Anda di halaman 1dari 30

BAB I

ENERGI NUKLIR

1.1. SEJARAH NUKLIR


Nuklir (a.k.a Energi Nuklir) adalah energi yang dihasilkan
dengan mengendalikan reaksi nuklir. Energi nuklir merupakan salah
satu sumber energi di alam ini yang diketahui manusia bagaimana
mengubahnya menjadi energi panas dan listrik. Sejauh ini, energi
nuklir adalah sumber energi yang yang paling padat dari semua
sumber energi di alam ini yang bisa dikembangkan manusia.
Artinya, kita dapat mengekstrak lebih banyak panas dan listrik dari
jumlah yang diberikan dibandingkan sumber lainnnya dengan
jumlah yang setara. Sebagai pembanding, 1 kg batu bara dan
uranium yang sama2 berasal dari perut bumi. Jika kita mengekstrak
energi listrik dari 1 kg batubara, kita dapat menyalakan lampu
bohlam 100W selama 4 hari. Dengan 1 kg uranium, kita dapat
menyalakan bohlam paling sedikit selama 180 tahun.” Daya nuklir
adalah penggunaan terkendali reaksi nuklir guna menghasilkan
energi panas, yang digunakan untuk pembangkit listrik.
Penggunaan daya nuklir guna kepentingan manusia saat ini
masih terbatas pada reaksi fisi nuklir dan peluruhan radioaktif. Para
peneliti sedang melakukan percobaan fusi nuklir untuk
menghasilkan energi. Energi panas dari fusi nuklir jauh lebih banyak
dari fisi nuklir, tetapi sampai saat ini belum dapat ditemukan wadah
atau tempat sebagai reaktornya. Semua jenis batu kawah gunung
meleleh jika dipakai fusi, jadi sampai saat ini fusi nuklir belum dapat
digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Daya nuklir
menyumbangkan sekitar 6% dari seluruh kebutuhan energi dunia,
dan 13-14% kebutuhan listrik di dunia. Gabungan energi nuklir di
Amerika Serikat, Prancis, dan Jepang menyumbang 50% dari
seluruh pembangkit listrik nuklir yang ada. Penggunaan energi
nuklir sampai saat ini masih kontroversial dan banyak memunculkan
perdebatan. Para pendukungnya, seperti Asosiasi Nuklir Dunia dan
IAEA, mengatakan bahwa energi nuklir adalah salah satu sumber
energi yang dapat mengurangi emisi karbon. Yang menolak, seperti
Greenpeace dan NIRS, mempercayai bahwa nuklir akan
membahayakan manusia dan lingkungan. Beberapa kecelakaan
akibat nuklir dan radiasi telah bermunculan. Kecelakaan akibat
pembangkit listrik tenaga nuklir di antaranya Bencana Chernobyl
(1986), Bencana nuklir Fukushima Daiichi (2011), dan Bencana
Three Mile Island (1979). Untuk kecelakaan kecil pada Kapal selam
bertenaga nuklir misalnya pada K-19 (1961), K-27 (1968), dan K-
431 (1985). Penelitian internasional terus melakukan peningkatan
keamanan energi nuklir, seperti dengan pengamanan nuklir pasif,
dan adanya kemungkinan untuk menggunakan fusi nuklir.
1.1.1. Awal Perkembangan
Pembangkit Listrik Nuklir Calder Hall di Britania Raya
merupakan pembangkit listrik nuklir pertama di dunia yang
memproduksi energi nuklir dalam skala komersial. Pada tanggal
27 Juni 1954, Pembangkit Listrik Nuklir Obninsk di Uni Soviet
menjadi pembangkit listrik nuklir pertama di dunia yang
memproduksi listrik sebesar 5 kiloWatt. Pada tahun 1954, Lewis
Strauss, Direktur dari Komisi Energi Atom Amerika Serikat
mengatakan bahwa produksi listrik pada masa depan "bisa sangat
murah". Strauss merujuk pada fusi hidrogen yang pada waktu itu
secara rahasia dikembangkan menjadi bagian dari Proyek
Sherwood tapi perkataan dari Strauss diterjemahkan sebagai suatu
janji bahwa fisi nuklir akan menjadi sumber energi yang sangat
murah.
Di acara Konferensi Pertama Jenewa Perserikatan Bangsa-
Bangsa pada tahun 1955, para insiyur dan peneliti bertemu untuk
menyelidiki lebih lanjut teknologi nuklir ini. Tahun 1957
EURATOM diluncurkan di Komunitas Ekonomi Eropa (nantinya
dikenal sebagai Uni Eropa). Pada tahun yang sama, Badan Energi
Atom Internasional (IAEA) didirikan. Pembangkit listrik tenaga
nuklir komersial pertama di dunia, Calder Hall di Sellafield,
Inggris, dibuka pada tahun 1956 dan menghasilkan listrik 50 MW
(nantinya 200 MW). Sedangkan generator nuklir komersial
pertama di dunia yang dioperasikan adalah Reaktor Shippingport,
Pennsylvania, Amerika Serikat, dibuka Desember 1957.
Organisasi pertama di dunia yang mengembangkan energi nuklir
adalah Angkatan Laut Amerika Serikat. Mereka menggunakan
nuklir untuk menggerakkan kapal selam dan kapal induk. Kapal
selam pertama bertenaga nuklir, USS Nautilus (SSN-571),
diluncurkan pertama kali bulan Desember 1954. Beberapa
kecelakaan nuklir telah dialami oleh beberapa kapal selam ini.
Kapal selam Soviet K-19 mengalami kecelakaan reaktor tahun
1961 dan menyebabkan 8 kematian dan 30 orang lainnya terkena
papara radiasi tinggi. Kapal selam Soviet K-27 juga mengalami
kecelakaan reaktor tahun 1968 dan menyebabkan 9 kematian dan
83 lainnya terluka. U.S. Army juga memulai program nuklir sejak
tahun 1954. Pembangkit nuklir nuklir SM-1 di Fort Belvoir,
Virginia, adalah reaktor pertama di AS yang menyuplai listrik di
Amerika mulai bulan April 1957, sebelum Shippingport. SL-1
adalah percobaan reaktor nuklir Angkatan Darat AS di
Laboratorium Nasional Idaho di Utara Idaho. Pembangkit nuklir
ini akhirnya meledak dan mengalami kecelakaan nuklir bulan
Januari 1961, yang membunuh 3 operatornya.

1.1.2. Perkembangan Selanjutnya


Sejarah dari penggunaan energi nuklir (atas) dan jumlah
pembangkit nuklir yang aktif (bawah). Pemasangan energi nuklir
untuk elektrifikasi tumbuh sangat cepat, dari sebelumnya kurang
dari 1 gigawatt (GW) pada tahun 1960 menjadi 100 GW di akhir
1970-an, dan 300 GW di akhir 1980-an. Sejak akhir 1980-an
pertumbuhannya mulai melambat sampai akhirnya mencapai 366
GW tahun 2005. Lebih dari dua pertiga pembangkit nuklir yang
direncanakan akan dibangun, akhirnya dibatalkan setelah awal
tahun 1970. Total ada 63 pembangkit yang dibatalkan di AS
antara tahun 1975 dan 1980. Selama tahun 1970-an dan 1980-an,
biaya ekonomi naik (ditandai dengan banyaknya pembangunan
baru) dan harga minyak mentah yang turun drastis membuat
pembangkit nuklir tidak lagi menarik. Pertumbuhan energi listrik
yang melambat dan adanya liberalisasi listrik juga menyebabkan
kurangnya minat untuk membangun pembangkit baru. Krisis
minyak 1973 menyebabkan efek yang sangat drastis di beberapa
negara, seperti Prancis dan Jepang, karena mereka mengandalkan
minyak bumi sangat besar sebagai sumber bahan bakar
pembangkit mereka (Prancis 39% dari total kebutuhan dan Jepang
73% dari total kebutuhan) sehingga mereka berinvestasi besar-
besaran di nuklir. Saat ini, Prancis mengandalkan 80% kebutuhan
listriknya dari nuklir dan Jepang mengandalkan 30% kebutuhan
listriknya dari nuklir. Beberapa oposisi lokal yang menolak energi
nuklir mulai merebak di awal 1960-an, dan di akhir 1960-an
beberapa anggota komunitas peneliti mulai memberikan perhatian
mereka. Perhatian mereka mengarah ke kecelakaan nuklir,
proliferasi nuklir, mahalnya pembangunan pembangkit nuklir,
terorisme nuklir, dan limbah radioaktif. Awal tahun 1970-an, ada
protes besar tentang pembangkit nuklir yang akan dibangun di
Wyhl, Jerman. Akhirnya proyek ini dibatalkan tahun 1975, dan
aksi protes anti-nuklir di Wyhl ini menginspirasi banyak pihak
oposisi lainnya di Eropa dan Amerika Utara.
Di pertengahan 1970-an, aktivitas anti nuklir menjadi daya
tarik bagi para politisi lokal untuk mendapatkan simpati luas dai
masyarakat, sehingga energi nuklir menjadi isu protes utama di
kalangan publik.[44] [45] Di beberapa negara, debat energi nuklir ini
"telah mencapai puncak intensitas dari semua kontroversi
sepanjang sejarah teknologi." Di Prancis, antara tahun 1975 dan
1977, ada 175.000 orang dalam 10 kali demontrasi menolak
adanya energi nuklir. Di Jerman Barat, antara Februari 1975 dan
April 1979, ada 280.000 orang dalam 7 demonstrasi berorasi di 7
lokasi nuklir. Beberapa lokasi itu juga dicoba untuk diduduki oleh
mereka. Setelah adanya musibah Three Mile Island tahun 1979,
120.000 orang melakukan demonstrasi menolak energi nuklir di
Bonn. Bulan Mei 1979, ada sekitar 70.000 orang, termasuk
Gubernur California Jerry Brown, melakukan pawai menolak
nuklir di Washington, D.C. Grup anti nuklir lainnya kemudian
tumbuh di setiap negara yang memiliki energi nuklir. Di beberapa
negara, para pemrotes ini juga memasang iklan-iklan mengenai
isu nuklir dan energi. Tumbuhnya kesadaran mengenai
keselamatan dan kesehatan, ditambah musibah nuklir di Three
Mile Island tahun 1979 dan Bencana Chernobyl tahun 1986,
memainkan peran penting dalam penyetopan pembangunan
pembangkit listrik nuklir baru di banyak negara. Tidak seperti
insiden Three Mile Island, bencana di Chernobyl yang lebih besar
pada tahun 1986 tidak membawa banyak pengaruh bagi
perubahan regulasi di negara-negara barat. Hal ini terjadi karena
insiden di Chernobyl menggunakan reaktor yang memang hanya
didesain di Uni Soviet, yang pada dasarnya memiliki banyak
masalah. Sampai sekarang, masih banyak reaktor zaman Uni
Soviet yang masih dipakai, hanya saja dengan banyak perubahan,
misalnya dengan menggunakan uranium yang diperkaya lebih
rendah, dan kontrol yang lebih ketat untuk menghindari adanya
kecelakaan lain. Sebuah organisasi internasional, Asosiasi Dunia
untuk Operator Nuklir, didirikan tahun 1989 untuk meningkatkan
keselamatan dan pengembangan profesional bagi fasilitas nuklir.
Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi nuklir adalah sebuah
proses di mana dua nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk
memproduksi hasil yang berbeda dari produk awal. Pada
prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih dari dua partikel
yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila
partikel-partikel tersebut bertabrakan dan berpisah tanpa berubah
(kecuali mungkin dalam level energi), proses ini disebut tabrakan
dan bukan sebuah reaksi. Secara umum, energi nuklir dapat
dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu pembelahan inti
atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi
fusi. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti
atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga dikenal
sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi nuklir adalah reaksi
pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan
menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil,
serta radiasi elektromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan
radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang sangat berbahaya bagi
manusia.
Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir
semua inti bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen juga
memanfaatkan prinsip reaksi fusi tak terkendali. Contoh reaksi
fisi adalah ledakan senjata nuklir dan pembangkit listrik tenaga
nuklir. Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir
adalah Plutonium dan Uranium (terutama Plutonium-239,
Uranium-235), sedangkan dalam reaksi fusi nuklir adalah Lithium
dan Hidrogen (terutama Lithium-6, Deuterium, Tritium).

