3. Bidang Pemerintah
Departemen Kesehatan adalah instansi pemerintah yang paling banyak
menyerap tenaga Farmasis, terutama Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Minuman (DitJen POM) dan jajaran Pusat Pemeriksaan Obat (PPOM) dan
Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan (Balai POM) di daerah. Demikian pula
Bidang Pengendalian Farmasi dan Makanan pada setiap Kantor Wilayah
Departemen Kesehatan (sekarang dihapus, hanya ada Dinas Kesehatan
Propinsi) dan jajaran Dinas Kesehatan sampai ke Daerah Tingkat II dan
Gudang Farmasi. Fungsi utama Farmasis pada instansi pemerintah ialah
administrastif, pemeriksaan, bimbingan dan pengendalian. Sejak tahun 2001,
telah terjadi perubahan struktur, Direktorat Jendral POM tidak lagi bernaung di
bawah Departemen Kesehatan, tetapi menjadi Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM) yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI.
Demikian pula struktur Balai (besar, kecil) POM di daerah tingkat I yang
langsung berada di bawah Badan POM, tidak berada di dalam Dinas Kesehatan
Propinsi.
Departemen HANKAM juga memerlukan Farmasis yang terutama
berfungsi pada bagian logistik dan penyaluran obat dan alat kesehatan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan merekrut Farmasis untuk jabatan
dosen di perguruan tinggi. Sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka fungsi
seorang Farmasis ialah dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat. Persyaratan untuk diterima menjadi dosen
akan ditingkatkan menjadi lulusan Pascasarjana, atau mempunyai Sertifikat
Mengajar Program PEKERTI/AA (Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik
Instruksional/Applied Approach), yaitu program penataran dosen dalam
aktivitas instruksional atau proses belajar mengajar. Sebagai tenaga kesehatan,
seorang Farmasis atau Apoteker diwajibkan untuk mengabdi pada negara
selama 3 tahun setelah lulus ujian Apoteker sebelum dapat berpraktek swasta
perorangan. Wajib kerja sarjana ini dikenal sebagai Masa Bakti Apoteker
(MBA) yang dapat dilaksanakan pada instansi pemerintah seperti tersebut di
atas atau penugasan khusus dari Kepala Kantor Wilayah Departemen
Kesehatan sebagai wakil Menteri Kesehatan di daerah. Dengan dihapuskannya
Kantor Wilayah, tugas ini diambil alih Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.
7. Bidang Akademik
Sesuai dengan tugas tridarma perguruan tinggi, farmasis yang bekerja di
lembaga pendidikan tinggi dituntut juga dapat melakukan penelitian bidang
farmasi. Lembaga penelitian pemerintah dimana farmasis eksis didalamnya
seperti LIPI, dll. Penelitian yang dikerjakan oleh lembaga swasta khusus
dibidang obat-obatan masih sangat kurang. Belakangan ini telah tejadi
peningkatan perhatian dari lembaga industri dalam melakukan penelitian,
khususnya penelitian pengembangan tanaman obat menjadi produk sediaan
obat. Hal ini ditunjukkan mulai banyak dikenal produk fitofarmaka yang
beredar di masyarakat. Hasil penelitian ini juga merupakan kerjasama antara
Lembaga Pendidikan Tinggi Farmasi dan Industri Farmasi.
3. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum terdiri dari:
a) muatan wajib,
b) muatan kurikulum inti,
c) muatan kurikulum lokal.
4. Standar Kurikulum
Standar kurikulum terdiri dari muatan-muatan materi kurikulum
yang dibutuhkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Muatan
kurikulum pendidikan sarjana farmasi berfokus pada penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan (knows &knows how) bidang kefarmasian,
diberikan dalam bentuk kegiatan perkuliahan dan/atau praktikum.
Muatan kurikulum lokal dapat terdiri dari muatan pendukung yang
gayut dengan kurikulum inti dan muatan lain-lain yang menjadi ciri
kekhasan individu. Muatan pendukung antara lain radiofarmasi, wawasan
farmasi industri, kosmetik, analisis makanan-minuman, nutrasetikal,
farmasi forensik, analisis cemaran lingkungan. Sedangkan muatan lain-lain
antara lain kewirausahaan, komputasi, bahasa Inggris, akuntansi.
F. Pendidikan Tinggi Farmasi di Luar Negeri
1. Pendidikan Tinggi Farmasi di Australia
Pendidikan tinggi farmasi di Australia secara khusus mendidik
calon farmasis untuk dapat bekerjas sebagai seorang profesional di
masyarakat, berbeda di Indonesia yang mendidik mahasiswa juga
sebagai calon peneliti. Garis besar mata kuliah sifatnya ―berorientasi-
obat‖ dan berorientasi pasien, meliputi 4 bidang:
a. Pharmaceutical chemistry
b. Pharmacology
c. Pharmaceutics
d. Pharmacy practice
2. Pendidikan tinggi Farmasi di Amerika Serikat
Pendidikan Tinggi Farmasi di AS sejak tahun 1996 telah
diseragamkan menjadi 1 jalur, yaitu Pharmaceutical doctor yang
berlangsung selama 6 tahun. Parm.D ini mempersiapkan
mahasiswanya untuk mengidentifikasi, mengambil keputusan, dan
mencegah permaslahan yang berkaitan dengan obat. Bidang konsentarsi:
a. Farmakoterapi Umum
b. Perawatan komunitas dan rawat jalan
c. Manajemen
d. Penelitian