Anda di halaman 1dari 3

Bahaya vaping atau rokok elektrik dianggap lebih ringan dibandingkan rokok

tembakau. Tapi, sebenarnya pendapat ini kurang tepat. Simak dulu penjabaran
bahaya vaping atau vape berikut ini, sebelum Anda menggunakannya.
Berbeda dengan rokok tembakau, vape memang tidak mengandung zat berbahaya,
seperti tar dan karbon monoksida. Kendati demikian, bukan berarti vape lebih aman
dibandingkan rokok tembakau. Vape justru memiliki kandungan zat kimia berbahaya,
seperti nikotin, asetaldehida, akrolein, propanal, formaldehida, logam berat, dan
diasetil, yang hampir sama dengan rokok tembakau.

Beragam Bahaya Vaping


Ada beragam bahaya vaping yang patut Anda waspadai, di antaranya:

1. Menyebabkan ketagihan
Sama seperti rokok tembakau, vape juga mengandung nikotin yang dapat
menyebabkan ketergantungan. Nikotin yang terkandung dalam vape dapat
merangsang otak melepaskan hormon dopamin dalam jumlah banyak, sehingga
mengakibatkan efek ketergantungan.
Jadi, vaping tidak membantu Anda untuk berhenti merokok, tapi justru membuat
Anda menjadi ketergantungan.

2. Membahayakan paru-paru
Meski tidak memakai tembakau, bukan berarti bahaya vaping lebih ringan daripada
rokok tembakau. Pasalnya, rokok elektronik tetap memiliki kandungan nikotin yang
dapat meningkatkan risiko peradangan pada paru-paru dan mengurangi
kemampuan jaringan pelindung di paru untuk melindungi organ paru.
Tidak hanya itu, diasetil yang terkandung di vape juga dapat menyebabkan
munculnya penyakit bronkiolitis obliterans, atau lebih dikenal sebagai paru-paru
popcorn (popcorn lung)."

3. Membahayakan jantung
Selain berdampak buruk bagi kesehatan paru-paru, nikotin yang terdapat di vape
juga bisa mengganggu jantung. Saat nikotin diserap dan melalui aliran darah,
kelenjar adrenal dapat terangsang untuk melepaskan hormon epinefrin (adrenal).
Pelepasan hormon epinefrin inilah yang menyebabkan tekanan darah dan denyut
jantung meningkat.

4. Menyebabkan gangguan pada janin


Pada ibu hamil, penggunaan vape secara aktif maupun pasif (terpapar asap vape
dari orang lain) dapat membahayakan janin di dalam kandungannya. Pasalnya,
paparan nikotin dan zat berbahaya lain di dalam vape dapat mengganggu
perkembangan janin.
Sedangkan pada anak-anak, paparan nikotin dari vape dapat menggangu
perkembangan otaknya serta memengaruhi daya ingatnya.

5. Meningkatkan risiko terkena kanker


Sama seperti rokok tembakau, vaping juga bisa meningkatkan risiko terjadinya
kanker. Kandungan formaldehida yang terdapat dalam vape bersifat karsinogenik,
sehingga bila dihirup dalam jangka waktu lama, dapat memicu munculnya sel-sel
kanker.
Bahaya vaping lainnya adalah jika cairan nikotin yang digunakan untuk mengisi
rokok elektrik terkena kulit atau tak sengaja terminum oleh anak-anak. Hal ini dapat
mengakibatkan kondisi serius, bahkan bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu,
selalu simpan dan buang alat vaping dengan benar untuk mencegah anak
keracunan vape.
Beberapa tanda dan gejala keracunan nikotin adalah pucat, muntah, berkeringat,
mengeluarkan air liur, gemetar, kejang, hingga pingsan. Jika Anda menemukan anak
dalam kondisi demikian, segeralah bawa ke UGD untuk mendapatkan penanganan.
Setelah mengetahui bahaya vaping, Anda diharapkan dapat lebih bijak dan
menghindari penggunaan vaping maupun rokok konvensional. Jika Anda memiliki
keluhan kesehatan setelah menggunakan vaping, atau ingin menghentikan
kebiasaan merokok dan vaping, jangan ragu untuk berkonsultasilah dengan dokter.
Terakhir diperbarui: 7 Agustus 2019
Ditinjau oleh: dr. Merry Dame Cristy Pane

Anda mungkin juga menyukai