1.2. PENGERTIAN
1.2.1. Energi Nuklir
Energi nuklir merupakan salah satu energi alternatif atas
masalah yang ditimbulkan oleh semakin berkurangnya sumber
energi fosil serta dampak lingkungan yang ditimbulkannya
(Pranoto, 2009). Energi nuklir termasuk salah satu energi bersih
masa depan, karena tidak menghasilkan emisi (Duderstadt dan
Hamilton, 1976). Energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua
macam mekanisme yaitu pembelahan inti (reaksi fisi) dan
penggabungan beberapa inti (reaksi fusi) (Konin, 2008).
Mekanisme produksi energi nuklir banyak menggunakan reaksi fisi
nuklir. Reaksi fisi dapat dilihat pada Gambar 1.
Keterangan :
1. Fission
2. U-235
3. 200 MeV
4. Rb-93
5. Cs-140 Gambar 1. Reaksi fisi
6. Neutron
7. Proton

Sebuah inti berat ditumbuk oleh partikel (neutron) dapat


membelah menjadi dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel
lain. Mekanisme ini disebut pembelahan inti (fisi nuklir) (Kidd,
2009). Contoh reaksi fisi adalah inti uranium yang ditumbuk oleh
neutron. Saat sebuah inti ditembakkan oleh sebuah neutron dengan
presentasi tertentu, inti akan mengalami pembelahan atau reaksi fisi
(Zweifel, 1973). Berikut salah satu contoh reaksi fisi dari uranium
dapat dilihat pada persamaan (1).

1
0n + 235
92U →
236
92U → 141
56Ba
92
+ 36Kr + 3 10n

Reaksi fisi uranium seperti di atas menghasilkan neutron.


Neutron yang dihasilkan dapat menumbuk kembali inti uranium
untuk membentuk reaksi fisi selanjutnya (Cothern dan Rebers,
1991). Mekanisme ini terus terjadi dalam waktu yang sangat cepat
hingga membentuk reaksi berantai tak terkendali. Akibatnya terjadi
pelepasan energi yang besar secara singkat. Pelepasan energi yang
dihasilkan melalui reaksi fisi berantai dapat dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik apabila reaksi fisi berantai ini terkendali
(Zweifel, 1973). Reaksi fisi berantai dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Reaksi Pemisahan Inti (Reaksi Fisi)

1.2.2. Reaktor Nuklir


Keberadaan reaktor nuklir saat ini didahului dengan
penemuan neutron pada tahun 1932, karena neutron mempunyai
pengaruh terjadinya proses reaksi nuklir. Tahun 1938, beberapa
orang ilmuan yaitu Lise Meitner, Fritz Strassman dan Otto Hahn
membuat reaktor nuklir sebagai tempat terjadinya reaksi nuklir
pada bahan uranium. Pada akhir tahun 1942, reaktor nuklir pertama
dibangun di University of Chicago (Khusyairi, 2012).

Istilah reaktor nuklir digunakan untuk perangkat yang


berfungsi mengontrol terjadinya reaksi fisi. Pada reaktor ini
berlangsung reaksi fisi berantai terkendali dan kontinu untuk
menghasilkan energi nuklir, radioisotop dan nuklida baru
(Duderstadt dan Hamilton, 1976). Terkendali yang dimaksud
dalam hal ini adalah jumlah reaksi fisi dapat dinaik-turunkan sesuai
dengan kebutuhan energi. Sedangkan reaksi fisi kontinu harus
terjadi dalam uranium alam, yang mengandung bahan fisil U-235
(0,7%). Neutron dalam reaktor nuklir digunakan untuk
menginduksi terjadinya reaksi fisi inti. Reaksi fisi ini nantinya akan
menghasilkan inti ringan, neutron dan energi sebesar 200 MeV.
Prinsip kerja reaktor nuklir mirip dengan pembangkit listrik
konvensional. Perbedaan utamanya terletak pada sumber energi
dan jenis bahan bakar. Sumber energi pada pembangkit listrik
konvensional berasal dari proses pembakaran secara kimia bahan
bakar fosil, sedangkan sumber energi reaktor nuklir berasal dari
reaksi fisi nuklir pada material-material fisil (Deuderstadt dan
Hamilton, 1976). Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir
terkendali di dalam sebuah reaktor nuklir berupa energi panas.
Energi panas ini dapat menguapkan air sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai pemutar turbin dan membangkitkan listrik.
Berdasarkan energi yang digunakan untuk mempertahankan
reaksi fisi berantai, reaktor nuklir dibagi menjadi dua macam yaitu:
1) Reaktor lambat (thermal) yaitu reaktor yang di dalamnya
terjadi reaksi fisi dengan didominasi oleh neutron lambat.
Hal ini ditandai oleh adanya moderator yang digunakan
untuk menurunkan kecepatan neutron dan menurunkan
energi kinetiknya.
2) Reaktor cepat (fast) yaitu reaktor yang di dalamnya terjadi
reaksi fisi dengan didominasi oleh neutron cepat. Hal ini
ditandai dengan adanya pengurangan bahan moderator
(Duderstadt dan Hamilton, 1976).
Perkembangan reaktor nuklir terjadi beberapa generasi.
Reaktor generasi I dikembangkan pada tahun 1950-1960. Sebagian
besar reaktor generasi I ini menggunakan uranium alam sebagai
bahan bakar dan grafit sebagai moderator. Reaktor generasi II
menggunakan bahan bakar uranium yang telah diperkaya dan
sebagian besar didinginkan serta dimoderatori oleh air. Reaktor
generasi III adalah reaktor lanjutan dari beberapa reaktor generasi I
yang beroperasi di Jepang dan perkembangan dari reaktor generasi
II (World Nuclear, 2012).
Reaktor generasi IV berbeda dengan reaktor I, II dan III
karena reaktor ini dirancang tidak hanya untuk memasok daya
listrik tapi juga untuk memasok energi termal. Pada reaktor
generasi IV, terdapat enam tipe reaktor yaitu (Rooijen, 2006):
 Gas Cooled Fast Reactor (GFR)
 Lead Cooled Fast Reactor (LFR)
 Molten Salt Reactor (MSR)
 Sodium Cooled Fast Reactor (SFR)
 SCWR
 Very High Temperature Reactor (VHTR) (Duderstadt
dan Hamilton, 1976).

a. Komponen Dasar Reaktor Nuklir


Komponen dasar reaktor nuklir merupakan komponen yang
harus ada pada sebuah reaktor nuklir untuk mengendalikan laju
pembelahan (reaksi fisi). Adapun komponen dasar dari sebuah
reaktor nuklir adalah sebagai berikut.
1. Bahan bakar (fuel)
Bahan bakar merupakan sumber energi nuklir. Ada
dua jenis bahan bakar nuklir yaitu bahan fisil dan bahan
fertil. Bahan fisil adalah unsur atau atom yang dapat
langsung membelah apabila ditumbuk oleh sebuah partikel
neutron sedangkan bahan fertil adalah unsur atau atom
yang tidak dapat langsung membelah apabila ditumbuk
oleh sebuah partikel neutron tetapi akan membentuk bahan
fisil. Bahan yang banyak digunakan sebagai bahan bakar
nuklir adalah uranium-233, uranium-235, plutonium-239
dan thorium-232 (Benedict et al., 1981).
2. Moderator
Moderator merupakan lapisan kedua komponen luar
yang berhubungan langsung dengan bahan bakar.
Moderator berfungsi untuk menurunkan energi neutron
cepat (200 MeV) menjadi energi neutron lambat (0,02 –
0,04 eV). Sehingga neutron dapat menyebabkan reaksi fisi
berikutnya.
Syarat bahan moderator adalah atom dengan nomor
massa kecil, memiliki tampang lintang serapan neutron
yang kecil, memiliki tampang lintang hamburan yang
besar, sesuai jenis reaktor yang akan didesain dan
memiliki daya hantar panas yang baik serta tidak korosif
misalnya adalah H, D, He, Be, U, H2O, grafit dan air berat
(D2O).
3. Batang kendali (control rod)
Batang kendali merupakan komponen reaktor yang
berfungsi untuk mengontrol keluaran daya dari sebuah
reaktor dengan cara mengendalikan jumlah neutron yang
dihasilkannya. Jika neutron yang dihasilkan selalu konstan
dari waktu ke waktu (faktor multiplikasinya bernilai 1),
maka reaktor dikatakan berada pada kondisi kritis. Sebuah
reaktor normal bekerja pada kondisi kritis. Pada kondisi
ini reaktor menghasilkan keluaran daya yang stabil. Jika
neutron yang dihasilkan semakin berkurang
(multiplikasinya kurang dari 1), maka reaktor dikatakan
berada pada kondisi subcritis dan daya yang dihasilkan
semakin menurun. Sebaliknya jika netron yang dihasilkan
meningkat (multiplikasinya lebih besar dari 1), reaktor
dikatakan dalam keadaan supercritis.
Selama kondisi superkritis, daya yang dibebaskan
oleh sebuah reaktor meningkat. Jika kondisi ini tidak
dikendalikan, meningkatnya daya dapat mengakibatkan
mencairkan sebagian atau seluruh teras reaktor, dan
pelepasan bahan radioaktif ke lingkungan sekitar. Kendali
ini dilakukan oleh sejumlah batang kendali yang dapat
bergerak keluar-masuk teras reaktor.
Batang kendali terbuat dari bahan-bahan penyerap
neutron, seperti boron (B) dan cadmium (Cd). Jika reaktor
menjadi supercritis, batang kendali secara otomatis
bergerak masuk lebih dalam ke dalam teras reaktor untuk
menyerap kelebihan neutron yang menyebabkan kondisi
itu kembali ke kondisi kritis.
Sebaliknya, jika reaktor menjadi subcritis, batang
kendali sebagian ditarik menjauhi teras reaktor sehingga
lebih sedikit netron yang diserap. Dengan demikian, lebih
banyak neutron yang tersedia untuk reaksi fisi dan reaktor
kembali ke kondisi kritis. Untuk menghentikan operasi
reaktor (misal untuk perawatan), batang kendali turun
penuh sehingga seluruh netron diserap dan reaksi fisi
berhenti.
4. Perisai (shieling)
Inti-inti atom hasil pembelahan dapat menghasilkan
radiasi. Untuk menahan radiasi agar tidak menyebar ke
lingkungan luar sistem reaktor maka diperlukan suatu
sistem perisai. Pada umumnya perisai yang digunakan
adalah lapisan beton berat dan struktur baja (Lewis, 2008).

b. Jenis-Jenis Reaktor
Jenis reaktor nuklir yang cukup terkenal dan telah
dikembangkan oleh beberapa negara adalah reaktor air bertekanan
(Pressure Water Reactor/PWR), reaktor air mendidih (Boilling
Water Reactor/BWR) (Roulstone, 2011) dan jenis terbaru yang
sedang dikembangkan yaitu reaktor air superkritis (SCWR)
(Buongiorno, 2003).

