Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
“Budidaya Tanaman Semangka (Citrullus lanatus) Dengan Menggunakan Media
Tanam Tanah, Cocopeat dan Pupuk Kandang Kambing” ini dengan baik.
Laporan ini disusun guna melengkapi tugas Mata Kuliah Kesuburan Tanah.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rerata jumlah bunga pada tanaman semangka selama 7 MST dengan
perlakuan dan kontrol ............................................................................... 11
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Jenis air yang biasa digunakan
dalam penyiraman adalah air biasa, air leri, air kelapa, air teh, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu kami melakukan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh media tanam tanah, cocopeat dan pupuk kandang kambing terhadap
pertumbuhan tanaman semangka jika dibandingkan dengan media tanam
yang hanya menggunakan tanah saja (kontrol)
1.2. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Morfologi Tanaman Semangka
3
pertumbuhan yang relatif lama. Pertumbuhan tanaman dan pembentukan buah
didorong oleh suhu yang tinggi (di atas 200C) dan sinar matahari yang penuh.
Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menambahkan bahwa semangka toleran
terhadap kelembaban rendah dan agak toleran terhadap kekeringan, tetapi
peka terhadap genangan air. Rukmana (1994) menyatakan bahwa curah hujan
yang baik bagi pertanaman semangka adalah 40-50 mm/bln, dan cocok
ditanam di daerah dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. Menurut Paje
dan Vossen (1994), curah hujan yang berlebihan dan kelembaban yang tinggi
dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan, mempengaruhi
pembungaan, dan menyebabkan penyakit daun dan busuk buah. Kondisi
tanah juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan semangka. Semangka
dapat berproduksi dengan baik pada tanah yang gembur dan subur,
mengandung banyak bahan organik, serta berdrainase baik dengan pH tanah
antara 5-7 tetapi pertumbuhan semangka akan lebih baik pada pH 6-6.7
(Kalie, 1993).
Media tanam buatan telah banyak dijual di pasaran bebas sebagai bahan
tunggal maupun campuran beberapa bahan. Media tanam buatan memiliki
kandungan nutrisi yang rendah sehingga pemberian pupuk lengkap secara
periodik perlu dilakukan (Ingels, 1985). Menurut De Boodt dan Verdonck
(1972) media tumbuh yang ideal untuk tanaman dalam wadah pada umumnya
harus mengandung ruang pori total sebanyak 85% volume, ruang yang dapat
ditempati udara 25-35% dan air yang mudah tersedia bagi tanaman sekitar 20-
30% volume.
Jenis-jenis media tanam yang sering digunakan antara lain tanah, air
(hidroponik), arang, kompos, mos, pupuk kandang, sabut kelapa (cocopeat),
sekam padi dan lain-lain.
4
2.3.1 Cocopeat
Cocopeat merupakan salah satu media sapih yang dihasilkan dari proses
penghancuran sabut kelapa. Dalam proses penghancuran sabut dihasilkan
serat atau fiber, serta serbuk halus atau cocopeat. Serbuk tersebut dapat
digunakan sebagai media sapih karena kemampuannya menyerap air dan
menggemburkan tanah. Cocopeat memiliki bobot yang ringan, dengan berat
jenis 0,045 dan berat kering 90 gram/liter cocopeat. Di samping itu media ini
memiliki kemampuan untuk mengikat akar (Hendromo, 1998).
5
tanaman (Setiawan, 1999). Susunan hara dalam pupuk kandang kambing
yang masih segar terdiri atas 0.6% N; 0.3% P dan 0.17% K untuk kotoran
padat. Sedangkan untuk kotoran cair terdiri atas 1.5% N; 0.13% P dan 1.8%
K (Soepardi, 1983).
6
BAB III
METODE PENELITIAN
7
3. Siapkan tray benih untuk penyemaian
4. Benih yang sudah berkecambah, pindahkan ke tray benih yang sudah terisi
cocopeat.
5. Semprot tray benih dengan air.
Pindah tanam
1. Siapkan alat dan bahan
2. Isi polybag dengan media tanam dengan perbandingan 2:1:1 (6 kg tanah:
3 kg sekam: 3 kg pupuk kandang sapi), buat menjadi 3 ulang dengan
masing-masing ulangan 4 polybag.
3. Urutkan polybag pada 1 bedengan secara zig-zag.
4. Isi masing-masing polybag dengan bibit semangka yang sudah disemaikan
sebagai perlakuan
5. Siram masing-masing polybag dengan air
Pemeliharaan
1. Siram tanaman semangka pada polybag dengan air secara rutin setiap
harinya pada pagi dan sore hari.
2. Penyulaman dilakukan apabila ada semangka yang tidak tumbuh setelah
pindah tanam
3. Penyiangan dan penggemburan tanah dalam polybag dilakukan secara
manual dengan menggunakan kored
4. Pemupukan pertama dilakukan pada 2 MST (Minggu Setelah Tanam)
dengan dosis 0,25 kg NPK dengan 15 liter air. Berikan 200 ml setiap
polybag
5. Pemupukan kedua dilakukan pada 3 MST (Minggu Setelah Tanam) NPK
= 0,5 kg , ZA = 1 kg dilarutkan ke 44 liter air. Berikan 600 ml setiap
polybag
6. Pemupukan ketiga dilakukan pada 4 MST (Minggu Setelah Tanam), KCL
= 20 gr, NPK = 20 gr, ZA = 15 gr diberikan ke setiap polybag dengan cara
dibenam.
7. Berikan larutan nutrisi buah A dan B sebanyak 250 ml setiap polybag 3
kali seminggu pada minggu ke 6 dan ke 7.
8
Pengamatan
Pengamatan tanaman semangka setelah pindah tanam dilakukan setiap
seminggu sekali pada hari kamis selama 7 Minggu Setelah Tanam (MST)
1. Panjang tanaman
2. Jumlah Daun
3. Jumlah Bunga
4. Jumlah Buah
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Gambar 1. Grafik Rerata Panjang Tanaman Semangka Dengan Perlakuan
80.00
70.00
60.00
50.00
Ulangan 1
40.00
30.00 Ulangan 2
20.00 Ulangan 3
10.00
-
1MST 2MST 3MST 4MST 5MST 6MST 7MST
Umur tanaman
10.00
8.00
Ulangan 1
6.00
Ulangan 2
4.00
Ulangan 3
2.00
-
1MST 2MST 3MST 4MST 5MST 6MST 7MST
Umur tanaman
10
Tabel 1. Rerata jumlah bunga pada tanaman semangka selama 7 MST dengan
perlakuan dan kontrol
Umur Jumlah
Ulangan ke-
Tanaman Bunga
Kontrol 6 MST 1 1
80
70
60
50
40 Perlakuan
30
Kontrol
20
10
0
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7
Umur tanaman
11
Gambar 4. Histogram Rerata Perbandingan Jumlah Daun Semangka Dengan
Kontrol
15
10
Perlakuan
5 Kontrol
0
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7
Umur tanaman
4.2. Pembahasan
Perlakuan terhadap budidaya tanaman semangka (Citrullus lanatus)
dengan media tanam campuran tanah, cocopeat dan pupuk kandnag kambing
dilihat dari panjang tanamanya (Gambar 1) dan jumlah daun (Gambar 2)
meningkat sampai umur 4 minggu setelah tanam (MST). Namun pada umur 5
MST pada ulangan 1 panjang tanaman dan jumlah daun mengalami
penurunan di karenakan tanaman semangka mati pada umur 4 MST. Hal ini
terjadi karena perlakuan dengan media tanaman kombinasi ditambah
pemberian pupuk KCL, NPK dan ZA menjadikannya kelebihan unsur hara.
pemberian pupuk NPK yang berpengaruh kepada pertumbuhan vegitatif
tanaman. Menurut Sutedjo (2002) yaitu pupuk NPK mengandung unsur hara
N berfungsi meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga Panjang
tanaman akan meningkat.
12
tanaman 5 MST. Umur 5 – 7 MST tinggi (Gambar 1) dan jumlah daun
tanaman (Gambar 2) semangka dari penyulaman mengalami kenaikan
diimbangi dengan pemberian larutan nutrisi buah A dan B pada 6 MST dan 7
MST. Pemasangan mulsa dilakukan untuk mengurangi gulma dan dapat
menekan hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman semangka.
Mulsa merupakan jenis penutup tanah buatan yang banyak digunakan untuk
kegiatan budidaya tanaman, bertujuan untuk memperoleh perubahan
menguntungkan pada lingkungan tanah tertentu (Hillel, 1980). Purwowidodo
(1983) menambahkan bahwa pemakaian mulsa atau pemulsaan ditujukan
untuk memperbaiki keadaan lingkungan perakaran dan sifat-sifat tanah yang
nantinya akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman yang
bersangkutan. Pemulsaan pada permukaan tanah dapat memberikan efek
penting pada lapisan permukaan tanah dan konsekuensinya akan berpengaruh
pada tanaman dengan sistem perakaran dangkal.
13
Valentino 2012). Pada saat tertentu, kondisi tersebut menyebabkan pertukaran
gas pada media mengalami hambatan karena media mulai jenuh oleh air. Hal
ini terjadi karena ruang pori makro yang seharusnya terisi oleh udara ikut
terisi oleh air sehingga akar mengalami hambatan dalam pernapasan. Utami
dkk (2006) juga menyatakan bahwa cocopeat dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman dikarenakan sifatnya yang dapat menjadikan media
lebih masam. Dalam penelitiannya diketahui media campuran
tanah+cocopeat dan kompos+cocopeat memilikipH yang relatif lebih
rendah,yaitu antara5,3-6,8, dibandingkan dengan kelompok media campuran
tanah+kompos yaitu 6,3-7.
14
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Dalam budidaya tanaman semangka dosis pupuk dan media tanam perlu
diperhatikan. Selain itu, penelitian lebih lanjut tentang pertumbuhan tanaman
semangka dengan campuran media tanam tanah, cocopeat, pupuk kandang
kambing agar diperoleh hasil yang lebih akurat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hendromo. 1998. Pengaruh media organik dan tanah mineral terhadap mutu bibit
Pterygota alata ROXB, Buletin Penelitian Hutan No.617. Pusat Litbang
Kehutanan. Bogor.
16
Kalie, M. B. 1993. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya. Jakarta. 75 hal.
Paje, M. M. and M. Var der Vossen. 1994. Citrullus lanatus (Thunberg) Matsumi
& Nakai. p 144-148. In : Siemonsma, Y. S. and P. Kasem (Eds.). Plant
Resources of South East Asia 8 Vegetables. Pudoc Scientific Publisher.
Wagenigen.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
IPB. Bogor. 591 hal.
Sutedjo, Mulyani. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
17
LAMPIRAN
Dokumentasi persemaian
15-11-2017
18