DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I
Mirnawati (H0317014)
Sartika (H0317320)
Akbar Hidayat (H0317332)
Nur Apriliana S (H0317015)
Thahira (H0317325)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Kelainan Pada Sel
(Multiple Myeloma)” ini dengan baik meskipun banyak kekurangannya. Dan
juga kami berterimakasih kepada Ibu Mufti Haturrahmah, S.Si.,M.Si. selaku
dosen mata kuliah Biologi Sel yang telah memberikan tugas kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Kelainan pada sel. Dan juga kami
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap kritik, dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah yang telah kami buat. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penyusun
Kelompok I
i
2
DAFTAR ISI
Halaman
ii3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor Multiple myeloma (MM) dikenal pertama kali tahun 1845, di
seorang penderita nyeri tulang dengan air kemih (urine) berupa seperti air
cucian daging. Myeloma adalah tumor ganas pratama (primer) sumsum
tulang (SST) yang ditandai dengan pertumbuhan dan proliferasi abnormal sel
plasma disertai hasil (produksi) imunoglobulin monoklonal. Myeloma yang
juga dikenal sebagai penyakit tumor sel plasma atau Kahler's disease.
Myeloma memang belum banyak terdengar di telinga kita. Jenis kanker
yang satu ini memang termasuk kanker langka. Kalah ‘pamor’ dibanding
kanker paru-paru, payudara, rahim, hati, kolorektal, dan lain-lain. Bila
dibandingkan dengan kanker di atas, jumlah penyandangnya pun terbilang
sedikit. Menariknya, multiple myeloma adalah kanker darah terbanyak kedua
setelah Leukemia
Multiple myeloma menyumbang 1% dari semua kanker dan sekitar 10%
dari semua keganasan hematologi. Setiap tahun lebih dari 30 000 kasus baru
didiagnosis di Amerika Serikat, dan lebih dari 12 000 pasien meninggal
akibat penyakit tersebut. Penyakit ini termasuk kedalam kanker ganas yang
belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan membahas mengenai Multipe
Myeloma yang bertujuan untuk mengenal lebih dekat apa itu myeloma, apa
penyebabnya, bagaimana gejalanya dan bagaimana penanganan dari
myeloma.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Multipel Myeloma?
2. Apa penyebab Kanker Multiple Myeloma?
3. Bagaimana gejala munculnya kanker Multipel Myeloma?
4. Bagaimana penanganan kanker Multiple Myeloma?
41
C. Tujuan
1. Mengetahui defenisi Multipel Myeloma.
2. Mengetahui penyebab Multiple Myeloma.
3. Mengetahui gejala munculnya Multipel Myeloma.
4. Mengetahui cara penanganan Multiple Myeloma.
2
5
BAB II
PEMBAHASAN
36
terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Beberapa Myeloma umumnya
ditemukan di usia rata-rata di atas 71 tahun, sementara tua usia di bawah 40
tahun itu hampir tidak ditemukan. Riwayat penyakit keluarga juga berpotensi
untuk terjadinya multipel mieloma. Banyak faktor resiko lain yang dicurigai
sedang dipelajari. Para peneliti telah mempelajari apakah terpapar pada
bakteri (terutama virus) atau bahan kimia, mempunyai perubahan gen
tertentu, serta makanan tertentu, atau menjadi gemuk (obesitas) dapat
meningkatkan resiko pengembangan multipel myeloma.
Timbul dan perjalanan penyakit (patogenesis) Multiple Myeloma diawali
adanya produksi sel plasma yang tidak terkendali (uncontrol) yang
berdampak di produksi imunoglobulin monoclonal (protein M), protein
myeloma nonfungsional yang berlebihan serta merangsang hasilan (stimulasi
produksi) IL-6 yang berperan dalam kegiatan (aktivitas) sel penyerap tulang
(osteoklas) menghasilkan "jejas tulang terurai (bone lytic lesions)" sebagai
penanda (hallmark) Multiple Myeloma dengan penampakan nyeri tulang
sehingga sering disalahartikan dengan kanker tulang (bone cancer).