1. PWR
PWR merupakan salah satu jenis reaktor air ringan
dan banyak digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.
Reaktor ini menggunakan teknik fisi nuklir dalam
memanaskan air di bawah tekanan tinggi di dalam reaktor
yang kemudian dilewatkan alat penukar panas (steam
generator) sehingga dihasilkan uap untuk menggerakkan
turbin dan seterusnya generator listrik (Driscoll dan Heizler,
2005). Reaktor jenis PWR memiliki efisiensi termal yang
rendah sekitar 33%, PWR beroperasi pada tekanan 16 M Pa
dengan temperatur rata-rata 280-290oC. Skematik reaktor
jenis PWR ditunjukan pada Gambar 3.
Gambar 3. Reaktor jenis PWR
Reaktor jenis ini banyak digunakan di Amerika
Serikat, Perancis, Jerman, Spanyol, Rusia, dan China. Bahan
bakar reaktor ini adalah 3% uranium dengan selongsong yang
terbuat dari bahan zircoloy sedangkan batang kendali (control
rods) dioperasikan dari bagian atas reaktor, penggatian bahan
bakar dilakukan setiap 3 tahun sekali (Roulstone, 2011).

2. BWR
Reaktor jenis BWR beroperasi pada tekanan 7,3 M Pa
dengan temperatur rata-rata 310 oC. Bahan bakar reaktor ini
adalah 3% Uranium dengan selongsong yang terbuat dari
bahan zircoloy sedangkan batang kendali (control rods)
dioperasikan dari bagian bawah reaktor sehingga tidak jatuh
ke inti dan menghentikan reaktor, penggatian bahan bakar
dilakukan setiap 2 tahun sekali. Pendingin pada reaktor jenis
ini terjadi secara alami. Reaktor jenis ini banyak digunakan
di Amerika Serikat, Swedia dan Jepang (Roulstone, 2011).
Skematik reaktor jenis BWR ditunjukan pada Gambar 4.

Gambar 4. Rekator jenis BWR


Keterangan
1. Reactor Vessel
2. Fuel core element
3. Control rod element
4. Circulation pumps
5. Control rod motors
6. Steam
7. Inlet circulation water
8. High pressure turbine
9. Low pressure turbine
10. Electric generator
11. Electric generator exciter
12. Steam condenser
13. Cold water for condenser
14. Pre-warmer
15. Water circulation pump
16. Condenser chamber
17. Concrete chumber
18. Connection to electricity grid

3. SCWR
Reaktor jenis SCWR merupakan salah satu jenis
reaktor generasi IV yang disebut sebagai reaktor masa depan
(Oka, 2010) dan merupakan jenis reaktor air ringan (Reiss et
al., 2010). Reaktor ini bekerja di atas titik kritis air
(Buongiorno, 2003), dimana SCWR beroperasi pada tekanan
25 M Pa (Oka et al., 2003). Air sebagai pendingin dan
moderator memiliki titik kritis sebesar 22,1 M Pa. Pada
tekanan tersebut jika temperatur air terus dinaikkan maka
tidak akan terjadi perubahan fasa sehingga entropi reaktor
dan efisiensi panas lebih besar (Sriyono, 2008).
Pada keadaan subcritis, kondisi air mendidih pada
temperatur tertentu dan pada keadaan supercritis air
mengalami pseudo-critical pada temperatur 385oC dan
tekanan 25 M Pa. Pada temperatur dan tekanan tersebut air
memiliki kapasitas panas yang lebih tinggi sehingga disebut
keadaan efisiensi paling tinggi (Oka, 2010). Efisiensi SCWR
dapat ditingkatkan selongsong bahan bakar yang mampu
menahan suhu tinggi (Tsiklauri et al., 2004). Skematik
reaktor jenis SCWR ditunjukan pada Gambar 5.

Gambar 5. Reaktor jenis SCWR


Keterangan
1. Control rods
2. Reactor
3. Supercritical water
4. Pumps
5. Turbine
6. Condenser
7. Heat sink
8. Generator
9. Electrical power
10. Reactor core
Desain SCWR mampu menghasilkan efisiensi termal
yang tinggi dengan konfigurasi sistem yang sederhana.
Namun, disisi lain, SCWR masih harus mengembangkan
desain inti yang layak, dapat memperkirakan koefisiensi
perpindahan panas dan mengembangkan bahan-bahan untuk
struktur bahan bakar dan inti yang tahan korosi dalam
mempertahankan keadaan supercritis (Shan et al., 2009).

c. Bahan Bakar Reaktor


Bahan bakar reaktor yang digunakan sebagai sumber energi
nuklir adalah bahan bakar yang bersifat fisil. Bahan fisil adalah
unsur atau atom yang langsung membelah apabila menangkap
neutron. Adapun bahan yang banyak digunakan sebagai bahan
bakar nuklir yaitu uranium dan thorium (Kidd, 2009).
1. Uranium
Martin Klaproth adalah seorang kimiawan Jerman
yang pertama kali menemukan uranium pada tahun 1789
(Kidd, 2009). Uranium adalah unsur terberat dari seluruh
unsur alami, memiliki titik leleh yaitu 1132 oC dan
tergolong sebagai logam putih keperakan. Simbol kimia
uranium adalah U (Cothern dan Rebers, 1991). Uranium
memiliki nomor atom 92, proton 92, elektron 92 dan
elektron valensi 6. Inti uranium mengikat 141 sampai 146
neutron.
Uranium alami yang ditemukan di kerak bumi terdiri
dari tiga buah isotop yaitu U-238 (99,275%), U-235
(0,720%) dan U-234 (0,005%). Dari ketiga isotop
tersebut yang memiliki sifat fisil adalah Uranium-235
(Kidd, 2009). Sedangkan uranium-238 bersifat fertil,
namun dapat pula bersifat fisil dengan cara ditransmutasi
menjadi plutonium-239. Uranium yang terkandung dalam
batuan phosphate diperkirakan 22 juta ton dan di air laut
4200 juta ton (Husna, 1998). Uranium merupakan sumber
energi dengan kelimpahan yang sangat besar. Meski
bukan termasuk energi yang terbarukan, uranium banyak
digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir yang
kemudian dimanfaatkan untuk produksi senjata nuklir
kemudian berkembang untuk pembangkit listrik.

2. Thorium
Jons Berzelius adalah seorang kimiawan Swedia yang
menemukan thorium dalam bentuk kecil diantara batu
dan tanah pada tahun 1828. Thorium adalah logam alami
yang bersifat radioaktif dengan kelimpahan yang besar
yaitu tiga kali lipat lebih banyak dari uranium. Pada
keadaan murni thorium merupakan logam putih
keperakan yang berkilau. Apabila terkontaminasi
oksigen, thorium perlahan akan memudar di udara
menjadi abu-abu kemudian hitam.
Thorium merupakan sumber energi yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar nuklir meskipun tidak
bersifat fisil (Kidd, 2009). Thorium yang bersifat fertil
akan terlebih dahulu menyerap neutron lambat untuk
menghasilkan uranium-233 yang besifat fisil. Uranium-
233 menghasilkan jumlah energi yang sama dengan U-
235 yaitu 200 M eV (Husna, 1998).
Penggunaan thorium sebagai bahan bakar nuklir lebih
murah, lebih ramah lingkungan dan lebih aman. Thorium
lebih murah karena jumlah kelimpahannya yang banyak
dibanding uranium. Bahan bakar thorium lebih ramah
lingkungan karena mengurangi emisi gas CO2 dari sektor
energi listrik (Wilson et al., 2008) serta memiliki limbah
radioaktif yang lebih sedikit dari uranium. Thorium
menghasilkan 0,5 kg plutonium sementara uranium
menghasilkan 230 kg Plutonium dari reaktor dengan
kapasitas 1 GWe selama satu tahun beroperasi (Kamei
dan Hakami, 2010) dan lebih aman karena tidak memiliki
isotop yang bersifat fisil sehingga tidak cocok untuk
produksi senjata nuklir (Wilson et al., 2008).

1.3. MANFAAT
1.3.1. Energi Nuklir sebagai Sumber Energi
Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua
macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan
penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Di sini akan
dibahas salah satu mekanisme produksi energi nuklir, yaitu reaksi
fisi nuklir.Sebuah inti berat yang ditumbuk oleh partikel
(misalnya neutron) dapat membelah menjadi dua inti yang lebih
ringan dan beberapa partikel lain. Mekanisme semacam ini
disebut pembelahan inti atau fisi nuklir. Contoh reaksi fisi adalah
uranium. Reaksi fisi uranium menghasilkan neutron selain dua
buah inti atom yang lebih ringan. Neutron ini dapat menumbuk
(diserap) kembali oleh inti uranium untuk membentuk reaksi fisi
berikutnya.
Dibandingkan dibentuk dalam bentuk bom nuklir, pelepasan
energi yang dihasilkan melalui reaksi fisi dapat dimanfaatkan
untuk hal-hal yang lebih berguna. Untuk itu, reaksi berantai yang
terjadi dalam reaksi fisi harus dibuat lebih terkendali. Usaha ini
bisa dilakukan di dalam sebuah reaktor nuklir. Reaksi berantai
terkendali dapat diusahakan berlangsung di dalam reaktor yang
terjamin keamanannya dan energi yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih berguna, misalnya
untuk penelitian dan untuk membangkitkan listrik. Di dalam
reaksi fisi yang terkendali, jumlah neutron dibatasi sehingga
hanya satu neutron saja yang akan diserap untuk pembelahan inti
berikutnya. Dengan mekanisme ini, diperoleh reaksi berantai
terkendali yang energi yang dihasilkannya dapat dimanfaatkan
untuk keperluan yang berguna.
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat
dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi
fisi harus berlangsung secara terkendali di dalam sebuah reaktor
nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat
komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron,
batang kendali, dan perisai beton.
Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang
akan mengalami fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai
bahan bakar adalah uranium U. elemen bahan bakar dapat
berbentuk batang yang ditempatkan di dalam teras
reaktor.Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium
berada dalam kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang
memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah neutron lambat
sehingga diperlukan material yang dapat memperlambat kelajuan
neutron ini. Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron yang
umumnya berupa air. Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air
sebagai moderator yang berfungsi memperlambat kelajuan
neutron karena neutron akan kehilangan sebagian energinya saat
bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom
atau fisi nuklir dapat membahayakan lingkungan di sekitar
reaktor. Diperlukan sebuah pelindung di sekeliling reaktor nuklir
agar radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak menyebar ke
lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai
beton yang dibuat mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui
sangat efektif menyerap sinar hasil radiasi zat radioaktif sehingga
digunakan sebagai bahan perisai.Energi yang dihasilkan dari
reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reaktor nuklir dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi
pembangkitan energi listrik semacam ini dikenal sebagai
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Salah satu bentuk reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan
(pressurized water reactor/PWR). Energi yang dihasilkan di
dalam reaktor nuklir berupa kalor atau panas yang dihasilkan oleh
batang-batang bahan bakar. Kalor atau panas dialirkan keluar dari
teras reaktor bersama air menuju alat penukar panas (heat
exchanger). Di sini uap panas dipisahkan dari air dan dialirkan
menuju turbin untuk menggerakkan turbin menghasilkan listrik,
sedangkan air didinginkan dan dipompa kembali menuju reaktor.
Uap air dingin yang mengalir keluar setelah melewati turbin
dipompa kembali ke dalam reaktor.
1.3.2. Energi Nuklir sebagai Senjata Militer
Senjata nuklir adalah salah satu alat pemusnah masal yang
mendapatkan daya ledak (daya hancur) dari reaksi nuklir, baik
reaksi fisi atau kombinasi dari fisi dan fusi. Keduanya
melepaskan sejumlah besar energi dari sejumlah massa yang
kecil, bahkan senjata nuklir mini dapat menghancurkan sebuah
kota dengan ledakan, api, dan radiasi.
Pada Perang Dunia kedua, Amerika membiayai sebuah
proyek rahasia yang bernama Manhattan Project, proyek ini
mempunyai tujuan membuat senjata nuklir berdasarkan pada
setiap jenis unsur belah (fissile material). Dalam pelaksanaan
proyek tersebut, pada tanggal 16 Juli 1945 Amerika Serikat telah
meledakkan senjata nuklir pertama dalam sebuah percobaan
dengan nama sandi "Trinity", yang diledakkan dekat
Alamogordo,New Mexico. Percobaan ini bertujuan untuk
menguji cara peledakkan senjata nuklir. Di luar kepentingan
percobaan proyek, Bom uranium pertama diberi nama Little Boy,
diledakkan di kota Hiroshima, Jepang, pada tanggal 6 Agustus
1945, diikuti dengan peledakkan bom plutonium Fat Man di
Nagasaki.
1.3.3. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menyediakan
sekitar 17 persen dari total tenaga listrik dunia. Beberapa negara
membutuhkan tenaga nuklir yang lebih besar daripada negara
lain. Di Prancis, menurut International Atomic Energy Agency
(IAEA), 75 persen tenaga listriknya dihasilkan oleh reaktor
nuklir. Jumlah pembangkit tenaga listrik di dunia diperkirakan
lebih dari 400 buah dengan 100 buah di antaranya berada di
Amerika Serikat (Elsan Januar, 2012).
a. Desain PLTN
Salah satu jenis PLTN adalah Pressurized Water
Reactor (PWR), Reaktor jenis ini adalah reaktor paling
umum, 230 PLTN di seluruh dunia menggunakan jenis ini
(Elsan Januar, 2012)
Gambar 5. Contoh desain PLTN
Lihat, air yang bersuhu tinggi dan yang bersentuhan
langsung dengan bahan bakar Uranuim (warna merah) selalu
berada di dalam containment, containmentnya sendiri dibuat
dengan bahan struktur yang tidak mampu ditembus oleh
radiasi yang dipancarkan saat terjadi reaksi inti. di dalam
reactor vessel juga terdapat control rod yang berfungsi
sebagai batang pengendali reaksi inti.

