Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN AGRONOMI DAN PEMANFAATAN BUAH GANDARIA

(Bouea macrophylla.Griff)

Vilma L. Tanasale
Staf Pengajar Faperta - UNPATTI Ambon, e-mail: -

ABSTRAK

Tanaman Gandaria (Bouea macrophylla) merupakan tanaman buah tropik yang


penyebarannya sangat jarang dijumpai di Indonesia. Penyebaran tanaman
gandaria di daerah Maluku hanya dijumpai pada beberapa daerah yaitu pulau
Ambon sebagai sentra produksi terbesar dan selebihnya di Kabupaten Maluku
Tengah terutama pulau Saparua dan Seram Barat Kurangnya informasi dan data
tentang buah gandaria masih menjadi kendala sehingga perlu membuat tulisan
tentang buah gandaria terutama dari aspek agronomi dan pemanfaatannya
didalam masyarakat saat ini. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan informasi
kepada masyarakat dalam pelaksanaan budidaya tanaman gandaria sekaligus
dapat digunakan sebagai landasan informasi penelitian lebih lanjut tentang
tanaman ini.

Kata Kunci: Botanical aspects, ecological aspects, cultivating techniques

I. PENDAHULUAN yang tinggi antara garis pantai sampai daerah


Gandaria adalah tanaman buah di Maluku pegunungan. Keadaan ini bila dibiarkan,
yang berpotensi sampai saat ini belum banyak pertumbuhan dan perkembangannya tanaman
dilihat sebagai objek studi penelitian ilmiah gandaria akan semakin terdesak. Tanaman pohon
karena kelangkaannya di Nusantara ini. Tanaman ini lebih banyak dijumpai di dataran sepanjang
gandaria merupakan tanaman buah tropik yang daerah aliran sungai sampai pada lereng di sekitar
penyebarannya sangat jarang dijumpai di aliran sungai.
Indonesia. Penyebaran tanaman gandaria di Daerah-daerah di pulau Ambon
daerah Maluku hanya dijumpai pada beberapa yang terdapat di daerah perbukitan yang sesuai
daerah yaitu pulau Ambon sebagai sentra berdasarkan syarat tumbuh tanaman gandaria,
produksi terbesar dan selebihnya di Kabupaten yaitu Dusun Kusu-Kusu Sereh Desa Urimessing
Maluku Tengah terutama pulau Saparua dan Kecamatan Nusaniwe dan Desa Soya Kecamatan
Seram Barat . Sirimau yang merupakan daerah pertanaman
Pulau Ambon secara geografis terletak buah yang sangat potensial.
pada posisi 3 – 4o Lintang Selatan dan 128 – 129o Kurangnya informasi dan data tentang
Bujur Timur, dengan luas wilayah pulau Ambon buah gandaria masih menjadi kendala sehingga
seluruhnya 337 km2 disusun oleh dua jazirah perlu membuat tulisan tentang buah gandaria
yaitu Jazirah Leihitu dan Jazirah Leitimur. Pulau terutama dari aspek agronomi dan
ini ditumbuhi oleh jenis-jenis lokal gandaria yang pemanfaatannya didalam masyarakat saat ini.
kehadirannya melimpah dan membentuk hutan Diharapkan tulisan ini dapat memberikan
yang dijadikan hutan lindung. Gandaria informasi kepada masyarakat dalam pelaksanaan
merupakan salah satu pohon yang mendominasi budidaya tanaman gandaria sekaligus dapat
di hutan daerah tangkapan air, sangat bermanfaat digunakan sebagai landasan informasi penelitian
untuk menyimpan air dan melindungi daerah lebih lanjut tentang tanaman ini.
sekitar tangkapan air dari bahaya banjir dan erosi
(Papilaya 2002). Di pulau Ambon tumbuhan ini II. ASPEK BOTANI
tumbuh bersama tumbuhan lain seperti manggis, 2.1. Taksonomi
durian, salak, lansat, kecapi, dan juga tumbuhan Gandaria (Bouea macrophylla Griff.)
pengganggu lainnya dengan kepadatan dan termasuk divisi Spermatophyta, kelas
frekuensi kehadiran serta kemampuan menyebar dicotyledonae dalam suku Anacardiaceae.
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 2 (Oktober 2011)

Beberapa jenis lainnya adalah jambu mete, iklim yang ditimbulkan oleh perbedaan
mangga, bacang dan lain-lain. Gandaria ketinggian yang mempengaruhi proses fisiologi
mempunyai nama-nama daerah: remicu tanaman.
(Gayo), gandoriah (Mink), Borania (Day) ,jateke, Tanaman gandaria merupakan tanaman
gandaria, (Sd), gondariya (Jav), wates tropik yang berasal dari Asia Tenggara, namun
(Minatu), borania (Day.) kalawasa, rapo-rapo sekarang sudah tersebar sampai ke benua
(Mak), gundangan (Melayu). (Heyne. 1987) Amerika yang beriklim tropik. Penyebarannya ke
daerah lain di Indonesia masih sangat jarang
2.2. Batang (langka). Salah satu pusat penyebarannya di
Gandaria berbentuk pohon yang tingginya Maluku yaitu Ambon dan Pulau Seram
mencapai 27 m dengan kulit kayu yang retak- sedangkan Ambon terutama pada daerah-daerah
retak, berwarna coklat muda, dan seringkali pesisir antara lain (Poka – Rumah Tiga, Hunuth
memiliki ranting yang menggantung, tak berbulu, Durian patah, Hative Besar, juga terdapat pada
bersegi empat atau pipih. daerah-daerah berombak dan berbukit seperti
Desa Soya, Desa Urimessing, Suli, Waai dan
2.3. Daun Telaga Kodok. Selain itu juga terdapat di daerah
Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur Pulau Saparua dan Seram Barat, Kabupaten
lonjong sampai bentuk lanset atau bentuk pasak, Maluku Tengah.
ujungnya lancip (acute) sampai runcing
(acuminate). Panjang Tangkai daun 1-2,5 cm. 3.2. Habitat
Gandaria (B. macrophylla) merupakan
2.4. Bunga tanaman tropik basah dan dapat tumbuh pada
Bunga tersusun pada malai, muncul di tanah yang ringan dan subur. Dapat tumbuh liar
ketiak daun, panjangnya 4-12 cm, bagian-bagian di hutan dataran rendah di ketingggiaan 500 m
bunganya sebagaian besar berkelipatan empat, (Heyne 1087). Gandaria merupakan tanaman
berukuran kecil, cuping kelopak mahkotanya daerah tropik yang tumbuh baik pada ketinggian
lonjong berukuran (1,5- 2,5) mm x 1mm, 5 – 800 m dpl namun sangat baik dan produktif
berwarna kekuning-kuningan, kemudian cepat sampai pada ketinggian 500 m dpl. Tanaman
berubah menjadi coklat. gandaria memiliki adaptasi yang cukup tinggi
terhadap iklim dan tanah, namun untuk dapat
2.5. Buah tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi
Buah bertipe buah batu berbentuk agak dibutuhkan kondisi iklim dan tanah tertentu.
bulat, daging buahnya kuning atau orange
(Tjitrosoepomo, 1989 ; Van Steenis, 1992). 3.3. Iklim
Buahnya berbentuk bulat lonjong dan berukuran Suhu yang diinginkan sesuai dengan
kecil (berdiameter ± 3-5 cm), buah yang masak fluktuasi suhu harian rata-rata 24–28oC, dengan
berwarna kuning kemerahan atau orange dan curah hujan yang diinginkan berkisar antara
berair. Daging buahnya tebal, rasanya ada yang 2500-3000 mm/tahun, bulan kering 3-4 bulan,
manis dan ada yang masam. Di sekeliling biji kelembaban nisbi 70 – 80%. . Distribusi curah
malahan sangat masam walaupun buahnya sudah hujan merupakan faktor untuk pertumbuhan dan
masak benar (Heyne, 1987). Buah gandaria produksi tanaman gandaria. Hal tersebut
mempunyai biji yang cukup besar dan berkulit berkaitan dengan pembentukan tunas muda dan
keras. Biji-biji yang besar, mempunyai produksi. Pengaruh temperatur sangat berkaitan
persediaan makanan yang lebih banyak dan dengan ketersedian air, cahaya dan kelembaban.
banyak membutuhkan air dalam Menurut Terra dalam Danoesastro (1970)
pertumbuhannya. untuk menunjukkan daerah penyebaran berbagai
pohon-pohon dapatlah dipergunakan iklim
III. ASPEK EKOLOGI menurut Mohr (1931) :
3.1. Penyebaran Tanaman Gandaria A1 : 12 bulan basah dan 0 bulan kering,
Penyebaran suatu jenis tanaman pada lahan A2 : < 12 bulan basah dan 0 bulan kering
tertentu sangat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu B1 : < 12 bulan basah dan 1 bulan kering
iklim, fisiografi, dan biotik (Ewusie, 1980). sampai 9 – 10 basah dan 2 kering
Salah satu faktor lingkungan yang turut B2 : < 9 bulan basah dan 2 bulan kering
menentukan penyebaran tersebut adalah letak sampai 7 – 8 basah dan 4 kering
garis lintang dan tinggi suatu tempat, perbedaan

70
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 2 (Oktober 2011)

C : < 7 bulan basah dan 4 bulan kering dengan sifat morfogenesis tumbuhan,
sampai 5 – 6 basah dan 6 kering fotosintesis, perkecambahan dan kecepatan
D : < 5 bulan basah dan 6 bulan kering pertumbuhan tanaman (Ariffin, 1979). Hasil
sampai 2 – 4 basah dan 8 kering suatu jenis tanaman bergantung juga pada
Sedangkan menurut tinggi permukaan air tanah interaksi antara faktor genetik dan faktor
dapat dibedakan : lingkungan seperti jenis tanah, topografi, dan
a. sangat tinggi di atas 50 cm pola iklim. Tanaman akan berdaya hasil tinggi
b. antara 50 - 150 cm jika mendapat air yang cukup pada waktu yang
c. di bawah 150 – 200 cm tepat, radiasi matahari yang tinggi dengan
d. air tanah yang tidak dapat tercapai oleh akar. penyinaran yang cukup lama dan suhu yang
Untuk tanaman gandaria sangat cocok dan sesuai (Tjasyono, 2004).
sesuai untuk diusahakan pada daerah Acd sampai Faktor tinggi tempat permukaan bumi
Bbc menurut kalsifikasi Mohr (1931). mempunyai kaitan dengan penerimaan matahari,
Setiap organisme (tumbuhan) dipengaruhi suhu dan tekanan udara. Ketinggian tempat yang
oleh lingkungan tempat hidupnya. Barbour dikelompokan atas dataran tinggi, medium dan
(1966) menyebutkan bahwa lingkungan adalah dataran rendah. Posisi wilayah-wilayah tersebut
keseluruhan faktor biotik dan abiotik yang berpengaruh terhadap unsur-unsur musim atau
mengelilingi dan secara potensial mempengaruhi iklim misalnya suhu udara, tekanan udara,
organisme dan lingkungan tersebut merupakan kelembapan, hujan dan lain-lain (Arifin, 2003).
habitat organisme. Polunin (1996) menyebutkan Levit (1972) menjelaskan bahwa,
bahwa tumbuhan hanya dapat hidup di tempat perubahan faktor lingkungan dapat terjadi secara
yang kondisinya sesuai. Oleh karena itu vertikal, perubahan ketinggian pada umumnya
tumbuhan akan tumbuh dengan baik apabila disertai dengan keterbukaan, penurunan suhu dan
keadaan lingkungan yang dibutuhkannya berada tekanan udara. Penurunan suhu akan berpengaruh
dalam rentang kebutuhan toleransi. Organisme terhadap kadar uap air di udara (kelembaban),
(tumbuhan) akan melakukan tanggapan secara sedangkan perubahan tekanan udara akan
fisik maupun kimiawi sebagai usaha untuk mengakibatkan pergerakan masa udara.
melawan tekanan faktor lingkungan dan tetap Greig & Smith (1983) menjelaskan
