Anda di halaman 1dari 7

Nama : Triana Ardila Sari

NIM : 212211101051
PETERNAKAN DOMBA
Gambaran Umum Usaha
Usaha peternakan domba ini berada di pekarangan dekat rumah Desa Mlorah, Kecamatan
Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Manajemen pakan menggunakan pakan tanaman hijau, jerami,
konsentrat dan dedak halus. Produk yang dihasilkan dari peternakan adalah domba jantan dan
betina jenis etawa umur 1-2 tahun guna domba untuk memasok stok hewan qurban, penjual sate
harian, penyetokan daging kambing di pasar dan susu hasil perahan dapat dioleh dan dijual.
Limbah yang dihasilkan dari kotoran domba dapat diolah menjadi Pupuk Organik Cair dan pupuk
kompos. Strategi pemasaran dapat dilakukan dengan promosi, baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada setiap pengunjung yang datang dan juga dapat melalui penempelan leaflet di
tempat umum. Media Promosi yang digunakan untuk mendukung penjualan hewan ini antara lain
dengan pemasangan iklan di social media, google, marketplace/e-commerce.

Perijinan
- NIB dan Izin Usaha dari OSS
- Fotokopi surat pemberitahuan hasil cek kesesuaian ruang yang dipersyaratkan
- Fotokopi IMB sesuai peruntukannya
- Fotokopi akta pendirian perusahaan
- Fotokopi KTP
- Surat Persetujuan Tetangga diketahui oleh Kepala Desa /Lurah dan Camat
- Fotokopi persetujuan dokumen lingkungan UKL UPL/SPPL
- Rekomendasi teknis dari Dinas/Instansi teknis.

Keuntungan dan Kelemahan/Kesulitan


Kelebihan :

- Pemeliharaan dan perawatan lebih mudah dan dapat di kerjakan sendiri


- Permintaan daging domba yang cukup tinggi
- Pemanfaatan bulu domba yang dapat dijadikan wol
- Permintaan susu domba yang banyak gizi
- Limbah domba dapat dimanfaatkan menjadi Pupuk Organik Cair
Kekurangan/Kesulitan :

- Mencari pakan domba lebih sulit


- Membutuhkan lokasi peternakan yang luas dan tepat
- Persaingan harga
- Dapat menimbulkan bau yang tidak sedap
Besar Modal yang Dibutuhkan
- Modal
No. Modal Jumlah
1 Modal tetap
Pendirian kendang Rp 10.000.000
Peralatan Rp 5.000.000
2 Modal kerja
Pembelian anakan domba (100 ekor) Rp 50.000.000
Pakan per periode (3 bulan) Rp 30.000.000
Obat dan vaksin per periode (3 bulan) Rp 1.000.000
Tenaga kerja per periode (3 bulan) Rp 3.000.000
Total modal usaha Rp 99.000.000

- Biaya Produksi
No. Jenis Biaya Jumlah
1. Biaya tetap (fixed cost)
Penyusutan kandang Rp 150.000
Penyusutan peralatan Rp 200.000
Pajak tanah Rp 150.000
Total biaya tetap per bulan Rp 500.000
Total biaya tetap per periode (3 bulan) Rp 1.000.000
2. Biaya tidak tetap
Pembelian anakan domba (100 ekor) Rp 50.000.000
Pakan Rp 20.000.000
Obat dan vaksin Rp 1.000.000
Tenaga kerja Rp 3.000.000
Total biaya tidak tetap per periode (3 bulan) Rp 74.000.000
Total biaya per produksi Rp 84.000.000

- Penerimaan Usaha
No. Penerimaan Jumlah
1 Penjualan keseluruhan domba Rp 100.000.000
2 Penjualan pupuk kandang Rp 5.000.000
3 Penjualan susu Rp 2.000.000
Total Penerimaan Rp 107.000.000

- Keuntungan Usaha
Keterangan Jumlah
Penerimaan Rp 107.000.000
Biaya produksi per periode (3 bulan) Rp 84.000.000
Keuntungan Rp 23.000.000

Perkiraan Perkembangan Usaha (BEP)


- BEP harga

Keterangan Total Harga (Rp)


Total biaya produksi per periode (3 bulan) Rp 84.000.000
Total produksi 100 ekor
BEP harga Rp 840.000
- BEP produksi
Keterangan Jumlah
Total biaya produksi per periode (3 bulan) Rp 84.000.000
Harga penjualan domba (per ekor) Rp 1.000.000
BEP produksi Rp 84
Jadi usaha ini akan balik modal apabila berhasil menjual 84 ekor domba.

PENANGKARAN BUAYA
Gambaran Umum Usaha
Usaha Penangkaran Buaya ini merupakan usaha yang bergerak dibidang satwa. Usaha ini
akan berlokasi di Desa Mlorah, Kabupaten Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Usaha ini akan dimulai
dari pembelian anakan buaya dan juga pembuatan tempat/kandang khusus penangkaran. Jenis
buaya yang akan dilakukan penangkaran adalah buaya muara (Crocodylus porosus). Pakan yang
digunakan yaitu ikan dan ayam. Produk yang dihasilkan dari penangkaran dapat diperjualbelikan
dari jenis umur buaya anakan hingga buaya dewasa. Konsumen yang dituju adalah pelaku usaha
industri kulit buaya. Melihat peluang pasar, saat ini belum banyak penangkaran buaya sehingga
peluang untuk memperjualbelikan kulit buaya sangat tinggi. Media Promosi yang digunakan untuk
mendukung penjualan hewan ini antara lain dengan pemasangan iklan di social media, google,
marketplace/e-commerce. Strategi pemasaran dapat dilakukan dengan promosi, baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada setiap pengunjung yang datang, memberikan penawaran
kepada pelaku usaha lain dan juga dapat melalui penempelan leaflet di tempat umum.

Usaha penangkaran ini merupakan kegiatan ekonomi kreatif yang dapat


menguntungkan karena selain dapat diperjual belikan, penangkaran juga menunjang kelestarian
buaya sehingga mencegah dari kepunahan buaya itu sendiri, usaha penangkaran ini juga berpotensi
dikembangkan menjadi usaha tempat wisata/taman rekreasi. Usaha penangkaran buaya merupakan
usaha yang produktif karena kulit buaya memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Pemanfaatkan satwa
buaya dapat dimanfaatkan kulitnya sebagai bahan kulit yang berkualitas tinggi untuk pembuatan
tas kulit, ikat pinggang, sepatu, dompet, gantungan kunci, dan bahan perhiasan lainnya.
pemanfaatan tangkur buaya sebagai obat herbal, dan kerangka buaya dapat dimanfaatkan menjadi
pajangan.

Perijinan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-II/2005 tanggal 19 Juli
2005 tentang Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar. Permohonan izin penangkaran tumbuhan
dan satwa liar yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal diajukan kepada Direktur Jenderal dengan
tembusan kepada Direktur, Sekretaris Direktorat Jenderal dan Kepala Balai Setempat.
Permohonan izin penangkaran dapat dilakukan perorangan dengan persyaratan sebagai berikut:

- proposal penangkaran untuk permohonan baru atau rencana kerja lima tahunan untuk
permohonan perpanjangan yang masing-masing diketahui oleh Kepala Balai;
- fotocopy kartu tanda penduduk atau izin tempat tinggal bagi warga negara asing yang
masih berlaku;
- surat keterangan lokasi/tempat penangkaran dari serendah-rendahnya camat setempat yang
menerangkan bahwa kegiatan penangkaran tidak menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan;
- dokumen atau bukti lain yang menerangkan legalitas asal usul induk, benih atau bibit untuk
penangkaran dalam hal induk sudah ada atau surat keterangan rencana perolehan induk
dari Kepala Balai;
- berita acara persiapan teknis dan rekomendasi dari Kepala Balai

Keuntungan dan Kelemahan/Kesulitan


Keuntungan :

- Harga jual kulit buaya sangat tinggi


- Buaya sangat tahan terhadap berbagai penyakit dan tidak membutuhkan perawatan serius
seperti udang, ikan, atau jenis ternak konvensional lain,seperti sapi dan kambing.
- Dapat dikembangkan menjadi tempat rekreasi
- Pemanfaatan daging dan tangkur buaya sehingga dapat dijual mahal
- Kulit buaya hasil penangkaran dapat dimanfaatkan untuk pembuatan aksesoris, fashion, dll
Kelemahan/Kesulitan :

- Membutuhkan modal yang banyak


- Membutuhkan lahan yang luas
- Memerlukan penjagaan dan pengamanan yang ketat
- Membutuhkan biaya yang banyak untuk membeli pakan buaya
- Membutuhkan keterampilan khusus untuk pemeliharaan
- Memiliki resiko kecelakaan yang tinggi

Besar Modal yang Dibutuhkan


- Modal
No. Modal Jumlah
1 Modal tetap
Pendirian kendang Rp 50.000.000
Peralatan Rp 25.000.000
Pendirian wisata Rp 150.000.000
2 Modal kerja
Pembelian anakan buaya (100 ekor) Rp 70.000.000
Pakan (1 tahun) Rp 1.000.000.000
Obat dan vaksin (1 tahun) Rp 100.000.000
Tenaga kerja (1 tahun) Rp 100.000.000
Total modal usaha Rp 1.270.000.000

- Biaya Produksi
No. Jenis Biaya Jumlah
1. Biaya tetap (fixed cost)
Penyusutan kandang (1 tahun) Rp 3.000.000
Penyusutan peralatan (1 tahun) Rp 5.000.000
Pajak tanah (1 tahun) Rp 4.000.000
Biaya pemeliharaan wisata (1 tahun) Rp 8.000.000
Total biaya tetap per tahun Rp 20.000.000
2. Biaya tidak tetap
Pembelian anakan buaya (100 ekor) Rp 70.000.000
Pakan (1 tahun) Rp 1.000.000.000
Obat dan vaksin (1 tahun) Rp 100.000.000
Tenaga kerja (1 tahun) Rp 100.000.000
Total biaya tidak tetap per tahun Rp1.270.000.000
Total biaya per tahun Rp 1.290.000.000

- Penerimaan Usaha
No. Penerimaan Jumlah
1 Penjualan keseluruhan buaya (100 buaya) Rp 3.000.000.000
2 Penjualan tiket wisata (350 tiket) Rp 7.000.000
Total Penerimaan Rp 3.007.000.000

- Keuntungan Usaha
Keterangan Jumlah
Penerimaan Rp 3.007.000.000
Biaya produksi per periode (1 tahun) Rp 1.290.000.000
Keuntungan Rp 1.717.000.000

Perkiraan Perkembangan Usaha (BEP)


- BEP harga
Keterangan Jumlah
Total biaya produksi per periode (1 tahun) Rp 1.290.000.000
Total produksi 100 ekor
BEP harga Rp 129.000

- BEP produksi
Keterangan Jumlah
Total biaya produksi per periode (1 tahun) Rp 1.290.000.000
Harga penjualan buaya hidup (per ekor) Rp 30.000.000
BEP produksi 43
Jadi usaha ini akan balik modal apabila berhasil menjual 43 ekor buaya.
DAFTAR PUSTAKA
DLR, Burju Oktwo. 2018. Pengelolaan Buaya Muara (Crocodylus Porosus) dan Tingkat
Kesejahteraannya di Taman Buaya Asam Kumbang Sumatera Utara [Skripsi]. Sumatera
Utara: Universitas Sumatera Utara
Prasetyo, A. J., N. O. A.K, dan S. Setyowati. 2017. Analisis break even point usaha
penggemukan kambing milik bapak sulton desa sidorejo kecamatan ponggok kabupaten
blitar. AVES: Jurnal Ilmu Peternakan. 11(1):5.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-II/2005 tanggal 19 Juli 2005 tentang


Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar

Ripai, A. dan L. Kamarubayana. 2016. Penangkaran buaya muara ( crocodylus porosus )samarinda
kalimantan timur polinesia ( kepulauan fiji dan vanuatu ). tentu saja perairan indonesia dan.
Jurnal AGRIFOR. XV:155–170.
Sarwono. 2010. Pemanfaatan Crocodylus porosus. Indonesia. Pustaka Jaya.
SIPP KEMENPAN. 2017. Izin Usaha Peternakan. Diakses pada 8 September 2021
https://sipp.menpan.go.id/pelayanan-publik/jawa-timur/kabupaten-kediri/izin-usaha-
peternakan

Anda mungkin juga menyukai