Sintesis Asam Lemak, Biosintesis Trigliserida Darah, Kolesterol, dan Jenis Lemak
1.1. Pendahuluan
Fungsi biologis terpenting lipid diantaranya untuk menyimpan energy,
komponen structural membran sel dan sebagai reseptor sinyal molekul
(Wirahadikusumah M 1999). Shofyan (2010) menjelaskan bahwa berbagai kelas lipid
dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya,
kandungan asam lemaknya maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan
dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya, tiga golongan besar lipid :
a) Lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, yaitu
lemak/gliserida dan lilin (waxes).
b) Lipid gabungan, yaitu fosfolipid, serebrosida.
Lipid turunan, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.
1.4.1.3. Rangkuman
Asam lemak adalah rantai hidrokarbon alifatik panjang yang
memiliki gugus asam karboksilat. Panjang rantai hidrokarbon
asam lemak bervariasi dari 10 sampai 30 karbon. senyawa
antara asil di dalam proses ini adalah senyawa tioester, bukan
KoA seperti yang terjadi didalam oksidasi lemak, tetapi
merupakan protein dengan berat molekul rendah yang disebut
protein pembawa asil atau ACP yang mempunyai gugus SH-
esensial.
1.4.1.4. Latihan
1. Asam lemak disimpan dalam bentuk trigliserol ( B/ S)
2. Reduktor pada sintesis asam lemak adalah NADPH,
sedangkan oksidator pada pemecahan asam lemak adalah
NAD dan FAD. (B/S)
3. Sintesis asam lemak bukan merupakan kebalikan dari jalur
pemecahannya (B/S)
4. Pada biosintesis asam palmitat maka siklus yang dilalui ada
sebanyak 6 kali(B/S)
5. Pada umumnya jasad hidup mensitesis asam lemak hanya
sampai C16 saja.(B/S)
Daftar Pustaka
Lehninger, Albert L.1992.Dasar-Dasar Biokimia Jilid 2.Jakarta :
Erlangga
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC:
Jakarta
Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi
3. Airlangga University Press: Surabaya
Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry).
Edisi 17. EGC: Jakarta
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta
1.4.2. Kegiatan Beajar 2: Biosintesis Trigliserida Darah
Trigliserida (TG) merupakan lemak utama di dalam tubuh yang sangat
erat kaitannya dengan kolesterol, di mana keduanya mempunyai hubungan
yang tidak dapat dipisahkan dalam proses metabolism (Wijayakusuma 2003).
Trigliserida dibentuk oleh tubuh di hati dari gliserol dan lemak yang berasal
dari makanan atau dari kelebihan kalori akibat makan yang berkelebihan.
Trigliserida berada dalam plasma darah dan bersama dengan kolesterol
membentuk plasma lipid. TG dalam plasma berasal dari lemak yang ada
dalam makanan atau dibentuk dalam tubuh dari sumber energi seperti
karbohidrat.
Meningkatnya kadar trigliserida dipicu oleh pengkonsumsian bahan
makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak jenuh yang tinggi seperti
daging, mentega, minyak sawit, minyak kelapa, keju, santan, alkohol, dan
sebagainya secara berkelebihan (Wijayakusuma 2003). Kelebihan trigliserida
akan ditimbun dalam jaringan di bawah kulit sebagai cadangan
energi.(Annisa, 2010) Trigliserida ikut berperan dalam menyusun molekul
lipoprotein dan berfungsi sebagai alat transportasi energi dan menyimpan
energi. Trigliserida dapat menghasilkan asam lemak yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi yang dibutuhkan oleh otot-otot tubuh
untuk beraktifitas atau sebagai simpanan energi dalam bentuk lemak atau
jaringan adiposa(poedjiaji,2006)
Trigliserida merupakan salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus
setelah mengalami hidrolisis, kemudian masuk ke dalam plasma dalam 2
bentuk yaitu sebagai kilomikron yang berasal dari penyerapan usus setelah
mengkonsumsi lemak dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) yang
dibentuk oleh hepar dengan bantuan insulin. Trigliserida yang terdapat pada
pembuluh darah, otot dan jaringan lemak dihidrolisis oleh enzim lipoprotein
lipase. Sisa hidrolisis akan dimetabolisme menjadi LDL oleh hepar.
Kolesterol yang terdapat pada LDL akan ditangkap oleh reseptor khusus di
jaringan perifer sehingga LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat (Graha,
2010).
1.4.2.1. Latihan
1. Trigliserida meningkat karena mengonsumsi makanan yang
mengandung lemak yang jenuh yang rendah .(B/S) S
2. Trigliserida di bentuk di usus (B/S) S
3. Kelebihan trigliserida akan ditimbun dalam jaringan di bawah kulit
sebagai cadangan energi (B/S) B
4. Kadar trigliserida 200 – 499 mg/dl termasuk batas normal tingi
(B/S)S
5. Trigliserida yang terdapat pada pembuluh darah, otot dan jaringan
lemak dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. (B/S)B
1.4.2.2. Rangkuman
Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak dalam darah yang
merupakan hasi uraian tubuh pada makanan yang mengandung lemak
dan kolesterol yang di konsumsi dan masuk ke tubuh, setelah
mengaamai proses didalam tubuh, trigliserida akan diserap oleh usus
dan masuk ke dalam plasma darah kemudian akan di salurkkan ke
seluruh jaringan tubuh dalam bentuk kilomokron dan VLDL.
1.4.2.3. Latihan
1. Bagaimanan terbentuknya trigliserida ?
2. Apa yang terjadi jika kelebihan trigliserida ?
3. Sebutkan 3 makanan yang dapat meningkatkan trigliserida dalam
tubuh ?
4. Sisa hidrolisis akan dimetabolisme menjadi ?
Daftar Pustaka
repository.unimus.ac.id/418/3/13.%20BAB%202.pdf
https://www.scribd.com/document/261224532/jurnal-trigliserida
1.4.3. Kegiatan Belajar 3: Kolestrol
Kolesterol adalah prekursor hormon steroid dan asam empedu dan
merupakan unsur pokok yang penting dalam membran sel. Zat ini hanya
ditemukan pada hewan. Sterol yang serupa ditemukan pada tumbuhan, tetapi
sterol tumbuhan normalnya tidak diabsorbsi dari saluran cerna. Kebanyakan
kolesterol dalam diet terkandung dalam kuning telur dan lemak hewani(
Ganong, 2008).
Kolesterol diabsorbsi dari usus dan dimasukkan kedalam kilomikron
yang dibentuk di dalam mukosa usus. Setelah kilomikron melepaskan
trigliserida di jarinagan adiposa, kilomikron sisanya menyerahkan
kolesterolnya ke hati. Hati dan jaringan lain juga mensintesis kolesterol
sebagian kolesterol di hati disekresi empedu baik dalam bentuk bebas
maupun asam empedu. Sebagian kolesterol empedu direabsorbsi dari usus.
Kebanyakan kolesterol di hati digabungkan kedalam VLDL dan semuanya
bersirkulasi dalam kompleks lipoprotein. Sintesis kolesterol dapat terjadi di
semua jaringan yang mengandung inti sel, khususnya hati, korteks adrenal,
kulit, usus, testis, dan aorta. Organel sel dan sitoplasma merupakan tempat
sintesis kolesterol (Mayes, 2009).
Biosintesis kolesterol dari asetat dan kolesterol juga memberikan
umpan balik menghambat sintesisnya sendiri dengan menghambat HMG-
KoA reductase, enzim yang mengubah 3-hidroksi-3-metilglutaril-koenzim A
(HMG-KoA) menjadi asam mevalonat. Dengan demikian kalau asupan
kolesterol dari makanan tinggi , sintesis kolesterol oleh hati menurun, dan
demikian sebaliknya (Ganong, 2008). Biosintesis kolesterol dapat dibagi
menjadi tiga tahap:
a. Pembentukan asam mevalonat dari asetat
b. Pembentukan skualin dari asam mevalonat
c. Pembentukan kolesterol dai skualin
1.4.3.1 Pembentukan Asam Mevalonat Dari Asetat
Pada mulanya, 2 molekul asetil-CoA berkondensasi
membentuk asetoasetil-CoA dan reaksi kondensasi ini dikatalisis oleh
enzim sitosol tiolase. Lalu asetoasetl-CoA berkondensasi dengan
molekul asetil-CoA berikutnya membentuk HMG-CoA dan reaksi
kondensasi ini dikatalisasi oleh enzim HMG-CoA sintase. Selanjutnya,
HMG-CoA diubah menjadi mevalonat dalam sebuah proses reduksi
dua tahap oleh NADPH dengan dikatalisasi enzim HMG-CoA
reduktase.
1.4.3.2 Pembentukan Skualin Dari Asam Mevalonat
Tahap reaksi dimulai dengan fosforilasi asam mevalonat
dengan ATP, berturut-turut menghasilkan asam 5-fosfomevalonat,
asam 5-pirofosfomevalonat, asam 3-isopentenil pirofosfat (IPP), dan
asam 3,3-dimetilalil pirofosfat (DPP).
Geranil pirofosfat
lanosterol
Isopentenil
pirofosfat
1.4.3.1. Latihan
Berikan tanda benar (B) dan salah (S) pada setiap pernyataan berikut
1. Kolesterol diabsorbsi dari usus dan dimasukkan kedalam kilomikron
yang dibentuk di dalam mukosa usus.
2. Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi 4 tahap
3. 2 molekul asetil-CoA berkondensasi membentuk asetoasetil-CoA dan
reaksi kondensasi dikatalisis oleh enzim sitosol tiolase terjadi dalam
proses pembentukan skualin dari asam mevalonat .
4. Tahap reaksi terakhir proses biosintesis kolesterol, skualin bereaksi
dengan molekul oksigen menghasilkan skualin-2,3-epoksida.
5. Dua molekul FPP berkondensasi, melepaskan satu molekul PPi dan
dikatalisis oleh enzim preskualin sintase menghasilkan preskualin
pirofosfat.
1.4.3.2. Rangkuman
Daftar Pustaka
https://karyatulisilmiah.com/kolesterol/
1.4.4. Kegiatan Belajar 4: Lemak Putih dan Lemak Coklat
Terdapat dua jenis jaringan lemak yaitu jaringan lemak putih dan
jaringan lemak coklat. Jaringan lemak putih tersebar pada jaringan subkutan
sedangkan jaringan lemak coklat banyak terdapat di daerah leher dan
interskapular pada fetus dan bayi. Sel jaringan lemak disebut adiposit. Pada
usia dewasa, semua jaringan lemak terlihat sebagai lemak unilokuler tetapi
pada kondisi tertentu jaringan lemak coklat dapat kembali ke struktur semula,
yaitu multilokular. Kedua jenis jaringan lemak memiliki kekhususan sendiri
baik dari aspek histologik maupun fungsional.
1.4.4.4. Latihan
1. Apa saja fungsi lemak putih?
2. Apa saja fungsi lemak coklat?
3. Apa perbedaan antara lemak putih dan coklat
4. Dimana dapat menemukan lemak putih dah lemak coklat?
5. Jelaskan respon vaskuler dan metabolic pada jaringan lemak
coklat!
1.4.4.5. Rangkuman
Terdapat dua jenis jaringan lemak yaitu jaringan lemak putih dan jaringan
lemak coklat. Jaringan lemak putih tersebar pada jaringan subkutan sedangkan
jaringan lemak coklat banyak terdapat di daerah leher dan interskapular pada fetus
dan bayi. Jaringan lemak coklat juga terdapat pada orang dewasa. Jaringan lemak
putih lebih banyak berperan dalam system hormone, sedangkan lemak coklat
banyak berperan dalam metabolisme.
1.4.4.6. Latihan
1. Didalam tubuh, Lemak coklat lebih banyak dari lemak putih (B/S)
2. Lemak putih memiliki banyak vakuola (B/S)
3. Lemak coklat bewarna coklat karena banyak mengandung inti sel
(B/S)
4. Lemak coklat merupakan lemak baik (B/S)
5. Lemak putih merupakan turunan sel otot (B/S)
Daftar Pustaka:
Arifah, S., & Kartinah. (Desember 2008). PERAN LEMAK COKLAT DALAM
MEKANISME PRODUKSI PANAS. Berita Ilmu Keperawatan, ISSN 1979-2697, Vol.
1 No. 4, 197-200 .
Karundeng, R., Wangko, S., & Kalangi, S. (November 2014). JARINGAN LEMAK
PUTIH DAN JARINGAN LEMAK COKLAT. Jurnal Biomedik, Volume 6, Nomor 3, 8-
16.