Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN MANAJEMEN
‘TEORI – TEORI DAN GAYA KEPEMIMPINAN’

KELOMPOK 3 :

A1 A2

KEZIA WORAN 16011104015 SILVA SITORUS 16011104055

RIZZA MANDANUSA 16011104011 JESSICA MANDAK 16011104066

SHERNIANTY 16011104003 RONALDO SENGKEY 16011104062

OLVIA WOWOR 16011104004 YOHANA LUMANTOW 160111040

RENSI RUNTUWAROUW 16011104035

ROSY SAMBOW 16011104029

Universitas Sam Ratulangi Fakultas Kedokteran

Program Studi Ilmu Keperawatan

Manado 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul
“TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN DAN GAYA KEPEMIMPINAN” dengan baik
dan tepat waktu.
Adapun pembuatan makalah ini dilakukan sebagai pemenuhan nilai tugas dari
mata kuliah “MANAJEMEN KEPERAWATAN”. Selain itu, pembuatan makalah ini
juga bertujuan untuk memberikan manfaat yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan
membantu dalam pembuatan makalah sehingga semua dapat terselesaikan dengan
baik dan lancar. Selain itu, penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun terhadap kekurangan dalam makalah agar selanjutnya penulis dapat
memberikan karya yang lebih baik dan sempurna. Semoga makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi pengetahuan para pembaca.

Kelompok 3

Penulis
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG................................................................................
B. TUJUAN.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI KEPEMIMPINAN...................................................................
B. TEORI KEPEMIMPINAN........................................................................
C. GAYAKEPEMIMPINAN..........................................................................
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN...........................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kepemimpinan merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik
dibicarakan. Daya tarik ini didasarkan pada latar historis yang menunjukkan arti
penting keberadaan seorang pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok dan kenyataan
bahwa kepemimpinan merupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponen
organisasi. Lebih dari itu, kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan
kelahiran, pertumbuhan dan kedewasaan serta kematian organisasi.
Pada tahun 1997, lebih dari 5000 perawat dari 120 negara bertemu dalam
kongres ke-21 International Council Of Nurses (ICN) di Vancouver, British Columbia,
untuk membahas arah pelayanan kesehatan internasional dari perawat diseluruh dunia.
Tema utama dari kongres tersebut adalah bagaimana “memancing para perawat untuk
melatih kemampuan kepemimpinan” mereka sebagai pendamping, dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Tenaga keperawatan merupakan salah satu
sumber daya manusia dalam suatu unit pelayanan keperawatan, dimana kualitas
pelayanan keperawatan sangat berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusianya
(Nayak, 2007).
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari
pelayanan rumah sakit secara menyeluruh, yang sekaligus merupakan tolak ukur
keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit, bahkan sering menjadi faktor penentu
citra rumah sakit di mata masyarakat. Hal ini bekaitan dengan kepemimpinan perawat
dalam pelayanan keperawatan dan tuntutan profesi sebagai tuntutan global, bahwa
setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional,
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Peran dan fungsi perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun luar profesi
keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan
tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien,
pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti. Melihat fungsinya yang luas
sebagaimana tersebut di atas, maka perawat profesional harus dipersiapkan dengan
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang kepemimpinan. Pemimpin
keperawatan dibutuhkan baik sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik,
manajer, ahli, dan bidang riset keperawatan (Aziz Alimul, 2004).

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk:
a. Menjelaskan teori-teori kepemimpinan
b. Menjelaskan macam-macam gaya kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah sebuah proses mempengaruhi orang lain untuk


melaksanakan tugas-tugas organisasi secara suka rela (Fairholm, 1991;
Gardner, 2000). Bahkan menurut Gemmil dan Oakley (1992) kepemimpinan
adalah sebuah proses kerjasama antara anggota organisasi dalam merumuskan
metode baru untuk meningkatkan kualitas organisasi. Fulan (2000, hal. 3)
mengatakan bahwa “leadership is a process of persuasion or example by which
an individual (or leadership team) induce the group to pursue objectives shared
by the leaders and his or her followers”. Fulan berpendapat bahwa
kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi anggota organisasi
lainnya untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan oleh pemimpin dan
anggota organisasi lainnya. Ini artinya bahwa kepemimpinan bukan hanya
didefinisikan dari sudut jabatan, tapi lebih tepatnya, kepemimpinan ini adalah
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain tanpa paksaan untuk
mencapai sesuatu yang sudah dirumuskan sebelumnya oleh anggota organisasi.

B. TEORI KEPEMIMPINAN

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk


mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat
dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi
secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya
kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar
nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa
teori tentang kepemimpinan antara lain :

1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki
pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk
menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan
pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas
seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki
pemimpin menurut Ghizeli dan Stogdil:
1. Kecerdasan
2. Kemampuan mengawasi
3. Inisiatif
4. Ketenangan diri
5. Kepribadian
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain: terlalu
bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat dianggap unggul
dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah
kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang
terkandung didalamnya mengenai berbagaio rumusan sifat, ciri atau perangai
pemimpin, justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan
prinsip keteladanan.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
- Kecerdasan
- Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
- Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
- Sikap Hubungan Kemanusiaan
Untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil sangat ditentukan
kemampuan pribadi pemimpin. Karena itu, timbul usaha dari para ahli untuk
meneliti dan merinci kualitas seorang pemimpin yang berhasil melaksanakan
tugas kepemimpinannya, kemudian hasilnya diformulasikan ke dalam sifat-
sifat umum seorang pemimpin. Usaha tersebut berkembang menjadi teori
kepemimpinan yang disebut “teori sifat kepemimpinan” (Robbins, at.al., 1994:
469).

Teori Sifat atau Pembawaan


(Sumber: Diadaptasi dari Chapter Seventeen, Leadership, 2001,
The McGraw-Hill Company, Inc.)

Bakat-bakat kepemimpinan: merepresentasikan karakteristik


personal yang membedakan para pemimpin dari bawahannya.
 Temuan historis menunjukkan bahwa pemimpin dan bawahan
dibedakan berdasarkan:
- intelijensi,
- dominasi
- kepercayaan diri
- tingkat energi dan aktivitas
- pengetahuan yang relevan dengan tugas
 Temuan kontemporer menunjukkan bahwa:
- orang cenderung mempersepsikan seseorang selaku pemimpin
ketika menunjukkan bakat yang berhubungan dengan
intelijensi, maskulinitas dan dominasi
- orang mengharapkan pemimpin tersebut menjadi kredibel
- pemimpin yang kredibel adalah pemimpin yang jujur,
berpandangan jauh ke depan dan cakap.
Teori Lahirnya Pemimpin
 TEORI GENETIK
Seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena ia
dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan. Pemimpin itu dilahirkan
(Leaders are born)
 TEORI SOSIAL
Siapapun dapat ditempa menjadi pemimpin yang efektif, melalui
berbagai pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Pemimpin itu
dibentuk (Leaders are made)
 TEORI EKOLOGIS
Seorang bisa muncul sebagai pemimpin yg efektif bila dilandasi bakat
yg dibawa sejak lahir serta diberi kesempatan menduduki jabatan
pimpinan dan kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan. (Leader
are born and made)

2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku
seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok
kearah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pimpinan mempunyai deskripsi
perilaku:

 Konsiderasi dan struktur inisiasi


Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan
memiliki cirri ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela,
mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan
serta memperlakukannya setingkat dirinya. Disamping itu terdapat pula
kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih meningkatkan tugas
organisasi.
 Berorientasi kepada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin yang berorientasi kepada baawahan ditandai oleh
penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi
pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima
perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan
perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki
kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan
penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continum
pada dasasrnya ada dua yaitu berorientasi pada pemimpin dan bawahan.
Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap
pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya
terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan atau hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat
dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF. Soner,
1978: 442-443).
Tingkah laku pemimpin lebih terkait dengan proses kepemimpinan.
Karena itu, ada dua dimensi utama kepemimpinan yang dikenal dengan
nama konsiderasi dan struktur inisiasi. Dua macam kecenderungan
perilaku kepemimpinan tersebut pada hakekatnya tidak dapat
dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan.
Teori Gaya Keperilakuan
(Sumber: Diadaptasi dari Chapter Seventeen, Leadership, 2001,
The McGraw-Hill Company, Inc.)
 Studi Ohio State University mengidentifikasi dua dimensi
penting perilaku pemimpin
(1) Konsiderasi: menciptakan respek dan kepercayaan timbal-
balik dengan bawahan
(2) Inisiasi struktur: mengorganisir dan meredefinisi apa-apa
yang akan dikerjakan oleh anggota kelompok
 Studi Michigan University mengidentifikasi dua gaya
kepemimpinan yang sama dengan studi yang dilakukan oleh
Ohio State University.
= salah satu gaya terfokus pada pekerja dan gaya yang satunya
terfokus pada pekerjaan
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satu gaya
kepemimpinan yang terbaik. Efektivitas gaya kepemimpinan
tertentu tergantung pada situasi di mana gaya tersebut
diterapkan.
Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa perilaku pemimpin yang
efektif melakukan konsiderasi tergantung pada aspek berikut:
 Kepuasan pengikut terhadap pemimpin tergantung pada derajat konsiderasi yang
ditunjukkan oleh pemimpin.
 Konsiderasi pemimpin lebih berpengaruh terhadap pengikut ketika pekerjaan tidak
menyenangkan dan mendesak, dari pada ketika pekerjaan menyenangkan dan tidak
mendesak.
 Pemimpin yang menunjukkan konsiderasi dapat melakukan inisiasi struktur yang
lebih banyak tanpa mengurangi kepuasan pengikutnya.
 Konsiderasi yang diberikan sebagai respons terhadap kinerja yang baik akan
meningkatkan kemungkinan kinerja yang baik di masa depan.

Sedangkan perilaku pemimpin yang efektif melakukan inisiasi struktur adalah:


 Inisiasi struktur yang memperjelas peran tambahan akan meningkatkan kepuasan.
 Inisiasi struktur akan menyurutkan kepuasan pengikut ketika struktur tersebut
sudah tersedia.
 Inisiasi struktur akan meningkatkan kinerja ketika tugas tidak jelas.
 Inisiasi struktur tidak akan mempengaruhi kinerja ketika tugas jelas(Leadership,
2001: 2).
Uraian di atas memperjelas bahwa teori kepemimpinan perilaku mencoba
menjelaskan keunikan gaya yang digunakan oleh pemimpin yang efektif, atau
memahami sifat-sifat pekerjaan pemimpin. Sepuluh peran manajerial dari Henry
Minzberg merupakan salah satu contoh teori kepemimpinan perilaku. Peneliti perilaku
menekankan pada penemuan cara mengklasifikasikan perilaku yang dapat memberikan
pemahanan mengenai kepemimpinan.

3. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pimpinan menurut teori situasional ditentukan oleh
ciri kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan
memperhitungkan factor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh
terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129)
adalah:

 Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas


 Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
 Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
 Norma yang dianut kelompok
 Rentang kendali
 Ancaman dari luar organisasi
 Tingkat stress
 Iklim yang terdapat dalam organisasi
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan
“membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinan agar
cocok dengan dan mampu memenuhi tuntunan situasi tersebut. Penyesuaian gaya
kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan
perilaku tertentu karena tuntunan situasi tertentu.
Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model
kepemimpinan berikut:

a. Teori Kontingensi

Teori kontingensi menganggap bahwa kepemimpinan adalah suatu


proses di mana kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan pengaruhnya
tergantung dengan situasi tugas kelompok (group task situation) dan tingkat-
tingkat daripada gaya kepemimpinannya, kepribadiannya dan pendekatannya
yang sesuai dengan kelompoknya. Dengan perkataan lain, menurut Fiedler,
seorang menjadi pemimpin bukan karena sifat-sifat daripada kepribadiannya,
tetapi karena berbagai faktor situasi dan adanya interaksi antara Pemimpin dan
situasinya.
Model Contingency dari kepemimpinan yang efektif dikembangkan
oleh Fiedler (1967) . Menurut model ini, maka the performance of the group is
contingen upon both the motivasional system of the leader and the degree to
which the leader has control and influence in a particular situation, the
situational favorableness (Fiedler, 1974:73).
Dengan perkataan lain, tinggi rendahnya prestasi kerja satu kelompok
dipengaruhi oleh sistem motivasi dari pemimpin dan sejauh mana pemimpin
dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi tertentu.

Representasi Model Kontingensi Fiedler


(Sumber: diadaptasi dari Chapter Seventeen, Leadership, 2001,
The McGraw-Hill Company, Inc.)

Pengendalian Pengendalian Situasi Pengendalian Situasi Pengendalian


Situasional Tinggi Moderat Situasi Rendah

Hubungan Baik Baik Baik Baik Buruk Buruk Buruk Buruk


Pemimpin-Anggota

Struktur Tugas
Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah

Kekuatan posisi
Kuat Lemah Kuat Lemah Kuat Kuat Kuat Lemah

Situasi I II III IV V VI VII VIII

Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan Kepemimpinan


Kepemimpinan Memotivasi Memotivasi Memotivasi
Optimal Tugas Hubungan Timbal- Tugas
Balik

b. Teori Normatif

Vroom dan Yetton (1973) mengembangkan model kepemimpinan


normatif dalam 3 kunci utama: metode taksonomi kepemimpinan, atribut-
atribut permasalahan, dan pohon keputusan (decision tree). 5 tipe kunci metode
kepemimpinan yang teridentifikasi (Vroom & Yetton, 1973):
1) Autocratic I: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang saat
ini terdapat pada pemimpin.
2) Autocratic II: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang
terdapat pada seluruh anggota kelompok tanpa terlebih dahulu
menginformasikan tujuan dari penyampaian informasi yang mereka
berikan.
3) Consultative I: berbagi akan masalah yang ada dengan individu yang
relevan, mengetahui ide-ide dan saran mereka tanpa melibatkan mereka ke
dalam kelompok; lalu membuat keputusan.
4) Consultative II: berbagi masalah dengan kelompok, mendapatkan ide-ide
dan saran mereka saat diskusi kelompok berlangsung, dan kemudian
membuat keputusan.
5) Group II: berbagi masalah yang ada dengan kelompok, mengepalai diskusi
kelompok, serta menerima dan menerapkan keputusan apapun yang dibuat
oleh kelompok.

c. Teori Siklus Hidup


Konsep dasar teori siklus kehidupan adalah strategi dan perilaku
pemimpin harus situasional dan didasarkan pada kedewasaannya dan para
pengikutnya. Kedewasaan adalah kemampuan individu atau kelompok dalam
menetapkan tujuan tinggi tetapi dapat dicapai, ada kemampuan mereka untuk
mengambil tanggung jawab. Perilaku tugas adalah tingkat dimana pemimpin
cenderung untuk mengorganisasikan dan menentukan peranan-peranan para
pengikut, menjelaskan setiap kegiatan yang dilaksanakan, kapan dan dimana,
dan bagaimana tugas diselesaikan.Perilaku Hubungan berkenaan dengan
hubungan pribadi pemimpin dengan individu atau para anggota kelompoknya.

Menurut Paul Hersey dan Blachard (1995:34) mengemukakan bahwa


hubungan antara pemimpin dengan bawahannya berjalan melalui 4 (empat)
tahap menurut perkembangan dan kematangan bawahan yaitu :
1) Gaya Penjelasan (telling style) yaitu pada saat bawahan pertama kali
memasuki organisasi, orientasi tugas yang tinggi dan orientasi hubungan
yang rendah paling tepat. Bawahan harus lebih banyak diberi perintah dalam
pelaksanaan tugasnya dan diperkenalkan dengan aturan-aturan dan prosedur
organisasi.
2) Gaya Menjual (selling style) yaitu pada tahap ini bawahan mulai
mempelajari tugas-tugasnya. Kepemimpinan orientasi tugas yang tinggi
masih diperlukan, karena bawahan belum bersedia menerima tanggung
jawab yang penuh. Tetapi kepercayaan dan dukungan pemimpin terhadap
bawahan dapat meningkat. Di mana pemimpin dapat mulai menggunakan
perilaku yang berorientasi hubungan yang tinggi.
3) Gaya Partisipasi (participating style) yaitu tahap ini kemampuan dan
motivasi pestasi bawahan meningkat, dan bawahan secara aktif mulai
mencari tanggung jawab yang lebih besar. Di mana perilaku pemimpin
adalah orientasi hubungan tinggi dan orientasi tugas rendah.
4) Gaya Pendelegasian (delegating style) yaitu tahap ini bawahan secara
berangsur-angsur menjadi lebih percaya diri, dapat mengarahkan diri sendiri,
cukup berpengalaman, dan tanggung jawabnya dapat diandalkan. Di mana
gaya pendelegasian yang tepat yaitu orientasi tugas dan hubungan rendah.

d. Teori Kontinum
Tannenbaun dan Schmidt dalam Hersey dan Blanchard (1994)
berpendapat bahwa pemimpin mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa
cara, yaitu dari cara yang menonjolkan sisi ekstrim yang disebut dengan
perilaku otokratis sampai dengan cara yang menonjolkan sisi ekstrim lainnya
yang disebut dengan perilaku demokratis.
Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai bersifat negatif, di mana
sumber kuasa atau wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpinan. Jadi
otoritas berada di tangan pemimpin, karena pemusatan kekuatan dan
pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegang tanggung jawab
penuh, sedangkan bawahannya dipengaruhi melalui ancaman dan hukuman.
Selain bersifat negatif, gaya kepemimpinan ini mempunyai manfaat antara lain,
pengambilan keputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada pimpinan
serta memberikan rasa aman dan keteraturan bagi bawahan.Selain itu, orientasi
utama dari perilaku otokratis ini adalah pada tugas.
Perilaku demokratis; perilaku kepemimpinan ini memperoleh sumber
kuasa atau wewenang yang berawal dari bawahan. Hal ini terjadi jika bawahan
dimotivasi dengan tepat dan pimpinan dalam melaksanakan kepemimpinannya
berusaha mengutamakan kerjasama dan team work untuk mencapai tujuan, di
mana si pemimpin senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari
bawahannya. Kebijakan di sini terbuka bagi diskusi dan keputusan kelompok.

e. Teori Path-Goal
Tokoh-tokoh dari teori ini adalah Georgepoulos (Univ. Michigan),
Martin Evans dan Robert House. Seorang pemimpin yang efektif menurut
model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat
ditempuh bawahan. Jalan itu seperti:

 Mengetahui dan atau menumbuhkan kebutuhan para bawahan untuk


menghasilkan sesuatu yang dapat dikontrol pemimpin.
 Memberikan insentif kepada bawahan yang mampu mencapai hasil dalam
bekerja.
 Membuat jalan yang mudah dilewati bawahan dalam menaikkan
prestasinya.
 Membantu karyawan dengan menjelaskan apa yang dapat diterapkan.
 Mengurangi halangan yang dapat membuat frustasi.
 Menaikkan kesempatan untuk pemuasan karyawan yang memungkinkan
tercapainya efektifitas kerja.
Perhatian utama model ini adalah perilaku pimpinan dikaitkan dengan
proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan
struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya.
Ada 4 tipe/gaya kepemimpinan, yaitu: kepemimpinan direktif
(otokratis), kepemimpinan yang mendukung (supportive leadership),
kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi.

C. GAYA KEPEMIMPINAN
Berbagai study tentang macam-macam kepemimpinan ada 8 tipe
kepemimpinan menurut Kartini Kartono (2009:80), yaitu:

1. Gaya Kepemimpinan Paternalistik


Tipe pemimpin paternalistik yang bersifat kepapakan, dengan sifat-sifat
diantaranya :
a. Overly protective.
b. Selalu bersikap maha tahu dan maha besar.
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahanya untuk berinisiatif.
Hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya
dimasyarakat agraris.

2. Gaya Kepemimpinan Karismatik


Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang
kriteria kepemimpinan yang karismatik. Memang ada karakteristiknya yang
khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh
pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Banyak memberikan
inspirasi, keberanian dan keyakinan teguh pada pendirian sendiri.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas


Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan
lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-
orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi,
sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh
masing -masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

4. Gaya Kepemimpinan Demokratis


Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku
koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa
sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang
tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan. Kepemimpinan
demokratis biasanya berlangsung secara mantap dengan gejala-gejala sebagai
berikut :
a. Organisasi dengan segenap bagianya berjalan lancar.
b. Otoritas sepenuhnya didelegasikan ke bawah, dan masing-masing
menyadari tugas serta kewajibanya masing-masing.

5. Gaya Kepemimpinan Otokratis


Kepemimpinan otokrasis itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan
paksaan yang harus dipatuhi. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan
sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk
kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat - alat lain
dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai
harkat dan martabat mereka. pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan
penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan
kepentingan dan kebutuhan para bawahannya. Pengabaian peranan para
bawahan dalam proses pengambilan keputusan.Pemimpin akan bersikap baik
pada bawahanya asalkan bawahan itu patuh atas semua perintah yang telah
diberikan.

6. Gaya Kepemimpinan Militeristis


Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe
kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik
adalah :
a. Lebih banyak menggunakan sistem perintah, keras dan sangat otoriter, kaku
dan seringkali kurang bijaksana.
b. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
c. Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda
kebesaran yang berlebihan.
d. Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya.
e. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari
bawahannya.
f. Komunikasi hanya berlangsung searah.

7. Gaya Kepemimpinan Populistis


Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat
yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang
luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali
sikap nasionalisme.

8. Gaya Kepemimpinan Administratif/Eksekutif


Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya
biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administrator-administratur yang
mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak
dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu
sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki
beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori
maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin
bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang
pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki
orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir
dari proses internal (leadership from the inside out).

B. SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri.Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya
adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin.
DAFTAR PUSTAKA

James A.F. Stoner, Management, Secont Editions, Prentice-Hall International, Inc.,


1982.
Robert J. Thierauf, Robert C. Klekamp, Daniel W. Gedding, Management
Principles and Practices: A Contigency and Questionnare Approach, John Willey
& Son, New York, 1997
Stephen J. Carrol & Henry L. Tosy, Organizational Behavior, John Willey & Son,
New York, 1977
Fiedler, F.E.1967. A Theory of Leadership Effectivenss, New York: McGraw-Hill.
Stoner, James A.F dan R. Edward Freeman. 1989. Management, Prentice-Hall of
India.

Vroom V. dan Yetton, P. 1974. Leadership and Decision Making, Pittsburgh, PA:
University of Pittsbyrgh Press.
Robbins, Stephen, et.al. 1994. Organizational Beharviour: Concepts,
Controversies and Applications, Prentice-Hall Australia and New Zealand.
Howell, J.M. dan Avolio, B.J. 1993. Transformational Leadership,Transactional
Leadership, Locus of Control Support for Innovation, Journal of Applied
Psychology 78, p. 891-902.

http://mochazmcpower.blogspot.com/2013/01/macam-macam-gaya-
kepemimpinan_20.html

http://ninda-psikologi.blogspot.com/2009/11/teori-kepemimpinan-teori-
kepemimpinan.html

Anda mungkin juga menyukai