Anda di halaman 1dari 6

Menurut Lukman (2007), pemasangan infus intravena adalah memasukkan jarum atau kanula

ke dalam vena (pembuluh balik) untuk dilewati cairan infus/pengobatan, dengan tujuan agar
sejumlah cairan atau obat dapat masuk ke dalam tubuh melalui vena dalam jangka waktu
tertentu.

Indikasi Pemasangan Infus melalui Jalur Pembuluh Darah Vena (Peripheral Venous
Cannulation)

1. Pemberian cairan intravena (intravenous fluids).


2. Pemberian nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah terbatas.
3. Pemberian kantong darah dan produk darah.
4. Pemberian obat yang terus-menerus (kontinyu).
5. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi
besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika
terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
6. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps
(tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.

Manfaat cairan

1. Ringer Laktat

Komposisi : (mmol/100 ml : Na = 130, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30 mEq


/L). Kandungan kaliumnya bermanfaat untuk konduksi saraf dan otak, mengganti cairan
hilang karena dehidrasi, syok hipovolemik dan kandungan natriumnya menentukan tekanan
osmotik pada pasien.

2. Normal Saline
Komposisi : Na: 154 mmol/l,Cl:154 mmol/l
Kegunaan :
 Mengganti cairan saat diare
 Mengganti elektrolit dan cairan yang hilang di intravaskuler
 Menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit serta membuat peningkatan pada
metabolit nitrogen berupa ureum dan kreatinin pada penyakit ginjal akut.

3. Dextrose

Glukosa = 50 gr/l,100 gr/l,200 gr/l. merupakan cairan infus yang mengandung gula
sederhana. Cairan ini sering digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah, pada seseorang
yang mengalami hipoglikemia (gula darah rendah). Selain itu, cairan infus dextrose juga
dapat digunakan untuk kondisi hyperkalemia (kadar kalium yang tinggi).
4. Cairan Mannitol

Komposisi terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen (C6H14O6). Manfaatnya yaitu
membantu tekanan intrakranial yang tingga menjadi normal atau berkurang, memberi
peningkatan diuresis pada proses pengobatan gagal ginjal (oliguria), membuat eksresi
senyawa toksik menjadi meningkat. Bermanfaat juga sebagai larutan irigasi genitouriner
ketika pasien sedang menjalani operasi prostat atau transuretral.
1. Cairan hipotonik:

Asmolaritasnya lebih rendah dibandingkan


serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah
dibandingkan serum), sehingga larut dalam
serum, dan menurunkan osmolaritas serum.
Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh
darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip
cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke
osmolaritas tinggi), sampai akhirnya
mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan
pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi,
misalnya pada pasien cuci darah (dialisis)
dalam terapi diuretik, juga pada pasien
hiperglikemia (kadar gula darah tinggi)
dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi
yang membahayakan adalah perpindahan
tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah
ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular
dan peningkatan tekanan intrakranial
(dalam otak) pada beberapa orang.
Contohnya adalah NaCl 45% dan
Dekstrosa 2,5%.

2. Cairan Isotonik:

Asmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari


komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada
pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah
terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload
(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal
jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah
cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan
garam fisiologis (NaCl 0,9%).

3. Asering

Indikasi:

Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada


kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah
dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik,
dehidrasi berat, trauma.

Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:

 Na 130 mEq
 K 4 mEq
 Cl 109 mEq
 Ca 3 mEq
 Asetat (garam) 28 mEq

Keunggulan:


1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang
mengalami gangguan hati
2. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih
baik dibanding RL pada neonatus
3. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada
anestesi dengan isofluran
4. Mempunyai efek vasodilator
5. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000
ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil
risiko memperburuk edema serebral

4. KA-EN 1B

Indikasi:

1. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada
kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
2. < 24 jam pasca operasi
3. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan
sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
4. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya
tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam

5. KA-EN 4A

Indikasi :

1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak


2. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai
kadar konsentrasi kalium serum normal
3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi (per 1000 ml):

 Na 30 mEq/L
 K 0 mEq/L
 Cl 20 mEq/L
 Laktat 10 mEq/L
 Glukosa 40 gr/L

6. KA-EN 4B

Indikasi:

1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
2. Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia
3. Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi:

1.
o Na 30 mEq/L
o K 8 mEq/L
o Cl 28 mEq/L
o Laktat 10 mEq/L
o Glukosa 37,5 gr/L

7. Otsu-NS

Indikasi:

1. Untuk resusitasi
2. Kehilangan Na > Cl, misal diare
3. Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi
adrenokortikal, luka bakar).

8. MARTOS-10

Indikasi:

1. Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik


2. Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat,
stres berat dan defisiensi protein
3. Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
4. Mengandung 400 kcal/L

9. Amiparen

Indikasi:

1. Stres metabolik berat


2. Luka bakar
3. Infeksi berat
4. Kwasiokor
5. Pasca operasi
6. Total Parenteral Nutrition
7. Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit

10. AMINOVEL-600

Indikasi:

1. Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI


2. Penderita GI yang dipuasakan
3. Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi)
4. Stres metabolik sedang
5. Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)

Anda mungkin juga menyukai

  • SP Defisit Perawatan Diri
    SP Defisit Perawatan Diri
    Dokumen12 halaman
    SP Defisit Perawatan Diri
    anisa
    100% (1)
  • Wa0000.
    Wa0000.
    Dokumen8 halaman
    Wa0000.
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Kasus Av Shunt
    Kasus Av Shunt
    Dokumen28 halaman
    Kasus Av Shunt
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Anemia Fix 1111
    Anemia Fix 1111
    Dokumen32 halaman
    Anemia Fix 1111
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Woc Mow
    Woc Mow
    Dokumen1 halaman
    Woc Mow
    Ria suriantisyam
    0% (1)
  • Pathway Abortus
    Pathway Abortus
    Dokumen1 halaman
    Pathway Abortus
    Seo Hyun Gi
    Belum ada peringkat
  • Askep Vertigo
    Askep Vertigo
    Dokumen15 halaman
    Askep Vertigo
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen7 halaman
    Makalah
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Askep Acites
    Askep Acites
    Dokumen21 halaman
    Askep Acites
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Abstrak DHF
    Abstrak DHF
    Dokumen5 halaman
    Abstrak DHF
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Individu
    Jurnal Individu
    Dokumen2 halaman
    Jurnal Individu
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Anemia Fix 1111
    Anemia Fix 1111
    Dokumen32 halaman
    Anemia Fix 1111
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Asam Urat
    Leaflet Asam Urat
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Asam Urat
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • PORTOFOLIO
    PORTOFOLIO
    Dokumen3 halaman
    PORTOFOLIO
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • KONTRAK BELAJAR Perina
    KONTRAK BELAJAR Perina
    Dokumen4 halaman
    KONTRAK BELAJAR Perina
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • KONTRAK BELAJAR Perina
    KONTRAK BELAJAR Perina
    Dokumen4 halaman
    KONTRAK BELAJAR Perina
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • KONTRAK BELAJAR Perina
    KONTRAK BELAJAR Perina
    Dokumen4 halaman
    KONTRAK BELAJAR Perina
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Infus
    Infus
    Dokumen6 halaman
    Infus
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Cek List Phlebitis
    Cek List Phlebitis
    Dokumen2 halaman
    Cek List Phlebitis
    swesty
    Belum ada peringkat
  • SP Jiwa
    SP Jiwa
    Dokumen10 halaman
    SP Jiwa
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Proposal Tak PK Di Ruang Garuda
    Proposal Tak PK Di Ruang Garuda
    Dokumen15 halaman
    Proposal Tak PK Di Ruang Garuda
    Yaya Marhama
    Belum ada peringkat
  • Gizi
    Gizi
    Dokumen16 halaman
    Gizi
    Rafika Triana Putri
    Belum ada peringkat
  • Laporan - Pendahuluan RBD
    Laporan - Pendahuluan RBD
    Dokumen17 halaman
    Laporan - Pendahuluan RBD
    Endang Junaela
    Belum ada peringkat
  • Obat-Obat Emergensi
    Obat-Obat Emergensi
    Dokumen29 halaman
    Obat-Obat Emergensi
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Strategi Pelaksanaan
    Strategi Pelaksanaan
    Dokumen6 halaman
    Strategi Pelaksanaan
    Diyanti W P
    Belum ada peringkat
  • SP HDR
    SP HDR
    Dokumen10 halaman
    SP HDR
    miftah
    Belum ada peringkat
  • PX Ke2 & Ebp
    PX Ke2 & Ebp
    Dokumen15 halaman
    PX Ke2 & Ebp
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Dinas
    Jadwal Dinas
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Dinas
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • SP Halusinasi
    SP Halusinasi
    Dokumen10 halaman
    SP Halusinasi
    dewiarisanti
    Belum ada peringkat