Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 3

Sintesis Asam Lemak, Biosintesis Trigliserida Darah, Kolesterol, dan Jenis Lemak

1.1. Pendahuluan
Fungsi biologis terpenting lipid diantaranya untuk menyimpan energy,
komponen structural membran sel dan sebagai reseptor sinyal molekul
(Wirahadikusumah M 1999). Shofyan (2010) menjelaskan bahwa berbagai kelas lipid
dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya,
kandungan asam lemaknya maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan
dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya, tiga golongan besar lipid :
a) Lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, yaitu
lemak/gliserida dan lilin (waxes).
b) Lipid gabungan, yaitu fosfolipid, serebrosida.
Lipid turunan, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.

1.2. Kompetesnsi Dasar


Pembaca dapat memahami proses sintesis lemak yang didalamnya termasuk trigliserida
dan kolesterol, dan jenis lemak.
1.3. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
a. Pembaca dapat menjelaskan proses sintesis asam lemak
b. Pembaca dapat menjelasan biosintesis trigliserida darah
c. Pembaca dapat menjelaskan mengenai kolesterol di dalam tubuh
d. Pembaca dapat mengetahui lemak putih, lemak coklat, fungsi dan respon
metaboliknya.

1.4. Kegiatan Belajar


1.4.1. Kegiatan Belajar 1: Sintesis Asam Lemak

Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang


berantai panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak
memiliki empat peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit
penyusun fosfolipid dan glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini
merupakan komponen penting bagi membran biologi.Kedua, banyak protein
dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak, yang menempatkan protein-
protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada membran. Ketiga, asam lemak
merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak disimpan dalam bentuk
triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak bermuatan.
Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat, derivat
asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel. (Rusdiana, 2004)
Sintesis asam lemak bukan merupakan kebalikan dari jalur
pemecahannya. Sintesis asam lemak lebih merupakan seperangkat reaksi,
yang menunjukkan prinsip bahwa jalur sintesis dan jalur pemecahan dalam
system biologis biasanya berbeda. Beberapa ciri penting jalur biosintesis
asam lemak adalah :
1) Sintesis berlangsung di luar mitokondria, oksidasi terjadi di dalam
matriks mitokondria.
2) Zat antara pada sintesis asam lemak berikatan kovalen dengan gugus
sulfhidril pada protein – pembawa asil ( ACP ), sedangkan zat antara
pada pemecahan asam lemak berikatan dengan koenzim A.
3) Enzim – enzim pada sintesis asam lemak pada organisme yang lebih
tinggi tergabung dalam suatu rantai polipeptida tunggal, yang disebut
sintase asam lemak . Sebaliknya, enzim – enzim pemecahan tampaknya
tidak saling berikatan.
4) Rantai asam lemak yang sedang tumbuh, diperpanjang dengan cara
penambahan berturut –turut unit dua karbon yang berasal dari asetil
KoA. Donor aktif unit dua karbon pada tahap perpanjangan adalah
malonil – ACP. Reaksi perpanjangan dipacu oleh pelepasan CO2.
5) Reduktor pada sintesis asam lemak adalah NADPH, sedangkan
oksidator pada pemecahan asam lemak adalah NAD dan FAD.
6) Perpanjangan rantai oleh kompleks sontase asam lemak terhenti setelah
terbentuknya palmitat ( C16 ). Perpanjangan rantai lebih lanjut dan
penyisipan ikatan rangkap oleh system enzim yang lain.

1.4.1.1. Tahapan dari sintesis asam lemak :


1) Pengangkutan asetil-KoA ke dalam sitoplasma
Asetil-KoAyang terdapat dalm mitochondria berasal dari tiga
sumber yaitu:
a. dekarboksilasi asam piruvat
b. degradasi asam amino
c. β-oksidasi asam lemak.
Senyawa beratom C dua buah diatas tidak dapat keluar menembus
dinding mitochondria untuk menuju ke Sitosol tempat
berlangsungnya sintesis asam lemak . asetil-KoA itu dapat keluar
mitochondria dengan Jalan mengubah senyawa tersebut menjadi
asam sitrar atau diangkut oleh karnitin. Baik asil-karnitin maupun
asam sitrat dapat menembus dinding mitochondria dan kemudian
terurai lagi menjadi bagian-bagian
2) Pengubahan asetil-KoA menjadi malonil-KoA
Satuan yang memperpanjang rantai pada biosentesis asam lemak
adalah malonil-KoA. Pembentukan senyawa ini dikatalisis oleh
enzim asetil-KoA karboksilase yang membutuhkan biotin, CO2
dan ATP.
3) Transfer gugus asil ke kompeks enzim
Senyawa yang bertindak sebagai pemula rantai asam lemak adalah
asetil-KoA. Senyawa aktif yang beratom C sebanyak dua buah ini
di kait oleh ACP yang selanjutnya di tempelkan ke enzim β-
ketoasil-ACP sintas.
4) Gugus malonil terikat pada ACP
Malonil-KoA, yang dibentuk melalui reaksi karboksilasi asetil-
KoA, selanjutnya di kait oleh ACP.
Malonil-S-KoA +HS-ACP malonil-S-ACP+KoA-SH dengan
bantuan ACP-malonil transferase
5) Reaksi kondensasi
Setelah kedua gugus yang akan bereaksi yaitu asetil dan malonil
berada pada kompleks enzim maka terjadilah reaksi kondensasi
6) Reaksi reduksi pertama
Asetoasetil yang masih terikat erat pada kait 4’-fosfopantetein
direduksi menjadi β-hidroksibutiril –S-ACP oleh enzim β-ketoasil
reduktase.
7) Dehidrasi
Senyawa yang terbentuk pada reaksi reduksi di atas didehidrasi
pada tahap ini. Senyawa yang terbentuk tidak jenuh pada atom C α
dan β, ikatan gandanya adalah trans dan dinamakan asil-S-ACP tak
jenuh.
8) Reaksi reduksi kedua
Enzim enoil-ACP reduktase (NADPH) mereduksi krotonil-S-ACP
menjadi butiril-S-ACP. Senyawa yang masih tetap terkait pada
kompleks melalui kait 4’ fosfopantenin kemudian dipindahkan ke
enzim sintase. Oleh karena itu maka ACP menjadi bebas dan dapat
mengkait malonil-KoA berikutnya. Senyawa ini kemudian
direaksikan dengan butiril-S-sintase dan berlangsunglah siklus
sintesis yang kedua melalui urutan dan mekanisme reaksi yang
sama, terjadilah siklus-siklus biosintesis berikut, sehingga tercapai
panjang asam lemak tertentu.
Pada biosintesis asam palmitat maka siklus yang dilalui ada
sebanyak 7 kali. Hasil sintesis yang terakhir adalah palmitoil-S-
ACP yang dibebaskan dari ACPnya melalui reaksi hidrolisis
dengan bantuan enzim tioesterase. Gugus palmitoil yang terikat
pada ACP bias langsung dipindahkan pada HS-KoA menjadi
palmitoil –KoA dan apabila bereaksi dengan asam fosfatidat akan
membentuk fosfolipida. Pada umumnya jasad hidup mensitesis
asam lemak hanya sampai C16 saja.
Sintesis asam lemak sebagian berlangsung melalui jalur metabolik
lain, walaupun ada sebagian kecil asam lemak yang dihasilkan
melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak dan
mitokondria.
1.4.1.2. Latihan
1. Sintesis asam lemak berlangsung di?
2. Sebutkan proses biosintes asam lemak!
3. Asetil KoA pada mitokondria berasal dari 3 sumber yaitu?
4. Pada biosintesis asam palmitat maka siklus yang dilalui ada
sebanyak 7 kali. Hasil sintesis yang terakhir adalah?
5.

1.4.1.3. Rangkuman
Asam lemak adalah rantai hidrokarbon alifatik panjang yang
memiliki gugus asam karboksilat. Panjang rantai hidrokarbon
asam lemak bervariasi dari 10 sampai 30 karbon. senyawa
antara asil di dalam proses ini adalah senyawa tioester, bukan
KoA seperti yang terjadi didalam oksidasi lemak, tetapi
merupakan protein dengan berat molekul rendah yang disebut
protein pembawa asil atau ACP yang mempunyai gugus SH-
esensial.

1.4.1.4. Latihan
1. Asam lemak disimpan dalam bentuk trigliserol ( B/ S)
2. Reduktor pada sintesis asam lemak adalah NADPH,
sedangkan oksidator pada pemecahan asam lemak adalah
NAD dan FAD. (B/S)
3. Sintesis asam lemak bukan merupakan kebalikan dari jalur
pemecahannya (B/S)
4. Pada biosintesis asam palmitat maka siklus yang dilalui ada
sebanyak 6 kali(B/S)
5. Pada umumnya jasad hidup mensitesis asam lemak hanya
sampai C16 saja.(B/S)
Daftar Pustaka
Lehninger, Albert L.1992.Dasar-Dasar Biokimia Jilid 2.Jakarta :
Erlangga
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC:
Jakarta
Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi
3. Airlangga University Press: Surabaya
Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry).
Edisi 17. EGC: Jakarta
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta
1.4.2. Kegiatan Beajar 2: Biosintesis Trigliserida Darah
Trigliserida (TG) merupakan lemak utama di dalam tubuh yang sangat
erat kaitannya dengan kolesterol, di mana keduanya mempunyai hubungan
yang tidak dapat dipisahkan dalam proses metabolism (Wijayakusuma 2003).
Trigliserida dibentuk oleh tubuh di hati dari gliserol dan lemak yang berasal
dari makanan atau dari kelebihan kalori akibat makan yang berkelebihan.
Trigliserida berada dalam plasma darah dan bersama dengan kolesterol
membentuk plasma lipid. TG dalam plasma berasal dari lemak yang ada
dalam makanan atau dibentuk dalam tubuh dari sumber energi seperti
karbohidrat.
Meningkatnya kadar trigliserida dipicu oleh pengkonsumsian bahan
makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak jenuh yang tinggi seperti
daging, mentega, minyak sawit, minyak kelapa, keju, santan, alkohol, dan
sebagainya secara berkelebihan (Wijayakusuma 2003). Kelebihan trigliserida
akan ditimbun dalam jaringan di bawah kulit sebagai cadangan
energi.(Annisa, 2010) Trigliserida ikut berperan dalam menyusun molekul
lipoprotein dan berfungsi sebagai alat transportasi energi dan menyimpan
energi. Trigliserida dapat menghasilkan asam lemak yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi yang dibutuhkan oleh otot-otot tubuh
untuk beraktifitas atau sebagai simpanan energi dalam bentuk lemak atau
jaringan adiposa(poedjiaji,2006)

Tabel 1. Klasifikasi Kadar Trigliserida Darah

Kadar Trigliserida Keterangan


< 150 mg/dl Normal
150 – 199 mg/dl Batas normal tertinggi
200 – 499 mg/dl Tinggi
>500 mg/dl Sangat Tinggi
Sumber : National Institute of Health, 2001

Trigliserida merupakan salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus
setelah mengalami hidrolisis, kemudian masuk ke dalam plasma dalam 2
bentuk yaitu sebagai kilomikron yang berasal dari penyerapan usus setelah
mengkonsumsi lemak dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) yang
dibentuk oleh hepar dengan bantuan insulin. Trigliserida yang terdapat pada
pembuluh darah, otot dan jaringan lemak dihidrolisis oleh enzim lipoprotein
lipase. Sisa hidrolisis akan dimetabolisme menjadi LDL oleh hepar.
Kolesterol yang terdapat pada LDL akan ditangkap oleh reseptor khusus di
jaringan perifer sehingga LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat (Graha,
2010).

1.4.2.1. Latihan
1. Trigliserida meningkat karena mengonsumsi makanan yang
mengandung lemak yang jenuh yang rendah .(B/S) S
2. Trigliserida di bentuk di usus (B/S) S
3. Kelebihan trigliserida akan ditimbun dalam jaringan di bawah kulit
sebagai cadangan energi (B/S) B
4. Kadar trigliserida 200 – 499 mg/dl termasuk batas normal tingi
(B/S)S
5. Trigliserida yang terdapat pada pembuluh darah, otot dan jaringan
lemak dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. (B/S)B

1.4.2.2. Rangkuman
Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak dalam darah yang
merupakan hasi uraian tubuh pada makanan yang mengandung lemak
dan kolesterol yang di konsumsi dan masuk ke tubuh, setelah
mengaamai proses didalam tubuh, trigliserida akan diserap oleh usus
dan masuk ke dalam plasma darah kemudian akan di salurkkan ke
seluruh jaringan tubuh dalam bentuk kilomokron dan VLDL.

1.4.2.3. Latihan
1. Bagaimanan terbentuknya trigliserida ?
2. Apa yang terjadi jika kelebihan trigliserida ?
3. Sebutkan 3 makanan yang dapat meningkatkan trigliserida dalam
tubuh ?
4. Sisa hidrolisis akan dimetabolisme menjadi ?

Daftar Pustaka
repository.unimus.ac.id/418/3/13.%20BAB%202.pdf
https://www.scribd.com/document/261224532/jurnal-trigliserida
1.4.3. Kegiatan Belajar 3: Kolestrol
Kolesterol adalah prekursor hormon steroid dan asam empedu dan
merupakan unsur pokok yang penting dalam membran sel. Zat ini hanya
ditemukan pada hewan. Sterol yang serupa ditemukan pada tumbuhan, tetapi
sterol tumbuhan normalnya tidak diabsorbsi dari saluran cerna. Kebanyakan
kolesterol dalam diet terkandung dalam kuning telur dan lemak hewani(
Ganong, 2008).
Kolesterol diabsorbsi dari usus dan dimasukkan kedalam kilomikron
yang dibentuk di dalam mukosa usus. Setelah kilomikron melepaskan
trigliserida di jarinagan adiposa, kilomikron sisanya menyerahkan
kolesterolnya ke hati. Hati dan jaringan lain juga mensintesis kolesterol
sebagian kolesterol di hati disekresi empedu baik dalam bentuk bebas
maupun asam empedu. Sebagian kolesterol empedu direabsorbsi dari usus.
Kebanyakan kolesterol di hati digabungkan kedalam VLDL dan semuanya
bersirkulasi dalam kompleks lipoprotein. Sintesis kolesterol dapat terjadi di
semua jaringan yang mengandung inti sel, khususnya hati, korteks adrenal,
kulit, usus, testis, dan aorta. Organel sel dan sitoplasma merupakan tempat
sintesis kolesterol (Mayes, 2009).
Biosintesis kolesterol dari asetat dan kolesterol juga memberikan
umpan balik menghambat sintesisnya sendiri dengan menghambat HMG-
KoA reductase, enzim yang mengubah 3-hidroksi-3-metilglutaril-koenzim A
(HMG-KoA) menjadi asam mevalonat. Dengan demikian kalau asupan
kolesterol dari makanan tinggi , sintesis kolesterol oleh hati menurun, dan
demikian sebaliknya (Ganong, 2008). Biosintesis kolesterol dapat dibagi
menjadi tiga tahap:
a. Pembentukan asam mevalonat dari asetat
b. Pembentukan skualin dari asam mevalonat
c. Pembentukan kolesterol dai skualin
1.4.3.1 Pembentukan Asam Mevalonat Dari Asetat
Pada mulanya, 2 molekul asetil-CoA berkondensasi
membentuk asetoasetil-CoA dan reaksi kondensasi ini dikatalisis oleh
enzim sitosol tiolase. Lalu asetoasetl-CoA berkondensasi dengan
molekul asetil-CoA berikutnya membentuk HMG-CoA dan reaksi
kondensasi ini dikatalisasi oleh enzim HMG-CoA sintase. Selanjutnya,
HMG-CoA diubah menjadi mevalonat dalam sebuah proses reduksi
dua tahap oleh NADPH dengan dikatalisasi enzim HMG-CoA
reduktase.
1.4.3.2 Pembentukan Skualin Dari Asam Mevalonat
Tahap reaksi dimulai dengan fosforilasi asam mevalonat
dengan ATP, berturut-turut menghasilkan asam 5-fosfomevalonat,
asam 5-pirofosfomevalonat, asam 3-isopentenil pirofosfat (IPP), dan
asam 3,3-dimetilalil pirofosfat (DPP).

Pada tahap berikutnya, satu molekul IPP berkondensasi dengan dua


molekul DPP, menghasilkan satu molekul monoterpen, geranil
pirofosfat (GPP). Reaksi ini melepaskan satu molekul pirofosfat (PPi)
dan dikatalisasi oleh enzim dimetilalil transferase. Satu molekul IPP
lagi kemudian bereaksi dengan GPP, dikatalisis oleh enzim yang sama
menghasilkan satu molekul farnesil pirofosfat (FPP).

Dua molekul FPP berkondensasi, melepaskan satu molekul PPi dan


dikatalisis oleh enzim preskualin sintase menghasilkan preskualin
pirofosfat yang selanjutnya oleh enzim skualin sintase dan NADPH,
direduksi menjadi skualin dan melepas satu molekul PPi.

1.4.3.3 Pembentukan Kolesterol Dari Skualin


Tahap reaksi terakhir proses biosintesis kolesterol, skualin
bereaksi dengan molekul oksigen menghasilkan skualin-2,3-epoksida.
Reaksi ini dikatalisis oleh skualin monooksigenase. Selanjutnya,
skualin-2,3-epoksida mengalami proses siklisasi, dikatalisis oleh enzim
skualin epoksida lanosterol siklase, menghasilkan lanosterol.

Perubahan lanosterol menjadi kolesterol berlangsung dengan


pelepasan gugus metil (dua dari atom karbon nomor 4 dan satu dari
atom karbon nomor 14), reduksi ikatan rangkap dari rantai samping
kolesterol, dan perpindahan ikatan rangkap dari posisi 8,9 ke posisi 5,6
dalam cincin B. Perubahan lanosterol menjadi kolesterol melalui salah
satu dari dua jalur reaksi, yaitu melalui pembentukan desmosterol atau
melalui 7-dehidroksikolesterol.
Sehingga sintesis kolesterol melalui tiga tahap dapat dilihat dari bagan
berikut:
Asetil-CoA Farnesil pirofosfat skualin

Geranil pirofosfat

lanosterol
Isopentenil
pirofosfat

mevalonat 5-pirofosfomevalonat kolesterol

1.4.3.1. Latihan

Berikan tanda benar (B) dan salah (S) pada setiap pernyataan berikut
1. Kolesterol diabsorbsi dari usus dan dimasukkan kedalam kilomikron
yang dibentuk di dalam mukosa usus.
2. Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi 4 tahap
3. 2 molekul asetil-CoA berkondensasi membentuk asetoasetil-CoA dan
reaksi kondensasi dikatalisis oleh enzim sitosol tiolase terjadi dalam
proses pembentukan skualin dari asam mevalonat .
4. Tahap reaksi terakhir proses biosintesis kolesterol, skualin bereaksi
dengan molekul oksigen menghasilkan skualin-2,3-epoksida.
5. Dua molekul FPP berkondensasi, melepaskan satu molekul PPi dan
dikatalisis oleh enzim preskualin sintase menghasilkan preskualin
pirofosfat.
1.4.3.2. Rangkuman

Kolesterol adalah prekursor hormon steroid dan asam empedu dan


merupakan unsur pokok yang penting dalam membran sel. Kolesterol
diabsorbsi dari usus dan dimasukkan kedalam kilomikron yang dibentuk di
dalam mukosa usus. Biosintesis kolesterol dari asetat dan kolesterol juga
memberikan umpan balik menghambat sintesisnya sendiri dengan
menghambat HMG-KoA reductase, enzim yang mengubah 3-hidroksi-3-
metilglutaril-koenzim A (HMG-KoA) menjadi asam mevalonat. Biosintesis
kolesterol dapat dibagi menjadi tiga tahap: pembentukan asam mevalonat dari
asetat, pembentukan skualin dari asam mevalonat dan pembentukan kolesterol
dai skualin.

Daftar Pustaka

https://karyatulisilmiah.com/kolesterol/
1.4.4. Kegiatan Belajar 4: Lemak Putih dan Lemak Coklat
Terdapat dua jenis jaringan lemak yaitu jaringan lemak putih dan
jaringan lemak coklat. Jaringan lemak putih tersebar pada jaringan subkutan
sedangkan jaringan lemak coklat banyak terdapat di daerah leher dan
interskapular pada fetus dan bayi. Sel jaringan lemak disebut adiposit. Pada
usia dewasa, semua jaringan lemak terlihat sebagai lemak unilokuler tetapi
pada kondisi tertentu jaringan lemak coklat dapat kembali ke struktur semula,
yaitu multilokular. Kedua jenis jaringan lemak memiliki kekhususan sendiri
baik dari aspek histologik maupun fungsional.

1.4.4.1. Lemak Putih


White fat, atau lemak putih adalah lemak yang ada didalam tubuh pada
umumnya dan dapat ditemukan dibawah kulit (subkutan) dan disekitar organ
tubuh lainnya. Lemak putih juga merupakan cadangan energi terbesar dan
menjadi bantalan ketika kita terjatuh. (Danielle Weiss, 2018)
Jaringan lemak putih dinamakan demikian karena berwarna putih
sampai kekuningan, tergantung dari jumlah bahan karotenoid yang dimakan.
Pada awal perkembangan sel lemak putih memiliki banyak vakuola tetapi pada
perkembangan lebih lanjut vakuola-vakuola tersebut akan bersatu membentuk
vakuola tunggal.
Lemak putih dikenal dengan lemak jahat, namun sebenarnya tubuh
juga memerlukan. Lemak putih memiliki sensor untuk hormone insulin,
hormone kelamin, dan hormone stress, juga mensekresikan hormone penting
lainnya dan sinyal-sinyal pengatur hormone yang akan berpengaruh pada
metabolism dan system imun.
Gambaran histologik jaringan lemak putih yaitu sel-sel lemak hanya
mengandung satu vakuola besar dalam sitoplasma sehingga dinamakan juga
lemak unilokuler. Jenis ini tersebar di seluruh bagian tubuh (Karundeng,
Wangko, & Kalangi, November 2014).
1.4.4.2. Lemak Coklat
Brown fat atau lemak coklat merupakan turunan dari jaringan otot dan
memiliki jumlah mitokondria lebih banyak dari pada lemak putih. Mitokondria
merupakan penyedia energi bagi sel, jumlah mitokondria yang banyak ini
merupakan penyebab warnanya menjadi coklat, selain itu lemak coklat juga
menggunakan energi untuk menghangatkan tubuh. Lemak coklat ini juga
membantu menjaga berat badan yang sehat karena berperan sebagai anti-
obesitas karena memiliki kemampuan mengoksidasi asam lemak dan glukosa
untuk mempertahankan thermogenesis (panas tubuh).
Lemak coklat biasanya ditemukan pada hewan yang berhibernasi dan
bayi untuk menjaga suhu tubuh mereka. Banyak lemak coklat dalam tubuh
dapat menurun sesuai dengan usia, manusia dewasa memiliki jumlah yang
sedikit yang biasanya ada pada leher dan bagian belakan atas tubuh. Individu
yang memiliki metabolisme yang sehat akan memiliki jumlah lemak coklat
yang banyak.
Walaupun sel lemak coklat lebih kecil dari pada sel lemak putih,
sitoplasmanya relatif lebih banyak dan terdapat sejumlah tetesan lemak dalam
berbagai ukuran. Inti bulat letak agak ke tepi, tetapi tidak terdorong seperti
pada sel lemak unilokuler. Mikroskop elektron memperlihatkan pada
sitoplasma terdapat kompleks juksta nuklear kecil dan sejumlah miktokondria.
Mitokondria lebih besar dan bulat dengan sejumlah krista transversal. Juga
terdapat sedikit retikulum endoplasma kasar dan halus, ribosom bebas dan
glikogen. Yang membedakan dengan lemak putih juga pada lemak coklat
memiliki banyak vakuola kecil-kecil, sedangkan lemak putih hanya memiliki 1
vakuola besar. Jaringan lemak coklat juga memiliki simpanan trigliserida
konsentrasi tinggi.
Lemak putih banyak terdapat di jaringan subkutan dari kebanyakan
mamalia yang berfungsi sebagai isolasi untuk menahan panas, tetapi bila
terlibat dalam aktifitas metabolisme juga dapat menghasilkan panas. Berbeda
halnya dengan jaringan lemak coklat yang berfungsi khusus untuk
menghasilkan panas tubuh. Sitoplasma lemak coklat mengandung banyak
mitokondria, berfungsi menghasilkan panas melalui oksidasi asam lemak. In
vitro, kecepatan oksidasi lemak coklat dua puluh kali lebih tinggi dari lemak
putih. Dalam keadaan dingin lemak coklat dapat menghasilkan panas sampai
tiga kali lipat.
1.4.4.3. Respon Vaskuler Dan Metabolik Pada Jaringan Lemak Coklat
Stimulasi saraf simpatis yang mensuplai BAT mengakibatkan
vasodilatasi tanpa respon vasokonstriksi seperti pada lemak putih (Dalziel,
1989). Vasodilatasi ini dimediasi oleh betaadrenoreseptor. Vasodilatasi dalam
BAT, juga dipromosi oleh substansi lain seperti glukagon, suatu respon yang
tidak dipengaruhi oleh blokade beta-reseptor. Stimulasi simpatis pada lemak
coklat, menyebabkan peningkatan lipolisis dimana hampir semua asam lemak
secara langsung dioksidasi dalam mitokondria untuk menghasilkan sejumlah
besar panas akibat adanya uncoupling protein. Stimulasi simpatis
menyebabkan peningkatan pelepasan hormon thyroksin oleh kelenjar tiroid,
yang juga menginduksi termogenesis. Hormon tiroid menimbulkan efek
berupa peningkatan metabolisme diseluruh tubuh termasuk dalam lipolisis
lemak coklat. Insulin dan glukokortikoid juga dilaporkan meningkatkan respon
termogenesis BAT. Triiodotiroksin (T3) juga memfasilitasi kerja norepinefrin
dan menstimulasi ekspresi beta-adrenergik reseptor. Norepinefrin akan
menstimulasi aktivitas enzim yang berperan dalam reseptor beta-adrenergik,
untuk menstimulasi respon uncoupling protein 1.

1.4.4.4. Latihan
1. Apa saja fungsi lemak putih?
2. Apa saja fungsi lemak coklat?
3. Apa perbedaan antara lemak putih dan coklat
4. Dimana dapat menemukan lemak putih dah lemak coklat?
5. Jelaskan respon vaskuler dan metabolic pada jaringan lemak
coklat!

1.4.4.5. Rangkuman
Terdapat dua jenis jaringan lemak yaitu jaringan lemak putih dan jaringan
lemak coklat. Jaringan lemak putih tersebar pada jaringan subkutan sedangkan
jaringan lemak coklat banyak terdapat di daerah leher dan interskapular pada fetus
dan bayi. Jaringan lemak coklat juga terdapat pada orang dewasa. Jaringan lemak
putih lebih banyak berperan dalam system hormone, sedangkan lemak coklat
banyak berperan dalam metabolisme.

1.4.4.6. Latihan
1. Didalam tubuh, Lemak coklat lebih banyak dari lemak putih (B/S)
2. Lemak putih memiliki banyak vakuola (B/S)
3. Lemak coklat bewarna coklat karena banyak mengandung inti sel
(B/S)
4. Lemak coklat merupakan lemak baik (B/S)
5. Lemak putih merupakan turunan sel otot (B/S)
Daftar Pustaka:
Arifah, S., & Kartinah. (Desember 2008). PERAN LEMAK COKLAT DALAM
MEKANISME PRODUKSI PANAS. Berita Ilmu Keperawatan, ISSN 1979-2697, Vol.
1 No. 4, 197-200 .

Citra, A. (n.d.). FUNGSI DAN PERBEDAAN JARINGAN ADIPOSA. Retrieved from


APKI: https://www.apki.or.id/fungsi-dan-perbedaan-jaringan-adiposa/

Danielle Weiss, M. (2018, 11). Understanding the Differences Between White


and Brown Fat. Retrieved from The Chopra Center:
https://chopra.com/articles/understanding-the-differences-between-white-
and-brown-fat

Karundeng, R., Wangko, S., & Kalangi, S. (November 2014). JARINGAN LEMAK
PUTIH DAN JARINGAN LEMAK COKLAT. Jurnal Biomedik, Volume 6, Nomor 3, 8-
16.

Anda mungkin juga menyukai