Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Setiap individu yang hidup bermasyarakat selama ia hidup pasti mengalami peubahan-
perubahan, perubahan dalam arti yang tidak mencolok atau tidak menarik, perubahan yang bersifat
terbatas maupun yang tidak tidak menarik, perubahan yang bersifat terbatas maupun yang luas,
serta ada pula perubahan yang lambat sekali, tetapi itu ada juga yang berjalan dengan cepat.
Perubahan-perubahan pada masyarakat atau individu hanya akan dapat dilihat apabila seseorang
sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan
membandingkannya dengan susunan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau.
Perubahan-perubahan pada masyarakat tentu dapat mengenali nilai-nilai sosial dan
kebudayaan, norma-norma sosial, pola-pola prilaku sosial dan kebudayaan, interaksi sosial dan lain
sebagainya.
Masyarakat Indonesia saat ini sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat
sebagai akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu berpangkal
pada kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju untuk mempercepat
pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi maju itu menuntut acuan nilai-
nilai budaya, masyarakat Indonesia yang majemuk dengan multi kulturalnya itu seolah-olah
mengalami kelimbungan dalam menata kembali tatanan sosial dan kebudayaan dewasa ini.

1|Page
BAB II

PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN PERUBAHAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Perubahan masyarakat dan kebudayaan dapat diartikan sebagai Perubahan sosial budaya
karena pada dasarnya perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, mencakup perubahan
budaya yang di dalamnya terdapat perubahan nilai-nilai dan tata cara kehidupan dari tradisional
menjadi modern. Max Weber berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan
situasi dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku
Sociological Writings). Sedangkan W. Kornblum berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah
perubahan suatu budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku
Sociology in Changing World).
Perubahan sosial budaya dapat bersumber pada pengalaman baru, pengetahuan baru,
penemuan baru, persepsi dan konsepsi baru, serta teknologi baru, sehingga menuntut penyesuaian
cara hidup serta kebiasaan masyarakat pada situasi yang baru. Di dalamnya terjadi juga perubahan
sistem nilai budaya, sikap mental demi terciptanya keseimbangan, dan integrasi terhadap sistem
nilai budaya.`
Menurut seorang ahli yakni Suparland, pengertian perubahaan masyarakat dan kebudayaan
adalah :

 Perubahan Sosial adalah perubahan struktur dan pola-pola hubungan sosial yang mencakup
sistem status hubungan keluarga dalam lingkungan kekerabatan, sistem politik, kekutan dan
penyebaran penduduk
 Perubhan Kebudayaan adalah perubhan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama
oleh para warga atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan .
 Perubahan tersebut mencakup aturan-aturan atau norma-norma yang digunakan sebagai
peganggan, acuan dan pedoman dalam berkehidupan masyarakat, nilai-nilai ilmu pengetahuan,
teknologi, selera, rasa keindahan atau kesenian dan bahasa.

II. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADANYA PERUBAHAN


MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi suatu perubahan,
antara lain, dibagi dalam Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

a. Faktor Internal adalah suatu faktor dari dalam masyarakat yang dapat mendorong terjadinya
perubahan suatu masyarakat dan kebudayaan itu sendiri, yaitu :

2|Page
1. PERUBAHAN JUMLAH PENDUDUK
Perubahan itu dikarenakan adanya angka Kematian, Kelahiran, Migrasi penduduk
selain itu setiap anggota masyarakat pasti mengalami proses sosial, di antaranya adalah
interaksi sosial dan sosialisasi. Dengan begitu secara cepat maupun lambat akan
merubah pola pemikiran mereka dan tingkat pengetahuan yang akan lebih
mempercepat proses perubahan. Di samping itu, perubahan penduduk yang ditandai
dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk pada suatu daerah mengakibatkan
kadar keramahtamahan akan menurun, kelompok sekunder akan bertambah banyak
jumlahnya, struktur kelembagaan menjadi lebih rumit, dan bentuk-bentuk perubahan
yang lainnya.

2. ADANYA PENEMUAN BARU


Penemuan merupakan tambahan pengetahuan terhadap perbendaharaan
pengetahuan dunia yang telah diverifikasi. Penemuan menambahkan sesuatu yang baru
pada kebudayaan karena meskipun kenyataan tersebut sudah lama ada, namun
kenyataan itu baru menjadi bagian setelah kenyataan tersebut ditemukan. Penemuan
baru menjadi suatu faktor dalam perubahan sosial jika hasil penemuan tersebut
didayagunakan. Manakala suatu pengetahuan baru dimanfaatkan untuk
mengembangkan teknologi, biasanya akan disusul oleh perubahan yang besar (Horton,
1993: 212).

3. KONFLIK MASYARAKAT
Adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat, seperti perbedaan ciri-ciri fisik,
kepentingan, pendapat, status social ekonomi, suku bangsa, ras, agama, dan lain-lain
seringkali memicu munculnya konflik. Konflik dapat terjadi antarindividu,
antarkelompok, antara individu dengan kelompok, dan antargenerasi. Konflik
antarkelompok, misalnya konflik antarsuku bangsa yang terjadi di Timika, Papua. Konflik
tersebut telah menimbulkan kerusakan, jatuhnya korban jiwa, dan hancurnya harta
benda. Sebagai proses sosial, konflik memang merupakan proses disosiatif, namun tidak
selalu berakibat negatif. Suatu konflik yang kemudian disadari akan memecahkan ikatan
social biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan
ikatan sosial. Jika demikian, biasanya akan terbentuk suatu keadaan yang berbeda
dengan keadaan sebelum terjadi konflik.

4. PEMBERONTAKAN (REVOLUSI) DALAM TUBUH MASYARAKAT


Revolusi bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan telah mencapai puncaknya
pada tanggal 17 Agustus 1945 yang ditandai dengan dikumandangkannya proklamasi
kemerdekaan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta. Dengan
proklamasi bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari cengkeraman
penjajah, serta telah mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan
nasional dengan berbagai perubahan yang mengikutinya, mulai dari lembaga keluarga,
sistem sosial, sistem politik, sistem ekonomi, dan sebagainya.

b. Faktor Eksternal suatu faktor dari luar masyarakat yang dapat mendorong terjadinya
perubahan suatu masyarakat dan kebudayaan itu sendiri, yaitu :

3|Page
1. FAKTOR ALAM YANG ADA DISEKITAR LINGKUNGAN (ALAM) BERBEDA
Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Alam
adalah penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman, serta sumber
kesehatan dan keindahan. Pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi
lambat laun dapat merusak alam. Semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin tinggi
pula tekanan terhadap alam. Oleh karena itu akan terjadi perusakan alam. Misalnya
untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan, manusia mengeringkan lahan pertanian
untuk membangun rumah. Akibatnya lahan pertanian menjadi sempit, serta banyak
petani yang kehilangan lahan untuk bertani dan terpaksa bekerja sebagai buruh pabrik
atau pekerjaan yang lainnya.

2. ADANYA PEPERANGAN
Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan
kepribadian dari individu-individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal di wilayah
tersebut. Betapa tidak, perang pasti akan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan
akan membawa perubahan dalam masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil. Selain
itu akan membawa akibat yang berarti bagi masyarakat setempat. Hal ini terutama pada
masyarakat yang kalah perang, karena adanya pemaksaan berbagai kebudayaan oleh
negara yang menang perang.

3. PENGARUH KEBUDAYAAN ASING


Di era globalisasi sekarang ini, pengaruh kebudayaan masyarakat lain merupakan
suatu hal yang tidak bisa dielakkan lagi. Adanya hubungan kerja sama antarnegara serta
sarana komunikasi dan informasi yang semakin canggih, seperti televisi, radio, dan
internet memudahkan pengaruh kebudayaan masyarakat lain masuk dalam suatu
negara. Akibatnya muncul perubahan pada masyarakat yang menerima pengaruh
kebudayaan itu.

Selain itu dalam perubahan masyarakat dan kebudayaan, dibagi 2 faktor lain yakni adanya faktor
pendorong dan faktor penghambat, yaitu:

a. FAKTOR PENDORONG
1. KONTAK DENGAN KEBUDAYAAN LAIN
Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan darisatu individu ke
individu lain dan satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Dengan proses tersebut,
manusia maupun masyarakat lainnya. Dengan proses tersebut, menusia mampu
menghimpun penemuan-penemuan baru. Melalui difusi, suatu penemuan baru yang
telah dterima oleh suatu masyarakat luas hingga seluruh masyarakat di dunia dapat
menikmati kegunaan peradapan.

2. SISTEM PENDIDIKAN YANG MODERN


Pendidikan membantu membuka pikiran menusia sehingga mau dan mampu
menerima hal-hal yang baru. Dengan adanya sistem pendidikan formal yang maju,
sekolah akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

4|Page
3. SIKAP MENGHARGAI KARYA SESORANG DALAM BERKEINGINAN UNTUK MAJU
Apabila anggota masyarakat memiliki sikap menghargai hasil karya yang dibuat oleh
sesorang, hal ini akan mampu mendorong penemuan-penemuan baru yang lain.

4. SISTEM TERBUKA DALAM LAPISAN MASYARAKAT


Sistem yang terbuka berarti banyaknya kesempurnaan untuk maju atas dasar
kemampuan sendiri dan dapat mendorong seseorang untuk lebih inofatif.

5. PENDUDUK YANG HETEROGEN


Masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang memiliki latar belakang
budaya, ras, ideologi, dan hal-hal yang berbeda, memudahkan terjadinya pertentangan
yang menyebabkan guncangan. Hal tersebut dapat menjadi pendorong perubahan-
perubahan dalam masyarakat.

b. FAKTOR PENGHAMBAT
1. Kurang hubungan dengan masyarakat lain karena kehidupan yang terasing. Hal ini dapat
menyebabkan masyarakat tersebut tidaka mengetahui perkembangan yang terjadi
dalam masyarakat lainnya yang mungkin dapat memperkaya kebudayaan sendiri.
2. Perkembanganilmu pengetahuan yang terlambat, mungkin disebabkan masyarakat
tersebut hidup secara terasing dan tertutup. Hal ini bisa pula disebabkan karena adanya
proses penjajahan bangsa lain.
3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional dengan anggapan bahwa tradisi tidak dapat
dirubah.
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat sekali. Misalnya,
adanya kelompok-kelompok yang dapat memperoleh keuntugan dengan situasi yang
sedang berlangsung.
5. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
6. Prasangka terhadap hal-hal yang baru, asing, atau sikap yang tertutup.
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. Ideologis di masyarakat merupakan
integrasi masyarakat tersebut.
8. Adat dan kebiasaan yang mendarah daging. Kebiasaan merupakan pola-pola perlaku
bagi anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.

III. MEKANISME PERUBAHAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


A. DIFUSI

1. Pengertian Difusi

Proses difusi (diffusion) adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh dunia.
Difusi merupakan salah satu objek ilmu penelitian antropologi, terutama sub-ilmu antropologi
diakronik. Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya unsur-unsur kebudayaan dari satu
tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi terutama sebagai proses di mana unsur kebudayaan
dibawa oleh individu dari suatu kebudayaan, dan harus diterima oleh individu-individu dari
kebudayaan lain.

5|Page
2. Proses difusi

Proses difusi terbagi dua macam, yaitu:

a. Difusi langsung, jika unsur-unsur kebudayaan tersebut langsung menyebar dari suatu lingkup
kebudayaan pemberi ke lingkup kebudayaan penerima.

b. Difusi tak langsung terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi singgah dan berkembang
dulu di suatu tempat untuk kemudian baru masuk ke lingkup kebudayaan penerima.

Difusi tak langsung dapat juga menimbulkan suatu bentuk difusi berangkai, jika unsur-unsur
kebudayaan yang telah diterima oleh suatu lingkup kebudayaan kemudian menyebar lagi pada
lingkup-lingkup kebudayaan lainnya secara berkesinambungan.

