Anda di halaman 1dari 35

MODUL PEMBELAJARAN

BAHASA
INDONESIA
Untuk Sekolah Menengah Kejuruan
Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kelas XII

Pembelajaran Berbasis
Kurikulum 2013

Revisi 2019

Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 1


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
MODUL PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
2019-2020

No. Judul Modul Terbit Deadline Pengumpulan


1 Surat Lamaran Pekerjaan 5 Agustus 2019 13 Agustus 2019
2 Teks Cerita (Novel) Sejarah 15 Agustus 2019 26 Agustus 2019
3 Teks Editorial 28 Agustus 2019 6 September 2019
4 Pengayaan Nilai-Nilai dalam Novel 9 September 2019 21 September 2019
5 Iklan 23 September 2019 30 September 2019
6 Artikel dan/atau Buku Ilmiah 2 Oktober 2019 12 Oktober 2019
7 Surat Dinas 14 Oktober 2019 26 Oktober 2019

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 2


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
MODUL 4
Tema : Nilai-nilai dalam Novel
Terbit : 21 September 2019
Kelas/Semester : XII/Gasal
Penyusun : Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
Kode guru : A13
Satuan Pendidikan : SMK Telkom Malang

PETUNJUK TEKNIS
1. Terdapat 2 (dua) buah tugas pada modul 1. Jangan sampai ada yang terlewat!
Tugas 1 (Pilihan Ganda) ...................................................................................................... 24
Tugas 2 (Esai) ..................................................................................................................... 33
2. Semua tugas ditulis rapi dan dilengkapi identitas berupa nama lengkap, kelas, dan presensi
pada buku tugas masing-masing.
3. Dokumentasikan tugas tertulis tersebut dalam bentuk JPEG, kemudian upload ke classroom.
4. Kirimkan tugas tersebut pada classroom dalam satu folder dengan format file:
nama_kelas_presensi.
5. Batas pengiriman tanggal 21 September 2019 maksimal pukul 23.59 WIB.
6. Kerjakan secara individu. Masing-masing siswa dilarang melakukan copy-paste-edit atau
menjiplak tugas teman lain, jika terindikasi melakukan kecurangan, maka nilai siswa tersebut
akan dianulir!

SELAMAT BELAJAR DAN


BERKARYA!
SEMOGA SUKSES
AAMIIN

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 3


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
KI - KD
( KOMPETENSI INTI – KOMPETENSI DASAR )

A. KOMPETENSI INTI

3. Komptensi Inti (Pengetahuan)


Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Komptensi Inti (Keterampilan)


Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. KOMPETENSI DASAR

3.43 Menilai isi dua buku fiksi (kumpulan cerita pendek atau kumpulan puisi) dan satu buku
pengayaan (nonfiksi) yang dibaca
3.50 Menganalisis nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah buku pengayaan (nonfiksi) dan
satu buku drama (fiksi)
4.43 Menyusun laporan hasil diskusi buku tentang satu topik baik secara lisan maupun tulis
4.50 Menulis refleksi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah buku pengayaan
(nonfiksi) dan satu buku drama (fiksi)

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 4


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
NOVEL
(NILAI–NILAI DALAM NOVEL)

A. PENGERTIAN NOVEL
Novel berasal dari bahasa Itali novella yang berarti “sepotong kisah
atau berita”. Kemudian, kata itu diartikan sebagai sebuah karya sastra dalam
bentuk prosa. Jepang adalah tempat lahir novel yang pertama. Novel itu
berjudul Hikayat Genji, yang ditulis pada abad ke-11 oleh Murasaki
Shikibu. Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh
permasalahan kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh. Kisah novel
berawal dari kemunculan suatu persoalan yang dialami tokoh, hingga tahap
penyelesaian.

B. CIRI-CIRI NOVEL
Ciri – Ciri Umum novel
 Novel memiliki jumlah kata lebih dari 35.000 kata.
 Novel terdiri dari setidaknya 100 halaman.
 Durasi utnuk membaca novel setidaknya 2 jam atau 120 menit.
 Ceritanya lebih dari satu impresi, efek, dan emosi.
 Alur cerita dalam novel cukup kompleks.
 Seleksi cerita dalam novel lebih luas.
 Cerita dalam novel lebih panjang, akan tetapi banyak kalimat yang di ulang-ulang.
 Novel ditulis dengan narasi kemudian di dukung dengan deskripsi untuk
menggambarkan situasi dan kondisi yang ada di dalamnya.

Ciri – Ciri Novel Angkatan 20 dan 30-an


 Mempunyai tema masalah adat dan kawin paksa.
 Umumnya berisi kritikan terhadap adat tempo dulu.
 Tokoh yang diceritakan dari muda sampai meninggal dunia.
 Memiliki bahasa yang kaku dan statis.
 Bahasanya yang santun.
 Memiliki konflik disebabkan oleh perselisihan dalam memilih nilai kehidupan.
 Menggunakan kata-kata yang berlebihan.

Ciri – Ciri Novel Remaja


 Kebanyakan bertemakan tentang pertemanan atau persahabatan serta percintaan.
 Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari yang digunakan oleh remaja.
 Ciri-ciri yang selanjutnya adalah sama dengan novel umum.
Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 5
Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
C. STRUKTUR NOVEL

Berikut adalah penjelasan mengenai struktur novel


 Abstrak, merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanya dapat
ditemukan pada bagian awal cerita dalam novel.
 Orientasi, merupakan bagian penjelasan mengenai latar waktu dan
suasana. Seperti terjadinya cerita, terkadang juga berupa pembahasan
penokohan atau perwatakan.
 Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab
akibat, dimana setiap peristiwa terjadi karena adanya sebab dan
mengakibatkan munculnya peristiwa yang lainnya.
 Evaluasi, merupakan bagian dimana konflik yang terjadi pada tahap
komplikasi terarah menuju suatu titik tertentu.
 Resolusi, merupakan bagian dalam novel yang memunculkan solusi
atas konflik yang sedang terjadi.
 Koda, merupakan bagian akhir atau penutup cerita dalam novel.

D. JENIS-JENIS NOVEL

Jenis Jenis Novel Berdasarkan Nyata atau Tidaknya Kejadian :


 Novel Fiksi, merupakan novel yang tidak nyata atau tidak terjadi dalam kehidupan nyata.
 Novel Non Fiksi, merupakan novel yang pernah terjadi dalam kehidupan nyata.

Jenis Jenis Novel Berdasarkan Genre Ceritanya :


 Novel Romantis, merupakan novel yang menceritakan
kisah atau cerita tentang kasih sayang atau cinta.
 Novel Horror, merupakan novel yang menceritakan
kisah atau cerita tentang hal yang sangat menyeramkan
dan menakutkan.
 Novel Komedi, merupakan novel yang menceritakan
kisah atau cerita tentang hal yang lucu.
 Novel Inspiratif, merupakan sebuah novel yang
menceritakan kisah atau cerita inspiratif.

Jenis Jenis Novel Berdasarkan Isi dan Tokoh :


 Novel Teenlit, merupakan novel yang berisi tentang
remaja.
 Novel Songlit, merupakan novel yang diambil dari
sebuah lagu.
 Novel Chicklit, merupakan novel yang berisi tentang
perempuan muda.
 Novel Dewasa, merupakan novel yang berisi tentang
cerita orang dewasa.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 6


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
E. UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL

Unsur - unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur pembangun karya
sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri.
1. Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau
sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema dalam banyak hal bersifat
“mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu,
termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain.

2. Tokoh
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa
atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia,
namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Berdasarkan perbedaan
sudut pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis,
yaitu:
(1) Tokoh utama, tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang
bersangkutan.
(2) Tokoh protagonis, tokoh yang kita kagumi yang merupakan pengejawantahan
norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita.
(3) Tokoh antagonis, tokoh penyebab terjadinya konflik dalam sebuah cerita.
(4) Tokoh sederhana, tokoh yang hanya memiliki satu kualitas peribadi tertentu, satu
sifat watak yang tertentu saja.
(5) Tokoh bulat (kompleks), tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai
kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya.
(6) Tokoh statis, memiliki sikap dan watak yang relatif tetap , tak berkembang, sejak
awal sampai akhir cerita.
(7) Tokoh berkembang, tokoh cerita yang mengalami perubahan dan berkembang
perwatakan sejalan dengan perkembangan serta perubahan peristiwa dan plot yang
dikisahkan.
(8) Tokoh tipikal, tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya
dan lebih banyak ditonjolkan kualitas pekerjaan atau kebangsaan.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 7


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
(9) Tokoh netral, tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar –
benar merupakan tokoh imajiner, yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia
fiksi, Ia hadir semata – mata demi cerita, atau bahkan dialah yang empunya cerita,
pelaku cerita dan diceritakan.
(10) Tokoh tambahan, yaitu tokoh lain dalam cerita selain tokoh utama.

Untuk menggambarkan karakter tokoh tersebut sang pengarang menampilkannya


dengan cara yang berbeda-beda setiap novelnya, berikut cara yang biasa dilakukan
pengarang untuk menggambarkan watak atau karakter dari tokoh novel:
1. Penggambaran dijelaskan melalui bentuk lahiriah seperti keadaan fisik, cara
berpakaian, tingkah laku, dan sebagainya.
2. Penggambaran dijelaskan dengan jalan pikiran tokoh.
3. Penggambaran dilakukan dengan melalui reaksi dari tokoh terhadap suatu hal atau
kejadian tertentu.
4. Penggambaran dijelaskan melalui lingkungan dan keadaan sekitar tokoh.

3. Penokohan atau perwatakan

Penokohan atau perwatakan yaitu penggambaran mengenai tokoh cerita. Penokohan


mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, bagaimana penempatan
dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas
kepada pembaca. Ada dua cara menggambarkan watak tokoh dalam cerita novel, yaitu
sebagai berikut.
b. Analitik/langsung, yaitu pengarang langsung menggambarkan keadaan atau
pelukisan bentuk fisik seorang tokoh, seperti bagaiman bentuk wajah, hidung,
mata, rambut, dan sebagainya.
c. Dramatik/tidak langsung, yaitu pengarang mengungkapkan watak tokoh dengan
hal-hal yang berhubungan dengan tokoh. Misalnya pelukisan jalan pkikran tokoh,
cara berdandan, cara berpakaian, cara bicara, cara bergaul dan sebagainya.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 8


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
4. Alur
Alur yaitu rangkaian peristiwa-peristiwa yang
membentuk sebuah cerita. Alur dapat dikatakan sebuah
jalinan cerita yang dibuat oleh pengarang dalam
menjalin kejadian secara beruntun atau
rangkaian/jalinan antar peristiwa/ lakuan dalam cerita.
Sebuah cerita sebenarnya terdiri dari berbagai peristiwa
yang memiliki hubungan sebab-akibat. Misalnya
karena ada peristiwa 1 (pacarnya lari) maka akibatnya
terjadilah peristiwa 2 (tokoh A frustasi). Jalinan itu
yang dinamakan alur/plot.

Alur terdiri dari beberapa tahap, yaitu sebagi berikut.

• Pengenalan atau eksposisi, biasanya pada tahap ini penulis akan memperkenalkan
tokoh-tokoh yang ada dalam cerita novel , karakter-karakter tokoh dan lingkungan tokoh.
• Pertentangan atau konflik, pada tahap ini biasanya tokoh utam mengalami konflik
a-b dengan tokoh lain, diri sendiri, maupun dengan lingkungan tempat ia tinggal.

•Pertumbuhan atau penanjakan, pada tahap ini biasanya konflik yang dialami tokoh
semakin melebar dan terjadi beberapa pertentangan antar tokoh.
•Klimak atau puncak ketegangan, pada tahap ini terjadi ketegangan yang memuncak
c-d atau masalah yang memuncak sehingga memunculkan kejutan-kejutan yang tidak
disangka-sangka oleh pembaca.

•Antiklimaks, pada tahap ini ketegangan sudah cukup mereda


•Ending, pada tahapan ini terjadi penyelesaian konflik yang biasanya ditunggu-tunggu
e-f oleh pembaca, ada dua penyelesaian dalam cerita novel, yaitu happy ending (berakhir
bahagia), dan sad ending (berakhir sedih).

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 9


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
Jenis – Jenis Alur
a. Alur maju atau progresif merupakan alur yang
menceritakan peristiwa-peristiwa secara
kronologis atau berurutan. Dalam alur ini cerita
diawali dengan tahap pengantar dan di akhiri
tahap penyelesaian.
b. Alur mundur atau regresif merupakan alur
yang menceritakan peristiewa-peristiwa secara
terbalik. Dalam alur ini cerita tidak dimulai dari
tahap pengantar
c. Alur campuran merupakan perpaduan dari alur
maju dan dan alur mundur.

Konflik
Konflik cerita, yaitu pokok permasalahan yang terjadi dan sesuatu yang dramatik,
mengacu pada pertarungan atau perselisihan antara dua kekuatan yang seimbang dan
menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Bentuk konflik sebagai bentuk kajadian dapat
dibedakan ke dalam dua kategori:
1) Konflik fisik (eksternal) adalah konflik yang terjadi antara seseorang tokoh
dengan sesuatu di luar dirinya. Misalnya, konflik (permasalahan) yang dialami
seseorang tokoh akibat adanya banjir besar, gunung meletus, dsb. Konflik sosial,
sebaliknya adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontak sosial
antarmanusia, atau masalah yang muncul akibat hubungan antarmanusia. Konflik
sosial berupa masalah peperangan, perburuhan, dsb.
2) Konflik batin (internal) adalah konflik yang terjadi di dalam hati, jiwa seseorang
tokoh atau tokoh-tokoh cerita. Jadi ia merupakan konflik yang dialami manusia
dengan dirinya sendiri, intern seorang manusia.
Misalnya, hal itu terjadi akibat pertentangan antara
dua keinginan, keyakinan pilihan yang berbeda,
harapan-harapan,dll. Dapat disimpulkan bahwa
beberapa konflik di atas saling berkaitan, saling
menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain, dan

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 10


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
dapat terjadi secara bersamaan.

5. Setting/Latar
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang
berkaitan dengan waktu, ruang, dan situasi terjadinya peristiwa dalam
cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok.
 Latar tempat, yaitu penggambaran tempat atau lokasi
kejadian dalam cerita.Misalnya: di hutan, di gunung, di
jalan, dan sebagainya.
 Latar waktu, yaitu penggambaran mengenai waktu
kejadian. Misalnya: pagi hari, malam hari, sore hari, dan
sebagainya.
 Latar suasana, yaitu suasana yang menyertai sebuah
cerita. Misalnya: keadaan sekitar tokoh. Namun budaya
juga termasuk dalam latar ini.

