BAHASA
INDONESIA
Untuk Sekolah Menengah Kejuruan
Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kelas XII
Pembelajaran Berbasis
Kurikulum 2013
Revisi 2019
PETUNJUK TEKNIS
1. Terdapat 2 (dua) buah tugas pada modul 1. Jangan sampai ada yang terlewat!
Tugas 1 (Pilihan Ganda) ...................................................................................................... 24
Tugas 2 (Esai) ..................................................................................................................... 33
2. Semua tugas ditulis rapi dan dilengkapi identitas berupa nama lengkap, kelas, dan presensi
pada buku tugas masing-masing.
3. Dokumentasikan tugas tertulis tersebut dalam bentuk JPEG, kemudian upload ke classroom.
4. Kirimkan tugas tersebut pada classroom dalam satu folder dengan format file:
nama_kelas_presensi.
5. Batas pengiriman tanggal 21 September 2019 maksimal pukul 23.59 WIB.
6. Kerjakan secara individu. Masing-masing siswa dilarang melakukan copy-paste-edit atau
menjiplak tugas teman lain, jika terindikasi melakukan kecurangan, maka nilai siswa tersebut
akan dianulir!
A. KOMPETENSI INTI
B. KOMPETENSI DASAR
3.43 Menilai isi dua buku fiksi (kumpulan cerita pendek atau kumpulan puisi) dan satu buku
pengayaan (nonfiksi) yang dibaca
3.50 Menganalisis nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah buku pengayaan (nonfiksi) dan
satu buku drama (fiksi)
4.43 Menyusun laporan hasil diskusi buku tentang satu topik baik secara lisan maupun tulis
4.50 Menulis refleksi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah buku pengayaan
(nonfiksi) dan satu buku drama (fiksi)
A. PENGERTIAN NOVEL
Novel berasal dari bahasa Itali novella yang berarti “sepotong kisah
atau berita”. Kemudian, kata itu diartikan sebagai sebuah karya sastra dalam
bentuk prosa. Jepang adalah tempat lahir novel yang pertama. Novel itu
berjudul Hikayat Genji, yang ditulis pada abad ke-11 oleh Murasaki
Shikibu. Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh
permasalahan kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Kisah novel
berawal dari kemunculan suatu persoalan yang dialami tokoh, hingga tahap
penyelesaian.
B. CIRI-CIRI NOVEL
Ciri – Ciri Umum novel
Novel memiliki jumlah kata lebih dari 35.000 kata.
Novel terdiri dari setidaknya 100 halaman.
Durasi utnuk membaca novel setidaknya 2 jam atau 120 menit.
Ceritanya lebih dari satu impresi, efek, dan emosi.
Alur cerita dalam novel cukup kompleks.
Seleksi cerita dalam novel lebih luas.
Cerita dalam novel lebih panjang, akan tetapi banyak kalimat yang di ulang-ulang.
Novel ditulis dengan narasi kemudian di dukung dengan deskripsi untuk
menggambarkan situasi dan kondisi yang ada di dalamnya.
D. JENIS-JENIS NOVEL
Unsur - unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur pembangun karya
sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri.
1. Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau
sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema dalam banyak hal bersifat
“mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu,
termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain.
2. Tokoh
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa
atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia,
namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Berdasarkan perbedaan
sudut pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis,
yaitu:
(1) Tokoh utama, tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang
bersangkutan.
(2) Tokoh protagonis, tokoh yang kita kagumi yang merupakan pengejawantahan
norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita.
(3) Tokoh antagonis, tokoh penyebab terjadinya konflik dalam sebuah cerita.
(4) Tokoh sederhana, tokoh yang hanya memiliki satu kualitas peribadi tertentu, satu
sifat watak yang tertentu saja.
(5) Tokoh bulat (kompleks), tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai
kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya.
(6) Tokoh statis, memiliki sikap dan watak yang relatif tetap , tak berkembang, sejak
awal sampai akhir cerita.
