Anda di halaman 1dari 10

1.

Robert Budi Hartono

Dengan jumlah kekayaan sekitar 18,1 miliar dolar atau 253,4 triliun
rupiah, Rudi Hartono merupakan orang paling kaya di Indonesia, dan berada di peringkat 56
dalam daftar Forbes. Robert Budi Hartono lahir pada tanggal 28 April 1941 di kota Semarang.
Ayahnya bernama Oei Wie Gwan pemilik usaha kecil Djarum Gramophon yang saat ini menjadi
sebuah perusahaan rokok terbesar di dunia. Bersama saudaranya, Robert Budi Hartono terus
mengembangkan bisnis warisan ayahnya, termasuk berinvestasi di sektor bisnis keuangan dan
perbankan, khususnya di Bank BCA.

2. Michael Hartono

Dengan jumlah aset kekayaan sekitar 12,6 miliar dolar atau 176,4 triliun
rupiah, Michael Bambang Hartono yang merupakan kakak Budi Hartono adalah orang terkaya ke
dua di Indonesia. Dalam daftar Forbes di awal tahun 2019, ia berada di posisi 101. Michael
Hartono lahir di Kudus, 2 Oktober 1939. Ia menempuh pendidikan formal di Universitas
Diponegoro selama empat tahun dan kemudian karirnya berlanjut di dunia bisnis, sebagai
Direktur PT Djarum. Selain merambah di sektor keuangan, kiprah Michael Hartono bersaudara
dalam sektor agribisnis terlihat dengan mempunyai bisnis kelapa sawit dan kilang pengolahan.
Hal unik tentang miliarder ini adalah pernah menjadi wakil Indonesia di ajang Asian Games
2018 sebagai atlet bridge dan mampu menyumbangkan medali perunggu untuk kontingen
Indonesia.
3. Sri Prakash Lohia

Jumlah kekayaan Sri Prakash Lohia menurut Majalah Forbes saat ini
ditaksir 7,6 miliar dolar atau sekitar 106,4 triliun rupiah. Dari namanya, anda mungkin bisa
menebak bahwa miliarder ini adalah keturunan India. Sri Prakash Lohia lahir di Kalkuta-India
pada 11 Juli 1952. Lohia lahir dan besar di India, tetapi menghabiskan sebagian besar masa
hidup profesionalnya di Indonesia sejak tahun 1974. Lohia pindah ke Indonesia bersama
ayahnya, Mohan Lal Lohia, dan merintis Indorama Synthetics, sebuah perusahaan yang
memproduksi benang pintal. Pada awal tahun 2019, Forbes menempatkannya sebagai orang
terkaya ke-3 di Indonesia dengan kekayaan bersih US$ 7,6 miliar, atau di peringkat ke-183
secara global.

4. Tahir

Nama lengkapnya adalah Dato’ Sri Tahir, lahir pada 25 Maret 1952 di
kota Surabaya. Dia dibesarkan oleh sepasang ayah dan ibu yang menghidupi keluarga dengan
membuat becak. Tahun 1971, dia menamatkan pendidikan menengah atas (SMA) di SMA
Kristen Petra Kalianyar Surabaya. Sosok Tahir tumbuh berkembang menjadi seorang pengusaha,
investor, sekaligus pendiri Mayapada Group yang sukses. Mayapada Group adalah sebuah
holding company yang memiliki beberapa unit bidang usaha di Indonesia. Beberapa dari bidang
yang digeluti adalah perbankan, TV berbayar dan media cetak, properti dan rumah sakit. Dengan
aset kekayaan senilai 4,5 miliar dolar atau sekitar 63 triliun rupiah, kini ia menjadi salah seorang
konglomerat di Indonesia. Dalam daftar Forbes Internasional, kekayaan Tahir berada di posisi ke
399.
5. Chairul Tanjung

Dengan kekayaan sebesar US$ 3,6 miliar atau sekitar 50,4 triliun rupiah,
pria lulusan Universitas Indonesia ini didaulat sebagai orang terkaya ke-5 di Indonesia atau
rangking #557 dalam daftar internasional. Chairul Tanjung lahir di Jakarta, 16 Juni 1962,
dilahirkan di Jakarta dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya A.G. Tanjung adalah
wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil. Chairul Tanjung adalah
mahasiswa kedokteran yang memperoleh banyak prestasi, diantaranya sebagai Mahasiswa
Teladan Tingkat Nasional 1984-1985. Saat kuliah ia mulai belajar tentang bisnis. Kini melalui
perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah perusahaan bisnis membawahi
beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank Mega.

6. Prajogo Pangestu

Setelah absen 20 tahun, Prajogo Pangestu kembali ke jajaran miliarder.


Kekayaannya meningkat lebih dari lima kali lipat dalam 12 bulan sampai pertengahan Februari
2017 karena nilai taruhannya di perusahaan petrokimia Barito Pacific dan anak perusahaannya
yang terdaftar, Chandra Asri Petrochemical, keduanya mengalami lompatan keuntungan
signifikan. Pada bulan November 2016 Chandra Asri mengumumkan rencana untuk bekerjasama
dengan penyedia lisensi teknologi polyethylene Houston Univation Technologies untuk
mengembangkan pabrik baru di Banten, sebelah barat Jakarta. Pria kelahiran tahun 1944 ini
adalah seorang pengusaha Indonesia. Seorang taipan di industri perkayuan terbesar di Indonesia
sebelum Krisis Ekonomi 1997. Bisnisnya berawal di akhir 70-an di Djajanti Timber Group dan
membentuk Barito Pacific. Manurut data yang tercantum dalam Forbes, kekayaan Prayogo
Pangestu saat ini diperkirakan mencapai 3,5 miliar dolar atau 49 triliun rupiah di urutan 588.
7. Low Tuck Kwong

Dia adalah seorang pengusaha dari Indonesia yang mendirikan Bayan


Resources, salah satu perusahaan yang bergerak di sektor tambang batu bara. Pada 2014, Forbes
merilis daftar orang terkaya di Indonesia, dan ia menduduki peringkat ke-30. Low Tuck Kwong
dilahirkan di Singapura, tetapi pada tahun 1972, ia pindah dan merantau ke Indonesia. Saat
masih tinggal di Singapura, ia sempat bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya, David
Low Yi Ngo. Setelah peluang kesuksesannya makin bersinar di Indonesia, maka pada tahun
1992, Low Tuck Kwong berganti kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Tahun 1997, ia membeli perusahaan tambang batubara yang pertamanya melalui PT.
Gunungbayan Pratamacoal.

Tahun 1998, melalui PT Dermaga Perkasapratama, Ia juga mengoperasikan Terminal Batubara


di Balikpapan, Kalimantan. Di sektor pertambangan Batubara dengan perusahaan Bayan
Resources inilah yang mengantarkan ia menjadi orang terkaya ke-7 menurut data realtime Forbes
di triwulan I tahun 2019 ini. Asetnya mencapai 2,3 miliar dollar atau 32,2 triliun rupiah, dan
menempatkannya di rangking 935 dunia.

8. Mochtar Riady

Di deretan ke-8 orang terkaya di Indonesia adalah Mochtar Riady yang


lahir pada 12 Mei 1929 di Malang. Pengusaha ini merupakan pendiri sekaligus komisaris dari
Lippo Group. Ayah Mochtar Riady adalah seorang pedagang batik bernama Liapi, sedangkan
ibunya bernama Sibelau. Kedua orangtuanya merantau dari Fujian dan tiba di Malang pada tahun
1918. Sejak kecil ia bercita-cita untuk menjadi seorang bankir. Di era tahun 1950an, kesempatan
itu datang, dimana ia diberi kesempatan untuk mengurus sebuah bank yang sedang bermasalah.
Satu tahun perjalanan, bank tersebut menjadi maju. Setelah cukup besar, pada tahun 1964,
Mochtar Riady pindah ke Bank Buana, kemudian pada tahun 1971, dia pindah lagi ke Bank
Panin yang merupakan gabungan dari Bank Kemakmuran, Bank Industri Jaya, dan Bank Industri
Dagang Indonesia. Di awal tahun 2018 ini, Mochtar Riady memiliki aset kekayaan senilai 2,3
miliar dolar AS atau sekitar 32,2 triliun rupiah dan berada dalam rangking ke-981 dunia.

9. Peter Sondakh

Menurut Forbes, Peter Sondakh memiliki kekayaan senilai 1,7 miliar


dolar atau sekitar 23,8 triliun rupiah, sehingga menempatkan ia dalam peringkat ke-1285 dalam
daftar miliarder dunia. Peter Sondakh lahir pada 23 Juli 1953. Ayahnya memulai bisnisnya sejak
1954, memproduksi minyak kelapa serta mengekspor kayu. Saat usianya baru 20 tahun, ia harus
mengambil alih bisnis ayahnya karena meninggal dunia. Dia harus membiayai ibu serta empat
orang. Ia kemudian mendirikan PT. Rajawali Corporation. Melalui perusahaan tersebut, Peter
Sondakh memulai bisnis properti sebagai perluasan usaha yang ditekuni ayahnya. Melalui
Rajawali Corporation, ia membangun kemitraan mengembangkan Hyatt Hotel dan Novotel
Sheraton menjadi jaringan hotel bintang lima. Peter Sondakh juga memiliki saham di perusahaan
taksi Ekspres Transindo Utama, yang kini harus menghadapi persaingan dari keberadaan taksi
online seperti Uber.

10. Martua Sitorus

Martua Sitorus atau dikenal juga dengan Thio Seeng Haap adalah
seorang pebisnis Indonesia. Pria kelahiran 1960 ini bersama dengan Kuok Khoon Hong
mendirikan perusahaan Wilmar International yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolah
minyak sawit mentah (CPO) serta produsen gula. Wilmar juga bekerja sama dengan perusahaan
AS, Kellogg untuk menjual makanan di China dan mengakuisisi perusahaan tambang batu bara
di Australia yakni Whitehaven Coal Ltd. Awalnya Martua Sitorus yang dilahirkan di
Pematangsiantar, Sumatera Utara ini, berdagang udang sewaktu masih muda. Di pertengahan
tahun 2018, Sitorus berhenti sebagai Direktur Non-Eksekutif Non-Independen di Wilmar. Ia
kemudian fokus dalam bisnis properti. Dalam kemitraan dengan grup Ciputra, perusahaannya,
Gama Land membangun sebuah proyek di Jakarta yang akan memiliki 15 menara apartemen dan
sebuah kompleks perbelanjaan. Saat ini kekayaan Martua Sitorus diperkirakan mencapai 1,7
miliar dolar atau 23,8 triliun rupiah.

11. Theodore Rachmat

Theodore Permadi Rachmat adalah sosok pengusaha sukses yang lahir


pada 15 Desember 1943 dengan nama kecil Oei Giok Eng di Majalengka. Selepas lulus dari
Institut Teknologi Bandung, ia merintis karir sebagai sales Astra kemudian dipercaya mengelola
United Tractors (anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang alat berat). Selepas itu, ia
memutuskan mendirikan perusahaan sendiri yang diberi nama Triputra Group yang bergerak di
sejumlah bidang bisnis, seperti karet olahan, batu bara, perdagangan, manufakturing, agribisnis,
dealership motor dan logistik. Dia sekarang memiliki sejumlah saham di perusahaan batu bara
Adaro Energy. Sementara itu, anaknya, Christian Aryono adalah wakil presiden direktur Adaro
Energy. Dia juga memiliki investasi di industri kelapa sawit dan karet. Anak keduanya, Arif
Patrick mengelola perusahaan perkebunan keluarga, Triputra Agro. Kekayaan Theodore
Rachmat berada di posisi ke-11 di Indonesia atau ke-1324 secara global dengan total aset senilai
US$ 1,7 miliar atau sekitar 23,8 triliun rupiah.

12. Husain Djojonegoro

Peringkat ke-12 sebagai orang terkaya di Indonesia pada awal tahun 2019
ini adalah Husain Djojonegoro & Family dengan aset kekayaan sekitar 1,6 miliar dolar atau
sekitar 22,4 triliun rupiah. Kekayaan pria yang berusia 68 tahun ini berada di urutan ke-1403
dalam daftar Forbes. Husain Djojonegoro merupakan sosok pennting dalam pendirian
perusahaan “Orang Tua Group”. Sebagai masyarakat Indonesia, anda tentu sudah familiar
dengan brand-brand makanan seperti Wafer Tango, Teh Gelas, anggur herbal, dan juga pasta
gigi. Lini bisnisnya adalah produk konsumen dan menjadi bagian dari konglomerasi besar ABC
Group. Husain dan dua saudara menjalankan bisnis, dimulai oleh sang ayah di tahun 1948.
13. Alexander Tedja

Pengembang real estat Alexander Tedja, Pakuwon Jati, yang terdaftar di


Bursa Efek Indonesia, telah membangun pusat perbelanjaan di Indonesia saat masyarakat kelas
menengah di Indonesia telah tumbuh berkembang. Perusahaan ini membangun kantor di Jakarta
dan Surabaya, sebuah kondominium bertingkat tinggi di Surabaya dan bangunan di selatan dan
barat Jakarta. Pada bulan Agustus 2016 pecinta seni menjadi tuan rumah Art Stage Jakarta,
sebuah pameran yang dikembangkan perusahaannya di Jakarta. Awalnya Alexander Tedja
memiliki latar belakang sebagai pengusaha di bidang perfilman dan perbioskopan, antara lain
melalui perusahaannya PT ISAE FILM sejak tahun 1972, PT Pan Asiatic Film sejak tahun 1991
dan PT Menara Mitra Cinema Corp. sejak tahun 1977. Namun sejak 1982, ia mulai berekspansi
ke bidang properti dan mal, melalui PT Pakuwon Jati Tbk. Menurut Forbes, aset kekayaannya
saat ini mencapai 1,6 miliar dolar.

14. Djoko Susanto

Di posisi ke-14 adalah Djoko Susanto, seorang pengusaha ritel yang lahir
pada tahun 1950 dengan nama kecil Kwok Kwie Fo di Jakarta. Ia adalah pemilik grup Alfamart,
bisnis ritel dengan mini-mart konsep. Pada usia 17 ia mulai mengelola warung sederhana orang
tuanya di dalam pasar tradisional di Jakarta. Kesuksesannya menarik perhatian taipan rokok
kretek Putera Sampoerna. Bersama-sama mereka membangun bisnis ritel dan supermarket. Ia
melanjutkan kemitraan dengan Putera Sampoerna hingga 2005, bisnis rokoknya, 70% dari
bagiannya untuk kemudian dijual Sampoerna Altria termasuk bagiannya pada bisnis ritel yang
dijalankan oleh Djoko. Altria tidak menginginkan pada bisnis ritel dan kemudian menjual saham
mereka ke Northstar, tapi Djoko kemudian membeli saham dari Northstar, membuatnya
memiliki bagian terbesar dari 65%.

Bisnis semakin berkembang dan saat ini, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, menjalankan lebih dari
5.500 toko, di bawah berbagai merek, meliputi Alfamart, Alfa Midi, Alfa Express, dan Lawson.
Satu-satunya saingan berat alfamart berasal dari jaringan minimarket Indomaret yang merupakan
milik konglomerat Anthony Salim. Kekayaan Djoko Susanto saat ini sekitar 1,4 miliar dolar
(19,6 triliun rupiah), sehingga menempatkan ia pada urutan ke-1533 dalam daftar Forbes.

15. Murdaya Poo

Murdaya Widyawimarta Poo yang saat ini berusia 77 tahun merupakan


miliarder yang memiliki aset harta sebesar 1,4 miliar dolar atau setara 19,6 triliun rupiah. Ayah
dari empat anak ini adalah sosok lelaki dibalik perusahaan kontraktor terkenal yaitu Central
Cipta Murdaya Group. Selain bisnis, beliau juga sukses dalam karir politik. Dunia politik yang
Murdaya Poo jajaki adalah sebagai anggota legislatif periode 2004 hingga 2009 dari partai PDIP.
Usaha pertamanya bergerak dalam bidang kelistrikan yaitu perusahaan Kencana Sakti Indonesia.
Selanjutnya suami dari Siti Hartati Murdaya ini melakukan kesepakatan kerja bersama
perusahaan alat olahraga besar di dunia yaitu Nike. Saat ini, kekayaan sebesar 1,4 miliar dolar
AS tersebut menempatkan ia di urutan 1.536 dalam daftar Forbes.

16. Eddy Kusnadi Sariaatmadja

Eddy Kusnadi Sariaatmadja adalah pengusaha media dan teknologi yang


lahir pada 11 Desember 1963. Suami dri Sofi Wijaya ini menyelesaikan pendidikan dengan gelar
sarjana di jurusan Civil Engineering, University of New South Wales, Australia pada tahun 1978.
Karir dan bisnisnya dimulai dari pendirian perusahaan bernama PT Elang Mahkota Teknologi
yang dikenal Emtek. Group Emtek berhasil meraih kejayaan sebagai perusahaan raksasa di
Indonesia, dan merupakan pemilik saham yang besar dari stasiun TV swasta, seperti SCTV,
Indosiar, dan O Channel. Pada bulan Juni 2016, melalui anak perusahaannya, PT Kreatif Media
Karya, ia membeli lisensi Balckberry Messenger sebesar 208 juta dolar. Saat ini, kekayaan Eddy
ditaksir sebesar 1,3 miliar dolar atau sekitar 18,2 triliun rupiah, menempatkan ia di urutan ke-
1667 dalam daftar Forbes.
17. Sukanto Tanoto

Sukanto Tanoto yang lahir 25 December 1949 di Medan merupakan


pengusaha Indonesia yang memulai usaha di industry pengolahan kayu. Sukanto Tanono
merupakan pengusaha otodidak dan tidak menyelesaikan pendidikan formal di bangku sekolah.
Beliau belajar bahasa Inggris kata demi kata menggunakan kamus bahasa Tiongkok – Inggris
dan akhirnya mampu mengikuti sekolah bisnis di Jakarta pada pertengahan tahun 1970. Beliau
kemudian melanjutkan belajar di INSEAD di Fontainebleau, Perancis. Usaha Sukanto yang lain
adalah bank. Ketika United City Bank mengalami kesulitan keuangan, pada 1986-1987, ia
mengambil alih mayoritas sahamnya dan bangkit dengan nama baru: Unibank. Di Medan, ia pun
merambah bidang properti, dengan membangun Uni Plaza, kemudian Thamrin Plaza. Tidak
hanya dalam negeri, ia melebarkan sayap ke luar negeri, dengan ikut memiliki perkebunan
kelapa sawit. Kekayaannya saat ini diperkirakan mencapai 1,3 miliar dolar.

18. Ciputra

Ir. Ciputra lahir pada 24 Agustus 1931 di Sulawesi Tengah. Pria lulusan
Institut Teknologi Bandung ini terkenal sebagai pengusaha properti yang sukses, antara lain pada
Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang
filantropis, dan berkiprah di bidang pendidikan dengan mengembangkan sekolah dan Universitas
Ciputra. Perjalanan bisnis Ciputra dirintis sejak masih menjadi mahasiswa arsitektur Institut
Teknologi Bandung. Bersama Ismail Sofyan dan Budi Brasali, teman kuliahnya, sekitar tahun
1957 Ciputra mendirikan PT Daya Cipta. Fokus di sektor pengembangan real estate, Ciputra
berhasil membangun kerajaan bisnisnya. Ciputra berencana untuk menggabungkan perusahaan
miliknya, Ciputra Surya dan Ciputra Property, menjadi Ciputra Development untuk
meningkatkan efisiensi dan likuiditas sehingga akan membuat Ciputra Development menjadi
salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia dengan proyek-proyek di 33 kota. Saat ini
taksiran kekayaannya mencapai 1,2 miliar dolar.
19. Harjo Sutanto

Harjo Sutanto adalah seorang pengusaha sukses yang merintis bisnisnya


dari bawah. Ia bersama Ferdinand Katuari pada tahun 1949 mendirikan Fa Wings yang
memproduksi sabun colek skala industri rumahan dan memasarkannya secara “door to door” di
Jawa Timur. Saat ini Wings Group adalah salah satu merek Indonesia yang terkenal, menjual
berbagai macam produk konsumen. Ayah dari empat anak ini menjadi salah satu konglomerat
Indonesia dengan aset kekayaan pada awal 2019 sebesar 1,1 miliar dolar atau sekitar 15,4 triliun
rupiah, berada di rangking 1933 dunia.

Anda mungkin juga menyukai