hidup pada kondisi yang tidak menguntungkan perubahan suhu dan tekanan udara
sebagai suatu organism yang resisten (Levit, mengakibatkan terjadinya pergerakan masa udara
1972). Pada organisme tertentu termasuk dari tempat yang tekanan udaranya lebih tinggi
tumbuhan, mempunyai kemampuan beradaptasi ke tempat yang tekanan udaranya lebih rendah.
dengan mempengaruhi lingkungan fisiknya untuk Arah pergerakan massa udara akan berpengaruh
mengurangi faktor pembatas karena tumbuhan pada uap air yang dibawanya, dengan demikan
mempunyai sifat menetap dan tidak dapat akan mencurahkan hujan di suatu tempat.
menghindari tekanan faktor lingkungan yang ada Akibatnya tempat-tempat tertentu dipermukaan
(Odum, 1998). bumi akan memiliki iklim yang khas. Tempat
Menurut Kimmins (1997) hubungan antara yang dipengaruhi oleh pengairan (danau, laut)
ketinggian tempat dan suhu adalah linier negatif. akan berbeda dengan tempat yang dipengaruhi
Adanya perubahan suhu lingkungan sangat oleh tebing dan lembah. Pada akhirnya iklim
mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme setempat dengan faktor edafiknya (tanah) akan
tanaman (Fitter dan Hay, 1994). Variasi suhu mempengaruhi keadaan organisme (tumbuhan)
tanah sangat berpengaruh terhadap aktivitas yang berada di tempat tersebut.
perakaran dalam melaksanakan fungsinya untuk Faktor iklim dan tanah mempunyai
menyerap air maupun unsur hara (Arifin, 2003). pengaruh yang sangat besar bagi pertumbuhan
Faktor kelembaban juga mempengaruhi tanaman antara lain keadaan hujan, kedaan air
evapotraspirasi dan jumlah air, serta berhubungan tanah, dan letak tinggi daerah tanaman dari
dengan suhu, curah hujan dan angin yang permukaan laut. Ada jenis tanaman tumbuh baik
merupakan lingkungan tumbuh yang sangat pada ketinggiaan sampai 500 m, ada juga yang
menentukan kehidupan tumbuhan (Tjasyono, tumbuh baik pada ketinggian 1000 m dan ada
2004). yang tumbuh baik pada dataran rendah. Gandaria
Perbedaan ketinggian tempat dari merupakan jenis pohon buah-buahan yang dapat
permukaan laut juga mengakibatkan perbedaan tumbuh pada bulan basah 9 – 11 bulan dan 1 – 3
intensitas cahaya yang diterima oleh tumbuhan. bulan kering.(AKK,1975).
Pengaruh intensitas cahaya matahari terkait

71
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 2 (Oktober 2011)

