Anda di halaman 1dari 21

Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

PREPLANNING TERAPI TAWA PADA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DI UPT


PSTW BANYUWANGI KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN 2019

Oleh:
Kelompok 10

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp/Fax. (0331) 323450
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

PREPLANNING TERAPI TAWA PADA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DI UPT


PSTW BANYUWANGI KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh:
Fitri Al Vianita, S.Kep NIM 192311101122
Riska Indah Permatasari, S.Kep NIM 192311101124
Ayu Wulandari, S.Kep NIM 192311101127

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp/Fax. (0331) 323450
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Lanjut usia atau lansia merupakan suatu kondisi dimana kondisi fisiologis yang dialami oleh
setiap manusia yang mempunyai usia Panjang (> 60 tahun). Penuaan dan proses sosial
biologisnya secara alami merusak fungsi organ tubuh yang berbeda dan menyebabkan
kecacatan progresif dalam mengelola urusan pribadi dan dalam melakukan peran sosial.
Masalah kesehatan yang dialami oleh lansia meliputi dua dimensi yaitu fisik dan psikologis.
Masalah fisik seperti berbagai jenis kanker, penyakit kardiovaskular dan gangguan paru
obstruktif kronis lebih banyak terjadi lansia. Depresi, kegelisahan, dan demensia juga
merupakan masalah psikologis yang umum di antara kelompok lansia (Ghodsbin, F, et al,
2015).
Di Indonesia pada tahun 2006 jumlah penduduk lansia sebesar kurang lebih 19 juta, dengan
usia harapan hidup 66,2 tahun, diperkirakan pada tahun 2010 sebesar 23,9 juta (9,77%), dengan
usia harapan hidup 67,4 tahun dan diperkirakan pada tahun 2020 sebesar 28,8 juta (11,34%)
dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Peningkatan usia harapan hidup mengakibatkan semakin
meningkatnya jumlah lansia di Indonesia (BPS, 2015). Usia lanjut ditandai dengan adanya
penurunan fungsi tubuh untuk beradaptasi (Efendi dan Mahfudli, 2009). Penurunan fungsi
tubuh pada lansia menyebabkan terjadinya proses degenerative pada tubuh lansia dan penyakit
yang tidak menular dan bersifat kronis yang di derita oleh lansi adalah penyakit jantung,
hipertensi, diabetes melitus dan lainnya (Handajani, Roosihermiatie & Maryam, 2009).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat terjadi pada semua usia
termasuk juga pada lansia (Danada dan Lisiswanti, 2016). Hipertensi merupakan kondisi
tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg. Usia lanjut merupakan salah satu factor resiko
terjadinya hipertensi (Baradero, M dkk. 2005).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Pendidikan Profesi
Ners (PSP2N) Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember pada
tanggal 09 September 2019 di Wisma Minak Jinggo Putri UPT PSTW Banyuwangi sebagian
besar memiliki masalah hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam kegiatan yang akan
dilakukan adalah terapi aktivitas kelompok terapi tawa pada lansia di Wisma Minak Jinggo
Putri UPT PSTW Banyuwangi.
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan terapi aktivitas kelompok terapi tawa ini bertujuan untuk membantu
meningkatkan status kesehatan lansia yang ada di wisma Minak Jinggo Putri di UPT PSTW
Banyuwangi
2.1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok terapi tawa diharapkan
1. Lansia mampu menghilangkan ketegangan
2. Lansia mampu mengatasi sakit kepala
3. Lansia mampu menghilangkan stres

2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan terapi aktivitas kelompok terapi tawa
antara lain:
2.2.1 Bagi klien
1. Menambah pengetahuan lansia tekait terapi tawa
2. Menambah keterampilan dalam pelaksanaan terapi tawa

