Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keramik pada awalnya berasal dari Bahasa Yunani Keramikos yang artinya
suatu bentuk tanah dari liat yang telah mengalami proses pembakaran. Keramik
terbagi menjadi dua macam, yaitu keramik halus dan keramik tradisional. Sifat yang
umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik mudah pecah
atau rapuh. Hal ini dapat kita lihat pada jenis keramik tradisional seperti barang
pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan lain sebagainya. Sifat lain dari keramik
adalah tahan suhhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional mampu bertahan
sampai suhu 1200oC. Kekuatan tekan tinggi merupakan sifat yang membuat
penelitian tentang keramik terus berkembang. Pada saat ini banyak industry kramik
yang berkembang di Indonesia, baik industri keramik tradisional maupun modern.
Kita sebagai engineer diharapkan paham mengenai tahapan-tahapan proses dalam
pembuatan keramik yang mana diharapkan mampu memodifikasi proses sehingga
dapat memangkas biaya industri.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja bahan baku utama yang digunakan dalam proses
pembuatan keramik.
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam proses yang digunakan dalam
industri keramik.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bahan Baku Dasar Pembuatan Keramik
Tiga bahan mentah yang digunakan dalam proses pembuatan keramik adalah.
1. Tanah liat
Tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar silika yang berdiameter
kurang dari 4 mikrometer. Tanah liat mengandung leburan silika dan atau
alumunium yang halus. Unsur-unsur ini, silicon, oksigen dan alumunium
adalah unsur yang paling banyak menuyusun kerak bumi. Tanah liat terbentuk
dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan
dari aktivitas panas bumi. Tanah liat memiliki sifat yang elastis yang kuat,
menyusut saat kering dan memuai saat basah.
2. Feldspar
Feldspar adalah kristal yang terbentuk dari magma pada batuan beku intusif
dan ekstrusif dalam bentuk urat, dan juga terdapat dalam berbagai jenis batuan
metamorf. Feldspar juga dapat ditemukan di berbagai jenis batuan sedimen.
3. Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran
antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Material pembentuk pasir adalah silicon
dioksida.
Selain ketiga bahan diatas. Beberapa industry keramik juga menggunakan beberapa
bahan-baha tambahan sebagai berikut yang digunakan sebagi bahan pengkilap:
1. Borax
2. Boric acid
3. Soda ash
4. Sodium nitrate
5. Pearl ash
6. Nepheline syenite
7. Calcined bones
8. Apatite
9. Fluorspar
10. Cryolite

2
11. Iron oxides
12. Antomony oxides
13. Lead oxides
14. Lithium mineral
15. Barium mineral
2.2 Sifat-Sifat Bahan Baku Pembuatan Keramik
1. Tanah liat kaolin berwarna putih, berukuran partikel sederhana, kurang
keliatannya/sifat plastis. Dan mengandungi komposisi besi yang kurang dari
1%.
2. Tanah liat bola (ball clay) berwarna hitam atau kelabu, berukuran partikel
halus, keliatan yang tinggi, dan kandungan besi oksida diantara 0 – 2 %.
3. Tanah liat api (fire clay) berwarna kemerahan, berukuran partikel antara
sederhana dan besar dan komposisi besi oksida yang tinggi.
Penyusun keramik yang ketiga yang penting adalah pasir atau flin (flint). Sifat-
sifatnya yang penting dari segi industri keramik ditunjukkan pada table berikut:
Tabel 2.1 Sifat-Sifat Bahan Baku Keramik

2.3 Proses Pembuatan Keramik


Dalam proses pembuatan keramik ada beberapa proses, yaitu:
1. Proses basah (wet process)
2. Proses Kering (dry process)
3. Proses Forming (forming process)
3.2.1 Proses Basah (wet process)
Berikut merupakan proses pembuatan keramik dengan menggunakan proses
basah:
1. Bahan baku ditampung di dalam hopper
2. Kemudian bahan baku ditimbang sesuai dengan komposisi

3
3. Setelah bahan baku di timbang, bahan baku dicampur dengan air didalam
blunger. Menghasilkan keluaran berupa slury
4. Kemudian bahan akan masuk ke dalam magnetic separator untuk
memisahkan material logam
5. Kemudian bahan akan masuk ke dalam tangka penyimpanan
6. Setelah masuk tangka penyimpanan, kemudian bahan baku melalui proses
filtrasi
7. Setelah masuk proses filtrasi, kemudian bahan baku akan diproses di
vacuum pug mill untuk digiling dan dicampurkan.
8. Setelah itu bahan di press dengan menggunakan hidroulic press
9. Lalu bahan dikeringkan sampai kadar air sekitar 40%
10. Setelah itu, masuk proses pembentukan keramik
11. Setelah proses pembentukan keramik. Keramik dikeringkan
12. Setelah dikeringkan, keramik melalui proses pelapisan zat penggkilap
13. Setelah itu, keramik memasuki proses pembakaran
14. Setelah melalui proses pembakaran. Keramik memalui proses pengecekan
dan pengujian sebelum keramik siap dipasarkan.

Gambar 2.1 Flowsheed Pembuatan Keramik Proses Basah

2.2.2 Proses Forming (forming process)


Berikut merupakan proses pembuatan keramik dengan menggunakan
forming proses:
1. Bahan baku dimasukkan kedalam blunger dan ditambahkan air sedikit demi
sedikit sebagai tahapan awal sebelum dilakukannya pengadukan

4
2. Setelah itu bahan akan dimasukkan kedalam agitator supaya bahan-bahan
dapat tercampur secara merata
3. Setelah proses pengadukan dengan menggunakan mesin agitator, bahan
akan melalui proses penyaringan, dan akan dilakukan pemisahan dengan
bahan pengotor yang memiliki sifat tertarik oleh magnet menggunakan
magnetic separator.
4. Setelah itu, bahan akan dilakukan proses pengadukan kembali dengan
menggunakan mesin agitator. Bahan yag keluar atau yang dihasilkan
berfasa slurry
5. Kemudian bahan akan difilter dengan menggunakan filter press, dan setelah
itu akan disaring lagi dengan menggunakan press cakes.
6. Kemudian bahan akan dimasukkan proses pengkalisan atau peggilingan
dengan menggunakan extruder.
7. Setelah dilakukan proses pengkalisan atau proses pengilingan, bahan akan
dipotong sesuai dengan keinginan.
8. Setelah itu, bahan dapat dibentuk sesuai dengan keinginan
9. Setelah proses pembentukan selesai, dilakukan proses pengeringan.

Gambar 2.2 Flowsheed Pembuatan Keramik Proses Forming

2.2.3 Proses Kering (Dry Process)


Berikut merupakan proses pembuatan keramik dengan menggunakan proses
kering:
1. Bahan bahan dimasukkan kedalam ball mill untuk dihaluskan dengan
menambahkan sedikit air

5
2. Setelah itu. Bahan akan melalui proses pengayakan
3. Setelah melalui proses pengayakan, bahan akan dipisahkan antara biji besi
dengan bahan dengan menggunakan magnetic separator
4. Setelah itu, bahan akan melalui proses pengadukan dengan menggunakan
mesin agitator supaya bahan mencapai kondisi kalis
5. Selanjutnya adalah proses pencetakan
6. Setelah proses pencetakan, keramik yang masih basah akan dikeringkan.
Setelah proses pengeringan. Bahan akan dilapisi dengan bahan pengkilap
sebelum produk siap dipasarkan.

Gambar 2.3 Flowsheed Pembuatan Keramik Proses Kering

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Bahan baku utama dalam pembuatan keramik adalah feldspar, tanah liat,
pasir.
2. Ada tiga metode dalam pembuatan keramik, yaitu proses basah, proses
forming,dan proses kering.
3.2 Saran
1. Perbanyak sumber referensi yang digunakan untuk membuat makalah.

Anda mungkin juga menyukai