Anda di halaman 1dari 5

PENENTUAN VITAMIN C DENGAN METODE IDOPHENOL

Pendahuluan
Vitamin c adalah nutrisi esensial pada makanan, tapi sangat mudah tereduksi dan rusak
oleh paparan panas dan oksigen selama proses pengolahan, pengemasan, dan penyimpanan
makanan. Lembaga administrasi makanan dan obat-obatan Amerika Serikat mewajibkan
pencantuman kandungan vitamin C pada label nutrisi makanan. Ketidakstabilan vitamin C
membuatnya lebih sulit untuk memastikan daftar kandungan vitamin C yang akurat dada
label nutrisi.
Metode analisa resmi untuk penentuan kandungan vitamin C adalah dengan titrimetri 2,6-
dichloroindophenol (Metode AOAC 967). Sementara itu, metode tidak resmi untuk jenis
produk makanan kadang-kadang digunakan sebagai uji kontrol kualitas yang cepat daripada
metode mikofluorometrik yang memakan waktu lebih panjang (Metode AOAC 984.26).
prosedur yang diuraikan di bawah ini berasal dari metode AOAC 967.21.
Tujuan
Untuk menentukan kandungan vitamin C dari berbagai produk jus jeruk menggunakan
indikator warna 2,6-dichloroindophenol dalam metode titrasi.
Prinsip metode
Asam askorbat mengurangi pewarna indikator menjadi larutan tidak berwarna. Pada titik
akhir titrasi, sampel yang mengandung asam askorbat akan berwarna, warna yang tidak
tereduksi adalah warna mawar merah muda dalam larutan asam. Titer dari pewarna dapat
ditentukan dengan menggunakan larutan asam askorbat standar. Sampel malanan dalam
larutan kemudian dapat dititrasu dengan pewarna dan volume titrasi dapat digunakan untuk
menghitung kandungan asam askorbat.
Reagen
(** Disarankan agar smaple disiapkan oleh asisten laboratorium sebelum kelas dimulai.)
1. Larutan standar asam askoribat (hanya disiapkan saat digunakan)
Timbang secara akurat dengan timbangan analitik sekitar 50 mg asam askorbat, tuang
ke labu ukur 50 mL. Encerkan dengan larutan asam metafosfat-asam asetat sampai
tanda tera segera sebelum digunakan (lihat di bawah untuk persiapan larutan ini).
2. Larutan pewarna indophenol
Untuk 50 mL air suling terdeionisasi (dd) dalam beaker 150 mL, tambahkan dan aduk
hingga larut 42 mg natrium bikarbonat, lalu tambahkan dan aduk hingga 50 mg garam
natrium 2,6-dikloroindophenol larut. Encerkan campuran hingga 200 mL dengan air
dd. Saring dan masukkan ke botol amber dengan kertas suling. Tutup botol dengan
tutup atau penyumbat dan simpan dalam lemari pendingin sampai digunakan.
3. Larutan asam metafosfat-asam asetat.
Pada beaker 250 mL, masukkan 100 mL air dd dan 20 mL asam asetat. Tambahkan
7.5 g asam metafosfat dan aduk hingga larut. Encerkan larutan hingga 250 mL dengan
air suling. Saring dengan kertas suling dan masukkan ke dalam botol. Tutup botol
dengan tutup atau penyumbat dan simpan dalam lemari pendingin sampai digunakan.
4. Sample jus jeruk **
Gunakan produk yang diproses dan dkemas dengan berbagai cara (kalengan,
rekonstitusi konsentrat beku, diperas segar, dan bukan dari konsentrat). Saring jus
melalui kain tipis untuk menghindari penyumbatan pulp saat pemipetan. Catat nilai
harian dan kandungan vitamin C dan tiap produk yang ada pada label nutrisi.
Bahaya, pencegahan, dan pembuangan limbah
Reagen yang disiapkan bersifat korosif. Gunakan pelindung mata dan kulit yang tepat.
Atau patuhi prosedur keselamatan laboratorium yang berlaku. Limbah dapat diletakan di
saluran pembuangan menggunakan pembilas air, tapi ikuti protokol praktek laboratorium
yang berlaku untuk menjaga keselamatan dan kesehatan di lingkungan institusi.
Alat dan bahan
1. Beaker 150 mL,
2. Beaker 250 mL,
3. Botol amber 200-250 mL dan botol bening 200-250 mL, keduanya dilengkapi dengan
penutup/penyumbat,
4. Buret 25 atau 50 mL,
5. Sembilan tabung erlenmeyer 50 atau 125 mL,
6. Dua lembar kertas suling,
7. Corong dengan diameter 6-9 cm (untuk menahan kertas saring),
8. Corong dengan diameter 2-3 cm (untuk mengisi buret),
9. Dua buah batang pengaduk kaca,
10. Gelas ukur 25 mL,
11. Gelas ukur 100 mL,
12. Pipet bulp atau pump,
13. Statif
14. Tiga spatula,
15. Labu ukur 50 mL,
16. Labu ukur 200 mL,
17. Labu ukur 250 mL,
18. Dua pipet bulb 2 mL,
19. Pipet bulb 5 mL,
20. Pipet bulb 10 atau 20 mL,
21. Wadah timbang atau kertas timbang,
22. Timbangan analitik
Prosedur
Standarisasi pewarnaan
1. Pipet 5 mL larutan asam asetat metafosfat ke dalam 3 erlenmeyer 50 mL,
2. Tambahkan 2 mL larutan standar asam askorbat ke setiap labu,
3. Isi buret dengan larutan indophenol (pewarna) dengan corong dan catat volum awal
buret,
4. Tempatkan erlenmeyer di bawah ujung buret. Perlahan-lahan tambahkan larutan
indophenol ke larutan asam askorbat standar sampai timbul warna mawar merah muda
yang bertahan kurang lebih 5 detik (membutuhkan kurang lebih 15-17 mL). Aduk
erlenmeyer dengan cara menggoyangkan selama proses titrasi indophenol,
5. Perhatikan volum akhir buret dan hitung volum pewarna indophenol yang digunakan,
6. Ulangi langkah 3-5 untuk 2 standar lainnya. Catat volum awal dan akhir buret untuk
menghitung colum pewarna indophenol yang digunakan tiap sampel,
7. Siapkan pipet bulb kosomg, pipet 7 mL laruta metafosfat-asam asetat ke dalam
masing-masing erlenmeyer. Tambahkan air suling ke dalam setiap erlenmeyer setara
dengan volum pewarna indophenol yang digunakan tiap-tiap sampel (misalnya rata-
rata volum pewarna yang digunakan untuk titrasi 3 sampel standar).
8. Titrasu sampel kosong dengan cara yang sama seperti langkah 3-5. Catat volum awal
da akhir buret di setiap titrasi sampel kosong dan hitung volum pewarna yang
digunakan.
Analisa sampel jus
1. Pipet 5 mL larutan asam asetat metafosfat ke dalam erlenmeyer 50 mL,
2. Titrasi setiap sampel dengan larutan pewarna indophenol (seperti langkah 3-5 di atas)
hingga timbul warna merah muda terang yang bertahan sampai kurang lebih 5 detik,
3. Catat volum awal dan akhir buret untuk menghitung jumlah pewarna yang dugunakan
pada masing-msing titrasi.
Perhitungan
1. Gunakan data yang diperoleh dalam standarisasi pewarna, hitung titer menggunakan
rumus berikut:
𝑚𝑔 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑘𝑜𝑟𝑏𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟∗∗
Titer =F= [(𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑖𝑛𝑑𝑜𝑝ℎ𝑒𝑛𝑜𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟)−
(𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎 𝑖𝑛𝑑𝑜𝑝ℎ𝑒𝑛𝑜𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝑚𝑔 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑘𝑜𝑟𝑏𝑎𝑡
**mg asam askorbat pada volum titrasi larutan standar = ( x 2 mL
50 𝑚𝐿

2. Hitung kandungan asam askorbat pada sampel jus dalam mg/mL menggunakan
persamaan berikut dan volum titran masing-masing sampel ulangan. Hitung mean dan
standar deviasi dari kandungan asam askorbat untuk jus (mg/mL). Gunakan nilai
mean masing-masing jenis jus untuk menyatakan kandungan vitamin C dari sampel
jus sebagai mg asam askorbat/100 mL dan sebagai mg asam askorbat/8 floz (29.56
mL/floz).
𝑚𝑔 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑘𝑜𝑟𝑏𝑎𝑡 𝐹 𝑉
= (X-B) x 𝐸 x 𝑌
𝑚𝐿

Dimana:
X = rata-rata mL titrasi sampel,
B = rata-rata mL titrasi sampel kosong,
F = titer pewarna (mg asam askorbat=1 mL larutan standar indophenol),
E = mL sampel uji (2 mL),
V = volum larutan sampel uji awal (7 mL),
Y = volum aliquot sampel yang dititrasi (7 mL).
Kandungan asam askorbat (AA) untuk replikasi sampel jus jeruk:
Tabel...
Ringkasan kandungan AA sampel jus jeruk:
Tabel...
Contoh perhitungan:
a. Massa asam askorbat yang digunakan 50.2 mg,
b. Rata-rata volum titran yang digunakan:
 Asam askorbat standar 15,5 mL,
 Sampel kosong: 0,1 mL
c. Volum titran yang digunakan untuk titrasi jus jeruk:
 Sampel = 7,1 mL
50.2 𝑚𝑔
𝑥 2 𝑚𝐿
50 𝑚𝐿
Titer = F = 15.5 𝑚𝐿−0.01 𝑚𝐿

Titer = F = 0.130 mg/mL


𝑚𝑔 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑘𝑜𝑟𝑏𝑎𝑡 0.130 𝑚𝑔 7 𝑚𝐿
= (7.1 mL-0.01 mL) x x 7 𝑚𝐿
𝑚𝐿 2 𝑚𝐿
𝑚𝑔 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑘𝑜𝑟𝑏𝑎𝑡
= 0.455 mg/mL
𝑚𝐿
𝑚𝑔 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑘𝑜𝑟𝑏𝑎𝑡 𝑚𝐿
0.455 x 29.56 𝑓𝑙𝑜𝑧 x 8 floz
𝑚𝐿 𝑗𝑢𝑠
107.6 𝑚𝐿 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑘𝑜𝑟𝑏𝑎𝑡
= 8 𝑓𝑙𝑜𝑧

Pertanyaan
1. Dengan membandingkan hasil yang diperoleh pada berbagai produk jus jeruk, apakah
paparan panas dan atau oksigen selama pemrosesan dan penyimpanan sampel yang
dianalisa tampaknya mempengaruhi kandungan vitamin C?
2. Bagaimana hasil yang tersedia untuk sampel jus yang dianalisa bila dibandingkan
dengan:
a. Nilai yang tercantum pada label nutrisi untuk produk jus yang sama,
b. Nilai departemen makanan dan obat-obatan Amerika Serikat dari data base nutrisi
pertanian untuk referensi standar Untuk nilai label nutrisi, konversi persen dari
Nilai Harian hingga mg/8 fl. oz., mengingat bahwa Nilai Harian untuk Vitamin C
adalah 60 mg. Mengapa kandungan Vitamin C ditentukan untuk produk jus jeruk
tertentu tidak cocok dengan nilai yang dihitung dari persentase Nilai Harian pada
label nutrisi?

c. Mengapa perlu untuk menstandarkan larutan indophenol?

d. Mengapa perlu titrasi sampel kosong?

e. Mengapa mungkin kandungan Vitamin C ditentukan olehmetode ini diremehkan

dalam hal panas sampel jus olahan?

Anda mungkin juga menyukai