Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU: ARNAH RITONGA, S.Si., M.Si.

PENGERTIAN PRODUK SERTA PAHAM AKAN ADANYA PRODUK LIFE CYCLE


(PLC)

OLEH :
KELOMPOK 6
GOKLAN DUFIN PANDIANGAN (4163111024)
JUMALA RISKA ISMAYUNI (4162111006)
KRISTINA MONICA SINAGA (4173311061)
MERI LIDYA O. N. HUTABARAT (4163111044)
MERI NATALIA NAIBAHO (4163111045)
KELAS PENDIDIKAN MATEMATIKA REGULER C 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulisan makalah ini dapat dikerjakan dan diselesaikan. Makalah ini
berjudul“Pengertian Produk Serta Paham Akan Adanya Produk Life Cycle (PLC)”.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang di berikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Kewirausahaan.
Didalam pengerjaan makalah ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat
membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima kasih
kepada :

1. Bapak Dr. Pardomuan Sitompul,S.Si., M.Si Selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas
Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Lasker Pangarapan Sinaga,S.Si.,M.Si Selaku Sekretaris Jurusan Matematika
Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si Selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Pengetahuan Alam dan Matematika Universitas Negeri Medan.
4. Ibu Arnah Ritonga,M.Si Selaku Dosen Pengampu.
5. bapak /ibu Dosen Jurusan Matematika.
6. teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah secara langsung dan
tidak langsung.
7. orang tua yang selalu memberikan dana kepada penulis.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 06 November 2019

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................... 2
D. Manfaat ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat ditandai
dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan
tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan
kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta dapat
memperkuat posisi dalam menghadapi perusahaan pesaing dimana untuk mencapai tujuan
tersebut tidak terlepas dari usaha pemasaran yang harus dipikirkan dan direncanakan
sebelum produk. Menyadari hal itu, pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang
dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan.

Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus selalu memantau perubahan perilaku


konsumen sehingga dapat mengantisipasi perubahan perilaku konsumen tersebut untuk
memperbaiki strategi pemasarannya, karena pada hakekatnya tujuan dari pemasaran adalah
untuk mengetahui dan memahami sifat konsumen dengan baik sehingga produk yang
ditawarkan dapat laku terjual dan konsumen loyal terhadap produk yang dihasilkan.

Konsumen yang potensial akan mempertimbangkan terlebih dahulu berbagai faktor


yang berkaitan dengan produk sebelum memilih atau mengambil keputusan dan mencari
alternatif yang dapat memberi kepuasan tertinggi dalam mengkonsumsi suatu produk. Hal
tersebut harus diperhatikan oleh pemasar agar tujuan perusahaan dalam hal memuaskan
kebutuhan konsumen dapat tercapai sesuai dengan konsep pemasaran bahwa kepuasan
kosumen merupakan syarat bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Seperti yang kita ketahui, di dunia industri atau dunia pasar produk, jasa, dan strategi
penentuan merek sangat berpengaruh dalam pemasarannya. Karena untuk kesusksesan
perusahaan tersebut sangat membutuhkan produk, jasa yang berkualitas dan merek yang
akan menjadi nama sebuah produk atau jasa yang akan menarik para konsumen. Untuk itu
disini kami akan membahas mengenai produkdan siklus hidup produk.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang diperoleh adalah:

1. Apa pengertian dari produk ?


2. Apa saja penggolongan dari produk?

1
3. Apa yang dimaksud dengan siklus hidup produk (product life cycle)?
4. Apa saja tahapan dalam siklus hidup produk (product life cycle)?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari produk.
2. Mengetahui penggolongan produk.
3. Mengetahui pengertian siklus hidup produk (product life cycle).
4. Mengetahui tahapan dalam siklus hidup produk(product life cycle).

D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalahini adalah untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan dapat memberikan informasi mengenai Kewirausahaan materi pengertian produk serta
paham akan adanya Product Life Cyle (PLC) yang dapat digunakan dalam
pembelajaranmaupun bidang lainnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Produk
1. Definisi Produk
Produk ialah segala sesuatu (meliputi obyek fisik, jasa, tempat, organisasi, gagasan,
ataupun pribadi) yang dapat atau mampu ditawarkan produsen untuk diminta, dicari, dibeli,
digunakan, atau dikosumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. Dalam
tinjuan yang lebih mendalam, faktor-faktor penentu kepuasan konsumen terhadap produk
yang diproduksi tidak hanya meliputi atribut fisik saja, tetapi juga mencangkup sifat-sifat
non fisik seperti harga, nama penjual, dan sebagainya. Semua unsur tersebut dipandang
sebagai alat pemuas kebutuhan manusia atau pembelinya. Kombinasi yang berbeda dari
unsur itu akan memberikan kepuasan yang berbeda pula karena kombinasi tersebut
merupakan produk tersendiri. Produk adalah suatu sifat yang kompleks, baik dapat diraba
maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, prestise perusahaan dan pengecer,
pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan
keinginan pelanggan.
Produk bersifat nyata (tangible) dan bersifat tidak nyata (intangible). Batas kedua sifat
tersebut tidaklah begitu jelas. Dalam perkembangannya, terdapat kecenderungan
penawaran barang kearah ekstrem yang berlawanan. Misalnya, produk nyata berkembang
kearah dan dilengkapi barang tidak nyata (jasa). Dan sebaliknya semakin banyak jasa yang
ditawarkan dengan pelengkap barang nyata.
2. Jasa
Jasa adalah produk tidak nyata atau tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat dirasakan
sewaktu dikonsumsi. Meliputi segala bentuk hasil kegiatan produksi yang ditawarkan
untuk konsumsi pihak lain. Dapat berkaitan atau tidak berkaitan dengan produk fisik. Jasa
dapat dibedakan menurut beberapa kriteria. Meskipun demikian, penggolongan ini tidaklah
saling meniadakan (non-mutually exclusive). Artinya, jasa yang masuk dalam kategori
tertentu dapat juga termasuk pada golongan jasa lain. Basis klasifikasi jasa meliputi:
1. Tingkat keterlibatan dengan produk fisik (degree of tangibility)
2. Tingkat keterampilan produsen jasa (skill of service provider)
3. Tingkat keterlibatan tenaga kerja menghasilkan jasa (labor intensiveness)
4. Kontak produsen dengan pelanggan pada proses produksi jasa (degree of customer
contact)
5. Tujuan memproduksi jasa (goal of service producer)
6. Tingkat pengaturan bisnis jasa (degree of regulation)
Pemasaran jasa tidak hanya menekankan pada aspek pemasaran eksternal (peranan
perusahaan terhadap pelanggan) tetapi juga memerlukan pemasaran internal (peranan
perusahaan terhadap personel internal perusahaan) dan pemasaran interaktif (peranan
karyawan terhadap pelanggan) terutama untuk jasa yang memerlukan kontak tinggi dengan
pelanggan.

3
PERUSAHAAN

Pemasaran Pemasaran

Internal Eksternal

PELANGGAN
KARYAWAN
Pemasaran Interaktif

3. Penggolongan Produk
Terdapat beberapa cara dalam penggolongan produk, antara lain:
1. Penggolongan Produk Berdasarkan Dimensi Kepuasan dan Kesejahteraan
Konsumen Jangka Panjang Dalam penggolongan ini dapat dibuat
tingkatantingkatan pada dimensi tinggi dan rendah. Setiap kombinasi dari tingkatan
dimensi tersebut akan menciptakan golongan produk tersendiri. Produk dapat
digolongkan menjadi empat golongan, yaitu:
a. Produk yang bermanfaat (salutary product), yaitu produk yang mempunyai
daya penarik rendah tetapi dapat memberikan manfaat yang tinggi kepada
konsumen dalam jangka panjang. Misalkan deterjen dengan fosfat rendah.
b. Produk yang kurang sempurna (deficient product), yaitu produk yang tidak
mempunyai daya penarik baik yang tinggi maupun kualitas yang bermanfaat.
Seperti obat-obatan yang berasa pahit.
c. Produk yang menyenangkan (pleasing product), yaitu produk yang dapat segera
memberikan kepuasan tetapi dapat berakibat buruk bagi konsumen dalam
jangka panjang. Missal rokok
d. Produk yang sangat diperlukan (desirable product), yaitu produk yang dapat
memberikan kepuasan segera dan sangat bermanfaat dalam jangka panjang.
Seperti makanan yang bergizi tinggi

4
2. Penggolongan Produk Menurut Tujuan Pemakaiannya
Penggolongan barang menurut tujuan pemakaiannya oleh konsumen ini banyak
digunakan karena sangat praktis. Menurut tujuan pemakaian oleh konsumen, produk
dapat digolongkan kedalan dua golongan, yaitu produk konsumen (custumer’s good)
dan produk industrial (industrial’s good).
a. Produk Konsumen
Produk konsumen (custumer’s good) adalah produk-produk yang dikonsumsi untuk
kepentingan konsumen (akhir) dan keluarganya sendiri. Untuk dasar perencanaan
pemasaran, produk konsumen dibedakan atas dasar prilaku pembelian dan respon
konsumen terhadap kegiatan pemasaran.
Berdasarkan prilaku konsumen dalam memperoleh barang dan menggunakannya,
produk konsumen dapat dibedakan menjadi:
1. Convenience product, adalah produk konsumen yang sering diperlukan tanpa
banyak memerlukan usaha atau pertimbangann untuk memperolehnya karena
produk konsumen tersebut sudah sangat dikenal karena sering digunakan
(convenience) atau sering dibeli.
Menurut pandangan konsumen, produk konsumen ini dibedakan menjadi 3
kategori:
 Staples Products yaitu: Produk konsumen konvenien sehari-hari yang
sering dan rutin dibeli
 Impluse Products yaitu: Produk konsumen konvenien yang sering dibeli
tanpa perencanaan sebelumnya karena terlihat pada saat belanja
 Emergency Products yaitu: Produk konsumen kovenien yang harus dibeli
dengan segera dan tidak ingin menundanya kemudian
2. Shopping product, adalah produk konsumen konvenien yang berharga bagi
konsumen, sehingga memerlukan usaha dan memperbandingkan (shopping)
dahulu mengenai kualitas, merk, harga, penjual, dan sebagainya sebelum
menentukan pilihannya.
Berdasarkan usaha membandingkannya, produk shopping dibedakan
menjadi:
 Homogenous Products. Produk-produk konsumen yang relative seragam
kemampuannya dalam usaha memenuhi kebutuhan dasar konsumen.
Konsumen sudah mengenal tentang keseragaman berbagai ukuran, jenis,
dan kualitas produk-produk sejenis sehingga yang diperbandingkan
misalnya aspek harga atau merk.
 Heterogenous Products. Produk konsumen yang memerlukan usaha
pembeli untuk membandingkan satu dengan yang lain. Konsumen lebih
berkepentingan membandingkan kualitas dan style produk daripada faktor
harganya.
3. Specialty product, adalah produk konsumen yang benar-benar diperlukan
konsumen, sehingga bersedia secara khusus (special) untuk memperolehnya.

5
Karena sangat bearti, konsumen bahkan tidak perlu membandingkan dengan
produk lain. Produk ini sangat khusus oleh karenanya tidak mempunyai produk
pengganti atau substitusinya.
4. Unsought product, adalah produk konsumen yang belum atau tidak diperlukan
untuk dibeli pada saat itu atau tidak dapat dipergunakan dilingkungannya.
Konsumen sebenarnya mampu membeli tetapi karena waktu dan
lingkungkungannya tidak memungkinkan maka suatu produk tidak akan dibeli.
Bisa saja terjadi konsumen belum atau tidak mengetahui nilai yang sebenarnya
dari produk sehingga tidak berusaha untuk membelinya, dan ini dibedakan dalam
dua kategori yaitu:
 New Unsought Goods yaitu: Produk konsumen yang belum atau tidak
dikenal karena tidak tersedia informasinya atau lingkungannya tidak
memungkinkan menggunakan pada saat itu. Dengan kata lain, produk ini
memang masih baru sehingga tidak menyadari manfaatnya.
 Regularly Unsought Goods yaitu: Produk konsumen yang tidak atau belum
diperlukan konsumen karena belum merasa perlu memilikinya. Produk-
produk ini sebenarnya sudah ada atau dipasarkan., tetapi tidak atau belum
diperlukan. Misalnya peti mati belum diperlukan oleh orang yang masih
hidup, antenna parabola tidak diperlukan untuk orang yang tidak memiliki
TV.
b. Produk Industrial
Produk industrial (industrial’s good) adalah produk-produk yang dikonsumsi oleh
Industriawan untuk kepentingan lain, yaitu untuk diubah, di produksi menjadi produk lain
kemudian dijual kembali oleh Produsen atau dijual kembali oleh Pedagang tanpa dilakukan
transformasi fisik (proses produksi). Pembeli atau pelanggan produk-produk industrial
adalah Produsen dan Pedagang. Oleh karena itu tujuan pembelian produk industrial
berbeda dengan pembelian produk konsumen.
Produk industrial dibedakan bukan karena usaha produsenmemperolehnya atau
pandangan terhadap produknya tetapi dibedakan berdasarkan peranan atau kontribusi
produk terhadap produk akhirnya. Dengan kata lain, produk industrial dibedakan
berdasarkan bagaimana produsen memperlakukan dan menggunakannya. Atas dasar
kontribusinya terhadap produk akhir, produk industrial dibedakan menjadi:
1. Raw materials, adalah produk dasar alam (natural) atau produk pertanian, peternakan,
dan perikanan yang belum diproses sebelumnya
2. Component materials, adalah komponen produk pabrik (material fabricated) misalnya
susu pasturisasi, susu bubuk, tepung darah, dan tepung ikan yang siap diproduksi lagi
menjadi produk lain misalnya yoghurt, keju, pakan ternak, pakan ikan, dan yang
lainnya yang siap dikonsumsi ataupun diolah kembali menjadi barang tertier lainnya.
3. Capital item, adalah kekayaan utama yang sebagian dari investasinya diperhitungkan
untuk menghasilkan produk akhir.
Produk-produk ini meliputi:
 Instalasi adalah barang modal (bangunan, tanah, dan mesin-mesin utama) yang
diperlukan untuk jangka panjang.

6
 Acessory equipment (Perkakas Pelengkap), adalah barang modal yang diperlukan
dalam jangka pendek.
4. Supplies, adalah produk-produk industrial yang tidak menjadi bagian dari produk
akhir, tetapi diperlukan untuk kelancaran operasionalnya. Meliputi:
 Maintenance, repair dan operating supplies.
 Professional Service, adalah berbagai jasa bisnis professional yang membantu
kegiatan usaha. Meliputi pelayanan konsultansi manajemen, teknik, jasa
kebersihan, penyediaan makanan dan jasa bisnis yang lain.

B. Product Life Cycle (PLC).


Strategi penetapan posisi dan diferensiasi perusahaan harus berubah karena produk,
pasar, dan pesaing berubah sepanjang siklus hidup produk (product life cycle-PLC).
Mengatakan bahwa produk memiliki siklus hidup berarti menegaskan empat hal :
a. Produk memiliki umur terbatas
b. Penjualan produk melalui berbagai tahap yang khas, dan masing-masing
memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bai penjualnya.
c. Laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus hidup produk.
d. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, maufaktur, pembelian, dan
sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidupnya.

1. Siklus Hidup Produk


Kebanyakan kurva siklus hidup digambarkan berbentuk lonceng. Kurva itu umumnya
terbagi menjadi empat tahap berikut:
a. Perkenalan (introduction)
b. Pertumbuhan (growth)
c. Kedewasaan (maturity)
d. Penurunan (decline)

Konsep siklus hidup produk (PLC) dapat digunakan untuk menganalisis kategori
produk, bentuk produk, produk, atau merek. Tidak semua produk menampilkan PLC
berbentuk lonceng.

7
Gambar 10.2 (a) menunjukkan pola pertumbuhan-kemerosotan-kemapanan (growth-
slump-maturity pattern), yang biasanya menjadi ciri khas perangkat dapur kecil.
Gambar 10.2 (b) menunjukkan pola siklus-berulang (cycle-reycle pattern) sering
menggambarkan penjualan obat baru. Perusahaan farmasi mempromosikan obat barunya
secara agresif, dan itu menghasilkan siklus pertama.
Gambar 10.2 (c) pola umum yang lainnya adalah PLC berlekuk. Disini penjualan melewati
serangkaian siklus hidup berdasarkan penemuan karakteristik, kegunaan, atau pemakaian
produk baru.
a. Strategi Pemasaran: Tahap Perkenalan dan Keunggulan Pelopor
Karena diperlukan waktu untuk meluncurkan produk kebeberapa pasar dan
memenuhi saluran dealer, dan mendapatkan sambutan konsumen, pertumbuhan
penjualan cenderung berjalan lambat pada tahap ini. Laba akan negatif atau rendah
pada tahap perkenalan. Pengeluaran promosi berada pada rasio tertinggi terhadap
penjualan karena diperlukannya untuk (1) memberi informasi kecalon pembeli (2)
membujuk orang untuk mencoba produk itu dan (3) mendapatkan distribusi ditoko-
toko eceran.Percepatan waktu yang inovasi menjadi sangat penting dizaman yang
ditandai oleh semakin pendeknya siklus hidup produk sekarang ini.
Sebagian besar hasil penelitian menunjukkan bahwa pelopor pasar memperoleh
paling banyak keunggulan. Para pemakai awal akan mengingat nama merek pelopor
jika produk itu memuaskan mereka. Merek pelopor juga menetapkan atribut-atribut
yang harus dimiliki oleh kelas produk tersebut.
Golder dan Tellis mengungkapkan lebih lanjut keraguan tentang keunggulan
pelopor. Mereka membedakan antara penemu (inventor, yang pertama menghasilkan
hak patten dalam kategori produk baru), pelopor produk (product pioneer, yang
pertama mengembangkan model yang berfungsi), dan pelopor pasar (market pioneer,
yang pertama menjual kategori produk baru).
b. Strategi Pemasaran : Tahap Pertumbuhan
Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan pesat penjualan. Konsumen
penerima awal menyukai produk tersebut, dan konsumen berikutnya mula membeli
produk. Para pesaing baru memasuki pasar, karena tertarik dengan peluang produksi
dan laba berskala besar. Mereka memperkenalkan fitur produk yang baru dan
memperluas jaringan distribusi.

8
Selama tahap ini perusahaan menggunakan beberapa strategi berikut untuk
mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin/:
1. Perusahaan meningkatkan mutu produk serta menambahkanfitur produk yang
baru dan gaya yang lebih baik.
2. Perusahaan menambahkan model baru dan produk penyerta, yaitu produk-
produk dengan strategi
3. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
4. Perusahaan meningkatkan cakupan distibusinya dan memasuki saluran distribusi
baru
5. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product-
awarenss advertising) ke iklan yang membuat orang lebih memilih produk
tertentu (product-preference advertising)
6. Perusahaan menurukan harga untuk menarik lapisan berikutnya yang terdiri dari
pembeli yang sensitif

Perusahaan ditahap pertumbuhan menghadapi trade-off antara pangsa pasar yang


besar dan laba sekarang yang besar.

c. Strategi Pemasaran : Tahap Kedewasaan


Pada suatu titik, tingkat pertumbuhan penjualan akan melambat, dna produk akan
memasuki tahap kedewasaan relatif. Tahap itu biasanya berlangsung lebih lama
daripada tahap-tahap sebelumnya, dna merupakan tantangan berat bagi manajemen
pemasaran.
Tahap kedewasaan dapat dibagi menjadi tiga fase:
a. Kedewasaaan bertumbuh (growth maturity),
Dalam fase pertama, tingkat pertumbuhan penjualan mulai menurun dan tidak
ada distribusi baru yang akan diisi
b. Stabil (stable maturity)
Pada fase kedua, penjualan menjadi datar bila dilihat dari ukuran perkapita
karena kejenuhan pasar.
c. Menurun(decaying maturity).
Pada fase ketiga, level penjualan absolut menurun dari pelanggan mulai beralih
ke produk lain.
MODIFIKASI PASAR.
Perusahaan dapat berusaha memperluas pasar bagi merek yang telah dewasa
dengan mengatur dua faktor yang membentuk volume penjualan:
Volume = jumlah pemakai merek x tingkat pemakaian per pemakai
MODIFIKASI PRODUK.
Para manajer juga berusaha mendorong penjualan dengan memodifikasi
karakteristik produk melalui perbaikan mutu, perbaikan fitur, atau perbaikan gaya.

9
MODIFIKASI PROGRAM PEMASARAN.
Para manajer produk juga dapat berusaha mendorong penjualan dengan
memodifikasi berbagai unsur bauran pemasaran lain. Mereka harus mengajukan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Harga. Apakah pemotongan harga menarik pembeli baru?
2. Distribusi. Dapatkah perusahaan memperoleh dukungan dan rak panjangan
produk yang lebih banyak ditoko yang telah ada?
3. Periklanan. Haruskah pengeluaran iklan ditingkatkan?
4. Promosi Penjualan. Haruskah perusahaan meningkatkan promosi penjualan
transaksi tawar menawar?
5. Penjualan personal. Haruskah jumlah dan mutu wiraniaga ditingkatkan?
6. Pelayanan. Dapatkah perusahaan mempercepat pengiriman?

d. Strategi Pemasaran : Tahap Penurunan


Penjualan merosot karena sejumlah alasan, termasuk kemajuan teknologi,
pergeseran selera konsumen, dan meningkatnya persaingan dalam dan luar negeri.
Semuanya menyebabkan kapasitas berlebih, meningkatnya perang harga, dan
merosotnya laba. Penurunan penjualan bisa berjalan lambat seperti pada havermut;
atau cepat seperti kasus mobil Edsel. Penjualan dapat jatuh sampai nol, atau bertahan
dilevel yang rendah.
Saat penjualan dan laba menurun, beberapa perusahaan mengundurkan diri dari
pasar. Yang bertahan mungkin mengurangi jumlah produk yang ditawarkan. Produk
lemah sering menghabiskan watu manajemen secara tidak proporsional; sering
membutuhkan penyesuaian harga dan invetori; biasanya melibatkan alur produksi
pendek walau waktu persiapan mesinnya mahal.
Dalam penelitian tentang strategi perusahaan diindustri yang menurun. Kathryn
Harringan mengidentifikasi lima strategi penurunan yang tersedia bagi perusahaan
sebagai berikut:
1. Meningkatkan investasi perusahaan (untuk mendominasi atau memperkuat
posisi persainganya)
2. Mempertahankan level investasi perusahaan sampai ketidakpastian tentang
industri itu terselesaikan.
3. Mengurangi level investasi perusahaan secara selektif, dengan melepas
kelompok pelanggan yang tida menguntungkan, sambil memperkuat investasi
perusahaan di tempat-tempat yang menguntungkan.
4. Menuai investasi perusahaan untuk memulihkan kas secepatnya.
5. Melepaskan bisnis itu secepatnya dengan menjual asetnya dengan cara yang
paling menguntungkan.
2. Siklus Hidup Gaya, Fesyen, dan Fads
Ada tiga kategori khusus untuk siklus hidup produk yang perlu dibedakan yang
berhubungan dengan gaya (styles), fesyen (gaya yang popular pada waktu tertentu), dan
10
fads (gaya, kegiatan, minat yang sangat popular dalam watktu sekejap saja). Gaya adalah
cara ekspresi yang bersifat dasar dan khas, yang muncul dibidang usaha manusia. Fesyen
adalah gaya yang diterima ata yang popouler saat ini dibidang tertentu. Fads adalah fesyen
yang cepat sekali diperhatikan masyarakat, diterima dengan penuh semangat, mencapai
puncak dalam waktu yang singkat dan menurun dengan sangat cepat pula.

