Anda di halaman 1dari 13

BAB I

1.1. Pendahuluan
Saat ini masalah narkoba atau napza sudah menjadi masalah yang
menggejala di lingkungan kita, terutama remaja. Namun data akhir-akhir ini,
bahaya narkoba ternyata tidak hanya mengancam anak-anak pada usia
remaja, narkoba bahkan sudah dikonsumsi oleh anak-anak di bawah usia
remaja. Berdasarkan data BNN (Badan Narkotika Nasional), jumlah
pengguna Narkoba di Indonesia tiap tahun terus meningkat sehingga
mengancam masa depan generasi muda. Tercatat pada tahun 2007, 81.702
pelajar di lingkungan SD, SMP dan SMA menggunakan narkoba. Data ini
setiap tahun terus meningkat.1
NARKOBA atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat
mempengaruhi kondisi kejiwaan atau psikologis seseorang (pikiran,
perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikologis. Yang termasuk dalam NAPZA, yaitu narkotika, psikotropika dan
zat adiktif lainnya. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi)
fisik dan psikologis.1
Makalah yang berjudul Narkoba Pada Sekolah Menengah Pertama
(SMP) ini kami tujukan kepada para remaja, pelajar ataupun pada khalayak
ramai yang membaca makalah ini agar bisa mengerti tentang bagaimana
bahaya narkoba yang bisa membuat kita lalai dalam hal apapun. Dengan
harapan semoga makalah yang sedemikian singkat ini bisa membantu dan
menambah wawasan anda tentang pengertian dan bahaya narkoba itu sendiri.

1.2. Tujuan
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan
generasi pelajar SMP ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku
generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup
bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang
diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh karena
pengaruh zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak
dapat berpikir jernih. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum
muda terutama pada pelajar SMP. Makalah ini bertujauan untuk :
1
1. Sebagai pengetahuan bagi pelajar SMP tentang bahasa narkoba
bagi dirinya.
2. Sebagai refrensi pelajar SMP mengetahui tentang jenis-jenis
narkoba.

2
BAB II

2.1. Apa itu narkoba ?


Menurut WHO Semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan
kedalam tubuh yang dapat merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik
maupun psikis tidak termasuk makanan, air dan oksigen dimana dibutuhkan
untuk mempertahankan fungsi tubuh normal.2
Disini akan kami jelaskan tentang jenis-jenis narkoba, yaitu
diantaranya adalah :
1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menurunkan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.1
2. Psikotropika zat atau obat alamiah atau sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.1
3. Zat adiktif adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang
pengunaannya dapat menimbulkan ketergantungan baik psikologis atau
fisik. Mis : Alkohol , rokok, cofein.3

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.


Sementara napza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat
adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan
seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua
istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah
napza lebih luas lingkupnya.3
Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu (1) candu, (2) ganja,
dan (3) koka. Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang
mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara
berulang-ulang atau berkesinambungan. Apabila tidak melakukannya dia
merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman
bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh.3

3
2.2. Narkoba Pada Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi, yaitu suatu fase perkembangan
antara masa anak-anak dan masa dewasa. Masalah utama remaja pada
umumnya adalah pencarian jati diri. Mereka mengalami krisis identitas
karena untuk dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak merasa sudah
besar, namun kurang besar untuk dikelompokkan dalam kelompok dewasa.
Hal ini merupakan masalah bagi setiap remaja. Oleh karena itu, seringkali
memiliki dorongan untuk menampilkan dirinya sebagai kelompok tersendiri.
Dorongan ini disebut sebagai dorongan originalitas. Namun dorongan ini
justru seringkali menjerumuskan remaja pada masalah-masalah yang serius,
seperti nakoba.1
Pada awalnya remaja, berkeinginan untuk mencoba-coba, mengikuti
trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang sebagai bentuk kebutuhan
sosialisasi terhadap kelompoknya. Walaupun sebenanarnya kecenderungan
itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa justru memudahkan remaja untuk
terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah
pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.1
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba,
para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini
telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara
bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat
penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja
sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.1
Oleh karena itu dalam kerentanan di masa remaja, dibutuhkan
pengertian dan dukungan orangtua dan keluarga. Bila kebutuhan remaja
kurang diperhatikan, maka remaja akan terjebak dalam perkembangan
pribadi yang "lemah", bahkan dapat dengan mudah terjerumus ke dalam
belenggu penyalahgunaan narkoba. Fakta berbicara bahwa tidak semua
keluarga mampu menciptakan kebahagiaan bagi semua anggotanya,
terutama bagi anak yang menginjak remaja. Banyak keluarga mengalami
problema-problema tertentu. Salah satunya ketidakharmonisan hubungan
keluarga. Banyak keluarga berantakan yang ditandai oleh relasi orangtua
yang tidakharmonis dan kurangnya komunikasi antara mereka. Berhadapan
dengan situasi demikian, remaja merasa bimbang, bingung dan ketiadaan
4
pegangan dalam hidupnya. Apalagi ditambah dengan sikap dan watak
orangtua yang otoriter. Remaja akhirnya terdorong untuk mencari sendiri
pegangan hidupnya. Dalam pencarian inilah mereka akhirnya terjerumus ke
dalam narkotika.1,2
Faktor ketidakharmonisan dalam keluarga memiliki kontribusi kuat
pada munculnya permasalahan yang dialami remaja. Dikatakan bahwa usia
remaja adalah usia serba tidak pasti, penuh gejolak. Remaja, di satu pihak,
ingin melepaskan diri dari pengaruh orangtua. Namun di lain pihak ia belum
sepenuhnya berdiri sendiri. Dengan demikian jika orangtua tidak bisa
menjadi tempat yang aman bagi remaja, maka remaja akan mencari tempat
sandaran lain berupa kelompok para remaja yang tidak tertutup
kemungkinan telah terlibat narkotika. Narkotika akhirnya bisa dilihat oleh
remaja sebagai pengganti kasih sayang dan perhatian yang tidak mereka
alami dari orangtua di rumah.1

2.3. Bahaya bagi pelajar


Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat.
Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24
tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada
awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya
sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan
inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung
ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba.
Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.3
Ada beberapa alasan, seseorang menggunakan narkoba, seperti
misalnya :
1. Menggunakan narkoba di kalangan lingkungan pergaulan sudah dianggap
hal yang wajar bahkan sebagai suatu gaya hidup masa kini.
2. Pada awalnya dibujuk orang agar merasakan manfaatnya.
3. Ada keinginan lari dari masalah yang ada, untuk merasakan kenikmatan
sesaat.
4. Sudah terjadi ketergantungan dan tidak ada keinginan untuk berhenti, dan
lain-lain.1

5
Penyalahgunaan ini tentu saja berdampak pada kehidupan seseorang,
baik secara fisik, psikis dan sosial. Seberapa besar dampak yang terjadi
sangat tergantung pada : jenis narkoba yang digunakan, cara menggunakan
dan lama penggunaan.
1. Dampak Fisik
Secara fisik, penyalahgunaan narkoba menyebabkan :
a. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang,
halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.
c. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses),
alergi, eksim.
d. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi
pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
e. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.
f. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan
padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi
(estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
g. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan
antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan
menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).
h. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian
jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit
seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada
obatnya.
i. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over
Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk
menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.3
2.Dampak Psikis
Selain fisik, ada juga dampak psikis yang mungkin terjadi, seperti :
a. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.
b. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.
c. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal .
6
d. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
e. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.3
3.Dampak Sosial
Dampak sosial yang mungkin terjadi antara lain :
a. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.
b. Merepotkan dan menjadi beban keluarga.
c. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.3

2.4 Faktor-faktor Penyalahgunaan Narkoba


1. Faktor individu
Adanya pikiran selagi kacau menghdapi persoalan yang timbul dalam
pekerjaan, rumah tangga, kerabat dan martabat.
2. Faktor lingkungan
Terjadinya pergaulan bebas tanpa dipilah-pilah terhadap tetangga, umum
dan keluarga juga kehidupan tidak beraturan.
3. Faktor keluarga
Sejak dini orangtua dengan anak komunikasi kurang efektif dan efisien
dengan alasan kesibukan pekerjaan atau kurang pengarahan terhadap anak
hingga acuh tak acuh mengikuti perkembangan zaman hingga serba
boleh.2

2.5 Gejala-Gejala Ketergantungan Obat Narkotika


1. Tingkah laku yang tidak dapat diterima oleh masyarakat sekelilingnya,
bertindak semaunya sendiri, sering berdusta, membolos sekolah,
terlambat bangun pagi, ingin selalu keluar rumah, menghabis-habiskan
makanan di rumah tanpa mengingat anggota keluarga yang lain.
2. Pada proses yang lebih tinggi, kenakalan anak meningkat sampai mau
mengambil barang berharga (mencuri).
3. Pada dosis yang tinggi penderita merasa dirinya paling tinggi, paling
hebat, merasa kuat dan sanggup untuk melakukan apa saja yang dia mau.
4. Pada saat efek mulai penderita sangat gelisah, merasa dikejar-kejar
perasaan, ingin menyakiti dirinya sendiri sampai bunuh diri / membunuh
orang lain.2

2.6 Jenis Tanaman Bahan Narkotika dan Obat Bius


7
1. Candu dan opium
Candu dan opium berasal dari tumbuh-tumbuhan papaver somai ferum
termasuk golongan semak yang memiliki ketinggian 70-110 cm. bunga
berwarna merah, ungu, dan putih. Bentuk buah seperti pemukul gong,
getah yang disadap sebagai candu. Penggunaan opiat adalah dengan cara
dihisap.3
2. Morfin
Morfin merupakan zat yang diperoleh dari candu ditemukan tahun 1805
oleh ahli farmasi Jerman yang bernama setumur. Umumnya berwarna
putih dan wujudnya bubuk serta berasa pahit. Cara penggunaannya adalah
dengan disuntikkan ke otot atau pembuluh darah. Dengan bahan baku
morfin melalui proses kimia dapat menghasilkan zat pembius yang dapat
menenangkan sistem urat syaraf. Jenis lainnya adalah heroin dan kokain.3
3. Alkohol
Alkohol mempunyai sifat menimbulkan gangguan pada susunan syaraf.
Alkohol pada minuman keras contohnya Jenever dan Brandy. Apabila
diminum mula-mula menjadikan riang gembira dan banyak bicara
(euforia), tetapi lama-kelamaan kesadarannya merendah, keseimbangan
badan terganggu dan mabuk. Akibat pemakaian alkohol yang berlebihan
dapat terjadi kelumpuhan karena radang syaraf.3
4. Kokain
Kokain diperoleh dari tumbuh-tumbuhan Erithroxylon cocoa, termasuk
golongan semak, tingginya mencapai 2 meter. Daunnya mengandung zat
pembius, serbuk kokain berwarna putih dan rasanya pahit, banyak dipakai
dalam pembedahan atau operasi. Cara pemakaian kokain adalah dengan
cara dihirup atau sebagai bahan campuran rokok.3
5. Ganja dan Marijuana
Ganja diperoleh dari tumbuh-tumbuhan bernama canabis sativa.
Tumbuhan ini termasuk golongan semak, cocok di daerah tropis dan sub
tropis. Bagian tumbuhan yang diambil adalah daun yang sudah diiris-iris
dan dikeringkan seperti tembakau. Cara penggunaan narkotika jenis ini
adalah dengan cara dipadatkan menyerupai rokok lalu dihisap.3

6. Kafein

8
Kopi mengandung zat kafein yang mempengaruhi susunan syaraf dan
jantung. Kopi dapat menyebabkan orang sulit tidur. Orang yang biasanya
minum kopi dapat ketagihan dan badan merasa lemas serta kepala
pusing.1
7. LSD
LSD (Lisergic Acid Diethylclamide) ditemukan dr. Albert Hoffman dari
Jerman. Bila LSD dimakan pasti banyak menyebabkan halusinasi atau
bayangan dengan bermacam-macam khayalan. Cara pemakaiannya
adalah diletakkan di lidah. Narkotika ini akan bereaksi setelah 30 s/d 60
menit kemudian, dan akan berakhir efeknya setelah 8 hingga 12 jam.2
8. Heroin dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi. Akan tetapi,
reaksi yang ditimbulkan heroin menjadi lebih kuat dari pada morfin itu
sendiri, sehingga mengakibatkan zat ini sangat mudah menembus ke otak.
Cara pemakaiannya adalah dengan cara disuntikkan ke anggota tubuh
ataupun bisa juga dengan cara dihisap.

2.7. Ciri-ciri Pengguna Narkotika / Psikotropika


1. Jenis Ekstasi
Muka terlihat pucat, terkadang muka merah, kulit terasa dingin,
berkeringat, prestasi menurun, tidak jujur, mudah marah, suka musik
house dan suka keluar malam.2
4. Jenis Sabu-sabu
Muka terlihat pucat, terkadang muka merah, kulit terasa dingin,
berkeringat, prestasi menurun, keberanian bicara berlebihan, tidak jujur,
mudah marah, simpan alat hisap (bong foil) di kamar tidur.2
5. Jenis Ganja
Muka terlihat pucat, tidak bersemangat, tidak rapi, makan lahap, ruangan
tidak kumuh, mudah marah, tidak jujur, mata merah, pemaksa, jalannya
sempoyongan, bicara tidak jelas, suka mencuri dalam lingkungan
keluarga.2
6. Jenis Putaw
Muka pucat, mata merah, tidak bersemangat, badan lemas, mengantuk,
suka menguap, penampilan jorok, suka mencuri, tidak jujur, tangan

9
terdapat benjolan-benjolan suntikan, tidak suka air/mandi, mudah marah,
rutin waktu keluar malam tepat waktu.2

2.8. Upaya Pencegahan


Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar,
sudah menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak
termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam
mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.1
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan
adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk
melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan
razia mendadak secara rutin. Pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri
dengan memberikan perhatian dan kasih saying.1
.Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap
gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba
sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah. Yang tak kalah penting adalah,
pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.
Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran
setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka
serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.1
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan
sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang
sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai
upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya
narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang
cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan
baik.1

2.9 Penanggulangan
Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal antara 1-
3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase
detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 - 3 minggu untuk
melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara
bertahap.1

10
Selanjutnya merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam
proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara
3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan
Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba
mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap
ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.1

BAB III
KESIMPULAN

11
Dari makalah di atas bisa ditark kesimpulan bahwa
1. Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan
syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin
buruk
2. Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak
norma dan ketentraman umu.
3. Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik
secara fisik maupun psikologis

DAFTAR PUSTAKA

12
1. Kusmaryani, Rosita E. 2009. Mengenal Bahaya Narkoba Bagi Remaja.
Dalam Upaya Penyelamatan Generasi MudaMelalui Penyuluhan
Pengetahuan Bahaya dan Cara Penanggulangan Penyalahgunaan
Narkoba. Jakarta
2. Rozi F. 2015. Meningkatkan Peran Orangtua Siswa dalam Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba Melalui Penyuluhan Narkoba Berdasarkan
Asesmen Kebutuhan Penyuluhan. Unniversitas Muhammadiyah.
Semarang
3. Ratna Viandani. 2010. Bahaya Narkoba Bagi Remaja. UNS. Surakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai