ENERGI NUKLIR
1.2. PENGERTIAN
1.2.1. Energi Nuklir
Energi nuklir merupakan salah satu energi alternatif atas
masalah yang ditimbulkan oleh semakin berkurangnya sumber
energi fosil serta dampak lingkungan yang ditimbulkannya
(Pranoto, 2009). Energi nuklir termasuk salah satu energi bersih
masa depan, karena tidak menghasilkan emisi (Duderstadt dan
Hamilton, 1976). Energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua
macam mekanisme yaitu pembelahan inti (reaksi fisi) dan
penggabungan beberapa inti (reaksi fusi) (Konin, 2008).
Mekanisme produksi energi nuklir banyak menggunakan reaksi fisi
nuklir. Reaksi fisi dapat dilihat pada Gambar 1.
Keterangan :
1. Fission
2. U-235
3. 200 MeV
4. Rb-93
5. Cs-140 Gambar 1. Reaksi fisi
6. Neutron
7. Proton
1
0n + 235
92U →
236
92U → 141
56Ba
92
+ 36Kr + 3 10n
b. Jenis-Jenis Reaktor
Jenis reaktor nuklir yang cukup terkenal dan telah
dikembangkan oleh beberapa negara adalah reaktor air bertekanan
(Pressure Water Reactor/PWR), reaktor air mendidih (Boilling
Water Reactor/BWR) (Roulstone, 2011) dan jenis terbaru yang
sedang dikembangkan yaitu reaktor air superkritis (SCWR)
(Buongiorno, 2003).
1. PWR
PWR merupakan salah satu jenis reaktor air ringan
dan banyak digunakan untuk pembangkit tenaga listrik.
Reaktor ini menggunakan teknik fisi nuklir dalam
memanaskan air di bawah tekanan tinggi di dalam reaktor
yang kemudian dilewatkan alat penukar panas (steam
generator) sehingga dihasilkan uap untuk menggerakkan
turbin dan seterusnya generator listrik (Driscoll dan Heizler,
2005). Reaktor jenis PWR memiliki efisiensi termal yang
rendah sekitar 33%, PWR beroperasi pada tekanan 16 M Pa
dengan temperatur rata-rata 280-290oC. Skematik reaktor
jenis PWR ditunjukan pada Gambar 3.
Gambar 3. Reaktor jenis PWR
Reaktor jenis ini banyak digunakan di Amerika
Serikat, Perancis, Jerman, Spanyol, Rusia, dan China. Bahan
bakar reaktor ini adalah 3% uranium dengan selongsong yang
terbuat dari bahan zircoloy sedangkan batang kendali (control
rods) dioperasikan dari bagian atas reaktor, penggatian bahan
bakar dilakukan setiap 3 tahun sekali (Roulstone, 2011).
2. BWR
Reaktor jenis BWR beroperasi pada tekanan 7,3 M Pa
dengan temperatur rata-rata 310 oC. Bahan bakar reaktor ini
adalah 3% Uranium dengan selongsong yang terbuat dari
bahan zircoloy sedangkan batang kendali (control rods)
dioperasikan dari bagian bawah reaktor sehingga tidak jatuh
ke inti dan menghentikan reaktor, penggatian bahan bakar
dilakukan setiap 2 tahun sekali. Pendingin pada reaktor jenis
ini terjadi secara alami. Reaktor jenis ini banyak digunakan
di Amerika Serikat, Swedia dan Jepang (Roulstone, 2011).
Skematik reaktor jenis BWR ditunjukan pada Gambar 4.
3. SCWR
Reaktor jenis SCWR merupakan salah satu jenis
reaktor generasi IV yang disebut sebagai reaktor masa depan
(Oka, 2010) dan merupakan jenis reaktor air ringan (Reiss et
al., 2010). Reaktor ini bekerja di atas titik kritis air
(Buongiorno, 2003), dimana SCWR beroperasi pada tekanan
25 M Pa (Oka et al., 2003). Air sebagai pendingin dan
moderator memiliki titik kritis sebesar 22,1 M Pa. Pada
tekanan tersebut jika temperatur air terus dinaikkan maka
tidak akan terjadi perubahan fasa sehingga entropi reaktor
dan efisiensi panas lebih besar (Sriyono, 2008).
Pada keadaan subcritis, kondisi air mendidih pada
temperatur tertentu dan pada keadaan supercritis air
mengalami pseudo-critical pada temperatur 385oC dan
tekanan 25 M Pa. Pada temperatur dan tekanan tersebut air
memiliki kapasitas panas yang lebih tinggi sehingga disebut
keadaan efisiensi paling tinggi (Oka, 2010). Efisiensi SCWR
dapat ditingkatkan selongsong bahan bakar yang mampu
menahan suhu tinggi (Tsiklauri et al., 2004). Skematik
reaktor jenis SCWR ditunjukan pada Gambar 5.
2. Thorium
Jons Berzelius adalah seorang kimiawan Swedia yang
menemukan thorium dalam bentuk kecil diantara batu
dan tanah pada tahun 1828. Thorium adalah logam alami
yang bersifat radioaktif dengan kelimpahan yang besar
yaitu tiga kali lipat lebih banyak dari uranium. Pada
keadaan murni thorium merupakan logam putih
keperakan yang berkilau. Apabila terkontaminasi
oksigen, thorium perlahan akan memudar di udara
menjadi abu-abu kemudian hitam.
Thorium merupakan sumber energi yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar nuklir meskipun tidak
bersifat fisil (Kidd, 2009). Thorium yang bersifat fertil
akan terlebih dahulu menyerap neutron lambat untuk
menghasilkan uranium-233 yang besifat fisil. Uranium-
233 menghasilkan jumlah energi yang sama dengan U-
235 yaitu 200 M eV (Husna, 1998).
Penggunaan thorium sebagai bahan bakar nuklir lebih
murah, lebih ramah lingkungan dan lebih aman. Thorium
lebih murah karena jumlah kelimpahannya yang banyak
dibanding uranium. Bahan bakar thorium lebih ramah
lingkungan karena mengurangi emisi gas CO2 dari sektor
energi listrik (Wilson et al., 2008) serta memiliki limbah
radioaktif yang lebih sedikit dari uranium. Thorium
menghasilkan 0,5 kg plutonium sementara uranium
menghasilkan 230 kg Plutonium dari reaktor dengan
kapasitas 1 GWe selama satu tahun beroperasi (Kamei
dan Hakami, 2010) dan lebih aman karena tidak memiliki
isotop yang bersifat fisil sehingga tidak cocok untuk
produksi senjata nuklir (Wilson et al., 2008).
1.3. MANFAAT
1.3.1. Energi Nuklir sebagai Sumber Energi
Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua
macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan
penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Di sini akan
dibahas salah satu mekanisme produksi energi nuklir, yaitu reaksi
fisi nuklir.Sebuah inti berat yang ditumbuk oleh partikel
(misalnya neutron) dapat membelah menjadi dua inti yang lebih
ringan dan beberapa partikel lain. Mekanisme semacam ini
disebut pembelahan inti atau fisi nuklir. Contoh reaksi fisi adalah
uranium. Reaksi fisi uranium menghasilkan neutron selain dua
buah inti atom yang lebih ringan. Neutron ini dapat menumbuk
(diserap) kembali oleh inti uranium untuk membentuk reaksi fisi
berikutnya.
Dibandingkan dibentuk dalam bentuk bom nuklir, pelepasan
energi yang dihasilkan melalui reaksi fisi dapat dimanfaatkan
untuk hal-hal yang lebih berguna. Untuk itu, reaksi berantai yang
terjadi dalam reaksi fisi harus dibuat lebih terkendali. Usaha ini
bisa dilakukan di dalam sebuah reaktor nuklir. Reaksi berantai
terkendali dapat diusahakan berlangsung di dalam reaktor yang
terjamin keamanannya dan energi yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih berguna, misalnya
untuk penelitian dan untuk membangkitkan listrik. Di dalam
reaksi fisi yang terkendali, jumlah neutron dibatasi sehingga
hanya satu neutron saja yang akan diserap untuk pembelahan inti
berikutnya. Dengan mekanisme ini, diperoleh reaksi berantai
terkendali yang energi yang dihasilkannya dapat dimanfaatkan
untuk keperluan yang berguna.
Energi yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat
dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi
fisi harus berlangsung secara terkendali di dalam sebuah reaktor
nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat
komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron,
batang kendali, dan perisai beton.
Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang
akan mengalami fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai
bahan bakar adalah uranium U. elemen bahan bakar dapat
berbentuk batang yang ditempatkan di dalam teras
reaktor.Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi uranium
berada dalam kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang
memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah neutron lambat
sehingga diperlukan material yang dapat memperlambat kelajuan
neutron ini. Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron yang
umumnya berupa air. Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air
sebagai moderator yang berfungsi memperlambat kelajuan
neutron karena neutron akan kehilangan sebagian energinya saat
bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom
atau fisi nuklir dapat membahayakan lingkungan di sekitar
reaktor. Diperlukan sebuah pelindung di sekeliling reaktor nuklir
agar radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak menyebar ke
lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai
beton yang dibuat mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui
sangat efektif menyerap sinar hasil radiasi zat radioaktif sehingga
digunakan sebagai bahan perisai.Energi yang dihasilkan dari
reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reaktor nuklir dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi
pembangkitan energi listrik semacam ini dikenal sebagai
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Salah satu bentuk reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan
(pressurized water reactor/PWR). Energi yang dihasilkan di
dalam reaktor nuklir berupa kalor atau panas yang dihasilkan oleh
batang-batang bahan bakar. Kalor atau panas dialirkan keluar dari
teras reaktor bersama air menuju alat penukar panas (heat
exchanger). Di sini uap panas dipisahkan dari air dan dialirkan
menuju turbin untuk menggerakkan turbin menghasilkan listrik,
sedangkan air didinginkan dan dipompa kembali menuju reaktor.
Uap air dingin yang mengalir keluar setelah melewati turbin
dipompa kembali ke dalam reaktor.
1.3.2. Energi Nuklir sebagai Senjata Militer
Senjata nuklir adalah salah satu alat pemusnah masal yang
mendapatkan daya ledak (daya hancur) dari reaksi nuklir, baik
reaksi fisi atau kombinasi dari fisi dan fusi. Keduanya
melepaskan sejumlah besar energi dari sejumlah massa yang
kecil, bahkan senjata nuklir mini dapat menghancurkan sebuah
kota dengan ledakan, api, dan radiasi.
Pada Perang Dunia kedua, Amerika membiayai sebuah
proyek rahasia yang bernama Manhattan Project, proyek ini
mempunyai tujuan membuat senjata nuklir berdasarkan pada
setiap jenis unsur belah (fissile material). Dalam pelaksanaan
proyek tersebut, pada tanggal 16 Juli 1945 Amerika Serikat telah
meledakkan senjata nuklir pertama dalam sebuah percobaan
dengan nama sandi "Trinity", yang diledakkan dekat
Alamogordo,New Mexico. Percobaan ini bertujuan untuk
menguji cara peledakkan senjata nuklir. Di luar kepentingan
percobaan proyek, Bom uranium pertama diberi nama Little Boy,
diledakkan di kota Hiroshima, Jepang, pada tanggal 6 Agustus
1945, diikuti dengan peledakkan bom plutonium Fat Man di
Nagasaki.
1.3.3. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menyediakan
sekitar 17 persen dari total tenaga listrik dunia. Beberapa negara
membutuhkan tenaga nuklir yang lebih besar daripada negara
lain. Di Prancis, menurut International Atomic Energy Agency
(IAEA), 75 persen tenaga listriknya dihasilkan oleh reaktor
nuklir. Jumlah pembangkit tenaga listrik di dunia diperkirakan
lebih dari 400 buah dengan 100 buah di antaranya berada di
Amerika Serikat (Elsan Januar, 2012).
a. Desain PLTN
Salah satu jenis PLTN adalah Pressurized Water
Reactor (PWR), Reaktor jenis ini adalah reaktor paling
umum, 230 PLTN di seluruh dunia menggunakan jenis ini
(Elsan Januar, 2012)
Gambar 5. Contoh desain PLTN
Lihat, air yang bersuhu tinggi dan yang bersentuhan
langsung dengan bahan bakar Uranuim (warna merah) selalu
berada di dalam containment, containmentnya sendiri dibuat
dengan bahan struktur yang tidak mampu ditembus oleh
radiasi yang dipancarkan saat terjadi reaksi inti. di dalam
reactor vessel juga terdapat control rod yang berfungsi
sebagai batang pengendali reaksi inti.