Dasar hukum
Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992
Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum
pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut
"penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak
legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh
"tertanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya
ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim pada masa depan, biaya
administratif, dan keuntungan.
Contohnya: seorang pasangan membeli rumah seharga Rp100 juta. Mengetahui bahwa
kehilangan rumah mereka akan membawa mereka kepada kehancuran finansial, mereka
mengambil perlindungan asuransi dalam bentuk kebijakan kepemilikan rumah. Kebijakan
tersebut akan membayar penggantian atau perbaikan rumah mereka bila terjadi bencana.
Perusahaan asuransi mengenai mereka premi sebesar Rp1 juta per tahun. Risiko kehilangan
rumah telah disalurkan dari pemilik rumah ke perusahaan asuransi.
Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi
atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246:[3]
"Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung mengikatkan
diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”
Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara
tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang
material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun
tidak. Artinya adalah: si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas
segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus
memberikan keterangan yang jelas dan benar atas objek atau kepentingan yang
dipertanggungkan.
Proximate cause
Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan
suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang
baru dan independen.
Indemnity
Subrogation
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.
Contribution
Pengetahuan Umum
Asuransi
Fungsi Asuransi
Eko 12/24/2015
Fungsi Asuransi secara umum adalah Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan
resiko kepada satu atau beberapa penanggung yang bersifat insurable. Disamping sebagai bentuk
pengendalian risiko (secara finansial), asuransi juga memiliki 2 bagian fungsi dari asuransi yaitu:
1. Fungsi Primer
Pengalihan Resiko – Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian
(chance of loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu atau beberapa
penanggung (a risk transfer mechanism).
Penghimpun Dana – Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan
dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut berupa
premi atau biaya ber- asuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung.
Premi Seimbang – Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang
dilakukan oleh masing – masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan
resiko yang dialihkannya kepada penanggung (equitable premium).
2. Fungsi Sekunder
Export Terselubung – Sebagai penjualan terselubung komoditas atau barang-barang tak nyata
keluar negeri.
Perangsang Pertumbuhan Ekonomi – untuk merangsang pertumbuhan usaha, mencegah
kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial dan sebagai tabungan.
Pengertian Asuransi
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana
perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain
sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga
yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan
pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin
perlindungan tersebut.[2]
Manfaat Asuransi
Memberikan Rasa aman – Bagi individu, keluarga maupun kegiatan usaha, adanya
proteksi asuransi, untuk menghadapi risiko yang penuh ketidakpastian, dapat
memberikan ketenangan batin dan meningkatkan rasa percaya diri.
Sebagai Pengendalian kerugian – ebelum melakukan akseptasi pihak asuransi
seringkali melakukan survey lapangan dan memberikan rekomendasi kepada
tertanggung/nasabah untuk menyelenggarakan upaya-upaya pencegahan dan
penanggulangan kerugian.
Untuk Dana Investasi – Untuk penunjang pendapatan non operasional melalui
pendapatan hasil investasi atas premi-premi yang berakumulasi.
Tujuan Asuransi
Untuk Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu
pihak.
Untuk Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya
tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang
jumlahnya tidak tentu.
Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan
dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa.
Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak dapat
berfungsi.
Jenis-Jenis Asuransi
1. Asuransi Jiwa
Untuk menanggung orang dari kerugian finansial tidak terduga yang disebabkan oleh risiko
kematian atau risiko hidup terlalu lama.
2. Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan merupakan sebuah produk asuransi yang khusus menangani masalah
kesehatan akibat suatu penyakit dan menanggung proses perawatan kepada pada anggota
asuransi nya. Umumnya termasuk melindungi dan menanggung pada cedera, cacat, sakit, dan
kematian karena kecelakaan.
Hal inilah yang menjadi perhatian para penyedia layanan jasa asuransi untuk membantu Anda
dalam memberikan jaminan kesehatan seperti contohnya biaya rawat inap dan biaya operasi.
tujuannya memberikan kepastian pendapatan pemegang polis ketika telah menjalani masa
pensiun dan kepada keluarganya apabila tertanggung meninggal dunia.
4. Asuransi Kendaraan
Untuk memberikan jaminan perlindungan dari kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor,
Kerugian atau kerusakan yang ditanggung oleh pihak penyedia jasa asuransi kendaraan bermotor
yaitu: Pencurian, Kecelakaan lalu lintas seperti benturan, tabrakan.
6. Asuransi Pendidikan
Merupakan sebuah solusi cerdas untuk menjamin kehidupan menjadi lebih baik karena bisa
sebagai alternatif tabungan pendidikan bagi anak yang direncanakan akan menjalani masa
sekolah hingga Perguruan Tinggi. Asuransi pendidikan terbagi menjadi dua jenis, yaitu proteksi
dan investasi yang memiliki layanan berbeda.
7. Asuransi Syariah
Fungsi Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah
orang melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui Akad yang sesuai dengan syariah.
Referensi
1. ↲ http://insurance.blog.gunadarma.ac.id
2. ↲ https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi
3. ↲ http://asuransisyariah.asia
http://www.fungsiklopedia.com/fungsi-asuransi/
Manfaat Asuransi
Mengikuti program asuransi memberikan banyak manfaat yang luas. Manfaat asuransi atau dapat
juga dikatakan peran asuransi bisa dalam kehidupan atau untuk pribadi, keluarga, masyarakat
maupun juga negara. Berikut ini beberapa manfaat mengikuti program asuransi (materi Training
Konsultan Asuransi Tafakul Keluarga, 1997).
Ilustrasi informasi Asuransi
Berikut beberapa Istilah penting yang harus diketahui dalam mempelajari, memahami dan
menjalankan asuransi.
Polis adalah surat perjanjian yang berisi perjanjian asuransi antara penanggung dengan
pemegang polis
Pemohon (Applicant) dapat didefinisikan sebagai orang yang mengajukan permintaan
sebuah asuransi jiwa, jika asuransi disetujui maka pemohon akan menjadi pemegang
polis.
Pemegang Polis (Policy Owner) memiliki pengertian sebagai pemegang polis.
Tertanggung (Insured) adalah seseorang yang jiwanya ditanggungkan ataupun
diasuransikan.
Penerima Uang Pertanggungan (Beneficiary) adalah orang atau beberapa dari orang yang
ditunjuk untuk menerima suatu manfaat asuransi ataupun pertanggungan.
Nilai/Uang Pertanggungan adalah sejumlah uang yang tercantum dalam polis yang akan
dibayarkan oleh penanggung kepada Pemegang Polis yang ditunjuk sesuai dengan apa
yang diperjanjikan.
Premi adalah sejumlah uang yang tercantum dalam polis yang disetujui oleh suatu
pemegang polis untuk dibayarkan kepada penanggung sesuai dengan yang diperjanjikan.
Nilai Tunai adalah sejumlah uang yang merupakan nilai polis yang akan dibayarkan
kepada Pemegang Polis atau yang ditunjuk ketika polis tersebut dibatalkan sebelum masa
asuransi berakhir atau pada saat tertanggung itu meninggal dunia.
Insurable Interest adalah hubungan antara tertanggung dan subjek yang diasuransikan
perusahaan yang bersangkutan terhadap hal-hal yang memiliki potensi menyebabkan
bahaya kerugian secara keuangan bagi tertanggung serta bentuk pertanggungan yang
disepakati dalam kontrak.
Pengaturan Asuransi
Berbicara mengenai asuransi maka erat kaitannya dengan hukum perdata dengan segala ciri
cirinya. Dengan adanya Undang Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, maka
asuransi sebagai sebuah unit kegiatan usaha atau bisnis juga dapat diatur.
Hukum asuransi pada dasarnya berisikan ketentuan berkaitan dengan hak dan kewajiban para
pihak sebagai akibat dari perjanjian pengalihan dan penerimaan risiko oleh para pihak.
Hukum asuransi pada pokoknya merupakan objek hukum perdata. Dalam hal ini maka selain
yang diatur secara khusus dalam KUHD, sebagai sebuah perjanjian, maka ketentuan untuk
asuransi diatur dalam KUHPerdata.
Terkait mengenai syarat sahnya perjanjian, hal ini diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Dalam
Pasal 1320 dinyatakan ada empat buah syarat sah perjanjian, yakni.
Terkait dengan bunyi pasal di atas, asuransi digolongkan sebagai perjanjian untung untungan
seperti perjudian. Karakteristik perjanjian untung untungan adalah berdasarkan kemungkinan
yang sangat bersifat spekulatif dengan tujuan utama hanya kepentingan keuangan, padahal
perjanjian asuransi pada dasarnya mempunyai tujuan yang lebih pasti, yaitu memperalihkan
risiko yang sudah ada yang berkaitan pada kemanfaatan ekonomi tertentu sehingga tetap di
posisi yang sama.
Kitab Undang Undang Hukum Dagang dalam Pasal 246 memberi definisi asuransi adalah:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian. Kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”
Bahaya kebakaran
Bahaya bahaya yang mengancam hasil hasil pertanian yang belum panen
Jiwa seseorang atau lebih
Bahaya laut dan perbudakan
Bahaya yang mengancam pengangkutan di daratan, sungai sungai dan perairan darat.
Dari pelbagai macam asuransi yang disebutkan dalam hukum Dagang, dapat dilakukan
penggolongan besar sebagai berikut;
Asuransi kerugian atau asuransi umum yang terdiri dari asuransi kebakaran dan asuransi
pertanian.
Asuransi jiwa
Asuransi pengangkutan laut, darat, sungai
Berdasarkan jenis jenis asuransi yang ada di KUH Dagang, asuransi lebih menitikberatkan
kepada asuransi kerugian saja. Padahal telah terdapat jenis produk asuransi yang memerlukan
pengaturan, seperti asuransi kesehatan, asuransi kendaraan bermotor, hingga asuransi
penerbangan yang belum diatur dalam KUH Dagang.
Akan tetapi di dalam KUH Dagang juga terdapat kemungkinan asuransi yang lebih luas seperti
bunyi di dalam Pasal 268 KUH Dagang.
“Suatu pertanggungan dapat mengenai segala kepentingan yang dapat dinilaikan dengan uang,
dapat diancam oleh sesuatu bahaya dan tidak dikecualikan oleh Undang Undang.”
Dilihat dari penjelasan Pasal 268 KUH Dagang, definisi tersebut tidak lagi cukup
mengakomodasi kepentingan masyarakat saat ini karena kepentingan yang diasuransikan tidak
lagi terbatas pada kepentingan yang dapat dinilaikan dengan uang sebagaimana halnya dengan
jiwa seseorang.
Batasan atas objek asuransi yang ada di dalam Pasal 268 KUH Dagang meliputi objek asuransi
atau kepentingan yang dapat dinilaikan dengan uang. Dapat diancam oleh suatu bahaya dan tidak
dikecualikan oleh Undang Undang sudah tidak sesuai dengan perkembangan industri asuransi.
3. Pengaturan Asuransi Dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian
Kebutuhan akan asuransi yang makin berkembang dari zaman ke zaman memerlukan aturan
yang makin dapat mencakup kebutuhan pengaturan asuransi secara keseluruhan . Undang
Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian menjadi titik perkembangan pengaturan
terkait dengan perasuransian yang semakin hari semakin dibutuhkan.
Undang Undang Nomor 2 Tahun 1992 memberi pengertian asuransi atau pertanggungan adalah
sebagai berikut.
“Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi. Untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung atas kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga.”
Sebagai sebuah bisnis, pengaturan asuransi dalam undang undang ini masih mengacu terkait
bahwa asuransi merupakan suatu perjanjian, tidak dapat dipungkiri merupakan penyempurnaan
definisi yang ada di dalam KUH Dagang.
https://belapendidikan.com/pengaturan-asuransi/
Penggolongan Asuransi
Asuransi dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
Asuransi sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan semata-mata dilakukan
atas kesadaran seseorang akan kemungkinan terjadinya resiko kerugian atas sesuatu yang
dipertanggungkan.
Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang
pelakasanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha perasuransian dibagi
menjadi beberapa jenis :
a. Usaha Asuransi
Asuransi kerugian
Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup resiko kebakaran.
Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan penanggung atau perusahaan asuransi
akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan
saat pelayaran.
Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan kedala kedua
asuransi diatas, missal : asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, dan lain
sebagainya.
b. Asuransi jiwa (life insurance)
Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan resiko yang
dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa
memberikan:
Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance): Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam
suatu nilai tertentu dengan premi yang dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan,
semesteran, dan tahunan).
Asuransi jiwa kelompok (group life insurance): Asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada
pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang di bawah satu polis induk di mana masing-
masing anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.
Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance): Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah
nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis
kepada agen yang disebut debit agent.
3. Reasuransi (reinsurance)
Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi dari
asuransi. Reasuransi adalah suatu system penyebaran resiko dimana penanggung menyebarkan
seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain.
Penyebaran resiko tersebut dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu koasuransi dan
reasuransi. Koasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu objek
asuransi. Sedangkan reasuransi adalah proses untuk untuk mengasuransikan kembali
pertanggung jawaban pada pihak tertanggung.
https://forum.teropong.id/2017/01/20/pengertian-asuransi-unsur-jenis-prinsip-penggolongan-manfaat-
dan-pengaturan-asuransi/
Asuransi Jiwa Unit Link adalah kontrak asuransi yang memberikan manfaat perlindungan dengan premi rendah
sekaligus investasi. Jenis asuransi ini memberikan manfaat perlindungan asuransi kematian dan investasi sekaligus.
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/60
Asuransi Kredit
Asuransi yang memberikan perlindungan dan menjamin tertanggung selaku penerima kredit/debitur apabila
Meninggal dunia karena kecelakaan Meninggal dunia karena sakit (alami) Cacat tetap karena kecelakaan, sehingga
tidak dapat melanjutkan kewajibannya kepada Bank atau Pemberi kredit (kreditur), maka terhadap resiko-resiko
tersebut perusahaan Asuransi sebagai penanggung berkewajiban melunasi pinjaman atau kewajiban tertanggung.
Asuransi yang memberikan perlindungan dan menjamin tertanggung selaku penerima kredit/debitur apabila
mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga tidak dapat melanjutkan kewajibannya kepada Bank atau
Pemberi kredit (kreditur), maka terhadap resiko-resiko tersebut perusahaan Asuransi sebagai penanggung
berkewajiban melunasi pinjaman atau kewajiban tertanggung.
Manfaat
Dalam program Asuransi kredit ada 3 jenis pertanggungan yang dijamin yaitu:
Pembayaran sisa pinjaman tanpa tunggakan dan bunga Pembayaran sisa pinjaman ditambah tunggakan dan bunga
maks 3 bulanPembayaran sebesar pinjaman awal (full limit)
Debitur yang dapat dijamin adalah yang berusia 20 – 64 tahun dengan maksimal usia pada saat kredit lunas adalah
65 tahun dan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dengan rumusan:
x + n = 65.
x = usia
n = masa Asuransi/masa pinjaman
Mempelajari dengan baik proposal penawaran yang diajukan oleh agen/broker terutama atas resiko yang dijamin
dan tidak dijamin, persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, cara pembayaran premi, kewajiban tertanggung
dalam hal terjadi kerugian atau kerusakan. Memastikan kesehatan keuangan dari perusahaan Asuransi yang akan
menjamin resiko. Menanyakan kartu keagenan dari agen yang menawarkan jika melalui agen. Mengisi Surat
Permohonan Penutupan Asuransi dengan data yang sebenar-benarnya secara lengkap dan ditandatangani oleh calon
tertanggung sendiri. Data yang diminta biasanya terkait dengan:
Usia Jumlah pinjaman Masa/lama pinjaman Kondisi Fisik dan kesehatan Kebiasaan hidup Lingkungan tempat
tinggal Lingkungan tempat kerja Biasanya terdapat 3 ketentuan yang dipersyaratkan sebelum jaminan diberikan
yaitu:
Free Cover; dimana penanggung dapat menerima calon tertanggung secara otomatis dengan catatan kondisi
tertanggung sedang dalam keadaan sehat dan atau tidak dirawat karena menderita suatu penyakit tertentu.
Non Medical; dimana calon tertanggung wajib mengisi lembaran Surat Keterangan Kesehatan Tertanggung
terlebih dahulu saat mengajukan permintaan Asuransi, dan apabila dalam SKKT kondisi kesehatan kurang
baik atau pernah sakit maka persyaratan berikutnya adalah Medical
Medical; dimana calon tertanggung wajib mengisi SKKT/Surat Pernyataan Debitur melakukan pemeriksaan
kesehatan terlebih dahulu, penerimaan pertanggungan ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan.
Agen Asuransi yang bersertifikat. Broker Asuransi terutama untuk resiko yang komplit Langsung menghubungi
perusahaan Asuransi yang menjamin resiko tersebut baik melalui call center, internet atau mendatangi langsung.
Surat penawaran dari perusahaan Memastikan agen yang bersertifikat SPPA Memastikan data-data dalam SPPA
telah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya Membaca kontrak/polis secara seksama dan menanyakan ke
agen/perusahaan jika terdapat keraguan atas kondisi polis. Meminta perubahan (endorsement) jika terdapat
kesalahan data dalam polis yang diberikan. Jenis penutupannya apakan per polis atau open cover.
Apa yang harus dilakukan ketika tidak sesuai dengan apa yang diperjanjikan?
Mengacu kepada kondisi polis yang telah disepakati dalam penyelesaian perselisihan, tindakan yang dapat dilakukan
antara lain:
Meminta klarifikasi ke perusahaan baik melalui agen maupun langsung ke perusahaan untuk proses perdamaian atau
musyawarah antara pihak-pihak. Mengadukan ke Badan Mediasi Asuransi Indonesia untuk nilai klaim yang
bermasalah hingga Rp. 750.000.000,-Jika masih belum menemukan titik temu dapat memilih penyelesaian sengketa
melalui arbitrase atau penyelesaian sengketa melalui pengadilan.
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/134