Telah terjadi wabah flu burung sejak 2 Minggu yang lalu di 8 Propinsi ( Sumatera Utara, Lampung,DKI
Jakarta,Jawa Barat, Jawa Tenggah, Jawa Timur, NTB,Sulawesi Selatan)dan kematian Case Fatality Rate 72
%
JAWABAN
A. Flu burung (H5N1) adalah infeksi virus yang menyebar dari burung ke burung. Saat ini, flu
burung masih tergolong salah satu virus yang sangat mematikan. Selain mematikan bagi burung,
virus flu burung ini juga mematikan bagi manusia dan mamalia
Jika seseorang terinfeksi flu burung dan flu manusia pada saat yang sama, virus flu burung dan
manusia dapat saling menukar gen. Akibatnya, H5N1 bisa bermutasi menjadi bentuk yang lebih
mudah menginfeksi manusia. Hal ini bisa menyebabkan tingkat kematian yang lebih fatal .
Bila hal ini terjadi,langkah yang perlukita ambila adalah:
1. Informasikan berita ini secara jelas pada masyarakat setempat dengan melibatkan RT,RW
dan tokoh masyarakat,lanjut ke Lurah dan perangkatnya,sertakan juga informasi cara
penularan dan cara penanganan pada masyarakat setempat.
2. Hubungi Pihak pihak terkait,seperti Dinas Peternakan,Dinas Lingkungan Hidup,Dinas
Kesra,yang dikoordinir oleh Dinas Kesehatan.
3. Libatkan Dinas Perternakan untuk sosialisasi tanda dan gejala yg terjadi pada ternak kepada
Peternak setempat.Libatkan Dinas Lingkungan Hidup untuk melokalisasi daerah yang
terjangkit flu burung.
Dalam penanggulangan FB dibutuhkan beberapa strategi, yaitu:
1. Surveilans epidemiologi pada hewan dan manusia secara terpadu
2. Penatalaksanaan kasus pada manusia dan pengendalian penyakit pada hewan
3. Komunikasi risiko, edukasi, dan peningkatan kesadaran masyarakat
4. Peningkatan kapasitas.
5. Pengembangan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), Sistem Informasi Kesehatan
Hewan Nasional Yang Terintegrasi (iSIKHNAS) dan Sistem Informasi Kesehatan Satwa Liar
(SEHATSATLI) menjadi Sistem Informasi Zoonosis dan Emerging Infectious Disease (SIZE).
Dalam pengendalian Flu Burung diperlukan kerjasama lintas sektor secara terintegrasi, yaitu
kerja bersama dari sektor kesehatan masyarakat, kesehatan hewan dan kesehatan satwa liar.
Guna mencegah penyebaran Penyakit Infeksi Emerging (PIE) dan zoonosis yang lebih luas
dan terjadinya pandemi maka diperlukan kesiapsiagaan dan respon dini terhadap kejadian
penyakit. Oleh karena itu, harus dilakukan pencegahan dan pengendaliannya dengan
menerapkan pendekatan lintas sektor/program atau One Health. Pengertian ‘One Health’
adalah merupakan upaya kolaboratif dari berbagai profesi ilmu kesehatan, bersama dengan
disiplin ilmu dan institusi yang berhubungan-bekerja di tingkat lokal, nasional, dan global-
untuk mencapai kesehatan yang optimal bagi manusia, hewan peliharaan, marga satwa,
tumbuhan dan lingkungan kita. (One Health Comission www. one health comission.org)
Koordinasi Lintas Sektor dalam menghadapi KLB/Wabah Zoonosis terkait status Kedaruratan
Bencana Non Alam Penyakit Infeksi Emerging (PIE) adalah penyakit infeksi yang bersifat cepat
menyebar pada suatu populasi manusia dapat berasal dari virus, bakteri atau parasit. Hal ini
mencakup penyakit new emerging (baru muncul) dan penyakit re-emerging (muncul kembali).
Sebagian besar Penyakit Infeksi Emerging (PIE) bersifat zoonosis dan berpotensi menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan
regulasi kebencanaan, Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah atau Pandemi merupakan Bencana Non
Alam
Koordinasi Lintas Sektor dalam menghadapi KLB/Wabah Zoonosis terkait status Kedaruratan
Bencana Non Alam Penyakit Infeksi Emerging (PIE) adalah penyakit infeksi yang bersifat cepat
menyebar pada suatu populasi manusia dapat berasal dari virus, bakteri atau parasit. Hal ini
mencakup penyakit new emerging (baru muncul) dan penyakit re-emerging (muncul kembali).
Sebagian besar Penyakit Infeksi Emerging (PIE) bersifat zoonosis dan berpotensi menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan
regulasi kebencanaan, Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah atau Pandemi merupakan Bencana Non
Alam
Koordinasi Pra Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Zoonosis dan Penyakit Infeksius Emerging (PIE)
meliputi:
• Koordinasi pada situasi tidak terjadi Pra Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah.
• Koordinasi pada situasi terdapat potensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah.
Umum
Isolasi pasien dalam ruang tersendiri. Bila tidak tersedia ruang untuk satu pasien, dapat
menempatkan beberapa tempat tidur yang masing-masing berjarak 1 meter dan dibatasi sekat
pemisah.
Penekanan akan Standar Kewaspadaan Universal.
Pergunakan Alat Pelindung Pribadi (APP) yang sesuai: masker, gaun proteksi, google/pelindung
muka, sarung tangan.
Pembatasan jumlah tenaga kebersihan, laboratorium dan perawat yang menangani pasien.
Perawat tidak boleh menangani pasien lainnya.
Tenaga kesehatan harus sudah mendapat pelatihan kewaspadaan pengendalian infeksi.
Pembatasan pengunjung dan harus menggunakan APP.
Pemantauan saturasi oksigen dilakukan bila memungkinkan secara rutin dan berikan
suplementasi oksigen untuk memperbaiki keadaan hipoksemia.
Spesimen darah dan usap hidung-tenggorok diambil serial.
Foto dada dilakukan serial.
Khusus
Antiviral Oseltamivir dan zanamivir aktif melawan virus influenza A dan B termasuk virus AI.
Rekomendasi Terapi Menurut WHO yaitu:
Pasien anak dirawat selama 21 hari dihitung dari awitan gejala penyakit, karena anak <12 tahun
masih dapat mengeluarkan virus (shedding) hingga 21 hari setelah awitan penyakit. Apabila
tidak memungkinkan, keluarga harus dilatih tentang kebersihan pribadi, cara pengendalian
infeksi (cuci tangan, anak tetap memakai masker muka) dan tidak boleh masuk sekolah selama
masa tersebut.
2. Korban Meninggal
Seseorang yang meninggal karena penyakit saluran napas akut yang tidak bisa dijelaskan
penyebabnya yang secara epidemiologis berkaitan dengan aspek waktu, tempat dan pajanan
terhadap suatu kasus probabel atau suatu kasus konfirmasi H5N1.
Kegiatan yang Dilakukan Pada Saat Penanganan Korban Meningal Positif Infuenza Pandemi
(TABEL IV)NO JENIS KEGIATANTUJUAN SASARANPELAKSANA/ PENANGGUNG JAWABPERAN MASING-
MASING SEKTOR
Pada situasi dimana telah terjadi penularan FB antar manusia maka semua petugas kesehatan
baik di fasilitas kesehatan maupun lapangan diharuskan menggunakan APD lengkap
PENGGUNAAN APD UNTUK PETUGAS KESEHATAN: