Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA DAN SEMI SOLIDA

“SUSPENSI KERING AMOXICILIN”

Dosen Pembimbing :

KELOMPOK C2-3:
Nimas Putri Ariyanti (172210101119)
Triana Ardila Sari (172210101138)
Syahdan Nur P. (172210101147)
Kristia Cesaria D (172210101149)
Ahmad Syah Fajar B (172210101150)
Ima Zahrotul A (172210101151)
Ratna Alifia M (172210101152)

LABORATORIUM FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER
2019

VIII. HASIL PENGAMATAN


IX. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, kami membuat sirup suspensi kering dengan
bahan aktif amoxicillin trihidrat. Alasan mengapa bahan aktif amoxicillin trihidrat
dijadikan sebagai sediaan suspensi kering adalah karena amoxicillin trihidrat tidak
larut dalam air dan amoxicillin tidak stabil dalam air. Amoxicillin trihidrat
memiliki cincin β laktam yang apabila terkena air akan mudah terhidrolisis.
Cincin β laktam merupakan gugus penyusun yang ada dalam amoxicillin trihidrat
yang mana dapat memberikan aktivitas. Sehingga apabila cincin ini rusak maka
amoxicillin trihidrat tidak akan dapat memberikan khasiat sebagai obat.
Bentuk sediaan ini akan tersedia dalam bentuk serbuk maupun granul.
Kemudian apabila akan digunakan baru ditambah dengan air sehingga akan
memperkecil efek rusaknya cincin β laktam. Syarat utama yang harus dipenuhi
dalam pembuatan bentuk sediaan ini yaitu serbuk ataupun granul yang dihasilkan
harus memiliki sifat alir yang baik sehingga dapat mudah dituang dari botol.
Selain itu, harus memiliki sifat yang tidak mudah mengendap setelah pengocokan
dan dapat terdispersi lagi apabila dilakukan pengocokan.
Amoxicillin trihidrat adalah salah satu jenis antibiotik golongan penisilin
yang digunakan untuk mengatasi infeksi berbagai jenis bakteri, seperti infeksi
pada saluran pernapasan, saluran kemih, dan telinga. Amoxicillin trihidrat hanya
berfungsi untuk mengobati infeksi bakteri dan tidak bisa mengatasi infeksi yang
disebabkan oleh virus, misalnya flu. Obat ini membunuh bakteri dengan cara
menghambat pembentukan dinding sel bakteri.

9.1 Alasan pemilihan bahan dalam formulasi


Pemilihan bahan dalam formulasi didasarkan pada kriteria dari bahan aktif
karena diharapkan eksipien yang akan digunakan dapat membuat bahan aktif tetap
dalam bentuk yang seharusnya atau bahkan dapat meningkatkan aktivitas bahan
aktif. Bukan untuk membuat bahan aktif menjadi bermasalah ataupun inaktif.
Adapum alasan pemilihan bahan tambahan adalah sebagai berikut :
1. Sukrosa
Fungsi sukrosa dalam formula ini yaitu sebagai pemanis. Alasan
mengapa ditambah sukrosa sebagai pemanis karena untuk menutupi rasa
pahit dari amoxicillin trihidrat. Oleh karena itu ditambah sukrosa untuk
menutupi rasa tersebut. Sukrosa tidak dihitung batas ADI karena dalam
literatur yang digunakan Handbook of Pharmaceutical tidak disebutkan
batas aman penggunaannya.
2. PVP dan PGA
Kegunaan dua bahan ini dalam formula yakni sebagai suspending
agent. Sehingga bahan ini sangat penting dalam pembuatan bentuk sediaan
ini. Pada awalnya praktikan hanya menggunakan PVP sebagai suspending
agent. Alasannya yaitu karena PVP larut air sehingga akan mudah larut
apabila sediaan sudah direkonstitusi. Akan tetapi, ketika praktikum
berlangsung penggunaan PVP sebanyak 2% menghasilkan dry suspensi
yang tidak begitu kental sehingga praktikan menambah suspending agent
yang lain yakni PGA. PGA dipilih karena mudah larut dalam air pula.
Hasil akhir dari pembuatan dry suspensi ini dengan kombinasi PVP 2%
dan PGA 2% dan menghasilkan sediaan suspensi ideal. Penggunaan PVP
dalam formula ini tidak melebihi ADI. Dalam literatur mengatakan bahwa
PVP memiliki sifat non toksik dalam tubuh karena tidak diserap dalam
saluran gastrointestinal maupun membran mukosa. Bahaya dari PVP ini
dapat terakumulasi dalam organ apabila diberikan secara intramuskular
(Rowe, 615). Sehingga, apabila diberikan oral masih aman meskipun
melampaui batas ADI. Selain itu, pemakaian obat ini nantinya hanya
sebentar, tidak untuk jangka panjang.
3. Na Benzoat
Fungsi Na Benzoat dalam formula ini sebagai preservatif
(pengawet). Pemilihan Na benzoat sebagai pengawet karena bahan ini
mudah larut dalam air. Selain itu, Na Benzoat masuk dalam rentang pH
yang ingin dicapai dalam sediaan yakni pH 6. Apabila ingin menggunakan
pengawet lain seperti nipagin dan nipasol dinilai kurang efektif dan praktis
karena dua bahan ini sukar larut dalam air. Sedangkan sediaan yang dibuat
nantinya akan dilarutkan dalam air. Penggunaan Na benzoat dalam
formula tidak melebihi ADI sehingga aman untuk dikonsumsi.
4. Dapar Fosfat
Kegunaan bahan ini yaitu sebagai dapar (penstabil pH). Tidak ada
alasan khusus dalam pemilihan dua bahan ini karena kunci dari dapar
yakni pKa yang digunakan mendekati pH sediaan yang diinginkan maka
terbentuklah uatu sediaan yang stabil. Terkait batas penggunaan dua bahan
ini pun tidak tercantum dalam HPE. Oleh karena itu praktikan tidak
mengitung ADI-nya.
5. Anggur Flavor
Perasa anggur digunakan sebaga rasa sekaligus warna dalam
sediaan sehngga warna serbuk menjadi ungu. Penambahan anggur flavor
ini digunakan untuk meningkatkan estetika dan acceptable. Selain itu,
amoxicillin terkenal dengan baunya yang agak tidak enak ketika terhirup.
Oleh kerana itu, dibutuhkan suatu perasa yang khas dan kuat untuk
menutupi bau amoxicillin yang kurang enak itu tadi.
9.2 Formulasi sediaan
Pada praktikum ini kami memiliki tiga formula dan kami memilih formula
ketiga karena paling ideal. Pada pembuatan skala kecil diberi dua kali kesempatan
untuk membuat. Dari pembuatan pertama pada skala kecil sediaan yang kami buat
berbusa, hal ini dikarenakan tween 80 yang terlalu banyak. Pembuatan skala besar
didasarkan pada percobaan skala kecil yang telah dievaluasi. Berikut adalah
formulasi yang kelompok kami pilih :

NO. Nama bahan baku Fungsi Skala kecil Skala besar Konsentrasi
(60 ml) (500 ml)
1. Amoksisilin Bahan aktif 1,725 g 14, 375 g 2,875%
trihidrat
2. PVP K30 Suspending 1,2 g 10 g 2%
agent
3. PGA Suspending 1,2 g 10 g 2%
agent
4. Tween 80 Pembasah 0,6 g 5g 1%
5. Na Benzoat Pengawet 0,18 g 1,5 g 0,3%
6. NaH2PO4 Dapar 0,606 g 5,05 g 1,01%
7. Na2HPO4 Dapar 0,607 g 5,065 g 0.065%
8. Sukrosa Pemanis 27 g 225 g 45%
9. Anggur flavor Perisa 0,1138 g 0,948 g 0,189%
10. Aquadest Pelarut 35 ml 291,67 ml 58,33%

9.3 Uji evaluasi sediaan


Dari hasil pembuatan suspensi kering amoxicillin trihidrat yang telah
dibuat dengan menggunakan formula diatas, selanjutnya dilakukan uji evaluasi
dari suspense tersebut untuk mengetahui stabilitas dan sifat fisik suspensi kering
yang telah dibuat
1. Uji Organoleptis
Prinsip : Untuk mengetahui warna, rasa, dan bau pada sediaan suspense
Syarat : Warna, rasa, bau harus sama seperti saat pembuatan
Hasil praktikum :
Rasa suspense manis. Bau tidak berubah sampai seminggu. Namun
warna ketika sudah 5 hari berubah dari warna ungu menjadi lebih pucat.
Hal itu kemungkinan terjadi karena suhu penyimpanan tidak sesuai dan
bahan-bahan yang higroskopis di dalam sediaan terdekomposisi
2. Uji Kelembaban
Prinsip : Untuk mengetahui kelembaban sediaan berbentuk serbuk/granul
Syarat : kelembaban < 2%
Hasil praktikum :
Serbuk yang telah diayak dan dioven diukur kelembaban dan diperoleh
kelembaban 2,1%. Hasil ini sedikit lebih besar dari syarat kelembaban sediaan
serbuk/granul yang baik tetapi apabila serbuk suspense kering amoxicillin
dikeringkan lagi ditakutkan amoxicillin trihidrat rusak
3. Uji pH
Prinsip : untuk mengetahui pH pada sediaan suspensi
Cara kerja : diuji dengan menggunakan pH meter
Syarat : pH suspensi amoxicillin 6
Hasil praktikum : pH 6,4
Penggunaan dapar ditujukan untuk menjaga stabilitas zat aktif dan eksipien
pada rentang pH stabilitasnya. Dapar yang kami gunakan dalam skala besar tidak
sesuai teoritis karena jumlahnya terlalu besar.
4. Uji viskositas
5. Uji sedimentasi
6. Uji rekontitusi

9.4 Kelebihan dan kekurangan menggunakan pengikat PVP dan PGA

1. PVP (Polivinil pirolidon)


Kelebihan :
 Salah satu bahan pengikat yang sering digunakan adalah polivinil
pirolidon (PVP). Granul dengan polivinil pirolidon memiliki sifat alir yang
baik, sudut diam minimum, menghasilkan fines lebih sedikit dan daya
kompaktibilitasnya lebih baik. PVP sebagai bahan pengikat dapat
digunakan dalam bentuk larutan berair maupun alkohol. PVP juga
berkemampuan sebagai pengikat kering (Banker dan Anderson, 1986).
 PVP dapat membentuk ikatan kompleks dengan bebagai molekul obat
sehingga banyak obat-obat yang kelarutannya meningkat dengan adanya
PVP, dimana ikatan PVP lebih lemah sehingga lebih mudah melepaskan
obatnya. Tidak mengeras selama penyimpanan (Lachman, 1994).
Kekurangan :
 Jika menggunakan PVP dalam etanol anhidrat. Jangan menggunakan
isopropanol anhidrat karena meninggalkan bau pada granul. PVP sifatnya
higroskopis sehingga dapat mengakibatkan tablet menjadi basah
(Lachman, 1994).
2. PGA (Pulvis Gummi Arabici)
Kelebihan :
 sebagai suspending agent karena tidak mengubah struktur kimia dan
bersifat alami.
 PGA dapat menghindari pengendapan dan memberikan struktur homogen
(Wolff, 2007).
 Dapat larut dalam air
Kekurangan :
 Tidak larut dalam etanol dan eter
 larutan encer gom arabicum rentan terhadap bakteri sehingga dalam
suspense harus ditambahkan pengawet. (ilmu resep syamsuni hal 139)
9.5 Titik Kritis
1. Pada penambahan tween 80 sebaiknya sedikit saja karena dapat
menyebabkan berbusa saat di larutkan dengan air pada sedian sirup kering
amoxilin.
2. Pewarna atau perasa anggur yang digunakan pada praktikum kali ini
sangat kental dan jumlah sedikit sehingga sangat sulit untuk
dihomogenkan apabila cairan perasa ini langsung di campurkan pada
serbuk yang berskala besar. Pewarna anggur cenderung menempel pada
mortir dan stamper serta menggumpal. Oleh karena itu, agar warna serbuk
dapat merata maka sebaiknya diambil sedikit serbuk lalu diaduk hingga
homogeny dengan pewarna lalu ditambahkan ke campuran serbuk yang
lebih besar.
3. Sulit untuk memasukkan sediaan yang sudah jadi kedalam botol ,
membutuhkan ketelatenan supaya tidak tumpah pada saat memasukkan
sediaan ke dalam botol

X. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pembuatan suspensi kering kali ini diperoleh kesimpulan :
1. Dipilih kemasan 60 ml dikarenakan banyak kemasan obat industri yang
menggunakan botol 60 ml, serta bentuk lebih ekonomis. Dengan
pertimbangan perhitungan dosis sbb:
a. Kandungan : 125 mg/ 5 ml
b. Pemakaian : 3 – 4 kali sehari
2. Hasil uji evaluasi :
a. Uji organoleptis :
Warna : ungu berubah jadi warna pucat
Bau : bau samar-samar amoxicillin khas
Rasa : manis
b. Uji pH : 6,4
c. Uji viskositas : 145 mPas
d. Uji kadar air : 2,1%
XI. DAFTAR PUSTAKA
1. Sinko, P.J. 2014. Farmasi Fisik dan Ilmu Farmasetika. Edisi Kelima.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Halaman 556
2. Lachman, L, Lieberman, H, A, dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri, Edisi III, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, UI – Press
3. Banker, G.S. dan Anderson, N.R. 1994. Tablet In the Theory and Practice
ofIndustrial Pharmacy, Ed III. Diterjemahkan Oleh Siti Suyatmi. Jakarta:
UI Press

Anda mungkin juga menyukai