(7) Tokoh berkembang, tokoh cerita yang mengalami perubahan dan berkembang
perwatakan sejalan dengan perkembangan serta perubahan peristiwa dan plot yang
dikisahkan.
(8) Tokoh tipikal, tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya
dan lebih banyak ditonjolkan kualitas pekerjaan atau kebangsaan.
• Pengenalan atau eksposisi, biasanya pada tahap ini penulis akan memperkenalkan
tokoh-tokoh yang ada dalam cerita novel , karakter-karakter tokoh dan lingkungan tokoh.
• Pertentangan atau konflik, pada tahap ini biasanya tokoh utam mengalami konflik
a-b dengan tokoh lain, diri sendiri, maupun dengan lingkungan tempat ia tinggal.
•Pertumbuhan atau penanjakan, pada tahap ini biasanya konflik yang dialami tokoh
semakin melebar dan terjadi beberapa pertentangan antar tokoh.
•Klimak atau puncak ketegangan, pada tahap ini terjadi ketegangan yang memuncak
c-d atau masalah yang memuncak sehingga memunculkan kejutan-kejutan yang tidak
disangka-sangka oleh pembaca.
Konflik
Konflik cerita, yaitu pokok permasalahan yang terjadi dan sesuatu yang dramatik,
mengacu pada pertarungan atau perselisihan antara dua kekuatan yang seimbang dan
menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Bentuk konflik sebagai bentuk kajadian dapat
dibedakan ke dalam dua kategori:
1) Konflik fisik (eksternal) adalah konflik yang terjadi antara seseorang tokoh
dengan sesuatu di luar dirinya. Misalnya, konflik (permasalahan) yang dialami
seseorang tokoh akibat adanya banjir besar, gunung meletus, dsb. Konflik sosial,
sebaliknya adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontak sosial
antarmanusia, atau masalah yang muncul akibat hubungan antarmanusia. Konflik
sosial berupa masalah peperangan, perburuhan, dsb.
2) Konflik batin (internal) adalah konflik yang terjadi di dalam hati, jiwa seseorang
tokoh atau tokoh-tokoh cerita. Jadi ia merupakan konflik yang dialami manusia
dengan dirinya sendiri, intern seorang manusia.
Misalnya, hal itu terjadi akibat pertentangan antara
dua keinginan, keyakinan pilihan yang berbeda,
harapan-harapan,dll. Dapat disimpulkan bahwa
beberapa konflik di atas saling berkaitan, saling
menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain, dan
5. Setting/Latar
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang
berkaitan dengan waktu, ruang, dan situasi terjadinya peristiwa dalam
cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok.
Latar tempat, yaitu penggambaran tempat atau lokasi
kejadian dalam cerita.Misalnya: di hutan, di gunung, di
jalan, dan sebagainya.
Latar waktu, yaitu penggambaran mengenai waktu
kejadian. Misalnya: pagi hari, malam hari, sore hari, dan
sebagainya.
Latar suasana, yaitu suasana yang menyertai sebuah
cerita. Misalnya: keadaan sekitar tokoh. Namun budaya
juga termasuk dalam latar ini.
6. Sudut Pandang
Adalah posisi pengarang dalam membawakan
ceritanya. Bisa jadi ia menjadi tokoh dalam cerita tersebut
(pengarang berada di dalam cerita). Namun, bisa juga dia
hanya menjadi pencerita saja (pengarang berada di luar
cerita).
Sudut Pandang dibagi menjadi dua yaitu:
1. Sudut pandang orang pertama
Pada sudut pandang orang pertama, posisi pengarang berada di dalam
cerita. Ia terlibat dalam cerita dan menjadi salah satu tokoh dalam cerita (bisa
tokoh utama atau tokoh pembantu). Salah satu ciri sudut pandang orang pertama
adalah penggunaan kata ganti ‘aku’ dalam cerita. Oleh karena itu, sudut pandang
orang pertama sering disebut juga sudut pandang akuan.
7. Gaya Bahasa
8. Amanat
Misalnya :
Hendaknya kita selalu berbakti kepada orang tua.
Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 12
Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
Janganlah kita senang berbohong.
Unsur-unsur ekstrinsik novel adalah unsur dari luar novel tersebut. Adapun beberapa unsur
ekstrinsik novel, yaitu:
1. Sejarah/Biografi Pengarang biasanya sejarah/biografi pengarang berpengaruh pada
jalan cerita di novelnya
2. Situasi dan Kondisi secara langsung maupun tidak langsung, situasi dan kondisi akan
berpengaruh kepada hasil karya
1) Nilai Moral
Nilai Moral adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan perangai,
budi pekerti, atau tingkah laku manusia terhadap sesamanya. Biasanya nilai ini dapat
diketahui melalui deskripsi tokoh, hubungan antartokoh, dialog, dan lain-lain.
3) Nilai Sosial
Nilai Sosial adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan masalah
sosial dan hubungan manusia dengan masyarakat (interaksi sosial antar-manusia).
Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan penggambaran hubungan antar-tokoh.
Berikut contoh kutipan Nilai Sosial:
"Dua penumpang laki-laki, saat melihat Lail dan ibunya masuk, berdiri memberikan
tempat duduk, "Terimakasih". Lail dan ibunya segera duduk"
(Kutipan Novel "Hujan" karya Tere Liye)
Pada kutipan novel diatas, terdapat nilai sosial yang diambil. Nilai sosial tersebut
digambarkan oleh perilaku sopan santun dua penumpang laki-laki yang memberikan
tempat duduknya kepada Lail dan ibunya yang baru masuk. Kemudian Lail dan
ibunya mengucapkan terimakasih, yang menggambarkan bahwa Lail dan ibunya
menghargai sopan santun kedua laki-laki itu.
4) Nilai Religi
Nilai Religius adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan
kepercayaan atau ajaran agama tertentu. Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan
simbol agama tertentu, kutipan atau dalil dari suatu kitab suci, dan penggambaran
nilai-nilai kehidupan yang dilandasi ajaran agama yang bersifat universal.
Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai religius yang diambil. Nilai religius
tersebut meliputi jilbab yang merupakan penutup aurat yang dipakai perempuan
Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 15
Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai ke dada.
5) Nilai Budaya
Nilai Budaya adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan adat
istiadat, kebudayaan, serta kebiasaan suatu masyarakat. Biasanya nilai ini dapat
diketahui dengan penggambaran adat istiadat, bahasa dan gaya bicara tokoh yang
mencerminkan bahasa tertentu, dan kebiasaan yang berlaku pada tempat para tokoh.
Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai budaya yang diambil. Nilai budaya tersebut
adalah tari jaipong yang merupakan tarian tradisional (kebudayaan) khas Jawa Barat.
6) Nilai Pendidikan/Edukatif
Nilai Pendidikan/Edukatif adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan
pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran) atau bisa juga berhubungan
dengan sesuatu hal yang mempunyai latar belakang pendidikan/pengajaran.
Pada kutipan novel diatas terdapat nilai pendidikan, yaitu Ayah Lintang yang
memutuskan untuk mendidik anak lelaki tertuanya Lintang agar tidak menjadi seperti
dirinya, agar kelak dapat mengubah nasib keluarganya.
Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai etika yang diambil. Nilai etika tersebut
adalah kita menuruti perintah orangtua dengan membelikan bahan membuat kue
untuk ibunya yang tidak enak badan.
8) Nilai Estetika
Nilai Estetika adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan keindahan
baik dari segi bahasa, penyampaian cerita, pelukisan alam, keistimewaan tokoh, dan
lingkungan sekitar tokoh.
Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai estetika yang diambil. Nilai estetika
tersebut terdapat pada penggunaan kalimat "Beban yang menekan pundaknya adalah
pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang
didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh". Menurut penulis,
penggunaan kata beban, menekan, dan pikulan merupakan bentuk permainan bahasa
Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 17
Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
yang indah. Gambaran lingkungan sekitar pelaku juga menjadikan cerpen ini
semakin jelas dan hidup.
9) Nilai Politik
Nilai Politik adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan usaha warga
negara untuk mewujudkan kebaikan bersama, proses pelaksanaan kebijakan di
masyarakat, dan penyelenggaraan pemerintahan diberbagai tingkat dalam negara.
Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai politik yaitu money politics yang
merupakan suatu bentuk pemberian uang terhadap seseorang agar dapat
mempengaruhi orang tersebut untuk memilihnya pada saat pemilihan umum.
Pada kutipan cerpen diatas terdapat nilai patriotik, yaitu antusiasme anak-anak kecil
dalam menunjukkan dukungannya bagi tim nasional Indonesia, sebagai salah satu
bentuk kesetiaan (semangat yang membara), sebagai wujud nyata patriotisme.
Pada kutipan cerpen diatas terdapat nilai psikologi yang diambil. Nilai Psikologi
tersebut adalah karakter aku yang mengalami Shock, yang merupakan sebuah
keadaan psikologis dimana dia terkejut atas apa yang terjadi pada matanya.
Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai ekonomi yang diambil, yaitu melarat yang
merupakan kondisi dalam perekonomian dimana tidak memiliki harta alias sengsara.
Pada kutipan novel diatas, terdapat nilai historis yang diambil. Nilai historis tersebut
adalah menyinggung tentang 30 September 1965 yang merupakan permulaan dari
sejarah gelap bangsa Indonesia yang sampai ini masih didebatkan terkait kisah
sesungguhnya mengenai peristiwa tersebut.
1. Tema
Baca keseluruhan cerita dan memahaminya,kalo perlu baca berulang-ulang.
Tentukan tokoh utama yang mengalami kejadian/masalah, lalu tentukan masalah
yang dihadapi tokoh utama tersebut dan biasanya temanya berkaitan dengan
permasalahan.
Tulis hal-hal yang dibicarakan dalam cerita,baik itu tersirat maupun tersurat hal yang
paling banyak dibicarakan biasanya yang menjadi pokok bahasan atau tema
Tema : Perjuangan seorang Remaja melawan penyakit kanker Ganas,
(Rabdomiosarcoma), tetapi memiliki semangat untuk Hidup.
2. Tokoh
Tulis saja nama – nama orang/tokoh yang terlibat dalam cerita tersebut.
Kalau tokoh utama : dengan menghitung berapa banyak tokoh tersebut tampil dan
berapa banyak dibicarakan, tokoh yang paling banyak dibicarakan adalah tokoh
utama.
3. Watak
Menunjukan secara langsung bagaimana perilakunya
Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri
Memahami bagaimana jalan pikiranya
Melihat bagaimana tokoh itu menghadapi masalah yang ada.apa yang di katakana
oleh tokoh.
4. Alur
Pahami, cermati jalan cerita lihat urutan peristiwa dalam cerita novelnya
Dengan melihat atau menulis kapan cerita itu dimulai dan diakhiri, jika cerita diawali
dari waktu lalu menuju waktu sekarang,berarti cerita tersebut beralur maju,demikian
sebaliknya.
5. Setting/latar
Kapan dan dimana cerita itu berlangsung,.
Latar Waktu
1. Siang hari_Contoh kalimat : “Kita tunggu aja sampai jam 11 siang mudah-mudahan
ada 1 siswa lagi yang mendaftar”.
2. Pagi hari_Contoh kalimat : “Persis pada saat matahari terbit mereka bergegas pergi
ke sekolah Muhammdiyah”.
Latar Tempat
1. Di sekolah_Contoh kalimat : “Borek lagi tidur tuh di kelas”. Sahut Lintang.
2. Di bawah Pohon_Contoh kalimat : “Pohon ini begitu teduh rek, mudah-mudahan
emosi kau bisa seperti ini”. Oceh Lintang.
7. Sudut pandang
Berkaitan dengan penceritaan penulis,jika pengarang memakai istilah aku untuk
menghidupkan tokoh,seolah-olah dia menciritakan pengalamanya sendiri maka itu
SP orang ke 1,dia Ke 3.
8. Amanat
Dapat ditangkap dari sebab akibat perbuatan para tokohnya,jika tokoh adalah orang
yang jujur dan dalam cerita ia menjadi orang yang berhasil dalam hidupnya berari
cerita itu mengandung pasan/amanat tentang kejujuran.
Janganlah menyerah, hiraukan orang yang mengganggumu, teruslah berjalan jika
menurutmu itu benar.
Dari bersekolah dengan sungguh-sungguh cita-cita akan tercapai walaupun dengan
usaha yang sulit
9. Konflik
Dilihat dari suatu permasalahan yang ada atau yang di hadapi oleh tokoh-tokoh
dalam cerita tersebut.
Konflik dalam novel ini dimulai saat sekolah yang menjadi dambaan anak-anak
Laskar Pelangi akan digusur karena tidak memenuhi syarat yaitu harus memiliki
siswa minimal 10 orang.
Contoh kalimat : “jika sampai jam 11 kita tak mendapatkan 1 siswa lagi tamatlah
riwayat kita pak “.
Konflik kedua dalam novel ini terjadi pada saat tokoh utama tidak dapat bersekolah
lagi di sekolah Muhammdiyah.
Contoh kalimat : belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak
jenius harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga.
c. Simile
Simile merupakan perbandingan yang bersifat eksplisit, maksudnya ialah bahwa
ia lansung mengatakan sesuatu sama dengan hal lain (Keraf: 138). Dalam hal ini bahasa
yang membandingkan mengunakan kata-kata perbandingan, terlihat dalam ketipan
berikut:
Saya berdiri terpaku seperti berubah menjadi batu. (hal: 7)Maksud dari berubah menjadi
batu adlah diam tanpa ada gerakan.
d. Hiperbola_ Adalah gaya bahasa yang mangandung ungkapan yang berlebihan, dengan
membesar-besarkan sesuatu hal (Keraf: 135). Contohnya sebagai berikut:
Saya merasa ditolak, bukan saja oleh dia, bukan saja oleh satu orang diantara sekian juta
yang menghuni dunia yang padat ini, tetapi oleh setiap makhluk atau benda yang ada
dibumi ini, oleh dunia yang luas itu sendiri. (hal:8)
e. Metonimia
Metonimia adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk
menyatakan suatu hal lain karena memiliki pertalian yang sangat erat (Keraf : 142).
Setelah selesai mengisap pipanya, ia berbaring, maka saat kemudian gubuk kami
akan bergetar dengan suara dengur yang keras. (hal:27)Kemudian pada suatu malam,
tubuhnya seakan-akan lebih berat dari biasa dan nafasnya berbau lain, maka saya buka
mata saya. (hal:30)
f. Klimaks dalam novel ini terjadi pada saat anak-anak laskar pelangi harus melawan
sekolah PN yang sudah jauh lebih maju.
Contoh kalimat : “jika kalian ingin sekolah ini tidak digusur, menagkanlah perlombaan
itu dan bawalah piala ke desa rawa rontek ini”.
PILIHAN GANDA
Berdasarkan kutipan novel di atas, nilai yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari adalah
....
a. seorang ibu banyak berbuat salah pada anaknya
b. seorang ibu mengampuni kesalahan anaknya
c. seorang ibu selalu didurhakai anaknya
d. seorang ibu selalu membimbing anaknya
e. seorang ibu selalu menyayangi anaknya
Nilai moral yang terkandung dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
Kemudian Pak Balam membuka matanya dan memandang mencari muka Wak Katok.
Ketika pandangan mereka bertaut. Pak Balam berkata kepada Wak Katok. “Akuilah
dosa-dosamu, Wak Katok, dan sujudlah ke hadirat Tuhan. Mintalah ampun kepada Tuhan
Yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun, akuilah dosa-dosamu, juga supaya kalian
dapat selamat keluar dari rimba ini, jauh dari bahaya yang dibawa hariman ... biarlah aku
yang jadi korban ...”
Di antara berbagai-bagai jenis binatang yang di bawah perintah raja singa itu ada dua
ekor Kalilah dan seekor lagi Dimnah, karena melihat raja tiada pernah keluar-keluar lagi,
maka pada suatu hari berkatalah Dimnah kepada Kalilah, “hai saudaraku tahukah engkau
apa sebabnya maka raja kita kelihatan berduka cita tidak keluar-keluar dari tempatnya
seperti sehari-hari?”
“apa gunanya engkau tanyakan hal itu, “jawab Kalilah, kita hamba rakyat wajib berusaha
menyenangkan hati raja, dan menjauhkan segala apa yang menyusahkan kepadanya.
Bukan kita yang patut mencampuri hal raja yang memperkatakannya, sebab itu janganlah
engkau menanyakan hal itu juga. Ketahuilah orang yang suka mencampuri urusan orang
yang bukan urusannya sendiri, mungkin serupa halnya dengan kera yang mencampuri
pekerjaan tukang kayu.
Nilai sosial yang tidak tergantung dalam kutipan hikayat tersebut adalah
a.Rakyat harus berusaha menyenangkan raja
b.Rakyat harus menjauhkan hal-hal yang menyusahkan raja
c.Sesama saudara kita harus saling menasihati
d.Biarkanlah setiap orang yang menyelesaikan masalahnya sendiri-sendiri
e.Kita tidak boleh mencampuri urusan orang lain
Kemudian Pak Balam membuka matanya dan memandang mencari muka Wak
Katok. Ketika pandangan mereka bertaut. Pak Balam berkata kepada Wak Katok.
“Akuilah dosa-dosamu, Wak Katok, dan sujudlah ke hadirat Tuhan. Mintalah ampun
kepada Tuhan Yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun, akuilah dosa-dosamu, juga
supaya kalian dapat selamat keluar dari rimba ini, jauh dari bahaya yang dibawa hariman
... biarlah aku yang jadi korban ...”
19. Nilai-nilai yang terdapat dalam penggalan novel pada teks nomor 18 adalah …
a. moral
b. pendidikan
c. sosial
d. keagamaan
e. kebudayaan
Nilai apa yang terkandung dalam penggalan cerita tersebut? Sertakan bukti kutipan!
Nilai apa yang terkandung dalam penggalan cerita tersebut? Sertakan bukti kutipan!
3. Bacalah penggalan cerita berikut!
Alim telah selesai. Ia duduk lama di tepi lubang yang baru digalinya. Orang tak akan
payah lagi menggalikan kuburan untuknya karena pekerjaan itu telah ia selesaikan hari ini.
Tiap hari Alim datang mengunjungi kuburnya. Selalu dia duduk merenung lama
sekali. Lebih sering ia menangis. Menangis mengingat dosa-dosanya yang teramat banyak.
Menangis mengingat alangkah malang nasibnya di alam barzah, di hari perhitungan kelak.
Tentu ia akan merasakan azab yang amat pedih dari Allah atas dosa-dosanya selama di dunia
ini. Bukankah melalaikan salat adalah kebiasaannya. Puasa, sedekah, membaca Alquran,
menjaga silaturahmi adalah pekerjaan yang amat berat baginya.
Nilai apa yang terkandung dalam penggalan cerita tersebut? Sertakan bukti kutipan!
Nilai apa yang terkandung dalam penggalan cerita tersebut? Sertakan bukti kutipan!