Kondisi tanda konsolidasi dan tanpa drainase adalah suatu kondisi yang contoh ujinya tidak
dikonsolidasi terlebih dahulu dan air tidak diperbolehkan ke luar atau masuk ke dalam contoh uji
selama pengujian.
v. Peralatan Lain
Peralatan lain yang harus disiapkan agar contoh tanah dapat dicetak dan dipasang
dengan baik adalah:
Alat pembentuk contoh yang dilengkapi dengan gergaji kawat dan pisau pemotong
atau tabung pencetak contoh.
Alat pemadat contoh tanah yang dilengkapi dengan tabung belah dan penumbuk
untuk contoh tanah terganggu.
Tabung pengembang membran karet.
Ekstruder untuk mengeluarkan contoh tanah dari tabung.
Kaleng contoh untuk uji kadar air.
b. Air
Air digunakan dalam sistem pengujian triaksial harus bersih, bebas dari kotoran dan
suspensi lumpur (disarankan untuk menggunakan air suling yang bebas udara).
B. Pengujian
a) Ukuran contoh
Ukuran contoh uji minimal mempunyai diameter 35,8 mm, tinggi antara 2 sampai 2,5
kali diameter contoh, partikel terbesar yang terdapat di dalam contoh uji tidak boleh
melebihi 1/6 diameter contoh, apabila setelah pengujian ditemui partikel yang
melebihi, catat dan tulis di dalam laporan hasil.
Contoh uji disiapkan minimal sebanyak 3 buah.
d) Prosedur Pengujian
1) Periksa semua slang dan pipa yang menghubungkan bejana utama yang berisi air,
pemberi tekanan sel, alat ukur tekanan dan ke atas triaksial terisi dengan air yang bebas
udara.
2) Periksa dan siapkan sistem pemberi tekanan sel.
3) Periksa karet-karet pembungkus terhadap kemungkinan terjadinya kebocoran.
4) Letakkan contoh uji pada alas tempat kedudukan contoh uji di dalam sel triaksial.
5) Ambil karet pembungkus dan masukan ke dalam tabung pengembang serta ikatkan
kedua ujungnya pada tabung pengembang sehingga saat tabung dihisap, karet
pembungkus melekat pada dinding dalam tabung.
6) Dalam keadaan demikian, masukkan tabung pengembang tersebut ke dalam benda uji
dengan hati-hati; masukkan penutup atas ke dalam karet, sehingga penutup duduk di atas
contoh uji; lepaskan hisapan pada tabung pengembang.
7) Lepaskan bagian atas karet dari tabung pengembang dan keluarkan tabung pengembang
dari benda uji.
8) Ikat bagian-bagian alas tempat kedudukan contoh dan karet serta bagian atas plat
penutup dan karet dengan menggunakan karet pengikat berbentuk huruf 0; oleskan
tipistipis dengan grease bagian vertikal dari alas dan tutup benda uji untuk memudahkan
masuknya karet pembungkus.
9) Letakkan sumbu piston dari sel triaksial tepat di tengah-tengah penutup atas contoh uji
pada tempat kedudukan yang telah disediakan; tekanan yang terjadi pada permukaan
benda uji akibat berat piston tidak boleh melebihi 0,5 % dari perkiraan kuat tekan
maksimum benda uji; kencangkan mur atau baut pengikat, sehingga sel triaksial terikat
kuat dan rapat pada bagian bawah.
10) Letakkan sel triaksial pada tempat yang telah disediakan pada mesin kompresi; naikkan
sel triaksial dengan memutar mesin dengan tangan sampai ujung atas piston duduk tepat
pada tempat kedudukannya pada cincin pengukur beban (proving ring) dengan hati-hati.
11) Isi sel triaksial dengan cairan dari bejana utama, pada saat sel hampir terisi penuh,
miringkan posisi sel berlawanan arah dengan posisi lubang pengeluar udara (I) yang
terdapat pada bagian tepi alas sel, setelah udara keluar seluruhnya, tutup lubang udara
tersebut secepatnya.
12) Beri tekanan semua arah dalam sel (σ3) pada tekanan yang diinginkan dengan membuka
kran E dan J, tunggu selama 10 menit untuk memberikan penyesuaian benda uji pada
tekanan sel yang diberikan. Apabila alat pengukur beban berada di luar sel triaksial,
tekanan sel akan menimbulkan reaksi pada alat ukur beban, pada kondisi ini lakukan
pengujian dimana piston masih sedikit berada di atas penutup benda uji hal sebagai
berikut:
Ukur gesekan dan gaya ke atas piston yang akan dikoreksikan pada beban aksial
nanti.
Atur alat pengukur beban sedemikian rupa sehingga dapat mengkompensasikan
gesekan gaya ke atas piston. Untuk alat pengukur beban yang berada di dalam sel,
tidak usah dilakukan koreksi
13) Atur posisi arloji pengukur cincin pembeban dan deformasi aksial serta catat pembacaan
awal.
14) Pilih pengatur kecepatan mesin kompresi sesuai dengan kecepatan deformasi yang
dikehendaki
15) Berikan pembebanan aksial pada kecepatan deformasi mendekati 1% per menit untuk
tanah plastis dan 0,3% per menit untuk tanah yang mudah remuk (brittle) dimana
tegangan deviator mencapai regangan antara 3% s.d. 6% pada waktu 15 menit s.d. 20
menit, teruskan pembebanan sampai mencapai regangan 15 % atau pada 5 % regangan
setelah tegangan deviator maksimum tercapai.
16) Catat pembacaan arloji cincin pembeban dan deformasi aksial pada regangan 0,1%;
0,3%; 0,4% dan 0,5 %, kemudian penambahan pada setiap 0,5% sampai pada regangan
3% dan diteruskan pada setiap penambahan 1%; untuk memperoleh grafik hubungan
tegangan deviator - regangan yang baik, interval pembacaan yang lebih kerap dapat
dilakukan.
17) Setelah pengujian selesai, ambil contoh uji, sket pola kelongsoran yang terjadi dan
tentukan kadar air
e) Perhitungan
Rumus-rumus perhitungan yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
1) Perhitungan berat isi tanah basah (γn):
dengan:
A adalah luas penampang rat-rata contoh uji pada regangan tertentu (cm2)
dengan:
σ1 – σ3 adalah tekanan deviator (kN/m2)
P adalah gaya aksial, diperoleh dari pembacaan cincin pembeban x faktor
kalibrasi (kN)
A adalah luas rata-rata contoh uji (m2)
5) Koreksi karet membran; koreksi terhadap tegangan deviator dilakukan bila perbedaan
tegangan akibat kekakuan karet tersebut melebihi 5%:
dengan:
σr adalah koreksi terhadap tegangan deviator, (kN/m2)
D adalah diameter benda uji, (mm)
t adalah tebal karet, (mm)
∈ adalah regangan aksial, (%)
Em adalah modulus perpanjangan per satuan lebar, (N/mm)
Modulus perpanjangan (Em) ditentukan dengan cara menggantung karet selebar 10,0 mm
pada suatu batang tipis; pasang batang yang lain pada bagian bawah karet yang tergantung
tersebut; ukur dan catat gaya per satuan regangan yang diperoleh akibat meregangnya karet;
Modulus perpanjangan diperoleh dari persamaan di bawah dengan menganggap bahwa satuan
yang digunakan adalah konsisten.
dengan:
F adalah gaya untuk mengembangkan karet, (N/mm)
Am adalah dua kali tebal karet awal dikalikan dengan lebar strip karet, (mm)
L adalah panjang karet sebelum mengembang, (mm)
∆L adalah perubahan panjang karet akibat gaya F, (mm)
Gambar lingkaran Mohr dari ketiga contoh uji dan tentukan nilai kuat geser undrained
dimana tegangan geser sebagai sumbu Y dan tegangan normal sebagai sumbu X; alternatif lain
untuk menentukan kuat geser tersebut adalah dengan cara diagram p-q, yaitu dengan
mengambil
sebagai sumbu Y, sudut geser dalam ) .sin(tan.arc α=φ dan kohesi c = a/cos φ, dimana a
adalah jarak dari titik 0 ke awal garis lurus yang ditarik melalui ketiga titik hasil uji dan aadalah
sudut kemiringan garis tersebut terhadap horizontal;
CARA UJI TRIAKSIAL UNTUK TANAH DALAM KEADAAN TERKONSOLIDASI
TIDAK TERDRAINASE (CU) DAN TERKONSOLIDASI TERDRAINASE (CD)
1.1 Peralatan
Rangkaian peralatan uji geser triaksial untuk melaksanakan uji geser terkonsolidasi tidak
terdrainase dan terkonsolidasi terdrainase terdiri atas beberapa kelompok peralatan.
Kelompok peralatan tersebut meliputi peralatan pembebanan aksial, peralatan ukur, peralatan
pengontrol tekanan, sel triaksial dan perlengkapannya, serta peralatan lain.
b. Alat ukur beban aksial yang berupa cincin pengukur beban, sel beban elektronik, sel beban
hidraulik atau alat ukur beban lain yang mempunyai kemampuan dan ketelitian cukup dan
dapat mengukur beban aksial dengan ketelitian ± 1% hingga benda uji tanah mengalami
keruntuhan.
c. Piston pembebanan aksial
1. Piston dibuat menembus landasan bagian atas sel triaksial
2. Dilengkapi cincin karet agar gesekan yang terjadi sekecil mungkin atau tidak
melampaui 0,1% dan beban aksial pada saat benda uji mengalami keruntuhan
3. Piston harus dijaga tetap sentris terhadap benda uji dengan penyimpangan tidak lebih
dari 1,3 mm.
e. Alat ukur panjang dan diameter benda uji dengan ketelitian ± 0,1% dari panjang yang
diukur dan tanpa mengganggu benda uji
d. Kertas saring
1. Dipasang sekeliling benda uji tanah, yang dipotong berbentuk sangkar dan tidak
diperkenankan menutup lebih besar 50% dari selimut benda uji tanah.
2. Dapat berfungsi mempercepat proses pengujian (penjenuhan dan konsolidasi).
3. Terbuat dari bahan yang tidak larut dalam air
4. Koefisien kelulusan airnya sekitar 10-5 cm/s
e. Membrane karet
1. Harus kedap air dan elastis
2. Berdiameter 90% - 95% dari diameter benda uji
3. Mempunyai ketebalan ± 1% dari diameter benda uji
f. Katup untuk mengatur sistem drainase pada alat ukur perubahan volume, tekanan sel dan
tekanan air pori
1. Berkualitas tinggi
2. Tidak bocor jika diberi tekanan tinggi dengan perubahan volume yang kecil
1.2 Kalibrasi
Semua alat ukur harus dikalibrasi minimal 3 tahun sekali dan pada saat diperlukan.
1.3 Air
Air yang digunakan dalam system pengujian triaksial harus bersih, bebas dari kotoran dan
suspense lumpur (disarankan untuk menggunakan air bebas udara).
2. Pengujian
2.1. Persiapan sebelum pengujian
2.1.1 Ukuran benda uji
Benda uji berbentuk silinder dengan perbandingan tinggi dan diameter antar 2 sampai 2,5.
dengan :
v : kecepatan gerak vertical (mm/menit)
ε : regangan (%)
tf : waktu terjadinya keruntuhan yang bergantung pada t100, gunakan
waktu keruntuhan minimum tf sebesar 120 menit untuk pengujian
triaksial CU (Tabel 1)
t100 : waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 100% konsolidasi (menit)
H : tinggi benda uji tanah (mm)
D : diameter benda uji tanah (mm)
λ : konstanta yang digunakan untuk perhitungan cv pada persamaan (16)
(lihat Tabel 1)
3. Perhitungan
3.1. Parameter tanah semula
Parameter benda uji tanah semula yang perlu diketahui adalah :
γno : berat volume semula (gr/cm3)
γdo : berat volume kering semula (gr/cm3)
w0 : kadar air semula (%)
S0 : derajat kejenuhan semula (%)
Parameter tersebut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3) sampai (8) sebagai
berikut :
(𝑊𝑤𝑡 −𝑊𝑑𝑡 )𝑥 100
w0 = ……………………….……..……… (3)
(𝑊𝑑𝑡 −𝑊𝑡 )
dengan :
w0 : kadar air semula (%)
Wwt : berat tanah basah + berat cawan (gr)
Wdt : berat tanah kering + berat cawan (gr)
Wt : berat cawan (gr)
A0 = 1⁄4 𝜋 𝐷02 ……………………….……..…………...… (4)
Dengan :
A0 : ;uas benda uji tanah semula (cm2)
D0 : diameter benda uji tanah semula (cm)
V0 = A0 x H0 ……………………….……..……………...… (5)
Dengan :
V0 : volume benda uji tanah semula (cm3)
H0 : tinggi benda uji tanah semula (cm)
𝑊𝑖
γno = ……………………….………….……………...… (6)
𝑉0
𝛾0
γdo = 𝑊0 ……………………….……………………...… (7)
1+
100
dengan :
γno : berat volume semula (gr/cm3)
γdo : berat volume kering semula (gr/cm3)
Wi : berat benda uji tanah basah (gr)
𝑊
( 0)
100
S0 = 1 1 ………………….……………………...… (8)
( )−( )
𝛾𝑑𝑜 𝐺𝑠
dengan :
Gs : berat jenis atau spesifik gravity (-)
dengan :
εv : regangan volumetric
1 𝜀𝑣
Hc = H0[1 − ( ) 𝑥 ( )] ……………….……….….… (11)
3 100
Dengan :
Hc : tinggi benda uji tanah setelah penjenuhan dan konsolidasi (cm)
1 𝜀𝑣
Ac = A0 H0 [1 − ( ) 𝑥 ( )] …………....……….….… (12)
3 100
Vc = V0 - ΔVt ………….…………..…………………....… (13)
Dengan :
Ac : luas benda uji tanah setelah penjenuhan dan konsolidasi (cm2)
Vc : volume benda uji tanah setelah penjenuhan dan konsolidasi (cm3)
𝑊𝑐
γc = ………….…………..………………………....… (14)
𝑉𝑐
𝛾𝑐
γdo = 𝑊𝑐 …………………………………………...… (15)
(1+ )
100
Dengan :
Wc : berat benda uji tanah setelah pengujian selesai (gr)
γc : berat volume benda uji setelah pengujian (gr/cm3)
wc : kadar air benda uji tanah setelah pengujian selesai (%)
γdo : berat volume kering benda uji tanah setelah pengujian (gr/cm3)
1,625𝐷2
cv = ………….…………..…………………....… (16)
(𝜆𝑡100 )
dengan :
cv : koefisien konsolidasi (m/tahun)
t100 : waktu untuk 100% konsolidasi (tahun)
λ : konstanta yang bergantung pada drainase
D : diameter benda uji
Pada penggeseran tidak terdrainase dengan cara kompresi, luas permukaan benda uji dihitung
dengan rumus :
𝐴
A = 𝜀 ………….…………..................................… (18)
(1− )
100
Sedangkan pada penggeseran terdrainase, luas permukaan benda uji yan gterpengaruh oleh
perubahan volume yang terbaca pada buret tekanan balik dihitung dengan persamaan :
𝜀
(1− 𝑣𝑠 )
100
A = Ac x 𝜀 ………….…….................................… (19)
(1− )
100
∆𝑉𝑔
εvs = ( 𝑉 ) 𝑥100 …………………..................................… (20)
𝑐
dengan :
A : luas benda uji tanah pada waktu penggeseran (cm3)
ΔVg : perubahan volume waktu penggeseran terdrainase (cm3)
εvs : regangan volumetric (%)
Dengan :
Δσ : tegangan deviator (kPa)
σ3 = CP
σ1 = σ3 + Δσ ……………................................................… (24)
dengan :
CP : tekanan sel
σ3 : tegangan utama minimum total
σ1 : tegangan utama maksimum total
dengan :
ϕ’ : sudut geser dalam efektif
c’ : kohesif efektif
α : sudut yang diperoleh dari hasil regresi pada grafik p – q
a : kontanta yang diperoleh dari hasil regresi pada grafik p – q
Dengan :
Em : modulus elastisitas material membrane (kPa)
F : gaya peregangan material (kN)
L : panjang membrane sebelum peregangan (mm)
ΔL : perubahan panjang membrane setelah diberi beban (mm)
Am : luas membrane = 2 tm ws (m2 = mm2/1000)
tm : tebal membrane (mm)
ws : lebar strip membrane (15 mm – 20 mm)
Tujuan :
Mencari harga-harga parameter tanah c (kohesi) dan (sudut geser dalam) dengan mempelajari
kekuatan tanah terhadap geser.
Dasar Teori :
Kekuatan geser tanah merupakan perlawanan internal tanah tersebut per satuan luas terhadap
keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser dalam tanah yang dimaksud.
Uji geser langsung merupakan pengujian yang sederhana dan langsung. Pengujian dilakukan
dengan menempatkan contoh tanah ke dalam kotak geser. Kotak ini terbelah, dengan setengah bagian
yang bawah merupakan bagian yang tetap dan bagian atas mudah bertranslasi. Kotak ini tersedia dalam
beberapa ukuran, tetapi biasanya mempunyai diameter 6,4 cm atau bujur sangkar 5,0 x 5,0 cm. Contoh
tanah secara hati-hati diletakkan di dalam kotak, sebuah blok pembebanan, termasuk batu-batu berpori
bergigi untuk drainase yang cepat, diletakkan di atas contoh tanah. Kemudian suatu beban normal Pv
dikerjakan. Kedua bagian kotak ini akan menjadi sedikit terpisah dan blok pembebanan serta setengah
bagian atas kotak bergabung menjadi satu.
Kuat geser sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor , antara lain :
1. Tekanan efektif atau tekanan antar butir.
2. Kemampuan partikel atau kerapatan
3. Saling keterkuncian antar partikel: jadi, partikel-partikel yang bersudut akan lebih saling
terkunci dan memiliki kuat geser yang lebih tinggi ( yang lebih besar) daripada partikel-
partikel yang bundar seperti pada tebing-tebing.
4. Sementasi partikel, yang terjadi secara alamiah atau buatan.
5. Daya tarik antar partikel atau kohesi.
Peralatan :
Langkah Kerja :
Contoh tanah asli dari tabung ujungnya diratakan dan cincin pencetak benda uji ditekan
pada ujung tanah tersebut, tanah dikeluarkan secukupnya untuk 3 benda uji. Pakailah bagian
yang rata sebagai alas dan ratakan bagian atasnya.
Contoh yang digunakan harus cukup besar untuk membuat 3 buah benda uji. Persiapan
benda uji sehingga tidak terjadi kehilangan kadar air. Bentuklah benda uji dengan cincin
pencetak. Dalam mempersiapkan benda uji terutama untuk tanah yang peka harus hati-hati
guna menghindarkan terganggunya struktur asli dari tanah tersebut.
Contoh tanah harus dipadatkan pada kadar air dan berat isi yang dikehendaki. Pemadatan
dapat langsung dilakukan pada cincin pemeriksaan atau pada tabung pemadatan.
d. Tebal minimum benda uji kira-kira 1.3 cm tapi tidak kurang dari 6 kali diameter butir
maximum.
e. Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji harus minimal 2 : 1. Untuk benda uji yang
berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar perbandingan lebar dan tebal minimal
2 : 1.
Catatan : untuk tanah lembek pembebanan harus diusahakan agar tidak merusak benda uji.
B. Pengujian :
Perhitungan :
Ph
Ac
Pv
n
Ac
d. Gambarkan grafik hubungan B/B versus , kemudian dari masing-masing benda uji
dapatkan max..
e. Gambarkan garis lurus melalui titik-titik hubungan versus n. Dapatkan pula parameter
c dan . Untuk mendapatkan parameter c dan dapat diselesaikan dengan cara matematis
(persamaan Regresi Linier).