Contoh difusi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia adalah berbagai kata yang ada dalam
Bahasa Indonesia. Tanpa kita sadari, Bahasa Indonesia sendiri merupakan contoh hasil dari proses
difusi yang terjadi dalam masyarakat. Berbagai kata dalam Bahasa Indonesia merupakan hasil
serapan dari bahasa asing dan bahasa-bahasa daerah, seperti Bahasa Jawa, Sunda, dan lain-lain.

B. AKULTURASI

1. Pengertian Akulturasi

Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih
sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.

Apabila diperhatikan prosesnya akulturasi terjadi dalam dua cara, yaitu:


1. Akulturasi damai (penetration pasifique), terjadi jika unsur-unsur kebudayaan asing dibawa
secara damai tanpa paksaan dan disambut baik oleh masyarakat kebudayaan penerima.
2. Akulturasi ekstrim, terjadi dengan kekerasan, perang, penaklukkan, akibatnya unsur-unsur
kebudayaan asing dari pihak yang menang dipaksakan untuk diterima di tengah-tengah masyarakat
yang dikalahkan.
Contoh salah satu akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni
bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi
keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi
di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang
tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk
untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.

6|Page
C. ASIMILASI

1. Pengertian Asimilasi

Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan
manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yang saling bergaul langsung
secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi
masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan unsur-unsurnya masing-masing berubah menjadi
unsur-unsur kebudayaan campuran.

Secara singkat, asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga membentuk
kebudayaan baru.

1. . Faktor-faktor yang Menghambat Terjadinya Asimilasi

Proses Asimilasi ini umumnya dapat terjadi apabila ada rasa toleransi dan simpati dari individu-
individu dalam suatu kebudayaan kepada kebudayaan lain . Sikap toleransi dan simpati pada
kebudayaan ini dapat terhalang oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi

b. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain

c. Perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain.

Contoh asimilasi budaya tersebut terjadi pada masyarakat Batak dan Tionghoa di Sumatra
Utara. Menurut Bruner, para pedagang Tionghoa yang tinggal di daerah Tapanuli sadar bahwa
mereka merupakan pendatang sehingga mereka berusaha belajar bahasa Batak dan menyesuaikan
diri dengan adat istiadat setempat karena dianggap menguntungkan bagi usaha perdagangan
mereka. Sebaliknya, anggota masyarakat Batak Toba yang tinggal di Medan berusaha menyesuaikan
diri dengan kebudayaan masyarakat setempat yang didominasi etnik Tionghoa

D. INOVASI

1. Pengertian Inovasi

a. Adalah proses sosial budaya yang menerima unsur-unsur kebudayaan baru dan mengesampingkan
cara-cara lama yang telah melembaga.

b. Proses penyesuaian dari penemuan baru dengan kebutuhan masyarakat melalui dua tahap
khusus, yaitu discovery dan invention.

7|Page
Proses Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap kebudayaan
terdapat pribadi-pribadi yang inovatif. Dalam masyarakat yang sederhana yang relatif masih tertutup
dari pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan lambat. Dalam masyarakat yang terbuka
kemungkinan untuk inovasi menjadi terbuka karena didorong oleh kondisi budaya yang
memungkinkan. Oleh sebab itu, di dalam masyarakat modern pribadi yang inovatif merupakan
syarat mutlak bagi perkembangan kebudayaan. Inovasi merupakan dasar dari lahirnya suatu
masyarakat dan budaya modern di dalam dunia yang terbuka dewasa ini.