6. Sudut Pandang
Adalah posisi pengarang dalam membawakan
ceritanya. Bisa jadi ia menjadi tokoh dalam cerita tersebut
(pengarang berada di dalam cerita). Namun, bisa juga dia
hanya menjadi pencerita saja (pengarang berada di luar
cerita).
Sudut Pandang dibagi menjadi dua yaitu:
1. Sudut pandang orang pertama
Pada sudut pandang orang pertama, posisi pengarang berada di dalam
cerita. Ia terlibat dalam cerita dan menjadi salah satu tokoh dalam cerita (bisa
tokoh utama atau tokoh pembantu). Salah satu ciri sudut pandang orang pertama
adalah penggunaan kata ganti ‘aku’ dalam cerita. Oleh karena itu, sudut pandang
orang pertama sering disebut juga sudut pandang akuan.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 11


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
a. Sudut pandang orang pertama pelaku utama (Tokoh ‘aku’ menjadi tokoh
utama dalam cerita).
b. Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan (Tokoh ‘aku’ hanya
berperan sebagai tokoh pendamping/pembantu saja).
2. Sudut pandang orang ketiga
Pada sudut pandang orang ketiga, pengarang berada di luar cerita. Artinya dia
tidak terlibat dalam cerita. Pengarang berposisi tak ubahnya seperti dalang atau
pencerita saja. Ciri utama sudut pandang orang ketiga adalah penggunaan kata
ganti ‘dia’ atau ‘nama-nama tokoh’. Oleh sebab itu, sudut pandang ini disebut
pula sudut pandang diaan.

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara pengarang mengungkapkan ceritanya melalui bahasa


yang digunakan. Setiap pengarang memiliki gaya masing-masing. Gaya bahasa berfungsi
sebagai alat utama pengarang untuk melukiskan, menggambarkan, dan menghidupkan
cerita secara estetika. misalnya personifikasi, gaya bahasa ini mendeskripsikan benda-
benda mati dengan cara memberikan sifat – sifat seperti manusia. simile (perumpamaan),
gaya bahasa ini mendeskripsikan sesuatu dengan pengibaratan.

8. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin


disampaikan pengarang kepada
pembaca. Amanat dalam cerita bisa
berupa nasihat, anjuran, atau larangan
untuk melakukan/tidak melakukan
sesuatu. Yang jelas, amanat dalam
sebuah cerita pasti bersifat positif.

Misalnya :
Hendaknya kita selalu berbakti kepada orang tua.
Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 12
Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
Janganlah kita senang berbohong.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 13


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
F. UNSUR EKSTRINSIK NOVEL

Unsur-unsur ekstrinsik novel adalah unsur dari luar novel tersebut. Adapun beberapa unsur
ekstrinsik novel, yaitu:
1. Sejarah/Biografi Pengarang biasanya sejarah/biografi pengarang berpengaruh pada
jalan cerita di novelnya
2. Situasi dan Kondisi secara langsung maupun tidak langsung, situasi dan kondisi akan
berpengaruh kepada hasil karya

3. Nilai-nilai dalam cerita.Dalam sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai yang


disisipkan oleh pengarang. Biasanya di dalam karya sastra ada banyak sekali nilai-nilai
kehidupan yang bisa kita ambil, yaitu nilai moral, sosial, religius, budaya, pendidikan,
etika, estetika, politik, patriotik, psikologi, ekonomi, historia, dan sebenarnya masih ada
banyak lagi.

Berikut adalah 12 nilai kehidupan dalam cerpen/novel


beserta contohnya, yang kita rangkum sebagai berikut.

1) Nilai Moral
Nilai Moral adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan perangai,
budi pekerti, atau tingkah laku manusia terhadap sesamanya. Biasanya nilai ini dapat
diketahui melalui deskripsi tokoh, hubungan antartokoh, dialog, dan lain-lain.

Berikut contoh kutipan Nilai Moral:


"Awalnya, aku mau berteman dengan siapa saja, namun setelah mengetahui
kelebihanku, aku mulai memilih teman yang bisa dekat denganku. Apalagi dengan
otakku yang pandai, semakin banyak teman yang menyukaiku. Maka, aku pun mulai
memilih teman dari golongan menengah ke atas. Aku tidak lagi mau berteman
dengan anak yang setara padaku"
(Kutipan Cerpen "Penyesalanku" karya Dian Indria A)

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 14


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
2) Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai moral yang diambil. Nilai moral tersebut
adalah aku yang berotak pandai dan hanya ingin berteman dari golongan menengah
ke atas menggambarkan kesombongan yang merupakan sifat buruk.

3) Nilai Sosial
Nilai Sosial adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan masalah
sosial dan hubungan manusia dengan masyarakat (interaksi sosial antar-manusia).
Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan penggambaran hubungan antar-tokoh.
Berikut contoh kutipan Nilai Sosial:
"Dua penumpang laki-laki, saat melihat Lail dan ibunya masuk, berdiri memberikan
tempat duduk, "Terimakasih". Lail dan ibunya segera duduk"
(Kutipan Novel "Hujan" karya Tere Liye)

Pada kutipan novel diatas, terdapat nilai sosial yang diambil. Nilai sosial tersebut
digambarkan oleh perilaku sopan santun dua penumpang laki-laki yang memberikan
tempat duduknya kepada Lail dan ibunya yang baru masuk. Kemudian Lail dan
ibunya mengucapkan terimakasih, yang menggambarkan bahwa Lail dan ibunya
menghargai sopan santun kedua laki-laki itu.

4) Nilai Religi
Nilai Religius adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan
kepercayaan atau ajaran agama tertentu. Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan
simbol agama tertentu, kutipan atau dalil dari suatu kitab suci, dan penggambaran
nilai-nilai kehidupan yang dilandasi ajaran agama yang bersifat universal.

Berikut contoh kutipan Nilai Religus/Keagamaan:


"Sebenarnya sangat banyak kejadian seperti itu yang terjadi kepadaku, sangat
sering. Terkadang aku bingung dengan orang-orang yang tak peduli untuk menutup
aurat mereka. Sungguh, sebenarnya apa arti jilbab bagi mereka?"
(Kutipan Cerpen "Apa Arti Jilbab Bagimu" karya Lamia N S)

Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai religius yang diambil. Nilai religius
tersebut meliputi jilbab yang merupakan penutup aurat yang dipakai perempuan
Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 15
Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai ke dada.

5) Nilai Budaya
Nilai Budaya adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan adat
istiadat, kebudayaan, serta kebiasaan suatu masyarakat. Biasanya nilai ini dapat
diketahui dengan penggambaran adat istiadat, bahasa dan gaya bicara tokoh yang
mencerminkan bahasa tertentu, dan kebiasaan yang berlaku pada tempat para tokoh.

Berikut contoh kutipan Nilai Budaya:


"Iyaa, kita mau. Asalkan kamu mau janji akan nerusin tari jaipong ini. Kan asik kalo
kita bisa ngewakilin Indonesia ke berbagai negara"
(Kutipan Cerpen "Jaipong" karya Aldizza Aurelia)

Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai budaya yang diambil. Nilai budaya tersebut
adalah tari jaipong yang merupakan tarian tradisional (kebudayaan) khas Jawa Barat.

6) Nilai Pendidikan/Edukatif
Nilai Pendidikan/Edukatif adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan
pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran) atau bisa juga berhubungan
dengan sesuatu hal yang mempunyai latar belakang pendidikan/pengajaran.

Berikut contoh kutipan Nilai Pendidikan:


"Agaknya selama turun menurun keluarga laki-laki cemara angin itu tak mampu
terangkat dari endemik kemiskinan komunitas Melayu yang menjadi nelayan. Tahun
ini beliau menginginkan perubahan dan ia memutuskan anak lelaki tertuanya
Lintang, tak akan menjadi seperti dirinya"
(Kutipan Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata)

Pada kutipan novel diatas terdapat nilai pendidikan, yaitu Ayah Lintang yang
memutuskan untuk mendidik anak lelaki tertuanya Lintang agar tidak menjadi seperti
dirinya, agar kelak dapat mengubah nasib keluarganya.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 16


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
7) Nilai Etika
Nilai Etika adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan sopan santun
dalam aspek kehidupan. Merupakan bagian dari nilai moral.

Berikut contoh kutipan Nilai Etika:


"Zahra... masuk nak, kita sarapan dulu" suara ibuku yang sontak membuyarkan
lamunanku.
"Dan setelah sarapan tolong belikan bahan-bahan untuk membuat kue ya nak, ibu
tidak enak badan"
"Baik bu", singkatku.
(Kutipan Cerpen "Harapan Seorang Ibu" karya Lutaful Kafifah)

Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai etika yang diambil. Nilai etika tersebut
adalah kita menuruti perintah orangtua dengan membelikan bahan membuat kue
untuk ibunya yang tidak enak badan.

8) Nilai Estetika
Nilai Estetika adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan keindahan
baik dari segi bahasa, penyampaian cerita, pelukisan alam, keistimewaan tokoh, dan
lingkungan sekitar tokoh.

Berikut contoh kutipan Nilai Estetika:


"Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Beban yang menekan pundaknya
adalah pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang
didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh Karyamin dan kawan-
kawan"
(Kutipan Cerpen "Senyum Karyamin" karya Ahmad Tohari)

Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai estetika yang diambil. Nilai estetika
tersebut terdapat pada penggunaan kalimat "Beban yang menekan pundaknya adalah
pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang
didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh". Menurut penulis,
penggunaan kata beban, menekan, dan pikulan merupakan bentuk permainan bahasa
Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 17
Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
yang indah. Gambaran lingkungan sekitar pelaku juga menjadikan cerpen ini
semakin jelas dan hidup.

9) Nilai Politik
Nilai Politik adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan usaha warga
negara untuk mewujudkan kebaikan bersama, proses pelaksanaan kebijakan di
masyarakat, dan penyelenggaraan pemerintahan diberbagai tingkat dalam negara.

Berikut contoh kutipan Nilai Politik:


"Bukan hanya itu. Para pemilih kadang-kadang terpengaruh uang. Terpengaruh
praktek-praktek money politics," sahut Rita
(Kutipan Cerpen "Bajingan-Bajingan Politik" karya Harimanto Imadha)

Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai politik yaitu money politics yang
merupakan suatu bentuk pemberian uang terhadap seseorang agar dapat
mempengaruhi orang tersebut untuk memilihnya pada saat pemilihan umum.

10) Nilai Patriotik/Perjuangan


Nilai Patriotik adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan jiwa
kepahlawanan atau suatu perjuangan (misalkan perjuangan hidup, semangat yang
membara, cinta tanah air, dan lain-lain).

Berikut contoh kutipan Nilai Patriotik:


"Jika malam, mataku sulit terpejam membayangkan diriku berdiri di barisan sebelas
pemain PSSI, membela tanah air. Kubekapkan tangan di dada, menekan lambang
Garuda di sana. Indonesia Raya membahana"
(Kutipan Novel "Sebelas Patriot" karya Andrea Hirata)

Pada kutipan cerpen diatas terdapat nilai patriotik, yaitu antusiasme anak-anak kecil
dalam menunjukkan dukungannya bagi tim nasional Indonesia, sebagai salah satu
bentuk kesetiaan (semangat yang membara), sebagai wujud nyata patriotisme.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 18


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
11) Nilai Psikologi
Nilai Psikologi adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan kondisi
kejiwaan tokoh (misalkan antisosial, depresi, keterbelakangan mental, shock,
halusinasi, delusi, emosi yang berlebih, gangguan kejiwaan, dan lain-lain).

Berikut contoh kutipan Nilai Psikologi:


"...aku mulai Shock, dan bertanya-tanya ada apa dengan diriku? Terutama dengan
kedua mataku ini? Keluargaku secara perlahan memberitahuku, bahwa aku
mengalami kebutaan, karena kornea mataku rusak dan harus mencari pendonor
kornea mata"
(Kutipan Cerpen "Cinta yang Tak Tergantikan" karya Fenny Marsella)

Pada kutipan cerpen diatas terdapat nilai psikologi yang diambil. Nilai Psikologi
tersebut adalah karakter aku yang mengalami Shock, yang merupakan sebuah
keadaan psikologis dimana dia terkejut atas apa yang terjadi pada matanya.

12) Nilai Ekonomi


Nilai Ekonomi adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan
status/kondisi ekonomi, perdagangan, atau permasalahan ekonomi dalam masyarakat.

Berikut contoh kutipan Nilai Ekonomi:


"Kalau ada, mengapa biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya
semua? Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak
cucu mereka..."
(Kutipan Cerpen "Robohnya Surau Kami" karya A.A Navis)

Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai ekonomi yang diambil, yaitu melarat yang
merupakan kondisi dalam perekonomian dimana tidak memiliki harta alias sengsara.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 19


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
13) Nilai Historis
Nilai Historis adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan hal-hal
yang erat kaitannya dengan sejarah.

Berikut contoh kutipan Nilai Historis:


"...Jangankan mendengar nama Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka. Jangan
pula menyebut peristiwa berdarah 30 September 1965,..."
(Kutipan Novel "Pulang" karya Leila S. Chudori)

Pada kutipan novel diatas, terdapat nilai historis yang diambil. Nilai historis tersebut
adalah menyinggung tentang 30 September 1965 yang merupakan permulaan dari
sejarah gelap bangsa Indonesia yang sampai ini masih didebatkan terkait kisah
sesungguhnya mengenai peristiwa tersebut.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 20


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
G. CARA MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK NOVEL

1. Tema
 Baca keseluruhan cerita dan memahaminya,kalo perlu baca berulang-ulang.
 Tentukan tokoh utama yang mengalami kejadian/masalah, lalu tentukan masalah
yang dihadapi tokoh utama tersebut dan biasanya temanya berkaitan dengan
permasalahan.
 Tulis hal-hal yang dibicarakan dalam cerita,baik itu tersirat maupun tersurat hal yang
paling banyak dibicarakan biasanya yang menjadi pokok bahasan atau tema
 Tema : Perjuangan seorang Remaja melawan penyakit kanker Ganas,
(Rabdomiosarcoma), tetapi memiliki semangat untuk Hidup.

2. Tokoh
 Tulis saja nama – nama orang/tokoh yang terlibat dalam cerita tersebut.
 Kalau tokoh utama : dengan menghitung berapa banyak tokoh tersebut tampil dan
berapa banyak dibicarakan, tokoh yang paling banyak dibicarakan adalah tokoh
utama.

3. Watak
 Menunjukan secara langsung bagaimana perilakunya
 Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri
 Memahami bagaimana jalan pikiranya
 Melihat bagaimana tokoh itu menghadapi masalah yang ada.apa yang di katakana
oleh tokoh.

Penggambaran watak Tokoh


a) Secara Langsung
 “Memang bersemangat sekali ya pak?” tegur Bu Mus kepada Pak Noor”.
 Lintang sungguh rajin ya buk, mudah-mudahan ia dapat menjadi pernerus kita
nantinya.
 Bapak K.A Harfan itu benar-benar sabar menghadapi siswanya.
b) Secara tidak langsung
Melalui Dialog
 “Aku akan tetap bersekolah disini rek”, jawab Ikal dengan suara keras.
(Ikal berwatak berpendirian)
 “Aku sudah pernah membaca buku itu bukan aku tidak suka”. Demikian komentar
akiong encari penyakit. (Akiong berwatak Sombong)

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 21


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
 “Diam dan simaklah panggilan kemenangan itu”. Sahara dan Ikal mendeng
Lintang berkata seperti ini. (Lintang berwatak bersemangat)
 “kalau dia bias berubah menjadi burung bayan, tak perlu kita susah-susah seperti ini”.
Desah Kucai terengah-engah. (Kucai berwatak banyak bicara)
 “Berbahaya ? kalau tak dicoba siapa yang tahu”. Tanya balik Borek. (Borek
berwatak ingin tahu)
 “Sudah 3 jam kita disini, lebih baik kita pergi saja”. Mahar menasihati Lintang. (Mahar
berwatak mudah menyerah)
 Trapani berbisik “besok pulang bersama lagi ya ?” (Trapani berwatak manja)
 “Semua Pria brengsek ! egois !!!” katanya ketus. ( Sahara berwatak emosi)
Melalui Fisik
 Bapak K.A Harfan Efendy Noor yang berwajah sabar sedang duduk disamping sekolah.
 Seorang wanita berjilbab dan tinggi itu Nampak berkilau ditengah kerumunan orang.
 Wanita berkalung sorban itu melirik kami dengan pandangan jijik.
Melalui Jalan Pikiran
 “Bisa diakalin nih anak”. Borek sinis.
 “Bagus dengan begini aku bisa menag dalam perlombaan itu”, pikir Akiong dalam hati.
Melalui Masalah
 “Sudah menyerah ya ? semangat dong”, ujar lintang.
 “Saya akan berusaha mencari siswa lagi pak” Bu Mus bergegas.

4. Alur
 Pahami, cermati jalan cerita lihat urutan peristiwa dalam cerita novelnya
 Dengan melihat atau menulis kapan cerita itu dimulai dan diakhiri, jika cerita diawali
dari waktu lalu menuju waktu sekarang,berarti cerita tersebut beralur maju,demikian
sebaliknya.

5. Setting/latar
 Kapan dan dimana cerita itu berlangsung,.

Latar Waktu
1. Siang hari_Contoh kalimat : “Kita tunggu aja sampai jam 11 siang mudah-mudahan
ada 1 siswa lagi yang mendaftar”.
2. Pagi hari_Contoh kalimat : “Persis pada saat matahari terbit mereka bergegas pergi
ke sekolah Muhammdiyah”.

Latar Tempat
1. Di sekolah_Contoh kalimat : “Borek lagi tidur tuh di kelas”. Sahut Lintang.
2. Di bawah Pohon_Contoh kalimat : “Pohon ini begitu teduh rek, mudah-mudahan
emosi kau bisa seperti ini”. Oceh Lintang.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 22


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
6. Suasana
 Dilihat dari keadaan dalam cerita tersebut . Misalnya, suasana gembira, sedih,
tegang, penuh semangat, tenang, damai, dan sebagainya.
 Menyenangkan_Contoh kalimat : “Horeee… kan sudah aku bilang, ini adalah
panggilan kemenangan kita”.
 Menegangkan_Contoh kalimat : “Kalau kita tak mendapatkan 1 siswa lagi sampai
jam 11 siang ini tamatlah riwayat sekolah ini buk”.

7. Sudut pandang
 Berkaitan dengan penceritaan penulis,jika pengarang memakai istilah aku untuk
menghidupkan tokoh,seolah-olah dia menciritakan pengalamanya sendiri maka itu
SP orang ke 1,dia Ke 3.

8. Amanat
 Dapat ditangkap dari sebab akibat perbuatan para tokohnya,jika tokoh adalah orang
yang jujur dan dalam cerita ia menjadi orang yang berhasil dalam hidupnya berari
cerita itu mengandung pasan/amanat tentang kejujuran.
 Janganlah menyerah, hiraukan orang yang mengganggumu, teruslah berjalan jika
menurutmu itu benar.
 Dari bersekolah dengan sungguh-sungguh cita-cita akan tercapai walaupun dengan
usaha yang sulit

9. Konflik
 Dilihat dari suatu permasalahan yang ada atau yang di hadapi oleh tokoh-tokoh
dalam cerita tersebut.
 Konflik dalam novel ini dimulai saat sekolah yang menjadi dambaan anak-anak
Laskar Pelangi akan digusur karena tidak memenuhi syarat yaitu harus memiliki
siswa minimal 10 orang.
Contoh kalimat : “jika sampai jam 11 kita tak mendapatkan 1 siswa lagi tamatlah
riwayat kita pak “.
 Konflik kedua dalam novel ini terjadi pada saat tokoh utama tidak dapat bersekolah
lagi di sekolah Muhammdiyah.
Contoh kalimat : belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak
jenius harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga.

10. Gaya Bahasa


 Dilihat dari kata- kata yang digunakan pengarang dalam menyampaikan ceritanya.

 Beberapa jenis gaya bahasa:


a. Metafora
Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung (Keraf : 139). Berikut contohnya: Apa sebabnya kau naik pitam?”
Tanya saya.” Kau pikir Firdaus tidak bersalah, bahwa dia tidak membunuh orang
itu?” (hal: 5) Makna naik pitam adalah marah.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 23


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
b. Litotes
Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan
merendahkan diri (Keraf, 2006 : 132).
Berikut contohnya:
Dibandingkan dengan dia, saya hanyalah seekor serangga kecil yang sedang
merangkak di tanah diantara jutaan serangga lain. (hal:6)Seekor serangga kecil
maksudnya merendah dan tidak sebanding statusnya.Gubuk kami dingin hawanya.
(hal:24)
Gubuk kami mengandung arti rumah persinggahan.

c. Simile
Simile merupakan perbandingan yang bersifat eksplisit, maksudnya ialah bahwa
ia lansung mengatakan sesuatu sama dengan hal lain (Keraf: 138). Dalam hal ini bahasa
yang membandingkan mengunakan kata-kata perbandingan, terlihat dalam ketipan
berikut:
Saya berdiri terpaku seperti berubah menjadi batu. (hal: 7)Maksud dari berubah menjadi
batu adlah diam tanpa ada gerakan.

d. Hiperbola_ Adalah gaya bahasa yang mangandung ungkapan yang berlebihan, dengan
membesar-besarkan sesuatu hal (Keraf: 135). Contohnya sebagai berikut:
Saya merasa ditolak, bukan saja oleh dia, bukan saja oleh satu orang diantara sekian juta
yang menghuni dunia yang padat ini, tetapi oleh setiap makhluk atau benda yang ada
dibumi ini, oleh dunia yang luas itu sendiri. (hal:8)

e. Metonimia
Metonimia adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk
menyatakan suatu hal lain karena memiliki pertalian yang sangat erat (Keraf : 142).
Setelah selesai mengisap pipanya, ia berbaring, maka saat kemudian gubuk kami
akan bergetar dengan suara dengur yang keras. (hal:27)Kemudian pada suatu malam,
tubuhnya seakan-akan lebih berat dari biasa dan nafasnya berbau lain, maka saya buka
mata saya. (hal:30)

f. Klimaks dalam novel ini terjadi pada saat anak-anak laskar pelangi harus melawan
sekolah PN yang sudah jauh lebih maju.
Contoh kalimat : “jika kalian ingin sekolah ini tidak digusur, menagkanlah perlombaan
itu dan bawalah piala ke desa rawa rontek ini”.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 24


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
H. PENGAYAAN NLAI-NILAI DALAM NOVEL

PILIHAN GANDA

1. Bacalah penggalan cerpen berikut!


(1) “Apa kau bilang? Jodoh? Saya tidak rla kau berjodoh dengan Azrial. Akan saya carikan
kau jodoh yang lebih bermartabat!”
(2) “Apa dia salah kalau ayahnya hanya juru masak?”
(3) “Jatuh martabat keluarga kita bila laki-laki itu jadi suamimu. Paham kau?”
(4) “Derajat keluarga Azrial memang seumpama lurah tak berbatu, seperti sawah tak
berpematang, tak ada yang bisa diandalkan.” (5) Tetapi, tidak patut rasanya,
Mangkudun memandang Azrial dengan sebelah mata. (6) Maka, dengan berat hati
Azrial melupakan Renggogeni. (7) Ia hengkang dari kampung, pergi membaca luka hati.
Nilai budaya yang terdapat pada kutipan tersebut adalah …
A. Orang tua mencarikan jodoh untuk pasangan anaknya yang sesuai.
B. Seorang kekasih meninggalkan pasangannya karena miskin.
C. Kturunan harus dipertimbangkan untuk mencari pasangan agar sepadan.
D. Laki-laki harus berhasil dalam hidupnya sebelum mencari pasangan.
E. Orang tua berhak menolak jodoh yang dipilih anaknya.

2. Bacalah teks berikut!


(1) Teman-teman Fajar bersorak gembira. (2) Daffa terkulai lemas karena layang-
layangnya putus. (3) Senja pun tiba. (4) Ketika terdengar suara adzan, anak-anak mulai
membubarkan diri untuk pergi ke masjid. (5) Berita kemenangan Fajar atas Daffa
semakin menambah keyakinan anak-anak desa itu bahwa layang-layang milik Fajar
memang sakti. (6) Fajar menjadi semakin tinggi hati.

Bukti nilai agama terdapat pada kalimat bertanda nomor ....


A. (1) C. (4) E. (5)
B. (3) D. (6)

3. Bacalah kutipan novel berikut dengan saksama!


(1) Layang-layang Adi tiba-tiba menukik dari atas menyambar layang-layang Badu. (2)
Akibatnya, ada bagian kertas layang-layang Badu yang robek. (3) Dan... ketika diadu
kembali, layangan Badu pun putus. (4) Badu memandang layang-layangnya seolah-olah
tidak percaya. (5) Perasaan sedih dan malu menjadi satu. (6) Akhirnya Badu mengakui
kekalahannya.

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 25


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
Bukti nilai moral terdapat pada kalimat bernomor ...
A. (1) C. (4) E. (5)
B. (3) D. (6)

4. Bacalah teks berikut!


“Hanafi, mudah-mudahan Tuhan mengampuni dosamu. Sebagai ibu yang engkau
durhakai dengan lillaahitaala sudah rela mengampuni akan dikau.” Hanafi tergeletak
tertawa seolah mencemooh pula, “Hai ibu, mengucap ibu dengan tulusnya barangkali
ibu akan mendapatkan ilham, lalu dapat berkata dengan benar. Pada hematku ibulah
juga yang banyak bersalah atas diriku.”
(Salah Asuhan, Abdul Muis)

Berdasarkan kutipan novel di atas, nilai yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari adalah
....
a. seorang ibu banyak berbuat salah pada anaknya
b. seorang ibu mengampuni kesalahan anaknya
c. seorang ibu selalu didurhakai anaknya
d. seorang ibu selalu membimbing anaknya
e. seorang ibu selalu menyayangi anaknya

5. Bacalah teks berikut!


Perkataan itu terdengar oleh sekalian isi kantor. Semua pesuruh berdiri dari bangku
kedudukannya, memandang Kosim tenang-tenang. Warna muka orang muda itu merah
padam, matanya bersinar-sinar. Bukan main marahnya karena ia dihinakan. Ia pun berkata
dengan gagap, “Saya bu…bukan bujang, juragan.”
“Aku kepalamu, tuanmu, tahu? Kepadaku engkau minta izin jika hendak ke mana-
mana dari kantor ini.”
“Keras kepala, bin… engkau! Ini manteri kabupaten, Manteri Surya, mengerti?
Awas…”
Kosim gemetar, kedua bibirnya bertaut dan matanya terbelalak berapi-api. Ia
melangkah menuju meja manteri dan membulatkan tinjunya.Seketika itu juga tangannya
dipegang oleh Suminta cepat-cepat lalu ia ditariknya keluar.
“Sudah Juragan Kosim,” katanya perlahan-lahan. Pergilah, ah…mana gelas itu
Juragan Manteri? Saya cuci, saya beli kopi sekali?”

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 26


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
Nilai budaya/tradisi dalam kutipan novel tersebut adalah…
a. Siapapun harus meminta izin bila meninggalkan ruang kerja.
b. Seorang anak buah tidak harus hormat dan patuh kepada atasan.
c. Seorang atasan harus berani dan sering menegur bawahannya.
d. Menentang perintah atasan apabila tidak berkenan di hati.
e. Seorang atasan boleh berbuat semena – mena terhadap bawahan.

6. Bacalah dengan saksama!


Di Kantor Pos
Oleh: Muhammad Ali
(1) “Tadi agaknya telah terjadi suatu kekeliruan ketika Nona membayarkan uang pos
wesel kepada saya, sebab ….”
“Mana bias keliru?” si pegawai menyela dengan cepat.
(2) “Seharusnya saya terima tiga ratus rupiah, bukan? Kalau tak salah, sekian itulah
angka yang tertulis dalam pos wesel saya.”
(3) “Coba saya liat dulu, Saya masih ingat nomor pos wesel Saudara.” Si pegawai lalu
memeriksa salah satu lajur dalam daftar yang terkembang di hadapannya, kemudian
katanya,”Nah ini, wesel nomor satu empat tujuh dengan tanda C. Jumlah uang:tiga
ratus rupiah. Apa yang keliru? Bukankah tadi Saudara terima dari saya tiga ratus
rupiah?”
(4) “Tidak,”jawab laki-laki itu.” Nona tadi memberikan kepada saya bukan tiga lembar
kertas ratusan, tapi empat lembar. Jadi, empat ratus rupiah yang saya terima tadi.”
(5) “Oh,, kalau begitu saya keliru. Benar-benar keliru,” kata si pegawai akhirnya
dengan kemalu-maluan.”Maklum banyak kerja. Lagi pula lembaran-lembaran uang
itu masih baru hingga mudah saja terlengket karenanya. Jadi, Saudara mau
kembalikan uang yang seratus rupiah kepada saya, sekarang?”
“Betul, Saya akan mengembalikannya kepada Nyonya ….”
“Nona!” sela si pegawai cepat.

Nilai Moral yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah …


a. Lebih baik mengakui salah daripada berbohong.
b. Kita harus bersikap jujur.
c. Berhati-hatilah dalam bertindak.
d. Kekeliruan merupakan hal yang wajar.
e. malu mengakui kesalahan

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 27


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
7. Bukti nilai moral pada kutipan cerpen di atas ditandai dengan nomor ….
A. (1) C. (4) B. (3) D. (2) E. ( 5 )

8. Bacalah teks berikut!


Haji soleh yang jadi pemimpin dan juru bicara tampil ke depan. Dan dengan suara
yang menggeletar dan berirama indah, Ia memulai pidatonya: “O, Tuhan kami yang
Mahabesar, kami yang menghadap-Mu ini adalah umat-Mu yang paling taat beribadat,
yang paling taat menyembah-Mu. Kamilah orang-orang yang selalu menyebut nama-Mu,
memuji-muji kebesaran-Mu, mempropagandakan keadilan-Mu, dan lain-lainnya…”

Nilai yang menonjol dalam cuplikan cerpen tersebut adalah ….


a. agama b. ketuhanan c. sosial d. budaya e. moral

9. Bacalah teks berikut!


"Abu Bakar menangis. Ia tersedu dan gemetar hebat. Ia menahan amarah, baik terhadap
diri sendiri maupun terhadap Pak Yahudi. Lalu dengan terbata-bata, iasampaikan sebuah
rahasia. Kata Abu Bakar kepadanya: Tahukah Bapak, siapa orang yang selalu
menyuapimu dengan sabar dan penuh kasih sayang itu? Dialah Rasulullah Muhammad
yang engkau benci, yang setiap hari engkau maki. Tapi dia tak pernah sakit hati atau
dendam kepadamu, justru memperlakukanmu melebihi cinta kerabatmu."

Nilai yang terkandung dalam cuplikan cerpen tersebut adalah nilai …


a. Moral dan budaya
b. moral dan psikologi
c. moral dan agama
d. moral dan pendidikan
e. agama dan budaya

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 28


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
10. Bacalah teks berikut!
Adi terus menerus menyesali kebodohannya yang begitu mudah terjebak dalam
perangkap busuk yang dibuat Melly. Nasi telah menjadi bubur, ia menyesal telah begitu
emosional memutuskan cintanya dengan Susan hanya karena mulut manis Melly yang
ternyata berbisa. Adi sibuk berpikir, akankah Susan menerimanya kembali kalau ia mau
mengakui kesalahannya. Perang dingin Susan dan Vivi masih berlanjut. Montir-montir
baru yang direkrut Vivi, kerap berkomentar sinis yang membuat panas hati Susan.
Namun Susan selalu dapat mengendalikan emosinya, justru Vivi lah yang kerap
terpancing amarahnya.

Nilai moral yang terkandung dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....

a. menyesali perbuatnya terus menerus merupakan kebodohan


b. memecah belah seseorang dengan mulut manis yang berbisa
c. meminta maaf lebih sulit dilakukan daripada menerima maaf
d. kesabaran dan kebodohan merupakan dua sikap yang sulit dibedakan
e. setiap perbuatan tentu mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan

11. Bacalah teks berikut!


Dengan berhati-hati supaya jangan terdengar oleh ibunya, diputarnya kunci pintu
kaca. Tiba-tiba suara di dalam berhenti mengaji. Ia menjenguk ke dalam. Sunyi saja. Tapi
baru saja daun pintu itu ditariknya, terdengar ibunya memanggilnya, ”Ama . . .kemari dulu,”
kesal hatinya, ibunya tahu dia mau keluar. Tentu ada lagi nasihatnya yang sudah tidak pada
tempatnya lagi. Masakan orang sebesar dia masih dikasih nasihat? Dia hampiri ibunya yang
masih di atas tikar sembahyang. Ama berdiri dengan sedih di hadapan ibunya. ”Mandi,
makan, dan barulah boleh jalan,” lambat suara ibunya. Manis muka ibunya dilingkari
mukenah putih bersih. . . . .

Nilai eksteristik yang menonjol pada cerpen diatas adalah….


a. social
b. budaya
c. lingkungan hidup
d. agama
e. moral

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 29


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
12. Bacalah teks berikut!
“Tetapi,” kata Yusuf tiba-tiba menyela perkataan Tuti yang diucapkan dengan
amarah dan benci, “Oleh hormatnya orang kampung kepada mereka yang dianggapnya ahli
agama itu, maka tiba di bawah pengaruhnya dan oleh itu sering mereka menjadi
permainannya.” “Bagi saya sendiri, saya pun sebenarnya tiada tertarik kepada agama serupa
dipakai orang di kampung-kampung. Kehormatan orang kampung itu kehormatan membabi
buta, oleh sebab mereka sendiri tiada dapat dan tiada sanggup mendalami hakekat agama
yang sebenarnya. Sekaliannya diserahkan mereka saja kepada kiai yang mereka junjung itu.
Tetapi jika dibandingkan cara kedua golongan itu memandang dan menjunjung agama yang
disebut mereka suci itu, maka saya akan memilih cara orang kampung. Pada kaum priyai
agama serta upacara yang dianggap bersangkutan dengan agama itu seolah-olah dipandang
sesuatu yang memalukan, yang tidak berani dibawa di tengah khalayak yang terhormat.
(Novel Layar Terkembang, Sutan Takdir Alisyahbana)

Nilai agama dalam kutipan novel tersebut adalah ...


a. Pemeluk agama yang tidak memahami secara benar ajaran agama yang dianutnya.
b. Ketaatan penduduk kampung dalam melakukan ajaran-ajaran agama mereka.
c. Orang-orang terhormat yang taat menjalani agama dengan sebenar-benarnya.
d. Orang kampung yang taat kepada agama dan mendalami hakikat agama itu sendiri.
e. Kaum priyayi yang taat menjalankan agama dan selalu melakukan upacara keagamaan.

13. Bacalah teks berikut!


Najma dan Afif tertawa. Tatapan mata mereka antusias mendengar keberhasilan
Kancil. Tapi itu tak lama. Setelah dongeng berakhir, mereka segera membaca doa: bismika
allahumma ahya, wabismika amuut. Lalu selimut ditarik menutup sampai sebatas dada,
karena dingin AC dalam kamar mulai terasa. Perlahan mata mereka terkatup. Dan seperti
biasa, ibu jari dan telunjuk Afif mengusap-usap daun telinga sampai terlelap. Sementara
jemari tangan kanan Najma menggulung-gulung rambutnya hingga tertidur.

Nilai yang terkandung dalam cuplikan cerpen di atas adalah nilai ….


a. sosial b. budaya c. agama d. ketuhanan e. moral

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 30


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
14. Bacalah teks berikut!
“Ramai sekali Yah?” Tanya Wahyu saat kami memasuki halaman rumah Datu. Tak
ada yang menyadari kedatanganku, semuanya serius memandang ke arah seorang penari.
Oh… hatiku ciut. Tanganku tiba-tiba dingin. Desiran darahku semakin kencang. Acara
mabbissu, acara ritual yang diperankan oleh para bissu.
Orang kebanyakan mengatakan kalau bissu itu “Urane majjiwa makkunrai, tengurane toi
temmakunraitoi” (Laki-laki yang berjiwa perempuan, tapi bukan laki-laki juga bukan
perempuan). Para bissu berperan sebagai penasihat raja. Pada masa pra- Islam mereka
bisa dikatakan sebagai pendeta agama Bugis kuno. Sebagai pelaksana dalam ritual
kerajaan, bissulah yang menentukan hari baik untuk memulai sesuatu, seperti turun ke
sawah atau membangun rumah.

Nilai budaya yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….


a. ritual mabbisu bagi suku Bugis untuk menentukan hari baik untuk memulai sesuatu .
b. Para bissu berperan sebagai penasihat raja
c. Pada masa praislam bissu sebagai pendeta agama Bugis kuno.
d. Bissu menentukan hari baik untuk memulai sesuatu
e. Bissu itu “Urane majjiwa makkunrai, tengurane toi temmakunraitoi”

15. Bacalah teks berikut!


“…, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua,
sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka.
Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras.
Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas, kau lebih suka beribadat saja,
karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang Aku
menyuruh engkau semuanya beramal disamping beribadat. Bagaimana engkau bisa
beramal kalau engkau miskin .…”

Amanat yang dapat diambil dari kutipan cerpen tersebut adalah …


a. Hidup di dunia ini hanya untuk beribadah semata
b. Syukurilah segala nikmat yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita
c. Hendaknya antara kehidupan dunia dan akhirat seimbang
d. Kita harus bekerja keras
e. Jangan saling menipu dan saling memeras

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 31


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
16. Bacalah teks berikut!

Kemudian Pak Balam membuka matanya dan memandang mencari muka Wak Katok.
Ketika pandangan mereka bertaut. Pak Balam berkata kepada Wak Katok. “Akuilah
dosa-dosamu, Wak Katok, dan sujudlah ke hadirat Tuhan. Mintalah ampun kepada Tuhan
Yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun, akuilah dosa-dosamu, juga supaya kalian
dapat selamat keluar dari rimba ini, jauh dari bahaya yang dibawa hariman ... biarlah aku
yang jadi korban ...”

Nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan novel tersebut adalah ....


A. menasihati orang-orang yang telah berbuat kejahatan
b. melakukan tobat dan meminta ampun atas dosa-dosa
C. meminta ampun kepada Tuhan dengan cara selalu bersujud
D. mengakui kesalahan dan dosa-dosa yang dilakukan
E. berbicara dengan membuka mata dan memandang lawan bicara

17. Cermatilah kutipan hikayat berikut!

Di antara berbagai-bagai jenis binatang yang di bawah perintah raja singa itu ada dua
ekor Kalilah dan seekor lagi Dimnah, karena melihat raja tiada pernah keluar-keluar lagi,
maka pada suatu hari berkatalah Dimnah kepada Kalilah, “hai saudaraku tahukah engkau
apa sebabnya maka raja kita kelihatan berduka cita tidak keluar-keluar dari tempatnya
seperti sehari-hari?”
“apa gunanya engkau tanyakan hal itu, “jawab Kalilah, kita hamba rakyat wajib berusaha
menyenangkan hati raja, dan menjauhkan segala apa yang menyusahkan kepadanya.
Bukan kita yang patut mencampuri hal raja yang memperkatakannya, sebab itu janganlah
engkau menanyakan hal itu juga. Ketahuilah orang yang suka mencampuri urusan orang
yang bukan urusannya sendiri, mungkin serupa halnya dengan kera yang mencampuri
pekerjaan tukang kayu.

Nilai sosial yang tidak tergantung dalam kutipan hikayat tersebut adalah
a.Rakyat harus berusaha menyenangkan raja
b.Rakyat harus menjauhkan hal-hal yang menyusahkan raja
c.Sesama saudara kita harus saling menasihati
d.Biarkanlah setiap orang yang menyelesaikan masalahnya sendiri-sendiri
e.Kita tidak boleh mencampuri urusan orang lain

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 32


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
18. Pahamilah penggalan novel berikut ini untuk soal nomor 18 dan 19!

Kemudian Pak Balam membuka matanya dan memandang mencari muka Wak
Katok. Ketika pandangan mereka bertaut. Pak Balam berkata kepada Wak Katok.
“Akuilah dosa-dosamu, Wak Katok, dan sujudlah ke hadirat Tuhan. Mintalah ampun
kepada Tuhan Yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun, akuilah dosa-dosamu, juga
supaya kalian dapat selamat keluar dari rimba ini, jauh dari bahaya yang dibawa hariman
... biarlah aku yang jadi korban ...”

Nilai-nilai yang terkandung dalam penggalan novel tersebut adalah...


a. Menasihati orang-orang yang telah berbuat kesalahan
b. meminta ampun kepada Tuhan dengan cara selalu bersujud
c. melakukan tobat dan meminta ampun atas dosa-dosa
d. berbicara dengan membuka mata dan memandang lawan bicara
e. mengakui kesalahan dan dosa-dosa yang dilakukan

19. Nilai-nilai yang terdapat dalam penggalan novel pada teks nomor 18 adalah …
a. moral
b. pendidikan
c. sosial
d. keagamaan
e. kebudayaan

20. Cermatilah kutipan hikayat berikut!


Sebentar itu juga kelihatanlah seorang gadis remaja naik tangga. Mukanya yang
riang bersinar-sinar di bawah alisnya yang tebal lagi hitam. Rambutnya yang panjang
berjalin dan terjuntai ke belakang sampai ke bawah pinggangnya, tersembul ujungnya
yang berikat dengan kain taf di bawah selendang sutera, yang menutupi kepalanya dan
kedua belah telinganya. Sebelah ujung selendang yang benwarna merah dan bersulamkan
benang sutera biru laut pinggirnya itu, terjuntai di sisinya. Warna selendang itu
membayang ke mukanya, sehingga semakin berseri-seri parasnya. Ia berpayung sutera
jepun, berbaju kurung daripada kain satin, berkain pekalongan dan berselop beludru yang
bersulamkan manik-manik dan benang emas. (Novel Salah PiIih Karya Nur Sultan
Iskandar)

Watak tokoh gadis dalam kutipan novel tersebut adalah….


A. rajin dan pemberani
B. lembut dan periang
C. manja dan periang
D. lembut dan manja
E. pemberani dan periang

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 33


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
ESAI
Bacalah dan kerjakan soal berikut, tentukan pula bukti kutipannya!

1. Bacalah penggalan cerita berikut!


Yuli menghapus air mata yang datang tanpa diundang. Tak ada lagi yang perlu ditangisi.
Semua sudah takdir. Keempat buah hati yang masih kecil itu akan memberinya kekuatan
menjalani hidup selanjutnya.
“Ibu, kenapa ayah ditimbun pakai tanah?” tanya Nisa si kecil. Ia belum mengerti apa
yang terjadi pada ayahnya.
Yuli memeluk Nisa. Tentu akan berat membesarkan empat orang anak seorang diri. Tapi,
ia akan jalani itu demi cintanya kepada buah hatinya. Allah tak akan membebani melebihi
kemampuan hamba-Nya.
“Ayah capek, Nak. Ayah harus banyak beristirahat.”

Nilai apa yang terkandung dalam penggalan cerita tersebut? Sertakan bukti kutipan!

2. Bacalah penggalan cerita berikut!


“Apa saja yang kaulakukan sehari ini?” Yono menatap anaknya tajam.
Pujo diam membatu.
“Sudah berapa ratus kali ayah bilang kepadamu, kamu harus menyelesaikan tugas-
tugasmu membantu ibumu. Kalau tidak beres, tidak akan akan uang jajan, tidak akan boleh
pergi bermain lagi. Mengerti? Paham?”
Pujo diam membatu.

Nilai apa yang terkandung dalam penggalan cerita tersebut? Sertakan bukti kutipan!
3. Bacalah penggalan cerita berikut!
Alim telah selesai. Ia duduk lama di tepi lubang yang baru digalinya. Orang tak akan
payah lagi menggalikan kuburan untuknya karena pekerjaan itu telah ia selesaikan hari ini.
Tiap hari Alim datang mengunjungi kuburnya. Selalu dia duduk merenung lama
sekali. Lebih sering ia menangis. Menangis mengingat dosa-dosanya yang teramat banyak.
Menangis mengingat alangkah malang nasibnya di alam barzah, di hari perhitungan kelak.
Tentu ia akan merasakan azab yang amat pedih dari Allah atas dosa-dosanya selama di dunia
ini. Bukankah melalaikan salat adalah kebiasaannya. Puasa, sedekah, membaca Alquran,
menjaga silaturahmi adalah pekerjaan yang amat berat baginya.

Nilai apa yang terkandung dalam penggalan cerita tersebut? Sertakan bukti kutipan!

4. Bacalah penggalan cerita berikut!


Acara pesta telah ditentukan waktunya. Pesta pernikahan Ali dan Ina. Para pemuda
tampak sibuk mendirikan pentas tempat pertunjukan untuk menghibur tamu. Hiburan akan
diisi rebab Pesisir Selatan. Ibu-ibu sibuk di dapur. Mereka memasak gulai cubadak sebagai
hidangan khas orang baralek.
Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 34
Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.
Nilai apa yang terkandung dalam penggalan cerita tersebut? Sertakan bukti kutipan!

5. Bacalah penggalan cerita berikut!


“Aku susah kali bangun jam dua pagi.”
“Ya, paksakanlah.”
“Seperti apa sih karnaval rakyat nanti malam.”
“Pokoknya luar biasa.”
Abiq memaksakan dirinya tetap bangun hingga pukul dua pagi agar bisa menononton
pesta rakyat yang dikatakan Ipul. Ternyata, memang luar biasa. Pukul dua yang di hari biasa
Kota Kuala Tungkal sepi, malam ini dipenuhi manusia. Jalan utama kota disesaki iring-
iringan orang dengan berbagai kostum, bermacam alat musik, beraneka kendaraan hias yang
berbaris rapi.

Nilai apa yang terkandung dalam penggalan cerita tersebut? Sertakan bukti kutipan!

Modul 4 Kelas XII SMK Telkom Malang _ Nilai-Nilai dalam Novel 35


Felly Fitriani Supriyadi, S.S., S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai