Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu komponen dari kesehatan secara

umum dan juga merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan normal anak. Masalah

kesehatan mulut dapat memengaruhi perkembangan umum anak -anak. Salah satu masalah

kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada anak –anak yaitu karies gigi. Karies dapat

mengenai gigi sulung dan gigi tetap, tetapi gigi sulung lebih rentan terhadap karies karena

struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari gigi tetap (Winda, dkk 2015).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menyebutkan bahwa prevalensi

nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9%, sebanyak 14 provinsi mempunyai

prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional diantaranya DKI Jakarta 29,1%,

Jawa Barat 28%, Yogyakarta 32,1% dan Jawa Timur 28,6%.

Gigi berlubang atau karies merupakan penyakit jaringan keras gigi akibat aktivitas

bakteri sehingga terjadilah (melunaknya) jaringan keras gigi yang diikuti terbentunya

kavitas (rongga). Terjadinya gigi berlubang ini dipengaruhi beberapa factor yaitu bakteri,

substrat atau diet, waktu dan juga gigi. Ada beberapa macam karies yaitu; karies

superfisialis: gigi berlubang yang hanya mengenai lapisan gigi terluar. Karies media: gigi

berlubang yang sudah mengenai lapisan dentin. Karies profunda: gigi berlubang yang

sudah mengenai jaringan pulpa (Martariwansyah, 2008).


Karies dentin berarti lubang sampai pada dentin. Orang yang menderita karies ini

akan merasakan linu bila lubangnya kemasukan makanan yang agak keras, ataupun kena

rangsangan dingin seperti es. Pada lubang ini cara pengobatannya dilakukan penambalan

(Machfoedz dan Zein, 2005).

Berdasarkan PusatData dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

tahun 2014 penduduk Indonesia memiliki masalah gigi dan mulut seperti karies,pulpitis,

stomatitis, bau mulut,karang gigi dan penyakit periodontal. Jaringan periodontal

merupakan sistem fungsional jaringanyang mengelilingi gigi dan melekatnya pada tulang

rahang yang terdiri atas gingival,tulang alveolar, ligamentum periodontal dan sementum

(Putri, 2013).

Karies gigi susu mencapai dentin juga merupakan salah satu kasus pada pasien V

(7Th),berdasarkan hasil observasi,pada pasien V(7Th) ini kebersihan gigi dan mulutnya

sangat buruk,hasil wawancara yang ditujukan untuk orangtua pasien pun menyebutkan

bahwa kurangnya pengetahuan dan perhatian orang tua memperburuk keadaan kesehatan

gigi dan mulut karena kurang menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut An.V

tersebut.Karies dentin berarti lubang sampai pada dentin.Orang yang menderita karies ini

akan merasakan linu bila lubangnya kemasukan makanan yang agak keras,atau pun

kenarangsangan dingin seperti es.

Pasien tersebut masih berusia tujuh tahun tetapi kasus kesehatan gigi dan

mulutnya sudah Ada, sehingga dibutuhkan perawatan untuk meminimalisir terjadinya

karies yanglebih lanjut dan gingivitis yang lanjut.

Salah satu perawatan yang bisa dilakukan yaitu dengan melaksanakan asuhan

keperawatan gigi dan mulut di Puskesmas Perawatan Muara Nasal yang salah satu

programnya yaitu melakukan penambalan.PasienV(7th)merupakan salah satu pasien yang

pernah datang kePuskesmas Perawatan Muara Nasal,pasien tersebut pun sangat


membutuhkan perawatan untuk giginya mengingat keadaan gigi dan mulutnya yangburuk

,maka dari itu hal ini sangat menarik melihat dari kebiasaan pasien anak tersebut dan

kasus pada giginya untuk dijadikan sebagai kajian studi kasus.Maka dari itu penulis

membuat suatu pelayanan asuhan keperawatan gigi dengan kasus karies mencapai dentin

di Puskesmas Perawatan Muara Nasal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas didapat rumusan masalah sebagai

berikut,Bagaimana penatalaksanaan asuhan keperawatan gigi dan mulut dengan kasus

Karies mencapai dentin di Puskesmas Perawatan Muara Nasal Tahun 2019.

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan gigi dan mulut

dengan kasus KMD Di Puskesmas Perawatan Muara Nasal.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya Hasil pengkajian dengan kasus KMD Di Puskesmas Perawatan Muara

Nasal.

b. Diketahuinya hasil diagnosaAsuhan Keperawatan gigi dan mulut pada kasus KMD Di

Puskesmas Perawatan Muara Nasal.

c. Diketahuinya hasil rencanaAsuhan Keperawatan gigi dan mulut dengan kasus KMD

Di Puskesmas Perawatan Muara Nasal.

d. Diketahuinya hasil tindakan Asuhan Keperawatan gigi dan mulut dengan kasus KMD

Di Puskesmas Perawatan Muara Nasal.

e. Diketahunya hasil evaluasi Asuhan Keperawatan gigi dan mulut dengan kasus KMD

Di Puskesmas Perawatan Muara Nasal.


1.4 Manfaaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan ilmu pengetahuan peneliti upaya untuk meningkatkan

kesehatan khusunya dibidang gigi dan mulut.

2. Bagi lahan pendidikan

Memberikan informasi mengenai Asuhan Keperawitis atan gigi dan mulut pada

pasien karies mencapai dentin Di Puskesmas Perawatan Muara Nasal.

3. Bagi Instruktur

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan di jadikan kajian

pustaka bagi mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan

Pelembang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelayanan Asuhan Gigi dan Mulut


1. Definisi

Pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut adalah suatu proses

menggunakan pendekatan sistematik dalam pelayanan perawatan gigi (Dahlan,

2008). Pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut merupakan suatu proses

menggunakan pendekatan sistematik dalam pelayanan perawatan gigi. Proses

keperawatan gigi yang ditujukan untuk pemberian pelayanan klinis keperawatan

gigi menunjukkan bahwa seorang perawat gigi bertanggungjawab untuk

mengidentifikasi dan memecahkan masalah dalam ruang lingkup praktek

pelayanan asuhan keperawatan gigi (Dahlan, 2008).

2. Konsep Dasar Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut

Proses asuhan keperawatan gigi yang dikemukakan oleh Wilkins (2005)

juga meliputi lima kegiatan yaitu Pengkajian, diagnosis, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi. Proses tersebut dilakukan secara berkesinambungan

dalam kerangka perawatan kesehatan gigi secara holistic. (Wilkins, 2005 cit.

Dahlan, 2008). Adapun tujuan dari proses keperawatan gigi menurut Dahlan,

2008 adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan kerangka kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien

dalam perawatan gigi dan mulut.


6

b. Mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi atau menyebabkan

masalah kesehatan gigi dan mulut yang dapat dikurangi, dihilangkan dan atau

dicegah oleh seorang perawat gigi.

Pelayanan asuhan keperawatan gigi dilakukan dalam beberapa tahap,

Berikut akan dibahas mengenai tahapan dalam proses asuhan keperawatan gigi

menurut Dahlan (2008), yaitu

a) Pengkajian

Tahap pengkajian merupakan dasar dari proses keperawatan gigi.

Pengkajian adalah mengkumpulkan dan menganalisis data-data subjektif dan

objektif dari pasien dan hal- hal yang dapat mengahalangi pemenuhan kebutuhan

tersebut yang berhubungan dengan pelayanan asuhan keperawatan gigi.

Pengkajian pasien meliputi pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh,

data pribadi, riwayat kesehatan umum, pemeriksaan ekstra dan intra oral, analisis

serta pengambilan keputusan berdasarkan hal-hal yang ditemukan selama

pemeriksaan.

b) Diagnosa

Diagnosa adalah kesimpulan dari pengkajian dan tertuju kepada

kebutuhan-kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi melalui pelayanan asuhan

keperawatan gigi. Diagnosis keperawatan gigi harus diperioritaskan untuk

mengarahkan tindakan keperawatan gigi selanjutnya.Diagnosis keperawatan gigi

diperluas berdasarkan kemungkinan bahwa pelayanan asuhan keperawatan gigi

bersifat individual dan terfokus daripada sesuatu yang bersifat ritual atau rutin.

Diagnosis keperawatan gigi harus diperkuat untuk meyakinkan bahwa kebutuhan

manusia merupakan fokus dari perencanaan pelayanan.


7

c) Perencanaan

Perencanaan adalah tindakan penentuan tipe-tipe intervensi keperawatan

gigi yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi masalah pasien dan membantu

pasien mencapai pemenuhan kebutuhan yang berhubungan dengan kesehatan

mulut. Perencanaan merupakan rencana kerja untuk pembuatan keputusan dan

menguji penilaian klinis dalam pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan gigi.

Pada dasarnya, perencanaan merupakan kesempatan untuk mengintegrasikan

keputusan- keputusan yang mendukung pencapaian tujuan dengan baik.

d) Implementasi

Implementasi adalah tindakan pelaksanaan perencanaan keperawatan gigi

yang telah dirancang dengan khusus untuk memenuhi kebutuhan pasien yang

berhubungan dengan kesehatan mulut. Implementasi termasuk tindakan-tindakan

yang dilaksanakan oleh perawat gigi, pasien atau direncanakan lain dalam rangka

mencapai tujuan pasien, setiap tindakan dilaksanakan dan hasilnya dicatat dalam

catatan pasien (medical record).

e) Evaluasi

Setelah pelayanan asuhan keperawatan gigi selesai dilaksanakan, tindakan

selanjutnya adalah evaluasi.Evaluasi adalah membandingkan data pasien setelah

selesai perawatan dengan data yang telah dikumpulkan pada waktu pengkajian

awal untuk menentukan ada tindaknya kemajuan (perubahan) pasien atau tercapai

tidaknya tujuan perawatan.


8

B. Karies

1.Definisi Karies Gigi

Gigi berlubang atau karies merupakan penyakit jaringan keras gigi akibat

aktivitas bakteri sehingga terjadilah (melunaknya) jaringan keras gigi yang diikuti

terbentunya kavitas (rongga). Terjadinya gigi berlubang ini dipengaruhi beberapa

factor yaitu bakteri, substrat atau diet, waktu dan juga gigi. Ada beberapa macam

karies yaitu; karies superfisialis: gigi berlubang yang hanya mengenai lapisan gigi

terluar. Karies media: gigi berlubang yang sudah mengenai lapisan dentin. Karies

profunda: gigi berlubang yang sudah mengenai jaringan pulpa (Martariwansyah,

2008). Karies dentin berarti lubang sampai pada dentin. Orang yang menderita

karies ini akan merasakan linu bila lubangnya kemasukan makanan yang agak

keras, ataupun kena rangsangan dingin seperti es. Pada lubang ini cara

pengobatannya dilakukan penambalan (Machfoedz dan Zein, 2005)

Karies mencapai dentin ini bisa merasakan rangsangan, karena di dalam

dentin sudah ada saluran-saluran kecil sekali (serat toms) yang berisi urat syaraf

,darah dan limfe (Machfoedz dan Zein, 2005). Karies dentin ini bisa mengenai

gigi tetap dan gigi susu, apabila gigi susu yang sudah terkena karies dentin maka

harus segera di restorasi.Restorasi gigi susu bisa dilakukan dengan Glass Ionomer

yang merupakan tambalan dengan warna yang sama dengan gigi. Bahan ini

diformulasikan untuk melepaskan fluor, yang memberi keuntungan lebih yang

cenderung mengalami pembusukan pada garis gusi (Margareta, 2012). Gigi susu

harus dipertahankan karena merupakan penuntun erupsi bagi gigi tetap. Jika gigi

susu tanggal sebelum gigi tetap keluar, maka gigi geligi akan bergeser mengisi
9

yang kosong, dengan lanjutan gigi tetap tumbuh tidak pada tempatnya (Soebroto,

2009).

2. Etiologi karies

Menurut Kidd dan Bechal (1991), faktor penyebab terjadinya

kariesantaralain:

1. Plak

Plak gigi merupakan lengketan yang berisi bakteri beserta produk-

produknya,yang terbentuk pada semua permukaan gigi.Akumulasi bakteri ini

tidak terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk melalui serangkaian

tahapan.Jika email yang bersih terpapar dirongga mulut maka akan ditutupi oleh

lapisan organik yang amorf yang disebut pelikel.Sifatnya sangat lengket dan

mampu membantu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi.

Sretococcusmutans dan laktobasilus merupakan kuman yang kariogenik karena

mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.Kuman-

kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel

pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakharida ekstra sel

yang sangat lengket dari karbohidrat makanan.Akibatnya, bakteri-bakteri

terbantuuntuk melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain.Dan karena

plak makin tebal maka hal ini akan menghambat fungsi saliva dalam

menetralkan plak tersebut.


10

2. Peran karbohidrat makanan

Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang

menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan

demineralisasi email.Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan

asam bagi bakteri dan sintesapolisakharida ekstra sel.Walaupun demikian,tidak

semua karbohidrat sama derajat organiknya.

Karbohidrat yang kompleks misalnya pati relatif tidak berbahaya

karena tidak dicerna secara sempurna didalam mulut, sedangkan karbohidrat

dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan segera meresap kedalam

plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri.

Dengan demikian,makanan dan minuman yang mengandung gula akan

menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan

demineralisasi email.Plak akan bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk

kembali ke pH normal ,dibutuhkan waktu30-60 menit.Oleh karena

itu,konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak

di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi email akan segera meresap

kedalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri.


11

3. FaktorHost(Gigi)

Plak yang mengandung bakteri merupakan awal bagi terbentuknya

karies.Oleh karena itu kawasan gigi yang memudahkan pelekatan plak sangat

mungkin diserang karies.Dalam keadaan normal,gigi geligi selalu dibasahi oleh

saliva.Karena kerentanan gigi terhadap karies banyak tergantung terhadap

lingkungannya, maka peran saliva sangat besar sekali.Saliva mampu

meremineralisasikan karies yang masih dini karena banyak sekali mengandung

ion kalsium dan fosfat.Kemampuan saliva dalam melakukan remineralisasi

meningkat jika ada ionfluor. Selain mempengaruhi komposisi mikroorganisme

didalam plak,saliva juga mempengaruhi pHnya. Karena itu,jika aliran saliva

berkurang atau menghilang,maka karies mungkin akan tidak terkendali.

4. FaktorWaktu

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama

berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri

atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu,bila

saliva ada didalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi dalam

hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun.Dengan demikian

sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini.


12

Factor-faktorterjadinyakaries

Gambar 2 . 1 . Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Karies


Sumber : Putri 2012

3.Penggolongan Karies

Menurut Kid dan dBechal1991,macam-macam karies dibagi menjadi

tiga,yaitu:

a. Karies Superfisialis (karies mencapai email)

Karies yang baru mengenai email gigi saja,sedangkan bagian dentin belum

terkena. Pada karies ini seringkali belum terasa sakit karena didalam email tidak

ada serabut-serabut syaraf sehingga seringkali orang tidak sadar bahwa giginya

sudah berlubang.
13

Gambar2.2 KariesMencapai Email

Sumber : Putri 2012

b.Karies Media (karies mencapai dentin)

Karies yang sudah mencapai dentin atau bagian pertengahan gigidanpulpa,gigi

biasanya terasa sakit atau ngilu apabila terkena rangsangan dingin,makanan

asam atau manis.

Gambar2.3 Karies Mencapai Dentin

Sumber : Putri 2012


14

c. Karies Profunda (karies mencapai pulpa)

Karies yang telah mendekati atau telah mencapai pulpa sehingga terjadi

peradangan pada pulpa.Biasanya terasa sakit saat makan dan sakit tiba-tiba

tidak ada rangsangan. Pada tahap ini apabila tidak dirawat,maka gigi akan mati

dan memerlukan perawatan yang lebih kompleks.

Gambar2.4 Karies Mencapai Pulpa

Sumber : Putri 2012

4. Pencegahan karies

Menurut Martariwansyah,2009.Mengingat karies memerlukan waktu

berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk dapat menghancurkan gigi, secara

teoritis ada tiga cara untuk mencegah karies,


15

a. Mengurangi makanan yang banyak mengandung karbohidrat

Yaitu dengan mengurangi frekuensi konsumsi gula dan membatasinya pada

makanan.Menurut beberapa penelitian, cara ini dianggap sebagai teknik

pencegahan yang paling efektif.

b. Meningkatkan ketahanan gigi

Email dan dentin yang terbuka dapat dibuat lebih tahan terhadap karies

dengan pengaplikasian fluor secara tepat. Cekungan dan parit-parit kecil yang

terdapat pada permukaan gigi-gigi geraham adalah daerah rawan karies,sehingga

cara mudah untuk melindunginya dengan cara melakukan penambalan(pada parit

daratan tinggi gigi belakang).

c. Menghilangkan plak bakteri

Secarateoritis,permukaan gigi yang bebas plak akan menjadi

karies.Namun,penghilangan total plak secara teratur bukanlah pekerjaan yang

mudah.Perlu teknik penyikatan gigi yang benar dan rutin.

5. Pengobatan/perawatan karies

Menurut Margareta,2012.Perawatan karies yang harus dilakukan apabila

sudah terjadi lesi karies,mayoritas melakukan tindakan sebagai berikut:

a. Penambalan gigi

Gigi mengalami dua fase pertumbuhan,gigi susu dan permanen. Maka

ketika gigi seorang anak berlubang maka bisa diganti dengan gigi baru yang akan

tumbuh.Tetapi walaupun digantikan dengan gigi tetap bukan berarti gigi susu
16

tidak boleh dilakukan penambalan,karena penambalan gigi terutama gigi susu

harus dilakukan guna menjalankan fungsi gigi susu sebelum gigi permanen

tumbuh.

Hal ini bertujuan mengurangi rusaknya dan melindungi gigi dari berbagai

kuman sehingga berbagai bakteri tidak masuk ke dalam lubang gigi tersebut.

Dalam proses penambalan,hal yang pertama sekali dilakukan adalah

pembersihan gigi yang terkena karies yaitu dengan membuang jaringan gigi yang

rusak dan jaringan gigi sekelilignya, karena biasanya bakteri-bakteri penyebab

karies telah masuk kebagian–bagian gigi yang dalam.Hal ini dilakukan sebagai

upaya untuk meniadakan kemungkinan terjadinya infeksi ulang.

b. Mencabut gigi

Apabila gigi sudah sangat rusak dan bagian yang tersisa hanya sedikit akibat

karies,maka gigi harus segera dicabut. Sebab jik amelakukan penambalan, maka

akan menambah rasa sakit.Dalam proses pencabutan, pasien akan dibius,dimana

biasanya pembiusan dilakukan local yaitu hanya pada gigi yang dibius saja yang

mati rasa dan pembiusan pada setengah rahang. Pembiusan ini membuat pasien

tidak merasakan sakit pada saat pencabutan dilakukan.


17

BAB III

METODE

A. Desain

Desain Yang di gunakan adalah Penelitian Deskriptif dengan desain Studi kasus

.Studi Kasus menurut bogdam dan bikien (1982 ) merupakan pengujian secara

rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan

dokumen atau satu peristiwa tertentu.menurut Maxfield ( 1930: 117-122) dalam

Nazir ( 1988:66 ) Mendefenisikan penelitian studi kasus adalah penelitian

tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau

khas dari keseluruhan personalitas.Tujuan studi kasus adalah untuk

memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang ,sifat-sifat serta

karakter –Karakter yang khas dari kasus ,ataupun status dari individu ,yang

kemudian ,dari sifat-sifat khas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

B. Sasaran

Seorang klien yang datang ke poly gigi Puskesmas Perawatan Muara Nasal

dengan keluhan gigi geraham kanan atas terasa nyilu bila terkena makanan atau

minuman yang dingin,dan setiap sikatgigi Klien mengeluh gusi Sering berdarah.

Nama Pasien :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat : Bengkulu
18

C. Waktu dan tempat

1.Waktu Penelitian

pada saat menemukan pasien dengan kasus Karies Mencapai dentin di

Puskesmas Perawatan Muara Nasal

2.Tempat Penelitian

Puskesmas Perawatan Muara Nasal

D.TEHNIK DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN

1.Tehnik Pengumpulan Data

a. Tehnik Pengumpulan data pada pra Diagnosa/tahap pengkajian

asuhan Keperawatan gigi

i..Wawancara

Melakukan wawancara di maksud pada tahap ini adalah untuk

mendapatkan data subyektif yaitu dengan meminta keterangan dan informasi yang

rinci secara lisan dari pasien .saat mengumpulkan data subyektif ,pada anamnesa

peneliti menggunakan prinsip 5 W + 1 H Yaitu Who ( siapa nama Pasien) ,Why (

Kenapa Dia Datang),When ( Kapan Merasa Sakit ) Where ( di mana gigi yang

sakit ) dan How ( Bagaimana raa sakitnya ).

Selanjutnya ,dalam pengumpulan data subjektif peneliti juga melakukan

wawancara tentang keadaan kesehatan umum pasien meliputi golongan darah

,riwayat penyakit terdahulu ,penyakit degenerasi atau penyakit lain termasuk

alergi obat dan makanan ,dll,hal ini di maksudkan berhubungan dengan rencanan

perawatan yang akan di lakukan.


19

ii.Observasi

Peneliti melakukan observasi di maksudkan untuk mengamati

perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang masalah

kesehatan dan Keperawatan pasien sebelumnya.observasi di lakukan

menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya ,melalui rabaan ,sentuhan dan

pendengaran .tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah

yang di hadapi klien melalui kepekatan alat panca indra.

a) Pemeriksaan Ekstra Oral

Disini dilakukan pemeriksaan pada daerah wajah yakni meliputi bentuk wajah

akibat sakit,juga dilakukan palpasi bila terdapat kelainan serta pada kelenjar.

b) Pemeriksaan Intra Oral

Setelah melengkapi data dan identitas dan melakukan pemeriksaan ekstra

Oral maka untuk pemeriksaan selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan pada

gigi dan jaringan pendukung sekitar gigi.

c) Pemeriksaan tanda –tanda Vital

Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi tekanan darah,pernafasan

,denyut nadi dan suhu badan.

iii.Mencatat Dokumen ( Content Analysis)

ini akan dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen

rekam medik.
20

b.Tehnik Pengumpulan data pada tindakan /Implementasi

asuhan keperawatan gigi

i.Wawancara

Wawancara di gunakan dalam tahap ini untuk mendapat keterangan dan

informasi secara lisan apa yang dikeluhkan dari pasien selama tindakan .Hal ini

dilakukan untuk keperluan Informasi tindakan ,rencana monitoring dan rencana

evaluasinya.

ii.Observasi dan melakukan pemeriksaan

a) Pemeriksaan Ekstra Oral

Untuk memberikan informasi kondisi ekstra oral pasien saat tindakan dan sesaat

pasca tindakan .

b) Pemeriksaan Intra Oral

Melakukan pemeriksaan Intra Oral:

- Untuk memberikan informasi tentang tindakan –tindakan perawatan

asuhan keperawatan gigi dan mulut pada pasien yang telah di lakukan

- Untuk memberikan informasi tentang kondisi sesaat pasca tindakan

asuhan keperawatan.
21

c.Tehnik pengumpulan data pada evaluasi /pasca tindakan /asuhan

keperawatan Gigi

1.Wawancara

Wawancara dalam tahap ini untuk mendapatkan keterangan dan informasi

secara lisan apa yang masih di keluhkan oleh pasien saat evaluasi

2.Observasi dan melakukan pemeriksaan

a.pemeriksaan Ekstra Oral

Mencatat Kondisi ekstra oral pasien

b.Pemeriksaan Intra Oral

Melakukan pemeriksaan intra Oral terutama pada hasil tindakan pasca

perawatan serta daerah yang terkene dampak tindakan perawatan,yakni pada

gingiva dan area sekitarnya.

2.Instumen Pengumpulan Data

1.)Blanko pemeriksaan /status Pasien

2) Basic Instrumen

3) Alat Vital Sign gigi

4) chipblower

5) Disklosing solution

6) Cotton Roll

7) Tensimeter
22

3.Mendapatkan Dokumen Lain Yang Di perlukan untuk kelancaran dan

legalitas pelaksanaan penelitian ini

Peneliti mendapatkan sebagai berikut:

1. Surat persetujuan dari Puskesmas Perawatan Muara Nasal

2. surat persetujuan menjadi responden ( Informed Consent)

3. Surat pernyataan /pakta integritas dari peneliti bahwa peneliti akan

menjaga rahasia ( Confidentiality) terhadap identitas pasien guna memberi

keamanan pada pasien.


23

BAB IV

TINJAUANKASUS

A. PENGKAJIAN

1. DATA SUBJEKTIF

a. Identitas Pasien

Nama : Viera
Tempat/Tanggal Lahir/Umur : Tanjung Betuah/11-11-2011
Identitasdiri (KTP/SIM/PASPOR) :-
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Ras : Jawa
Pekerjaan : Pelajar
Alamat Rumah : desa Tanjung Betuah
Telephone/HP : 082260372312
Keluarga yang bisa dihubungi/HP :-

b. Anamnesa

1. Keluhan Utama :

Pada tanggal 02 Mei 2019 pasien An,V datang ke klinik

Puskesmas Perawatan Muara Nasal .Dengan keluhan gigi geraham kiri

bawah linu apabila mengkonsumsi makanan atau minuman yang dingin

dan makanan yang lengket sejak 4 bulan yang lalu. Pasien ingin gigi

nya dirawat.
24

2. Keluhan Tambahan :

pasien An,V datang ke klinik Puskesmas Perawatan Muara

Nasal mengeluhkan gigi sering berdarah pada saat menyikat gigi dan

pasien merasa tidak nyaman pada kondisi giginya sejak berapa bulan

yang lalu sampai dengan sekarang. Pasien ingin giginya dirawat.

c. Keadaan Kesehatan Umum

Golongan Darah : A/B/AB/O


Tekanan Darah :-
Denyut Nadi : 70/menit
Suhu : 36,8OC
Pernafasan : 20/menit
Penyakit Jantung : Tidak Ada / Ada
Diabetes : Tidak Ada / Ada
Hemopilia : Tidak Ada / Ada
Hepatitis : Tidak Ada / Ada
Gastring : Tidak Ada / Ada
Penyakit Lainnya : Tidak Ada / Ada
Alergi Terhadap Obat : Tidak Ada / Ada
Alergi Terhadap Makanan : Tidak Ada / Ada

2. OBJEKTIF

a. Pemeriksaan Ekstra Oral

Asimetris wajah : Simetri/Asimetri


Relasi Bibir : Kompeten/Inkompeten
Tonus Bibir : Hypotonus/Normal/Hypertonus
TMJ : Normal/Ada kelainan
25

Kelainan Limfe : Kanan : (Teraba/ TidakTeraba), (Sakit /


TidakSakit), (Keras / Lunak)
: Kiri : (Teraba / TidakTeraba),
(Sakit/TidakSakit), (Keras / Lunak)

b. Pemeriksaan Intra Oral

1) Pemeriksaan sebelum menyikat gigi ( Free Plaque Score)

SKOR = X 100%

= 52%

Setelah dilakukan pemeriksaan Free Plaque Score maka didapatkan gigi


yang bebas dari plak yaitu 52%, artnya keadaan kebersihan giginya sedang
26

2) Pemeriksaan Jaringan Keras Gigi


11(51) (61)21

12(52) (61)22

13(53) (63)23

14(54) D,KMP Non Vital (64)24

15(55) (65)25

16 26

46 36

45(85) D,KMP Non Vital D,KMD (75)35

44(84) D,KMP Non Vital D,KMP Non Vital (74)34

43(83) (73)33

42(82) (72)32

41(81) (71)31
27

Keterangan:
1. Keadaan gigi geligi pasien yang bebas dari kalkulus adalah sebanyak
16 gigi dari 24 gigi, atau 16/48= 0,3%, artinya kebersihan gigi ditinjau
dari akumulasi kalkulus rendah,dan yang bebas kalkulus 70 %
2. Decay/karies = 5 ; Missing/gigi hilang = - ; Filling/gigi dengan
tambalan = 0

3. Tes Vitalis (Vitality Tes)


Gigi Inspeksi Thermis Sondasi Perkusi Druk Mobility Diagnosa/
Masalah

16,26,36.46 Gusi + + - - - Gingivitis


dibagian marginalis
lingual kronis
terlihat
meradan
g

75 KMD + + - - - Karies
Mencapai
Dentin

55,64,74,84 KMP - - - - - Karies


,85 Non Mencapai
Vital Pulpa
28
29
28

3. Pemeriksaan Mukosa Mulut

POCKET PERADANGAN ATTACHMENT DIAGNOSA/


MASALAH
GIGI LOKASI kedal PUS lain-
aman lain
Tru False Rubor Tumor Kolor Dolor Functio Normal Menurun
e (mm) Laesa

16,26,3 lingual - - - - - - - - - - - - Gingivitis


6.46 marginalis

75 oklusal - - - - - - - - - - - - Karies
Mencapai
Dentin

55,64,7 oklusal - - - - - - - - - - - - Karies


4,84,85 Mencapai
Pulpa non
Vital
29

B.Diagnosa

1.Diagnosa berdasarkan kebutuhan dasar manusia

Data Masalah Kemungkinan Diagnosa


Penyebab Keperawatan Gigi
Cara mengosok gigi Kebutuhan pasien akan kesehatan dan
75 KMD, ngilu, Terganggu kurang benar kenyamanan yang tidak terpenuhi akibat
makanan suka nya Pasien tidak peduli adanya KMD yang
menyangkut, , kenyamana terhadap kesehatan disebabkan oleh kurangnya
keradangan gingiva n dalam giginya (d+, M+, F=0) pengetahuandan
, ada kalkulus mengunyah pemeliharaan kesehatan gigidan mulut.
dibawah servikal makanan
gigi, pada
elemen16,26,36.46,7
5,85
30

C.Rencana Intervensi Perawatan

Tanggal DIAGNOSA INTERVENSI CARA

Kunjungan GILUT RASIONAL KOMPETENSI TUJUAN INDIKATOR EVALUASI

2 Mei Kebutuhan pasien Menghilangkan Melakukan Mengembalikan Terwujudnya Melakukan


akan kesehatan rasa ngilu penambalan dgn bentuk dan tambalan GIC pemeriksaan
2019 dan kenyamanan GIC gigi 75 fungsi gigi, serta yang baik pada tambalan dilihat
yang tidak bebas dari rasa 75 berdasarkan, bentuk
terpenuhi akibat ngilu supaya tambalan, fungsi
adanya Gingivitis nyaman dalam tambalan,
dan KMD yang mengunyah kenyamanan
disebabkan oleh
kurangnya
pengetahuan dan
pemeliharaan Menghilangkan Demo menyikat Meningkatkan Pengukuran skor plak
kesehatan gigi dan penyebab gigi supaya gigi ketrampilan Free plak skor
mulut KMD yaitu selalu bersih dan menyikat dengan meningkat
menjaga sehat benar
kebersihan gigi
dari plak dan Pembersihan Gingiva sehat Terwujudnya gigi Pengukuran skor
kalkulus karang gigi dengan Bebas bebas kalkulus kalkulus
31

dari kalkulus

Memberikan
Membangun Penyuluhan Meningkatkan pertanyaan/questioner
perilaku positif tentang pengetahuan dan dan membandingkan
terhadap pentingnya sikap dalam anatara sebleum
kesehatan perawatan gigi memelihara Tidak ada perlakuan dengan
giginya kesehatan keluhan sperti setelah perlakuan
giginya saat pasien
Memastikan datang/ pasien
sudah sembuh
Kontrol untuk Pemeriksaan keberhasilan
06 mei 2019 memastikan hasil tindakan
telah terjadi tambalan GIC tindakan
terpenuhinya dan skaling,
kebutuhan perilaku
dasar manusia
pada kenyaman
mengunyah
32

D. PELAKSANAAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


INTERVENSI
NO. DIAGNOSA Tgl TUJUAN INDIKATOR HASIL RPL
kunjun EVALUASI
gan RASIONAL KOMPETENS
I
Kebutuhan 02 1.Menghilangkan .Melakukan 1.Mengembal 1.Terwujudnya 1. Gigi 75 Perlukontroluntuk
1 pasien akan Mei rasa ngilu penambalan ikan bentuk tambalan GIC sudah memastikankemaju
kesehatan 2019 dgn GIC gigi dan fungsi yang baik pada dilakukan anhasiltindakan
dan 75 gigi, serta 75 penambala penambalan gigi
kenyamanan bebas dari n 75 pasien atas
yang tidak rasa ngilu GIC,sehin nama Viera
terpenuhi supaya gga sudah ,sertaperilakupasie
akibat adanya nyaman ada nilai F nterhadappemeliha
Gingivitis dalam raankebersihangigi
dan KMD mengunyah
yang 2.Menghilangkan .Demo .Meningkatka 2.Free plak skor 2.Penguku
disebabkan penyebab KMD menyikat gigi n ketrampilan meningkat ran skor
oleh yaitu menjaga supaya gigi menyikat plak
kurangnya kebersihan gigi selalu bersih dengan benar
pengetahuan dari plak dan dan sehat
dan kalkulus
pemeliharaan Membangun 3.Penyuluhan .Meningkatka 3.Meningkatkan 3.Memberi
kesehatan perilaku positif tentang n pengetahuan kan
gigi dan terhadap kesehatan pentingnya pengetahuan pasien terhadap pertanyaan
mulut giginya perawatan dan sikap penting /questioner
tentang gigi dalam kesehatan gigi dan
pemeliharaan memelihara membandi
kesehatan kesehatan ngkan
33

gigi dan giginya anatara


mulut Memastikan sebleum
perlakuan
dengan
setelah
perlakuan
06 Kontrol untuk Pemeriksaan keberhasilan Tidak ada Instruksi untuk
Mei memastikan telah hasil tindakan tindakan keluhan sperti selalu control rutin
2019 terjadi tambalan saat pasien minimal setiap 6
terpenuhinya GIC dan datang/ pasien sekali untuk
kebutuhan dasar skaling, sudah sembuh mendeteksi
manusia pada perilaku kelainan gigi dan
kenyaman mulut secaradini
mengunyah
34

BAB V

PEMBAHASAN

Tujuan dari penulisan yang dilakukan ini yaitu untuk memperoleh gambaran secara

umum tentang penatalaksanaan asuhan keperawatan gigi dan mulut pada pasien dengan

kasus Karies Mencapai Dentin di Puskesmas Perawatan Muara Nasal dan untuk

menetapkan diagnosa asuhan keperawatan gigi, maka dilakukan analisa kasus. Penulisan

ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk petugas kesehatan khususnya perawat gigi

dengan kasusKaries Mencapai Dentin. Selain itu, diharapkan dapat menjadi bahan

evaluasi untuk penulis setelah melakukan tindakan perawatan.

A. Analisa Teoritis Kasus Pasien.

Pada tanggal 02 Mei 2019 dilakukan studi pendahuluan kesehatan gigi dan mulut

pada responden An.Viera yang berumur 7 tahun di puskesmas Perawatan Mauara Nasal.

Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan obyektif disimpulkan diagnosa

penyakitnya adalah Karies Mencapai dentin dengan diagnosa keperawatan adalah

Kebutuhan pasien akan kesehatan dan kenyamanan yang tidakterpenuhi.

Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik dari anamnesa, data subyektif dan

obyektif, kemungkinan penyebab kasus Karies Mencapai Dentin tersebut adalah perilaku

pasien yang mengabaikan kebersihan gigidan mulutnya dikarenakan kurangnya

pengetahuan pasien, maka pasien dalam melakukan pemeliharaan kesehatan gigi kurang

tepat, yaitu 1. pada cara dan waktu menggosok gigi, 2. Pasien melakukan kebiasaan

buruk yaitu setelah makan manis dan lengket tidak membersihkan giginya, 3. Pasien

tidak pernah memeriksakan giginya ke klinik gigi


35

Gigi berlubang atau karies merupakan penyakit jaringan keras gigi akibat aktivitas

bakteri sehingga terjadilah (melunaknya) jaringan keras gigi yang diikuti terbentunya

kavitas (rongga). Terjadinya gigi berlubang ini dipengaruhi beberapa factor yaitu bakteri,

substrat atau diet, waktu dan juga gigi. Ada beberapa macam karies yaitu; karies

superfisialis: gigi berlubang yang hanya mengenai lapisan gigi terluar. Karies media: gigi

berlubang yang sudah mengenai lapisan dentin. Karies profunda: gigi berlubang yang

sudah mengenai jaringan pulpa (Martariwansyah, 2008). Karies dentin berarti lubang

sampai pada dentin. Orang yang menderita karies ini akan merasakan linu bila lubangnya

kemasukan makanan yang agak keras, ataupun kena rangsangan dingin seperti es. Pada

lubang ini cara pengobatannya dilakukan penambalan (Machfoedz dan Zein, 2005)

Berdasarkan uraian diatas maka perawatan yang tepat untuk kasus tersebut adalah:

1. Menghilangkan penyebab Karies Mencapai Dentin melalui Penambalan gigi.

2. Membangun perilaku positif terhadap pemeliharaan kesehatan gigi melalui

Membericontoh/ demo kepadapasiencaramenyikatgigi yang baikdanbenar dan

MemberikanPenyuluhantentangcarapemeliharaankesehatangigidanmulut

Waktu perencanaan dialokasika pada 2 kali kunjungan dengan jeda waktu 3 hari setelah

perawatan pertama. Alasan pengambilan waktu perawatan dan kontrol tersebut

berdsarkan pengalaman operator,Hal ini dapat dibuktikan ketepatan perencanaan dari

implementasi perawatan asuhan keperawatan gigi dan mulut pasien ini baerdsarkan hasil

evaluasi pasca Penambalan pada kontrol (kunjungan kedua) pada pemeriksaan

menunjukkan tidak ada keluhan lagi.


36

B.Analisa Tindakan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut dengan Kasus

Karies Mencapai dentin pada An,Viera

Tindakan pentalaksanaan asuhan keperawatan gigi dan mulut yang dilakukan

pasien dengan kasus Karies Mencapai Dentin yaitu dengan cara menghilangkan

penyebabnya dan tindakan tersebut adalah :

1. Menghilangkan penyebab Karies Mencapai Dentin melalui Penambalan gigi.

2. Membangun perilaku positif terhadap pemeliharaan kesehatan gigi melalui

Memberi contoh/ demo kepada pasien cara menyikat gigi yang baik dan benar

dan Memberikan Penyuluhan tentang cara pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut.

Adapun berdasarkan Analisa Tindakan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut dengan

Kasus Karies Mencapai Dentin pada pasien ini, maka tahapan tindakan yang tepat dan

telah dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Prosedur Tahap Persiapan

Yang dilakukan pada tahap persiapan ini adalah:

• informed consent, gunanya untuk bukti bahwa pasien berseda dilakukan

tindakan perawatan sesuai kasus

• mempersiapkan alat diagnostik dan bahan penunjang, kartu status

• persiapan operator : kebersihan pribadi terdiri dari cuci tangn, memakai

sarung tangan dan masker, baju praktik dan sepatu bersih.

• Selain itu, persiapan kebersihan dan kerapihan lingkungan keja seperti

daerah sekitar kerja bersih, rapi, serta ergonomis.


37

• Tahapan persiapan daerah kerja ; chair side , alat kerja disiapka dan ditata

rapi pada meja dental chair

• Informasi kepada pasien tahapan tahapan yang akan dilakukan

1. Peosedur Tahap Pelaksanaan

A.Preparasikavitas

a. Bentuk kavitas berdasarkan bentuk karies

b. Dentin yang undermine dapat didukung oleh bahan yang bersifat

adhesif

c. Pembuangan jaringan sesedikit mungkin, hanya jaringan dentin yang

terinfeksi bakteri yang diambil.

6.) Retensi berupa ikatan adhesi antara glass ionomer dengan struktur gigi

(dentin dan email)

B.Preparasi dapat dilakukan dengan cara.

a.Menetapkan gainaccesform (membuka kavita) dengan menggunakan

borroundshaped.

b.Membuat outline kavita sesuai dengan bentuk karies dengan menggunakan

borfissure.

c. Membuang lesi karies dengan menggunakan ekskavator

d.Thetoiletofthecavity (membersihkan kavita dari sisa- sisa preparasi atau pecahan

email dengan cara disemprot oleh air syringe atau water syringe atau cotton pellet

yang dibasahi larutan aquades

e. Isolasi kavitas dengan menggunakan cotton roll.

f. Mengulas dentin conditioner


38

C. Aplikasi bahan tambal glass ionomer

a.Mempersiapkan bahan glass ionomer dengan ratio perbandingan powder dan liquid

disesuaikan dengan aturan pabrik dan besar kavitas.

b. Kocok bubuk dalam kemasan/ wadah. Takar bubuk dengan sendok

takar dan ratakan dengan spatula,letakkan pada slab.Datarkan

bubuk dengan spatula.Bagi bubuk menjadi 2 bagian.

c. Keluarkan cairan dari botol,letakkan dekat bubuk(agar akurat jaga

posisi botol tegak lurus lantai).

d.Tarik satu bagian bubuk kecairan,aduk dengan gerakan memutar

dan melipat searah selama10 detik.

e. Tarik bagian bubuk ke2,lanjutkan seperti diatas selama15 detik kedua.

f. Pengadukan harus selesai dalam waktu25-30detik

g. Hasil adukan licin seperti permen karet, bila adukan tampak

kering buat adukan baru karena daya adhesifnya sudah berkurang

h.Masukan bahan glass ionomer kedalam kavita

i. Membentuk tambalan dengan menggunakan stopper semen dan

dihaluskan dengan burnisher, membuang kelebihan dengan sonde.

j.Mengaplikasikanvarnish/vaselinpadatumpatanglass ionomeruntuk

melindungi kavitas dari air.Selama proses pengerasan.

k.Melakukan tes tartikulasi dengan cara menginstruksikan pasien

untuk melakukan gerakan mengunyah atau dengan menggunakan articulating paper.

l .Menyesuaikan gigitan pasien sehingga tidak mengganjal.

m.Memberikan instruksi pada pasien


39

D. Pemolesan

a. Melakukan pemolesan dengan menggunakan batu poles

b. Hasil Poles (Halus,tidak menyangkut, sesuai anatomi gigi, licin,

mengkilat)

E. Penyelesaian

a. Menutup rangkaian perawatan dengan membicarakan langkah

perawatan selanjutnya dengan pasien untuk mencapai kesepakatan

b. Membereskan kembali peralatan pemeriksaan dan merapihkan

daerah tempat kerja

C.Analisa Keberhasilan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut.

1. Indikator Keberhasilan pasca Penambalan

Setelah dilakukan tindakan Penambalan, maka keadaan gigi pasien menjadi:

a. Terbebas dari rasa ngilu

b. Mengembalikan bentuk dan fungsi gigi supaya nyaman dalam pengunyahan


40

BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. P ada tanggal 2 April 2019 pasien An. Viera datang berobat ke Puskesmas

Perawatan Maura Nasal Kabupaten Kaur dengan keluhan gigi geraham

bawah kiri sering ngilu saat terkena minuman dingin.

2. Berdasakan Pengkajian diagnosa di ketahui bahwa pasien An.Viera pada gigi

75 bagian oklusal gigi dengan diagnosa keperawatan Tidak terpenuhinya

Kebutuhan pasien akan kesehatan dan kenyamanan yang akibat adanya KMD yang

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut.

3. Tindakan Perawatan dilakukannya penambalan pada gigi 75

dengan mengunakan Glass Ionomer.

4. Melakukan Konseling pada pasien An. Viera , tentang akibat KMD yang

tidak dirawat dan menyikat gigi 2 kali sehari pagi setelah sarapan dan malam

sebelum tidur serta mengurangi minuman yang manis, , kontrol ke klinik gigi atau

puskesmas 6 bulan sekali

5. Hasil evaluasi pasca penambalan pasien merasa nyaman karena tidak ada

tambalan yang berlebih, serta gigi tidak ngilu lagi apabila terkena minuman

dingin.
41

B. S A R A N

1. Pada pasien An. Viera dianjurkan untuk melakukan pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut dengan cara menyikat gigi yang benar, sebanyak 2 (dua) kali sehari

pada saat pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur serta mengurangi

makanan yang manis, m e m p e r b a n y a k m a k a n b u a h d a n s a y u r ,

dan rutin melakukan pemeriksaan g i g i ke klinik gigi atau

puskesmas 6 bulan sekali.

2 . P e t u g a s k e s e h a t a n melakukan penyuluhan secara rutin mengenai

pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat baik

melalui Usaha Kesehatan Masyarakat Desa (UKGMD), maupun Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) yang diharapkan dapat memberikan motivasi pada

masyarakat untuk kesehatan gigi dan mulut

3. Petugas kesehatan memperbanyak media promosi atau alat peraga tentang

kesehatan gigi dan mulut yang akan membantu .dalam melaksanakan penyuluhan

seperti Phantom, leaflet, brosur, dan media promosi lainnya.


38

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Z, 2008, Diktat Konsep Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi Indonesia,


Bandung, Jurusan Keperawatan Gigi.
Kemenkes RI, 2012, “Standar Kompetensi Lulusan Diploma 3 Keperawatan Gigi,.
Kementrian Kesehatan RI”, Jakarta, Diakses Pada tanggal 17 Januari
2016.
Kemenkes RI, 2013, “Berita Negara Republik Indonesia”, Jakarta, diakses pada
tanggal 19 Januari 2016.
Kemp, J dan Clare W, 2004, Gigi Si Kecil, Jakarta, Erlangga. Kidd, E A M dan
Sally J B, 1991, Dasar-dasar Karies, Jakarta, EGC.
Machfoedz, I, dan Asmar Y Z. 2005, Menjaga Kesehatan Gigi & Mulut Anak-
Anak Ibu Hamil. Yogyakarta, Fitmaraya.
Margareta, S, 2012, 101 Tips & Terapi Alami Agar Gigi Putih & Sehat.
Yogyakarta, Pustaka Cerdas.
Martariwansyah, 2008, Gigiku Kuat, Mulutku Sehat, Bandung, Hayati Qualita.
Soebroto, I, 2009, Apa Yang Tidak Dikatakan Dokter Tentang Kesehatan Gigi
Anda, Yogyakarta , BOOKMARK.
Usri, K.,Eriska R.,Tenny S D.,Dudi A.,Nunung R., Asep J A.,dan Irman S. 2006,
Diagnosis dan Terapi Penyakit Gigi dan Mulut, Bandung, LSKII.
Praptiwi, Y H, 2015 “Protap Praktikum Konservasi”, Bandung, Jurusan
Keperawatan Gigi.
Winda, S U., Paulina G., dan Dinar A W. 2005, “Gambaran Karies Rampan Pada
Siswa Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Pineleng II Indah”, Jurnal e-
GIGI (eG), Vol. 3, Nomor 1.s
39

Anda mungkin juga menyukai