PENDAHULUAN
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun
dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk – jerukan).Senyawa ini merupakan
bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa
masam pada makanan dan minuman ringan. Rumus kimia asam sitrat adalah
C6H8O7. Asam sitrat merupakan asam yang terdapat pada buah dan sayuran. Pada
buah jeruk terdapat kandungan asam sitrat sekitar 6-8%. Selain itu asam sitrat juga
ditemukan pada buah pir, nanas, arbei, dan ceri. Pada hewan terdapat dalam
darah, air seni, dan berbagai cairan tubuh lainya.
Produksi asam sitrat seluruh dunia terutama dimanfaatkan untuk industry
makanan dan minuman sekitar 70%, industri farmasi 12%, dan isaya 18%
untuk berbagai industri lainnya.Pada industri makanan dan minuman
mempergunakan asam sitrat untuk berbagai keperluan karena kelarutan asam
sitrat yang relatif tinggi, tidak beracun,dan menghasilkan rasa asam yang disukai. Asam
sitrat sering digunakan sebagaipegawet, pencegah rusaknya warna dan aroma,
menjaga turbiditas, penghambatterjadinya oksidasi dan masih banyak lagi.
Tujuan dari praktikum ini adalah membuat asam sitrat dari sari buah
semangka dengan cara fermentasi menggunakan media semi padat dan
mengetahui bagaimana pengaruh penyediaan nutrient yang berbeda terhadap
hasil fermentasi asam sitrat dari sari buah semangka. Karbohidrat yang dipecah
dengan cara fermentasi dapat menghasilkan berbagai macam senyawa organik
diantaranya adalah asam sitrat. Banyak jenis mikroba yang dapat digunakan
dalam pembuatan asam sitrat, diantaranya A. niger, A. wentii, A. ciavatus,
Penicillum luteum. Diantara semuanya, A. niger merupakan galur yang paling
produktif. A. niger termasuk salah satu jenis kapang. Media semi solid dibuat
dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media
tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair
akan memberi kesempatan bakteri untuk menyebar dan tercampur dengan
seluruh nutrisi sehingga lebih cocok untuk mengoptimumkan pertumbuhan
mikroba.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sumber karbohidrat,
Aspergillus niger, Bekatul, Ca(OH)2,Sekam padi, H2SO4, Urea, NaOH, KH2PO4,
Aquades, dan MgSO4.7H2O. Alat yang digunakan adalah petridish, beaker glass,
Erlenmeyer, gelas ukur, buret, statif, dan klem, pipet, inkubator, dan oven .
Langkah kerja yang dilakukan dibagi menjadi 2 bagian yaitu penyiapan media
dan analisa hasil. Seharusnya semakin lama waktu fermentasi maka semakin
rendah pH larutan tersebut karena makin banyak asam sitrat yang dihasilkan.
Dalam praktikum yang telah dilakukan tidak sesuai dengan teori yang
seharusnya. Hal ini disebabkan oleh keberadaan nutrient urea. Semakin hari,
volume titran yang dibutuhkan semakin banyak dikarenakan hasil fermentasi
dari Aspergillus niger yang menghasilkan asam sitrat. KH2PO4 diperlukan pada
media fermentasi sebagai nutrisi agar mikroba dapat tumbuh. Kondisi optimum
pembentukan Aspergillus niger dan pembentukan asam sitrat adalah pada pH 2,
suhu 28-29⁰C, laju pengadukan 120 rpm dan waktu fermentasi 1-2 minggu. Hati-
hati saat mengambil Aspergillus niger dengan kawat osse. Sterilkan ruang
aseptik dengan alkohol sebelum digunakan. Cermat dalam pembuatan reagen,
berhati-hatilah saat menimbang. Dan cuci alat dengan bersih sebelum
digunakan.
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan
buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan
pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam
pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai
senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalam mitokondria, yang
penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan
sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan. Asam
sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada
konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan
limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut). Rumus kimia asam sitrat adalah
C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel informasi di sebelah kanan).
Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-
propanatrikarboksilat.
1.Jenis media mengandung sukrosa, KH2PO4, MgSO4,(NH4)2CO3, FeCl3, dan HCl 2.pH
media 2
Jumlah optimum K2PO4 yang dapat ditambahkan adalah 0,14 gram apabila
menerapkan media sintetis H.J Peppler. Oleh karena itu KH2PO4 diperlukan pada
media fermentasi sebagai nutrisi agar mikroba dapat tumbuh. (Manfaati, 2011)
2.5 NH4NO3
Amonium nitrat adalah suatu senyawa kimia, yang merupakan garam nitrat
dari kation amonium. Senyawa ini memiliki rumus kimia NH4NO3, disederhanakan
menjadi N2H4O3. Senyawa ini adalah padatan kristal putih dan sangat larut dalam air.
Senyawa ini utamanya digunakan dalam pertanian sebagai pupuk kaya-nitrogen.[4]
Penggunaan utama lainnya adalah sebagai komponen campuran peledak yang
digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.
Senyawa ini adalah penyusun utama ANFO, sebuah industri peledak populer yang
menyumbang 80% bahan peledak yang digunakan di Amerika Utara; formulasi
serupa telah digunakan dalam alat peledak terimprovisasi. Banyak negara
menghapusnya dalam aplikasi konsumen karena kekhawatiran akan potensi
penyalahgunaannya.
Amonia digunakan dalam bentuk anhidratnya (yaitu bentuk gas) dan asam nitrat
terkonsentrasi. Reaksi ini berlangsung keras karena sifatnya yang sangat
eksotermik. Setelah larutan terbentuk, biasanya pada konsentrasi sekitar 83%,
kelebihan air diuapkan menjadi kandungan amonium nitrat (AN) sebesar 95%
sampai konsentrasi 99,9% (AN meleleh), tergantung pada kadarnya. Lelehan AN
kemudian dibuat menjadi "prills" atau manik-manik kecil dalam menara semprot,
atau menjadi butiran dengan menyemprotkannya dan berjatuhan di drum yang
berputar. Potongan atau butiran tersebut dapat dikeringkan lebih lanjut,
didinginkan, lalu dilapisi untuk mencegah pengeringan. Potongan atau butiran ini
adalah produk AN yang khas dalam perdagangan.
Amonia yang dibutuhkan untuk proses ini diperoleh dengan proses Haber dari
nitrogen dan hidrogen. Amonia yang dihasilkan oleh proses Haber dioksidasi
menjadi asam nitrat oleh proses Ostwald. Metode produksi lain adalah varian dari
proses Odda:
Produknya, kalsium karbonat dan amonium nitrat, dapat secara terpisah dimurnikan
atau dijuan tergabung sebagai kalsium amonium nitrat.
Pepton adalah hidrolisat protein yang berasal dari reaksi hidrolisis protein
oleh enzim protease. Pepton digunakan sebagai sumber nitrogen pada media
pembiakan mikroorganisme untuk dapat tumbuh dengan baik.
2.7 FeSO4
Besi(II) sulfat (ferro sulfat) ialah senyawa kimia dengan rumus FeSO4.
Besi(II) sulfat digunakan secara medis untuk mengobati kekurangan zat besi,
dan juga untuk aplikasi industri. Terkenal sejak zaman dahulu kala sebagai
copperas dan sebagai vitriol hijau, heptahidrat biru-hijau adalah bentuk paling
umum dari bahan ini. Semua besi sulfat larut dalam air yang menghasilkan
kompleks aquo yang sama [Fe(H2O)6]2+, yang memiliki geometri molekul
oktahedral dan bersifat paramagnetik.
Nama lainnya adalah Ferro sulfat, vitriol hijau, besi vitriol, copperas,
melanterite, dan szomolnokite.
Pada pemanasan, besi(II) sulfat pertama kehilangan air kristalnya dan kristal
hijau semua diubah menjadi zat padat anhidrat berwarna coklat. Saat dipanaskan
lebih lanjut, bahan anhidrat melepaskan sulfur dioksida dan asap putih dari sulfur
trioksida, meninggalkan besi(III) oksida coklat-kemerahan. Dekomposisi
besi(II) sulfat mulai pada kira-kira 480 °C.
2.8 Ca(OH)2
Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau
hydrated lime (kapur yang di-airkan). Nama mineral Ca(OH)2 adalah
portlandite, karena senyawa ini dihasilkan melalui pencampuran air dengan
semen Portland. Suspensi partikel halus kalsium hidroksida dalam air disebut
juga milk of lime (Bahasa Inggris:milk=susu, lime=kapur). Larutan Ca(OH)2
disebut air kapur dan merupakan basa dengan kekuatan sedang. Larutan
tersebut bereaksi hebat dengan berbagai asam, dan bereaksi dengan banyak
logam dengan adanya air. Larutan tersebut menjadi keruh bila dilewatkan
karbon dioksida, karena mengendapnya kalsium karbonat.
Pada 512 °C,[1] kalsium hidroksida terurai menjadi kalsium oksida dan air.
Pada percobaan produksi asam sitrat digunakan Aspergillus niger L-51 yang
berfungsi sebagai biokatalisator dimulai dengan membuat media inokulum dengan
menggunakan glukosa, KH2PO4, NH4 NO3, pepton dan FeSO4.7H2O. Setelah di
shaker selama 48 jam terdapat bulatan- bulatan kecil atau miselium yang berwarna
putih. Kemudian media inokulum tersebut dimasukkan ke dalam media produksi.
Usahakan miselium tersebut juga dimasukkan ke dalam media produksi. Kemudian
dishaker selama 144 jam. Pada dinding erlenmeyer terdapat kapang yang berwarna
kehitaman. Hasil fermentasi tersebut disaring dengan kertas wheatman 41 dan
ditambahkan Ca(OH)2 sehingga terbentuk endapan putih. Hal ini menandakan
bahwa terdapat asam sitrat.
As. sitrat + Ca(OH) Ca sitrat putih
Aspergillus niger L-51 merupakan organisme aerob karena pada proses
fermentasi erlenmeyer hanya ditutup dengan kapas sehingga memudahkan suplai
udara terhadap bakteri tersebut. Pada percobaan ini kami terlambat membuka
penutup alumunium foilnya sehingga miselium yang diperoleh tidak terlalu banyak.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat :
Gelas beker
Erlenmeyer
Pengaduk
Pemanas
Kertas sarung
Aluminium foil
Corong
Autoclave
Neraca analitik
pH universal
Kapas
Bahan :
10 gram toge
Glukosa
KH2PO4
NH4NO3
Pepton
FeSO4
Ca(OH)2
Starter Aspergillus niger
3.2 Skema percobaan
pH Universal Kapas