Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA(Citrullus lanatus) DENGAN


MENGGUNAKAN MEDIA TANAM TANAH, COCOPEAT DAN PUPUK
KANDANG KAMBING

MATA KULIAH KESUBURAN TANAH

Dosen Pengampu:

Paranita Asnur, SHut., MSi

Ratih Kurniasih, SP., MSc

Disusun oleh : Kelompok 4

1. Eva Proditus Sianturi 48416507


2. Primastya Yoesanangga 48416511
3. Salifa Qurotul Aini Sabrina 48416514

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
“Budidaya Tanaman Semangka (Citrullus lanatus) Dengan Menggunakan Media
Tanam Tanah, Cocopeat dan Pupuk Kandang Kambing” ini dengan baik.
Laporan ini disusun guna melengkapi tugas Mata Kuliah Kesuburan Tanah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama untuk


dosen pengampu mata kuliah Kesuburan Tanah yang telah membantu sehingga
laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan demi sempurnanya laporan ini.

Semoga laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan


bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan pengetahuan kita semua.

Jakarta, 18 Januari 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1


1.2. Tujuan ....................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Tanaman Semangka ................................................. 3


2.2. Syarat Tumbuh Semangka ........................................................ 3
2.3. Media Tanam ............................................................................ 4
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat .................................................................... 7


3.2. Alat dan Bahan .......................................................................... 7
3.2. Prosedur Kerja .......................................................................... 7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil .......................................................................................... 10


4.2. Pembahasan ............................................................................... 12
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan ............................................................................... 15


5.2. Saran ......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 16

LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rerata jumlah bunga pada tanaman semangka selama 7 MST dengan
perlakuan dan kontrol ............................................................................... 11

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik rerata panjang tanaman semangka selama 7 MST dengan


perlakuan .................................................................................................. 10
Gambar 2. Histogram rerata jumlah daun tanaman semangka selama 7 MST
dengan perlakuan ..................................................................................... 10
Gambar 3. Grafik perbandingan rerata panjang tanaman semangka selama 7
MST dengan perlakuan dan kontrol ......................................................... 11
Gambar 4. Histogram perbandingan rerata jumlah daun semangka selama 7 MST
dengan perlakuan dan kontrol .................................................................. 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman semangka (Citrullus lanatus) merupakan tanaman buah
berupa herba yang tumbuh merambat yang dalam bahasa inggris disebut
Water Mellon. Tanaman semangka termasuk tanaman semusim yang tumbuh
merambat dan dalam pembudidayaannya membutuhkan sinar matahari penuh.
Pada iklim lembab pertumbuhan tanaman akan lambat dan tanaman mudah
terserang oleh penyakit, terutama jamur (fungi). Hal ini dapat mengakibatkan
penurunan produksi, bahkan dapat menggagalkan panen.

Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok


tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis
tanaman yang ingin ditanam. Secara umum, media tanam harus dapat
menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan
dapat menyediakan unsur hara. Media tumbuh yang baik harus memenuhi
beberapa persyaratan, salah satunya tidak terlalu padat, sehingga dapat
membantu pembentukan dan perkembangan akar tanaman. Selain itu, juga
mampu menyimpan air dan unsur hara secara baik, mempunyai aerase yang
baik, tidak menjadi sumber penyakit serta mudah didapat dengan harga yang
relatif murah.

Pemanfaatan bahan organik seperti cocopeat sangat potensial digunakan


sebagai komposit media tanam alternatif. Salah satu kelebihan menggunakan
bahan organik sebagai media tanam adalah memiliki struktur yang dapat
menjaga keseimbangan aerasi. Bahan organik mempunyai sifat remah
sehingga udara, air, dan akar mudah masuk dalam fraksi tanah dan dapat
mengikat air. Hal ini sangat penting bagi akar bibit tanaman karena media
tumbuh sangat berkaitan dengan pertumbuhan akar atau sifat diperakaran
tanaman (Putri, 2008).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman selain faktor internal
atau genetis juga faktor eksternal atau lingkungan tumbuh. Lingkungan
tumbuh dapat berupa media tanam dan penyiraman. Media tanam sangat

1
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Jenis air yang biasa digunakan
dalam penyiraman adalah air biasa, air leri, air kelapa, air teh, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu kami melakukan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh media tanam tanah, cocopeat dan pupuk kandang kambing terhadap
pertumbuhan tanaman semangka jika dibandingkan dengan media tanam
yang hanya menggunakan tanah saja (kontrol)

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran


media tanam tanah, cocopeat dan pupuk kandang kambing terhadap budidaya
tanaman semangka.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Morfologi Tanaman Semangka

Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh


merambat. Tanaman semangka berasal dari Afrika, kemudian berkembang
dengan pesat ke berbagai negara baik di daerah tropis maupun subtropis,
seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Tanaman semangka
bersifat semusim, tergolong cepat berproduksi karena umurnya hanya sampai
6 bulan. Semangka merupakan tanaman yang sifatnya menjalar, batangnya
kecil, dan panjangnya dapat mencapai 5 m (Mochd, 2006).

Batang tanaman ditumbuhi bulu-bulu halus yang panjang, tajam dan


berwarna putih, mempunyai sulur yang bercabang 2-3 buah. Tanaman
semangka mempunyai bunga jantan, bunga betina, dan hermaprodit yang
letaknya terpisah, namun masih dalam satu pohon. Buahnya berbentuk bulat
sampai bulat telur (oval). Kulit buahnya berwarna hijau atau kuning, blurik
putih atau hijau. Daging buahnya lunak, berair, dan rasanya manis, dengan
warna daging buah merah atau kuning (Mochd, 2006).

Buah semangka memiliki daya tarik khusus, daging buah semangka


rendah kalori dan mengandung air sebanyak 93,4%, protein 0,5%, karbohidrat
5,3%, lemak 0,1%, serat 0,2%, abu 0,5%, dan vitamin (A, B, dan C) dengan
kandungan vitamin C sebesar 6 mg per 100 g bahan. Selain itu juga
mengandung asam amino sitrulin (C6H13N3O3), asam aminoasetat, asam
malat, asam fosfat, arginin, betain, likopen (C4OH56), karoten, bromin,
natrium, kalium, silvit, lisin, fruktosa, dekstrosa, dan sukrosa. Sitrulin dan
arginin berperan dalam pembentukan urea di hati dari amonia dan CO2
sehingga keluarnya urin meningkat dan kandungan kalium dapat membantu
kerja jantung serta menormalkan tekanan darah (Mochd, 2006).

2.2. Syarat Tumbuh Semangka

Semangka termasuk tanaman yang tidak tahan terhadap suhu dingin.


Menurut Mohr (1986), sebagian besar kultivar membutuhkan musim

3
pertumbuhan yang relatif lama. Pertumbuhan tanaman dan pembentukan buah
didorong oleh suhu yang tinggi (di atas 200C) dan sinar matahari yang penuh.
Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menambahkan bahwa semangka toleran
terhadap kelembaban rendah dan agak toleran terhadap kekeringan, tetapi
peka terhadap genangan air. Rukmana (1994) menyatakan bahwa curah hujan
yang baik bagi pertanaman semangka adalah 40-50 mm/bln, dan cocok
ditanam di daerah dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. Menurut Paje
dan Vossen (1994), curah hujan yang berlebihan dan kelembaban yang tinggi
dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan, mempengaruhi
pembungaan, dan menyebabkan penyakit daun dan busuk buah. Kondisi
tanah juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan semangka. Semangka
dapat berproduksi dengan baik pada tanah yang gembur dan subur,
mengandung banyak bahan organik, serta berdrainase baik dengan pH tanah
antara 5-7 tetapi pertumbuhan semangka akan lebih baik pada pH 6-6.7
(Kalie, 1993).

2.3. Media Tanam

Media tanam buatan telah banyak dijual di pasaran bebas sebagai bahan
tunggal maupun campuran beberapa bahan. Media tanam buatan memiliki
kandungan nutrisi yang rendah sehingga pemberian pupuk lengkap secara
periodik perlu dilakukan (Ingels, 1985). Menurut De Boodt dan Verdonck
(1972) media tumbuh yang ideal untuk tanaman dalam wadah pada umumnya
harus mengandung ruang pori total sebanyak 85% volume, ruang yang dapat
ditempati udara 25-35% dan air yang mudah tersedia bagi tanaman sekitar 20-
30% volume.

Jenis-jenis media tanam yang sering digunakan antara lain tanah, air
(hidroponik), arang, kompos, mos, pupuk kandang, sabut kelapa (cocopeat),
sekam padi dan lain-lain.

4
2.3.1 Cocopeat

Cocopeat mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan


tanaman diantaranya adalah kalium, fosfor, kalsium, magnesium dannatrium.
Cocopeat dapat menahan air dan unsur kimia pupuk serta menetralkan
kemasaman tanah. Secara fisik, cocopeat mempunyai struktur yang dapat
menjaga keseimbangan aerasi dan bersifat remah sehingga air dan udara
mudah masuk (Fahmi, 2013).

Cocopeat merupakan salah satu media sapih yang dihasilkan dari proses
penghancuran sabut kelapa. Dalam proses penghancuran sabut dihasilkan
serat atau fiber, serta serbuk halus atau cocopeat. Serbuk tersebut dapat
digunakan sebagai media sapih karena kemampuannya menyerap air dan
menggemburkan tanah. Cocopeat memiliki bobot yang ringan, dengan berat
jenis 0,045 dan berat kering 90 gram/liter cocopeat. Di samping itu media ini
memiliki kemampuan untuk mengikat akar (Hendromo, 1998).

Pemanfaatan bahan organik seperti cocopeat dan arang sekam padi


sangat potensial digunakan sebagai komposit media tanamalternatif untuk
mengurangi penggunaan top soil. Salah satu kelebihan penggunaan bahan
organik sebagai media tanam adalah memiliki struktur yangdapat menjaga
keseimbangan aerasi. Bahan-bahan organik terutama yang bersifat limbah
yang ketersediaannya melimpahdan murah dapat dimanfaatkan untuk
alternatif media tumbuh yang sulit tergantikan. Bahan organik mempunyai
sifat remah sehingga udara, air, dan akar mudah masuk dalam fraksi tanahdan
dapat mengikat air. Hal ini sangat penting bagi akar bibit tanaman karena
media tumbuh sangatberkaitan dengan pertumbuhan akar atau sifat di
perakaran tanaman (Putri 2008).

2.3.2. Pupuk kandang kambing

Pengaruh pemberian pupuk kandang antara lain: 1) memudahkan


penyerapan air hujan; 2) memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat
air; 3) mengurangi erosi; 4) memberikan lingkungan tumbuh yang baik
untuk perkecambahan biji dan akar; 5) merupakan sumber unsur hara

5
tanaman (Setiawan, 1999). Susunan hara dalam pupuk kandang kambing
yang masih segar terdiri atas 0.6% N; 0.3% P dan 0.17% K untuk kotoran
padat. Sedangkan untuk kotoran cair terdiri atas 1.5% N; 0.13% P dan 1.8%
K (Soepardi, 1983).

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum mata kuliah kesuburan tanah dilaksanakan pada
tanggal 16 November sampai 28 Desember 2017 di Greenhouse, Kampus F6
Universitas Gunadarma, Depok.

3.2. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Persemaian: Tempat mika, tisu, tray benih
2. Cangkul
3. Sekop
4. Polybag
5. Karung
6. Kamera
7. Kored
8. Mulsa
b. Bahan
1. Benih semangka
2. Tanah
3. Air
4. Cocopeat
5. Sekam
6. Pupuk kandang sapi
7. Pupuk NPK
8. Pupuk ZA
9. Pupuk KCL
10. Nutrisi buah A dan B

3.3. Prosedur Kerja


Persemaian
1. Siapkan alat dan bahan
2. Taruh benih semangka pada tisu yang sudah dibasahi didalam kotak mika
untuk dikecambahkan.

7
3. Siapkan tray benih untuk penyemaian
4. Benih yang sudah berkecambah, pindahkan ke tray benih yang sudah terisi
cocopeat.
5. Semprot tray benih dengan air.

Pindah tanam
1. Siapkan alat dan bahan
2. Isi polybag dengan media tanam dengan perbandingan 2:1:1 (6 kg tanah:
3 kg sekam: 3 kg pupuk kandang sapi), buat menjadi 3 ulang dengan
masing-masing ulangan 4 polybag.
3. Urutkan polybag pada 1 bedengan secara zig-zag.
4. Isi masing-masing polybag dengan bibit semangka yang sudah disemaikan
sebagai perlakuan
5. Siram masing-masing polybag dengan air

Pemeliharaan
1. Siram tanaman semangka pada polybag dengan air secara rutin setiap
harinya pada pagi dan sore hari.
2. Penyulaman dilakukan apabila ada semangka yang tidak tumbuh setelah
pindah tanam
3. Penyiangan dan penggemburan tanah dalam polybag dilakukan secara
manual dengan menggunakan kored
4. Pemupukan pertama dilakukan pada 2 MST (Minggu Setelah Tanam)
dengan dosis 0,25 kg NPK dengan 15 liter air. Berikan 200 ml setiap
polybag
5. Pemupukan kedua dilakukan pada 3 MST (Minggu Setelah Tanam) NPK
= 0,5 kg , ZA = 1 kg dilarutkan ke 44 liter air. Berikan 600 ml setiap
polybag
6. Pemupukan ketiga dilakukan pada 4 MST (Minggu Setelah Tanam), KCL
= 20 gr, NPK = 20 gr, ZA = 15 gr diberikan ke setiap polybag dengan cara
dibenam.
7. Berikan larutan nutrisi buah A dan B sebanyak 250 ml setiap polybag 3
kali seminggu pada minggu ke 6 dan ke 7.

8
Pengamatan
Pengamatan tanaman semangka setelah pindah tanam dilakukan setiap
seminggu sekali pada hari kamis selama 7 Minggu Setelah Tanam (MST)
1. Panjang tanaman
2. Jumlah Daun
3. Jumlah Bunga
4. Jumlah Buah

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Gambar 1. Grafik Rerata Panjang Tanaman Semangka Dengan Perlakuan

Panjang Tanaman Semangka


Dengan Perlakuan
90.00
Panjang Tanaman(cm)

80.00
70.00
60.00
50.00
Ulangan 1
40.00
30.00 Ulangan 2
20.00 Ulangan 3
10.00
-
1MST 2MST 3MST 4MST 5MST 6MST 7MST
Umur tanaman

Gambar 2. Histogram Rerata Jumlah Daun Semangka Dengan Perlakuan

Jumlah Daun Semangka Dengan


Perlakuan
14.00
12.00
Jumlah Daun(helai)

10.00
8.00
Ulangan 1
6.00
Ulangan 2
4.00
Ulangan 3
2.00
-
1MST 2MST 3MST 4MST 5MST 6MST 7MST
Umur tanaman

10
Tabel 1. Rerata jumlah bunga pada tanaman semangka selama 7 MST dengan
perlakuan dan kontrol
Umur Jumlah
Ulangan ke-
Tanaman Bunga
Kontrol 6 MST 1 1

Gambar 3. Grafik Rerata Perbandingan Panjang Tanaman Semangka Dengan


Kontrol

Perbandingan Panjang Tanaman


Semangka Dengan Kontrol
90
Panjang Tanaman(cm)

80
70
60
50
40 Perlakuan
30
Kontrol
20
10
0
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7
Umur tanaman

11
Gambar 4. Histogram Rerata Perbandingan Jumlah Daun Semangka Dengan
Kontrol

Perbandingan Jumlah Daun


Semangka Dengan Kontrol
20
Jumlah Daun(helai)

15

10
Perlakuan
5 Kontrol

0
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7
Umur tanaman

4.2. Pembahasan
Perlakuan terhadap budidaya tanaman semangka (Citrullus lanatus)
dengan media tanam campuran tanah, cocopeat dan pupuk kandnag kambing
dilihat dari panjang tanamanya (Gambar 1) dan jumlah daun (Gambar 2)
meningkat sampai umur 4 minggu setelah tanam (MST). Namun pada umur 5
MST pada ulangan 1 panjang tanaman dan jumlah daun mengalami
penurunan di karenakan tanaman semangka mati pada umur 4 MST. Hal ini
terjadi karena perlakuan dengan media tanaman kombinasi ditambah
pemberian pupuk KCL, NPK dan ZA menjadikannya kelebihan unsur hara.
pemberian pupuk NPK yang berpengaruh kepada pertumbuhan vegitatif
tanaman. Menurut Sutedjo (2002) yaitu pupuk NPK mengandung unsur hara
N berfungsi meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga Panjang
tanaman akan meningkat.

Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis


tanaman yang ingin ditanam. Secara umum, media tanam harus dapat
menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan
dapat menahan ketersediaan unsur hara. Penyulaman dilakukan pada umur

12
tanaman 5 MST. Umur 5 – 7 MST tinggi (Gambar 1) dan jumlah daun
tanaman (Gambar 2) semangka dari penyulaman mengalami kenaikan
diimbangi dengan pemberian larutan nutrisi buah A dan B pada 6 MST dan 7
MST. Pemasangan mulsa dilakukan untuk mengurangi gulma dan dapat
menekan hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman semangka.
Mulsa merupakan jenis penutup tanah buatan yang banyak digunakan untuk
kegiatan budidaya tanaman, bertujuan untuk memperoleh perubahan
menguntungkan pada lingkungan tanah tertentu (Hillel, 1980). Purwowidodo
(1983) menambahkan bahwa pemakaian mulsa atau pemulsaan ditujukan
untuk memperbaiki keadaan lingkungan perakaran dan sifat-sifat tanah yang
nantinya akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman yang
bersangkutan. Pemulsaan pada permukaan tanah dapat memberikan efek
penting pada lapisan permukaan tanah dan konsekuensinya akan berpengaruh
pada tanaman dengan sistem perakaran dangkal.

Pada tanaman semangka dengan menggunakan media tanah (kontrol)


tinggi tanaman (Gambar 3) dan jumlah daun (Gambar 4) meningkat dari umur
1-7 MST. Hal ini berbeda dengan perlakuan campuran tanah, cocopeat dan
pupuk kandang kambing yang panjang tanamannya dan jumlah daun turun
pada minggu ke 4 MST. Susunan hara dalam pupuk kandang kambing yang
masih segar terdiri atas 0.6% N; 0.3% P dan 0.17% K untuk kotoran padat.
Sedangkan untuk kotoran cair terdiri atas 1.5% N; 0.13% P dan 1.8% K
(Soepardi, 1983). Selanjutnya, penambahan media cocopeat dalam praktikum
ini memberikan hasil yang lebih rendah jika dibandingkan dengan perlakuan
kontrol.

Bunga pertama pada tanaman semangka dengan kontrol pada umur 6


MST Namun, dengan perlakuan tidak ada bunga sampai dengan pengamatan
ke 7 MST. Media cocopeat pada dasarnya memiliki kemampuan mengikat
dan menyimpan air yang sangat kuat. Serbuk sabut kelapa (cocopeat)
merupakan media yang memiliki kapasitas menahan air cukup tinggi. Media
cocopeat memiliki pori mikro yang mampu menghambat gerakan air lebih
besar sehingga menyebabkan ketersediaan air lebih tinggi (Istomo dan

13
Valentino 2012). Pada saat tertentu, kondisi tersebut menyebabkan pertukaran
gas pada media mengalami hambatan karena media mulai jenuh oleh air. Hal
ini terjadi karena ruang pori makro yang seharusnya terisi oleh udara ikut
terisi oleh air sehingga akar mengalami hambatan dalam pernapasan. Utami
dkk (2006) juga menyatakan bahwa cocopeat dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman dikarenakan sifatnya yang dapat menjadikan media
lebih masam. Dalam penelitiannya diketahui media campuran
tanah+cocopeat dan kompos+cocopeat memilikipH yang relatif lebih
rendah,yaitu antara5,3-6,8, dibandingkan dengan kelompok media campuran
tanah+kompos yaitu 6,3-7.

14
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa media tanam yang


menggunakan tanah saja (kontrol) mampu memberikan respons yang lebih
baik bagi pertumbuhan tanaman semangka dibandingkan dengan penggunaan
bahan media tanam tanah, cocopeat, dan pupuk kandang kambing.

5.2. Saran

Dalam budidaya tanaman semangka dosis pupuk dan media tanam perlu
diperhatikan. Selain itu, penelitian lebih lanjut tentang pertumbuhan tanaman
semangka dengan campuran media tanam tanah, cocopeat, pupuk kandang
kambing agar diperoleh hasil yang lebih akurat.

15
DAFTAR PUSTAKA

De Boodt, M. and D. Verdonck. 1972. The Properties of Substrates In


Horticulture. Acta Horticultural. 26:37- 44.

Fahmi, Z.I. 2013.Media Tanam sebagai Faktor Eksternal yang Mempengaruhi

Hendromo. 1998. Pengaruh media organik dan tanah mineral terhadap mutu bibit
Pterygota alata ROXB, Buletin Penelitian Hutan No.617. Pusat Litbang
Kehutanan. Bogor.

Hillel, D. 1980. Application of Soil Physics. Academic Press, New York.

Ingels, J.E. 1985. Ornamental Horticulture: Principles and Practices State


University of New York Agricultural and Technical College. Delmar
Publisher Inc.524 p.

Isroi. 2008. Kompos. Makalah Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan


Indonesia. Bogor

Istomo, Valentino N. 2012. Pengaruh perlakuan kombinasi media terhadap


pertumbuhan anakan tumih (Combretocarpus rotundatus (Miq.) Danser).
Jurnal Silvikultur Tropika 3 (2): 81-84.

16
Kalie, M. B. 1993. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya. Jakarta. 75 hal.

Mochd, B.K. 2006. Bertanam Semangka. Jakarta: Penebar Swadaya.

Mohr, H. C. 1986. Watermelon breeding, p. 37-64. In : M. J. Basset (Ed.).


Breeding Vegetable Crops. Avi Publishing Company Inc. Connecticut.

Paje, M. M. and M. Var der Vossen. 1994. Citrullus lanatus (Thunberg) Matsumi
& Nakai. p 144-148. In : Siemonsma, Y. S. and P. Kasem (Eds.). Plant
Resources of South East Asia 8 Vegetables. Pudoc Scientific Publisher.
Wagenigen.

Pertanaman Tanaman.Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan


Surabaya. Surabaya.

Purwowidodo. 1983. Teknologi Mulsa. Dewaruci, Jakarta.


Putri, AL. 2008. Pengaruh Media Organik terhadap Indeks Mutu Bibit Cendana
(Santalum album). Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan 21 (1):1-8.
Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1999. Sayuran Dunia 3 Prinsip, Produksi,
dan Gizi. Penerbit ITB. Bandung. 320 hal.

Rukmana, R. 1994. Budidaya Semangka Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. 76 hal.

Setiawan. A.I. 1999. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.


82 hal.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
IPB. Bogor. 591 hal.

Sutedjo, Mulyani. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Utami NW, Witjaksono, Hoesen DSH. 2006. Perkecambahan biji dan


pertumbuhan semai ramin (Gonystylus bancanus Miq,) pada berbagai
media tumbuh. J Biol Div 7 (3): 264-268.

17
LAMPIRAN

Dokumentasi persemaian

15-11-2017

18

Anda mungkin juga menyukai