Iklim sangat banyak diubah oleh V. HASIL PANEN DAN KUALITAS BUAH
ketinggian tempat. Bagian-bagian yang lebih GANDARIA
tinggi dari suatu daerah umunya lebih banyak di 5.1. Hasil Panen
jumpai batu-batuan dan lebih banyak kena Di Ambon buah gandaria merupakan salah
matahari, sedangkan pada bagian-bagian yang satu jenis buah yang cukup diminati, memberi
lebih rendah lebih banyak dijumpai pasir. Pada indikasi akan prospeknya dalam meningkatkan
elevasi yang lebih tinggi radiasi matahari selama pendapatan masyarakat yang cukup baik.
cuaca terang lebih terik dari elevasi-elevasi yang Produksi dan perdagangan buah ini cukup mahal.
rendah. Lembah-lembah yang curam lebih Harga buah gandaria kadang-kadang sama
banyak terdapat angin dibandingkan dengan dengan harga buah mangga yang terbaik,
lereng-lereng didekatnya yang terletak beberapa terutama pada saat di luar musim. Pohon
ratus meter lebih tinggi (Soekartjo 1996). gandaria dewasa dapat menghasilkan 200-500
kg buah dalam satu musim. Berdasarkan hasil
3.4. Tanah wawancara dengan masyarakat, gandaria
Pada umumnya tanaman gandaria dapat biasanya dipanen sekali dalam 4–5 bulan dari
tumbuh pada berbagai jenis tanah baik daerah bulan Maret sampai Juli.
datar, berombak, berbukit sampai bergunung. Pada dasarnya gandaria merupakan salah
Tipe tanah yang dikehendaki adalah berpasir satu tanaman hortikultura yang apabila
dengan tingkat kesuburan tanah yang baik sampai diperhatikan secara serius oleh pemerintah
sedang dan pH 4,5–7,0 (Zaibin, 1998 dalam mempunyai potensi yang besar untuk
Sukarman, 2002). Persyaratan fisik lainnya yang meningkatkan kebutuhan buah. Biasanya panen
cocok untuk pertumbuhan dan produksinya pertama untuk tanaman yang berasal dari semai
adalah tanah gembur, ringan, drainase, dan aerasi adalah 10–15 tahun setelah tanam, atau kalau
baik. Faktor fisik tanah erat kaitannya dengan berasal dari perbanyakan vegetatif hanya 5–6
daya penentrasi dan kemampuan akar menyerap tahun. Hasil panen buah gandaria akan terus
hara. Jenis-jenis tanah yang dapat dijumpai pada meningkat dengan bertambahnya umur tanaman
habitat tanaman gandaria khususnya di pulau (Riffai 1997 cit. Papilaya 2007).
Ambon antara lain regosol, kambisol, alluvial, Di beberapa sentra gandaria di pulau
litosol, dan burnizem. Ambon masih merupakan tanaman kebun
masyarakat, secara komersial masih terbatas
IV. PERBANYAKAN TANAMAN pemasarannya. Di samping itu tanaman gandaria
Secara ekologi menurut Tirtawinata, umunya masih merupakan tanaman kebun
(2002) bahwa gandaria dapat menjadi tolok ukur masyarakat yang tumbuh dari asal biji dan relasi
dalam budidaya tanaman. Berbagai permasalahan pasar kurang sehingga masyarakat belum
yang dihadapi dalam budidaya gandaria seperti mendapat keuntungan yang besar. Sampai saat
pertumbuhannya sangat lambat, untuk berbuah inipun belum ada sentuhan teknologi pengolahan
butuh waktu 12–15 tahun walupun telah produksi buah gandaria. Padahal sebenarnya
dilakukan pemupukan dan pemangkasan. Belum gandaria sudah merupakan salah satu tanaman
pernah berhasil membudidayakan gandaria buah yang potensial untuk dikembangkan di
dalam pot. Ketika anakannya dipindahkan, pulau Ambon.
perakaran lemah sehingga tanaman stress dan .
layu. Perbanyakan dengan cangkok sering 5.2. Kandungan Buah Gandaria
berakibat akar gagal tumbuh. Dengan cara Kandungan komposisi buah gandaria
okulasi, perlu waktu yang lama karena batang setiap 100 g bagian yang dapat dimakan adalah
bawah baru siap diokulasi dalam 3–4 tahun. 85 g air, 12 mg protein, 600 mg serat, 230 mg
Belum lagi mata tunas muda kering karena kulit abu, 6 mg kalsium, 10,8 mg fosfor, 0,31 mg besi,
tipis. Upaya yang sementara dilakukan adalah 0,043 mg karotena, 0,031 mg tiamina, 0,025 mg
penanaman bibit dengan cara semai biji, tetapi riboflavin, 0,286 mg niasina, dan 75 mg vitamin.
sekarangpun belum membuahkan hasil. Selain itu Kandungan vitamin A dan C dari gandaria
upaya merangsang tanaman gandaria membentuk menduduki urutan kedua setelah mangga dan
bunga dan buah belum berhasil (Tirtawinata, jambu mete.
1993). Komponen daging buah gandaria terdiri
dari sejumlah unsur yang merupakan sumber
vitamin dan mineral yang berguna untuk tubuh.
Protein yang terkandung dalam buah biasanya

72
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 2 (Oktober 2011)

dalam bentuk enzim yang berguna membangun VI. KENDALA BUDIDAYA DAN
sel atau mengganti sel-sel tubuh yang mati. PENGEMBANGAN
Enzim dalam buah menyebabkan perubahan Dalam mengembangkan tanaman Buah
kimia dan metabolisme. Enzim sering berefek Gandaria (Bouea macrophylla. Griff) didaerah
kurang baik pada warna daging selama disimpan, Maluku masih terdapat beberapa kendala antara
warna alaminya akan berubah menjadi coklat lain :
atau hitam sering juga disebabkan tannin (AAK, a). Data yang akurat tentang luasan lahan dan
1975). Kondisi seperti ini juga sering dijumpai data produksi tanaman buah gandaria per areal
pada buah gandaria yang disimpan dalam waktu pertanaman gandaria di Maluku belum lengkap.
yang lama. b).Penurunan produksi buah gandaria, karena
Daging buah gandaria mempunyai rasa kurangnya pemahaman tentang cara budidaya
manis diduga mengandung karbohidrat terdiri yang baik dan cara pengendalian gulma yang
dari gula sederhana, tepung, glukosa, fruktosa tepat , sehingga hanya mengandalkan produksi
dan sukrosa. Gula tersebut memberikan rasa tanaman yang tumbuh liar dihutan tampa
manis dan tenaga yang dapat digunakan oleh tindakan pemeliharaan tanaman yang tepat.
tubuh. Zat lain seperti selulosa dan pektin yang c). Alih fungsi lahan hutan untuk berbagai tujuan
berguna untuk tubuh, terutama memudahkan pembangunan berdampak pada penurunan
pencernaan rasa kelat (sepet) pada buah gandaria populasi gandaria.
kemungkinan disebabkan oleh tannin. Rasa
karakteristik buah gandaria kemungkinan ada VI. PENUTUP
hubungannya dengan campuran gula, asam dari 6.1. Kesimpulan
vitamin C dan tannin yang terdapat dalam daging 1. Tanaman buah gandaria memiliki berbagai
buah yang bermanfaat untuk daya tahan tubuh manfaat antara lain sebagai buah segar, sirup,
(Wirakusumah, 1995 cit. Papilaya 2007). manisan dan asinan
2. Pengembangan tanaman buah gandaria selain
5.3. Pemanfaatan Buah Gandaria mendukung upaya pemeliharaan sumber
Gandaria bermanfaat sebagai pohon plasmanutfah di alam, juga memiliki nilai
buahan yang popular, buahnya mirip buah ekonomi yang tinggi sehingga penerapan
mangga kecil. Walaupun rasanya agak masam, teknik budidaya tanaman buah merah yang
bahkan yang matang sekalipun, buah gandaria tepat peningkatan produksi tanaman dapat
biasanya dikomsumsi dalam keadaan segar, atau dicapai.
diolah menjadi sirup atau dijadikan manisan yang
lezat sekali. Tetapi, pemanfaatan buah mudanya 6.2. Saran
lebih penting, yaitu merupakan bahan penyedap Perlu adanya peningkatan produksi
pada sambal gandaria yang khas, dan dalam tanaman gandaria dengan cara :
asinan, serta keping bijinya yang berukuran besar a). Melakukan survey untak mendapatkan data
dan berwarna lembayung cerah dapat yang akurat tentang luasan lahan dan produksi
meningkatkan daya tarik masakan. Seringkali buah gandaria per satuan luas.
daun mudanya yang berwarna ungu tua (warna b). Perlu dilakukan penyuluhan tentang teknik
putih sekali sewaktu mulai muncul) juga budiaya yang tepat agar dapat meningkatkan
dikomsumsi segar, dimakan dengan sambal produksi tanaman buah gandaria sehingga
gandaria. pemanfaatan yang berkelanjutan dapat
diwujudkan.
c). Perlu adanya informasi kepada petani tentang
cara pengolahan pasca panen buah gandaria
yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1975. Bertanam Pohon Buah-Buahan. Yogyakarta, Kanisius.


Barbour. G. M., JK Burk and W.D. Pitts, 1987. Terresterial Plat Ekology. The Benyamin Cummings
Publishing Company, Inc. California..
Eussen. J.H.H., S. Slamet, and D. Soeroto., 1976. Competition between Imperata cylindrical (L).
Beauv. and Some Crop Plantas. Bogor. Biotrop Bull. No 10.

73
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 2 (Oktober 2011)

Fitter. A. H dan R. K. M. Hay. 1994 (Fisiologi Lingkungan Tanaman, Diterjemahkan ahli bahasa Sri
Andani dan ED. Purbayanti) Gajah Mada Press, Yogyakarta.
Greigh and Smith. P. 1983. Quantitatif Plant Ecology .3rd Ed. University of California: Press Bekerley.
Heyne. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Litbang Departemen Kehutanan,,Jakarta.
Irwanto. 2007. Analisis Vegetasi Untuk Penegelolaan Kawasan Hutan Lindung pulau Marsegu,
kabupaten Seram Bgaian Barat, provinsi Maluku, Tesis. Program studi Ilmu Kehutanan
UGM, Yogyakarta.
Levit. J. 1972. Respons of Plants to Enviromental Stress. Academic Press, New York.
Moenandir. .J 1985. Pengantar Ilmu Gulma dan Pengendalian Gulma. Ilma Gulma I Rajawali Press,
Jakarta
Moenandir. J. 1993. Ilmu Gulma dalam Sistem Pertanian. Rajawali Grafindo Persada, Jakarta.

Najiyati. S. dengan Danarti, 2003. Budidaya dan Penanganan Pascapanen. Edisi revisi. Kanisius,
Yogyakarta.
Nasution. U. 1984. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatra Utara dan Aceh,
Tanjung Morawa: Pusat Penelitian & Pengembangan Perkebunan.
Odum. E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition Philadelphia; W. B. Sasunsers.
Papilaya, P. M. 2002. Keanekaragaman. Pola Penyebaran dan Asosiasi Jenis Pohon di Hutan Daerah
Tangkapan Air dusun Kusu-Kusu Sereh kota Ambon. Tesis , UNM, Malang.
Papilaya. P.M. 2007. Kajian Ekologi Gandaria (Bouea macrophylla) Hubungannya Dengan Produksi
Dan Kualitas Buah Pada Ketinggian Dari Permukaan Laut Yang Berbeda Di Pulau Ambon.
Disertasi, UNM, Malang.
Polunin. N. 1994. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun. Alih Bahasa
Tjitrosoepomo,. Gadjah Mada Univerrsity Press, Yogyakarta.
Rifai. M. A. 2005. Sumber Nabati Asia Tenggara. Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Jurnal. Jakarta.
PT Gramedia Pustaka Utama. Http//wwww.unhasaluminet/direktri php3. (diakses, 15 April
2005)
Sastroutomo.S.S. 1988. Ekologi Gulma, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sukarman. 2002. Pengolahan dan Penanganan Benih Aneka Tanaman Perkebunan. Jurnal Perspektif.
1(2):41-54.
Tirtawinata. M. R. 1993. Mengatur Tanaman Berbuah. Trubus XXIV (284).
Tjasyono. B. 2004. Klimatologi. TB, Bandung.
Tjitrosoedirdjo. S.,Utomo, I.H. dan J. Wiroatmodjo, 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan, PT.
Gramedia.,Jakarta.
Tjitrosoepomo. G, 1989. Taksonomi tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
Van Steenis. C.G.G.J. 2002. Flora Untuk Sekolah di Indonesia.: PT. Pradnya Paramitha,
Jakarta.

74

Anda mungkin juga menyukai