PEDOMAN
NO. 015/T/BM/1999
SK No. 60/KPTS/Db/1999
Halaman
Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 60/KPTS/Db/1999 ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. iii
DAFTAR ACUAN ………………………………………………………………………. iv
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………… 19
Lampiran A ……………………………………………………………………………….. 20
Lampiran B ……………………………………………………………………………….. 27
Lampiran C ……………………………………………………………………………….. 36
DAFTAR ACUAN
1.2.2. Tujuan
Tujuan pengaturan lalu lintas selama pekerjaan jalan adalah untuk menjamin
keselamatan bagi pemakai jalan dan pekerja akibat lalu lintas di sekitar daerah
pekerjaan pemeliharaan jalan selama pekerjaan pemeliharaan jalan dilaksanakan.
1.4. Pengertian
1) Pekerjaan pemeliharaan jalan adalah jenis pekerjaan yang berkaitan dengan
segala bentuk pemeliharaan jalan dan utilitas jalan.
2) Rambu-rambu lalu lintas di jalan yang selanjutnya disebut rambu lalu lintas
adalah salah satu dari prelengkapan jalan, berupa lambing, huruf, angka,
kalimat dan/atau perpaduan antaranya sebagai peringatan, larangan,
perintah, petunjuk bagi pemakai jalan (SK Menteri Perhubungan Tahun 1993
No. 11 Pasal 1 Ayat 1).
3) Rambu peringatan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan
peringatan bahaya atau tempata berbahaya pada jalan di depan pemakai
jalan (SK Menteri Perhubungan Tahun 1993 No. 11 Pasal1 Ayat 2).
4) Rambu larangan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perbuatan
yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan ( SK Menteri Perhubungan Tahun
1993 No. 11 Pasal 1 Ayat 3).
5) Rambu perintah adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah
yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan ( SK Menteri Perhubungan Tahun
1993 No. 11 Pasal 1 Ayat 4).
6) Rambu petunjuk adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan petunjuk
mengenai jurusan, jalan, situasi kota, tempat, pengaturan, fasilitas, dll bagi
pemakai ( SK Menteri Perhubungan Tahun 1993 No. 11 Pasal 1 Ayat 5).
7) Papan tambahan adalah papan yang dipasang di bawah daun rambu yang
memberikan penjelasan lebih lanjut dari suatu rambu ( SK Menteri
Perhubungan Tahun 1993 No. 11 Pasal 1 Ayat 6).
8) Rambu sementara adalah rambu lalu lintas yang tidak di pasang secara tetap
dan digunakan dalam keadaan dan kegiatan tertentu ( SK Menteri
Perhubungan Tahun 1993 No. 11 Pasal 11 Ayat 1).
9) Brikade adalah alat pengaman yang berguna sebagai penutup arus-arus lalu
lintas pada waktu pengerjaan jalan.
10) Kerucut lalu lintas adalah salah satu pembatas arus lalu lintas.
11) Tanda lampu lalu lintas adalah tanda yang berguna untuk memberi informasi
kepada pengemudi sehingga mengerti kapan dan di mana harus
menghentikan serta menjalankan kendaraannya.
12) Jalur adalah bagian pada lajur lalu lintas yang ditempuh oleh kendaraan
bermotor (beroda 4 atau lebih) dalam satu jurusan.
13) Lajur adalah bagian dari jalur lalu lintas yang ditempuh oleh kendaraan
bermotor (beroda 4 atau lebih) dalam satu jurusan.
14) Kecepatan rencana (VR) adalah kecepatan maksimum yang aman dan dapat
dipertahankan di sepanjang bagian tertentu pada jalan raya tersebut jika
kondisi yang beragam tersebut menguntungkan dan terjaga oleh
keistimewaan perencana jalan.
15) Jarak pandang henti (Jh) adalah jarak pandang ke depan untuk berhenti
dengan aman bagi pengemudi yang cukup mahir dan waspada (dalam
kendaraan biasa
BAB II
KETENTUAN
2.2.4. Brikade
Ukuran dan bentuknya disesuaikan dengan Lampiran B.1.15.
2.2.6. Bendera
Bendera digunakan untuk membantu pengaturan lalu lintas pada siang hari, yang
berfungsi memberi isyarat kepada pengemudi agar berhati-hati di lokasi pekerjaan.
Disain dan ukurannya ditunjukkan pada Lampiran B.1.17.
2.3.1. Rambu
1) Jarak penempatan rambu pertama ke awal taper
Penenpatan rambu harus dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah dilihat oleh
pengemudi dari jarak yang cukup aman dan dapat memberikan waktu yang
cukup bagi pengemudi untuk mengatur kecepatan atau menghentikan
kendaraannya . Jarak minimum rambu pertama ke awal taper sebelum lokasi
pekerjaan didasarkan atas jarak pandang henti minimum, di mana hal ini
bergantung kepada
R1 R2 R3 R4/ R5 R6
R5
AT : Awal Taper
LP : Lokasi Pekerja
2.3.2. Kerucut Lalu Lintas
Kerucut lalu lintas ditempatkan sebelum lokasi pekerja dan di sepanjang pekerja dan
sesudah lokasi pekerja untuk membatasi daerah kerja yang cukup aman dengan jalur
lalu llintas. Penenmpatan kerucut lalu lintas ini diatur sedeemikian rupa secara
berdampingan parallel dengan arus lalu lintas serta mengikuti bentuk taper sebelum
dan sesudah lokasi pekerja. Jarak penempatan kerucut lalu lintas di sepanjang lokasi
pekerja ditunjukkan pada Tabel 3, sedangkan penempatan kerucut lalu lintas pada
taper minimum berjarak 1,2 meter.
Panjang minimum taper (Gambar 1) sebelum lokasi pekerja © ditentukan oleh lebar pekerja
(a) serta jarak antara ujung taper ke titik awal pekerjaan ini ditentukan dari jarak kendaraan
berhenti didasarkan atas kecepatan rencana (Tabel 1) sehingga pajang taper tersebut dapat
ditentukan menggunakan rumus phytagoras (Gambar 2).
b 0.5b
a
c d
2.3.3. Brikade
Brikade ditempatkan pada awal dan ujung daerah kerja masing-masing sejauh 1 km
dari lokasi pekerjaan di mana bagian muka brikade menghadap kea rah datangnya
lalu lintas. Bagian muka brikade ini adalah bagian yang bergaris hitam. Pada lokasi
pekerjaan dengan volume pejalan kaki yang tinggi, brikade ini harus ditempatkan di
sepanjang lokasi pekerjaan guna mengamankan lokasi tersebut agar aktivitas pejalan
kaki tidak terganggu.
2.3.5. Bendera
Bendera sebagai salah satu alat Bantu pengaturan lalu lintas ditempatkan sebelum
lokasi pekerjaan di atas daun rambu atau dipegang oleh petugas.
STOP
40 km
LAMPIRAN B.2.6
Pekerjaan Di Tengah Jalan (Menutup Satu Lajur Jalan)
Pada Ruas Jalan Satu Arah 3 Lajur
LAMPIRAN B.2.7
Pengaturan Lalu Lintas Pada Pekerjaan Di Tengah Jalan (Menutup Satu Lajur
Jalan) Pada Ruas Jalan Dua Jalur 2 Lajur
LAMPIRAN B.2.8
Pengaturan Lalu Lintas Pada
Pekerjaan Di Tengah Jalan (Menutup Satu Lajur Jalan)
Pengalihan Arus Melalui Jalur Darurat
LAMPIRAN B.2.9
Pengaturan Lalu Lintas Pada
Pekerjaan Di Tikungan Jalan (Menutup Satu Lajur Jalan)
LAMPIRAN B.2.10
Pekerjaan Di Persimpangan Jalan
LAMPIRAN C
DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA
1. Lembaga Pemrakarsa
Pusat Litbang Jalan, Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umu.
Direktorat Bina Teknik, Ditjen Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum.
2. Tim Penyusun
No NAMA LEMBAGA
1 DR. Ir. IF. Poernomosidhi, MSc Puslitbang Jalan
2 Drs. Muhammad Idris Puslitbang Jalan