2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan


Dapat mengaplikasikan dan menerapkan pengobatan non farmakologis dengan terapi
tawa untuk menurunkan hipertensi tanpa obat
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Proses menua (aging proces) biasanya akan ditandai dengan adanya perubahan fisik-
biologis, mental ataupun spikososial. Perubahan fisik diantaranya adalah penurunan sel,
penurunan system persyarafan, system pendengaran, system penglihatan, system
kardiovaskuler, system pengaturan temperature tubuh, system respirasi, system endokrin,
system kulit, system musculoskeletal. Perubahan-perubahan mental pada lansia yaitu terjadi
perubahan kepribadian, memori dan perubahan intelegensi. Sedangkan perubahan spikososial
dapat berupa kehilangan pekerjaan, kesepian dan kehilangan pekerjaan (Darmojo & Soetojo,
2006). Salah satu perubahan fisik yang perlu di perhatikan adalah perubahan pada sistem
kardiovaskuler. Salah satu masalah yang terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu peningkatan
tekanan darah. Untuk menurunkan nilai tekanan darah selain menggunakan terapi non
farmakologis dapat menggunakan terapi tawa.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Undang Undang nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yaitu lansia harus
sejahtera dimasa tuanya. Lansia menjadi tanggung jawab pemerintah jika tidak ada keluarga
yang dapat merawatnya. Kerangka penyelesaian masalah pada lansia di wisma Minak Jinggo
Putri meliputi Pendidikan kesehatan mengenai hipertensi dan manfaat terapi tawa untuk
menurunkan tekanan darah tinggi tanpa obat pada lansia.
Pemateri menyampaikan materi mengenai hipertensi dan terapi tawa

Pemateri mengajarkan lansia cara melakukan terapi tawa

klien mampu memahami cara melakukan terapi tawa dengan benar

klien mampu menstimulasikan secara mandiri bagaimana melakukan latihan


terapi tawa

Klien dapat mendemonstrasikan terapi tawa untuk menurunkan tekanan darah


tinggi
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Terapi tawa pada lansia merupakan upaya yang dilakukan untuk mengajarkan klien untuk
menurunkan stress dan masalah kesehatan fisik dan psikologi terutama untuk menurunkan
tekanan darah tinggi pada lansia yang mengalami hipertensi di UPT PSTW Banyuwangi

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah lansia yang berada di UPT PSTW
Banyuwangi.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : ceramah dan praktik
2. Landasan teori : demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menjelaskan manfaat terapi tawa
c. Memberikan kesempatan pada lansia untuk bertanya
d. Mendemonstrasikan terapi tawa
e. Mengevaluasi hasil latihan

: Sasaran

: Pemateri
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP) jika ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Dokumentasi

Pemateri,

Fitri Al Vianita
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

BERITA ACARA
Pada hari ini, ……, … September 2019 jam ….. s/d ….. WIB bertempat di UPT PSTW
Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan terapi
tawa oleh Mahasiswa PSP2N Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti
oleh ….. orang.

Banyuwangi, …. September 2019

Mengetahui
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
FKep Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2018/2019

DAFTAR HADIR

Pada hari ini, …….., ….. September 2019 jam …… s/d ….. WIB bertempat di Aula UPT
PSTW Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan
Terapi Tawa oleh Mahasiswa PSP2N Fakultas Keperawatan Universitas Jember

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.

Banyuwangi, ….. September 2019


Mengetahui
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
FKep Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 3: SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/materi : Terapi Tawa


Sasaran : Lansia
Waktu : ……s/d…..
Hari/ Tanggal : ……, …. September 2019
Tempat : Wisma Minak Jinggo Putri UPT PSTW Banyuwangi

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan memahami
tentang konsep dasar latihan pernapasaan dalam dan pelan serta latihan bahu.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 15 menit klien akan
mampu:
1. Menjelaskan tentang latihan pernapasaan dalam dan pelan serta latihan bahu;
2. Menjelaskan manfaat dan tujuan latihan pernapasaan dalam dan pelan serta latihan
bahu;
3. Mendemonstasikan latihan pernapasaan dalam dan pelan serta latihan bahu
3. Pokok Bahasan
Latihan pernapasaan dalam dan pelan serta latihan bahu
4. Subpokok Bahasan
1. Menjelaskan tentang latihan pernapasaan dalam dan pelan serta latihan bahu;
2. Menjelaskan manfaat dan tujuan latihan pernapasaan dalam dan pelan serta latihan
bahu;
3. Mendemonstasikan latihan pernapasaan dalam dan pelan serta latihan bahu.
5. Waktu
1 x 13 menit
6. Bahan/ Alat yang digunakan
Leaflet
7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : ceramah dan praktik
b. Landasan Teori : demonstrasi
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut
8. Persiapan
Pemateri mempersiapkan materi tentang konsep dasar latihan pernapasaan dalam dan pelan
serta latihan bahu
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

9. Pendidikan Kesehatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Memperhatikan 2 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan umum dan
tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan pengertian terapi Memperhatikan, 10 menit
tawa menganggapi
2. Menjelaskan tujuan dari terapi dengan
tawa Menjelaskan manfaat dari pertanyaan
terapi tawa
3. Mendemonstrasikan terapi
tawa
4. Meminta lansia melakukan
terapi tawa yang diperagakan

Penutup 1. Menyimpulkan materi yang Memperhatikan 1 menit


telah diberikan dan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil pendidikan
kesehatan
3. Salam penutup

10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apa pengertian terapi tawa lansia?
b. Apa tujuan dan manfaat terapi tawa lansia?
c. Bagaimana salah satu contoh tahapan dalam terapi tawa?
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 4: SOP Terapi Tawa

TERAPI TAWA

PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO DOKUMEN : NO REVISI : HALAMAN :
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT :
1 PENGERTIAN Terapi tawa adalah tertawa spontan tanpa ada rangsangan tertawa,
baik itu rangsangan emotif maupun kognitif yang dilakukan secara
terstruktur dengan tujuan terapi. Terapi tawa adalah terapi yang
digunakan untuk menurunkan stress dan masalah kesehatan fisik
dan psikologi lainnya dengan cara tertawa secara terprogram.
2 TUJUAN c. Menghilangkan ketegangan
d. Menyembuhkan sakit kepala
e. Membantu menyembuhkan penyakit tekanan darah tinggi dan
kanker
f. Menghilangan stress
g. Mengurangi asma dan bronchitis
h. Mencegah penyakit jantung
i. Memperlancar peredaran darah
j. Meningkatkan relaksasi tubuh dengan cara melatih jantung,
paru-paru, otot perut, dada, bahu, mengaktifkan sistem
endokrin (merangsang susunan saraf pusat) dan memperlancar
peredaran darah tubuh
k. Menjadikan hidup lebih nyaman, senang, tenang, dan sehat
serta rileks
3. INDIKASI Lansia dengan permasalahan proses menua
4. KONTRAINDIKASI Klien dengan wasir, hernia, penyakit jantung, sesak napas, post
operasi, hamil, prolaps uteri, TB paru, flu, pilek, dan glaukoma.
5 PERSIAPAN PASIEN 1. Membuat kelompok kecil dengan anggota 5-10 orang
2. Mempunyai pemimpin kelompok yang terlatih
3. Ciptakan lingkungan seara nyaman dan kondusif
Agar pelaksanaan terapi tawa dapat terstruktur dengan baik maka
sebaiknya terapi tawa dilakukan secara berkelompok atau terjadi
tawa secara alami karena terprogram. Mudah tertawa alami karena
dibimbing oleh pemimpin kelompok yang terlatih dan rekan satu
klub dan ada jadwal yang dapat dilakukan secara rutin serta lebih
bermanfaat secara bersama-sama
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

6 PERSIAPAN ALAT Club tawa. Untuk mendidik suatu klub sebaiknya dipenuhi syarat
berikut ini:
1. Mempunyai anggota 5-10 orang;
2. Sebaiknya rentang usia anggota 17-79 tahun;
3. Harus dibimbing oleh pemimpin kelompok yang terlatih yang
berpengalaman pada terapi tawa dengan syarat pemimpin
kelompok yang terlatih adalah yang memiliki pribadi menarik,
humoris, luwes, serta tidak kaku;
4. Terapi tawa dilakukan pada pagi dan sore hari. Siang hari
tidak dilakukan karena dianggap kurang baik;
5. Terapi tawa sebaiknya dilakukan secara periodik, jika
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

dilakukan dua kali sehari maka lakukanlah pada pagi hari dan
sore hari;
6. Agar cepat terasa manfaatnya, bagi anggota klub sebaiknya
dilakukan 3-4 kali dalam seminggu. Jika hal seperti ini
dilakukan, maka hanya dengan satu bulan semua anggota klub
sudah merasakan manfaatnya.
7 PROSEDUR KERJA Tahapan Terapi Tawa
Satu sesi terapi tawa adalah kombinasi antara latihan pernapasan,
peregangan dan berbagai teknik tawa stimulus. Biasanya satu sesi
membutuhkan waktu antara 20-30 menit, sedangkan satu putaran
tawa memakan waktu antara 30-40 menit. Tahapan tersebut adalah:
1. Pertama, pemanasan dengan tepuk tangan serempak semua
anggota klub sambil mengucapkan ho ho ho.....ha ha ha..... .
Tepuk tangan di sini sangat bermanfaat bagi peserta karena
saraf-saraf di telapak tangan akan ikut terangsang sehingga
menciptakan rasa aman dan meningkatkan energi dalam
tubuh;

2. Kedua, pernapasan dilakukan seperti pernapasan biasa yang


dilakukan semua cabang-cabang olahraga pada awal latihan
yaitu melakukan pernapasan dengan mengambil napas melalui
hidung lalu napas ditahan selama 15 detik dengan napas perut.
Kemudian dikeluarkan perlahan-lahan melalui mulut, hal ini
dilakukan 5 kali berturut-turut;
3. Ketiga, memutar engsel/sendi bahu ke depan dan ke arah
belakang. Kemudian menganggukkan kepala ke bawah
sampai dagu hampir mnyentuh dada, lalu mendingakkan
kepala k atas belakang. Lalu menoleh ke kiri dan ke kanan.
Melakukan gerakan ini harus dilakukan secara perlahan, tidak
dianjurkan untuk melakukan gerakan memutar leher karena
bisa terjadi cidera pada otot leher. Peregangan dilakukan
dengan memutar pinggang ke arah kanan kemudian ditahan
beberapa saat, kemudian memutar ke arah kiri dan ditahan
beberapa saat, lalu kembali ke posisi semula. Peregangan ini
juga dapat dilakukan dengan otot bagian tubuh lainnya.
Semua gerakan ini masing-masing dilakukan 5 kali;

4. Keempat, setelah melakukan latihan leher, bahu, dan


peregangan, kita masuk ke tawa semangat. Dalam tawa ini
pemimpin kelompok yang terlatih memberikan aba-aba untuk
memulai tawa, 1...2...3.... semua anggota klub tertawa
serempak, diharapkan jangan ada yang tertawa terlebih dahulu
atau belakangan, harus kompak seperti nyanyian koor. Dalam
tawa ini tangan diangkat ke atas beberapa saat lalu diturunkan
dan diangkat kembali, sedangkan kepala agak mendongak ke
belakang. Melakukan tawa ini harus bersemangat. Jika tawa
bersemangat mau berakhir, maka sang pemimpin kelompok
yang terlatih mengeluarkan kata-kata ho...ho...
ho...ha...ha...ha... beberapa kali sambil bertepuk tangan;
5. Setiap selesai melakukansatu tahap dianjurkan menarik napas
secara pelan dalam;
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

6. Kelima, Tawa Sapaan, pemimpin kelompok yang terlatih


memberikan aba-aba agar peserta tawa tertawa dengan suara
sedang sambil mendekat dan bertegur sapa satu sama lainnya.
Dalam melaksanakan sesi ini mata peserta diharapkan saling
memandang satu sama lainnya. Peserta dianjurkan menyapa
sambil tertawa pelan, cara menyapa ini sesuai dengan
kebiasaan kita masing-masing atau budaya masing-masing
orang. Setelah itu kita menarik napas secara pelan dan dalam;
7. Keenam, Tawa Penghargaan, dimana para peserta membuat
lingkaran kecil dengan menghubungkan ujung jari telunjuk
dengan ibu jari. Kemudian tangan digerakkan kedepan dan
kebelakang sekaligus memandang anggota lainnya dengan
melayangkan tawa yang manis sehingga kita kelihatan
memberi penghargaan kepada yang kita tuju. Kemudian
bersama-sama dengan pemimpin kelompok yang terlatih
mengucapkan ho..ho..ho..ha.. ha..ha.. sekaligus bertepuk
tangan. Setelah melakukan terapi tawa ini kembali menarik
nafas secara pelan dan dalam agar kembali tenang.
8. Ke tujuh, sesi ini adalah Tawa Satu Meter, dimana tangan kita
dijulurkan ke samping tegak lurus dengan badan, sementara
tangan kanan melakukan gerakan seperti melepas anak panah,
lalu tangn ditarik ke belakang seperti menarik anak panah dan
dilakukan dalam tiga gerakan pendek seraya mengucapkan
ae...ae...ae... lalu tertawa lepas seraya merentangkan kedua
tangan dan kepala agak mendongak serta tertawa dari perut.
Gerakan seperti ini dilakukan ke arah kiri lalu ke arah kanan,
hal serupa diulangi 2 – 4 kali setelah selesai kembali menarik
nafas secara perlahan dan dalam.
9. Ke delapan, Tawa Milk Shake, anggota klub seolah-olah
memegang dua gelas berisi susu, yang satu ditangan kanan dan
satu di tangan kiri. Saat pemimpin kelompok yang terlatih
memberikan instruksi lalu susu dituang dari gelas yang satu ke
gelas yang lainnya sambil mengucapkan Aaeee..... setelah
selesai melakukan gerakan itu, para anggota klub tertawa
sambil melakukan gerak seperti minum susu. Hal ini serupa
dilakukan sebanyak empat kali, lalu bertepuk tangan seraya
mengucapkan ho..ho..ho..ha..ha..ha.. kembali lakukan tarik
nafas dalam dan pelan.
10. Ke sembilan: Tawa Hening tanpa suara, harus dilakukan hati-
hati sebaba tawa ini tidak bisa dilakukan dengan tenaga
berlebihan, dapat berbahaya jika beban di dalam perut
mendapatkan tekanan secara berlebihan. Dalam melakukan
gerakan ini perasaan lebih banyak berperan daripada
penggunaan energi berlebihan. Pada tawa ini mulut dibuka
selebar-lebarnya seolah-olah tertawa lepas tanpa suara,
sekaligus saling memandang satu sama lainnya dan membuat
berbagai gerakan dengan telapak tangan serta menggerak-
gerakkan kepala dengan mimik-mimik lucu. Dalam melakukan
tawa hening ini otot-otot perut bergerak cepat seperti
melakukan gerakan tawa lepas. Kemudian menrik
nafas dalam dan pelan,
11. Ke sepuluh, Tawa Bersenandung dengan Bibir Tertutup, ini
adalah gerakan tawa yang harus hati-hati dilakukan sebab
tertawa tanpa suara, sekaligus mengatupkan mulut yang
dipaksakan akan berdampak buruk karena menambah tekanan
yang tidak baik dalam rongga perut. Dalam pelaksanaan
gerakan ini peserta dianjurkan bersenandung hmmm... dengan
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

mulut tetap tertutup, sehingga akan terasa bergema di dalam


kepala. Dalam melakukan senandung ini diharapkan semua
peserta saling berpandangan dan saling memuat gerakan-
gerakan yang lucu sehingga memacu peserta lain semakin
tertawa. Kemudian kembali menarik nafas dalam dan pelan.
12. Ke sebelas: Tawa Ayunan, merupakan tawa yang banyak
digemari para klub tawa karena tawa ini seakan-akan bermain-
main dan kompak peserta klub harus mendengar aba- aba dari
pemimpin kelompok yang terlatih, dan peserta dalam gerakan
ini lebih baik berbentuk lingkaran. Peserta disuruh mundur dua
meter sambil tertawa, untuk memperbesar lingkaran dan
kemudian maju kembali sekaligus mengeluarkan ucapan
aee..aee...aee... dan seluruhnya mengangkat tangan dan
serempak tertawa lepas dan pada saat yang sama semua
bertemu ditengah-tengah dan melambaikan tangan masing-
masing. Tahap berikutnya mereka kembali ke posisi semula,
dan melanjutkan gerakan maju ke tengah dan mengeluarkan
ucapan aee...ooo...ee...uu.. dan sekaligus tertawa lepas dan
serupa dilakukan bisa sampai empat kali,
setelah selesai menarik nafas dalam dan pelan.
13. Ke duabelas, Tawa Singa, merupakan tawa yang sanat
bermanfaat buat otot-otot wajah, lidah dan memperkuat
kerongkongan serta memperbaiki saluran dan kelenjar tiroid
seklaigus menjadikan peserta klub menghilangkan rasa malu
dan takut. Dalam gerakan ini mulut dibuka lebar-lebar dan lidah
dijulurkan keluar semaksimal mungkin, mata dibuka dibuka
lebar-lebar seperti melotot, dan tangan diangkat ke depan
dimana jari-jari dibua seperti akan mencakar,seolah- olah
seperti singa mau mencakar mangsanya. Pada saat itulah
peserta klub tertawa dari perut, setelah selesai lakukan
kembali gerakan menarik nafas secara dalam dan pelan.
14. Ke tigabelas, Tawa Ponsel, dimana peserta klub dibagi dalam
dua kelompok yang saling berhadapan, dan masing-masing
seolah-olah memegang handphone. Dengan aba-aba pemimpin
kelompok yang terlatih mereka disuruh saling menyeberang
sambil memegang handphone, pada saat itulah peserta klub
tertawa sambil saling berpandangan dan setelah itu kembali
lagi ke posisi semula dan tarik nafas dalam dan
pelan.
15. Keempat belas, Tawa Bantalan, dimana anggota klub dibagi
dalam dua bagian yang bersaing dengan dibatasi jarak.
Biasanya mereka dibagi denga kelompok perempuan dan laki-
laki. Dalam kelompok itu mereka saling berpandangan
sekaligus tertawa dan saling menuding denganjari telunjuk
kepada kelompok yang berada dihadapannya. Gerakan ini
sangat menarik para peserta karena akan bisa tertawa lepas,
kemudian tarik napas dalam dan pelan;
16. Ke lima belas, Tawa Memaafkan, peserta klub memegang
kuping telinga masing-masing sekaligus menyilangkan lengan
dan berlutut diikuti dengan tawa. Tawa memaafkan ini
mengajarkan kepada kita ada perselisihan terhadap orang lain
maka diajarkan harus memaafkan, dan setelah itu tarik napas
dalam dan pelan;
Preplanning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

17. Ke enam belas; Tawa Bertahap, di sini pemimpin kelompok


yang terlatih menginstruk-sikan agar semua anggota klub
mendekatinya. Dalam sesi ini pemimpin kelompok yang
terlatih mengajak anggotanya untuk tersenyum kemudian
bertahap menjadi tertawa ringan, berlanjut menjadi tertawa
sedang dan terakhir menjadi tertawa lepas penuh semangat.
Dalam melakukan tawa ini sesama anggota saling
berpandangan dari anggota yang lain ke anggota yang lainnya
juga. Tawa ini dilaukan selama satu menit. Setelah selesai
tarik napas dalam dan pelan, setelah tertawa selesai akan
terasa sekali bahwa badan kita akan segar.
Tahapan Praktis Terapi Tawa:
1. Pemanasan dengan tepuk tangan serentak semua anggota
sambil mengucapkan ho..ho..ho..ha..ha..ha

2. Melakukan teknik pernapasan dengan mengambil nafas melalui


hidung, ditahan selama 15 detik dengan pernapasan perut
kemudian keluarkan perlahan-lahan melalui mulut. Hal ini
dilakukan lima kali berturut-turut.
3. Memutar engsel bahu ke arah depan dan ke belakang,
menganggukan kepala ke bawah sampai dagu hampir
menyentuh dada lalu mendongakkan kepala ke atas belakang
lalu menoleh ke kiri dan ke kanan. Gerakan ini dilakukan secara
perlahan. Lakukan peregangan dengan memutar pinggang ke
arah kanan ditahan beberapa saat kemudian memutar ke arah
kiri dan tahan beberapa saat, lalu kembalikan ke posisi semula.
Semua gerakan ini dilakukan lima kali.

4. Melakukan tawa semangat. Dalam tawa ini, pemimpin


kelompok yang terlatih memberikan aba-aba untuk memulai
tawa 1, 2, 3... semua anggota klub tertawa serentak. Dalam
tawa ini, tangan diangkat ke atas beberapa saat lalu diturunkan
lalu diangkat kembali sedangkan kepala agak mendongak
kebelakang. Tahap ini diakhiri dengan sang pemimpin
kelompok yang terlatih dan anggota bertepuk tangan sambil
menarik nafas dalam dan pelan.
5. Melakukan tawa sapaan. Ada tahap ini pemimpin kelompok yang
terlatih memberikan aba-aba agar anggota tertawa dengan suara
sedang sambil mendekat dan bertegur sapa satu sama lain. Pada
sesi ini mata peserta diharapkan saling memandang, sesi ini
diakhiri dengan mearik nafas dalam dan
pelan.
Laporan Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

6. Melakukan tawa penghargaan anggota membuat lingkaran kecil,


masing-masing menghubungkan ujung jari telunjuk dengan ibu
jari. Kemudian jarak digerakkan kedepan dan ke belakang
sambil memandang anggota lainnya dengan melayangkan tawa
yang manis sehingga terlihat saling memberikan penghargaan.
Tahap ini diakhiri dengan
pemimpin kelompok yang terlatih bertepuk tangan dan
anggota menarik nafas dalam dan pelan.
7. Melakukan tawa bersenandung dengan bibir tertutup. Tawa ini
harus dilakukan dengan hati-hati karena menambah tekanan
yang tidak baik pada rongga perut, dalam pelaksanaan ini
anggota dianjurkan bersenandung hmm....hmm....hmm...
dengan mulut tetap tertutup sehingga terasa bergema di dalam
kepala. Anggota diharapkan saling berpandangan dan membuat
gerakan-gerakan lucu sehingga memicu anggota- anggota lain
tertawa. Tawa ini di akhiri dengan menarik nafas
dalam dan pelan.
8. Melakukan ponsel. Tawa ini dilakukan dengan cara saling
berhadapan dan masing-masing seolah-olah memegang
handphone. Pada saat itulah anggota tertawa sambil saling
berpandangan dan medekat setelah itu kembali ke posisi
semula. Setealah itu di akhiri dengan menarik nafan dalam
dan pelan.
9. Melakukan tawa bantahan. Anggota dibagi dua bagian atau
kelompok yang saling bersaing dan dibatasi jarak. Dalam
kelompok ini saling berpandangan sambil tertawa dan saling
menuding dengan jari telunjuk kepada kelompok di
depaannya, setelah selesai menarik nafas perlahan dan dalam
agar tenang dan senang.
10. Melakukan tawa bertahap. Disini pemimpin kelompok yang
terlatih menginstruksikan agar semua anggota mendekatinya.
Pemimpin kelompok yang terlatih mengajak anggotanya untuk
tersenyum kemudian bertahap menjadi tertawa ringan berlanjut
tertawa sedang dan terakhir tertawa lepas dan penuh semangat.
Tawa ini dilakukan saling berpandangan. Kegiatan
ini dilakukan selama satu menit. Setelah selesai menarik nafas
dalam dan pelan.
Laporan Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

11. Melakukan tawa dari hati ke hati. Tawa ini merupakan sesi
terakhir. Semua anggota saling berpegangan tangan sambil
berdekatan sekaligus bersama-sama tertawa dengan saling
bertatapan dengan perasaan lega. Anggota bisa saling
bersalaman atau berpelukan sehingga menjalin keakraban yang
mendalam.
Setelah selesai melakukan terapi tawa masing-masing anggota
mengakhirinya dengan cara melakukan tawa secara spontan selama
lima menit dan menarik nafas dalam dan pelan.
8. HASIL Evaluasi verbal: dalam evaluasi verbal setelah mengikuti terapi
tawa maka seseorang akan menyatakan bahwa dirinya merasa
segar, bebas dari stres, badan lebih rileks dan tenang.
Laporan Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 5: Materi
1. Pengertian Terapi Tawa
Terapi tawa adalah tertawa spontan tanpa ada rangsangan tertawa, baik itu
rangsangan emotif maupun kognitif yang dilakukan secara terstruktur dengan tujuan
terapi. Terapi tawa adalah terapi yang digunakan untuk menurunkan stress dan masalah
kesehatan fisik dan psikologi lainnya dengan cara tertawa secara terprogram
2. Tujuan
Tujuan diberikan terapi tawa adalah untuk:
a. Menghilangkan ketegangan
b. Menyembuhkan sakit kepala
c. Menghilangkan stress
d. Meningkatkan relaksasi tubuh
e. Menjadikan hidup lebih nyaman
3. Kontraindikasi
Kontraindikasi diberikannya terapi tawa adalah untuk:
a. Wasir
b. Hernia
c. Penyakit jantung
d. Sesak napas
e. Post operasi
f. Hamil
g. Prolapse uteri
h. TB paru
i. Pilek
j. glaucoma
Laporan Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas Jember 2019

Lampiran 6: Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai