Anda di halaman 1dari 7

BAGIAN REHABILITASI MEDIK TUGAS MANDIRI

FAKULTAS KEDOKTERAN 01 OKTOBER 2019


UNIVERSITAS PATTIMURA

GAIT DAN TRAKSI

Disusun oleh:
Svetlana Solascriptura L
NIM. 2018-84-052

Pembimbing:
William H. Melatunan, SST, FT

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
A. GAIT (GAYA BERJALAN)

Berjalan merupakan gerak lokomosi yang melibatkan dua kaki, untuk mendukung
propulsi dengan salah satu kaki kontak atau bersentuhan dengan tanah. Berjalan meskipun
terlihat sederhana namun melibatkan berbagai mekanisme yang bisa menimbulan gerak
kompleks. Gaya berjalan merupakan hasil integrasi antara tulang, sistem saraf (sistem saraf
pusat dan perifer), otot, dan factor lingkungan (sepatu, permukaan tempat pijakan).
Secara mekanis, gaya berjalan atau gait membutuhkan kerjasama antara ekstremitas atas
dan bawah pada kedua sisi. Ketika satu kaki menyentuh tanah sebagai penahan, pendukung
gerak, dan pendorong, kaki lainnya mengayun untuk membuat satu langkah. Hal tersebut
menimbulkan gait / gaya berjalan sebagai gerakan bergantian yang ritmis antara kaki, lengan
dan badan untuk membuat gerak maju. Syarat terbentuknya suatu gait adalah balance
(keseimbangan), weight bearing, dan forward propultion (dorongan kedepan).
Gait atau gaya berjalan merupakan suatu fenomena siklik yang bisa dibagi dalam segmen
atau fase. Berdasarkan terminologi tradisional, gait digambarkan sebagai proses heelstrike,
heel rise, dan toe off. Sedangkan menurut terminologi Rancho Los Amogis (RLA) yang
populer di awal 1990-an, lebih menekankan pada lamanya segmen atau proses, seperti
loading response, terminal stance, dan pre-swing.

1. Langkah-langkah Pemeriksaan
2. Macam-macam Gait

a. Hemiplegik gait: gaya jalan dengan kaki yang lumpuh digerakkan secara sirkumduksi.
b. Spastik ( scissors gait ): gaya jalan dengan sirkumduksi kedua tungkai, misalnya
spastik paraparese.
c. Tabetic gait: gaya jalan pada pasien tabes dorsalis.
d. Steppage gait: gaya jalan seperti ayam jago, pada paraparese flaccid atau paralisis n.
Peroneus.
e. Waddling gait: gaya berjalan dengan pantat dan pinggang bergoyang berlebihan, khas
untuk kelemahan otot tungkai proksimal, misalnya otot gluteus.
f. Parkinsonian gait: gaya berjalan dengan sikap tubuh agak membungkuk, kedua
tungkai berfleksi sedikit pada sendi lutut dan panggul. Langkah dilakukan setengah
diseret dengan jangkauan yang pendek-pendek.
B. TRAKSI
1. Definisi Traksi

Traksi adalah suatu teknik penerapan kekuatan tarikan pada salah satu bagian tubuh,

untuk meregangkan jaringan lunak dan melebarkan ruang sendi. Kekuatan tarikan dapat

ditimbulkan secara manual, dengan beban dan system katrol, maupun secara elektromekanis.

2. Tujuan Traksi

Tujuan dari pemasangan traksi pada klien yang mengalami gangguan muskuloskeletal
adalah mobilisasi tulang belakang servikal, reduksi dislokasi / subluksasi, distraksi
interforamina vertebrae, mengurangi deformitas, dan mengurangi rasa nyeri. Tujuan dari
traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam usaha untuk
memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan, untuk menjaga mereka immobile
sedang hingga mereka bersatu. Untuk meminimalkan spasme otot. Untuk mengurangi dan
mempertahankan kesejajaran tulang yang tepat. Untuk menambah ruangan diantara kedua
permukaan patahan tulang. Tujuan lain dari pemasangan traksi adalah untuk dapat
mempertahankan panjang ekstermitas kegarisan (aligment) maupun keseimbangan
(stability) pada patah tulang, memungkinkan pergerakan sendi dan mempertahankan
kesegarisan fragmen- fragmen patah tulang. Mencegah cedera pada jaringan lunak.Untuk
merawat kondisi inflamasi dengan imobilisasi sendi (mis. Arthritis atau tuberculosis).

3. Mekanisme Traksi

Mekanisme traksi dengan teknik intermitten dapat menurunkan nyeri oleh stimulasi dari

mekanoreseptor oleh adanya oscillatory movement yang dapat mengaktifkan serabut aferen

berdiameter besar sehingga diperoleh penutupan dari spinal gate. Traksi dengan teknik
intermitten juga dapat merelaksasi otot-otot punggung bawah dengan stimulasi dari golgi

tendons organs (GTOs) untuk menginhibisi alfa motor neuron sehingga menurunkan spasme

otot. Tarikan yang dihasilkan oleh traksi dengan kekuatan tarikan 50% berat badan akan

mengurangi penekanan pada permukaan dari sendi apabila ada gangguan atau distraksi pada

sendi yang menekan akar saraf spinalis yang dapat direkomendasikan pada kasus HNP

ringan.

Menurut cara kerjanya traksi dibagi menjadi 3 tipe :


− Generasi pertama : pesawat traksi ini untuk patah tulang, dimana motor akan selalu
bergerak dengan arah yang sama pada posisi menarik beban.
− Generasi kedua : pesawat traksi yang digunakan untuk terapi otot, dimana arah
perputaran motor dapat bergerak berlawanan saat motor berputaw CW maka proses
treatment berlangsung. Setelah berhenti sejenak maka motor akan berputar berlawanan
(berputar CCW).
− Generasi ketiga : pesawat traksi ini juga untuk terapi otot, tetapi saat motor akan
melakukan treatment (proses penarikan) sebanyak 2 step walaupun setting gaya belum
tercapai motor akan berputar berlawanan arah sebanyak 1 step dan kemudian menarik
lagi sebanyak 2 step. Proses tarikan motor tersebut akan terjadi berulang-ulang sampai
dengan setting gaya tercapai. Hingga selanjutnya motor akan berhenti melakukan
treatment dan berputar CCW hingga nilai resistansi mendekati 0 (nol).

4. Efek Fisiologi

a. Penguluran otot-otot paravertebral, ligamentum dan kapsula artikularis

b. Peregangan diskus intervertebralis, memperlebar jarak antara korpus vertebra satu

dengan lainnya yang menyebabkan turunnya tekanan intradiskus

c. Traksi menyebabkan lordosis menjadi lurus dan pelebaran jarak foramen

intervertebralis

d. Peregangan dan penambahan gerak terhadap sendi apofisial pada prosesus artikularis
5. Indikasi Traksi

− Traksi rusell, digunakan pada pasien fraktur pada plato tibia


− Traksi buck, indikasi yang paling sering untuk jenis traksi ini adalah untuk
mengistirahatkan sendi lutut pasca trauma sebelum lutut tersebut diperiksa dan
diperbaiki lebih lanjut
− Traksi Dunlop merupakan traksi pada ektermitas atas. Traksi horizontal diberikan
pada humerus dalam posisi abduksi, dan traksi vertical diberikan pada lengan bawah
dalm posisi flexsi.
− Traksi kulit Bryani, sering digunakan untuk merawat anak kecil yang mengalami
patah tulang paha
− Traksi rangka seimbang ini terutama dipakai untuk merawat patah tulang pada korpus
pemoralis orang dewasaTraksi 90-90-90 pada fraktur tulang femur pada anak-anak
usia 3 tahun sampai dewasa muda
− Untuk traksi pada kelainan-kelainan tulang belakang seperti hernia nukleus pulposus
(HNP) atau spasme otot-otot tulang belakang.

6. Kontraindikasi Traksi

a. Infeksi spinal (TBC, Osteomielitis)

b. Keganasan daerah servikal

c. Osteoporosis

d. Fraktur unstable

e. Herniasi diskus intervertebralis tipe median

f. Penyakit rheumatoid arthtritis

7. Contoh Kasus

a. Cervical Vertebrae Disease :

− Cervical Root Syndrom

− Nyeri dan spasme otot leher

b. Lumbosacral Vertebrae Disease:


− Hernia Nucleus Pulposus (HNP)

− Low Back Pain (LBP)

− Ischialgia

Anda mungkin juga menyukai