Anda di halaman 1dari 3

Nilam Fadmaulida 171080400##

Alif Khuwarazmi Maulana Julendra 17108040089

CRITICAL REVIEW
RELATIONSHIP BETWEEN LEADERSHIP
BEHAVIORS AND PERFORMANCE
THE MODERATING ROLE OF A WORK TEAM’S LEVEL OF
AGE, GENDER, AND CULTURAL HETEROGENEITY
Jens Rowold
Masalah/Fenomena  Dalam organisasi saat ini, terdapat peningkatan dalam hal
Penelitian heterogenitas tim kerja. Sebagai contoh, anggota tim memiliki
usia, jenis kelamin, dan latar belakang budaya yang berbeda.
Sebagai konsekuensi, pemimpin tim harus menghadapi
tantangan dengan mempertimbangkan berbagai kebutuhan,
nilai, dan motif anggotanya. Namun, hingga saat ini hanya ada
sedikit penelitian empiris yang telah menguji apakah pengaruh
perilaku kepemimpinan terhadap kinerja dimoderasi oleh
heterogenitas tim.
Tujuan Penelitian Karena masih sedikit penelitian yang membahas tentang pengaruh
perilaku kepemimpinan terhadap kinerja yang dimoderasi oleh
heterogenitas dalam suatu tim. Maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui, mengeksplorasi, menguji dan
meneliti pengaruh hubungan antara perilaku kepemimpinan
terhadap performa yang dimoderasi oleh heterogenitas dalam
sebuah tim/kelompok (usia, gender dan budaya)
Teori yang digunakan  Transformational leadership theory
 Considerable theoretical
 Contingency approach
 Path-goal theory
 Initiating structure
 Consideration

Pengembangan H1: Lima perilaku kepemimpinan secara signifikan berpengaruh
Hipotesis terhadap kinerja. Untuk transaksional (H1a), transformasional
(H1b), pertimbangan (H1d), dan Initiating structure (H1e),
hubungan ini akan positif, sedangkan untuk laissez-faire (H1c),
akan menjadi negatif.
H2: Hubungan antara kepemimpinan transaksional dan kinerja
akan dimoderasi oleh heterogenitas tim kerja, sehingga hubungan
akan lebih kuat di tim homogen daripada di tim heterogen.
H3: Hubungan antara kepemimpinan transformasional dan kinerja
akan dimoderatori oleh heterogenitas tim kerja, sehingga hubungan
akan terjadi lebih kuat di tim heterogen daripada di tim homogen.
H4: Hubungan antara laissez-faire dan kinerja akan dimoderasi
oleh heterogenitas tim kerja, sehingga hubungan akan lebih kuat di
tim heterogen daripada di yang homogen.
H5: Hubungan antara pertimbangan dan kinerja akan dimoderasi
oleh heterogenitas tim kerja, sehingga hubungan akan lebih kuat di
tim heterogen daripada yang homogen.
H6: Hubungan antara memulai struktur dan kinerja akan
dimoderatori oleh heterogenitas tim kerja, sehingga hubungan akan
terjadi lebih kuat di tim homogen daripada di tim heterogen
Metode Penelitian  Metode penelitian yang digunakan adalah dengan kuantitatif,
(metode, sampel, alat karena menggunakan metode survey dalam penelitian ini
uji statistik, variabel)  Sampel yang digunakan adalah 283 individu subjek dari
berbagai departemen yang merespon (tingkat respon ¼ 66,4
persen dari 426 departemen).
 Alat uji statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif,
regresi berganda,
 Variabel Independen: Perilaku kepemimpinan (Leadership
Behaviors); Variabel Dependen: Performance; Variabel
Moderasi: Heterogenitas tim (umur, gender dan budaya)
Hasil Penelitian Pengujian statistik deskriptif dilakukan pada variabel penelitian,
(hipotesis empat dari lima perilaku kepemimpinan secara positif berpengaruh
terdukung/tidak) terhadap kinerja penilaian diri. Namun, tidak ada efek signifikan
pada tingkat kinerja yang terdeteksi, untuk salah satu tiga aspek
heterogenitas.

Analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh para


pemimpin tingkat hirarkis, faktor kontekstual, perilaku
kepemimpinan, dan istilah interaksi antara faktor kontekstual dan
perilaku kepemimpinan terhadap kinerja. Sesuai dengan standar
metodologis regresi, kepemimpinan perilaku dan faktor konteks
distandarisasi sebelum menghitung interaksi antar variabel, yang
kemudian dimasukkan ke dalam analisis regresi. Tidak ada tanda-
tanda multikolinieritas terdeteksi (yaitu VIF di bawah atau sama
dengan 5).

Hasil dari analisis regresi berganda: Tidak ada variabel kontrol


secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja. Selanjutnya, satu-
satunya perilaku kepemimpinan yang dikaitkan dengan kinerja
adalah memulai struktur. Dengan demikian, hanya H1 yang
dikonfirmasi. Tentang interaksi antara kepemimpinan perilaku dan
aspek heterogenitas tim kerja, beberapa hipotesis bisa jadi
dikonfirmasi. Pertama, interaksi antara kepemimpinan
transformasional dan gender adalah signifikan, memberikan
dukungan kepada H3. Tingginya heterogenitas dan kepemimpinan
transformasional menyebabkan tingkat kinerja yang lebih tinggi.
Kedua, H4 mendapat dukungan dari data juga: interaksi antara tim
kerja heterogenitas (budaya) dan laissez-faire cukup signifikan.
Tingginya tingkat laissez-faire dan heterogenitas menyebabkan
tingginya performa/kinerja. Akhirnya, interaksi antara
pertimbangan dan jenis kelamin adalah signifikan, mendukung H5.
Kombinasi tingkat pertimbangan dan heterogenitas yang tinggi
(gender) menyebabkan peningkatan kinerja. Secara keseluruhan,
12,3 persen dari varians kinerja dijelaskan oleh konteks faktor,
perilaku kepemimpinan, dan interaksinya.
Kesimpulan
Kontribusi Penelitian
(secara praktis, teoritis,
dan metodologis)
Keterbatasan
Penelitian
Future Research

Anda mungkin juga menyukai