Anda di halaman 1dari 32

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik, dan
inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan
ridho-Nya. Syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
rencana. Makalah ini kami beri judul "Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Anemia”
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepadadosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam
pembuatan makalah ini hingga selesai. Tidak lupa kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan
didalamnya. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi tercapainya
kesempurnaan makalah selanjutnya.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
semua. Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.

Semarang, Juli 2018

Penyusun               
               

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4
A. Definisi............................................................................................................................4
B. Etiologi............................................................................................................................4
C. Klasifikasi........................................................................................................................6
D. Patofisiologi.....................................................................................................................8
E. Manifestasi Klinik.........................................................................................................10
F. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................11
G. Komplikasi.................................................................................................................13
H. Penatalaksanaan.........................................................................................................14
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................17
A. Pengkajian.....................................................................................................................17
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................20
C. Intervensi.......................................................................................................................21
D. Implementasi.................................................................................................................23
E. Evaluasi.........................................................................................................................26
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................29
A. Kesimpulan....................................................................................................................29
B. Saran..............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatanmerupakansalahsatukebutuhandasarmanusia yang paling
utama.Darimasalahkesehatan yang paling seringdijumpaiadalah anemia
dinegarayangsedangberkembangdarihasilpenelitiandapatdikatakanlebihdari 600
jutamanusia, Perkiraanprevalensi anemia secara global adalahsekitar 51%,
Bandingkandenganprevalensiuntukbalita yang sekitar 43%, anakusiasekolah 37%,
priadewasahanya 18%, danwanitatidakhamil 35%. Menurut WHO di Negara yang
sedangberkembang, sekitar 27% remajalelakidan 26% wanitamenderita anemia. Negara
majuangkatersebuthanyaberadapadabilangan 5% dan 7%. Secaragarisbesar, sebanyak
44% wanita di Negara berkembang (10 negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia)
mengalami anemia gizibesi (Arisman,2010).
Anemia didefinisikan sebagai menurunnya konsentrasi hemoglobin dan masa
eritrosit pada tubuh manusia , MCH adalah menjadi salah satu dari standar klasifikasi
anemia dapat dijelaskan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu
gangguan reproduksi pada eritrosit yaitu cepatnya pembentukan eritrosit dapat menurun
ataupun dapat terjadi gangguan maturasi eritrosit dan dapat merusaknya eritrosit yang
lebih cepat . dari kedua kategori tersebut tidak dapat berdiri sendiri , dan lebih dari satu
mekanisme yang dapat terjadi (Irawan,2013).
Selain itu juga dapat dijelaskan bahwa menurunnya sel darah merah ditandai
dengan (anemia) menurunya kadar hemoglobin dan hematokrit kemudian turunnya
hemoglobin dan hematokrit dapat menyebabkan turunnya oksigen yang dibawa oleh sel
darah merah yang akan dikirim keseluruhan jaringan dan biasanya ditandai dengan
adanya kelemahan, pucat, kelelahan, dipsnea, tekikardi, ekstremitas dingin, dan pucat
(Kumar,2013). Hemoglobin adalah zat warna dalam sel darah merah yang berguna bagi
tubuh untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida keseluruh tubuh. Mioglobin dan
hemoglobin ialah zat warna merah pada daging yang tersusun oleh protein globin dan
heme yang mempunyai inti berupa zat besi. Heme adalah senyawa yang terdiri dari dua
bagian, yaitu atom zat besi dan suatu cincin plana yang besar yaitu porfirin (Sandjaja
dkk, 2009).
Berdasarkan tanda gejala diatas ada juga penyakit anemia defisiensi besi diatarnya
adalah faktor kekurangan nutrisi, kegagalan sumsum tulang, perdarahan hemolisis dan

1
kehilangan sel darah merah. Apabila pajanan dilanjutkan setalah sudah ada tanda dan
gejala sudah muncul maka akan bisa mngakibatkan depresi pada sumsum tulang akan
berkembang sampe titik dimana terjadinya kegagalan sempurna dan irreversible. Oleh
karna itu sangat penting bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pada
pasien anemia defisiensi besi. Juga diharapkan tidak hanya terhadap suatu keadaan
fisiknya saja akan tetapi juga dengan psikologis klien (Kiswari 2014 ).
Dampak pada penyakit anemia dapat dijelaskan bahwa transportasi sel darah
merah akan terganggu keseluruh tubuh karena tubuh akan kekurangan oksigen yang
dapat menghasilkan energi dari dampak ini juga dapat dijelaskan bahwa dampak anemia
mempengaruhi pada perfusi jaringan perifer. Ketidak efektifan Perfusi Jaringan Perifer
adalah menurunnya sirkulasi darah keperifer yang mengganggu kesehatan. Batasan
karateristik dalam diagnosa keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer tidak
ada nadi, perubahan fungsi motorik, perubahan karateristik kulit (warna, elastisitas,
rambut, kelembaban, kuku, sensasi suhu), perubahan tekanan darah di ekstremitas waktu
pengisian kapiler 3 detik, klaudikasi, warna tidak kembali ke tungkai saat tungkai di
turunkan, kelambatan penyembuhan luka perifer, penurunan nadi, edema, nyeri
ekstremitas, bruit femoral, pemendekan jarak total yang ditempuh dalam uji enam menit
dan warna kulit pucat saat elevasi. Faktor yang berhubungan dengan masalah
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer adalah kurang pengetahuan tentang faktor
pemberat (merokok, gaya hidup monoton, trauma, obesitas, imobilitas), kurang
pengetahuan tentang proses penyakit (misal, diabetes, hiperlipidemia), diabetes mellitus,
hipertensi, (Hermand. (2012).

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Anemia?
2. Sebut dan jelaskan penyebab Anemia!
3. Sebut dan jelaskan klasifikasi Anemia!
4. Jelaskan patofisiologi Anemia!
5. Jelaskan manifestasi klinis Anemia!
6. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat menguatkan Anemia?
7. Sebut dan jelaskan komplikasi yang terjadi akibat Anemia!
8. Jelaskan penatalaksanaan Anemia!

C. Tujuan

2
1. Mengetahui definisi dari anemia
2. Mengetahui penyebab dari anemia
3. Mengetahui klasifikasi dari anemia
4. Mengetahui patofisiologi dari anemia
5. Mengetahui manifestasi klinis dari anemia
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk anemia
7. Mengetahui komplikasi yang terjadi akibat anemia
8. Mengetahui penatalaksanaan anemia

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Anemia merupakan kondisi kurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh
seseorang. Anemia dapat terjadi karena kurangnya haemoglobin yang berarti juga
minimnya oksigen ke seluruh tubuh. Apabila oksigen dalam tubuh berkurang maka orang
tersebut akan menjadi lemah, lesu dan tidak bergairah. Indikasinya penyakit ini bisa
diketahui dengan memeriksa kelopak mata bawah bagian dalam, ujung kuku, tangan dan
kaki, jari-jari tangan dan mukosa mulut.Menurut WHO (1997) seseorang dinyatakan
anemia bila kadar hemoglobin pada laki-laki dewasa < 13 g/dl, pada anak umur 12-13 dan
wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl, pada umur 6 bulan sampai 5 tahun dan wanita hamil
< 11 g/dl. Pada anak umur 5-11 tahun dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin < 11.5
g/dl.
Anemia dalam kehamilan paling sering dijumpai adalah anemia akibat kekurangan
zat besi (Fe). Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang intake unsur zat besi ke
dalam tubuh melalui makanan, karena gangguan absorbsi, gangguan penggunaan atau
terlalu banyak zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan zat
besi akan bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester II hal ini disebabkan
meningkatnya kebutuhan janin yang dikandung oleh ibu.
Anemia gizi adalah keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit, dan sel
darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau
beberapa unsur makanan yang esensial. Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi zat besi,
asam folat, dan/atau vitamin B12.

B. Etiologi
Penyebab dari anemia antara lain :
1. Gangguan produksi sel darah merah dapat terjadi karena
a. Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
b. Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient
c. Fungsi sel induk (stem sel ) terganggu
d. Inflitrasi sum-sum tulang

4
2. Kehilangan darah
a. Akut karena perdarahan
b. kronis karena perdarahan
c. Hemofilia (defisiensi faktor pembekuan darah)
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit yang dapat terjadi karena
a. Faktor bawaan misalnya kekurangan enzim G6PD
b. Faktor yang didapat, yaitu bahan yang dapat merusak eritrosit
4. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada
Ini merupakan penyebab tersering dari anemia dimana terjadi kekurangan zat
gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam
folat.

Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:

1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam
folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan.
Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi
bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.

3. Kehamilan.
Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan
vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu.
Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan
seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu.
Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, anti infl
amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi
dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi).
Ini dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin
B12.
7. Penyakit radang kronis

5
Contoh penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat
menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
8. Anemia juga dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau disentri
yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

C. Klasifikasi
Berdasarkan Sudoyo, et al (2010) anemia diklasifikasikan menurut beberapa hal, yaitu:
1. Klasifikasi menurut etiopatogenesis
a. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
1) Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit
a) Anemia defisiensi besi
b) Anemia defisiensi asam folat
c) Anemia defisiensi vitamin B12
2) Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
a) Anemia akibat penyakit kronis
b) Anemia sideroblastik
3) Anemia defisiensi vitamin B12
a) Anemia aplastic
b) Anemia mieloptisik
c) Anemia pada keganasan hematologi
d) Anemia diseritropoietik
e) Anemia pada sindrom mielodisplastik
b. Anemia akibat hemoragi
1) Anemia pasca perdarahan akut
2) Anemia akibat perdarahan kronik
c. Anemia hemolitik
1) Anemia hemolitik intrakorpuskular
a) Gangguan membran eritrosit (membranopati)
b) Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi G6PD
c) Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati): thalassemia dan
hemoglobinopati structural
2) Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
a) Anemia hemolitik autoimun

6
b) Anemia hemolitik mikroangiopatik
d. Anemia dengan penyebab yang tidak diketahui atau dengan pathogenesis yang
kompleks
2. Klasifikasi berdasarkan gambaran morfologi
a. Anemia hipokromik mikrositer: bila MCV <80 fl dan MCH <27 pg.
b. Anemia normokromik normositer: bila MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg.
c. Anemia makrositer: bila MCV >95 fl.
3. Klasifikasi berdasarkan derajat keparahan
Berikut adalah klasifikasi menurut WHO (2014)
Tabel. Level hemoglobin di atas permukaan laut (gr/dL).
Anemia

Populasi
Non-Anemia Ringan Sedang Berat

Anak-anak usia 6 - 59 11,0 atau lebih 10,0-10,9 7,0-9,9 < 7,0


bulan
Anak-anak usia 5 - 11 11,5 atau lebih 11,0-11,4 8,0-10,9 < 8,0
tahun
Anak-anak usia 12 - 14 12,0 atau lebih 11,0-11,9 8,0-10,9 < 8,0
tahun
Wanita tidak hamil 12,0 atau lebih 110-119 8,0-10,9 < 8,0
(15 tahun keatas)
Wanita hamil 11,0 atau lebih 10,0-10,9 7,0-9,9 < 7,0

Pria (15 tahun keatas) 13,0 atau lebih 11,0-12,9 8,0-10,9 < 8,0

Sumber: WHO. 2014. WHA Global Nutrition Targets 2025: Low Birth Weight Policy
Brief. Switzerland.

Sedangkan menurut Manuaba (2010), berikut adalah klasifikasi anemia


berdasarkan derajat keparahan.

Tabel. Klasifikasi derajat keparahan anemia pada kehamilan:

Klasifikasi Angka Hemoglobin

Ringan 9,0-10,0 gr/dL

7
Sedang 7,0-8,9 gr/dL

Berat < 7,0 gr/dL

Sumber: Manuaba, I.B.G. & Bakta, I.M. “Gangguan Hematologik” in


Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: EGC, 2010, Bab XVII.

D. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang dapat
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah
merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa
faktor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik atau dalam
sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini
bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan meningkatkan
bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera (Smeltzer & Bare, 2002).

Pathways

8
E. Manifestasi Klinik

9
Menurut Tarwoto, dkk (2010), tanda-tanda Anemia meliputi:
1. Lesu, Lemah, Letih, Lelah, Lalai (5L).
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.
3. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak tangan menjadi
pucat.

Menurut Handayani dan Haribowo (2008), gejala anemia dibagi menjadi tiga golongan
besar yaitu sebagai berikut:

1. Gejala umum anemia


Gejala anemia disebut juga sebagai sindrom anemia atau Anemic syndrome.
Gejala umum anemia atau sindrom anemia adalah gejala yang timbul pada semua
jenis Anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa di bawah
titik tertentu. Gejala ini timbul karena anoksia organ target dan mekanisme
kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin. Gejala-gejala tersebut apabila
diklasifikasikan menurut organ yang terkena adalah:
a. Sistem Kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas saat
beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.
b. Sistem Saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-kunang,
kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin pada ekstremitas.
c. Sistem Urogenital: gangguan haid dan libido menurun.
d. Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta rambut
tipis dan halus.
2. Gejala Khas Masing-masing anemia
Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah sebagai
berikut:
a. Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis.
b. Anemia defisisensi asam folat: lidah merah (buffy tongue).
c. Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.
d. Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tandatanda infeksi.
3. Gejala Akibat Penyakit Dasar
Gejala penyakit dasar yang menjadi penyebab anemia. Gejala ini timbul karena
penyakit-penyakit yang mendasari anemia tersebut. Misalnya anemia defisiensi besi
yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang berat akan menimbulkan gejala seperti
pembesaran parotis dan telapak tangan berwarna kuning seperti jerami.

10
Menurut Briawan (2013) anemia pada akhirnya menyebabkan kelelahan, sesak
nafas, kurang tenaga dan gejala lainnya. Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi,
tidak dijumpai pada anemia jenis lain, seperti :

1. Atrofi papil lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah
menghilang.
2. Glositis : iritasi lidah.
3. Keilosis : bibir pecah-pecah.
4. Koilonikia : kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan secara sistematik dan menyeluruh, perhatian khusus diberikan
pada :
a. Warna kulit : pucat, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning seperti jerami
b. Kuku : koilonychias (kuku sendok)
c. Mata : ikterus, konjugtiva pucat, perubahan pada fundus
d. Mulut : ulserasi, hipertrofi gusi, atrofi papil lidah
e. Limfadenopati, hepatomegali, splenomegaly
2. Pemeriksaan laboratorium hematologi
Tes penyaring
1) Kadar hemoglobin : Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl)
2) Indeks eritrosit (MCV,MCH, dan MCHC)
3) Hapusan darah tepi ; Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah
tepi
4) Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
5) Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
6) Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia
aplastik )
7) Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
8) Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (molume
korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia
(aplastik).

11
9) Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons sumsum
tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
10) Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
11) LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
12) Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal
: pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih
pendek.
13) Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
14) SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).
15) Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi
(hemolitik)
16) Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
17) Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik).
3. Pemeriksaan rutin
1) Laju endap darah
2) Hitung deferensial
3) Hitung retikulosit
4. Pemeriksaan sumsum tulang
5. Pemeriksaan atas indikasi khusus
1) Anemia defesiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferrin
2) Anemia megaloblastik : asam folat darah/eritrosit, vitamin B12
3) Anemia hemolitik : tes Coomb, elektroforesis Hb
4) Leukemia akut : pemeriksaan sitokimia
5) Diatesa hemoragik : tes faal hemostasis
6. Pemeriksaan laboratorium non hematologi
Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur bakteri
7. Pemeriksaan penunjang lainnya
a. Biopsy kelenjar à PA
b. Radiologi : Foto Thoraks, bone survey, USG, CT-Scan
c. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan/absorpsi

12
d. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
e. TBC serum : meningkat (DB)
f. Feritin serum : meningkat (DB)
g. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
h. LDH serum : menurun (DB)
i. Tes schilling : penurunan eksresi vitamin B12 urine (AP)
j. Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut / kronis (DB)
k. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorik bebas (AP).
l. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam
jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal:
peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah
(aplastik)
m. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan
GI (Doenges, 1999).

G. Komplikasi
1. Gagal jantung
Anemia akan menginduksi terjadinya mekanisme kompensasi terhadap
penurunan konsentrasi Hb untuk memenuhi kebutuhan oksigen jaringan. Pada
keadaan anemia, jantung akan meningkatkan venous return Maka sesuai mekanisme
Frank-Starling, jantung akan meningkatkan stroke volume, sehingga dapat terjadi
hipertrofi ventrikel kiri,dengan miofibril jantung yang memanjang, gagal jantung
kongestif, kejadian gagal jantung berulang dan kematian.
2. Gagal ginjal
Dengan berkurangnya asokan oksigen ke jaringan misalnya pada ginjal akan
terjadi kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
3. Hipoksia
Hiposia adalah penurunan pemasokan oksigen ke jaringan sampai ditingkat
fisiologik. Hb berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika terjadi
penurunan Hb maka akan terjadi hipoksia bahkan dapat menyebabkan kematian.
Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan
dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat

13
badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh,
termasuk otak. (Price &Wilson, 2006)

H. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang. Penatalaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya yaitu

1. Anemia Aplastik
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif dengan
antithimocyte globulin (ATG) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10
hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum tulang tidak berhasil. Bila
diperlukan dapat diberikan RBC rendah leukosit dan platelet (Nurarif dan Kusuma,
2015).
2. Anemia pda penyakit ginjal
Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat. Jika
tersedia dapat diberikan eritropin rekombinan (Nurarif dan Kusuma, 2015).
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan
untuk anemianya. Dengan menangani kelainan yang mendasarinya maka anemia
akan terobati dengan sendirinya (Nurarif dan Kusuma, 2015).
4. Anemia pada defisiensi besi dan asam folat
Menurut Amalia dan Tjiptaningrum (2016), penatalaksanaan anemia defisiensi zat
besi yaitu:
a. Terapi zat besi oral: pada bayi dan anak terapi besi elemental diberikan dibagi
dengan dosis 3-6 mg/kgBB/hari diberikan dalam dua dosis, 30 menit sebelum
sarapan pagi dan makan malam. Terapi zat besi diberikan selama 1 sampai 3
bulan dengan lama maksimal 5 bulan. Enam bulan setelah pengobatan selesai
harus dilakukan kembali pemeriksaan kadar Hb untuk memantau keberhasilan
terapi.
b. Terapi zat besi intramuscular atau intravena dapat dipertimbangkan bila respon
pengobatan oral tidak berjalan baik, efek samping dapat berupa demam, mual,
urtikaria, hipotensi, nyeri kepala, lemas, artragia, bronkospasme sampai relaksi
anafilaktik.
c. Transfusi darah diberikan apabila gejala anemia disertai risiko terjadinya gagal
jantung yaitu pada kadar Hb 5-8g/dL. Komponen darah yang diberikan berupa
suspensi eritrosit (PRC) diberikan secara serial dengan tetesan lambat.
Pada anemia defisiensi asam folat diberikan asam folat 3 x 5 mg/hari (Nurarif
dan Kusuma, 2015).
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12. Bila defisiensi
disebabkan oleh defek absorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat
diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM

14
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia, terapi vitamin B12 harus diteruskan
selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat pada pasien dengan gangguan absorbsi,
penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari secara IM
(Nurarif dan Kusuma, 2015).
6. Anemia pasca perdarahan
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat diberikan
cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia (Nurarif dan Kusuma,
2015).
7. Anemia hemolitik
Dengan pemberian transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis (Nurarif
dan Kusuma, 2015).

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Contoh Kasus :

15
Ny. R masuk RSUP Kariadi pada malam hari tanggal 23 Juli 2017 pukul 19.00 Wib
melalui ruang IGD, klien masuk IGD dengan keluhan utama pusing, sakit kepala, klien
mengeluh pandangan kabur, badannya terasa lemah, dan cepat lelah saat beraktivitas, klien
tampak pucat, lemah, konjungtiva anemis, akral klien dingin dan berkeringat, mukosa bibir
kering, riwayat menstruasi sejak 7 hari yang lalu, Kesadaran klien compos mentis, setelah
dikaji oleh perawat klien 5 kali ganti pembalut dalam sehari dengan 4 pembalut penuh
sehingga klien mengatakan 4 kali mengganti celana dalam, dan riwayat mestruasi tidak
teratur. Perawat melakukan pemeriksaan diagnostik atas saran dokter yaitu pemeriksaan darah
lengkap, didapatkan hasil HB klien : 8 gr/dl, Ht : 19%, trombosit : 110.000/ul, leukosit :
3.900/ul, CRT>2dtk, Klien mengatakan cemas dengan penyakitnya dan ingin cepat pulang.
Hasil TTV: TD: 80/60 mmHg, N : 120 x/menit, RR : 23x/menit, S: 36,5 c. Klien
mengatakan selama menstruasi tidak meminum obat penambah darah/ suplemen tambah
darah. Buatlah asuhan keperawatan sesuai dengan kasus diatas.

A. Pengkajian
1. BIODATA
a. Nama pasien : Ny. R
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Agama : Islam
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh pusing, sakit kepala
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. R masuk RSUP Kariadi pada malam hari tanggal 23 Juli 2017 pukul 19.00
Wib melalui ruang IGD. Pasien mengeluh pandangan kabur, badannya terasa
lemah, dan cepat lelah saat beraktivitas, pasien tampak pucat, lemah, konjungtiva
anemis, akral pasien dingin dan berkeringat, mukosa bibir kering. Setelah dikaji
oleh perawat pasien 5 kali ganti pembalut dalam sehari dengan 4 pembalut penuh
sehingga pasien mengatakan 4 kali mengganti celana dalam, dan riwayat mestruasi
tidak teratur.

4. POLA FUNGSIONAL
a. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan segala aktivitas sendiri

16
Setelah sakit : pasien untuk keperluan mandi, berpakaian, eliminasi, dan makan
sebagian memerlukan bantuan orang lain. Pasien mengatakan cepat lelah saat
beraktivitas
b. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit : pasien tidak mempunyai masalah dalam pola tidur
Setelah sakit : karena kondisi pasien yang lemah maka pola tidur pasien sedikit
terganggu dan tidak nyenyak
c. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : pasien tidak mengalami gangguan makan, makan dengan mandiri
Setelah sakit : selama sakit pasien dibantu oleh keluarga, karena merasa lemah dan
pusing
d. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : -
Setelah sakit : -
e. Pola Koping
Sebelum sakit : pasien tidak ada masalah dalam beraktivitas
Setelah sakit : masalah yang dirasakan selama sakit yaitu pusing, sakit kepala,
lemah, pandangan kabur
f. Pola Konsep Diri
Sebelum sakit : harga diri tinggi, disiplin dan mandiri
Setelah sakit : berusaha untuk mandiri, tapi pasien mengalami kesulitan sehingga
dibantu oleh keluargannya
g. Personal Hygiene
Sebelum sakit : pasien dapat membersihkan tubuh secara bersih dan mandiri
Setelah sakit : personal hygiene pasien dibantu oleh keluarga
h. Pola Psikologis
Sebelum sakit : pasien tidak ada masalah dalam psikologisnya
Setelah sakit: pasien merasa lemah dan sakit kepala
i. Pola Peran dan hubungan
Sebelum sakit : pasien dapat berhubungan atau berkomunikasi dengan siapapun,
baik keluarga maupun petugas kesehatan
Setelah sakit :
j. Pola Kognitif
Sebelum sakit : pasien tidak ada masalah dalam hal kecerdasan

17
Setelah sakit : pasien masih mampu untuk berbicara, membaca, berfikir, daya
ingat baik, bias berinteraksi dengan orang-orang yang berada disekitarnya, baik
keluarga, dokter, perawat maupun orang lain
k. Pola Seksual dan reproduksi
Sebelum sakit : pasien tidak ada masalah dalam BAK dan BAB. Pasien lancar
setiap bulan dalam menstruasi
Setelah sakit : menstruasi tidak teratur. Pasien mengatakan ganti pembalut dalam
sehari 4x
l. Pola Nila dan Kepercayaan
Sebelum sakit : pasien tidak ada masalah dalam beribadah
Setelah sakit : pasien mengalami perubahan dalam beribadah karena kondisi
pusing, lemah dan sakit kepala
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran: Compos Mentis
b. TTV
TD : 80/60 mmhg
RR : 23x/menit
N : 120x/menit
S : 36,5° C
c. Kepala
- Mulut : Tampak pucat, mukosa kering, pada lidah tidak didapatkan
atropi papil
- Mata : Anemis, tidak ada ikterus
- Leher : JVP :PR + 0 cmH20, tidak ada pembesaran kelenjar.
d. Pemeriksaan Dada
1) Paru
Inspeksi : Bentuk simetris, inpansi dada simetris.
Palpasi : Tidak ada benjolan, nyeri tekan, dan tanda-tanda fraktur.
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas dasar vesicular dan tidak didapatkan suara
nafas tambahan.
2) Jantung

18
Inspeksi : Thorak tidak didapatkan spider nevi.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan benjolan
Perkusi : Pekak, batas-batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung pertama dan kedua tunggal, teratur, tidak ada
suara tambahan.
3) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Tidak ada benjolan, lesi, asites dan caput meduse
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan terhadap abdomen dan tidak teraba
keras dibagian perut/tidak ada masa, tidak ditemukan distensi
abdomen, kolateral, Hati dan limpa tidak membesar
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usung ± 8x/menit
e. Anus : Pemeriksaan rectal toucher didapatkan tonus
sphincter ani normal, mucosa licin , tidak ada massa
dan terdapat melena.
f. Ekstermitas : Teraba dingin dan berkeringat
6. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan diagnostik
HB : 8 gr/dl
Ht : 19%
Trombosit : 110.000/ul
Leukosit : 3.900/ul

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini

C. Intervensi

No. Diagnosa Keperwatan NOC NIC

19
1. Kekurangan volume Setelah dilakukan Manajemen Cairan (4120):
cairan berhubungan tindakan keperawatan 1. Monitor tanda-tanda
dengan kehilangan cairan selama 2x24 jam vital pasien.
aktif diharapkan volume 2. Monitor status hidrasi.
(00027, domain 2: nutrisi, cairan tubuh terpenuhi, 3. Kolaborasi dengan
kelas 5: hidrasi) dengan kriteria hasil tenaga gizi dalam
sebagai berikut: pemberian nutrisi.
NOC: Keseimbangan 4. Berikan produk-produk
cairan (0601) darah jika perlu.
1. TTV dalam batas 5. Konsultasikan dengan
normal dokter jika tanda dan
2. Intake dan output gejala menetap atau
dalam 24 jam memburuk.
seimbang
3. Turgor kulit baik
4. Hematokrit dalam
batas normal
2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Activity Therapy
berhubungan tindakan keperawatan 1. Bantu
denganketidakseimbangan klien untuk
selama 2x24 jam mengidentifikasi
antara suplai dan aktivitas yang mampu
kebutuhan oksigen diharapkan intoleransi dilakukan
aktifitas dapat teratasi, 2. Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
dengan kriteria hasil sesuai dengan
sebagai berikut kemampuan fisik,
psikologi dan social
NOC : Activity 3.  Bantu untuk
tolerance mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
1. Berpartisipasi aktivitas yang
dalam aktivitas diinginkan
fisik tanpa disertai 4.  Jelaskan manfaat
peningkatan aktifitas bertahap
tekanan darah, 5. Evaluasi dan motivasi
nadi dan RR keinginan pasien untuk
2.  Mampu meningkatkan aktivitas
melakukan 6. Tetap sertakan oksigen
aktivitas sehari- saat aktifitas.
hari (ADLs) secara

20
mandiri Monitoring vital sign
3. Tanda-tanda vital
normal 1. Pantau v/s sebelum,
4. Mampu berpindah: selama, dan setelah
dengan atau tanpa aktifitas selama 3-5
bantuan alat menit.
5.  Status sirkulasi
baik.
6.   Status respirasi :
pertukaran gas dan
ventilasi adekuat

3. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Anxiety Reduction


dengan ancaman pada asuhan keperawatan
status terkini 1. Mendengarkan
selama 2x24 jam penyebab kecemasan
klien dengan penuh
diharapkan klien empati dan perhatian
tidak mengalami 2. Observasi tanda verbal
dan non verbal dari
kecemasan dengan kecemasan klien
kriteria hasil; 3. Menganjurkan
keluarga untuk tetap
NOC: anxieti level mendampingi klien
1. Kecemasan pada 4. Mengurangi atau
menghilangkan
klien berkurang rangsangan yang
dari skala 2 menyebabkan
kecemasan pada klien
menjadi skala 4 5. Meningkatkan
2. Klien tidak pengetahuan klien
mengenai Anemia
melakukan 6. Menginstruksikan
gerakan yang klien untuk
menggunakan teknik
irrelevan relaksasi nafas dalam
3. Klien tidak gelisah 7. Menganjurkan klien
untuk berdoa dan
4. Wajah tidak mensuport klien untuk
tegang tetap semangat serta
meyakinkan bahwa
5. Ekstremitas tidak penyakitnya dapat
menunjukkan disembuhkan
terjadi tremor
6. Tidak mengalami
takhikardi
7. Klien tidak
menunjukkan

21
peningkatan
frekuensi
pernafasan
8. Tidak ditemukan
tanda
vasokontriksi
superfisial
9. Tidak ditemukan
tanda eksitasi
kardiovaskular

D. Implementasi

N WAK IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


O TU
D
X
1 Senin ManajemenCairan
23 Juli 1. Memonitor tanda-tanda vital klien
2018 TD : 80/60 mmHg
(19.30 N : 120x/menit
WIB) RR : 23x/menit
S : 36,5oC
2. Memonitor status hidrasi
Keadaanklien compos mentis, terlihatlemah, pucat,
mukosabibirkering
3. Memberikan cairan tambahan
NaCL 20 tpm, pemasangan DC
4. Melakukan Kolaborasi dengan tenaga gizi dalam pemberian
nutrisi.
Pemberian diet lunak, makan di bantu keluarga
5. Memberikan produk-produk darah jika perlu
Hb : 8 gr/dl
Tranfusi darah RBC 250 CC 16 tpm

22
2 Senin Activity Therapy
23 Juli 1. Membantuklienuntukmengidentifikasiaktivitas yang
2018 mampudilakukan
(19.45 Klienmengatakancepatlelahsaatberaktivitas, aktivitas dibantu
WIB) keluarga
2. Membantuklienuntukmendapatkanalatbantuanaktivitassepertik
ursirodadankrek
Klienmengatakanbadannyaterasalemah, pusing,
danpandangankabur
3. Menganjurkan keluarga untuk tetap mendampingi klien
Keluarga menemani klien selama klien dirawat di rumah sakit

N WAK IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


O TU
D
X
3 Senin Anxiety Reduction
23 Juli 1. Mendengarkan penyebab kecemasan klien dengan penuh
2018 empati dan perhatian
(19.50) Klienhanyamengatakancemasterhadappenyakitnya, lemas,
ingin cepat sembuh
2. Observasi tanda verbal dan non verbal dari kecemasan klien
Klienmengatakancemasdenganpenyakitnyadaningincepatpulan
g
3. Meningkatkan pengetahuan klien mengenai Anemia
Selamamenstruasiberlangsung,
klientidakmeminumobatpenambahdarahatausuplementambahda
rah. Klien diberikan pengetahuan tentang anemia dan sudah
mulai mengerti
1 Selasa ManajemenCairan
24Juli 6. Memonitor tanda-tanda vital pasien
2018 TD : 120/80 mmHg
(06.30 N : 120x/menit
WIB) RR : 22x/menit

23
S : 36 oC
7. Memonitor status hidrasi
Keadaanpasiencompos mentis,mukosabibirlembab
8. Memberikan produk-produk darah jika perlu
Hb 9,1 gr/dl
Tranfusi darah RBC 250 CC 16-20 tpm

(07.30
WIB)
2 Selasa Activity Therapy
24Juli 1. Membantuklienuntukmengidentifikasiaktivitas yang
2018 mampudilakukan
(09.00 Kliendapatmakansendiri sedikit, mandi dan BAB dibantu
WIB) keluarga
2. Membantuuntukmendapatkanalatbantuanaktivitassepertikursiro
da, krek
Klienmerasaterbantudenganpemberianalatbantuanaktivitas
3 Selasa Anxiety Reduction
24Juli 1. Mendengarkan penyebab kecemasan klien dengan penuh
2018 empati dan perhatian
(09.20 Kliendapatmenjelaskanpenyebabkecemasan yang dirasakan
WIB) 2. Observasi tanda verbal dan non verbal dari kecemasan klien
Klienmengatakankecemasan yang dirasakanberkurang
3. Meningkatkan pengetahuan klien mengenai Anemia
KlienmengetahuitentangAnemiadancaramengatasinya

E. Evaluasi

24
No.
Tgl / jam Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf
Dx
1 Senin, 23 Juli S :
2018 Klien mengatakan keluarga membantu saat klien makan.
(23.00 WIB) O:
 TD : 80/60 mmhg
 N : 120 x/menit
 RR 23 x/menit
 S 36,5 C
 Hb : 8 gr/dl
 Tranfusi RBC 250 cc 16tpm
 Kesadaran compos mentis, lemah, pucat, mukosa bibir kering,
diit lunak
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
2 Senin, 23 Juli S :
20118 Klien mengatakan cepat lelah saat beraktifitas, badan terasa
(23.00 WIB) lemah, pusing, pandangan kabur
O:
 Aktivitas dibantu keluarga
 Keluarga mendampingi pasien
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3
3 Senin, 23 Juli S :
2018  Klien mengatakan cemas terhadap penyakitnya, lemas dan
(23.00 WIB) cepat ingin sembuh
 Klien mengatakan ingin cepat pulang
 Klien mengatakan tidak meminum obat penambah darah
selama
O:
Klien tampak sudah mulai mengerti

25
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3
1 Selasa, 24 S:
Juli 2018 O:
(06.30 WIB)  Keadaan pasien compos mentis
 Mukosa bibir lembab
 Turgor kulit baik
 TD : 120/80 mmHg
 N : 120x/menit
 RR : 22x/menit
 S : 36 oC
 Hb 9,1 gr/dl
A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi
2 Selasa, S:
24Juli 2018 Klien mengatakan merasa terbantu dengan pemberian alat
(09.00 WIB) bantu aktivitas.

O:

 TD : 120/80 mmHg
 N : 120x/menit
 RR : 22x/menit
 S : 36 oC
 Klien dapat makansendiri sedikit
 Klien mandi dan BAB dibantu keluarga
 Pasienmenggunakanalat bantu kursirodauntukberpindah
A:

Masalah teratasi sebagian

26
P:

Lanjutkan intervensi

3 Selasa, 24 S:
Juli 2018  Klienmenjelaskanmengenaipenyebabkecemasan yang
(09.20 WIB) dirasakan
 Klienmengatakankecemasanberkurang
 Klienmenjelaskanmengenaianemiadancaramengatasinya
O:
 Klientampaktenang
 N : 120x/menit
 RR : 22x/menit
A:

Masalah teratasi

P:

Pertahankan intervensi

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Anemia didefinisikan sebagai menurunnya konsentrasi hemoglobin dan masa
eritrosit pada tubuh manusia yang menyebabkan turunnya oksigen yang dibawa oleh sel

27
darah merah yang akan dikirim keseluruh jaringan dengan ditandai adanya kelemahan,
pucat, kelelahan, dypsneu, takikardi dan akral dingin.
Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau
hematokrit yang dianggap sudah anemia. Batas teresbut dapat dipengaruhi oleh usia,
jenis kelamin dan ketinggian daerah tempat tinggal. Untuk mendiagnosis anemia
defisiensi zat besi dapat melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Penatalaksanan anemia adalah dengan pemberian tablet Fe secara oral maupun parental
serta melalui transfusi darah.

B. Saran
Semoga makalah dari kelompok kami dapat memberikan sumbangsih nyata dalam
meningkatkan pengetahuan bagi pembaca khususnya di bidang kesehatan, serta dapat
mendorong dilakukanya penelitian lebih lanjut tentang anemia. Kami menyadari bahwa
makalah ini memiliki banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi, oleh
karena itu kritik dan saran sangat kami harapakan untuk lebih menyempurnakan makalah
ini, agar lebih baik dan bermanfaat untuk kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, A., & Tjiptaningrum, A. (2016). Diagnosis dan Tatalaksana Anemia Defisiensi Besi.
Majority, 5(5):166-169.

28
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
medis dan nanda nic-noc edisi revisi jilid 2. Yogyakarta: Mediaction.

Sudoyo A, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI; 2010.

Smeltzer, C.S.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi 8.
Jakarta : EGC

Tarwoto, Ns. dkk. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta : Salemba
Medika.

Handayani, W dan Haribowo, A.S 2008. “Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi”. Salemba medika: Jakarta.

Briawan. 2013. “Anemia : masalah gizi pada remaja wanita”. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

29

Anda mungkin juga menyukai

  • Wa0000.
    Wa0000.
    Dokumen8 halaman
    Wa0000.
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Kasus Av Shunt
    Kasus Av Shunt
    Dokumen28 halaman
    Kasus Av Shunt
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Anemia Fix 1111
    Anemia Fix 1111
    Dokumen32 halaman
    Anemia Fix 1111
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Woc Mow
    Woc Mow
    Dokumen1 halaman
    Woc Mow
    Ria suriantisyam
    0% (1)
  • Pathway Abortus
    Pathway Abortus
    Dokumen1 halaman
    Pathway Abortus
    Seo Hyun Gi
    Belum ada peringkat
  • Askep Vertigo
    Askep Vertigo
    Dokumen15 halaman
    Askep Vertigo
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen7 halaman
    Makalah
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Askep Acites
    Askep Acites
    Dokumen21 halaman
    Askep Acites
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • PORTOFOLIO
    PORTOFOLIO
    Dokumen3 halaman
    PORTOFOLIO
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • KONTRAK BELAJAR Perina
    KONTRAK BELAJAR Perina
    Dokumen4 halaman
    KONTRAK BELAJAR Perina
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Abstrak DHF
    Abstrak DHF
    Dokumen5 halaman
    Abstrak DHF
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Proposal Tak PK Di Ruang Garuda
    Proposal Tak PK Di Ruang Garuda
    Dokumen15 halaman
    Proposal Tak PK Di Ruang Garuda
    Yaya Marhama
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Individu
    Jurnal Individu
    Dokumen2 halaman
    Jurnal Individu
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • KONTRAK BELAJAR Perina
    KONTRAK BELAJAR Perina
    Dokumen4 halaman
    KONTRAK BELAJAR Perina
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • KONTRAK BELAJAR Perina
    KONTRAK BELAJAR Perina
    Dokumen4 halaman
    KONTRAK BELAJAR Perina
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Gizi
    Gizi
    Dokumen16 halaman
    Gizi
    Rafika Triana Putri
    Belum ada peringkat
  • Cek List Phlebitis
    Cek List Phlebitis
    Dokumen2 halaman
    Cek List Phlebitis
    swesty
    Belum ada peringkat
  • Infus
    Infus
    Dokumen6 halaman
    Infus
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • SP Jiwa
    SP Jiwa
    Dokumen10 halaman
    SP Jiwa
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Laporan - Pendahuluan RBD
    Laporan - Pendahuluan RBD
    Dokumen17 halaman
    Laporan - Pendahuluan RBD
    Endang Junaela
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Asam Urat
    Leaflet Asam Urat
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Asam Urat
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Infus
    Infus
    Dokumen6 halaman
    Infus
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Obat-Obat Emergensi
    Obat-Obat Emergensi
    Dokumen29 halaman
    Obat-Obat Emergensi
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Strategi Pelaksanaan
    Strategi Pelaksanaan
    Dokumen6 halaman
    Strategi Pelaksanaan
    Diyanti W P
    Belum ada peringkat
  • SP Defisit Perawatan Diri
    SP Defisit Perawatan Diri
    Dokumen12 halaman
    SP Defisit Perawatan Diri
    anisa
    100% (1)
  • SP HDR
    SP HDR
    Dokumen10 halaman
    SP HDR
    miftah
    Belum ada peringkat
  • PX Ke2 & Ebp
    PX Ke2 & Ebp
    Dokumen15 halaman
    PX Ke2 & Ebp
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Dinas
    Jadwal Dinas
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Dinas
    Ria suriantisyam
    Belum ada peringkat
  • SP Halusinasi
    SP Halusinasi
    Dokumen10 halaman
    SP Halusinasi
    dewiarisanti
    Belum ada peringkat