b. Prinsip kerja PLTN


Proses kerja PLTN sebenarnya hampir sama
dengan proses kerja pembangkit listrik konvensional seperti
pembangkit listrik tenaga uap(PLTU), yang umumnya sudah
dikenal secara luas.Yang membedakan antara dua jenis
pembangkit listrik itu adalah sumber panas yang digunakan.
PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi nuklir, sedang
PLTU mendapatkan suplai panas dari pembakaran bahan
bakar fosil seperti batu bara atau minyak bumi.
Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi
listrik melalui PLTN. Reaktor daya hanya memanfaatkan
energi panas yang timbul dari reaksi fisi, sedang kelebihan
neutron dalam teras reaktor akan dibuang atau diserap
menggunakan batang kendali. Karena memanfaatkan panas
hasil fisi, maka reaktor daya dirancang berdaya thermal
tinggi dari orde ratusan hingga ribuan MW.Proses
pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi
listrik di dalamPLTN adalah sebagai berikut:
1. Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi
sehingga dilepaskan energi dalam bentuk panas
yang sangat besar.
2. Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan
untuk menguapkan air pendingin, bisa pendingin
primer maupun sekunder bergantung pada tipe
reaktor nuklir yang digunakan.
3. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar
turbin sehingga dihasilkan energi gerak (kinetik).
4. Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai
untuk memutar generator sehingga dihasilkan arus
listrik.
Secara ringkas dan sederhana, rancangan PLTN
terdiri dari air mendidih, boiling waterreactor bisa mewakili
PLTN pada umumnya, yakni setelah ada reaksi nuklir fisi,
secara bertubi-tubi, didalam reaktor,maka timbul panas atau
tenaga lalu dialirkanlah air didalamnya. Kemudian uap panas
masuk keturbin dan turbin berputar poros turbin
dihubungkan dengan generator yang menghasilkan listrik.

1.4. PROSEDUR TEKNIK FISI DAN FUSI


Sepertinya sebagian besar orang berpikir bahwa nuklir itu
sesuatu yang mengerikan dan berbahaya, identik dengan bom dan
dampak radiasi yang ditimbulkannya. Bagi kebanyakan orang, nuklir
dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik dan berbahaya.Jika kita
bersikap terbuka dan mencoba untuk mengenal nuklir lebih dalam
lagi, ternyata kita dapat menemukan “kebaikan-kebaikan” yang
dapat diberikan nuklir bagi kesejahteraan hidup manusia. Dengan
berlandaskan asumsi bahwa nuklir dapat bermanfaat bagi manusia,
para peneliti dan orang-orang yang bergelut di bidang nuklir telah
banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan pengembangan
teknologi nuklir.
Nuklir adalah zat yang bisa melepaskan oksigen dari udara
atau zat yang dapat memecah partikel benda lain nya.Fusi nuklir
adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar, dan Bom
Hidrogen meledak.Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi
nuklir dan reaksi fisi nuklir. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi
peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan
menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi yang bersih.
Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat
tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru
yang bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik. Reaksi fusi
juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang sagat
berbahaya bagi manusia.
1.4.1. Fisi Nuklir
Nuklir adalah sebutan untuk bentuk energi yang dihasilkan
melalui reaksi inti, baik itu reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi
fusi (penggabungan). Sumber energi nuklir yang paling sering
digunakan untuk PLTN adalah sebuah unsur radioaktif yang
bernama Uranium. Bagaimana caranya sebuah unsur radioaktif
mampu menghasilkan panas yang besar? Tentu saja bukan
dengan dibakar.Namun melalui reaksi pemisahan inti (reaksi fisi).
Seperti terlihat pada gambar 2.1 berikut reaksi pemisahan inti
(reaksi fisi).
Gambar 6. Reaksi Pemisahan Inti (Reaksi Fisi)
Atom uranium (U-235) (digambarkan dengan warna hitam
merah di sebelah kiri) memiliki inti yang tidak stabil ketika ada
neutron (warna hitam di paling kiri) yang ditembakkan pada inti
atom tersebut, maka inti atom uranium akan membelah menjadi
dua buah inti atom, yakni atom Barium (Ba-141) dan atom
Kripton (Kr-92) serta tiga neutron (warna hitam di kanan).
Karena massa atom sebelum pembelahan lebih besar dari
pada massa atom setelah pembelahan, maka selisih massa
(disebut defek massa) tersebut berubah menjadi energi panas yang
besarnya sekitar 200 MeV (Mega elektron volt), ini baru satu
buah inti atom (Januar, 2012). satu gram uranium saja tentu
memiliki banyak inti. Sehingga panas yang dihasilkan pun luar
biasa besar.
1.4.2. Fusi Nuklir
Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah
proses dimana dua inti atom bergabung, membentuk inti atom
yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir adalah
sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar, dan senjata
nuklir meledak. Proses ini membutuhkan energi yang besar untuk
menggabungkan inti nuklir, bahkan elemen yang paling ringan,
hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang ringan, yang membentuk
intia tom yang lebih berat dan netron bebas, akan menghasilkan
energi yang lebih besar lagi dari energi yang dibutuhkan untuk
menggabungkan mereka maka sebuah reaksi eksotermik yang
dapat menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.
Energi yang dilepas dibanyak reaksi nuklir lebih besar dari
reaksi kimia, karena energi pengikat yang mengelem kedua inti
atom jauh lebih besar dari energi yang menahan elektron ke inti
atom. Contoh: energi ionisasi yang diperoleh dari penambahan
elektron kehidrogen adalah 13.6 elektron volt lebih kecil satu
persejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi Deuterium-
Tritium(D-T) fusion seperti pada gambar Reaksi D-T Fusion.

Gambar 7. Reaksi D-T fusion

1.5. Dampak dari Penggunaan Energi Nuklir


1.5.1. Dampak Positif
Pertimbangan pemanfaatan energi nuklir sebagai pembangkit
listrik (PLTN) adalah penghematan penggunaan sumberdaya
nasional, mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi,
batubara dan gas bumi, mengurangi emisi gas rumah kaca secara
signifikan, serta meningkatkan ketahanan dan kemandirian
pasokan energi untuk mendukung pembangunan nasional jangka
panjang.
Tenaga nuklir juga dimanfaatkan pada bidang-bidang lainnya
seperti bidang pertanian, peternakan, hidrologi, industri,
kesehatan, penggunaan zat radioaktif dan sinar-X untuk
radiografi, logging, gauging, analisa bahan, kaos lampu, perunut
(tracer) dan lain-lain. Dalam bidang penelitian terutama banyak
dilakukan oleh BATAN mulai dari skala kecil sampai dengan
skala besar. Pemanfaatan dalam bidang kesehatan dapat dilihat
seperti untuk diagnosa, kedokteran nuklir, penggunaan untuk
terapi dimana radiasi digunakan untuk membunuh sel-sel
kanker.Bagi Indonesia, nuklir sebagai sumber energi terbarukan,
Pembangkit listrik berbasis nuklir dianggap lebih ramah
lingkungan daripada pembangkit listrik berbasis bahan bakar
minyak.Emisi karbon dioksida pembangkit energi nuklir lebih
rendah daripada batu bara, minyak bumi,gas alam,bahkan
hidroenergi dan pembangkit energi surya.Ketiga, alasan
ekonomis.Harga listrik yang dihasilkan nantinya akan lebih
murah karena biaya produksi bisa ditekan. Sebagai perbandingan,
1 kg uranium sebagai bahan baku nuklir,setara dengan 1.000 –
3.000 ton batu bara ( Elsan Januar, 2012).
Beberapa Kelebihan dari energi nuklir, yaitu: Bahan
bakarnya tidak mahal, mudah untuk dipindahkan (dengan sistem
keamanan yang ketat), energinya sangat tinggi, dan tidak
mempunyai efek rumah kaca dan hujan asam.

1.5.2. Dampak Negatif


Meskipun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir banyak
manfaatnya, akan tetapi jika suatu saat terjadi kebocoran reactor
nuklir akan berakibat fatal. Seperti yang terjadi diChernobyl,
Ukraina pada April 1986. Radiasi ledakan itu meledak dan
telontar 1500 meter ke udara, yang membuat radiasi paparan
sampai jauh ke Eropa. Selain memicu evakuasi ribuan warga dari
sekitar lokasi kejadian, dampak kesehatan masih dirasakan para
korban hingga bertahun-tahun kemudian misalnya kanker,
gangguan kardiovaskular dan bahkan kematian. Bahkan sampai
saat ini daerah tersebut dibiarkan tanpa berpenghuni.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom
atau fisi nuklir dapat membahayakan lingkungan di sekitar
reaktor.
Beberapa Kelemahan dari penggunaan energi nuklir seperti:
Butuh biaya yang besar untuk sistem penyimpanannya
disebabkan dari bahaya radiasi energi nuklir itu sendiri, masalah
kepemilikan energi nuklir disebabkan karena bahayanya massal
dan produk buangannya yang sangat radioaktif, Nuklir sebagai
senjata pemusnah.

Anda mungkin juga menyukai