B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan Taratara Satu
Lingkungan Enam dalam menghadapi bencana gunung meletus?
2. Apakah tingkat penyuluhan berpengaruh terhadap tingkat kesiapsiagaan
masyarakat?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan tersebut, maka tujuan dari
penelitian adalah untuk mengetahui:
1. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan Taratara Satu
Lingkungan Enam berkenaan dengan bencana gunung meletus.
2. Mengetahui pengaruh tingkat penyuluhan terhadap tingkat kesiapsiagaan
masyarakat.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan pemikiran yang didasari pada teori terhadap ilmu dan kajian praktis
dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi
bencana gunung meletus.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan Keperawatan
Hasil penelitian ini menambah wawasan ilmu pengetahuan keperawatan khususnya
tentang pengurangan resiko bencana dan kesiapsiagaan dalam menhadapi bencana
gunung meletus.
3. Bagi Peneliti
a. Menambah pengetahuan peneliti mengenai kesiapsiagaan bencana gunung
meletus.
b. Diperolehnya gambaran tentang pengaruh tingkat penyuluhan terhadap tingkat
kesiapsiagaan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bencana
Menurut UURI No 24 Tahun 2007 bencana adalah peristiwa/rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam.
Menurut Zaennudin (2009), resiko bencana letusan gunung api muncul dari
gabungan beberapa jenis ancaman bahaya letusan gunung api dengan kondisi suatu lokasi
atau wilayah. Ancaman bencana letusan gunung api yang dihadapi oleh masyarakat yang
tinggal di sekitar gunung api mempunyai tingkatan kerawanan bencana yang berbeda-
beda. Masyarakat yang bermukim di lembah gunung api sudah seharusnya memahami
tingkat kerawanan daerah tempat tinggalnya, agar mereka mampu mempertimbangkan
daerah mana yang aman saat terjadi letusan gunung api.
B. Masyarakat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) masyarakat merupakan sejumlah
manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka
anggap sama. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri sebagai makhluk sosial
dan memiliki naluri yang selalu hidup dengan orang lain.
C. Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah tahapan yang paling penting ketika bencana untuk
mengurangi korban jiwa. Kesadaran dan pemahaman hubungan antara bencana dan
kebutuhan dasar warga sangat penting. Kebutuhan dasar merupakan pondasi dari
pengurangan resiko bencana yang akan meningkatkan kesiapan warga terhadap bencana.
Sedangkan kesiagaan bersifat fungsional yang menyangkut fungsi terbaik secara
perseorangan maupun sebagai kelompok. Kesiapsiagaan bencana berarti suatu rangkaian
upaya yang sifatnya rutin dan fungsional (PASTI, 2009).
D. Kerangka Berfikir
Adapun kerangka konsep pada penelitian ini terdiri atas variable independen,
yaitu penyuluhan kesehatan sedangkan variable dependen adalah kesiapsiagaan. Berikut
ini adalah gambaran kedua variable yang akan diteliti:
Pada penelitian ini peneliti melihat adanya pengaruh dari penyuluhan kesehatan
terhadap kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana gunung meletus.
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif Penelitian kualitatif
adalah menafsirkan serta menggambarkan keadaan sesuai dengan kenyatan yang sudah
diperoleh. Pada penelitian kualitatif, diharapkan peneliti mempunyai lebih banyak
keluasan dalam menyusun, mendiskripsikan, dan menganalisis hasil catatan data–data
dilapangan secara subjektif (Sugiyono, 2010). Pendekatan kualitatif dipilih karena objek
penelitian ini berupa kegiatan atau tindakan beberapa orang, yaitu tentang penyuluhan
terhadap kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana gunung meletus.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan dan
menginventarisir konsepsi masyarakat atau pandangan ide, gagasan, tindakan atau
langkah-langkah yang dilakukan secara mendalam tentang bencana alam dan cara
penanggulangannya, berupa studi kasus, sebagaimana yang dikatakan Bogdan dan
Biklen (1982) bahwa studi kasus adalah kajian yang dirinci atas suatu latar,
atau satu orang obyek, suatu tempat penyimpanan dokumen, atau suatu peristiwa
tertentu.
B. Populasi
Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di sekitar daerah
lembah Gunung Lokon. Oleh karena terlalu luasnya dan banyaknya masyarakat yang
tinggal di sekitar lembah Gunung Lokon (Kecamatan Tomohon, Kota Tomohon) serta
dengan pertimbangan karakter penelitian kualitatif maka peneliti akan memfokuskan
studi ini pada masyarakat di Daerah Kelurahan Taratara Satu Lingkungan Enam dengan
jumlah 200 orang.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini di Lingkungan Enam, Kelurahan Taratara Satu, Kecamatan
Tomohon Barat, Kota Tomohon yang merupakan salah satu daerah di Kota Tomohon
yang potensi rawan bencana gunung meletus dengan pertimbangan bahwa Kelurahan
Taratara berada pada letak geografis diantara Kelurahan Kayawu yang juga
memiliki posisi yang sama terletak di lembah Gunung Lokon. Kemudian, lama penelitian
dimulai dari tahap perencanaan hingga pelaporan dijadwalkan selama 1 bulan penelitian.
D. Sampel
Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel ditentukan oleh peneliti sendiri
dengan pertimbangkan peneliti serta mengetahui karakteristik dan sifat sampel tersebut.
Ada pun yang dijadikan subyek dalam penelitian ini dengan informan: masyarakat
sebagai individu yakni kepala keluarga atau ibu rumah tngga, Tokoh Masyarakat
(pengurus RW).
E. Etika Penelitian
1. Menghormati harkat dan martabat (respect for human dignity)
Peneliti mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk mendapatkan
informasi tentang tujuna penelitian melakukan penelitian tersebut. Peneliti juga
memberikan kebebasan kepada subjek untuk memberikan informasi atau tidak
memberian informasi (berpartisipasi).
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and
confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebbasan
individu dalam memberikan informasi. Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh
menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identitas subjek.
3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an inclusiveness)
Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh
perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan genre, agama, etnis dan
sebagainya.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and
benefits)
Suatu penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi
masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada khususnya. Peneliti
hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek. Oleh
sebab itu, pelaksana penelitian harus dapat mencegah atau paling tidak mengurangi
rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian subjek penelitian.
1. Pendahuluan: 5 menit
a. Memberi salam pembuka Membalas salam
dan perkenalan diri
b. Menjelaskan tujuan
Mendengarkan
c. Kontrak waktu
Member respon
2. Penjelasan:
a. Definisi letusan gunung Mendengarkan dengan penuh Intervensi pertama:
api perhatian 30-40 menit
b. Penyebab letusan gunung
api
c. Dampak letusan gunung
Intervensi kedua:
api
d. Upaya meminimalisir 30-40 menit
resiko bencana letusan
gunung api
e. Tindakan yang dilakukan
sebelum, saat, dan setelah
letusan gunung api Intervensi ketiga:
f. Pemutaran video simulasi
30 menit