(Avian Influenza)
KELOMPOK 10
JUMRATUL ADAWIAH 218 240 021
AMALIA 218 240 043
HENDRA 218 240 079
NUR UKHTI HS 218 240 084
SAMPUL
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar
sehingga kami pada akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami yaitu
Henni Kumaladewi Hengky, SKM, M.Kes. yang memberikan dukungan serta
bimbingannya sehingga makalah berjudul Flu burung ini dapat disusun dengan
baik.
Semoga makalah yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah ilmu
serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca. Maka dari itu,
kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Flu burung adalah penyakit menular yangdisebabkan oleh virus
influenza tipe A dan ditularkanoleh unggas. Penyakit flu burung yang
ditularkan olehvirus Avian Influenza jenis H5N1 pada unggasdikonfirmasikan
telah terjadi di RepublikKorea,Vietnam, Jepang, Thailand, Komboja, Taiwan,
Laos,China, Indonesia danPakistan. Sumber virus didugaberasal dari migrasi
burung dan tranportasi unggasyang terinfeksi. (Balitbang Depkes, 2005).
Indonesia pada bulan Januari 2004 pun dikejutkan dengan kematian
ayam ternak yang luar biasa ( terutama di Bali, Jabotabek, Jawa Timur, Jawa
Tengah, dan sejumlah daerah lainya).
Awalnyakematian tersebut disebabkan virus new castle,
namunkonfirmasi terakhir olehDepartemen Pertaniandisebabkan oleh virus
flu burung (Avian Influenza).Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit
fluburung di 10 provinsi di Indonesiasangat besar yaitu3.842.275 ekor
(4,77%). (Balitbang Depkes,2005).
Saat ini hampir disetiap daerah di Indonesiaselalu ditemukan kasus flu
burung, termasukRiau. Data kasus flu burung di Provinsi Riau sampaidengan
desember 2008, jumlah kasus suspek adalah 96kasus dan jumlah kasus
konfirmasi sebanyak 7 kasus.1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari flu burung?
2. jelaskan epidemiologi dari flu burung?
3. Jelaskan etiologi dari flu burung?
4. Jelaskan masa inkubasi flu burung?
1
5. Jelaskan transmisi flu burung?
6. Apakah faktor resiko flu burung?
7. apakah tanda dan gejala dari flu burung?
8. Jelaskan pencegahan dan penanggulangan flu burung?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan msalah maka tujuan penulisan adalah sebangai
berikut:
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Flu Burung
2. Tujuan khusus
a) Mengetahui apa itu Flu Burung
b) Mengetahui Epidemiologi dari Flu Burung
c) Mengetahui Etiologi dari Flu Burung
d) Mengetahui masa inkubasi dari flu burung
e) Mengetahui trasmisi dari flu burung
f) Mengetahui faktor resiko flu burung
g) Mengetahui tanda dan gejala dari flu burung
h) Menetahui pencengahan dan penanggulangan dari flu burung
D. Manfaat
1. Untuk Ilmu Pengetahuan
Penulis dan pembaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai flu burung, sehingga kedepannya apat menjanga diri agar tidak
terkenah flu burung.
2. Untuk Mahasiswa
Sebangai Mahasiswa Kesehatan Masyarkat, dapat memberikan
pengetahuan kepada masyarakat baik secara tertulis maupun tidak tertulis
mengenai bahaya flu burung, sehingga masyarakat dapat menghindari flu
burung.
2
3. Untuk Masyarakat
Masyarakat dapat tertambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor
penyebab, dan cara penanggulangan flu burung.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
haemaglutinin (HA) dan neurominidase (NA). Pembagian subtipe virus
berdasarkan permukaan antigen, permukaan hamagluinin, dan neurominidase
yang dimilikinya.
3. Environment (lingkungan)
1) Lingkungan Biologis
Lingkungan biologisnya yaitu agent. Agent adalah sesuatu yang merupakan
sumber terjadinya penyakit dalam hal ini adalah virus aviant influenza (H5N1).
2) Lingkungan fisik
Lingkungan fisik sebagai factor dari penyakit flu burung ini adalah sebagai
berikut :
a) Suhu Suhu lingkungan yang tidak optimal baik suhu yang terlalu tinggi
mauoun terlalu rendah akan berpengaruh terhadap daya tahan tubuh
seseorang pada saat itu.
b) Musim-Musim akan berpengaruh bagi penyebaran penyakit (virus) flu
burung karena adanya factor kebiasaan burung untuk bermigrasi ke daerah
yang lebih hangat pada saat musim dingin.
c) Tempat Tinggal Factor tempat tinggal pada penyakit flu burung adalah
apakah tempat tinggal seseorang dekat dengan peternakan unggas atau
tidak.
3) Lingkungan Sosial
Factor lingkungan social meliputi kebiasaan social, norma serta hukum
yang membuat seseorang beresiko untuk tertular penyakit. Misalnya, kebiasaan
masyarakat bali yang menggunakan daging mentah yang belum di masak terlebih
dahulu untuk dijadikan makanan tradisional begitu pula dengan orang-orang
dieropa yang terbiasa mengonsumsi daging panggang yang setengah matang atau
bahkan hanya ¼ matang. Selain itu pada tradisi sambung ayam akan membuat
resiko penyakit flu burung menular kepada pemilik ayam semakin besar.
Jadi, interaksi yang terjadi antara 3 faktor ini sangat berkaitan. Misalnya
penyebaran virus flu burung ke manusia. Flu burung sebenarnya tidak mudah
menular dari hewan yang telah terinfeksi, namun jalan untuk penularan itu akan
semakin mudah apabila seseorang itu berada dalam kondisi yang lemah dan tidak
5
memiliki system imun yang baik, begitu pula dengan pola pikir orang yang masih
tidak percaya dan terkesan meremehkan bahaya penyakit ini. virus pada unggas
dapat berperan pada perubahan struktur genetik virus influenza pada manusia
dengan menyumbangkan gen pada virus galur manusia.
Unggas yang menderita flu burung dapat mengeluarkan virus berjumlah
besar dalam kotoran (feses) maupun sekreta yang dikeluarkannya. Penularan
penyakit terjadi melalui udara dan eskret unggas yang terinfeksi. Virus flu burung
mampu bertahan hidup dalam air sampai 4 hari pada suhu 22 derajat celius dan
lebih dari 30 hari pada suhu 0 derajat celcius. Di dalam tinja unggas dan dalam
tubuh unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama, namun akan mati pada
pemanasan 60 detajat celcius selama 30 menit atau 90 derajat celcius selama 1
menit. Jadi, dalam penyebarannya factor lingkungan juga sangat berperan dimana
jika keadaan lingkungan mendukung mutasi dari virus dan penyebaran unggas
maka penyebaran penyakit flu burung akan semakin meningkat begitu pula
sebaliknya.
6
Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas sakit, dapat hidup lama,
tetapi mati pada pemanasan 60˚C selama 30 menit, 56˚C selama 3 jam dan
pemanasan 80˚C selama 1 menit.
Mati dengan deterjen/sabun, desinfektan misalnya formalin, karbol,
kaporit, klorin dan cairan yang mengandung iodin atau alkohol 70%.5
7
d. Makanan : Mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak
dimasak dengansempurna di wilayah yang dicurigai atau dipastikan
terdapat hewan atau manusiayang terinfeksi H5N1 dalam satu bulan
terakhir.
2. Cara Penularan
a. Melalui percikan (droplet transmission), merupakan cara penularan
utama. Percikrespiratori berukuran besar (>5μm) yang dikeluarkan
pada saat pasien batuk/bersin/bicara. Jangkauan percik ini <1m.
b. Melalui kontak (contact transmission), dapat terjadi secara langsung
atau tidaklangsung.
c. Melalui udara (airborne transmission). Selain percik berukuran besar,
pasien jugamenyebarkan percik renik (droplet nuclei) berukuran < 5
μm yang dapat melayangjauh (airborne). Percik ini juga dapat timbul
pada saat tindakan yang merangsangtimbulnya percik renik seperti
berikut:
• Intubasi endotrakheal
• Pemberian terapi dalam bentuk nebulizer atau aerosol.Terapi ini
tidak dianjurkan pada pasien Flu Burung (H5N1) jika
kewaspadaanairborne/udara tidak dapat dijamin.
• Bronkhoskopi
• Pengisapan jalan napas (suction)5
8
Kontak (jarak sekitar 2 meter) dengan hewan yang terkonfirmasi terinfeksi
virus flu burung selain unggas atau burung liar, seperti kucing atau anjing
Kontak (jarak sekitar 2 meter) dengan seseorang yang dirawat di rumah
sakit atau meninggal karena penyakit pernapasan berat yang tidak dapat
dijelaskan
Kontak terhadap orang yang kemungkinan atau terkonfirmasi terinfeksi
virus flu burung
Petugas kesehatan yang merawat pasien terinfeksi virus flu burung
Petugas laboratorium yang bekerja dengan virus hidup avian influenza7
9
3. Bahan yang berasal dari sluran cerna unggas seperti tinja harus di tata
laksana dengan baik(ditanam/dibakar) agar tidak menjadi sumber
penularan bagi orang sekitarnya.
4. Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan
desinfektan
5. Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.
6. Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak paling kurang pada suhu
80ºC selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu
64º selama 5 menit.
7. Memelihara kebersihan lingkungan.
8. Menjaga kebersihan diri.
9. Bagi yang tidakberkepentingan, dilarang memasuki tempat peternakan.
10. jika sedang bercocok tanam dengan menggunakan pupuk kandan di
haruskan menggunakan sarung tangan dan masker.
11. Setiap pekerja peternakan, pemotong unggas dan penjamah unggas
yang terkena influenza segera ke puskesmas atau pelayanan kesehatan
lainnya
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Flu Burung yang sering dikenal juga dengan istilah Fowl plaque
merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang
menyerang berbagai unggas, termasuk unggas darat maupun air
2. Epidemiologi penyakit Flu Burung dibagi tiga: Host, Agent, dan
Develoment.
3. Virus influenza merupakan anggota keluarga Orthomyxoviridae, terdiri
dari 3 tipe A, B dan C. Virus influenza tipe A dapat menyebabkan Flu
Burung (H5N1), yang dapat menyerang manusia dan hewan, gejala ringan
sampai berat, mudah menular dan dapat menyebabkan pandemi. Virus
influenza tipe B dapat menyerang manusia tetapi gejala ringan sampai
sedang. Hingga saat ini telah ditemukan H1 sampai H16 dan N1 sampai
N9. Virus influenza tipe C mempunyai gejala yang ringan dan jarang
ditemukan pada manusia.
4. Pada tahap inkubasi, virus Flu Burung berkembng berdasarkan beberapa
faktor yang ada seperti: Jumlah virus yang menginfeksi, gejala kelinik
awal. Pada maunusia dipengaruhi oleh faktor usia, kekebalan dan kondisi
individu.
5. Penularan bisa terjadi dengan binatang, lingkungan , manusia dan
binatang. Melalui percikan (droplet transmission), melalui kontak (contact
transmission), dan melalui udara (airborne transmission).
6. Pada umumnya gejala klinis Flu Burung (H5N1) mirip dengan flu biasa,
yangsering ditemukanadalah demam ≥ 38˚C, batuk dan nyeri tenggorok.
Gejala lain yang dapat ditemukan adalah pilek, sesak, sakit kepala, nyeri
otot, infeksi selaput mata, mual, muntah, diare atau gangguan saluran
cerna.
11
7. Dalam masalah menangani Flu Burung bisa dengan cara menghindari
kontak lasung dengan tinja dan sekret peternakan, serta dalam
mengknsumsi ternak alangkah baiknya melalui proses pematangan yang
baik agar bakteri dapat mati.
B. Saran
1. Untuk masyarakat umum diharapkan bisa memperhatikan lingkungaan
hidup di sekitarnya supaya tetap sehat dan terbebas dari infeksi flu burung.
2. Semua yang terlibat (peternak, pedagang, masyarakt umum, pemerintah)
mampu bekerjasama dalam pencegahan penyebaran penyakit ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
13