copy
copy
Untuk memahami pengertian tentang filsafat ilmu pengetahuan, akan dibahas terlebih dahulu
pengertian filsafat dalam arti terminologinya. Pengertian filsafat sesuai dengan terminologinya
yaitu:
a. Filsafat adalah upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta
lengkap tentang seluruh realitas.
b. Filsafat adalah upaya melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.
c. Filsafat adalah untuk menentukan batas batas dan jangkauan pengetahuan: sumbernya,
hakekatnya, keabsahannya, dan nilainya.
d. Filsafat adalah penyelidikan kritis atas pengandaian pengandaian dan pernyataan
pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
e. Filsafat adalah berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda katakan dan untuk
mengatakan apa yang Anda lihat.
Jadi, pengertian filsafat secara terminologinya di atas sangat beragam baik dalam ungkapan
maupun titik tekanannya. Bahkan Mohammad Hatta seorang ahli filafat Indenesia, dan Langeveld
mengatakan bahwa definisi filsafat tidak perlu diberikan karena setiap orang memiliki titik tekan
sendiri dalam definisinya. Hal ini bisa dimengerti, karena intisari berfilsafat itu terdapat dalam
pembahasan bukan pada definisi. Namun definisi filsafat untuk dijadikan patokan awal diperlukan,
karena untuk memberi arah dan cakupan objek yang dibahas, terutama terkait dengan filsafat ilmu
Berikut akan dibahas tentang pengertian ilmu pengetahuan. Secara etimologis bahwa ilmu
dalam bahasa Inggris adalah science, yaitu berasal dari bahasa Latin: scientia artinya pengetahuan,
dan scire artinya mengetahuai, dan sinonim yang paling dekat dengan bahasa Yunani adalah
episteme. Sedangkan ilmu yang berasal dari bahasa Arab adalah: ‘alima, ya’lamu, dan ‘ilman,
kesemua itu artinya mengerti dan memahami benar benar.
Dari beberapa is, tilah di atas, lalu pengertian ilmu dalam kamus bahasa Indonesia adalah
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem, menurut metode metode tertentu,
yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala gejala tertentu di bidang itu.
1.1 Ciri ciri utama ilmu pengetahuan sesuai dengen terminologinya antara lain:
1). Ilmu pengetahuan adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, epiris, sistematis, dapat
diukur, dan dibuktikan. Hal ini beda dengan iman, yaitu pengetahuan didasarkan atas keyakinan
kepada yang gaib dan pengahayatan serta pengalaman pribadi.
2). Ilmu pengetahuan berbeda dengan pengetahuan, sebab ilmu pengetahuan tidak pernah
mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, melainkan ilmu pengetahuan
menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek (alam objek) yang sama dan saling
berkaitan secara logis. Oleh sebab itu, koherensi sistematik adalah hakikat ilmu pengetahuan.
3). Ilmu pengetahuan tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing masing
penalaran perorangan, sebab ilmu pengetahuan dapat memuat di dalamnya dirinya sendiri
hipotesis-hipotesis dan teori teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
4). Berkaitan dengan konsep ilmu pengetahuan (pengetahuan ilmiah) adalah ide bahwa metode
metode yang berhasil dan hasil hasil yang terbukti pada dasarnya harus terbuka kepada semua
pencari ilmu.
5). Ciri hakiki dari ilmu ialah metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu tidak dicapai dengan
penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan dan ide yang terpisah.
Setelah dipahami pengertian Filsafat, pengertian Ilmu pengetahuan, dan pengertian
Pengetahuan, maka dapat disimpulkan bahwa Filsafat Ilmu pengetahuan adalah kajian secara
mendalam tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan, sehingga filsafat ilmu pengetahuan dapat
menjawab beberapa persoalan, seperti:
Pengertian filsafat ilmu pengetahuan menurut Hartono Kasmadi (1990) dapat dirangkum
dalam tiga (3) yaitu:
a. Filsafat ilmu pengetahuan adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh
ilmu tertentu, terhadap lambang yang digunakan, dan terhadap struktur penalaran tentang sistem
lambang yang digunakan.
Misal: untuk mengkaji ilmu empiris, ilmu rasional, bidang etika, estetika, dll.
b. Filsafat ilmu pengetahuan adalah upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar
konsep, praduga, dan postulat mengenai ilmu , serta upaya untuk membuka tabir dasar-dasar
empiris, rasional, dan pragmatis.
Misal: analisis terhadap anggapan dasar tentang kuantitas, kualitas, waktu, ruang, dan hukum, serta
dapat pula sebagai studi keyakinan tertentu, maupun keyakinan dunia “sana”.
c. Filsafat ilmu pengetahuan adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang
beraneka macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu
Jadi kebahagian yang merupakan paduan/ sintetik adalah merupakan suatu suasana percampuran
antara keadaan yang bersifat subjektif dengan keadaan yang bersifat objektif yang menghasilkan
suatu keharuan.
Hal ini disadari karena kebahagiaan adalah masalah pribadi yang merupakan campuran tersebut di
atas dan menimbulkan keharuan pada masing masing pribadi.
b.Dimensi Epistemologi
Epistemologi ialah cabang filsafat yang membicarakan hakikat dan lingkup pengetahuan,
pengandaian-pengandaian, dasar-dasar, dan tanggung jawab atas pernyataan mengenai
pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indera, dan lain-lain
mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, antara lain adalah:
Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui akal, indra, dan yang lain mempunyai metode-
metode:
1. Metode induktif = khusus ke umum
2. Metode deduktif = umum ke khusus
3. Metode positivisme = menolak metafisika yakni Apa yang diketahui, yang faktual, positif
4. Metode kontemplatif = kemampuan intuisi, yakni Diperoleh lewat kontemplasi
5. Metode dialektis = semula artinya tanya jawab, yakni Kemudian berarti mengkompromikan lawan
Keterangan dari beberapa metode di atas, yakni:
Ad. 1. metde induktuif, yakni
Ad. 2. meotde deduktif, yakni
Ad. 3. metode positivisme, yakni suatu metode yang dikeluarkan oleh August Comte (1797-1857)
berupa metode yang berpangkal pada hal-hal positif, sehingga ia mengesampingkan persoalan di
luar yang ada sebagai fakta. Jadi ia menolak metafisika, sehingga di bidang filsafat dan ilmu
pengetahuan dibatasi kepada bidang gejala-gejala saja.
Menurut Comte, bahwa perkembangan pikiran manusia berlangsung dalam tiga tahap, yakni:
a. tahap teologis, pada tahap ini manusia yakin bila dibalik sesuatu tersirat pernyataan kehendak
khusus.
b. tahap metafisik, pada tahap ini kekuatan adikodrati itu diubah menjadi kekuatan yang abstrak,
yang kemudian dipersatukan dalam pengertian yang bersifat umum yang disebut alam dan
dipandangnya sebagai asal dari segala gejala.
c. tahap positif, pada tahap ini sebagai suatu usaha mencapai pengenalan yang mutlak, sehingga
pengetahuan teologis ataupun metafisis dipandang tidak berguna. Yang penting menemukan
hukum-hukum dan urutan yang ada pada fakta dengan pengamatan dan menggunakan akal.
Ad. 4. metode kontemplatif, yakni metode yang mengatakan ada keterbatas indra dan akal manusia
untuk memperoleh pengetahuan, sehingga hasil yang diperoleh pun berbeda beda, maka harus
dikembangkan kemampuan akal yang disebut intuisi. Jadi kemampuan intuisi ini bisa diperoleh
dengan cara berkontemplasi.
Ad. 5. metode dialektis.
c. Dimensi aksiologis
Terkait dengan nilai, maka tentang nilai dapat subjektif tapi dapat juga objektif Kemudian
bagaimana dengan nilai dalam ilmu pengetahuan ? Bagi seorang ilmuwan, kegiatan ilmiahnya
dengan kebenaran ilmiah adalah hal yang sangat penting. Yang lebih penting adalah bahwa ilmu
pengetahuan tidaklah berkembang pada arah yang tak terkendali, namun ia harus bergerak pada
arah maknawi dan umat manusia berkuasa untuk mengendalikannya. Kekuasaan manusia atas ilmu
pengetahuan harus mendapat tempat yang utuh, eksistensi ilmu pengetahuan bukan “melulu”
untuk mendesak kemanusiaan, namun kemanusiaanlah yang harus menggemgam ilmu
pengetahuan untuk kepentingan dirinya dalam rangka pengembangan diri kepada sang Pencipta.