3. Konsep Siklus Hidup Produk: Kritik


Konsep siklus hidup produk (PLC) sangat membantu menginterpretasikan
dinamika produk dan pasar. Ia dapat digunakan untuk perencanaan dna pengendalian
walaupun sebaga alat peramalan kurang bermanfaat. Teori siklus hidup produk juga
mendapat banyak kritik. Para pengeritik mengatakan bahwa pola siklus hidup terlalu
berbeda beda bentuk dan durasinya. Siklus hidup prduk tida memiliki sesuatu yang
dimiliki organisme hidup, yaitu urutan tahap-tahap yang tetap dan lama tiap tahap yang
tetap.
4. Evolusi Pasar

Karena siklus hidup produk berfokus pada apa yang sedang terjadi pada produk
atau merek tertentu bukan pada apa yang terjadi dipasar keseluruhan maka siklus hidup
produk menghasilkan gambaran yang berorientasi produk, bukan gambaran yang
berorientasi pasar. Perusahaan – perusahaan perlu menvisualisasikan jalur evolusi pasar,
karena jalur itu dipengaruhi oleh kebutuhan, pesang, penerapan, teknologi, saluran
distribusi baru, dan perkembangan perkembangan lain.
Seperti produk, pasar berevolusi melalui empat tahap yaitu:
a. Kemunculan
b. Pertumbuhan
c. Kedewasaan dan
d. Penurunan

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan bahwa

1. Produk adalah segala sesuatu yang meliputi obyek fisik, jasa, tempat, organisasi,
gagasan, ataupun pribadi yang dapat ditawarkan produsen untuk diminta, dicari,
dibeli, digunakan, atau dikosumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan
keinginannya.
2. Produk dapat digolongkan menjadi dua yaitu penggolongan produk berdasarkan
dimensi kepuasan dan kesejahteraan dan penggolongan produk menurut tujuan
pemakaiannya
3. Di dalam pemasaran ada suatu siklus atau tahapan yang dapat membantu
perusahaan untuk mengetahui dan menganalisa secara jelas sejauh mana produk
yang dihasilkan dapat bertahan secara kompetitif. Proses ini dikenal dengan nama
Product Life Cycle atau siklus hidup produk. Siklus hidup produk adalah
perjalanan penjualan dari suatu produk dalam masa hidupnya.
4. Setiap produk biasanya memiliki masa daur hidup yang berbeda, kenaikan
maupun penurunan dapat terjadi baik jangka pendek maupun jangka panjang. Ada
empat tahapan pada siklus hidup produk yaitu 1)tahap perkenalan. 2) tahap
pertumbuhan. 3)tahap kedewasaan dan 4)tahap penurunan

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada pembaca adalah agar
pembaca lebih mempelajari lagi lebih mendalam tentang materi Pengertian Produk
Serta Paham Akan Adanya Produk Life Cycle (PLC) dan menggunakan buku yang
mendukung pembelajaran dengan tidak hanya menggunakan 1 buku tetapi
menggunakan 2 atau 3 buku supaya hasil yang di dapatkan juga maksimal.

12
Daftar Pustaka

Makim , Marman,dkk. 2006. Manajemn Pemasaran untuk Engerneering.Yogyakarta:ANDI

Kottler, P dan Kevin Lane Keller.2007.Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks

Rahayu, Budi. 2017. Manajemen Pemasaran. Denpasar: UDAYANA

13

Anda mungkin juga menyukai