Anda di halaman 1dari 39

ASESMEN GERIATRI

SEORANG LANSIA DENGAN TUBERKULOSIS,


HIPERTENSI, UNDERWEIGHT, DAN GANGGUAN
PENDENGARAN

Disusun oleh:
Billy Dema Justia Wahid 030.14.031
I Nyoman Ika Prapta 030.14.089

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN


KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 19 AGUSTUS – 26 OKTOBER 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
BAB I
PENDAHULUAN

Lanjut usia atau lansia adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Batasan
usia 60 tahun keatas ini dikarenakan pada usia ini mulai terjadi penurunan fisik
dan fisiologis yang signifikan, sehingga terjadi perubahan penampilan, penurunan
fungsi panca indera, pertahanan tubuh, dan fungsi organ secara keseluruhan
sehingga rentan terhadap penyakit. Serta dengan bertambahnya populasi lansia di
dunia, di Indonesia sendiri meningkat dari 8 juta jiwa pada tahun 1980 menjadi
14,9 juta jiwa pada tahun 2000, sehingga berdampak pada peningkatan masalah
kesehatan di masa depan.1
Menurunnya derajat kesehatan dan keleluasaan untuk beraktivitas fisik dapat
mempengaruhi kehidupan sosial lansia. Lansia tersebut akan cenderung menarik
diri dari lingkungannya secara perlahan,dan mengurangi kontak sosial dalam
berhubungan dengan masyarakat sekitar bahkan dapat dengan keluarga sendiri,
sehingga menimbulkan beban psikis. Timbulnya masalah psikis, dan sosial akan
menurunkan kualitas hidup para lansia itu sendiri, sehingga dapat menurunkan
Usia Harapan Hidup (UHH). Di Indonesia, angka UHH tahun 2000-2011
meningkat dari 64,5 tahun menjadi 69,65 tahun.1,2
Gangguan pancaindera akibat proses penuaan dimana mempengaruhi sistem
saraf. Fungsi penglihatan terjadi gangguan adaptasi gelap, pengeruhan lensa,
ketidakmampuan untuk fokus benda jarak dekat, dan lakrimasi. Sementara fungsi
pendengaran tampak hilangnya nada frekuensi tinggi secara bilateral, serta sulit
membedakan sumber bunyi. Gangguan ini dapat menyebabkan lansia terasa
terisolasi dan menyendiri, sehingga perlu penanganan dini untuk mencegah
gangguan fungsi sosial.1,2
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi generatif yang berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi. OA tersering mengenai vertebra, panggul, lutut dan
pergelangan kaki, dengan tertinggi pada OA lutut dimana mencapai 15,5% pada
pria, dan 12,7% pada wanita. Penyakit ini menyebabkan nyeri pada waktu
aktivitas atau bila ada pembebanan pada sendi yang sakit, hingga dapat
mengganggu mobilitas pasien. Di Indonesia, diperkirakan 1-2 juta orang lansia
1
menderita cacat karena OA. Terapi untuk OA umumnya simptomatik, misalnya
mengendalikan faktor risiko, latihan, fisioterapi, terapi farmakologi, dan
pembedahan. Untuk membantu meringankan nyeri, pemakaian obat anti-inflamasi
nonsteroid (OAINS) meningkat dan terjadi penggunaan jangka lama, sehingga
terjadi peningkatan pasien tukak lambung bahkan kematian akibat tukak
lambung.3
Hipertensi merupakan manifestasi gangguan keseimbangan hemodinamik
system kardiovaskular, yang diakibatkan oleh multifaktorial. Batasan normal
berbeda-beda tergantung dari pedoman yang digunakan, namun secara garis besar,
tekanan darah sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg. Secara epidemiologi
di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, angka
kejadian hipertensi di Indonesia mencapai 25,6%, dengan perempuan (28,8%),
laki-laki (22,8%). Karena penyebab hipertensi merupakan multifaktorial, seperti
gaya hidup (makanan, aktivitas), gangguan fungsi organ pada usia tua, obat-
obatan, dan lainnya, maka pencegahan menjadi tombak utama untuk mengurangi
prevalensi hipertensi hingga mencegah perburukan akibat hipertensi.4,5
Inkontinensia urin (IU) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering
dijumpai pada lansia. Hal tersebut jarang disampaikan oleh pasien maupun
keluarga karena dianggap memalukan (tabu) atau wajar terjadi pada lansia
sehingga tidak perlu diobati. IU dinilai bukan sebagai penyakit, melainkan suatu
gejala yang dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, sosial, psikologi
serta dapat menurunkan kualitas hidup. IU merupakan keluarnya urin tidak
disadari dan pada waktu yang tidak diinginkan (tanpa memperhatikan frekuensi
dan jumlah) yang mengakibatkan masalah sosial dan higienisitas penderitanya.6
Banyaknya penyakit pada lansia akibat degenerasi menyebabkan kualitas hidup
lansia mudah rendah. Tidak hanya itu, karena kondisi lansia berbeda dengan
dewasa maupun anak, sehingga perlu penanganan tertentu. Oleh karena itu,
penanganan pada lansia perlu secara komprehensif dimana dimulai dari
pencegahan penyakit hingga penatalaksanaan yang tepat, dan dapat meningkatkan
kualitas hidup lansia.

2
BAB II
ASESMEN GERIATRI

2.1 Identitas Pasien


Nama : Tn. ER
Usia : 77 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 15 Juli 1942
Alamat : Jl. Jaha RT 09/01 Nomor 1, Cilandak Barat
Agama : Islam
Riwayat pekerjaan : Buruh (Pensiun 2004)
Nama orang terdekat : Ny. AN
Jumlah anak :3 Pria: 2 Wanita: 1
Jumlah cucu :0
Jumlah cicit :0
Pembiayaan kesehatan : BPJS-Non PBI

2.2 Riwayat Medis/Evaluasi Fisik


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal
26 September 2019 pukul 15.00 – 16.00 WIB di rumah pasien.
1. Keluhan utama
Batuk-batuk sejak 2 minggu yang lalu.

2. Keluhan Tambahan
Menggigil serta keringat dingin di malam hari, tambah kurus dalam waktu cepat.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Seorang pasien 77 tahun mengeluh batuk batuk berdahak sejak 2 minggu
yang lalu, tidak disertai dengan bercak kemerahan, berdarah, sesak nafas,
maupun nyeri dada. Tidak terdapat keluhan mual, muntah maupun diare.
Terdapat penurunan berat badan sejak 3 tahun yang lalu. Penurunan berat
badan dirasa lebih cepat dalam 6 bulan terakhir, dari 45kg hingga sekarang
3
37kg. Saat ke puskesmas dilakukan pemeriksaan TCM dan didapatkan hasil
positif. Terdapat keluhan yang sama, dan saat itu terdiagnosis Tuberkulosis.
Pasien berobat teratur selama 6 bulan dan kontrol rutin hingga dinyatakan
bebas dari Tuberkulosis.
Saat ini pasien merasa nyeri-nyeri pada sendi di seluruh bagian badan.
Kulit pasien sejak beberapa minggu yang lalu terasa gatal-gatal, pasien telah
berobat hingga saat ini sudah tidak ada keluhan. Gatal-gatal sering timbul
setelah pasien memakan makanan asin. Pasien menyukai makanan asin.
kedua tangan sering gemetar saat pergerakan tertentu namun tidak
menganggu beraktivitas, keluhan tangan gemetar sejak tahun 2009. Keluhan
bagian tubuh, tangan dan kaki yang terasa baal atau mati rasa disangkal oleh
pasien.
Pasien mengeluh sulit menahan rasa ingin berkemih sejak 5 tahun terakhir,
sehingga pasien sering bolak balok kamar mandi, dan beberapa kali
terbangun pada tengah malam atau dini hari untuk BAK. Tidak terdapat
keluhan nyeri saat berkemih, lampias, tidak bercampur darah.
Pasien mengeluh pendengaran telinga kiri yang mulai berkurang sejak 3
tahun terakhir sehingga jika berbicara dengan pasien harus dari dekat dengan
suara yang cukup-kencang. Tidak terdapat pandangan kabur dan gangguan
pengecapan.
Sejak 3 tahun terakhir, nafsu makan pasien semakin menurun. Pasien tidak
terdapat gejala pikun maupun kesulitan untuk mengingat ingatan jangka
pendek.

4. Riwayat penyakit dahulu


Pasien memiliki riwayat hipertensi lebih dari 10 tahun, sampai saat ini
terkontrol dengan minum obat teratur. Pasien memiliki riwayat alergi
makanan asin dan tidak terdapat riwayat penyakit paru, DM dan riwayat
penyakit jantung.

Riwayat penyakit lainnya


Riwayat penyakit jantung : disangkal
4
Riwayat penyakit paru : disangkal
Riwayat alergi makanan/obat-obatan : disangkal

5. Riwayat pembedahan
Pasien tidak pernah melakukan operasi.

6. Riwayat opname di Rumah Sakit


Pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit.

7. Riwayat kesehatan lain


Melakukan pemeriksaan kesehatan pada tahun 2019:
Poli Lansia di Puskesmas Kecamatan Cilandak karena Kulit alergi.

8. Riwayat alergi
Alergi makanan asin

9. Riwayat kebiasan
Merokok
Apakah anda merokok? Ya, 4 batang perhari
Apakah orang terdekat atau di sekitar anda merokok? Tidak.

Minum alkohol
Apakah anda minum minuman beralkohol? Tidak.

Olah raga
Apakah anda melakukan olah raga? Tidak
Bila YA, apa jenis olahraga yang biasa anda lakukan? Tidak
Berapa kali dalam seminggu? Tidak
Berapa lama intensitas waktu anda melakukan olahraga tersebut? Tidak

Konsumsi kopi
Apakah anda minum kopi? Ya. 1 kali/ hari
5
Kesimpulan: Pasien merokok, Tidak minum beralkohol, sering
mengkonsumsi kopi, pasien tidak rutin berolahraga.

6
10. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Obat-obatan yang rutin dikonsumsi dengan dan tanpa resep dokter akan
dijabarkan pada tabel berikut :
Tabel 1. Obat yang dikonsumsi.
Dengan Resep Dokter Dosis dan Pemakaian
Amlodipine 5 mg 1x1
4FDC TB 2x1
Vitamin B Complex 3x1
Guaifenesin 100mg 1x1

11. Riwayat Pendidikan dan sosio-ekonomi


Pasien merupakan lulusan SMP, dan pasien pensiunan pekerja buruh.

7
12. Pola Konsumsi Makanan Lansia
FORMULIR 24 HOURS RECALL
(Catatan : asupan makanan/minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga tidur
malam)
Tabel Riwayat Makanan Pasien 24 Jam Terakhir
Nama makanan Bahan Jumlah
Waktu Jam Kalori
atau minuman Makanan URT
Nasi Putih Beras putih 3 centong 264 Kkal
Makan Telur dadar Telur 1 butir 154 Kkal
08.00
Pagi Teh manis Air masak, 1 cangkir 55 Kkal
Teh (500ml)
Selingan 12.00 Biskuit Marie Tepung 2 keping 70 Kkal
Nasi Putih Beras putih 3 centong 264 Kkal
Semur tahu Tahu 1 potong 35 Kkal
Makan Telur dadar Telur 1 butir 154 Kkal
16.00
Siang Air putih Air masak 1 gelas 0 Kkal
Kopi Kopi ABC (240ml) 110 Kkal
Sachet 1 sachet
Selingan 15.00 Pepaya Pepaya 1 potong 120 Kkal
Total Asupan Kalori : 1226 Kkal
Kebutuhan Kalori per hari :
BBI = (TB – 100) – (10% dari hasil TB – 100)
KKB = 30 kkal (laki-laki) x BBI
KKT = KKB + % KKB Aktivitas Fisik - %KKB Faktor Koreksi
BBI (Berat Badan Ideal) = (160 – 100) – (10% x (100-60)) = 60 – 6 = 54kg
KKB (Kebutuhan kalori Basal) = 30 x 54 = 1620
KKT(Kebutuhan kalori total) = 1620 + 20% x 1620(Berjalan) – 20%x1620(>70th)
Kebutuhan kalori Total per hari = 1620 Kkal
1620 Kkal – 1226 Kkal = 394 Kkal kebutuhan Kalori belum terpenuhi

Kesimpulan :Kuantitas dan kualitas makanan kurang. Pasien makan pada waktu
yang tidak sesuai, dan tidak makan malam. Kebutuhan kalori masih kurang 394
Kkal.

8
13. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat
dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Tabel 2. Penapisan depresi.
Setiap Sering Kadang Jarang Tidak
waktu sekali kadang sekali pernah
a. Berapa seringkah bulan yang lalu
masalah kesehatan anda menghalangi
kegiatan anda, (mis. pergi mengunjungi

teman, aktivitas sosial)?
b. Berapa seringkah bulan lalu anda
merasa gugup?

c. Berapa seringkah bulan lalu anda
merasa tenang dan damai?

d. Berapa seringkah bulan lalu anda
merasa sedih sekali?

e. Berapa seringkah bulan lalu anda
merasa bahagia?

f. Berapa seringkah bulan lalu anda
merasa begitu sedih sampai serasa tak
ada sesuatupun yang mungkin

menghiburnya?
g. Selama bulan lalu, berapa seringnya
perasaan depresi anda mengganggu √
kerja anda sehari-hari?
h. Selama bulan lalu, berapa sering anda
merasa tak ada lagi sesuatu yang anda √
harapkan lagi?
i. Selama bulan lalu, berapa sering anda
merasa tak diperhatikan keluarga?

j. Berapa sering selama bulan lalu anda
merasa ingin menangis saja? √
k. Selama bulan lalu, berapa sering anda
merasa bahwa hidup ini sudah tak ada √
gunanya lagi?
Kesimpulan: Tidak terdapat tanda-tanda gangguan mood (depresif) pada pasien
dalam 1 bulan terakhir.

9
14. Status fungsional
 ADL dasar dan instrumental
Tabel 3. ADL dasar dan instrumental.
Perlu Tergantung
Bisa sendiri
bantuan orang lain
sepenuhnya
seseorang sepenuhnya
Mandi √

Ambulansi √
Tranfer √
Berpakaian √
Berdandan √
BAB / BAK √
Makan √
Sediakan makan √
Atur keuangan √
Atur minum obat-obatan √
Bertelepon √
Kesimpulan: Pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari
namun memiliki keterbatasan yang membutuhkan bantuan orang lain
dalam hal mengatur keuangan, minum obat-obatan, dan telepon.

10
 Keterbatasan fungsional
Sudah berapa lamakah (apabila ada) kesehatan anda membatasi kegiatan
anda berikut ini?
Tabel 4. Keterbatasan Fungsional.

Tak
>3 bulan <3 bulan
terbatasi
Berbagai pekerjaan berat (mis. angkat

barang, lari)
Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser

meja / almari, angkat barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa

dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (di kantor / sehari-

hari)
Naik bukit / naik tangga √
Membungkuk, berlutut, sujud √
Berjalan kl.100 meter √
Makan, mandi, berpakaian, ke WC √

Kesimpulan: Pada pasien didapatkan keterbatasan fungsional dalam


melakukan aktivitas derajat berat, dan pekerjaan kantor/sehari-hari.

2.3 Pemeriksaan Fisik (Dilakukan pada tanggal 18 Desember 2018)


a. Tanda vital
Tabel 5. Pemeriksaan Tanda Vital.
Baring Duduk Berdiri
Tekanan darah (mmHg) 140/80 150/90 150/90
Nadi/menit 83 87 90
Laju respirasi/menit 22 20 22
Saat ini Saat ini Saat ini
Berat badan (kg) 37,3 37,3 37,3
Tinggi badan (cm) 160 160 160
BMI (kg/m2) 14,57 14,57 14,57

11
b. Keadaan Kulit
Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Tidak ada
Curiga keganasan : Tidak ada
Dekubitus : Tidak ada

c. Pendengaran
Tabel 6. Pemeriksaan Pendengaran.
Ya Tidak
Dengar suara normal √
Pakai alat bantu dengar √
Serumen impaksi √

d. Penglihatan
Tabel 7. Pemeriksaan Penglihatan.
Ya Tidak
Dapat membaca huruf surat kabar
- Tanpa kacamata √
- Dengan kacamata Tidak pakai kacamata
Terdapat katarak/tidak
- Kanan √ IOL (+)
- Kiri √ IOL (+)

Tabel 8. Hasil Funduskopi.


Dapatan
Normal Abnormal (jelaskan) Tak terlihat
funduskopi
Kanan Tidak dilakukan
Kiri Tidak dilakukan

e. Mulut
Tabel 9. Pemeriksan Mulut.
Buruk Baik
Higiene mulut √
Ada Tidak
Gigi palsu √
Terpasang √
Lecet di bawah gigi palsu √
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan) √

12
f. Leher
Tabel 10. Pemeriksan Leher.
Normal Abnormal (jelaskan)
Derajat gerak √
Kel. Tiroid √
Bekas luka pada tiroid : Tidak ada
Massa lain : Tidak ada
Kelenjar limfe : Tidak teraba membesar

g. Dada
Massa teraba/tidak : Tidak teraba massa
Kelainan lain : Tidak ada

h. Paru-paru
Tabel 11. Pemeriksan Paru-paru
Kiri Kanan
Palpasi Normal Normal
Vokal fremitus
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi :
- suara dasar Vesikuler Vesikuler
- suara tambahan Rhonki (-), wheezing (-) Rhonki (+), wheezing (-)

13
i. Kardiovaskuler
Tabel 16. Pemeriksan kardiovaskuler
a. Jantung
- Irama Regular Ireguler

- Bising Ada Tidak

- Gallop Ada Tidak

b. Bising Ada Tidak
- Karotis : Kiri √
Kanan √
- Femoralis : Kiri √
Kanan √
c. Denyut nadi perifer Ada Tidak
- A. dorsalis pedis
Kiri √ (regular)
Kanan √ (regular)
- A. tibialis posterior
Kiri √ (regular)
Kanan √ (regular)
d. Edema Tidak ada
- Pedal √
- Tibial √
- Sakral √

j. Abdomen
Hati membesar/ tidak : Tidak
Massa abdomen lain : Tidak ada
Bising/ bruit : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
Cairan asites : Tidak ada
Limpa membesar/ tidak : Tidak

14
k. Rektum/ anus
Tabel 17. Pemeriksan rectum/anus
Ada Tidak
Tonus sphincter ani
Pembesaran prostat
Jelaskan kalau ada TIDAK DIPERIKSA
Massa di rectum
Impaksi fekal

l. Genital/ pelvis:
Tabel 18. Pemeriksan Genital/Pelvis
Ya Tidak
Massa
Nyeri tekan TIDAK DIPERIKSA
Lain-lain : -

m. Muskuloskeletal
Tabel 19. Pemeriksan muskuloskeletal
Tak Tl. Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
ada Blkg
Deformitas √
Gerak terbatas √ √ √
Nyeri
Benjolan/
peradangan
Krepitasi √ √

n. Neurologik / Psikologik
 Status Mentalis :
Tabel 20. Pemeriksan neurologis
Baik Terganggu
Orientasi
Orang √
Waktu √
Tempat √
Situasi √
Baik Terganggu
Daya ingat
Sangat lampau √
Baru terjadi √
Ingat obyek stlh 5 menit √
segera (mengulang)

15
Kuisioner pendek / portable tentang Status Mental :
Tabel 21. Status mental
Betul Salah
Tanggal berapakah hari ini ? √
Hari apakah hari ini ? √
Apakah nama tempat ini ? √
Berapakah nomor telpon rumah anda ? - -
Berapakah usia anda ? √
Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn) ? √
Siapa nama presiden sekarang ? √
Nama presiden sebelum ini ? √
Nama ibumu sebelum menikah ? √
20 dikurang 3 dan seterusnya √
Jumlah kesalahan
0-2 kesalahan : baik
3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat
Kesimpulan :Tidak terdapat kesalahan pada seluruh pertanyaan, status
mental pasien baik.

 Perasaan hati / afeksi: baik, serasi

16
 Umum
Tabel 22. Pemeriksan umum
Normal Abnormal (jelaskan)
Saraf otak
Motorik : - Kekuatan √
- Tonus √
Sensorik : - Tajam √
- Raba √
- Getaran √

Normal Abnormal (jelaskan)


Refleks
Serebelar : - Jari ke hidung √
- Tumit ke ujung √
kaki
- Romberg √
Gerak langkah √
Kesimpulan : Pemeriksaan saraf senosorik, motorik, dan reflex serebellar
dalam batas normal

 Tanda-tanda lain
Tabel 23. Tanda-tanda lain
Ya Tidak Bila Ya, jelaskan
Tremor saat istirahat √ Tremor tidak disadari
Rigiditas cog-wheel √
Bradikinesia √ Melangkah perlahan
Tremor intense √
Gerakan tak sadar √
Refleks patologis √
Kesimpulan : Terdapat bradikinesia.

o. Resiko Jatuh
No Identifikasi Jawaban
1 Apakah ada jatuh beberapa tahun Tidak
kebelakang?
2 Kekhawatiran akan jatuh Ya
3 Permasalahan jantung/Vaskular Tidak
4 Gangguan kognitif Tidak
5 Inkontinensia Tidak
6 Depresi Tidak
7 Masalah Motorik dan Sensoris Tidak
8 Permasalahan spesifik lainnya Tidak
9 Pengobatan psikoaktif Tidak

17
10 Pengobatan menggunakan sedasi Tidak
11 Pengobatan yang menyebabkan Tidak
hipotensi
12 TUG test >12 detik Tidak
13 Visus <20/40 atau tidak >1 tahun tidak memeriksakan mata
pemeriksaan mata >1 tahun
14 Perubahan sistol lebih dari 20 Tidak
mmHg atau diastol lebih sama
dengan dari 10 mmHg, atau pusing
ketika berpindah dari berbaring ke
berdiri

2.4 Data Laboratorik


Keluarga pasien mengatakan pasien pernah melakukan pemeriksaan laboratorium
terakhir 1 tahun yang lalu namun sudah hilang. Menurut keluarga pasien hasil
pemeriksaan kolesterol tinggi.

2.5 Pemeriksaan Tambahan


Tidak dilakukan pemeriksaan tambahan.

18
2.6 Daftar Masalah Dan Rencana Penanganan

Tabel 21. Daftar masalah dan rencana penanganan

Aspek Indikator Problem/ Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator


Diagnostic
Biologis  Batuk berdahak, keringat 1. Memberikan edukasi kepada keluarga
x pasien tentang
dingin malam hari penyakit tuberculosis paru, dan edukasi untuk - Pasien mengerti tentang penyakit yang
membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari- diderita dan mencegah hal – hal yang
 Ronki di paru kanan hari. dapat memperburuk keadaan pasien
2. Memotivasi pasien dan keluarga untuk rutin kontrol - Pasien berobat ke dokter
 Diagnosis : TB Paru ke dokter dan meminum obat ani tuberkulosis secara
teratur
3. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien untuk
membantu mengingatkan pasien meminum obat dan
4. Rencana pengobatan: 4FDC 1 x 1

19
Aspek Indikator Problem/ Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator
Diagnostic
Biologis 1. Menjelaskan kepada pasien x dan keluarga
 Hasil tekanan darah 150/90mmHg tentang hipertensi, komplikasi, - Pasien kembali berobat ke dokter
 Riwayat Hipertensi (+) sejak tahun penatalaksanaan, termasuk edukasi tentang - Pasien sudah rutin meminum obat
2000an pengobatan obat penurun tekanan darah yang antihipertensi oralnya
 Diagnosis : Hipertensi gr.I teratur dan efek sampingnya, serta - Tekanan darah saat kunjungan
kemungkinan apa yang terjadi jika tidak minum selanjutnya mengalami penurunan, tanpa
obat disertai gejala hipotensi (lemas, mual,
2. Memotivasi pasien dan keluarga untuk rutin pusing, mata berkunang)
kontrol ke dokter untuk memeriksak tekanan - Makanan pasien berubah menjadi rendah
darah dan meminum obat antihipertensi secara garam
teratur
3. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien
mengendalikan makan makanan yang asin,
MSG, dan tinggi mineral.
4. Rencana pengobatan : Amlodipin 1x5mg
Biologis  BMI < 18kg/m2 1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga - Pasien makan tiga kali sehari, lebih
 Diagnosis : Underweight tentang underweight dan penatalaksanaannya teratur dan tepat waktu.
2. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien
untuk membantu mengingatkan pasien untuk
makan.
3. Mengajarkan kepada pasien untuk makan
teratur tiga kali sehari pada waktunya secara
teratur sesuai kebutuhan kalori
Biologis  Gangguan pendengaran 1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga - Keluarga memeriksakan pendengaran
mengenai kondisi pasien akibat penuaan, serta pasien
gangguan lainnya yang dapat terjadi pada
pasien lansia.
2. Menyarankan pasien untuk memeriksakan
pendengaran.

20
Aspek Indikator Problem/ Perencanaan Pendekatan Komprehensif Indikator
Diagnostic
Psikologis  Tes status mental/kognitif 1. Memotivasi pasien untuk terus melakukan gerakan- - Pasien tidak depresi
dengan MMSE (mini mental gerakan yang ringan agar tubuh tidak kaku dan agar - Pasien tetap aktivitas melakukan
status examination) dapat mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari kegiatan sehari-hari dengan baik,
 Hasil tes penapisan depresi 2. Membangun kepercayaan diri pasien agar pasien yakin
baik di dalam rumah maupun di
pada geriatri tidak didapatkan lingkungan sekitar rumah
bahwa dirinya dapat tetap hidup produktif meskipun
tanda – tanda kemungkinan
depresi pada pasien dalam 1 pasien mengalami keterbatasan gerak dengan
bulan terakhir melakukan sosialisasi dengan lingkungan (tetangga)
pasien.
3. Memantau tanda-tanda depresi pada pasien
danmemantau apakah terdapat penurunan fungsi
kognitif dengan tes MMSE secara berkala pada setiap
kunjungan
4. Meminta pasien/keluarganya untuk menghubungi
apabila terjadi perubahan suasana hati dan penurunan
daya ingat serta perubahan tingkah laku yang signifikan
Sosial Tes ada/tidaknya hambatan dalam 1. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa - Pasien tidak mengalami
status fungsional pasien dengan : pasien perlu dipantau dan dibantu dalam melakukan keterbatasan dalam pekerjaan yang
 Tes ketergantungan dalam aktivitasnya sehari-hari ringan pada pemeriksaan ADL
melakukan kegiatan sehari- secara berkala
2. Memberikan saran kepada keluarga pasien, yaitu agar
hari (ADL/Activity Daily - Lantai rumah tampak bersih,
selalu menjaga kebersihan lantai, agar lantai tidak licin penerangan cukup, barang di rumah
Living)
 Tes keterbatasan fungsional dan didalam kamar mandi agar diberi karpet karet, tertata dengan baik
 Berdasarkan tes pasien tidak diberi pegangan, sumber penerangan (lampu) harus - Pasien tetap aktif berkegiatan di
memiliki keterbatasan dalam cukup, merapihkan rumah agar tidak ada barang yang dalam maupun luar rumah
melakukan aktivitas sehari- berserakan, jika perlu memberikan tongkat kepada
hari (ADL) dan Keterbatasan pasien agar mempermudah berjalan.
fungsional dalam melakukan 3. Edukasi kepada keluarga untuk mendukung pasien
aktivitas berat
dalam menjalani aktivitasnya baik di dalam maupun
luar rumah dengan tetangga

21
2.7 Laporan Lanjutan
Tabel 22. Laporan lanjutan
Tanggal Problem Kegiatan
Diagnostik
26 - Tuberkulosis - Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik menyeluruh
September - Hipertensi dan edukasi kepada pasien mengenai masalah kesehatan
2019 - Underweight yang dialaminya
- Edukasi sesuai dengan pendekatan komprehensif,
mencakup aktivitas fisik dan lingkungan rumah yang
nyaman bagi pasien (dirinci ditabel diatas)
- Menganjurkan pasien untuk minum obat dengan benar
sesuai anjuran dokter, baik dosis maupun waktu minum
serta kepatuhan minum obat.
- Berkeliling melihat kondisi lingkungan di dalam dan luar
rumah pasien.
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 150/80 mmHg
27 - Tuberkulosis - Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lanjutan
September - Hipertensi - Mengobservasi kegiatan sehari-hari pasien dan apakah
2019 - Underweight terdapat perubahan atau tidak setelah diberikan edukasi dan
pengobatan simptomatis selama 1 minggu.
- Mengajarkan latihan fisik sederhana kepada pasien agar
tetap aktif
- Memberikan tempat penyimpanan obat agar paasien tidak
lupa jadwal minum obat.
- Edukasi kepada keluarga pasien untuk mengendalikan
makan makanan mengandung gula dan garam
- Anamnesis : Keluhan batuk-batuk berdahak terus
menerus
- Keluarga pasien sudah mengganti lampu rumah menjadi
lebih terang, barang yang berserak di lantai juga mulai
ditata ke lemari, membersihkan tempat tidur
- Pasien mulai makan rendah garam dan tinggi serat
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 140/90 mmHg
28 - Tuberkulosis - Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lanjutan
September - Hipertensi - Mengobservasi hasil dari latihan fisik sederhana serta
2019 - Underweight kegiatan sehari-hari pasien.
- Keluarga pasien sudah membantu pasien untuk
melakukan latihan fisik sederhana dan membantu
memberitahu gerakan-gerakan tersebut kepada pasien.
- Pengukuran tanda-tanda vital, TD = 140/80 mmHg

22
Pada asesmen geriatrik (Summary)
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis pada pasien
ini adalah osteoarthritis dan hipertensi.

Rencana Perawatan Terpadu / Comprehensive Care


Komunikasi
- Membina komunikasi yang baik antara pasien dengan keluarga seperti
menjelaskan maksud kedatangan dan menjelaskan apa yang akan
dilakukan.
- Mengajak pasien dan keluarga berkomunikasi dan diskusi tentang
keluhan pasien dan mengijinkan bertanya bila ada yang ingin
ditanyakan

Informasi
- Menginformasikan tentang masalah yang dialami pasien kepada
pasien dan keluarganya
- Menjelaskan terapi yang diberikan saat ini dan terapi lanjutan yang
dibutuhkan bagi pasien
- Menjelaskan ke keluarga pasien bahwa pasien butuh pertolongan
keluarga untuk menjalani aktivitas sehari-hari

Edukasi
- Mengedukasi pasien untuk meminum obat secara teratur
- Mengedukasi pasien untuk rutin memeriksa kesehatan dan
mendapatkan pengobatan ke puskesmas sebelum obat habis.
- Mengedukasi pasien untuk mengkonsumsi keseimbangan protein,
karbohidrat dan lemak. Minum susu yang tinggi kalsium, atur
makanan yang sesuai kebutuhan kalori, tinggi protein, serat dan
vitamin seperti buah-buahan dan sayuran.
- Selalu menjaga kebersihan diri serta lingkungannya, selain itu
memakai alas kaki tidak licin di dalam rumah, menggunakan alas kaki

23
yang nyaman, tertutup, dan tidak licin apabila berjalan kaki di luar
rumah. Menggunakan tongkat untuk memudahkan pasien berjalan
- Menyarankan pasien dan keluarga pasien untuk lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan sosial dan bersosialisasi dengan warga sekitar,
untuk meningkatkan kepercayaan diri dan membiasakan otot-otot
pasien untuk beraktivitas sehingga dapat menjadi lebih produktif
- Memberikan saran kepada keluarga pasien, yaitu agar selalu menjaga
kebersihan lantai, agar lantai tidak licin dan didalam kamar mandi agar
diberi karpet karet, diberi pegangan, sumber penerangan (lampu) harus
cukup, tidak mengunci pintu saat berada di kamar mandi, merapihkan
rumah agar tidak ada barang yang berserakan.

Terapi Farmakologik
- Vitamin B complex 2x1 tab sesudah makan
- 4FDC TB 2x1
- Amlodipin 1x5 mg
- Guaifenesin 100mg 1x1

Terapi Non-farmakologik
- Anjuran untuk melanjutkan pengobatan ke puskesmas agar dapat
dilakukan rujukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan lanjutan yang
dapat menangani penyakit pada pasien lebih lanjut.
- Mengubah gaya hidup dari segi makanan yang bergizi, olahraga
ataupun aktivitas fisik yang rutin.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasien merupakan seorang laki-laki berusia 77 tahun dengan tuberkulosis,
hipertensi, dan underweight, gangguan pendengaran. Dari asesmen geriatri yang
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki hendaya fisik berupa
keterbatasan fungsional dalam melakukan pekerjaan berat, berjalan dapat
dilakukan walaupun kadang agak lambat.
Pada kunjungan pertama dilakukan komunikasi efektif, anamnesis dan
pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk mencari masalah yang ada pada
pasien. Selanjutnya pasien dan keluarga diberikan edukasi terhadap masalah
kesehatannya serta penanganannya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
permasalahan kesehatannya. Pasien disarankan kembali untuk rajin memeriksakan
kesehatan ke dokter mengingat adanya penyakit kronis (tuberkulosis dan
hipertensi), dan gangguan pendengaran.
Pada kunjungan kedua dan ketiga, dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
lanjutan, dan pemeriksaan tekanan darah. Kemudian didapatkan ternyata masih
terdapat beberapa masalah. Namun pasien dan keluarga sudah melakukan
beberapa hal yang telah diberitahukan kepada pasien dan keluarganya pada
kunjungan kedua. Selain itu diberikan edukasi ulang bila keluarga masih ada yang
belum dimengerti pada kunjungan pertama maupun kedua. Kepada keluarga
terdekat ditekankan pula untuk selalu memberi perhatian serta motivasi kepada
pasien agar tetap semangat dalam menjalankan kegiatan sehari dan agar tetap
menjadi produktif walaupun dengan keterbatasan yang ada.

25
3.2 Saran
Diharapkan dalam pembuatan laporan asesmen geriatri selanjutnya, peneliti
dapat memberikan edukasi dan penyuluhan yang lebih menyeluruh dan lebih
detail mengenai masalah tuberkulosis, hipertensi, berat badan ideal dan gangguan
panca indra kepada pasien dan keluarganya agar dapat lebih mudah dipahami
sehingga dilaksanakan dengan baik. Penjelasan nutrisi untuk pasien secara
menyeluruh diperlukan, mengingat risiko diare meningkat pada lansia.
Diharapkan peneliti juga dapat menjelaskan pentingnya menjaga pola hidup
bersih dan memberikan motivasi pada para lansia oleh keluarga terdekat sangatlah
penting sehingga status kesehatan lansia tetap baik dan tetap produktif diusia
lanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Pranarka K. Penerapan geriatrik kedokteran menuju usia lanjut yang sehat.


Universa Medicina. Oktober-Desember 2006; 25(4): 187-197.
2. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia
di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2013; ISSN
2088-270X: 2-17
3. Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis.In:
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam
Ed.6th. Jakarta: InternaPublishing; 2014.p.3197-3209.
4. Yogiantoro M. Pendekatan klinis hipertensi.In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo
AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam Ed.6th. Jakarta:
InternaPublishing; 2014.p.2259-2283.
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
6. Juananda D, Febriantara D. Inkontinensia Urin pada Lanjut Usia di Panti
Werdha Provinsi Riau. Riau: Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
2017.hal.21-3.

27
Lampiran 1

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3


Kata yang
No. Kata yang Kata yang Kata yang
disebutkan Benar Benar Benar
salah salah salah
1. Singa V V V
2. Intan V V V
3. Kuda V V V
4. Tenda V V V
5. Akik - V V
6. Hotel V V V
7. Gua V V V
8. Kecubung - V V
9. Harimau V V V
10. Mutiara - - V
11. Sapi V V V
12. Gubuk - V V
TOTAL 8 11 12

Total kata yang diingat (0-36) = 31

PENILIAIAN
<15 : Sangat mungkin demensia
15-36 : Normal

28
Lampiran 2
ADL (Activity Daily Living)
No. Item yang dinilai Skor Nilai
1. Makan(Feeding) 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega dll. 2
2 = Mandiri
2. Mandi (Bathing) 0 = Tergantung orang lain
1
1 = Mandiri
3. Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan 1
bercukur
4. Berpakaian 0 = Tergantung orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju) 2
2 = Mandiri
5. Buang air kecil 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak terkontrol
(Bowel) 1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam) 2
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6. Buang air besar 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
(Bladder) 1 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu) 2
2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain
toilet 1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
2
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
3
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang 3
3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu seperti,
tongkat)
10. Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu) 2
2 = Mandiri

Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

Kesimpulan : Jumlah skor ADL Tn. ER = 20, dapat disimpulkan bahwa pasien
mandiri dalam aktivitas sehari-hari.

29
Lampiran 3
Pemeriksaan Status Mental Mini (MMSE)
Nama Responden : Tn. ER.
Umur : 77 tahun
Pendidikan : SMP
No Tes Nilai Max Nilai
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 5
2 Kita berada di mana? (negara), (propinsi), (kota), (gedung),
5 5
(ruang)
REGISTRASI
3 Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda kelompoknya selang
1 detik (misal apel, uang, meja) responden diminta
3
mengulanginya. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. 3
ulang 2x
Ulangi sampai responden dapat menyebutkan dengan benar dan
catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4 Pengurangan 100 dengan 7 secara berturutan. Nilai 1 untuk tiap
jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban.
Atau responden diminta mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai 5 4
diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya
uyahw = 2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 2
BAHASA
6 Responden diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan
2 2
(perlihatkan pensil dan jam tangan)
7 Responden diminta mengulang kalimat ”tanpa kalau dan atau
1 1
tetapi”
8 Responden diminta melakukan perintah “Ambil kertas ini
3 3
dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”
9 Responden diminta membaca dan melakukan yang dibacanya:
1 1
“Pejamkanlah mata Anda”
10 Responden diminta menulis sebuah kalimat secara spontan 1 1
11 Responden diminta menyalin gambar 1 1
Skor Total 30 28
Interpretasi nilai MMSE :
26 – 30 : normal
21 – 25 : gangguan kognitif ringan
10 – 20 : gangguan kognitif sedang
0 – 9 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan :
Pada Tn. NS didapatkan hasil skor 28 pada pemeriksaan MMSE. Hal ini
menandakan bahwa pasien tidak terdapat gangguan kognitif (normal).
Lampiran 4

30
Fall Risk Checklist
Nama Responden : Tn. ER
Umur : 77 tahun
Pendidikan : SMP

Identifikasi faktor risiko


Riwayat Jatuh
Apakah terdapat riwayat jatuh selama satu tahun YA/TIDAK
terakhir?
Apakah terdapat kekhawatiran untuk jatuh dan YA/TIDAK
ketidakseimbangan saat berdiri atau berjalan?
Kondisi medis
Gangguan irama/ denyut jantung? YA/TIDAK
Gangguan kognitif? YA/TIDAK
Inkontinensia? YA/TIDAK
Depresi? YA/TIDAK
Gangguan pada kaki? YA/TIDAK
Kondisi medis lain? (Sebutkan) YA/TIDAK
Medikasi
Obat psikoaktif/ susunan saraf pusat? YA/TIDAK
Obat-obatan yang dapat menimbulkan hipotensi? YA/TIDAK
Obat-obatan yang dapat menimbulkan sedasi? YA/TIDAK

Timed Up and Go (TUG) Test ≥12detik YA/TIDAK


30-detik Chair Stand Test YA/TIDAK
4-Stage Balance Test YA/TIDAK
Full tandem stance <10 detik

Tajam penglihatan <6/12 ATAU tidak terdapat >1 tahun tidak periksa mata
pemeriksaan mata selama >1 tahun
Hipotensi Postural
Penurunan tekanan darah sistolik ≥20 mm Hg atau YA/TIDAK
tekanan darah diastolik ≥10 mm Hg atau keleyengan
atau pusing saat bangun dari posisi berbaring ke posisi
berdiri?
Faktor risiko lain?(sebutkan)
Usia lanjut YA/TIDAK
Pencahayaan kurang YA/TIDAK
Lantai kamar mandi yang licin YA/TIDAK
Posisi kasur yang tinggi YA/TIDAK

Kesimpulan: Pada Tn. ER tidak didapatkan beberapa faktor risiko jatuh.

31
Lampiran 5.

Geriatric Giant
Geriatric Giant Ada(√)/Tidak(x)

Imobilisasi √
Instabilitas X
Inkontinensia X
Penurunan Intelektual X
Infeksi (Tuberkulosis Paru) √
Kerusakan pada pendengaran √
Konstipasi X
Isolation (Depresi) X
Malnutrisi √
Impecunity (Poverty) X
Iatrogenic X
Insomnia √
Imunodefisiensi X
Impoten √
Irritable bowel X

1. Imobilisasi
Pada pasien Tn. ER imobilisasi karena pasien tidak rutin berolahraga, kegiatan setiap
hari hanya berjalan sekeliling tetangga dan kembali ke rumah.

2. Instability (Instabilitas dan Jatuh)


Pasien tidak didapatkan riwayat jatuh, dan tidak didapatkan resiko jatuh.

3. Incontinence (Inkontinensia Urin dan Alvi)


Pasien tidak memiliki inkontinensia urin dan tidak memiliki inkontinensia alvi karena
setiap pasien ingin BAK atau BAB, pasien selalu menuju kekamar mandi sendiri, BAK
lampias dan dapat menahan BAK.

4. Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan Delirium)


Pasien tidak memiliki Mild Intelectual Impairement atau gangguan Intelektual ringan
hal ini dibuktikan dari pemeriksaan MMSE didapatkan hasil pasien tidak terdapat
gangguan kognitif.

5. Infection (infeksi)

32
Saat ini pasien terdiagnosis tuberculosis dan dalam pengobatan intensif.

6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran, penglihatan


dan penciuman)
Gangguan penciuman disangkal oleh pasien. Pasien didapatkan gangguan
pendengaran karena saat dilakukan wawancara pasien kadang sulit mendengar dengan
baik dan sering menanyakan kembali hal yang ditanyakan. Untuk gangguan penglihatan,
pasien tidak memakai kacamata, masih dapat melihat jarak jauhse.

7. Isolation (Depression)
Pasien tidak memiliki tanda-tanda Isolation (terisolasi) dan depresi. Hal ini dibuktikan
dari saat wawancara mengenai penapisan depresi.

8. Inanition (malnutrisi)
Pada pasien ini ditemukan malnutrisi hal ini dikarenakan pasien makan tidak teratur,
tidak makan malam, dan tidak memenuhi kebutuhan kalori per hari. Dan pasien memiliki
penurunan nafsu makan namun tidak memiliki gangguan menelan.

9. Impecunity (kemiskinan)
Impecunity (kemiskinan), Pada pasien ini pasien tidak bekerja dan hanya dirumah saja
kegiatannya. Tetapi untuk kehidupan sehari-hari dan keperluan pasien didapatkan dari
biaya anaknya. Jadi kebutuhan sehari-hari pasien masih tercukupi.

10. Iatrogenic
Iatrogenics (iatrogenesis), karakteristik yang khas dari pasien geriatri yaitu
multipatologik, seringkali menyebabkan pasien tersebut perlu mengkonsumsi obat yang
tidak sedikit jumlahnya. Pada pasien, tidak ada riwayat pengobatan OAINS dan untuk
hipertensi pasien rutin mengkonumsi obat. Untuk keluhan sakit kuning disangkal oleh
pasien dan keluarganya. Dan keluhan BAK sakit atau gangguan ginjal disangkal juga oleh
pasien dan keluarganya.

11. Insomnia
Pasien dan keluarganya mengaku akhir-akhir ini pasien sering Insomnia, dikarenakan
sering terbangun tengah malam untuk buang air kecil.

33
12. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
Pasien tidak mengalami Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)

13. Impotence
Pasien saat ini sudah tidak pernah kepikiran lagi untuk melakukan hubungan suami
istri karena sudah tua dan sulit untuk melakukan aktivitas hubungan seksual lagi.
14. Irritable bowel
Pada pasien tidak ditemukan Irritable bowel. Hal ini dibuktikan lalu saat dilakukan
anamnesis pada pasien dan keluarga, pasien tidak memiliki pernah mengalami diare
namun tidak pernah sampai dirawat. Gejala itu terkadang muncul secara tiba-tiba tanpa
ada faktor pencentus.

Sehingga dari penilaian Geriatric Giant dapat disimpulkan pasien mengalami


gangguan pada 9 I yaitu Imobilisasi, Instability (Instabilitas dan Jatuh),
Incontinence (Inkontinensia Urin dan Alvi), Intelectual Impairement (Gangguan
Intelektual Seperti Demensia dan Delirium), Impairement of hearing, vision and
smell (gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman), Isolation
(Depression), Insomnia, Impotence dan Irritable bowel.

34
Rencana Penanggulangan Pada Masalah
Geriatric Giant Tn. ER, 77 Tahun

1. Imobilisasi
Mengajarkan latihan fisik sederhana kepada pasien seperti menggerakan
kedua tangan dan kakinya dengan posisi berdiri agar pasien bisa olahraga
ringan serta mengajarkan kepada keluarga pasien untuk melakukan pergerakan
seperti pemanasan pada pasien.

2. Infection (infeksi)
Menyarankan agar minum obat dan kontrol kepada dokter secara teratur.
Memakai masker saat berinteraksi dengan keluarga maupun orang sekitar
untuk mencegah penyebaran infeksi. Mengedukasi keluarga untuk
mengingatkan menggunakan obat.

3. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,


penglihatan dan penciuman)
Menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan pendengaran ke
dokter, serta memakai alat bantu dengar.

4. Malnutrisi
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang underweight dan
penatalaksanaannya. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien untuk
membantu mengingatkan pasien untuk makan tepat waktu. Mengajarkan
kepada pasien untuk makan teratur tiga kali sehari pada waktunya secara
teratur dan sesuai kebutuhan kalorinya.

5. Insomnia,
Perbanyak aktivitas saat pagi dan siangnya harinya agar saat malam hari
pasien merasa lelah dan mudah tidur serta untuk sakitnya sebaiknya sebelum

35
tidur pasien harus BAK terlebih dahulu sehingga tidak sering terbangun pada
malam hari karena ingin BAK .

6. Impotence
Menjelaskan kepada pasien bahwa hal tersebut masih wajar dikarenakan
selain faktor usia, itu juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan pasien yang
tidak sebaik ketika pasien masih usia yang produktif.

Lampiran 6

Gambar 1. Kunjungan I tanggal 18 Desember 2018

Gambar 2. Kunjungan II tanggal 19 Desember 2018

36
Gambar 3. Kunjungan III tanggal 20 Desember 2018

Gambar 4. Kunjungan IV tanggal 21 Desember 2018

37
Gambar 5. Kondisi Rumah

38

Anda mungkin juga menyukai