Inovasi kebudayaan di dalam bidang teknologi dewasa ini begitu cepat dan begitu tersebar
luas sehingga merupakan motor dari lahirnya suatu masyarakat dunia yang bersatu. Di dalam
kebudayaan modern pada abad teknologi dan informasi dalam millennium ketiga, kemampuan
untuk inovasi merupakan ciri dari manusia yang dapat survive dan dapat bersaing. Persaingan di
dalam dunia modern telah merupakan suatu tuntutan oleh karena kita tidak mengenal lagi batas-
batas negara. Perdagangan bebas, dunia yang terbuka tanpa-batas, teknologi komunikasi yang
menyatukan, kehidupan cyber yang menisbikan waktu dan ruang, menuntut manusia-manusia
inovatif. Dengan sendirinya wajah kebudayaan dunia masa depan akan lain sifatnya. Betapa besar
peranan inovasi di dalam dunia modern, menuntut peran dan fungsi pendidikan yang luar biasa
untuk melahirkan manusia-manusia yang inovatif. Dengan kata lain, pendidikan yang tidak inovatif,
yang mematikan kreativitas generasi muda, berarti tidak memungkinkan suatu bangsa untuk
bersaing dan hidup di dalam masyarakat modern yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan
akan menempati peranan sentral di dalam lahirnya suatu kebudayaan dunia yang baru.

Contohnya penemuan handphone yang menyebabkan perubahan di bidang komunikasi,


interaksi sosial, status sosial, dan lain-lain. Penemuan internet yang membawa akibat pada
perubahan terhadap pengetahuan, pola pikir, dan tindakan masyarakat juga menyebabkan
perubahan pada bidang informasi dan komunikasi.

IV. SALURAN PERUBAHAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Saluran-saluran perubahan sosial kebudayaan (avenue or channel of change) merupaka


saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umumnya saluran-saluran tersebut
adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan,
agama, rekreasi, dan sebagainya. Lembaga kemasyarakatan tersebut menjadi titik tolak,
tergantung pada cultural focus masyarakat pada suatu masa tertentu.

Lembaga kemasyarakatan yang ada pada suatu waktu mendapatkan nilai tertinggi dari
masyarakat cenderung menjadi saluran utama perubahan sosial dan kebudayaan. Perubahan
lembaga kemasyarakatan tersebut akan membawa akibat pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan lainnya karena lembaga-lembaga kemasyarakatan merupakan suatu sistem
yang terintegrasi.

8|Page
Lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut merupakan suatu struktur apabila mencakup
hubungan antar lembaga kemasyarakatan yang mempunyai pola-pola tertentu dan keserasian
tertentu.

Pada tanggal 17 agustus 1945, terjadilah proklamasi kemerdekaan Indonesia, di mana


pertama-tama terjadi perubahan pada struktur pemerintahan, dari jajahan menjadi Negara yang
merdeka dan berdaulat. Hal ini menjalar ke lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Misalnya
dalam bidang pendidikan, tidak ada lagi diskriminasi antara golongan-golongan, sebagaimana
halnya pada zaman penjajahan. Setiap orang boleh memilih pendidikan , apa yang disukai.
Perubahan tersebut berpengaruh pada sikap pola perilaku dan nilai-nilai masyarakat Indonesia.

Dengan singkat dapatlah dikatakan bahwa saluran tersebut berfungsi agar sesuatu
perubahan dikenal, diterima, diakui, serta dipergunakan oleh khalayak ramai, atau dengan
singkat, mengalami proses institutionalization (pelembagaan).

 Disorganisasi (Disintegrasi) dan Reorganisasi (Reintegrasi)

Disorganisasi merupakan artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan suatu kesatuan


fungsional. Tubuh manusia misalnya, terdiri dari bagian-bagian yang masing-masing mempunyai
fungsi dalam rangka hidupnya. Seluruh tubuh manusia merupakan suatu kesatuan. Apabila
seseorang sedang sakit, bisa dikatakan salah satu atau lebih bagian tubuhnya tidak dapat
berfungsi seperti seharusnya, maka akan dirasakan oleh seluruh tubuh. Jadi, secara keseluruhan
bagian-bagian tubuh manusia tadi merupakan keserasian yang fungsional. Suatu disorganisasi
atau disintegrasi mungkin dapat dirumuskan sebagai suatu proses memudarnya norma-norma
dan nilai-nilai dalam masyarakat karena perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan.

 Reorganisasi atau reintegrasi

Reorganisasi adalah suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi
dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan. Tahap reorganisasi
dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai yang baru telah melembaga dalam diri warga
masyarakat. Berhasil atau tidaknya proses pelambagaan tersebut

Suatu teori yang terkenal di dalam sosiologi mengenai perubahan dalam masyarakat adalah
teori ketertinggalan budaya (cultural lag) dari William F. Ogburn. Teori tersebut mulai dengan
kenyataan bahwa pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepatnya dalam keseluruhan,
tetapi ada bagian yang tumbuh cepat dan ada yang tumbuh dengan lambat. Perbedaan antara

9|Page
taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat dinamakan culture
lag. Jadi suatu ketertinggalan terjadi apabila laju perubahan dari dua unsur atau lebih
masyarakat atau kebudayaan yang mempunyai kolerasi, tidak seimbang sehingga unsure yang
satu tertinggal oleh unsur lainnya.

V. AGEN PERUBAHAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

a. Pengertian Agen Perubahan

Adalah usaha pembangunan suatu masyarakat selalu ditandai oleh adanya sejumlah orang
yang mempelopori, menggerakkan, dan menyebarluaskan proses perubahan te rsebut. Mereka
adalah orang-orang yang disebut sebagai agen perubahan. Nama yang diberikan sesuai dengan
misi yang ingin dibawa, yakni membuat suatu perubahan yang berarti bagi sekelompok orang.

Menurut Soerjono Soekanto menyatakan, pihak-pihak yang menghendaki perubahan


dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat
kepercayaan sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. (Soekanto,
1992:273).

b. Kualifikasi Agen Perubahan

Duncan dan Zaltman dalam Komunikasi Pembangunan:Pengenalan Teori dan Penerapannya


mengemukakan kualifikasi dasar agen perubahan, yakni tiga
yang utama di antara sekian banyak kompetensi yang mereka miliki. Yaitu:

1)Kualifikasi teknis, kompetensi teknis dalam tugas spesifik dari proyek perubahan yang
bersangkut an. Misalnya pengetahuan dan keterampilan pertanian bagi seorang penyuluh pertanian,
pengetahuan dan wawasan tentang pemberdayaan perempuan bagi penyuluh/tenaga lapangan
yang LSM tempat ia bekerja khusus menangani tentang perempuan.
2)Kemampuan administratif, yaitu persyaratan administratif yang paling dasar dan
elementer, yakni kemauan untuk mengalokasikan waktu untuk persoalan-persoalan yang relatif
menjelimet (detailed). Maksudnya para agen perubahan merupakan orang yang menyediakan waktu
dan tenaga mereka untuk secara sepenuh hati mengurus masyarakat yang dibinanya.(Nasution,
1990:38)
3)Hubungan antarpribadi. Suatu sifat yang paling penting adalah empati, yaitu kemampuan
seseorang untuk mengidentifikasikan diri dengan orang lain, berbagi akan perspektif dan perasaan
mereka dengan seakan-akan mengalaminya sendiri.

VI. KONSEKUENSI PERUBAHAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Perubahan masyakat dan kebudayaan rmembawa konsekuensi yang bermacam-macam bagi


kehidupan masyarakat. Perubahan tsb dapat menjadikan kuatnya masyarakat (integrasi) dan
terpecahnya masyarakat (disintegrasi). Berikut penjelasannya.

10 | P a g e
1. Integrasi

Adanya perubahan sosial, tidak selamanya membawa pengaruh yang negatif. Apabila perubahan
sosial mampu menguatkan rasa identitas dan solidaritas masyarakat bukan tidak mungkin
membawa rasa kebersamaan yang tinggi. Dengan demikian akam timbul suatu kehidupan yang
harmonis karena adanya keselarasan dalam hidup bermasyarakat. Integrasi masyarakat melalui
beberapa tahap, yang diawali dengan proses akomodasi (mengurangi terjadinya konflik).

2. Disintegrasi Sosial

Perubahan sosial, apabila tidak diskapi secara arif dan bijaksana dapat menimbulkan
ketidaksesuaian dan ketidakseimbangan dalam masyarakat. Keadaan yang demikian akan
mengakibatkan disorganisasi sosial yang merupakan cikal bakal disintegrasi sosial. Apabila hal ini
dibiarkahan akan menimbulkan keadaan masyarakat tanpa aturan (anomie) yang menjadi pegangan
hidup masyarakat. Oleh karena itu setiap terjadinya perubahan sosial yang mengarah kepada
disintegrasi sosial harus segera mendapat perhatian.

Selain proses di atas, munculnya perubahan sosial yang tidak diikuti oleh sebagian masyarakat
juga mengakibatkan disintegrasi sosial. Perbedaan perkembangan kebudayaan yang berbeda-beda
akan menimbulkan benturan-benturan. Hal ini sering disebut Cultural lag (kesenjangan kebudayaan).
Sebagai contoh golongan tua dalam masyarakat masih berpegang teguh terhadap nilai dan norma
yang berlaku berbenturan golongan muda yang sudah menghendaki perubahan.

Dengan adanya tingkat perubahan yang cepat, kadang menimbulkan percampuran budaya
(mestizo culture). Sering anggota tidak menyadari apa yang dilakukan dengan meniru budaya asing
tanpa tahu apa maknanya.

Umumnya proses disintegrasi sosial dalam masyarakat mempunyai bermacam-macam bentuk.


Adapun bentuk-bentuk disintegrasi sosial antara lain:

a. Pemberontakan atau pergolakan daerah

Pemberontakan atau pergolakan darah adalah proses disintegrasi sosial yang ditandai
dengan masyarakat daerah mempermasalahkan suatu persoalan tertentu. Sebagai contoh DI/TII
yang mempermasalahkan ideologi bangsa. Organisasi Papua Merdeka yang ingin memisahkan diri
dari NKRI yang akar permasalahannya masalah pembagian SDA di daerah.

b. Aksi protes dan demontrasi

Bentuk disintegrasi sosial ini disebakan oleh keadaan ketidakpuasan terhadapsuatu


keputusan atau kebijakan. Aksi protes dapat dilakukan secara individu maupun kelompok,
sedangkan demontrasi dilakukan secara bersama-sama. Sebagai contoh antara lain aksi jahit mulut
memprotes SUTET. Contoh yang lain adalah demontasi buruh menuntut kenaikan UMR.

c. Kriminalitas

11 | P a g e
Kriminalitas ditandai dengan pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku di
masyarakat. Tindakan kriminal dilakukan seseorang baik direncanakan maupun yang tidak
direncanakan. Sifat kriminal dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya, baik itu melalui proses
imitasi, kekecewaan, sakit hati, pertentangan dan sebagainya. Adapun yang termasuk tindakan
kriminal antara lain pencurian, perampokan, pembunuhan, perkosaan, pemerasan, korupsi,
pencemaran nama baik, pemalsuan, obat-obatan terlarang dan sebagainya.

Untuk mengurangi tindakan kriminal dapat dilakukan dengan usaha pencegahan (preventif)
dan penindakan (represif).

Sering kita jumpai tindakan kriminal, tetapi tidak pernah tersentuh oleh hukum. Hal ini
disebabkan oleh kekuasaan dan keadaan ekonomi sang tersangka. Biasanya kejahatan yang
demikian berkaitan dengan wewenang dan peranan yang disalahgunakan. Kejahatan yang demikian
disebut White collar crime (penjahat kerah putih). Kejahatan yang sering kalian lihat umumnya
dilatarbelakangi oleh keadaan ekonomi yang serba kekurangan termasuk dalam penjahat kerah biru
(Blue collar crime).

d. Kenakalan remaja

Sering kamu dengar, antara pelajar sekolah A tawur dengan pelajar sekolah X. Kenakalan
remaja merupakan fenomena sosial yang menggejala baik di pedesaan maupun perkotaan. Yang
lebih menonjol kenakalan remaja di perkotaan. Sebenarnya mengapa kenakalan remaja dapat
terjadi? Sebenarnya siapakah yang paling bertanggungjawab terhadap timbulnya kenakalan
remaja. Salah satu faktor utama adalah kurangnya perhatian keluarga bagi anak. Anak dibiarkan
begitu saja karena orang tua sibuk bekerja, atau karena keluarga tidak harmonis. Selain itu latar
belakang orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi, sehingga
banyak waktu luang yang dimanfaatkan pada kegiatan yang menyimpang. Umumnya kenakalan
remaja ditandai oleh :

1) adanya keinginan untuk melawan, dapat berupa radikalisme

2) adanya sikap acuh terhadap lingkungannya yang biasanya disertai dengan kekecewaan.

e. Prostitusi

Pernah kamu lihat di televisi polisi pamong praja sedang merazia pelacur jalanan.
Sebenarnya apa itu prostitusi? Prostitusi adalah suatu pekerjaan dengan menyerahkan diri atau
badan kepada umum untuk melakukan perbuatan seksual untuk mendapatkan imbalan. Prostitusi
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi tingkat libido yang tinggi
(hiperseks), sifat malas dan keinginan untuk hidup mewah. Sedangkan faktor eksternal antara lain
latar belakang ekonomi, akibat urbanisasi dan keadaan perumahan yang tidak memenuhi syarat.

12 | P a g e
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dalam makalah ini kami menyimpulkan Masyarakat di manapun tempatnya pasti
mendambakan kemajuan dan peningkatan kesejahteraan yang optimal. Kondisi masyarakat secara
obyektif merupakan hasil tali temali antara lingkungan alam, lingkungan sosial serta kebudayaan.
Perjalanan panjang dalam rentangan periode kesejarahan telah mengajak masyarakat manusia
menelusuri hakikat kehidupan dan tata cara kehidupan yang berkembang pesat hidup
Perubahan sosial adalah suatu proses yang luas, lengkap yang mencakup suatu tatanan
kehidupan manusia. Perubahan sosial akan mempengaruhi segala aspek kebudayaan. Sebagai bagian
dari pranata sosial, tentunya kebudayaan akan ikut terjaring dalam perubahan sosial yang terjadi di
dalam masyarakat. Sebaliknya, kebudayaan sebagai identitas masyarakat dan segala pengetahuan
tentunya menjadi agen penting yang ikut menentukan perubahan sosial masyarakat ke depan.
Budaya sangat erat sekali dengan kehidupan kita di masyarakat. Kebudayaan ini pasti
terdapat di dalam masyarakat di seluruh belahan dunia. Oleh karena itu, marilah kita jaga bersama
budaya yang telah kita miliki dan janganlah kita serahkan kebudayaan ini kepada Negara lain.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

1) Pengertian diambil dari :


- http://www.artikelsiana.com/2015/08/pengertian-perubahan-sosial-teori-bentuk-
dampak.html//
- http://berkat-nias.blogspot.co.id/2012/06/perubahan-kebudayaan.html//

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi diambil dari :


- http://ssbelajar.blogspot.co.id/2012/07/faktor-penyebab-perubahan-sosial_30.html
- http://kulpulan-materi.blogspot.co.id/2012/01/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi.html

3) Mekanisme perubahan diambil dari :


- file:///C:/Users/win8/Downloads/Dunia%20Antropologi%20%20%20Juni%202013%20
%28%29.html//
- https://sidrasofyan.wordpress.com/2012/11/19/perubahan-sosial-dan-
kebudayaan/html//
- https://wakuadratn.wordpress.com/2013/01/24/difusi-akulturasi-asimilasi-dan-
inovasi-kebudayaan/html//

4) Saluran perubahan diambil dari :


- http://makalahgood.blogspot.co.id/2011/11/makalah-perubahan-sosial.html//

5) Agen perubahan diambil dari :


- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25123/4/Chapter%20II.pdf

6) Kosekuensi perubahan diambil dari :


- https://bambangguru.wordpress.com/2008/10/16/perubahan-sosial//

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai