Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN STUDI KASUS HARIAN

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN FEBRIS DD DHF DERAJAT II, GEA


DENGAN DEHIDRASI TAK BERAT, STOMATITIS, TONSILITIS, HIPERTERMIA,
NYERI ABDOMEN AKUT, HIPONATREMIA, DEMAM THYPOID, DAN
DISPEPSIA DI BANGSAL ALAMANDA III RSUD SLEMAN

Disusun untuk Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan
Bidang Asuhan Gizi Klinik (BAGK)

Oleh :
Laila Sholehah P07131216111

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
JURUSAN GIZI
2019
A. Identitas Pasien

Nama : An. Y.A.N

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 10 tahun 4 bulan 12 hari

Tanggal lahir : 25 Juli 2009

Pendidikan terakhir : SD

Pekerjaan : Belum Bekerja

Agama : Islam

Alamat : Ngemplak 61/27 Banjar Harjo Kaliwang Kulon Progo

Tanggal masuk : 6 Desember 2019

Tanggal Kasus : 7 Desember 2019

No.RM : 378784

Bangsal/Kamar : AL 3 / 4

Penanggung Jawab : Umi Laila

Keluhan utama : Demam dan diare dengan darah

Diagnosis Medis : Febris dd DHF derajat II, GEA dengan dehidrasi tak berat,

stomatitis, tonsilitis, hipertermia, nyeri abdomen akut, hiponatremia, demam thypoid, dan

dispepsia.

B. Assesment

1. Antropometri

Tanggal : 7 Desember 2019

BBA = 30,8 kg

TB = 147 cm

IMT = BB = 30,8 = 14,26


(TB)2 (1,47)2
Status gizi menurut IMT/U

IMT/U = IMT anak – IMT median


IMT Median – IMT pada (-1SD)
= 14,26 – 16,8 = - 1,41 SD (Normal)
16,8 – 15

2. Pemeriksaan Biokimia

Tanggal pemeriksaan : 6 Desember 2019


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Leukosit 2,1 ribu/uL 4,5 – 14,5 Rendah
Trombosit 120 ribu/uL 150 – 440 Rendah
Monosit 23,3 % 4–8 Tinggi
Eosinofil 0% 1–6 Rendah
Limfosit 42,8%% 22 – 40 Tinggi
Neutrofil 33,4% 33,4 Rendah
Natrium 129,4 mmol/L 129,4 Rendah
Sumber : data rekam medik, 2019
Kesimpulan :
Berdasarkan data pemeriksaan biokimia, pasien memiliki kadar leukosit yang
rendah akibat adanya infeksi bakteri non spesifik. Kadar monosit tinggi, eosinofil
rendah, limfosit tinggi, dan neutrofil yang rendah menunjukkan adanya infeksi bakteri.
Sedangkan kadar natrium yang rendah menunjukkan adanya ketidakseimbangan cairan
didalam tubuh.
3. Pemeriksaan Fisik Klinik

a. Pemeriksaan Fisik
Tanggal pemeriksaan : 7 desember 2019

Keadaan umum : Compos Mentis

Aktivitas Bed Activity


Kontak mata Baik
Kulit Terdapat bercak kemerahan pada
bagian tangan dan kaki
Kesehatan mulut Bibir pecah-pecah
Terdapat sariawan dilidah
Terdapat pembangkakan
Terdapat amandel
Gastrointestinal kembung
Nyeri tekan
Nyeri telan
Mual
Muntah
BAB ± 3x / hari cair
Sumber : wawancara dan pengamatan dengan pasien

Kesimpulan :

Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 7 Desember

2019 diketahui pasien dalam keadaan sadar, akan tetapi aktivitas nya hanya bisa

diatas tempat tidur, diare, muntah, mual dan pusing jika duduk. Terdapat bercak

merah pada bagian tangan dan kaki pasien menunjukkan adanya gejala DHF, bibir

kering menunjukkan pasien mengalami dehidrasi, pasien juga susah menelan

karena adanya peradangan amandel.

b. Pemeriksaan Klinis
Tanggal pemeriksaan 3 Desember 2019
Suhu 37,4ºC Tinggi
Nadi 108x/menit Normal
Respirasi 22x/menit Normal
SpO2 98% Normal
Sumber : data rekam medik 2019
Kesimpulan :

Berdasarkan pemeriksaan klinis yang dilakukan pada tanggal 7

desember 2019 diketahui pasien mengalami demam, akan tetapi nadi, respirasi, dan

SpO2 normal.

4. Riwaat Gizi/Makanan

a. Alergi makanan : Ikan laut

b. Pantangan makanan : Tidak ada

c. Asupan makanan :

1) Riwayat pola makan :

- Pasien makan utama 2-3x sehari

- Suka ngemil yang pedas dan bersaus

- Semua jenis makanan dapat diterima

- Tidak suka sayur kecuali ditumis

- Kurang nafsu makan, biasanya harus disuruh/dipaksa untuk makan

2) Food recall 24 jam

Energi Protein Lemak KH (gr) Cairan (ml)


(kkal) (gr) (gr)
Hasil Recall 312,765 13,238 3,694 61,81 748,75
Standar Rs 1.488,3 44,8 33,5 248 2.116
% Asupan 21,595% 29,77% 11,03% 24,92% 35,39%
Keterangan Asupan Asupan Asupan Asupan Asupan
kurang kurang kurang kurang kurang
Sumber : wawancara dengan pasien
Kategori tingkat asupan (Depkes, 1996) :

Kelebihan : >120%

Normal : 90 – 119%

Defisit Ringan : 80-89%

Asupan Kurang : <80%

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil recall 24 jam diketahui bahwa pasien hanya sedikit

mengonsumsi makanan dari rumah sakit sesuai dengan jenis diet yang

diberikan, hal tersebut dikarenakan nafsu pasien yang menurun akibat demam,

pasien juga susah menelan akibat adanya tonsilitis. Pasien tidak mau

mengonsumsi lauk hewani dan nabati karna pasien merasa susah untuk

menelan, sehingga pasien hanya mengonsumsi bubur, bubur sumsum, susu,

dan sedikit lauk hewani. Setelah dihitung perbandingan asupan dengan standar

RS didapatkan hasil yaitu asupan kurang untuk seluruh zat gizi, pada energi

sebesar 21,595% , protein 29,77%, lemak 11,03%, karbohidrat 24,92% dan

asupan cairan 35,39%.

3) Food Frequency

Food 1. Makanan pokok


Frequency a. Nasi putih ½ centong rice cooker : 2x/hari @25 gr
b. Bubur 4 sdm : 3x/tahun @40 gr
c. Roti tawar 2 lembar sedang : 2x/bulan @60 gr
d. Ubi 1 potong : 1x/bulan @50 gr
e. Singkong 1 potong : 1x/bulan @50 gr
f. Kentang 1 sdm : 1x/bulan @15 gr
g. Mie basah 1 piring : 2x/bulan @50
h. Mie kering 1 bungkus : 1x/minggu @85 gr
i. Bihun 3 sdm : 1x/minggu @30 gr
j. Biskuit roma 5 keping : 1x/minggu @ 27 gr
k. Bubur sumsum ¼ mangkok bakso : 3x/tahun @48 gr
2. Lauk hewani
a. Ayam (paha atas) 1 potong : 2x/minggu @40 gr
b. Telur 1 butir : 2x/minggu @60 gr
c. Hati ayam 1 buah : 1x/bulan @30 gr
d. Sosis 1 buah kecil : 3x/bulan @30 gr
e. Bakso 5 buah kecil : 1x/hari @25gr
f. Telur puyuh 4 buah: 2x/minggu @40 gr

3. Lauk nabati
a. Tahu 1 potong kecil : 1x/minggu @30 gr
b. Tempe 1 potong sedang : 4x/minggu @50 gr

4. Sayuran
a. Wortel ½ sdm : 1x/bulan @10 gr
b. Labu siam 1 sdm : 3x/bulan @10 gr
c. Sawi 2 sdm : 2x/ bulan @30 gr
d. Bayam 1 sdm : 1x/bulan @15 gr
e. Jagung kuning 1 potong : 1x/bulan @35 gr

5. Buah
a. Melon 1 potong : 1x/bulan @100 gr
b. Jambu biji 1 buah :1x/tahun @ 250 gr
c. Mangga 1 buah : 1x/bulan @250 gr
d. Pepaya 1 potong : 1x/minggu @100 gr
e. Pisang 1 buah kecil: 1x/ bulan @20 gr

6. Minuman
a. Susu kemasan ultramilk 1 kotak : 2x/bulan @250 ml
b. Susu kental manis 1 saset : 2x/bulan @37 gram
c. Teh 1 gelas : 1x sehari @2 gr untuk teh, @13 gr untuk gula
d. Marimas 1 bungkus : 1x sehari @8 gram

7. Snack
a. Wafer coklat nabati 1 bungkus :2x/minggu @50 gr
b. Wafer coklat tango 1 bungkus : 2x/minggu @20 gr
c. Malkist abon 1 bungkus : 4x/minggu @18 gr
d. Biskuit sari gandum 1 bungkus kecil: 3x/minggu @19,5 gr
e. Choco pie 1 bungkus kecil : 3x/minggu @28 gr
f. Tic tac 1 bungkus : 2x/minggu : @18 gr
g. Keripik singkong kusuka 1 bungkus : 1x/minggu @25 gr
h. Bakwan 1 buah : 2x/minggu @50 gr
i. Donat 1 buah : 3x/minggu @30 gr
j. Cilok 7 buah : 1x sehari @95 gr
k. Batagor 1 porsi : 3x/minggu @100 gr
l. Makaroni pedas 1 bungkus : 5x/minggu @50 gr
m. Agar-agar 5 buah : 1x/minggu @100 gr
n. Mie bakso 1 porsi: 2x/minggu @400 gr
Energi : 1.699,53 kkal
Protein : 39,499 gr
Lemak : 58,45 gr
Karbohidrat : 255,87 gr

Perbandingan asupan dengan kebutuhan :

Energi Protein Lemak KH (gr)


(kkal) (gr) (gr)
Hasil FFQ 1.699,53 39,499 58,45 255,87
Kebutuhan 2.018,28 72,6 56,06 305,82
% Asupan 82,72% 54,33% 104,26% 83,66%
Keterangan Defisit Asupan Normal Defisit
ringan kurang ringan
Kategori tingkat asupan (Depkes, 1996) :
Kelebihan asupan : > 120%
Normal (baik) : 90-119%
Defisit ringan : 80-89%
Asupan kurang : <80%

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perbandingan food frequency dan kebutuhan gizi
pasien didapatkan hasil yaitu asupan pasien mencapai 82,72% untuk energi
dengan kategori deisit ringan, protein 54,33% dengan kategori asupan kurang,
lemak 104,26% dengan kategori normal dan karbohidrat 83,66% dengan
kategori defisit ringan.

5. Riwayat Pasien

a. Riwayat penyakit sekarang : Febris dd DHF derajat II, GEA dengan dehidrasi

tak berat, stomatitis, Tonsilitis, hipertermia, nyeri abdomen akut, hiponatremia,

demam thypoid, dan dispepsia.

b. Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada

c. Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi

d. Akses makan pasien saat sakit dibantu orang lain


e. Pola hidup :

- Pasien anak aktif diketahui dari kegiatan sehari-hari yaitu sekolah hingga jam

2 dan dilanjutkan ekstrakulikuler hingga jam 5

f. Pola tidur

- Siang : tidak tidur

- Malam : ± 7 jam

g. Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara

h. Penghasilan orang tua : ± Rp. 1.000.000

i. Terapi obat

Jenis Obat/
Fungsi Interaksi dengan zat gizi
Tindakan
Infus Ringer Menjaga Harus memperhatikan adanya
Laktat keseimbangan ion kalsium dalam larutan ini
asupan cairan. ketika posfat terdapat dalam
larutan aditif untuk
menghindari pengendapan.
Injeksi Ranitidin Untuk menghambat Meningkatkan konsentrasi
sekresi asam serum dan memperlambat
lambung berlebih, absorpsi ranitidin oleh saluran
sehingga rasa sakit pencernaan apabila digunakan
dapat reda dan luka bersama dengan propantheline
pada lambung bromide
berangsur sembuh.
Injeksi Pamol Pamol adalah obat Meningkatkan resiko
yang digunakan pendarahan jika digunakan
sebagai penurun bersama warfarin
demam dan pereda
nyeri seperti sakit
kepala, sakit gigi
dan nyeri ringan
lainnya.
Oral Zink Syr Untuk memenuhi Akan menimbulkan reaksi yang
mineral zink yang tidak diinginkan jika
hilang akibat diare dikonsumsi bersamaan dengan
obat yang mengandung pospor
Oral Paracetamol Untuk mengurangi Menurunkan efek paracetamol
produksi zat jika digunakan dengan
penyebab carbamazepine, phenytoin,
peradangan. phenobarbital, cholestyramine
dan imatinib.

C. Diagnosis Gizi

NI. 1. 4 Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan adanya penyakit infeksi

ditandai dengan pasien BAB 3x sehari dengan bentuk cair.

NI. 2.1 Inadekuat oral food dan beverage intake berkaitan dengan mual, muntah, dan

demam ditandai dengan hasil recall dengan kategori asupan kurang pada semua

zat gizi yaitu energi 21,595%, protein 29,77%, lemak 11,03%, karbohidrat

24,92% dan cairan 35.39%

NI. 5.1 Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan penyakit infeksi

ditandai dengan penyakit infeksi ditandai dengan kadar trombosit yang rendah

yaitu 120 ribu/uL.


D. Rencana Intervensi

1. Terapi diet, bentuk makanan, cara pemberian dan frekuensi makanan

a. Terapi diet : TKTPDL 2100 kkal, diberikan secara bertahap mulai

dari TKTPDL 1.700

b. Bentuk makanan : Lumat dan cair

c. Cara pemberian : oral

d. Frekuensi : 3 kali makan utama dan 3 kali makan selingan

e. Cara pemesanan : BS Anak 1500 + ekstra susu skim 30 gr dengan gula

15 gram / 200 ml diberikan pada jam 18.00 WIB

f. Memberikan edukasi atau konseling gizi untuk meningkatan asupan makan dan

cairan pasien.

2. Prinsip Diet

Memberikan makanan yang mengandung energi dan protein yang tinggi, serta

rendah serat.

3. Tujuan Diet

a) Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat karena penyakit

infeksi

b) Memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat karena muntah dan diare

c) Memberikan makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak merangsang saluran

cerna

d) Mempertahankan status gizi normal.


4. Syarat Diet

a) Energi tinggi yaitu 55,6 kal/kgBBI

b) Protein tinggi yaitu 2 gr/kg BBI

c) Lemak cukup yaitu 25% dari kebutuhan energi total

d) Karbohidrat cukup yaitu sisa dari kebutuhan energi total

e) Cairan cukup

f) Rendah serat yaitu maksimal 8 gr/hari

5. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi

BB = 30,8 kg

TB = 147 cm

BBI = 36,3 kg

Energi = BBI x energi AKG

= 36,3 x 55,6

= 2.018,28 kkal

Protein = BBI x Protein AKG

= 36,3 x 2

= 72,6 gram

% protein = 72,6 x 4 x 100% = 14,39%


2.018,28

Lemak = 25% x kebutuhan energi : 9

=25% x 2.018,28 : 9

= 504,57 : 9

= 56,06 gram
KH = 60,61% x Kebutuhan energi : 4

= 64% x 2.018,28 : 4

= 1.223,28 : 4

= 305,82 gram

Perhitungan kebutuhan berdasarkan rumus Holiday Segar

Kebutuhan cairan = 1.500 + (20 ml x BBA)

= 1.500 + (20 x 30,8)

= 1.500 + 616

= 2.116 gram

E. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Parameter Tolak Ukur Target

Biokimia : Sesuai dengan indikasi Mencapai normal :

Leukosit medis 4,5 – 14,5 ribu/Ul

Trombosit 150 – 440 ribu/uL

Monosit 4% – 8%

Eosinofil 1% - 6%

Limfosit 22% - 40%

Neutrofil 40% - 62%

Natrium 135 – 148 mmol/L

Klinik Setiap hari Mencapai normal

Suhu 36 - 37ºC

Dietary history: Setiap hari Meningkat sesuai dengan

kebutuhan gizi

E = 1.915,8 kkal
Peningkatan asupan P = 52,7 gr

makanan mencapai L = 53,22 gr

anjuran yang diberikan KH = 306,53 gr

Peningkatan asupan cairan Setiap hari Cairan = 2.116 ml

hingga mencapai

kebutuhan cairan

F. Rencana Edukasi Gizi

Masalah Gizi Tujuan Materi Edukasi Keterangan


Gizi
- Inadekuat oral food - Memberikan - Penjelasan terkait - Sasaran : pasien
dan beverage intake pemahan diet yang dan keluarga
- Perubahan fungsi mengenai diet diberikan yaitu - Waktu ± 15
gastrointestinal TKTPDL TKTPDL menit
- Peningkatan - Memberikan - Penjelasan - Metode :
kebutuhan energi motivasi agar menganai cairan ceramah dan
dan protein meningkatkan yang dibutuhkan tanya jawab
asupan makanan pasien - Lokasi : ruang
dan cairan - Penjelasan perawatan
mengenai alamanda 3
dampak jika - Alat bantu :
paisen tidak Leaflet dan food
patuh terhadap model
diet yang
diberikan

Anda mungkin juga menyukai