Protein M ditemukan dalam bentuk IgG, IgA, IgM, IgD dan IgE dan/atau
keluar kemih protein (Bence- Jones proteinuria) yang terdiri dari Kappa(k)
dan lambda (l), dan dapat ditemukan secara bersamaan dalam tubuh dengan
perbandingan (proporsi) yang berbeda. Di antara jenis (tipe) Ig yang tersering
ditemukan adalah IgG (60–70%) dan IgA (20%).
C. Gejala Munculnya Penyakit Multipel Myeloma
Gejala klinik beragam bergantung banyaknya alat tubuh (organ) yang
terlibat. Gejala umum Multiple Myeloma bisa disingkat menjadi CRAB
(Calcium, Renal, Anemia, dan Bone):
1. Calcium, artinya kalsium darah naik akibat pelepasan kalsium dari
kerusakan tulang. Hasil pemeriksaan laboratorium akan menunjukkan
angka di atas kondisi normal, yakni di atas 10 mg/dL.
2. Renal, artinya ginjal. Sel-sel myeloma memproduksi M protein yang
sangat banyak, dan menghalangi fungsi ginjal untuk menyaring darah.
Tingginya kalsium darah juga memperberat kerja ginjal. Penurunan
47
fungsi ginjal ditandai angka kreatinin sama dengan atau lebih dari 2.0
mg/dL.
3. Anemia, atau kekurangan sel darah merah ditandai angka hemoglobin
(hB) rendah. Pada perempuan, nilai hB normal adalah 12.0—15.5 g/dL
dan pada laki-laki 13.5—17.5 g/dL.
4. Bone, artinya tulang yang rusak, berupa titik-titik lunak (osteolitik) akibat
MM.
5
8
Multiple myeloma umumnya tanpa gejala di masa penyakit (stadium)
awal, sehingga sering terdiagnosis secara kebetulan (insidentil) saat seorang
pasien/penderita menjalani pemeriksaan kegiatan biasanya (rutin), untuk jenis
penyakit yang lain seperti penderita ini masuk RSLB dengan keluhan nyeri
tungkai kanan. Keluhan baru muncul ketika penderita dalam stadium lanjut,
sehingga penderita sering tidak terdiagnosis (under diagnostic) atau terlambat
didiagnosis.
Diagnosis multiple myeloma memiliki dua kriteria, kriteria utama adalah
plasmasitoma di sumsum tulang dan plasmacytosis (plasma sel> 30%) dan
serum / urine protein monoklonal. Kriteria minor terdiri dari plasmacytosis
tulang sempit (10-30%), serum / urine komponen protein M, memar tulang
pada gambar radiologi dan penurunan imunoglobulin normal. Diagnosis
multiple myeloma didirikan jika salah satu dari kriteria utama dan salah satu
kriteria minor ditemukan.
6
9
D. Penanganan Multiple Myeloma
Perawatan dan penanganan MM dilakukan dengan empat cara, yaitu
terapi lokal, sistemik, sel punca (stem cell), dan tambahan (ajuvan). Terapi
lokal dilakukan di area tubuh tertentu. Contohnya operasi dan radiasi. Operasi
dilakukan untuk mengangkat gumpalan massa sel-sel Multiple Myeloma
(solitary plasmacytoma) yang ada di luar tulang, untuk atau memperbaiki
tulang yang patah. Sedangkan, radiasi dilakukan dengan sinar energi tinggi
untuk menghancurkan gen-gen sel kanker dan menyetop pertumbuhannya.
Jika terapi lokal hanya di area tubuh tertentu, terapi sistemik mengobati sel-
sel kanker yang ada di seluruh tubuh. Ini adalah perawatan utama dalam
penanganan Multiple Myeloma. Terapi sistemik Multiple Myeloma
mencakup kemoterapi, terapi target, dan steroid. Kemoterapi adalah obat
untuk membunuh sel-sel kanker (dan juga sel-sel normal). Kemoterapi
diberikan dalam beberapa siklus, lalu istirahat untuk penyembuhan. Contoh
kemoterapi Multiple Myeloma adalah Melphalan (mis. Alkeran),
Cyclophosphamide, Doxorubicin, dan Vincristine.
Terapi target menggunakan obat-obat yang dirancang khusus untuk
mencari dan menghancurkan sel kanker. Terapi target lebih ramah dari
kemoterapi, sebab tidak menghancurkan sel-sel normal. Contoh terapi target
Multiple Myeloma adalah Thalidomide (mis. Thalide, Thalix), Bortezomib
(mis. Velcade), Lenalidomide (mis. Revlimid, Lenalid), Carfilzomib (mis.
Kyprolis), dan Pomalidomide (mis. Pomalyst). Steroid utamanya adalah obat
pereda bengkak dan radang. Namun, beberapa steroid ternyata memiliki efek
anti-kanker. Pada MM, steroid dapat dipakai sendiri maupun dikombinasikan
dengan kemoterapi, terapi target, atau keduanya. Contoh steroid adalah
Prednisone, Dexamethasone, dan Methylprednisolone (mis. Hexilon,
Methylon).
Terapi sel punca (stem cell) adalah terapi yang memberi ‘hidup baru’ bagi
penyandang Multiple Myeloma. Metode ini menguras semua sel di sumsum
tulang, baik yang rusak maupun yang normal, untuk digantikan dengan sel-sel
punca darah yang baru (yang sehat).
7
10
Sementara itu, terapi tambahan dilakukan bersama terapi utama sistemik
(obat) untuk meredakan gejala dan efek samping. Misalnya, tulang rusak
diberi biphosphonate (mis. Zometa, Bonefos). Anemia diatasi dengan suntik
erythropoietin (mis. Hemapo, Eprex) untuk merangsang pembentukan sel
darah merah. Darah menggumpal akibat Thalidomide diatasi dengan
pengencer darah. Atau, tulang punggung yang patah karena tertekan ditangani
dengan vertebroplasty atau kyphoplasty agar kembali ke bentuk semula.
8
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Multiple Myeloma adalah salah satu penyakit ganas yang merupakan
tipe kanker sel plasma yang ditandai dengan adanya produksi antibodi
berlebihan dari sel-sel sistiem imun sumsum tulang dan menghasilkan
sejumlah antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau
air kemih.
2. Peneyebab munculnya penyakit ini belum diketahui secara pasti. Namun
ada beberapa faktor yang dapat berhubungan dengan penyakit ini yaitu:
frekuensi radiasi, tempat kerja, gaya hidup, track kesehatan dan
pengobatan, gen, usia dan jenis kelamin.
3. Gejala klinik beragam bergantung banyaknya alat tubuh (organ) yang
terlibat. Gejala umum Multiple Myeloma bisa disingkat menjadi CRAB
(Calcium, Renal, Anemia, dan Bone)
4. Perawatan dan penanganan MM dilakukan dengan empat cara, yaitu
terapi lokal, sistemik, sel punca (stem cell), dan tambahan (ajuvan).
B. Saran
Penyakit selalu mengintai tubuh kita oleh karena itu jagalah kesahatan kita
dengan sebaik mungkin dengan cara menjaga asupan makana, istirahat yang
cukup, olah raga dengan teratur serta selalu menjaga kebersihan. Peran
keluaraga bagi penyandang multiple myeloma sangatlah penting yaitu berupa
semangat dan dukung, selain itu kasih sayang juga sangat dibutuhkan untuk
mengurangi beban mental bagi pasien.
10
12
DAFTAR PUSTAKA
11
13