Anda di halaman 1dari 7

Pendahuluan

Fungsi utama dari proses peradilan pidana adalah untuk mencari kebenaran sejauh
yang dapat dicapai oleh manusia dan tanpa harus mengorbankan hak-hak dari tersangka.
Yang bersalah akan dinyatakan bersalah dan yang memang tidak bersalah akan dinyatakan
tidak bersalah.1
Sudah merupakan kenyataan yang universal sifatnya bahwa manusia itu dapat
membuat kesalahan-kesalahan dalam hal persepsi dan ingatan. Sudah diketahui pula bahwa
manusia itu mempunyai kerentanan terhadap pengaruh-pengaruh dari luar yang bersifat
sugestif.1
Baik Undang-Undang atau peraturan tidak dapat berbuat apa-apa untuk memperbaiki
persepsi, daya konsentrasi dan ingatan seseorang yang kebetulan menjadi saksi dalam suatu
perkara criminal, akan tetapi Undang-Undang atau peraturan tersebut harus memakai saksi itu
bersedia.1
Semua alat-alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana yang berlaku
mempunyai kekuatan hokum yang sama. Permasalahannya terletak pada sejauh mana alat-
alat bukti yang sah itu berguna dan dapat membantu dalam proses peradilan pada umumnya
dan khususnya dalam proses penyidikan.1
Untuk dapat mengetahui dan dapat membantu dalam proses penyidikan, maka dalam
perkara pidana yang menyangkut tubuh, kesehatan dan nyawa manusia diperlukan
pengetahuan khusus, yaitu ilmu kedokteran forensik.1
Proses penegakan hukum dan keadilan adalah merupakan suatu usaha ilmiah dan
bukan sekedar common-sense, non-scientific belaka. Dengan demikian, dalam perkara pidana
yang menyangkut tubuh, kesehatan dan nyawa manusia, bantuan dokter dengan pengetahuan
ilmu kedokteran forensik yang dimilikinya sebagaimana yang tertuang dalam Visum et
Repertum yang dibuatnya mutlak diperlukan.1
Selain bantuan ilmu kedokteran forensik tersebut tertuang di dalam bentuk Visum et
Repertum, maka bantuan dokter dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya sangat
diperlukan di dalam upaya mencari kejelasan dan kebenaran materiil yang selengkap-
lengkapnya tentang suatu perbuatan tindak pidana yang telah terjadi sehingga dengan
demikian proses penegakan hukumdan keadilan yang merupakan suatu usaha ilmiah dan
bukan sekedar common-sense, non-scientific baru dapat diwujudkan.1

Prosedur medikolegal
I. Kewajiban Dokter Membantu Peradilan
Pasal 133 KUHAP

(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,
keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia
berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter dan atau ahli lainnya.

(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut
dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan cap jabatan yang dilekatkan
pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.1

Penjelasan Pasal 133 KUHAP

(2) Keterangan yang diberikan oleh ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan ahli,
sedangkan keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli kedokteran kehakiman
disebut keterangan.1

Pasal 179 KUHAP

(1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter
atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
(2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang
memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah
atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya
menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.1

II. Bentuk Bantuan Dokter Bagi Peradilan Dan Manfaatnya


Pasal 183 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu
tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannnya.1
Pasal 184 KUHAP
(1) Alat bukti yang sah adalah:
a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
c. Surat
d. Pertunjuk
e. Keterangan terdakwa
(2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.1
Pasal 186 KUHAP

Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.1

Pasal 180 KUHAP

(1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang
pengadilan, Hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar
diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.
(2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum
terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Hakim
memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang.
(3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang
sebagaimana tersebut pada ayat (2).
(4) Penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan oleh instansi
semula dengan komposisi personil yang berbeda dan instansi lain yang mempunyai
wewenang untuk itu.1

III. Sangsi Bagi Pelanggar Kewajiban Dokter


Pasal 216 KUHP
(1) Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan
menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh
pejabat berdasarkan tugasnya. Demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau
memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling
banyak sembilan ribu rupiah.
(2) Disamakan dengan pejabat tersebut di atas, setiap orang yang menurut ketentuan
undang-undang terus-menerus atau untuk sementara waktu diserahi tugas menjalankan
jabatan umum.
(3) Jika pada waktu melakukan kejahatan belum lewat dua tahun sejak adanya pemidanaan
yang menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, maka pidanya dapat ditambah
sepertiga.1

Pasal 222 KUHP

Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan


pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.1

Pasal 224 KUHP

Barang siapa yang dipanggil menurut undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau
jurubahasa, dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban yang menurut undang-
undang ia harus melakukannnya:

1. Dalam perkara pidana dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 9


bulan.
2. Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 6
bulan.1
Pasal 522 KUHP

Barang siapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau jurubahasa,
tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda paling banyak
sembilan ratus rupiah.1

Aspek Hukum
Dalam aspek hukum digolongkan dalam perkara pembunuhan atau penganiayaan.1

Kejahatan terhadap tubuh dan jiwa manusia.

Pasal 170

(1) Barangsiapa terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan


terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
enam bulan.
(2) Yang bersalah diancam :
a) Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika dengan sengaja
menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan
mengakibatkan luka-luka.
b) Dengan pidana penjara paling lama 9 tahun, jika kekerasan
mengakibatkan luka berat.
c) Dengan pidana penjara paling lama 12 tahun, jika kekerasan
mengakibatkan maut.
(3) Pasal 89 tidak berlaku bagi pasal ini.1
Pasal 338

Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.1

Pasal 339

Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana yang dilakukan
dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya atau untuk
melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan,
ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum,
diancam pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh
tahun. 1

Pasal 340
Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang
lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana rnati atau pidana penjara
seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.1

Pasal 351

(1) Penganiayaan diancam dengan pidana paling lama dua tahun delapan bulan atau
pidana denda paling banyak 4500 rupiah.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara plaing lama 5 tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.1
Pasal 353

(1) Penganiayaan dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling
lama 4 tahun.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
(3) Jika perbuatan mengakibatkan mati, dia dikenakan pidana penjara paling lama 9
tahun.1
Pasal 354

(1) Barangsiapa dengan sengaja melukai berat orang lain, diancam, karena melakukan
penganiayaan berat, dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling
lama sepuluh tahun.1
Pasal 355

(1) Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan
pidana penjara paling lama 12 tahun.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling
lama 15tahun.1
Thanatologi
Tanatologi merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
kematian yaitu: definisi atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada tubuh setelah terjadi
kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.

Mati menurut ilmu kedokteran didefinisikan sebagai berhentinya fungsi sirkulai dan
respirasi secara permanen (mati klinis). Dengan adanya perkembangan teknologi ada alat
yang bisa menggantikan fungsi sirkulasi dan respirasi secara buatan. Oleh karena itu definisi
kematian berkembang menjadi kematian batang otak. Brain death is death. Mati adalah
kematian batang otak.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pankreatit Is
    Pankreatit Is
    Dokumen10 halaman
    Pankreatit Is
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Batu Empedu
    Batu Empedu
    Dokumen18 halaman
    Batu Empedu
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Batu Empedu
    Batu Empedu
    Dokumen18 halaman
    Batu Empedu
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Alleluia Alleluia
    Alleluia Alleluia
    Dokumen7 halaman
    Alleluia Alleluia
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Blok 27
    Blok 27
    Dokumen12 halaman
    Blok 27
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • BJHBJB
    BJHBJB
    Dokumen14 halaman
    BJHBJB
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Alleluia Alleluia
    Alleluia Alleluia
    Dokumen7 halaman
    Alleluia Alleluia
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Pankreatit Is
    Pankreatit Is
    Dokumen10 halaman
    Pankreatit Is
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Doa Ruth Bell
    Doa Ruth Bell
    Dokumen1 halaman
    Doa Ruth Bell
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • PPP
    PPP
    Dokumen17 halaman
    PPP
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Makalah Wahyu
    Makalah Wahyu
    Dokumen16 halaman
    Makalah Wahyu
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen11 halaman
    Abstrak
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Uplod
    Uplod
    Dokumen25 halaman
    Uplod
    Anastasia R. Wangge
    Belum ada peringkat
  • Abstract
    Abstract
    Dokumen5 halaman
    Abstract
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Uplod
    Uplod
    Dokumen4 halaman
    Uplod
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Download
    Download
    Dokumen16 halaman
    Download
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen9 halaman
    Laporan
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Wawawawa
    Wawawawa
    Dokumen5 halaman
    Wawawawa
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Berikut Lirik Ya Maulana
    Berikut Lirik Ya Maulana
    Dokumen2 halaman
    Berikut Lirik Ya Maulana
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen11 halaman
    Abstrak
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Pndahula
    Pndahula
    Dokumen1 halaman
    Pndahula
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Oooooooooooooo
    Oooooooooooooo
    Dokumen17 halaman
    Oooooooooooooo
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • REFLEKS WITHDRAWAL DAN MEKANISME KERJA OTOT PADA EKSTREMITAS BAWAH
    REFLEKS WITHDRAWAL DAN MEKANISME KERJA OTOT PADA EKSTREMITAS BAWAH
    Dokumen6 halaman
    REFLEKS WITHDRAWAL DAN MEKANISME KERJA OTOT PADA EKSTREMITAS BAWAH
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat
  • Bunga Terakhir
    Bunga Terakhir
    Dokumen1 halaman
    Bunga Terakhir
    Harliansyah_Nu_2586
    Belum ada peringkat
  • Bunga Terakhir
    Bunga Terakhir
    Dokumen1 halaman
    Bunga Terakhir
    Harliansyah_Nu_2586
    Belum ada peringkat
  • Bunga Terakhir
    Bunga Terakhir
    Dokumen1 halaman
    Bunga Terakhir
    Harliansyah_Nu_2586
    Belum ada peringkat
  • Uplode
    Uplode
    Dokumen1 halaman
    Uplode
    Ampi Sipakoly
    Belum ada peringkat