2. Judul : Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi 3. Masalah Penelitian/Rumusan Masalah : Data dari Direktorat Kesehatan Keluarga menunjukkan bahwa 40% penyebab kematian pada ibu hamil adalah perdarahan, risiko perdarahan ini akan lebih diperberat apabila ibu hamil menderita anemia (Depkes RI, 2003). Diketahui bahwa 10% - 20% ibu hamil di dunia menderita anemia pada kehamilannya. Di dunia 34 % terjadi anemia pada ibu hamil dimana 75 % berada di negara sedang berkembang (WHO, 2005). Prevalensi anemia pada ibu hamil di negara berkembang 43 % dan 12 % pada wanita hamil di negara maju (Allen, 2007). Di Indonesia prevalensi anemia kehamilan relatif tinggi, yaitu 38% -71.5% dengan rata-rata 63,5%, sedangkan di Amerika Serikat hanya 6% (Saifudin, 2006). Berdasarkan hasil penelitian PT. Merck Tbk. di Sumatera Utara, dengan peserta ibu hamil melakukan tes darah sebanyak 9.377 orang di tiga kota besar yaitu Medan, Pematang Siantar, dan Kisaran, ibu hamil di temukan bahwa 33% diantaranya mengalami anemia (Depkes RI, 2004). Konsumsi zat besi sangat diperlukan oleh Ibu hamil yang ditujukan untuk mencegah ibu dan janin dari anemia, dan faktor risiko lainnya. Diharapkan ibu hamil dapat mengonsumsi tablet Fe lebih dari 90 tablet selama kehamilan. Disparitas menurut provinsi khususnya yang tidak pernah minum tablet Fe yang terendah adalah di DI Yoyakarta (3,6%), dan yang tertinggi di Sumatera Utara (38,0%) (Riskesdas, 2010). 4. Tata Cara Penulisan : Harvard 5. Jenis Penelitian : Penelitian analitik 6. Design Penelitian : cross-sectional 7. Teknik sampling : consecutive sampling 8. Analisis statistik : Chi Scuare 9. Hasil Penelitian : Pada penelitian ini didapati 56 orang (56,6%) responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 25 orang (25,3%) responden memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 18 orang (18,1%) responden memiliki tingkat pengetahuan rendah. Dari hasil penelitian didapati responden dengan tingkat kepatuhan yang tinggi terdapat sebanyak 53 orang (53,5%), responden dengan tingkat kepatuhan sedang terdapat sebanyak 27 orang (27,3%), dan responden dengan tingkat kepatuhan rendah terdapat sebanyak 19 orang (19,2%). Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan baik yaitu 56 orang (56,6%) responden, berpengetahuan sedang yaitu 25 orang (25,3%) responden, dan berpengetahuan buruk 18 orang (18,2%) responden. Dari hasil data demografi diperoleh bahwa mayoritas responden berpendidikan SMP sebanyak 32 orang (32,3%) dan SMA yang juga sebanyak 32 orang (32,3%). Peneliti berasumsi bahwa tingkat pendidikan mendukung tingkat pengetahuan yang baik. Hal ini didukung pada penelitian Lestari (2006) dengan judul penelitian Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia dalam Kehamilan. Untuk responden yang jawabannya kurang dari 50%, didapatkan rata – rata tidak mengetahui bahwa konsumsi vitamin C dapat mengganggu penyerapan tablet zat besi (pertanyaan 9). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi yaitu sejumlah 53 orang (53,5%), responden dengan tingkat kepatuhan sedang terdapat sebanyak 27 orang (27,3) dan responden dengan tingkat kepatuhan rendah terdapat 19 orang (19,2%). Hal ini didukung oleh Agustina yang menyatakan bahwa 53,3% responden patuh mengkonsumsi tablet (Agustina, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Bowles menyatakan bahwa dalam penilaian yang dilakukan terhadap 61 wanita hamil, 50% menyatakan patuh mengkonsumsi suplemen besi (Bowles, 2010). Menurut penelitian lain dikatakan bahwa tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi suplementasi besi di Perancis adalah 87% yang diukur dengan menggunakan kuesioner (Blot et al, 2008). Penelitian lain menunjukkan bahwa 97.7% ibu hamil di India Tengah mengikuti saran dokter, baik dosis, frekuensi dan lama penggunaan obat (Adhikari et al, 2011). Hasil uji statistik menggunakan Chi- Square dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan berhubungan signifikan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi dengan koefisien (r) +13,108 dan nilai signifikansi (p) 0,011. Dimana nilainya lebih kecil daripada nilai α yang ditetapkan (α=0,05). Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa hipotesis awal (Ho) ditolak. Hal ini didukung dengan penelitian oleh Wipayani (2008) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan kepatuhan mereka untuk mengkonsumsi tablet besi dengan p = 0,014. Simpulan dan saran Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, didapati adanya hubungan yang bermakna antara hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi dengan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi yang didapat dari hasil p value = 0,011 (p< 0,05). Dalam melakukan promosi kesehatan khususnya promosi pada ibu hamil lebih menekankan pada perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil khususnya promosi anemia ibu hamil dan cara meminum tablet zat besi salah satunya dengan sosialisasi pentingnya konsumsi tablet zat besi yang tepat, makan makanan yang mengandung sumber zat besi, dan pentingnya vitamin C untuk meningkatkan penyerapan tablet zat besi di dalam tubuh.