth
14 S-26 Promisa 4 (Bubuk) Vitamin A 50% AKG 200 RE
Indonesia
62

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin C 30% AKG 12 mg
Vitamin D 55% AKG 2,75 ug
Vitamin E 15% AKG 0,9 mg
Vitamin B1 25% AKG 0,125 mg
Vitamin B2 45% AKG 0,225 mg
Vitamin B6 20% AKG 0,1 mg
Vitamin B12 85% AKG 0,765 mg
Niasin 20% AKG 1,2 mg
Asam Folat 15% AKG 22,5 mg
Asam Pantotenat 15% AKG 0,75 mg
Kalsium 35% AKG 175 mg
Fosfor 40% AKG 160 mg
Magnesium 10% AKG 6 mg
Zat Besi 10% AKG 0,8 mg
Seng 25% AKG 20,5 mg
Iodium 25% AKG 22,50 ug
15 Frisian Flag Tahap 1 (Bubuk) Frisian Flag Per 100 Kkal
Vitamin A 329 IU
Vitamin D3 2.0 mcg
Vitamin E 1,8 mg
Vitamin K 7,7 mcg
Vitamin B1 0,06 mg
Vitamin B2 0,14 mg
Vitamin B3 1,1 mg
Vitamin B5 322 mcg
Vitamin B6 57 mcg
Vitamin B9 17 mcg
63

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B12 0,2 mcg
Vitamin C 13 mg
Biotin 1,6 mcg
Kolin 1,1 mg
Inositol 7,8 mg
Kalsium 76 mg
Fosfor 45 mg
Magnesium 8,9 mg
Besi 1,2 mg
Seng 0,9 mg
Mangan 0,01 mg
Tembaga 77 mcg
Iodium 11 mcg
Natrium 30 mg
Kalium 98 mg
Klorida 59 mg
Selenium 1,2 mg
16 Frisian Flag Tahap 2 (Bubuk) Frisian Flag Vitamin A 25% AKG 100 RE
Vitamin D3 60% AKG 3 ug
Vitamin E 45% AKG 2,7 mg
Vitamin K 110% AKG 16,50 ug
Vitamin B1 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 50% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 40% AKG 2,4 mg
Vitamin B5 35% AKG 1,75 mg
Vitamin B6 25% AKG 0,125 mg
Vitamin B9 30% AKG 45 mg
64

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B12 60% AKG 0,54 mg
Vitamin C 80% AKG 32 mg
Kalsium 40% AKG 200 mg
Fosfor 45% AKG 180 mg
Zat Besi 30% AKG 2,4 mg
Zink 20% AKG 16,4 mg
Iodium 20% AKG 18 ug
Kalium 30% AKG 300 mg
Selenium 20% AKG 3,4 ug
Frisian Flag Vanila 1-3 tahun
17 Frisian Flag Vitamin A 50% AKG
(Bubuk) 200 RE
Vitamin D3 60% AKG 3 ug
Vitamin E 30% AKG 1,8 mg
Vitamin K1 140% AKG 77 ug
Vitamin C 90% AKG 36 mg
Vitamin B1 70% AKG 0,35 mg
Vitamin B2 70% AKG 0,35 mg
Niasin 45% AKG 2,7 mg
Asam Panthotenat 35% AKG 1,75 mg
Vitamin B6 45% AKG 0,225 mg
Asam Folat 60% 90 mg
Vitamin B12 120% AKG 1,08 mg
Kalium 43% AKG
Kalsium 45% AKG 225 mg
Fosfor 40% AKG 160 mg
Magnesium 40% AKG 24 mg
Zat Besi 35% AKG 2,8 mg
65

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Zink 25% AKG 20,5 mg
Mangan 10% AKG 0,12 mg
Iodium 50% AKG 45 ug
Selenium 60% AKG 10,2 ug
Frisian Flag Coklat 1-3 tahun
18 Frisian Flag Vitamin A 50% AKG 200 RE
(Bubuk)
Vitamin D3 60% AKG 3 ug
Vitamin E 25% AKG 1,5 mg
Vitamin K1 130% AKG 71,50 ug
Vitamin C 65% AKG 26 mg
Vitamin B1 70% AKG 0,35 mg
Vitamin B2 70% AKG 0,35 mg
Niasin 45% AKG 2,7 mg
Asam Panthotenat 35% AKG 1,75 mg
Vitamin B6 45% AKG 0,225 mg
Asam Folat 60% 90 mg
Vitamin B12 120% AKG 1,08 mg
Kalium 43% AKG
Kalsium 45% AKG 225 mg
Fosfor 40% AKG 160 mg
Magnesium 45% AKG 27 mg
Zat Besi 35% AKG 2,8 mg
Zink 25% AKG 20,5 mg
Mangan 10% AKG 0,12 mg
Iodium 50% AKG 45 ug
Selenium 60% AKG 10,2 mg
19 Frisian Flag Madu 1-3 Tahun Frisian Flag Vitamin A 50% AKG 200 RE
66

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


(Bubuk)
Vitamin D3 60% AKG 3 ug
Vitamin E 30% AKG 1,8 mg
Vitamin K1 130% AKG 71,50 ug
Vitamin C 100% AKG 40 mg
Vitamin B1 70% AKG 0,35 mg
Vitamin B2 70% AKG 0,35 mg
Niasin 45% AKG 2,7 mg
Asam Panthotenat 35% AKG 1,75 mg
Vitamin B6 45% AKG 0,225 mg
Asam Folat 60% 90 mg
Vitamin B12 120% AKG 1,08 mg
Kalium 43% AKG
Kalsium 45% AKG 225 mg
Fosfor 40% AKG 160 mg
Magnesium 45% AKG 27 mg
Zat Besi 35% AKG 2,8 mg
Zink 25% AKG 20,5 mg
Mangan 10% AKG 0,12 mg
Iodium 50% AKG 45 ug
Selenium 60% AKG 10,2 ug
Frisian Flag Coklat 4-6 Tahun
20 Frisian Flag Vitamin A 20% AKG 80 RE
(Bubuk)
Vitamin D3 30% AKG 1,50 ug
Vitamin E 10% AKG 0,6 mg
Vitamin K1 30% AKG 1,65 ug
Vitamin C 40% AKG 16 mg
67

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B1 35% AKG 0,175 mg
Vitamin B2 30% AKG 0,15 mg
Niasin 15% AKG 0,9 mg
Asam Panthotenat 10% AKG 0,5 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,075 mg
Asam Folat 15% 22,5 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,27 mg
Kalsium 30% AKG 150 mg
Fosfor 15% AKG 60 mg
Magnesium 20% AKG 12 mg
Zat Besi 10% AKG 0,8 mg
Zink 15% AKG 12,3 mg
Iodium 30% AKG 27 ug
Selenium 25% AKG 4,25 ug
Frisian Flag Madu 4-6 Tahun
21 Frisian Flag Vitamin A 20% AKG 80 RE
(Bubuk)
Vitamin D3 30% AKG 1,50 ug
Vitamin E 10% AKG 0,60 mg
Vitamin K1 25% AKG 13,75 ug
Vitamin C 40% AKG 16 mg
Vitamin B1 35% AKG 0,175 mg
Vitamin B2 30% AKG 0,15 mg
Niasin 15% AKG 0,9 mg
Asam Panthotenat 10% AKG 0,5 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,075 mg
Asam Folat 15% 22,5 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,27 mg
68

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Kalsium 45% AKG 225 mg
Fosfor 20% AKG 80 mg
Magnesium 20% AKG 12 mg
Zat Besi 10% AKG 0,80 mg
Zink 15% AKG 12,3 mg
Mangan 6% AKG 0,072 mg
Iodium 30% AKG 27 ug
Selenium 30% AKG 5,1 ug
Frisian Flag Vanilla 4-6 Tahun
22 Frisian Flag Vitamin A 20% AKG 80 RE
(Bubuk)
Vitamin D3 30% AKG 1,50 ug
Vitamin E 10% AKG 0,60 mg
Vitamin K1 25% AKG 13,75 ug
Vitamin C 40% AKG 16 mg
Vitamin B1 35% AKG 0,175 mg
Vitamin B2 30% AKG 0,15 mg
Niasin 15% AKG 0,9 mg
Asam Panthotenat 10% AKG 0,5 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,075 mg
Asam Folat 15% 22,5 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,27 mg
Kalsium 40% AKG 200 mg
Fosfor 20% AKG 80 mg
Magnesium 20% AKG 12 mg
Zat Besi 10% AKG 0,80 mg
Zink 15% AKG 12,3 mg
Mangan 6% AKG 0,072 mg
69

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Iodium 30% AKG 27 ug
Selenium 25% AKG 4,25 ug
23 Bebelove2 (Bubuk) Nutricia Vitamin A 45% AKG 180 RE
Vitamin C 75% AKG 30 mg
Vitamin D3 55% AKG 2,75 ug
Vitamin E 50% AKG 3 mg
Vitamin K 95% AKG 14,25 ug
Vitamin B1 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 80% AKG 0,40 mg
Vitamin B3 25% AKG 1,5 mg
Vitamin B5 50% AKG 2,5 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B9 40% AKG 60 mg
Vitamin B12 100% AKG 0,9 mg
Kalsium 40% AKG 200 mg
Fosfor 40% AKG 160 mg
Magnesium 30% AKG 18 mg
Zat Besi 25% AKG 2 mg
Iodium 30% AKG 27 ug
Seng 30% AKG 24,6 mg
Selenium 25% AKG 4,25 ug
PT Sanghiang
24 Chilkid 3 (Bubuk) Vitamin A 35% AKG 140 RE
Perkasa
Vitamin C 40% AKG 16 mg
Vitamin D 40% AKG 2 ug
Vitamin E 35% AKG 2,1 mg
Vitamin K 30% AKG 4,50 ug
70

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B1 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 40% AKG 0,20 mg
Niasin 30% AKG 1,80 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B12 50% AKG 0,45 mg
Asam Folat 25% AKG 37,5 mg
Asam Pantotenat 35% AKG 1,75 mg
Kalsium 40% AKG 200 mg
Besi 30% AKG 2,40 mg
Fosfor 25% AKG 100 mg
Magnesium 30% AKG 18 mg
Seng 25% AKG 20,5 mg
Iodium 35% AKG 31,50 ug
Selenium 30% AKG 5,1 ug
25 Sustagen Junior 1+ (Bubuk) Meadjohnson Vitamin A 30% AKG 120 RE
Vitamin C 30% AKG 12 mg
Vitamin D 35% AKG 1,75 ug
Vitamin E 30% AKG 1,80 mg
Vitamin B1 40% AKG 0,20 mg
Vitamin B2 35% AKG 0,175 mg
Vitamin B6 40% AKG 0,2 mg
Vitamin B12 60% AKG 0,54 mg
Niasin 40% AKG 2,4 mg
Asam Folat 60% AKG 90 mg
Asam Pantotenat 35% AKG 1,75 mg
Kalsium 35% AKG 175 mg
Besi 30% AKG 2,40 mg
71

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Fosfor 65% AKG 260 mg
Magnesium 50% AKG 30 mg
Zink 25% AKG 20,5 mg
Mangan 50% AKG 0,6 mg
Iodium 45% AKG 40,50 ug
Selenium 15% AKG 2,55 ug
26 Sustagen Kid 3+ (Bubuk) Meadjohnson Vitamin A 35% AKG 140 RE
Vitamin C 35% AKG 14 mg
Vitamin D 40% AKG 2 ug
Vitamin E 25% AKG 1,5 mg
Vitamin K1 35% AKG 19,25 ug
Vitamin B1 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 90% AKG 0,45 mg
Vitamin B6 35% AKG 0,175 mg
Vitamin B12 70% AKG 0,63 mg
Niasin 45% AKG 2,7 mg
Asam Folat 35% AKG 52,5 mg
Asam Pantotenat 40% AKG 2 mg
Kalsium 40% AKG 200 mg
Besi 25% AKG 2 mg
Fosfor 45% AKG 180 mg
Magnesium 35% AKG 21 mg
Zink 25% AKG 20,5 mg
Mangan 35% AKG 0,42 mg
Iodium 45% AKG 40,50 ug
Selenium 20% AKG 3,4 ug
27 Dancow Batita 1-3 Tahun (Bubuk) Nestle Vitamin A 30% AKG 120 RE
72

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin C 50% AKG 20 mg
Vitamin D 30% AKG 1,50 ug
Vitamin E 35% AKG 2,1 mg
Vitamin B1 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 40% AKG 0,20 mg
Vitamin B3 45% AKG 2,7 mg
Vitamin B6 45% AKG 0,225 mg
Vitamin B9 60% AKG 90 mg
Vitamin B12 50% AKG 0,45 mg
Kalsium 45% AKG 225 mg
Besi 25% AKG 2 mg
Fosfor 45% AKG 180 mg
Magnesium 25% AKG 15 mg
Zink 20% AKG 16,4 mg
28 Dancow Datita 5-12 Tahun (Bubuk) Nestle Vitamin A 20% AKG 80 RE
Vitamin D 15% AKG 0,75 ug
Vitamin E 10% AKG 0,6 mg
Vitamin C 15% AKG 6 mg
Vitamin B1 15% AKG 0,075 mg
Vitamin B3 15% AKG 0,9 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,075 mg
Vitamin B9 15% AKG 22,5 mg
Kalsium 50% AKG 250 mg
Fosfor 25% AKG 100 mg
Magnesium 6% AKG 3,6 mg
Besi 10% AKG 0,8 mg
Zink 15% AKG 12,3 mg
73

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Dancow Batira Nutritat 1-3 Tahun
29 Nestle Vitamin A 30% AKG 120 RE
(Bubuk)
Vitamin C 50% AKG 20 mg
Vitamin D 30% AKG 1,50 ug
Vitamin E 35% AKG 2,1 mg
Vitamin B1 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 40% AKG 0,20 mg
Vitamin B3 45% AKG 2,7 mg
Vitamin B6 45% AKG 0,225 mg
Vitamin B9 60% AKG 90 mg
Vitamin B12 50% AKG 0,45 mg
Kalsium 45% AKG 225 mg
Besi 25% AKG 2 mg
Fosfor 45% AKG 180 mg
Magnesium 25% AKG 15 mg
Zink 20% AKG 16,4 mg
Dancow Datita Nutritat 5-12 Tahun
30 Nestle Vitamin A 30% AKG 120 RE
(Bubuk)
Vitamin D 30% AKG 1,50 ug
Vitamin E 30% AKG 1,80 mg
Vitamin C 30% AKG 12 mg
Vitamin B1 20% AKG 0,10 mg
Vitamin B3 30% AKG 1,80 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B9 30% AKG 45 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,27 mg
Kalsium 45% AKG 225 mg
74

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Besi 30% AKG 2,4 mg
Fosfor 35% AKG 140 mg
Magnesium 20% AKG 12 mg
Zink 20% AKG 16,4 mg
31 Dancow Datita 3-5 Tahun (Bubuk) Nestle Vitamin A 30% AKG 120 RE
Vitamin D 30% AKG 1,50 ug
Vitamin E 25% AKG 1,5 mg
Vitamin B1 20% AKG 0,10 mg
Vitamin B3 30% AKG 1,80 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B9 30% AKG 45 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,27 mg
Vitamin C 30% AKG 12 mg
Kalsium 50% AKG 250 mg
Fosfor 35% AKG 140 mg
Magnesium 20% AKG 12 mg
Besi 30% AKG 2,40 mg
Zink 20% AKG 16,4 mg
32 Dancow 1+ (Bubuk) Nestle Vitamin A 25% AKG 100 RE
Vitamin D 30% AKG 1,50 ug
Vitamin E 25% AKG 1,5 mg
Vitamin B1 25% AKG 0,125 mg
Vitamin B2 40% AKG 0,20 mg
Vitamin B3 40% AKG 2,4 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B9 45% AKG 67,5 mg
Vitamin B12 60% AKG 0,54 mg
75

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin C 30% AKG 12 mg
Kalsium 50% AKG 250 mg
Fosfor 50% AKG 200 mg
Magnesium 30% AKG 18 mg
Besi 25% AKG 2 mg
Zink 15% AKG 12,3 mg
33 Dancow 3+ (Bubuk) Nestle Vitamin A 25% AKG 100 RE
Vitamin D 30% AKG 1,50 ug
Vitamin E 20% AKG 1,2 mg
Vitamin B1 15% AKG 0,075 mg
Vitamin B3 30% AKG 1,80 mg
Vitamin B6 20% AKG 0,1 mg
Vitamin B9 20% AKG 30 mg
Vitamin B12 35% AKG 0,315 mg
Vitamin C 25% AKG 10 mg
Kalsium 65% AKG 325 mg
Fosfor 45% AKG 180 mg
Magnesium 25% AKG 15 mg
Besi 25% AKG 2 mg
Zink 15% AKG 12,3 mg
34 Dancow Excel+ 3+ (Bubuk) Nestle Vitamin A 30% AKG 120 RE
Vitamin C 30% AKG 12 mg
Vitamin D 30% AKG 1,50 ug
Vitamin E 25% AKG 1,5 mg
Vitamin B1 20% AKG 0,10 mg
Vitamin B2 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B3 35% AKG 2,1 mg
76

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B6 25% AKG 0,125 mg
Vitamin B9 25% AKG 37,5 mg
Vitamin B12 35% AKG 0,315 mg
Kalsium 65% AKG 325 mg
Besi 30% AKG 2,4 mg
Fosfor 45% AKG 180 mg
Magnesium 35% AKG 21 mg
Zink 20% AKG 16,4 mg
35 Dancow Excel+ 1+ (Bubuk) Nestle Vitamin A 30% AKG 120 RE
Vitamin C 35% AKG 14 mg
Vitamin D 30% AKG 1,50 ug
Vitamin E 25% AKG 1,5 mg
Vitamin B1 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 50% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 45% AKG 2,7 mg
Vitamin B6 35% AKG 0,175 mg
Vitamin B9 50% AKG 75 mg
Vitamin B12 40% AKG 0,36 mg
Kalsium 55% AKG 275 mg
Besi 30% AKG 2,4 mg
Fosfor 50% AKG 200 mg
Magnesium 35% AKG 21 mg
Zink 20% AKG 16,4 mg
36 Dancow Excel+ 5+ (Bubuk) Nestle Vitamin A 25% AKG 100 RE
Vitamin C 20% AKG 8 mg
Vitamin D 20% AKG 1 ug
Vitamin E 15% AKG 0,9 mg
77

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B1 15% AKG 0,075 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,075 mg
Vitamin B3 15% AKG 0,9 mg
Vitamin B6 10% AKG 0,05 mg
Vitamin B9 15% AKG 22,5 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,135 mg
Kalsium 65% AKG 325 mg
Besi 10% AKG 0,8 mg
Fosfor 50% AKG 200 mg
Magnesium 10% AKG 6 mg
Zink 20% AKG 16,4 mg
PT Tigaraksa
37 Bonetto Junior 1+ (Bubuk) Vitamin A 30% AKG 120 RE
Satria
Vitamin D3 25% AKG 1,25 ug
Vitamin E 45% AKG 2,7 mg
Vitamin C 40% AKG 16 mg
Vitamin B1 30% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 80% AKG 0,4 mg
Vitamin B5 20% AKG 1 mg
Vitamin B6 40% AKG 0,2 mg
Vitamin B9 30% AKG 45 mg
Vitamin B12 50% AKG 0,45 mg
Kalsium 40% AKG 200 mg
Fosfor 45% AKG 180 mg
Magnesium 35% AKG 21 mg
Zat Besi 40% AKG 3,2 mg
Seng 40% AKG 32,8 mg
78

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Iodium 20% AKG 18 ug
Selenium 15% AKG 2,55 ug

Lampiran 3 Produk susu pertumbuhan yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan
1 Zee Platinum (Bubuk) Kalbe Nutritionals Vitamin A 35% AKG, 150 IU 175 RE
Vitamin C 55% AKG, 52 mg 27,50 mg
Vitamin D3 35% AKG, 150 IU 1,75 mg
Vitamin E 40% AKG, 6,1 mg 6 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 70% AKG, 0,68 mg 0,7 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 80% AKG, 0,97 0,80 mg
Vitamin B3 (Niasin) 45% AKG, 6,4 mg 6,75 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 20% AKG, 2,6µg 0,26 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 80% AKG, 1,9µg 1,60 mg
Kalsium 65% AKG, 503 mg 650 mg
Fosfor 45% AKG, 255 mg 450 mg
Besi 15% AKG, 1,6 mg 2,25 mg
Magnesium 25% AKG, 64 mg 62,50 mg
Iodium 20% AKG, 32µg 30 ug
Biotin 1µg
Kolin 70 mg
Natrium 4% AKG, 95 mg
2 Boneeto Vanila Twister (Cair) Anchor Natrium 3% AKG, 70 mg
Kalium 4% AKG, 180 mg 40 mg
Vitamin A 8% AKG, 54µg 40 RE
Vitamin D3 8% AKG, 0,8µg 0,40 ug
79

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Kalsium 30% AKG, 223 mg 300 mg
3 Boneeto Chocolate (Bubuk) PT Tigaraksa Satria Vitamin A 30% AKG 150 RE
Vitamin D3 50% AKG 2,50 ug
Vitamin C 55% AKG 27,50 mg
Vitamin E 40% AKG 6 mg
Vitamin K1 20% AKG 11 ug
Vitamin B1 45% AKG 0,45 mg
Vitamin B2 40% AKG 0,40 mg
Vitamin B5 30% AKG 3 mg
Vitamin B6 55% AKG 0,715 mg
Vitamin B9 70% AKG 280 mg
Vitamin B12 65% AKG 1,30 mg
Kalsium 50% AKG 500 mg
Fosfor 30% AKG 300 mg
Magnesium 15% AKG 37,50 mg
Zat Besi 15% AKG 2,25 mg
Seng 35% AKG 5,25 mg
Mangan 10% AKG 0,23 mg
Iodium 10% AKG 15 ug
Fluor 8% AKG 0,24 mg
Selenium 20% AKG 12 ug
4 Hilo Teen (Bubuk) PT Nutrifood Indonesia Vitamin A 50% AKG 250 RE
Vitamin B1 50% AKG 0,50 mg
Vitamin B2 50% AKG 0,50 mg
Vitamin B3 45%AKG 6,75 mg
Vitamin B5 25% AKG 2,50 mg
Vitamin B6 45% AKG 0,585 mg
80

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B12 65% AKG 1,30 mg
Asam Folat 40% AKG 160 mg
Vitamin C 30% AKG 15 mg
Vitamin D3 40% AKG 2 ug
Vitamin E 50% AKG 7,50 mg
Kalsium 75% AKG 750 mg
Fosfor 40% AKG 400 mg
Zink 15% AKG 2,25 mg
Magnesium 10% AKG 25 mg
Iodium 15% AKG 22,50 mg
Mangan 8% AKG 0,184 mg
Selenium 20% AKG 12 ug
5 Hilo School (Bubuk) PT Nutrifood Vitamin A 50% AKG 250 RE
Vitamin B1 50% AKG 0,50 mg
Vitamin B2 50% AKG 0,50 mg
Vitamin B3 45%AKG 6,75 mg
Vitamin B5 70% AKG 7 mg
Vitamin B6 45% AKG 0,585 mg
Vitamin B12 40% AKG 0,80 mg
Asam Folat 50% AKG 200 mg
Vitamin C 25% AKG 12,50 mg
Vitamin D 50% AKG 7,50 mg
Vitamin E 30% AKG 4,50 mg
Kalsium 65% AKG 650 mg
Fosfor 20% AKG 200 mg
Zink 40% AKG 6 mg
Magnesium 10% AKG 25 mg
81

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Iodium 40% AKG 60 mg
Mangan 15% AKG 0,345 mg
Selenium 10% AKG 6 ug
6 Hilo Active (Bubuk) PT Nutrifood Vitamin A 50% AKG 250 RE
Vitamin B1 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B2 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B3 60%AKG 9 mg
Vitamin B5 60% AKG 6 mg
Vitamin B6 55% AKG 0,715 mg
Vitamin B12 50% AKG 1 mg
Asam Folat 50% AKG 200 mg
Vitamin C 35% AKG 17,50 mg
Vitamin D3 50% AKG 2,50 mg
Vitamin E 35% AKG 5,25 mg
Kalsium 60% AKG 600 mg
Fosfor 20% AKG 200 mg
Zink 50% AKG 7,50 mg
Magnesium 6% AKG 15 mg
Iodium 40% AKG 60 ug
Mangan 20% AKG 46 mg
Selenium 60% AKG 36 ug
Hilo With Isolate Soy Protein
7 PT Nutrifood Vitamin A 50% AKG 250 RE
(Bubuk)
Vitamin B1 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B2 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B3 60%AKG 9 mg
Vitamin B5 60% AKG 6 mg
82

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B6 55% AKG 0,715 mg
Vitamin B12 50% AKG 1 mg
Asam Folat 50% AKG 200 mg
Vitamin C 35% AKG 17,50 mg
Vitamin D3 50% AKG 2,50 mg
Vitamin E 35% AKG 5,25 mg
Kalsium 65% AKG 650 mg
Fosfor 45% AKG 450 mg
Seng 50% AKG 7,50 mg
Magnesium 15% AKG 37,50 mg
Iodium 40% AKG 60 ug
Mangan 20% AKG 46 mg
Selenium 60% AKG 36 ug
PT Diamond Cold
8 Boneeto Chocochoc (Cair) Vitamin A 10% AKG 50 RE
Storage
Vitamin D3 15% AKG 0,75 ug
Kalsium 45% AKG 450 mg
PT Diamond Cold
9 Bonetto Strawbery (Cair\) Vitamin A 15% AKG 75 RE
Storage
Vitamin D3 15% AKG 0,75 ug
Kalsium 45% AKG 450 mg
83

Lampiran 4 Prosuk susu lainnya yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan
1 Dancow Full Cream (Bubuk) Nestle Vitamin A 25% AKG 100 RE
Vitamin D 15% AKG 0,75 ug
Vitamin E 6% AKG 0,90 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 10% AKG 0,10 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 (Niasin) 10% AKG 1,50 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 10% AKG 0,13 mg
Vitamin B9 (Asam Folat) 10% AKG 40 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 20% AKG 0,40 mg
Vitamin C 15% AKG 7,50 mg
Kalsium 30% AKG 300 mg
Fosfor 35% AKG 350 mg
Besi 10% AKG 1,50 mg
Magnesium 8% AKG 20 mg
Zink 10% AKG 15 mg
Biotin 13.5 mcg
Kolin 10.3 mcg
2 Dancow Instant Putih (Bubuk) Nestle Vitamin A 25% AKG 125 RE
Vitamin D 15% AKG 0,75 ug
Vitamin E 6% AKG 0,90 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 10% AKG 0,10 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 (Niasin) 10% AKG 1,50 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 10% AKG 0,13 mg
Vitamin B9 (Asam Folat) 10% AKG 40 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 20% AKG 0,40 mg
84

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin C 15% AKG 7,50 mg
Kalsium 45% AKG 450 mg
Fosfor 35% AKG 350 mg
Besi 10% AKG 1,50 mg
Magnesium 8% AKG 20 mg
Zink 10% AKG 15 mg
Biotin 13.5 mcg
Kolin 10.3 mcg
3 Dancow Instant Coklat (Bubuk) Nestle Vitamin A 35% AKG 175 RE
Vitamin D 25% AKG 1,25 mg
Vitamin E 10% AKG 1,50 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 40% AKG 0,40 mg
Vitamin B3 (Niasin) 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B9 (Asam Folat) 15% AKG 60 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 30% AKG 0,60 mg
Vitamin C 20% AKG 10 mg
Kalsium 45% AKG 450 mg
Fosfor 30% AKG 300 mg
Besi 15% AKG 2,25 mg
Magnesium 10% AKG 25 mg
Zink 15% AKG 2,25 mg
Biotin 20.0 mcg
Kolin 15.2 mcg
4 Dancow ActiGO! (Cair) Nestle Vitamin A 55% AKG 275 RE
Vitamin D3 35% AKG 175 ug
85

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin E 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B3 (Niasin) 25% AKG 2,75 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 25% AKG 0,325 mg
Vitamin B9 (Asam Folat) 25% AKG 100 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 10% AKG 0,20 mg
Vitamin C 40% AKG 20 mg
Kalsium 20% AKG 200 mg
Fosfor 20% AKG 200 mg
Besi 15% AKG 2,25 mg
Zink 20% AKG 3 mg
Biotin 25.0 mcg
5 Diamond Milk (Cair) Diamond Natrium 4% AKG, 80 mg
Kalium 9% AKG, 410 mg 90 mg
Vitamin A 50% AKG 250 RE
Vitamin D 50% AKG 2,50 mg
Vitamin E 25% AKG 3,75 mg
Vitamin K 8% AKG 4,40 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B3 (Niasin) 25% AKG 3,75 mg
Vitamin B5 (Panthotenic Acid) 8% AKG 0,80 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 30% AKG 0,39 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 35% AKG 0,70 mg
Vitamin C 8% AKG 4 mg
Kalsium 25% AKG 250 mg
86

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Fosfor 35% AKG 350 mg
Selenium 20% AKG 12 ug
Magnesium 10% AKG 25 mg
Zink 20% AKG 3 mg
Biotin 5.0 mcg
Kolin 20 mg
6 Ovaltine (Cair) Diamond Natrium 0% AKG, 10 mg
Kalium 6% AKG, 300 mg
Vitamin A 80% AKG 400 RE
Vitamin D 65% AKG 3,25 mg
Vitamin E 20% AKG 3 mg
Vitamin K 15% AKG 8,25 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 55% AKG 0,55 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 185% AKG 1,85 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 20% AKG 0,26 mg
Vitamin B9 (Folic Acid) 6% 24 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 20% AKG 2,40 mg
Kalsium 6% AKG 20 mg
Iodium 30% AKG 45 ug
Fosfor 40% AKG 400 mg
Mangan 45% AKG 10,35 mg
Zat Besi 4% AKG 0,60 mg
Magnesium 15% AKG 37,50 mg
Zink 4% AKG 0,60 mg
Biotin 10.0 mcg
Kolin 10.0 mg
7 Yes! Fruity rasa Jeruk (Cair) Frisian Flag Vitamin A 20% AKG 100 RE
87

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin D3 10% AKG 0,50 ug
Vitamin B1 (Thiamin) 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 (Niasin) 10% AKG 1,50 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 20% AKG 0,26 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 25% AKG 0,50 mg
Kalsium 15% AKG 150 mg
Fosfor 6% AKG 60 mg
Besi 6% AKG 6 mg
Natrium 1% AKG, 20 mg
Kalium 1% AKG, 30 mg
8 Yes! Fruity rasa Anggur (Cair) Frisian Flag Vitamin A 20% AKG 100 RE
Vitamin D3 10% AKG 0,50 ug
Vitamin B1 (Thiamin) 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 (Niasin) 10% AKG 1,50 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 20% AKG 0,26 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 25% AKG 0,50 mg
Kalsium 15% AKG 150 mg
Fosfor 6% AKG 60 mg
Besi 6% AKG 0,60 mg
Natrium 1% AKG, 20 mg
Kalium 1% AKG, 30 mg
9 Indomilk rasa Vanilla (Cair) Indofood Natrium 4% AKG, 85 mg
Kalium 5% AKG, 240 mg
Vitamin A 20% AKG 100 RE
Vitamin D 60% AKG 3 ug
Vitamin E 8% AKG 1,20 mg
Vitamin K1 10% AKG 5,50 ug
88

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B1 (Thiamin) 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B3 (Niasin) 20% AKG 3 mg
Vitamin B5 (Panthotenic Acid) 15% AKG 1,50 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 30% AKG 0,39 mg
Asam Folat 15% AKG 60 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 15% AKG 0,30 mg
Kalsium 25% AKG 250 mg
Fosfor 25% AKG 250 mg
Iodium 30% AKG 45 ug
Magnesium 8% AKG 20 mg
Biotin 5.0 mcg
Kolin 35.0 mg
10 Milkuat Plus rasa Coklat (Cair) Danone Vitamin A 20% AKG 100 RE
Vitamin D 20% AKG 1 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B3 (Niasin) 20% AKG 3 mg
Vitamin B5 (Panthotenic Acid) 20% AKG 2 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 20% AKG 0,26 mg
Vitamin B9 (Folic Acid) 15% 60 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 20% AKG 0,40 mg
Kalsium 40% AKG 400 mg
Fosfor 35% AKG 350 mg
Zink 20% AKG 3 mg
Besi 20% AKG 3 mg
Natrium 7% AKG, 150 mg
89

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Biotin 5.13 mcg
11 Milkuat Lemon Tea (Cair) Danone Vitamin A 25% AKG 125 RE
Vitamin D 25% AKG 1,25 ug
Vitamin B1 (Thiamin) 30% AKG 0,30 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 (Niasin) 25% AKG 3,75 mg
Vitamin B5 (Panthotenic Acid) 25% AKG 2,50 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 30% AKG 0,39 mg
Vitamin B9 (Folic Acid) 25% 100 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 25% AKG 0,50 mg
Kalsium 10% AKG 100 mg
Fosfor 20% AKG 200 mg
12 Indomilk rasa Coklat (Kental Manis) Indofood Natrium 2% AKG, 50 mg
Kalium 3% AKG, 150 mg
Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin C 10% AKG 5 mg
Vitamin D3 10% AKG 0,50 ug
Vitamin E 6% AKG 0,90 mg
Vitamin K1 6% AKG 3,30 ug
Vitamin B1 (Thiamin) 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 8% AKG 0,08 mg
Vitamin B3 (Niasin) 8% AKG 1,20 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 15% AKG 0,30 mg
Kalsium 15% AKG 150 mg
Fosfor 15% AKG 150 mg
Besi 4% AKG 0,60 mg
90

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Iodium 15% 22,50 ug
Zink 35% AKG 5,25 mg
Biotin 3.0 mcg
Kolin 21.0 mg
13 Indomilk (Kental Manis) Indofood Natrium 2% AKG, 50 mg
Kalium 3% AKG, 150 mg
Vitamin A 35% AKG 175 RE
Vitamin C 5% AKG 2,50 mg
Vitamin D3 20% AKG 1 ug
Vitamin E 8% AKG 1,20 mg
Vitamin K1 8% AKG 4,40 ug
Vitamin B1 (Thiamin) 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 8% AKG 0,08 mg
Vitamin B3 (Niasin) 8% AKG 1,20 mg
Vitamin B5 (Panthotenic Acid) 10% AKG 1 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 15% AKG 0,30 mg
Kalsium 15% AKG 150 mg
Fosfor 15% AKG 150 mg
Besi 2% AKG 0,30 mg
Iodium 15% 22,50 mg
Zink 30% AKG 4,50 mg
Biotin 3.7 mcg
Kolin 7.0 mg
14 Cap enak (Kental Manis) Indofood Natrium 2% AKG, 35 mg
Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin D3 10% AKG 0,50 ug
91

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B1 (Thiamin) 20% AKG 0,20 mg
Kalsium 20% AKG 200 mg
Fosfor 15% AKG 150 mg
Besi 2% AKG 0,30 mg
15 Frisian Flag Gold (Kental Manis) Frisian Flag Natrium 5% AKG, 125 mg
Kalium 5% AKG, 260 mg
Vitamin A 20% AKG 100 RE
Vitamin D3 20% AKG 1 ug
Vitamin E 20% AKG 3 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 35% AKG 0,35 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B3 (Niasin) 10% AKG 1,50 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 20% AKG 0,26 mg
Vitamin C 6% AKG 3 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 15% AKG 0,30 mg
Kalsium 15% AKG 150 mg
Fosfor 15% AKG 150 mg
Magnesium 8% AKG 20 mg
16 Omela (Kental Manis) Frisian Flag Natrium 1% AKG, 25 mg
Kalium 1% AKG, 45 mg
Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin D3 15% AKG 0,75 ug
Vitamin B1 (Thiamin) 35% AKG 0,35 mg
Kalsium 4% AKG 40 mg
Fosfor 6% AKG 60 mg
17 Entrasol Gold (Bubuk) PT Kalbe Vitamin A 25% AKG 125 RE
Vitamin C 65% AKG 3,25 mg
92

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin D3 25% AKG 1,25 mg
Vitamin E 75% AKG 11,25 mg
Vitamin B1 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B2 55% AKG 0,55 mg
Niasin 55% AKG 8,25 mg
Vitamin B6 65% AKG 84,5 mg
Vitamin B12 50% AKG 1 mg
Asam Folat 50% AKG 200 mg
Kalsium 60% AKG 600 mg
Fosfor 45% AKG 450 mg
Magnesium 20% AKG 50 mg
Seng 45% AKG 6,75 mg
Selenium 55% AKG 33 ug
18 Anlene Total Vanila (Bubuk) Nutricia Vitamin A 30% AKG 150 RE
Vitamin C 25% AKG 1,25 mg
Vitamin D3 50% AKG 2,50 mg
Vitamin E 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B1 65% AKG 0,65 mg
Vitamin B2 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B3 40% AKG 6 mg
Vitamin B5 10% AKG 1 mg
Vitamin B6 65% AKG 0,845 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,60 mg
Kalsium 80% AKG 800 mg
Fosfor 50% AKG 500 mg
Magnesium 25% AKG 62,50 mg
Seng 15% AKG 2,25 mg
93

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Besi 25% AKG 3,75 mg
Selenium 55% AKG 33 ug
Iodium 20% AKG 30 mg
19 Anlene Total DarK Choco (Bubuk) Nutricia Vitamin A 40% AKG 200 RE
Vitamin C 30% AKG 15 mg
Vitamin D3 50% AKG 2,50 mg
Vitamin E 20% AKG 3 mg
Vitamin B1 80% AKG 0,80 mg
Vitamin B2 70% AKG 0,70 mg
Vitamin B3 45% AKG 6,75 mg
Vitamin B5 15% AKG 1,50 mg
Vitamin B6 75% AKG 0,975 mg
Vitamin B12 35% AKG 0,70 mg
Kalsium 75% AKG 750 mg
Fosfor 60% AKG 600 mg
Magnesium 30% AKG 75 mg
Seng 15% AKG 2,25 mg
Besi 25% AKG 3,75 mg
Selenium 65% AKG 39 ug
Iodium 20% AKG 30 ug
20 Anlene Gold Plain (Bubuk) Nutricia Vitamin A 30% AKG 150 RE
Vitamin D3 50% AKG 2,50 ug
Vitamin B1 6% AKG 0,06 mg
Vitamin B2 45% AKG 0,45 mg
Vitamin B5 20% AKG 2 mg
Vitamin B6 6% AKG 0,078 mg
Vitamin B12 8% AKG 0,16 mg
94

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Kalsium 75% AKG 750 mg
Fosfor 30% AKG 300 mg
Magnesium 20% AKG 50 mg
Seng 10% AKG 1,50 mg
Besi 15% AKG 2,25 mg
Selenium 10% AKG 6 ug
Iodium 10% AKG 15 ug
21 Anlene Gold Vanila (Bubuk) Nutricia Vitamin A 50% AKG 250 RE
Vitamin D3 50% AKG 2,50 mg
Vitamin B1 10% AKG 0,10 mg
Vitamin B2 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B5 10% AKG 1 mg
Vitamin B6 8% AKG 3,9 mg
Vitamin B12 35% AKG 0,70 mg
Kalsium 75% AKG 750 mg
Fosfor 45% AKG 450 mg
Magnesium 20% AKG 50 mg
Seng 10% AKG 1,50 mg
Iodium 8% AKG 12 ug
22 Anlene Acifit Plain (Bubuk) Nutricia Vitamin A 30% AKG 150 RE
Vitamin D3 30% AKG 1,50 ug
Vitamin B1 6% AKG 0,06 mg
Vitamin B2 85% AKG 0,85 mg
Vitamin B5 8% AKG 0,80 mg
Vitamin B6 6% AKG 0,078 mg
Vitamin B12 8% AKG 0,16 mg
Kalsium 60% AKG 600 mg
95

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Fosfor 30% AKG 300 mg
Magnesium 20% AKG 50 mg
Seng 10% AKG 1,50 mg
Mangan 6% 0,138 mg
Selenium 10% AKG 6 ug
Iodium 15% AKG 22,50 ug
PT Nutrifood
23 Hilo Gold (Bubuk) Vitamin A 50% AKG 250 RE
Indonesia
Vitamin B1 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B2 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B5 70% AKG 7 mg
Vitamin B6 55% AKG 0,715 mg
Vitamin B12 50% AKG 1 mg
Asam Folat 50% AKG 200 mg
Vitamin C 35% AKG 17,50 mg
Vitamin D3 50% AKG 2,50 mg
Vitamin E 35% AKG 5,25 mg
Kalsium 75% AKG 750 mg
Fosfor 20% AKG 200 mg
Zink 45% AKG 6,75 mg
Magnesium 10% AKG 25 mg
Iodium 40% AKG 60 ug
Mangan 20% AKG 0,46 mg
Selenium 55% AKG 33 ug
PT Kraft Ultrajaya
24 Kraft Singles BBQ Chicken Vitamin D 10% AKG 0,50 ug
Indonesia
Kalsium 20% AKG 200 mg
96

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


PT Kraft Ultrajaya
25 Kraft Singles 40% Kurang Lemak Vitamin D 5% AKG 0,25 ug
Indonesia
Kalsium 10% AKG 100 mg
PT Kraft Ultrajaya
26 Kraft Singles Vitamin D 5% AKG 0,25 ug
Indonesia
Kalsium 10% AKG 100 mg
PT Kraft Ultrajaya
27 Kraft Cheddar Vitamin D 5% AKG 0,25 ug
Indonesia
Kalsium 20% AKG 200 mg
PT Kraft Ultrajaya
28 Kraft Cheddar Mini Vitamin D 30% AKG 1,50 ug
Indonesia
Kalsium 10% AKG 100 mg
29 Ovaltine (Bubuk) PT Tigaraksa Satria Vitamin A 35% AKG 1,750 ug
Vitamin B1 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B2 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B3 35% AKG 5,25 mg
Vitamin B5 25% AKG 2.50 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,39 mg
Vitamin B12 25%AKG 0,50 mg
Vitamin C 20% AKG 10 mg
Vitamin E 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B9 8% AKG 48 mg
Kalsium 45% AKG 450 mg
Zat Besi 10% AKG 1,50 mg
Seng 45% AKG 6,75 mg
Magnesium 10% AKG 25 mg
Fosfor 55% AKG 550 mg
97

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Iodium 20% AKG 30 ug
Mangan 20% AKG 46 mg
30 Frisian Flag Madu (Bubuk) Frisian Flag Vitamin A 20% AKG 100 RE
Vitamin B1 40% AKG 0,40 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Niasin 6% AKG 0,90 mg
Asam Panthotenat 6% AKG 0,60 mg
Vitamin B6 6% AKG 0,078 mg
Asam Folat 6% 24 mg
Vitamin B12 20% AKG 0,40 mg
Vitamin C 25% AKG 12,50 mg
Vitamin D 45% AKG 2,25 ug
Vitamin E 8% AKG 1,20 mg
Vitamin K 10% AKG 5,50 ug
Kalsium 70% AKG 700 mg
Fosfor 30% AKG 300 mg
Magnesium 8% AKG 29 mg
Zat Besi 6% AKG 0,90 mg
Zink 6% AKG 0,90 mg
Mangan 8% AKG 0,184 mg
Iodium 8% AKG 120 ug
Selenium 15% AKG 0,90 ug
31 Frisian Flag Plain (Bubuk) Frisian Flag Vitamin A 20% AKG 100 RE
Vitamin B1 35% AKG 0,35 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Niasin 6% AKG 0,90 mg
Asam Panthotenat 6% AKG 0,60 mg
98

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B6 6% AKG 0,078 mg
Asam Folat 8% 320 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,15 mg
Vitamin C 25% AKG 12,50 mg
Vitamin D 40% AKG 2 ug
Vitamin E 8% AKG 1,20 mg
Vitamin K 10% AKG 5,50 ug
Kalsium 70% AKG 700 mg
Fosfor 25% AKG 250 mg
Magnesium 6% AKG 15 mg
Zat Besi 6% AKG 0,90 mg
Zink 10% AKG 1,50 mg
Mangan 10% AKG 0,23 mg
Iodium 15% AKG 225 ug
Selenium 10% AKG 6 ug
32 Frisian Flag Coklat (Bubuk) Frisian Flag Vitamin A 25% AKG 125 RE
Vitamin B1 50% AKG 0,50 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Niasin 8% AKG 1,20 mg
Asam Panthotenat 10% AKG 1 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,195 mg
Asam Folat 10% 40 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,30 mg
Vitamin C 45% AKG 22,50 mg
Vitamin D 45% AKG 22,50 mg
Vitamin E 10% AKG 1,50 mg
Vitamin K 10% AKG 5,50 mg
99

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Kalsium 60% AKG 600 mg
Fosfor 25% AKG 250 mg
Magnesium 10% AKG 25 mg
Zat Besi 6% AKG 0,90 mg
Zink 6% AKG 0,90 mg
Mangan 6% AKG 0,138 mg
Iodium 6% AKG 90 ug
Selenium 20% AKG 12 ug
33 Ultra Milk (Bubuk) Ultra Jaya Vitamin A 25% AKG 125 RE
Vitamin C 10% AKG 5 mg
Vitamin D3 30% AKG 1,50 ug
Vitamin E 10% AKG 1,50 mg
Vitamin K 6% AKG 33 ug
Vitamin B1 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B2 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B5 10% AKG 1 mg
Vitamin B6 20% AKG 0,26 mg
Vitamin B12 25% AKG 0,50 mg
Kalsium 30% AKG 300 mg
Zat Besi 4% AKG 0,60 mg
Zink 8% AKG 1,20 mg
Magnesium 15% AKG 37,50 mg
Fosfor 35% AKG 350 mg
Selenium 10% AKG 6 ug
34 Ultra Milk Low Fat (Bubuk) Ultra Jaya Vitamin A 25% AKG 125 RE
Vitamin C 10% AKG 5 mg
100

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin D3 25% AKG 1,25 mg
Vitamin E 10% AKG 1,50 mg
Vitamin K 8% AKG 4,40 ug
Vitamin B1 30% AKG 0,30 mg
Vitamin B2 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B5 10% AKG 1 mg
Vitamin B6 20% AKG 0,26 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,60 mg
Asam Folat 6% AKG 24 mg
Kalsium 40% AKG 400 mg
Zat Besi 2% AKG 0,30 mg
Zink 8% AKG 1,20 mg
Magnesium 10% AKG 25 mg
Fosfor 35% AKG 350 mg
Selenium 10% AKG 6 ug
35 Dancow Instant Enriched (Bubuk) Nestle Vitamin A 25% AKG 125 RE
Vitamin D 15% AKG 0,75 ug
Vitamin E 6% AKG 0,90 mg
Vitamin B1 10% AKG 0,10 mg
Vitamin B2 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 10% AKG 1,50 mg
Vitamin B6 10% AKG 0,13 mg
Vitamin B9 10% AKG 40 mg
Vitamin B12 20% AKG 0,40 mg
Vitamin C 15% AKG 7,50 mg
Kalsium 45% AKG 450 mg
101

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Fosfor 35% AKG 350 mg
Magnesium 8% AKG 20 mg
Besi 10% AKG 1,50 mg
Zink 10% AKG 1,50 mg
36 Dancow Coklat Enriched (Bubuk) Nestle Vitamin A 35% AKG 175 RE
Vitamin D 25% AKG 1,25 ug
Vitamin E 10% AKG 1,50 mg
Vitamin B1 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 40% AKG 0,40 mg
Vitamin B3 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B9 15% AKG 60 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,40 mg
Vitamin C 20% AKG 10 mg
Kalsium 45% AKG 450 mg
Fosfor 30% AKG 300 mg
Magnesium 10% AKG 25 mg
Besi 10% AKG 1,50 mg
Zink 15% AKG 2,25 mg
PT Nutrifood
37 Yogurt Heavenl Blush Vitamin A 21% AKG 105 RE
Indonesia
Vitamin B1 41% AKG 0,41 mg
Vitamin B2 32% AKG 0,32 mg
Vitamin B3 31% AKG 4,65 mg
Vitamin B6 39% AKG 0,507 mg
Vitamin B12 27% AKG 0,54 mg
Vitamin C 31% AKG 15,50 mg
102

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Kalsium 47% AKG 470 mg
Fosfor 33% AKG 330 mg
Zink 8% AKG 1,20 mg
Magnesium 20% AKG 50 mg
Besi 5% AKG 0,75 mg
Iodium 8% AKG 12 ug
Mangan 10% AKG 0,23 mg
Selenium 20% AKG 12 ug
PT Greenfield
38 Real Good (Cair) Vitamin A 10% AKG 50 RE
Indonesia
Vitamin D3 20% AKG 1 ug
Vitamin E 6% AKG 0,90 mg
Vitamin K 6% AKG 33 ug
Vitamin B1 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B3 10% AKG 1,50 mg
Vitamin B5 6% AKG 0,60 mg
Vitamin B6 10% AKG 0,13 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,30 mg
Kalsium 25% AKG 250 mg
Fosfor 25% AKG 250 mg
Magnesium 10% AKG 25 mg
Selenium 20% AKG 12 ug
39 Milkuat School (Cair) Danone Vitamin A 20% AKG 100 RE
Vitamin B1 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B2 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B3 20% AKG 3 mg
103

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B5 20% AKG 2 mg
Vitamin B6 20% AKG 0,26 mg
Vitamin B9 20% AKG 80 mg
Vitamin B12 20% AKG 0,40 mg
Vitamin D 20% AKG 2 ug
Kalsium 20% AKG 200 mg
Fosfor 20% AKG 200 mg
Greenfields Hi-Calcium Skimmed Milk
40 Greenfields Vitamin A 10% AKG 50 RE
(Cair)
Vitamin B2 40% AKG 0,40 mg
Kalsium 50% AKG 500 mg
Zat Besi 4% AKG 0,60 mg
Fosfor 30% AKG 300 mg
Magnesium 8% AKG 20 mg
Seng 8% AKG 1,20 mg
41 Greenfields Choco Malt (Cair) Greenfields Vitamin A 30% AKG 150 RE
Vitamin B1 15% AKG 0,15 mg
Kalsium 55% AKG 550 mg
Zat Besi 45% AKG 6,75 mg
Fosfor 45% AKG 450 mg
Magnesium 25% AKG 62,50 mg
Seng 20% AKG 3 mg
42 Milkuat Yogurt Danone Vitamin A 20% AKG 100 RE
Vitamin D 20% AKG 2 ug
Vitamin B1 20% AKG 0,2 mg
Vitamin B2 20% AKG 0,2 mg
Vitamin B3 20% AKG 3 mg
104

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B5 20% AKG 2 mg
Vitamin B6 20 % AKG 0,26 mg
Vitamin B9 20% AKG 80 mg
Vitamin B12 20% AKG 0,40 mg
Kalsium 10% AKG 100 mg
Fosfor 15% AKG 150 mg

Lampiran 5 Produk minyak goreng yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan
1 Amanda PT Salim Invomas Pratama Vitamin A 30% AKG 150 RE
Vitamin D 15% AKG 0,75 ug
Vitamin E 20% AKG 3 mg
2 Filma PT Smart TBK Provitamin A 4% AKG 20 RE
Vitamin 30% AKG
Vitamin B1 30% AKG 0,3 mg
Vitamin B2 10% AKG 0,1 mg
Vitamin D3 15% AKG 150 RE
Vitamin E 6% AKG 0,75 ug
Antioksidan 20% AKG 3 mg
4 Sunco PT Mikie Oleo Nabati Vitamin A 30% AKG 150 RE
5 Rose Brand Rose Brand Vitamin A 30% AKG 150 RE
Vitamin E 25% AKG 3,75 mg
Vitamin A 20% AKG 100 RE
Vitamin B1 40% AKG 0,40 mg
Vitamin B6 25% AKG 0,325 mg
Vitamin B12 45% AKG 0,90 mg
105

Vitamin B3 40% AKG 6 mg


Vitamin B9 30% AKG 120 mg
Asam Pantotenat 20% AKG 2 mg
Zat Besi 25% AKG 3,75 mg
6 Sovia PT Wilmar Nabati Indonesias Vitamin A 30% AKG 150 RE
7 Forvita ForVita Vitamin A 39.6% AKG 198 RE

Lampiran 6 Produk margarin yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan
1 Blue Band PT Unilever Vitamin A 25% AKG 125 RE
Vitamin B1 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Vitamin D 35% AKG 1,75 ug
Vitamin E 20% AKG 3 mg
Niasin 20% AKG 3 mg
2 ForVITA ForVita Vitamin A 39.6% AKG 198 RE
3 Simas PALMIA PT Invomas Pratama Vitamin A 35% AKG 175 RE
Vitamin B1 30% AKG 0,3 mg
Vitamin B2 25% AKG 0,25 mg
Vitamin D 15% AKG 0,75 ug
Vitamin E 25% AKG 3,75 mg
Niasin 30% AKG 4,5 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,30 mg
Asam Folat 20% AKG 80 mg
4 Sovia PT Wilmar Nabati Indonesia Vitamin A 30% AKG 150 RE
5 Filma PT Smart TBK Vitamin E 10% AKG 1,5 mg
106

Lampiran 7 Produk kembang gula/permen dan coklat yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan
1 Pilmool Lozenges-Bonbons Elberry Sureau Pilmool Vitamin C
2 Pilmool Lozenges-Bonbons Cherry Cerise Pilmool Vitamin C
3 Pilmool Lozenges-Bonbons Extra Strong Fort Pilmool Vitamin C
4 Pilmool Lozenges-Bonbons Lemon Citrau Pilmool Vitamin C
5 Milkita Unican Kalsium 6% AKG 600 mg

Lampiran 8 Produk tepung terogu yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan SNI
PT Sriboga Min 50 mg/kg
Tali Emas Zat Besi
1 Raturaya
Seng Min 30 mg/kg
Vitamin B1 Min 2.5 mg/kg
Vitamin B2 Min 4 mg/kg
Asam Folat Min 2 mg/kg
2 Segitiga Biru Indofood Vitamin B1 80% AKG 0,8 mg Min 2.5 mg/kg
Vitamin B2 30% AKG 0,3 mg Min 4 mg/kg
Asam Folat 60% AKG 240 mg Min 2 mg/kg
Besi 20% AKG 3 mg Min 50 mg/kg
Zinc 30% AKG 4,5 mg Min 30 mg/kg
3 Kunci Biru Indofood Vitamin B1 85% AKG 0,85 mg Min 2.5 mg/kg
Vitamin B2 35% AKG 0,35 mg Min 4 mg/kg
Asam Folat 50% AKG 200 mg Min 2 mg/kg
Besi 20% AKG 3 mg Min 50 mg/kg
Zinc 30% AKG 4,5 mg Min 30 mg/kg
107

4 Cakra Kembar Indofood Vitamin B1 75% AKG 0,75 mg Min 2.5 mg/kg
Vitamin B2 35% AKG 0,35 mg Min 4 mg/kg
Asam Folat 55% AKG 220 mg Min 2 mg/kg
Besi 20% AKG 3 mg Min 50 mg/kg
Zinc 30% AKG 4,5 mg Min 30 mg/kg
PT Pundi 3,75 mg Min 50 mg/kg
Mila Zat Besi 25% AKG
5 Kencana
Seng 45% AKG 6,75 mg Min 30 mg/kg
Vitamin B1 10% AKG 0,1 mg Min 2.5 mg/kg
Vitamin B2 50% AKG 0,5 mg Min 4 mg/kg
Asam Folat 130% AKG 520 mg Min 2 mg/kg

Lampiran 9 Produk mi instan yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan
1 Indomie Kari Ayam Indofood Natrium 58% AKG
Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin B1 35% AKG 0,35 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B12 40% AKG 0,80 mg
Vitamin B3 30% AKG 1,50 mg
Vitamin B9 25% AKG 100 mg
Asam Pantotenat 15% AKG 1,50 mg
Zat Besi 25% AKG 3,75 mg
2 Indomie Sop Buntut Indofood Natrium 25% AKG
Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin B1 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B6 20% AKG 0,26 mg
108

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B12 40% AKG 0,80 mg
Vitamin B3 30% AKG 1,80 mg
Vitamin B9 30% AKG 120 mg
Asam Pantotenat 8% AKG 0,80 mg
Kalsium 2% AKG 20 mg
Zat Besi 35% AKG 5,25 mg
3 Indomie Empal Gentong Indofood Natrium 61% AKG
Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin B1 35% AKG 0,35 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B12 40% AKG 0,80 mg
Vitamin B3 20% AKG 3 mg
Vitamin B9 25% AKG 100 mg
Asam Pantotenat 10% AKG 1 mg
Kalsium 2% AKG 20 mg
Zat Besi 30% AKG 4,50 mg
4 Indomie Keriting Ayam Panggang Indofood Natrium 65% AKG
Vitamin A 20% AKG 100 RE
Vitamin B1 40% AKG 0,40 mg
Vitamin B6 25% AKG 0,325 mg
Vitamin B12 45% AKG 0,90 mg
Vitamin B3 40% AKG 6 mg
Vitamin B9 30% AKG 120 mg
Asam Pantotenat 20% AKG 2 mg
Zat Besi 25% AKG 3,75 mg
5 Mie Sedap Soto Wings Food Natrium 45% AKG
Vitamin A 55% AKG 275 RE
109

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B1 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B5 10% AKG 1 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,39 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,60 mg
Vitamin B3 45% AKG 6,75 mg
Vitamin B9 30% AKG 120 mg
Kalsium 4% AKG 40 mg
Zat Besi 25% AKG 3,75 mg
6 Mie Sedap Ayam Spesial Wings Food Natrium 41% AKG
Vitamin A 55% AKG 275 RE
Vitamin B1 55% AKG 0,55 mg
Vitamin B5 10% AKG 1 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,39 mg
Vitamin B12 25% AKG 0,50 mg
Vitamin B3 45% AKG 6,75 mg
Vitamin B9 30% AKG 120 mg
Kalsium 2% AKG 20 mg
Zat Besi 25% AKG 3,75 mg
7 Mie Sedap Kari Spesial Wings Food Natrium 48% AKG
Vitamin A 60% AKG 300 RE
Vitamin B1 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B5 15% AKG 1,50 mg
Vitamin B6 35% AKG 0,455 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,60 mg
Vitamin B3 50% AKG 7,50 mg
Vitamin B9 35% AKG 140 mg
Kalsium 4% AKG 40 mg
110

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Zat Besi 25% AKG 3,75 mg
8 ABC Selera Pedas rasa Gulai Ayam Pedas ABC Natrium 90% AKG
Vitamin A 0% AKG
Vitamin C 30% AKG 15 mg
Kalsium 2% AKG 20 mg
Zat Besi 20% AKG 3 mg
9 ABC Selera Pedas rasa Semur Ayam Pedas ABC Natrium 95% AKG
Vitamin A 0% AKG
Vitamin C 55% AKG 27,50 mg
Kalsium 2% AKG 20 mg
Zat Besi 20% AKG 3 mg
10 Healtimie Healtimie Natrium 32% AKG, 740 mg
Kalium 7% AKG, 320 mg
Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin C 30% AKG 15 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 50% AKG 0,50 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 30% AKG 0,30 mg
Vitamin B3 (Niasin) 40% AKG 6 mg
Vitamin B5 (Panthotenic Acid) 10% AKG 1 mg
Asam Folat 30% AKG 120 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,60 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 30% AKG 0,39 mg
Kalsium 30% AKG 300 mg
Fosfor 30% AKG 300 mg
Besi 25% AKG 3,75 mg
11 Indomie Goreng Pedas Indofood Natrium 33% AKG
Vitamin A 60% AKG 300 RE
111

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B1 45% AKG 0,45 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,39 mg
Vitamin B12 25% AKG 0,50 mg
Vitamin B3 20% AKG 3 mg
Vitamin B9 20% AKG 80 mg
Asam Pantotenat 8% AKG 0,80 mg
Zat Besi 35% AKG 5,25 mg
12 Indomie Goreng Rendang Indofood Natrium 51% AKG
Vitamin A 20% AKG 100 RE
Vitamin B1 40% AKG 0,40 mg
Vitamin B6 55% AKG 0,715 mg
Vitamin B12 45% AKG 0,90 mg
Vitamin B3 30% AKG 4,50 mg
Vitamin B9 30% AKG 120 mg
Asam Pantotenat 8% AKG 0,80 mg
Kalsium 4% AKG 40 mg
Zat Besi 30% AKG 4,50 mg
13 Indomie Goreng Cabe Ijo Indofood Natrium 41% AKG
Vitamin A 20% AKG 100 RE
Vitamin B1 55% AKG 0,55 mg
Vitamin B6 40% AKG 0,53 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,30 mg
Vitamin B3 45% AKG 6,75 mg
Vitamin B9 25% AKG 100 mg
Asam Pantotenat 10% AKG 1 mg
Zat Besi 20% AKG 3 mg
14 Indomie Goreng Vegan Indofood Natrium 39% AKG
112

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin A 55% AKG 275 RE
Vitamin B1 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B6 45% AKG 0,585 mg
Vitamin B12 25% AKG 0,50 mg
Vitamin B3 40% AKG 6 mg
Vitamin B9 30% AKG 120 mg
Asam Pantotenat 10% AKG 1 mg
Zat Besi 30% AKG 4,50 mg
15 Mie Sedap Sambal Goreng Wings Food Natrium 45% AKG
Vitamin A 55% AKG 275 RE
Vitamin B1 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B5 15% AKG 1,50 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,39 mg
Vitamin B12 30% AKG 0,60 mg
Vitamin B3 50% AKG 7,50 mg
Vitamin B9 35% AKG 140 mg
Kalsium 2% AKG 20 mg
Zat Besi 20% AKG 3 mg
16 Mie Sedap Goreng Wings Food Natrium 45% AKG
Vitamin A 55% AKG 275 RE
Vitamin B1 60% AKG 0,60 mg
Vitamin B5 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,39 mg
Vitamin B12 25% AKG 0,50 mg
Vitamin B3 50% AKG 7,50 mg
Vitamin B9 35% AKG 140 mg
Kalsium 2% AKG 20 mg
113

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Zat Besi 25% AKG 3,75 mg

Lampiran 10 Produk biskuit yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan
1 Gibis Party Animals Ginbis Kalsium
2 Bismart Gery Vitamin B1 36% AKG 0,36 mg
Vitamin B2 34% AKG 0,34 mg
Vitamin B3 27% AKG 4,05 mg
Vitamin B6 33% AKG 0,429 mg
Kalsium 2% AKG 20 mg
Zat Besi 5% AKG 0,75 mg
3 Roma Sari Gandum Mayora Vitamin B1 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B12 20% AKG 0,4 mg
4 Jacobs Kraft Vitamin D 10% AKG 1,5 ug
Kalsium 20% AKG 200 mg
5 Oops Orang tua Kalsium 15% AKG 150 mg
6 Selamat Fibero PT Ceres Meiji Indotama Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin B1 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 10% AKG 0,10 mg
Vitamin B6 10% AKG 0,13 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,3 mg
Vitamin D 10% AKG 0,5 mg
Kalsium 10% AKG 100 mg
Zat Besi 4% AKG 0,6 mg
114

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


7 Slai O’lai Mayora Vitamin B1 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B6 20% AKG 0,26 mg
Vitamin B12 205% AKG 4,1 mg
Kalsium 8% AKG 80 mg
PT Kaldu Sari Nabati Vitamin A 15% AKG 75 RE
8 Richeese Nabati
Vitamin B1 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,3 mg
PT Kaldu Sari Nabati Vitamin A 15% AKG 75 RE
9 Richesse Ahh'
Vitamin B1 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,3 mg
PT Kaldu Sari Nabati Vitamin A 15% AKG 75 RE
10 Richesse Roll's
Vitamin B1 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,3 mg
PT Kaldu Sari Nabati Vitamin A 15% AKG 75 RE
11 Richoco Ahh'
Vitamin B1 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
115

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Vitamin B6 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,3 mg
PT Kaldu Sari Nabati Vitamin A 15% AKG 75 RE
12 Richoco Wafer
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,15 mg
Vitamin E 15% AKG 2,25 mg
13 Kraft Keju Cake Kraft Kalsium 10% AKG 100 mg
Fosfor 7% AKG 70 mg
Vitamin D 8% AKG 0,4 ug
14 Biskuat Bolu Kraft Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin B1 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B3 8% AKG 1,2 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,195 ng
Vitamin B12 8% AKG 0,16 mg
Vitamin D 20% akg 1 mg
Vitamin E 8% AKG 1,2 mg
Asam Folat 6% AKG 24 mg
Kalsium 6% AKG 60 mg
Selenium 8% AKG 4,8 ug
Zat Besi 10% AKG 1,5 mg
Iodium 15% AKG 22,5 mg
Seng 15% 2,25 mg
15 Biskuat Energi Plus Kraft Vitamin A 25% AKG 125 RE
Vitamin B1 30% AKG 0,30 mg
Vitamin B2 30% AKG 0,30 mg
116

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Vitamin B3 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B12 25% AKG 0,5 mg
Vitamin D 10% akg 0,5 ug
Vitamin E 10% AKG 1,5 mg
Asam Folat 15% AKG 60 mg
Kalsium 8% AKG 80 mg
Selenium 10% AKG 6 ug
Zat Besi 15% AKG 2,25 mg
Iodium 15% AKG 22,5 ug
Seng 15% AKG 2,25 mg
Magnesium 6% AKG 15 mg
16 Biskuat Susu Kraft Vitamin A 20% AKG 100 RE
Vitamin B1 10% AKG 0,10 mg
Vitamin B2 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 10% AKG 1,5 mg
Vitamin B6 10% AKG 0,13 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,30 mg
Vitamin D 10% akg 0,5 ug
Vitamin E 6% AKG 0,9 mg
Asam Folat 6% AKG 24 mg
Kalsium 6% AKG 60 mg
Selenium 8% AKG 4,8 mg
Zat Besi 8% AKG 1,2 mg
Iodium 10% AKG 15 ug
Seng 10% AKG 1,5 mg
Magnesium 6% AKG 15 mg
117

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


17 Roma Cream Crackers Mayora Vitamin B1 30% AKG 0,30 mg
Vitamin B2 17% AKG 0,17 mg
Vitamin B6 26% AKG 0,338 mg
Vitamin B12 27% AKG 0,54 mg
Asam Folat 15% AKG 60 mg
Kalsium 1% AKG 10 mg
Besi 6% AKG 0,90 mg
Zink 12% AKG 1,8 mg
18 Roma Malkist Abon Mayora Vitamin B1 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,30 mg
19 Roma Malkist Crackers Mayora Vitamin B1 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B6 10% AKG 0,13 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,30 mg
Asam Folat 6% AKG 24 mg
Besi 2% AKG 0,30 mg
Zink 6% AKG 0,90 mg
PT Kaldu Sari Nabati Vitamin A 25% AKG 125 RE
20 Richeese Delis
Vitamin B1 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B2 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B6 25% AKG 0,325 mg
Vitamin B12 20% AKG 0,4 mg
21 Roma Biskuit Kelapa Mayora Vitamin B1 10% AKG 0,10 mg
Vitamin B2 6% AKG 0,06 mg
118

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Vitamin B6 6% AKG 0,78 mg
Vitamin B12 8% AKG 0,16 mg
Vitamin E 6% AKG 0,90 mg

Lampiran 11 Produk garam yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Fortificant SNI
1 Refina Refina Iodium min.30 mg/kg KIO3 (Kalium Iodat) Min 30
Besi <5 mg/kg
Kalsium <0.10%
Garam Bata Cap KIO3 (Kalium Iodat) Min 30
CV Sari Laut Iodium
2 Flipper
Garam Meja KIO3 (Kalium Iodat) Min 30
CV Sari Laut Iodium
3 Cap Flipper
4 Garam Gurih Miwon Iodium KIO3 (Kalium Iodat) Min 30
PT Pangan KIO3 (Kalium Iodat) Min 30
Dolphin Garam Iodium
5 Lestari
119

Lampiran 12 Produk MP ASI yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan
Milna Bubur Bayi Ayam Wortel+ Brokoli
1 Kalbe Vitamin A 30% AKG 120 RE
(9+bulan)
Vitamin C 35% AKG 14 mg
Vitamin D3 20% AKG 3 ug
Vitamin E 45% AKG 2,25 mg
Vitamin K1 45% AKG 24,75 mg
Vitamin B1 25% AKG 0,1 mg
Vitamin B2 35% AKG 0,14 mg
Niasin 45% AKG 1,8 mg
Vitamin B6 60% AKG 0,18 mg
Vitamin B12 120% AKG 0,6 mg
Asam Folat 35% AKG 28 mg
Asam Pantotenat 35% AKG 1,75 mg
Kalsium 35% AKG 140 mg
Besi 50% AKG 3,50 mg
Fosfor 40% AKG 90 mg
Seng 40% AKG 3 mg
Iodium 30% AKG 27 ug
Selenium 30% AKG 3 ug
2 Milna Goodmil Beras Merah Ayam (6+bulan) Kalbe Vitamin A 30% AKG 120 RE
Vitamin C 35% AKG 14 mg
Vitamin D3 20% AKG 3 ug
Vitamin E 45% AKG 2,25 mg
Vitamin K1 45% AKG 24,75 ug
Vitamin B1 45% AKG 0,18 mg
Vitamin B2 35% AKG 0,14 mg
120

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Niasin 45% AKG 1,8 mg
Vitamin B6 55% AKG 0,165 mg
Vitamin B12 160% AKG 0,8 mg
Asam Folat 35% AKG 28 mg
Asam Pantotenat 25% AKG 1,25 mg
Kalsium 40% AKG 160 mg
Besi 70% AKG 4,9 mg
Fosfor 35% AKG 78,75 mg
Seng 60% AKG 4,5 mg
Iodium 30% AKG 27 ug
Selenium 30% AKG 3 ug
Miln Goodmil Beras Merah Semur Ayam
3 Kalbe Vitamin A 30% AKG 120 RE
(9+bulan)
Vitamin C 35% AKG 14 mg
Vitamin D3 20% AKG 3 ug
Vitamin E 45% AKG 2,25 mg
Vitamin K1 45% AKG 24,75 ug
Vitamin B1 25% AKG 0,1 mg
Vitamin B2 35% AKG 0,14 mg
Niasin 45% AKG 1,8 mg
Vitamin B6 55% AKG 0,165 mg
Vitamin B12 160% AKG 0,8 mg
Asam Folat 35% AKG 28 mg
Asam Pantotenat 25% AKG 1,25 mg
Kalsium 30% AKG 120 mg
Besi 50% AKG 3,50 mg
Fosfor 25% AKG 56,25 mg
121

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Seng 35% AKG 2,625 mg
Iodium 30% AKG 27 mg
Selenium 30% AKG 3 ug
Milna Bubur Bayi Cah Daging Kacang Polong (6+
4 Kalbe Vitamin A 45% AKG 180 RE
bulan)
Vitamin C 65% AKG 26 mg
Vitamin D3 50% AKG 2,50 ug
Vitamin E 40% AKG 2 mg
Vitamin K1 45% AKG 24,75 mg
Vitamin B1 50% AKG 0,2 mg
Vitamin B2 45% AKG 0,18 mg
Niasin 50% AKG 2 mg
Vitamin B6 100% AKG 0,3 mg
Vitamin B12 35% AKG 0,175 mg
Asam Folat 15% AKG 12 mg
Asam Pantotenat 40% AKG 2 mg
Kalsium 30% AKG 120 mg
Besi 45% AKG 3,15 mg
Fosfor 30% AKG 67,5 mg
Seng 40% AKG 3 mg
Iodium 25% AKG 22,5 ug
Magnesium 25% AKG 13,75 mg
Selenium 50% AKG 5 ug
Milna Bubur Bayi Semur Daging Kacang Polong
5 Kalbe Vitamin A 35% AKG 140 RE
(9+ bulan)
Vitamin C 45% AKG 18 mg
Vitamin D3 50% AKG 2,50 ug
122

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Vitamin E 40% AKG 2 mg
Vitamin K1 45% AKG 24,75 mg
Vitamin B1 40% AKG 0,16 mg
Vitamin B2 45% AKG 0,18 mg
Niasin 45% AKG 1,8 mg
Vitamin B6 95% AKG 0,285 mg
Vitamin B12 40% AKG 0,20 mg
Asam Folat 15% AKG 12 mg
Asam Pantotenat 40% AKG 2 mg
Kalsium 25% AKG 100 mg
Besi 45% AKG 3,15 mg
Fosfor 30% AKG 67,5 mg
Seng 40% AKG 3 mg
Iodium 25% AKG 22,5 ug
Magnesium 25% AKG 13,75 mg
Selenium 40% AKG 4 ug
6 Milna Biskuit Bayi Beras Merah (6+bulan) Kalbe Vitamin A 15% AKG 60 RE
Vitamin C 20% AKG 8 mg
Vitamin D3 15% AKG 0,75 mg
Vitamin E 15% AKG 0,75 mg
Vitamin B1 25% AKG 0,1 mg
Vitamin B2 30% AKG 0,12 mg
Niasin 25% AKG 1 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,045 mg
Vitamin B12 25% AKG 0,125 mg
Asam Folat 25% AKG 20 mg
Asam Pantotenat 10% AKG 0,5 mg
123

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Kalsium 25% AKG 100 mg
Besi 25% AKG 1,75 mg
Fosfor 20% AKG 45 mg
Seng 25% AKG 1,875 mg
Magnesium 10% AKG 5,5 mg
PT Indofood
7 SUN biskuit bayi Vitamin A 20% AKG 80 RE
Indonesia
Vitamin D 60% AKG 3 ug
Vitamin E 15% AKG 0,75 mg
Vitamin K 85% AKG 8,5 ug
Vitamin C 6% AKG 2,4 mg
Vitamin B1 15% AKG 0,06 mg
Vitamin B2 15% AKG 0,06 mg
Vitamin B6 20% AKG 0,06 mg
Vitamin B12 65% AKG 0,325 mg
Niasin 10% AKG 0,4 mg
Asam Folat 20% AKG 16 mg
Asam Pantotenat 30% AKG 1,5 mg
Kalsium 25% AKG 100 mg
Fosfor 20% AKG 45 mg
Zat Besi 30% AKG 2,1 mg
PT Arnott’s
8 HEINZ Farley’S Vitamin A 40% AKG 160 RE
Indonesia
Vitamin B1 30% AKG 0,12 mg
Vitamin B2 45% AKG 0,18 mg
Niasin 35% AKG 1,4 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,09 mg
124

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Asam Folat 30% AKG 24 mg
Vitamin D 25% AKG 1,25 ug
Kalsium 25% AKG 100 mg
Zat Besi 6% AKG 0,42 mg
Seng 25% AKG 1,875 mg
Iodium 10 % AKG 9 ug
9 Nestle Cerelac MADU 1-2 tahun Nestle Vitamin A 40% AKG 160 RE
Vitamin D 50% AKG 2,50 ug
Vitamin E 35% AKG 1,75 mg
Vitamin B1 40% AKG 0,16 mg
Vitamin B2 40% AKG 0,16 mg
Vitamin B3 40% AKG 1,6 mg
Vitamin B5 35% AKG 1,75 mg
Vitamin B9 15% AKG 12 mg
Vitamin B12 50% AKG 0,25 mg
Vitamin C 55% AKG 22 mg
Kalsium 45% AKG 180 mg
Fosfor 55% AKG 123,75 mg
Zat Besi 45% AKG 3,15 mg
Iodium 25% AKG 22,50 ug
Zink 15% AKG 11,25 mg
10 Nestle Cerelac Kacang Hijau 6-24 bulan Nestle Vitamin A 40% AKG 160 RE
Vitamin D 50% AKG 2,50 ug
Vitamin E 35% AKG 1,75 mg
Vitamin B1 40% AKG 0,16 mg
Vitamin B2 40% AKG 0,16 mg
Vitamin B3 40% AKG 1,6 mg
125

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Vitamin B5 40% AKG 2 mg
Vitamin B6 100% AKG 0,3 mg
Vitamin B9 15% AKG 12 mg
Vitamin B12 50% AKG 0,25 mg
Vitamin C 65% AKG 26 mg
Kalsium 40% AKG 160 mg
Fosfor 45% AKG 101,25 mg
Zat Besi 50% AKG 3,50 mg
Iodium 25% AKG 22,5 mg
Zink 25% AKG 1,875 mg
11 SUN Kacang Hijau Indofood Vitamin A 40% AKG 160 RE
Vitamin D 80% AKG 4 ug
Vitamin E 15% AKG 0,75 mg
Vitamin K 25% AKG 2,5 ug
Vitamin C 50% AKG 20 mg
Vitamin B1 25% AKG 0,1 mg
Vitamin B2 30% AKG 0,12 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,09 mg
Vitamin B12 100% AKG 0,5 mg
Niasin 40% AKG 1,6 mg
Asam Folat 8% AKG 6,4 mg
Asam Pantotenat 65% AKG 3,25 mg
Kalsium 35% AKG 140 mg
Fosfor 35% AKG 78,75 mg
Magnesium 40% AKG 22 mg
Zat Besi 50% AKG 3,50 mg
Seng 20% AKG 1,5 mg
126

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Iodium 20% AKG 18 ug
12 Milna Toddler (Biskuit) Kalbe Vitamin A 25% AKG 100 RE
Vitamin C 30% AKG 12 mg
Vitamin D3 25% AKG 1,25 ug
Vitamin E 15% AKG 0,75 mg
Vitamin B1 10% AKG 0,04 mg
Vitamin B2 20% AKG 0,08 mg
Niasin 15% AKG 0,6 mg
Vitamin B6 10% AKG 0,03 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,075 mg
Asam Folat 10% AKG 8 mg
Asam Pantotenat 10% AKG 0,5 mg
Kalsium 30% AKG 120 mg
Besi 20% AKG 1,4 mg
Fosfor 20% AKG 45 mg
Magnesium 15% AKG 8,25 mg
Seng 15% AKG 1,125 mg
13 Milna Toddler (Puding) Kalbe Vitamin A 20% AKG 80 RE
Vitamin C 60% AKG 24 mg
Vitamin D3 15% AKG 0,75 mg
Vitamin E 20% AKG 1 mg
Vitamin B1 6% AKG 0,024 mg
Vitamin B2 6% AKG 0,024 mg
Niasin 15% AKG 0,6 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,045 mg
Asam Folat 20% AKG 16 mg
Asam Pantotenat 20% AKG 1 mg
127

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan Kandungan


Kalsium 20% AKG 80 mg

Lampiran 13 Produk minuman yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan
1 Sunglo PT Sarana Global Vitamin C 110% AKG 55 mg
2 Ice Mony PT Monysaga Pratama Vitamin C 10% AKG 5 mg
3 Nesfruta PT Nestle Indonesia Vitamin A 10% AKG 50 RE
Vitamin D 8% AKG 0,40 ug
Vitamin C 10% AKG 5 mg
Zat besi 10% AKG 1,5 mg
Zink 10% AKG 1,5 mg
4 Frutkuat PT Kraft Vitamin B1 20% AKG 0,2 mg
Vitamin B2 20% AKG 0,2 mg
Vitamin B3 20% AKG 3 mg
Vitamin B6 20% AKG 0,26 mg
Vitamin B9 20% AKG 80 mg
Vitamin C 20% AKG 10 mg
Kalsium 4% AKG 40 mg
5 Buavita Lychee PT Ultrajaya Milk Industry Vitamin A 10% AKG 10 RE
Vitamin C 55% AKG 27,5 mg
Vitamin B1 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 10% AKG 0,10 mg
Vitamin B3 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B6 10% AKG 0,13 mg
6 Buavita Guava PT Ultrajaya Milk Industry Vitamin A 60% AKG 300 RE
Vitamin C 115% AKG 57,5 mg
128

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B1 10% AKG 0,10 mg
Vitamin B2 8% AKG 0,80 mg
Vitamin B3 6% AKG 0,9 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,195 mg
7 Buavita Grape PT Ultrajaya Milk Industry Vitamin A 30% AKG 150 RE
Vitamin C 50% AKG 25 mg
Vitamin B1 30% AKG 0,30 mg
Vitamin B2 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B3 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B6 60% AKG 0,78 mg
8 Buavita Sirsak PT Ultraja Milk Industry Vitamin A 10% AKG 50 RE
Vitamin C 65% AKG 32,50 mg
Vitamin B1 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 10% AKG 0,10 mg
Vitamin B3 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B6 25% AKG 0,325 mg
9 Mr. Jussie Choco PT Heinz ABC Indonesia Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin D 10% AKG 1,5 ug
Vitamin E 6% AKG 0,90 mg
Vitamin K 45% AKG 24,75 ug
Vitamin B1 20% AKG 0,20 mg
Vitamin B2 10% AKG 0,10 mg
Vitamin B3 8% AKG 1,2 mg
Vitamin B5 8% AKG 0,80 mg
Vitamin B6 60% AKG 0,78 mg
Vitamin B9 8% AKG 32 mg
Vitamin B12 50% AKG 1 mg
129

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Fosfor 8% AKG 80 mg
Kalsium 6% AKG 60 mg
Magnesium 6% AKG 15 mg
10 Mr. Jussie Milky Anggur PT Heinz ABC Indonesia Vitamin B2 8% AKG 0,08 mg
Vitamin C 8% AKG 4 mg
Kalsium 10% AKG 100 mg
11 Mr. Jussie Milky Jeruk PT Heinz ABC Indonesia Vitamin B2 10% AKG 0,10 mg
Vitamin C 8% AKG 4 mg
Kalsium 10% AKG 100 mg
12 Mr. Jussie Milky Jeruk PT Heinz ABC Indonesia Vitamin B2 10% AKG 0,10 mg
Vitamin C 6% AKG 3 mg
Kalsium 10% AKG 100 mg]
13 Mr. Jussie Fruity Jeruk PT Heinz ABC Indonesia Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin B12 25% AKG 0,50 mg
Vitamin C 50% AKG 25 mg
14 Mr. Jussie Fruity Jambu Biji Merah PT Heinz ABC Indonesia Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin B12 25% AKG 0,50 mg
Vitamin C 50% AKG 25 mg
15 Mr. Jussie Apel PT Heinz ABC Indonesia Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin B12 20% AKG 0,40 mg
Vitamin C 35% AKG 17,5 mg
16 Sari Kacang Ijo UltraJaya Vitamin A 6% AKG 30 mg
Vitamin B1 80% AKG 0,80 mg
Vitamin B2 35% AKG 0,35 mg
Vitamin B3 30% AKG 4,5 mg
Vitamin B6 50% AKG 0,65 mg
Vitamin B12 120% AKG 2,4 mg
130

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Asam Folat 30% AKG 120 mg
Zat Besi 20% AKG 3 mg
Iodium 50% AKG 75 ug
Selenium 20% AKG 12 ug
17 ABC Kedelai PT Heinz ABC Indonesia Kalsium 10% AKG 100 mg
Fosfor 8% AKG 80 mg
18 ABC Kacang Hijau PT Heinz ABC Indonesia Vitamin B1 20% AKG 0,2 mg
Vitamin B2 25% AKG 0,25 mg
19 ABC Jambu PT Heinz ABC Indonesia Vitamin C 50% AKG 25 mg
20 Vitamin Water PT Djojonegoro Vitamin B1 30% AKG 0,30 mg
Vitamin B2 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 25% AKG 3,75 mg
Vitamin B5 20% AKG 2 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,39 mg
Vitamin B9 10% AKG 40 mg
Vitamin B12 8% AKG 0,16 mg
Zink 25% AKG 3,75 mg
Magnesium 25% AKG 62,5 mg
21 Balancea Rosella Tea Orang Tua Vitamin A 30% AKG 150 RE
Vitamin B1 30% AKG 0,30 mg
Vitamin B2 30% AKG 0,30 mg
Vitamin C 30% AKG 15 mg
Vitamin D3 30% AKG 1,5 ug
Vitamin E 30% AKG 4,5 mg
Vitamin K 30% AKG 16,5 mg
Magnesium 2% AKG 5 mg
Besi 20% AKG 3 mg
131

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


22 Teh Kotak Rasa Ultra Jaya Vitamin C 65% AKG 32,5 mg
23 Mallle Veggies 100% V (orange) Malee Vitamin A 50% AKG 250 RE
Vitamin B2 30% AKG 0,30 mg
Kalsium 15% AKG 150 mg
Besi 4% AKG 2,25 mg
Vitamin E 50% AKG 7,5 mg
Folat 60% AKG 200 mg
Vitamin C 45% AKG 22,50 mg
Niacin 25% AKG 3,75 mg
Vitamin B6 35% AKG 0,455 mg
24 Malle Veggies 100% V (Ungu) Malee Vitamin A 40% AKG 200 RE
Vitamin B2 30% AKG 0,30 mg
Kalsium 20% AKG 200 mg
Besi 2% AKG 3 mg
Vitamin E 45% AKG 6,75 mg
Folat 50% AKG 200 mg
Vitamin C 30% AKG 15 mg
Niacin 30% AKG 4,5 mg
Vitamin B6 40% AKG 0,52 mg
25 Malee Raspberry Malee Vitamin A 40% AKG 200 RE
Vitamin B2 30% AKG 0,30 mg
Kalsium 2% AKG 20 mg
Besi 4% AKG 0,60 mg
26 Malee Veggies 100% (Hijau) Malee Vitamin A 40% AKG 200 RE
Vitamin B1 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 30% AKG 0,30 mg
Kalsium 10% AKG 100 mg
132

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Besi 2% AKG 0,30 mg
Vitamin E 45% AKG 6,75 mg
Folat 40% AKG 160 mg
Vitamin C 20% AKG 10 mg
Niacin 25% AKG 3,75 mg
Vitamin B6 30% AKG 0,39 mg
27 Happy Day (Melon Pineapple) Braunch Vitamin C
28 Happy Day (Grantatapfel Pomegranate) Braunch Vitamin C
29 Old Orchard (Berry bled) Old Orchand Vitamin C
30 Old Orchard (Kiwi Strawbery) Old Orchand Vitamin C
31 Old Orchand (Pomegranate) Old Orchand Vitamin E 20% AKG 3 mg
Vitamin C 100% AKG 50 mg
Besi 2% AKG 0,30 mg

Lampiran 14 Produk makanan ringan siap santap


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan
1 Richips Nabati Vitamin E 15% AKG 2,25 mg
2 Milo Chocoblazz Nestle Vitamin C 10% AKG 5 mg
Besi 10% AKG 1,5 mg
133

Lampiran 15 Produk makanan jadi lainnya yang difortifikasi


No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan
1 Simba Choco Rillas PT Simba Indosnack Makmur Kalsium 15% AKG 150 mg
Magnesium 10% AKG 25 mg
2 Ceremix PT Santosa Jaya Abadi Vitamin C 4% AKG 2 mg
Besi 2 % AKG 0,3 mg
3 Nutrijell PT Nusa Persada Vitamin D 8% AKG 0,4 ug
Kalsium 6% AKG 60 mg
4 Sardines ABC PT ABC Kalsium 30% AKG 300 mg
5 Mackerel ABC PT ABC Kalsium 10% AKG 100 mg
6 Energen sereal rasa Kacang Hijau Mayora Natrium 4% AKG, 95 mg
Vitamin A 30% AKG 150 RE
Vitamin D 10% AKG 0,5 ug
Vitamin E 10% AKG 1,5 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 20% AKG 0,4 mg
Kalsium 10% AKG 100 mg
Asam Folat 20% AKG 80 mg
7 Koko Krunch rasa Coklat Nestle Natrium 4% AKG, 85 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 30% AKG 0,3 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 30% AKG 0,3 mg
Vitamin B3 (Niasin) 25% AKG 3,75 mg
Vitamin B5 (Panthotenic Acid) 20% AKG 2 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 30% AKG 0,39 mg
Vitamin C 15% AKG 7,5 mg
Vitamin B9 (Folic Acid) 10% 40 mg
134

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Besi 10% AKG 1,5 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 10% AKG 0,2 mg
Kalsium 8% AKG 80 mg
Fosfor 10% AKG 100 mg
8 Energen Oat Milk Mayora Natrium 4% AKG, 100 mg
Vitamin A 30% AKG 150 RE
Vitamin D 10% AKG 50 ug
Vitamin E 15% AKG 2,25 mg
Vitamin B1 (Thiamin) 20% AKG 0,2 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 20% AKG 0,2 mg
Vitamin B6 (Piriodaksin) 20% AKG 0,26 mg
Vitamin B9 (Folic Acid) 20% 80 mg
Vitamin B12 (Kobalamin) 25% AKG 0,5 mg
Kalsium 20% AKG 200 mg
9 Milo (Sereal) Nestle Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin D 10% AKG 0,5 ug
Vitamin E 4% AKG 0,6 mg
Vitamin B1 35% AKG 0,35 mg
Vitamin B2 45% AKG 0,45 mg
Vitamin B3 30% AKG 4,5 mg
Vitamin B5 20% AKG 2 mg
Vitamin B6 40 % AKG 0,52 mg
Vitamin B9 15% AKG 60 mg
Vitamin B12 20% AKG 0,4 mg
Vitamin C 20% AKG 10 mg
Kalsium 35% AKG 350 mg
Fosfor 20% AKG 200 mg
135

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Magnesium 6% AKG 15 mg
Besi 20% AKG 3 mg
Zink 4% AKG 0,2 mg
10 Honey Stars (Sereal) Nestle Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin D 10% AKG 1,5 ug
Vitamin E 4% AKG 0,2 mg
Vitamin B1 30% AKG 0,3 mg
Vitamin B2 40% AKG 0,4 mg
Vitamin B3 25% AKG 3,75 mg
Vitamin B5 15% AKG 1,5 mg
Vitamin B6 30 % AKG 0,39 mg
Vitamin B9 15% AKG 60 mg
Vitamin B12 20% AKG 0,4 mg
Vitamin C 20% AKG 10 mg
Kalsium 35% AKG 350 mg
Magnesium 6% AKG 15 mg
Besi 15% AKG 2,25 mg
Zink 6% AKG 0,9 mg
11 Cookie Crips Nestle Vitamin A 15% AKG 75 RE
Vitamin D 10% AKG 1,5 ug
Vitamin E 4% AKG 0,2 mg
Vitamin B1 40% AKG 0,4 mg
Vitamin B2 50% AKG 0,5 mg
Vitamin B3 35% AKG 5,25 mg
Vitamin B5 20% AKG 2 mg
Vitamin B6 45% AKG 0,585 mg
Vitamin B9 20% AKG 80 mg
136

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin B12 20% AKG 0,4 mg
Vitamin C 25% AKG 12,5 mg
Kalsium 40% AKG 400 mg
Fosfor 20% AKG 50 mg
Magnesium 6% AKG 15 mg
Besi 20% AKG 3 mg
Seng 6% AKG 0,9 mg
12 OKKY Jell-O Blast Garuda Food Vitamin B1 55% AKG 0,55 mg
Vitamin B3 15% AKG 0,15 mg
Vitamin B6 15% AKG 0,195 mg
Vitamin B12 15% AKG 0,3 mg
Kalsium 15% AKG 150 mg
13 Weet-Bix Seng 15% AKG 2,25 mg
Zat Besi 25% AKG 3,75 mg
Magnesium 10% AKG 25 mg
Vitamin B1 50% AKG 0,5 mg
Vitamin B2 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 25% AKG 3,75 mg
Asam Folat 50% AKG 200 mg
14 Weet-Bix Bites Apricot Vitamin B1 50% AKG 0,5 mg
Vitamin B2 25% AKG 0,25 mg
Vitamin B3 25% AKG 3,75 mg
Asam Folat 50% AKG 200 mg
Zat Besi 25% AKG 3,75 mg
Kalsium 25% AKG 250 mg
15 Fisher Cream Peanut Butter Calcium 2% AKG 20 mg
Zat Besi 4% AKG 0,6 mg
137

No Merek Produsen Persentase (%) AKG Perkiraan kandungan


Vitamin E 10% AKG 1,5 mg
Niasin 20% AKG 3 mg
Asam Folat 10% AKG 40 mg
Fosfor 10% AKG 100 mg
Magnesium 15% AKG 37,5 mg
Cooper 10% AKG
Mangan 30% AKG 0,69 mg
16 Gluco-V.D. Kalsium 6% AKG 60 mg
Vitamin D 100% AKG 0,5 ug
17 Madurasa Stick Air Mancur Vitamin C 25% AKG 0,5 mg
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Aldi El Gustian yang dilahirkan di Padang Panjang pada


tanggal 18 Agustus 1990. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara
pasangan Ayah Marlis dan Ibu Musniati. Penulis mengawali pendidikan pada
tahun 1995 di TK Al-Huda, Jakarta Barat. Penulis melanjutkan pendidikan di
SDN Jembatan Besi 01 Pagi Jakarta pada tahun 1996 sampai dengan tahun 2002.
Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di SMP Negeri 159 Jakarta dan lulus pada tahun 2005. Penulis kemudian
melanjutkan ke pendidikan menengah umum Sekolah Menengah Atas (SMA) di
SMA Negeri 19 Jakarta dan lulus pada tahun 2008.
Penulis mengawali pendidikan sebagai mahasiswa pada tahun 2008 di
Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI
IPB). Penulis di IPB terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia
(FEMA), Departemen Gizi Masyarakat, dengan program studi Ilmu Gizi. Selama
menjadi mahasiswa, penulis aktif ikut dalam berbagai organisasi di antaranya
Badan Eksekutif Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (BEM TPB) 2009,
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) IPB 2009-2012.
Penulis telah melakukan Internship Dietetik (ID) di Rumah Sakit Umum Daerah
Cibinong Bogor.
Pada bulan Oktober tahun 2012 Penulis melakukan penelitian mengenai
“Perkembangan Program Fortifikasi dan Identifikasi Pangan yang Difortifikasi
Tahun 2012” dibawah bimbingan Dr. Ir. Drajat Martianto, M.Si untuk
memperoleh gelar Sarjana Gizi di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai