NOMOR : 004/SK/DIR/RSUL/X/2018
TENTANG
DI RSU LINA
Direktur
RSU LINA
dr. Marisa
KATA PENGANTAN
Assalamualaikum. Wr.Wb.
Puji Syukur kami Panjatkan Kepada Allah. SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan Anugerah-Nya yang telah di berikan kepada penyusun sehingga
tersusunlah buku panduan Triage Rumah Sakit Harapan Bunda Lampung Tengah.
Panduan triage pasien adalah proses pemilahan dan penilaian pasien selama
perawatan di IGD dimana pasien di triage berdasarkan kebutuhan medis.
Panduan triage bertujuan untuk memastikan pasien yang akan mendapatkan
perawatan emergensi akan mendapatkan perawatan yang tepat, di lokasi yang tepat, sesuai
derajat kegawatdaruratanya agar pelayanan pasien yang mengancam jjiwa segera
mendapatkan intervensi yang tepat waktu.
Semoga dengan adanya panduan ini dapat meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit
Harapan Bunda Lampung Tengah dan sebagai bahan panduan untuk pasien yang akan
melakukan triage.
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.
Seputih jaya
Penyusun
Halaman Judul
Surat Keputusan Direktur
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I DEFISINI
A. Definisi
B. Tujuan
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
A. Sistem Triage
B. Proses Triage
BAB IV DOKUMENTASI
KEPUSTAKAAN
PANDUAN
TRIAGE
INSTALASI GAWAT DARURAT
A. Latar Belakang
Banyak sistem skoring dikembangkan untuk memprediksi kategori triage apa yang
harus diberikan kepada pasien yang datang ke IGD, namun dari banyak sistem
tersebut menggunakan beberapa parameter fisiologis klinis dan laboratoris yang
tidak tersedia pada proses triase awal di IGD. Penggunaan skor fisiologis yang
simpel dalam identifikasi dini pasien-pasien yang berrisiko mengalami
deteriorisasi, dapat memberikan kategori triage yang tepat kepada pasien-pasien
yang datang ke IGD. Skor fisiologis tersebut juga dapat menjadi dasar bilamana
terjadi tumpang tindih dalam memutuskan prioritas penanganan pasien-pasien yang
menjalani triage.
Mengartikan keluhan utama saja tidak akan berhubungan dengan situasi yang
dilihat dari diagnosis klinis saja, tetapi dapat pula dilihat dari perubahan fisiologis.
Pasien dengan keluhan sederhana namun dengan risiko memburuk akan
ditunjukkan oleh perubahan-perubahan fisiologis yang bisa diukur melalui tanda-
tanda vital (Labaf, dkk., 2010). The worthing Psycological scoring system (WPSS)
adalah suatu sistem skoring prognostik sederhana yang mengindentifikasi penanda
fisiologik pada tahap awal untuk melakukan tindakan secepatnya, yang dituangkan
dalam bentuk interuention-calling score. Pengukuran tanda vital pada WPSS
mencakup tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, temperature,
saturasi oksigen, dan tingkat kesadaran berdasar AVPU (alert, verbal, pain,
unresponsive) (Duckitt, dkk., 2007).
Triage adalah suatu proses yang dinamik, status atau keadaan pasien dapat berubah
meniadi tebih baik maupun menjadi lebih buruk karena cederanya maupun sebagai
dampak dan tindakan yang dilakukan. Triage harus diulang-ulang selama masih
dalam penanggulangan cederanya. Dapat dilakukan di tempat kejadian, di daerah
triage sebelum
dilakukan evakuasi, tiba di UGD, selama resusitasi maupun sesudahnya, sebelum
maupun sesudah operasi, dan setelah tiba di ruangan. Triage dilakukan hanya
dalam waktu 60 detik tanpa interverensi tindakan apapun.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Tujuan dari triage dimanapun di lakukan, bukan saja supaya The Right Patien To
The Right Hospital By The Right Ambulance At The Right Time Tetapi Juga To Do
Most For The Most.
Jadi Tujuan triage adalah memilah dan menilai pasien agar mendapatkan
pertolongan medik secara cepat dan tepat sesuai dengan kategori kegawatdaruratan
dan sesuai dengan penyakitnya.
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi :
1. Kriteria Triage, evaluasi visual /pengamatan, pemeriksaan fisik / hasil dari
pemeriksaan fisik, psikologik (Prosedur Kerja IGD)
2. Laboratorium klinik (Prosedur Kerja Laboratorium)
3. Diagnostik Imajing sebelumnya (Prosedur Kerja Laboratorium)
B. Batasan Operasional
2. Triage
3. Prioritas
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam
jiwa.
5. Survey Sekunder
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat
dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat ) bila
tidak mendapat pertolongan secepatnya.
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa
dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
1. Tempat kejadian :
Kecelakaan di sekolah
2. Mekanisme kejadian
3. Waktu kejadian
TATA LAKSANA
Sumber daya manusia sangat memegang peran penting untuk tercapainya kepuasan
para pasien di IGD. Dokter dan paramedis yang bertugas di IGD dituntut untuk dapat
melakukan triage secepat dan setepat mungkin, agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan pemilahan saat triage.
Setiap pasien masuk IGD Rumah Sakit Harapan Bunda dilakukan pemeriksaan
dan terencana tindakan sesuai dengan kasusnya. Pasien yang tidak gawat darurat di
bagi dua yaitu pasien poliklinik atau pasien yang perlu rawat inap.
Sedangkan prosedur yang harus dilakukan saat pasien datang antara lain sbb :
1. Pasien datang ke IGD RSHB , baik yang datang sendiri ataupun rujukan, akan
langsung di terima oleh perawat atau dokter Jaga dan di triase.
2. Dokter/perawat melakukan Triage secara cepat dan tepat, kemudian pasien diberi
label warna yang sesuai (pada korban missal/ Mettag Triase).
3. Keluarga atau perujuk di arahkan untuk mendaftar di loket pendaftaran.
4. Dalam keadaan tertentu langsung dilakukan resusitasi di tempat resusitasi.
5. Pasien ditempatkan di ruangan sesuai dengan kasusnya
a. Apabila terdapat tanda-tanda gangguan Airway Breathing Circulation
(ABC) berat atau penurunan kesadaran, maka perawat triage langsumg
mengantar pasien ke ruang resusitasi atau P-l ( Merah ) dan melakukan
triage di ruangan tersebut.
b. Apabila tidak terdapat tanda ancaman jiwa, maka perawat menerima dan
melakukan pemeriksaan terhadap pasien di ruang triage untuk menentukan
prioritas terhadap pasien tersebut. Setelah perawat triage menentukan
tingkat kegawatan pasien, maka perawat triage mengirim pasien beserta
lembaran statusnya ke bilik prioritas sesuai kegawatan pasien. Pasien akan
dimasukkan kebilik P-2 (Kuning)
c. bila terdapat gangguan ABC ringan dan nilai Glasgow Coma Scale (GCS)
15, pasien terasa nyeri hebat atau mengalami fraktur terbuka. Apabila ABC
pasien tidak terganggu, dan mempunyai keluhan simptomatis atau luka
ringan, GCS 15, maka akan dimasukkan ke bilik P-3 (Hijau).
d. Penentuan prioritas oleh perawat triage adalah berdasarkan keluhan utama
dan diagnosis awal yang sesuai dengan pelabelan Triase Mettag dan tingkat
gangguan ABC.dan di validasi menggunakan WPSS untuk pengambilan
Keputusan.
6. Pelayanan di ruang kritis (critical care) mencakup pelayananan prioritas 1 (P-
1/merah) dan prioritas 2 (P-2/ kuning ). Semua kasus di ruang ini harus
sepengetahuan dokter spesialis on site maupun on call.
BAB IV
DOKUMENTASI
Hasil triage pasien didokumentasikan tertulis dalam dari rekam medis pasien.
Hasil re-triage pasien didokumentasikan tertulis dalam lembar status rekam medis
pasien IGD yang merupakan bagian dari rekam medis pasien'
KEPUSTAKAAN
Advanced Trauma Life Support for Doctors, Student Course Manual, Eighth
Edition, American College of Surgeons Committee on Trauma, Diterjemahkan &
dicetak oleh komisi trauma .'IKABI", tahun 2008.
Buku Panduan BT&CLS (Basic Trauma Life Support And Basic Cardiac Life
Support) Edisi Keempat, Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118, tahun 2011.
Emergency Severity Index (ESI : A Triage Tool For Emergency Departmnt
,www.ahrq-gov/pr:oI'essionals/systems/hospitaliesi/c'si.html;
Emergency Care Singapore General Hospital. www.sgh.sorn.sg;
Materi Pelatihan GELS (General Emergency Life Support), Departemen Kesehatan
RI - - Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Edisi ke-7, September 2006.
Dong SL., Bullard M., 2009. Emergency Department Triage dalam Rowe BH. (Ed),
Evidence-based Emergency Medicine,Blacltwell Publishing Ltd. uK. p. 58-65
Duckitt RW., et al. Worthing Physiological Scoring System: derivation and
validation of
a physiological early-warning system for medical admissions. An observational,
population-based single-centre study. British Journal of Anaesthesia 98 (6): 769-
774.
2007
Fttzgerald D, et al.Emergency department triage revisited. Emerg Med J, 27:86-
92.2010
Labaf A, et al. Evaluation of the modified acute physiology and chronic health
evaluation scoring system for prediction of mortality in patients admitted to an
emergency department. Hong Kong J Emerg Med, l7(5). 2010
Wulp I, et al. Association of the Emergency Severity Index triage categories with
patient's vital signs attriage: a prospective observational study. Emerg Med J.2010