Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KANKER PANKREAS

MAKALAH

Oleh
KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017

1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KANKER PANKREAS

MAKALAH

diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal dengan dosen
pembimbing Ns. Mulia Hakam. M.Kep., Sp.MB

oleh
Nuril Fauziah 142310101103
Aprilia Kusumaningtyas 152310101043
Shynta Eka Wahyuningtyas 152310101044
Erlina Vera Vernita 152310101147
Riska Indah Permatasari 152310101148
Atik Rohmawati 152310101183
Moh. Faisal Haris 152310101184
Qurrotul Ridho Khayun 152310101194
Ayuning Mutthia Amila 152310101239
Kharisma Cahya Mentari 152310101241
Elok Maulidatul W.M 152310101244
Ardhia Christie Femila S. 152310101264
Maya Muftiyani Syilvia 152310101282
Lidyawati 152310101290
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Kanker Pankreas tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun untuk melengkapi serta memenuhi tugas kelompok yang telah
diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah Keperawatan Medikal. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Jember, 8 Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 2
1.3 Manfaat ............................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 3
2.1 Definisi .............................................................................................. 3
2.2 Review Anatomi Fisiologi ................................................................ 3
2.3 Etiologi .............................................................................................. 6
2.4 Tanda dan Gejala............................................................................... 8
2.5 Patofisiologi ...................................................................................... 9
2.6 Pathway ............................................................................................. 10
2.7 Penatalaksanaan ................................................................................ 11
2.8 Konsep Asuhan Keperawatan ........................................................... 13
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN................................................... 23
3.1 Pengkajian ......................................................................................... 23
3.2 Analisa Data ...................................................................................... 29
3.3 Diagnosa Keperawatan...................................................................... 31
3.4 Intervensi ........................................................................................... 33
3.5 Implementasi ..................................................................................... 37
3.6 Evaluasi ............................................................................................. 41
BAB 4 PENUTUP.................................................................................. 43
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 43
4.2 Saran .................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 44

iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Anatomi Fisiologi Pankreas .............................................................. 3
2.2 Pankreas pada Potongan Transversal ................................................ 4

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelenjar endokrin mencakup kelenjar hipofisis (pituitaria), tiroid, paratiroid, adrenal,
pulau langerhans, ovarium dan testis. Semua kelenjar ini mensekresikan produknya
langsung ke dalam darah, berbeda dengan kelenjar eksokrin, mis. kelenjar keringat, yang
menyekresikan produknya lewat saluran ke permukaan epitelial. Hipothalamus berfungsi
sebagai penghubung antara sistem saraf dan sistem endokrin. Zat-zat kimia yang
disekresikan oleh kelenjar endokrin disebut Hormon. Hormon membantu fungsi organ
agar bekerja secara terkoordinasi dengan sistem saraf. Sistem regulasi ganda ini, dimana
kerja cepat sistem saraf diimbangi oleh kerja hormon yang lebih lambat, memungkinkan
pengendalian berbagai fungsi tubuh secara tepat dan bereaksi terhadap berbagai
perubahan di dalam dan di luar tubuh. Kelenjar endokrin tersusun dari sel-sel sekretorik
yang terbagi dalam kelompok-kelompok kecil atau asinus. Meskipun terdapat duktus,
kelenjar endokrin memiliki suplai darah yang kaya sehingga za-zat kimia yang
diproduksinya dapat langsung memasuki aliran darah dengan cepat. (KMB Brunner &
Suddarth, 2001).
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama:
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua
belas jari). (Sylvia, 2006). Kanker berawal dari kerusakan materi genetika atau DNA
(Deoxyribo Nuclead Acid) sel. Satu sel saja yang mengalami kerusakan genetika sudah
cukup untuk menghasilkan suatu jaringan baru, sehingga kanker disebut juga penyakit
seluler (Tjokronegoro, 2001). Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk
menggambarkan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit dan
bukan hanya penyakit tunggal. (Doegoes, 2000). Kanker Pankreas merupakan tumor
ganas yang berasal dari sel-sel Yang melapisi saluran pankreas. Sekitar 95% tumor ganas
pankreas merupakan adenokarsinoma. Tumor-tumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki
dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum usia
50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang berumur 55 tahun.
(Brunner & Suddarth, 2001)

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana karakteristik kanker pankreas dan bagaimana Asuhan
Keperawatan pada kanker Pankreas
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh pada klien dengan kanker
pankreas .
2. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan
kanker pankreas
3. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada klien dengan kanker
pankreas.
4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kanker pankreas.
5. Mampu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.
6. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan kanker pankreas..

1.3 Manfaat
1. Mengetahui hasil pemeriksaan diagnostik adanya gangguan fungsi pankreas
2. Mengetahui perawatan yang intensif untuk pasien dengan kanker pankreas
3. Mengetahui prioritas kebutuhan pasien dengan kanker pankreas

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Kanker pankreas adalah tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran
pankreas (Brunner & Suddarth, 2011).

2.2 Review Anatomi Fisiologi


Pankreas merupakan suatu organ retroperitoneal berupa kelenjar dengan panjang
sekitar 15-20 cm pada manusia. Berat pankreas sekitar 75-100 g pada dewasa, dan 80-90%
terdiri dari jaringan asinar eksokrin. Pankreas terbentang dari atas sampai ke lengkungan
besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum terletak pada
dinding posterior abdomen di belakang peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial
kecuali bagian kecil kaudanya yang terletak dalam ligamentum lienorenalis. Strukturnya
lunak dan berlobulus (Williams, 2013)

Gambar 2.1 Anatomi Fisiologi Pankreas (Wiliams, 2013)

3
Gambar 2.2 Pankreas pada potongan transversal (Wiliams, 2013)

Pankreas dapat dibagi ke dalam empat bagian :

a. Caput Pancreatis, berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung
duodenum. Sebagian caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena mesenterica superior
serta dinamakan Processus Uncinatus.

b. Collum Pancreatis, merupakan bagian pankreas yang mengecil dan menghubungkan


caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatic terletak di depan pangkal vena portae
hepatis dan tempat di percabangkannya arteriamesenterica superior dari aorta.

c. Corpus Pancreatis,berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan
melintang sedikit berbentuk segitiga

d. Cauda Pancreatis, berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan

mengadakan hubungan dengan hilum lienale.

Vaskularisasi Pankreas yaitu :

1. Arteri
4
a. A.pancreaticoduodenalis superior (cabang A.gastroduodenalis )

b. A.pancreaticoduodenalis inferior (cabang A.mesenterica cranialis)

c. A.pancreatica magna dan A.pancretica caudalis dan inferior cabang A.lienalis

2. Vena

Vena yang sesuai dengan arterinya mengalirkan darah ke sistem porta

a. Vena splenic

b. Vena mesentric inferior

c. Vena mesentric superior

Inervasi dan Aliran Limfatik yaitu :

Inervasi kanker pankreas berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglionseliaca) dan
parasimpatis (vagus). Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteri yang mendarahi kelenjar.
Pembuluh eferen akhirnya mengalirkan cairan limfe ke nodi limfe coeliaci dan mesenterica
superior.

Duktus Pankreatikus terdiri dari :

a. Ductus Pancreaticus Mayor (Wirsungi)

Mulai dari kauda dan berjalan di sepanjang kelenjar menuju ke kaput, menerima banyak
cabang pada perjalanannya. Ductus ini bermuara ke pars desendens duodenum di sekitar
pertengahannya bergabung dengan ductus choledochus membentuk papilla duodeni mayor
Vateri. Kadang-kadang muara ductus pancreaticus di duodenum terpisah dari ductus
choledochus.

b. Ductus Pancreaticus Minor (Santorini)

Mengalirkan getah pankreas dari bagian atas kaput pankreas dan kemudian bermuara ke
duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus pada papilla duodeni minor.

c. Ductus Choledochus et Ductus Pancreaticus

Ductus choledochus bersama dengan ductus pancreaticus bermuara kedalam suatu rongga,
yaitu ampulla hepatopancreatica (pada kuda). Ampulla ini terdapat di dalam suatu tonjolan
5
tunica mukosa duodenum, yaitu papilla duodeni major. Pada ujung papilla itu terdapat muara
ampulla (Richard S.Snell, 2000).

2.3 Etiologi Kanker Pankreas :

Penyebab sebenarnya kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian epidemiologi


menunjukan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa faktor eksogen dengan dan
faktor endogen pasien. Etiologi kanker pankreas merupakan interaksi kompleks antara faktor
endogen pasien dengan faktor eksogen.
1. Faktor Endogen
a. Usia
Risiko berkembangnya kanker pankreas meningkat sesuai dengan penambahan usia.
Kanker pankreas cenderung terjadi pada orang-orang dengan usia 40-60 tahun.

b. Jenis kelamin
Kanker pankreas lebih sering terdiagnosa pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Insidensi pada laki-laki di negara berkembang 8,5/100.000 dan negara belum berkembang
3,3/100.000 dan pada wanita di negara berkembang 5,6/100.000 dan negara belum
berkembang 2,4/100.000.

c. Ras/Etnis
Lebih sering mengenai ras yang berkulit hitam. Orang Africa-Amerika memiliki
insidensi yang tinggi (17,6/100.000 untuk pria berkulit hitam dan 14,3/100.000 untuk wanita
berkulit hitam). Risiko yang tinggi pada orang Amerika yang berkulit hitam mungkin
dikarenakan perbedaan ras dalam metabolisme asap rokok, tingkat merokok yang tinggi,
obesitas, asupan tinggi kalori, konsumsi alkohol, diabetes dalam waktu yang lama,tingkat
pendapatan yang rendah (Yeo, 2015).
2. Faktor Eksogen
a. Merokok
Merokok mengakibatkan kanker pankreas sekitar 25-35%, berisiko 2-3 kali menderita
kanker pankreas. Meta analisis 83 penelitian epidemiologi mengenai merokok dan kanker
pankreas seluruhnya dengan Resiko Relatif (RR) adalah 1,74 (Yeo, 2015).

6
b. Obesitas dan Diet
Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak berisko terhadap terjadinya kanker
pankreas. Dari 38 penelitian mengenai berat badan dan risiko kanker oleh World Cancer
Research Fund menyimpulkan bahwa obesitas dan abdominal yang gemuk merupakan faktor
risiko kanker pankreas. Tumorigenesis ditingkatkan oleh jaringan adipose yang berlebih
melalui metabolism glukosa abnormal, hiperinsulinemia, dan perubahan inflamasi. Obesitas
juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup setelah didiagnosis kanker pankreas. Faktor
diet juga berkontribusi terhadap kanker pankreas, yaitu makanan tinggi lemak dan kalori ,
mentega, daging merah, dan konsumsi buah dan sayur sebagai protektif.(Yeo, 2015).

c. Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol berkontribusi terhadap terjadinya pankreatitis akut dan berkembang
menjadi pankreatitis kronik. Mengonsumsi alkohol menyebabkan kerusakan parenkim
pankreas melalui beberapa mekanisme: (Yeo, 2015).
(1) Peningkatan acetaldehyde merupakan oksidatif dari metabolism alkohol.
(2) Regulasi imunosupresif dan inflammatory.
(3) Berkurangnya kadar folat pada konsumen alkohol berat.
(4) Merangsang biotransformasi enzim Cytochrome P450

3. Faktor genetik dan riwayat penyakit sebelumnya.


a. Genetik
Kanker pankreas sering dikaitkan dengan kelainan genetik. Kelainan yang paling
sering adalah mutasi K-ras yang sebagian besar memengaruhi kodon 12, hal ini diamati pada
60-75% kanker pankreas (Chong dan Cunningham, 2013). Mutasi K-ras mengganggu
intrinsik GTPase yang aktif di tranduksi signal yang merubah prolifesi dan migrasi sel. Mutasi
K-ras adalah kejadian genetik awal pada karsinogenesis pankreas dan dipertimbangkan
menjadi tanda kanker pankreas (Sakorafas dan Smyrniotis, 2012). Onkogen K-ras mengkode
Kirsten rat sarcoma viral oncogene homolog (K-ras) protein pada guanosine triphosphate
(GTPase) (Rishi et al, 2015). Onkogen K-ras berubah pada kompartemen epitel pankreas,
inaktivasi Atg7, kunci mediator autophagy, memblok progresif K-ras ke invasif pankreas
duktal adenokarsinoma. Blokade ini meningkatkan kematian sel, pertumbuhan berhenti dan
tahap awal lesi neoplastik (Donahue dan Herman, 2014). Inaktivasi gen p16 diobservasi pada
80-95% kanker pankreas sporadik, dan ini dijumpai pada stadium lanjut karsinogenesis

7
pankreas. Inaktivasi gen p53 diobservasi pada 55-75% kanker pankreas dan merupakan tahap
akhir tumorigenesis pankreas. Inaktivasi gen SMAD4 terjadi pada 55% kanker pankreas.
Mutasi gen BRAC2 meningkat 10 kali pada perkembangan kanker pankreas (Sakorafas dan
Smyrniotis, 2012). Gen-gen tumor suppressor p16, p53, dan SMAD4 biasanya inaktif; gen
p16 pada kromosom 9p21 hilang pada hampir 95% tumor, gen p53 inaktif karena mutasi atau
hilang pada 50-70% tumor, dan gen SMAD4 hilang pada 55% tumor pankreas. Sekitar 5-10%
pasien dengan kanker pankreas memiliki penyakit familial.
b. Diabetes
Diabetes merupakan faktor risiko menimbulkan manifestasi klinis untuk kanker
pankreas karena perubahan fungsi islet cell dan hilangnya masa sel beta. Hiperglikemi
terdapat pada 50-80% pasien dengan kanker pankreas (Yeo, 2015). Secara epidemiologi
diabetes tipe 2 merupakan faktor risiko kanker pankreas dan hiperinsulinemia kronik serta
hiperglikemi berhubungan dengan diabetes tipe 2 sebagai mekanisme yang menyertai.
Penelitian ekperimental menunjukkan bahwa insulin merangsang proliferasi dan mengurangi
apoptosis pada sel kanker pankreas baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
peningkatan bioavailabilitas insulin like growth factor 1. Hiperglikemi juga dapat
meningkatkan proliferasi dan invasi sel pankreas ( Liao et al, 2015). Dari penelitian cohort
dan case-control, diabetes yang telah didiagnosa selama dua tahun meningkatkan risiko dua
kali terhadap kanker pankreas. Pada penelitian meta analisis oleh Huxley et al (2005)
melaporkan ada 36 penelitian yang menunjukkan ada peningkatan risiko kanker pankreas
pada penderita diabetes (Henry et al, 2013).
c. Pankreatitis
Pankreatitis mengakibatkan kanker pankreas telah banyak diteliti dari 10 penelitian
case control menemukan bahwa pankreatitis berkontribusi terhadap kanker pankreas sekitar
1,34%. Dugaan ini karena penyebab pankreatitis mungkin menyebabkan obstruksi duktal
pankreas (Yeo, 2015)

2.4 Tanda dan gejala

Gejala Klinis
1. Sakit perut
2. Berat badan turun
3. Ikterus (kaput pankreas)
4. Anoreksia

8
5. Perut penuh
6. Kembung
7. Mual
8. Muntah
9. Intoleransi makanan
10. Konstipasi
11. Badan lemah.
Tanda Klinis
1. Pucat
2. Lemah
3. Ikterik
4. Pruritus
5. Hepatomegali
6. Kandung empedu membesar (courvoisiers sign)
7. Spleno megali
8. Asites
9. Tromboplebit is (trousseaus syndrome)
10. Edema tungkai

2.5 Patofisiologi
Kejadian kanker pankreas hampir mencapai 90% berasal dari duktus, dimana 75%
disebabkan karena kejadian abnormal pembentukan sel di bagian duktus yang
memproduksi musin. Sebagian besar kejadian bertempat di lokasi kaput pankreas, di
badan pankreas dan di ekor. Kejadian kanker ini biasnya baru bisa terdeteksi jika ukuran
kanker atau selnya sudah membesar kisaran anatara ukuran lebih dari 3 cm dan sudah
terjadi perlekatan serta infiltrasi pada jaringan.
Selama proses perkembangannya umumnya ca pankreas akan mengalamii perluasan
hampir di seluruh area pankreas yaitu ke bagian retroperitonealke belakang pankreas,
melapisis dan melekat pada pembuluh darah. Perkembangan sel kanker yang semakin luas
dan melebar maka akan bermetastase dan semkain mengganggu fungsi dari pankreas
sendiri serta mengganggu saluran pencernaan lain yang berhubungan seperti ke
duodenum, lambung, peritoneum, hati, dan kandung empedu. Akibat perluasan tersebut
bisa menyebabkan masalah-masalah keperawatan yang lain dan semakin banyak.

9
2.6 Pathway

Faktor Faktor Faktor


perikarditi
internal eksternal genetik
s

Ca
Pankreas

Kanker pada kaput


pankreas Distensi abdomen Kanker pada
ulserogonik
Obstruksi duktus Ekspansi
koledukus paru Hipersekresi
menurun
Obstruksi aliran
asam lambung
sesak
getah empedu
nafas Ulkus pada lambung

Odem pankreas
Pola nafas Gangguan
tidak fungsional pada
Merangsang
efektif lambung
ujung saraf
sensori Gangguan Penurunan Gangguan pada
Nyeri fungsi intake epigastrium
pankreas makanan dan
Merangsang Produksi cairan
Penurunan berat Respon
hipotalamus insulin badan mual/muntah

terganggu
hipertermi Nutrisi kurang
Penurunan Resiko
dari kebutuhan
energi kekurangan
Perubahan tubuh
cairan tubuh
status
kelemahan
kesehatan
Kurang
Intoleransi
pengetahuan
aktifitas
perawatan
kesehatan
Defisit
pengetahuan 10
2.7 Pentalaksanaan
Kanker pankreas sangat sering ditemukan saat sudah dalam stadium lanjut dan
kemungkinan sembuh tidak ada. 90% dari semua pasien yang datang dengan kanker
pangkreas meninggal dunia dalam 1 tahun (Davey patrick, 2005). Berikut beberapa
penatalaksanaannya:
1. ERCP atau PTC disertai pemasangan Stent : mengurangi obstruksi bilier merupakan
prioritas pertama ikterus.
2. Pembedahan : pada sebagian kasus kanker pankreas menawarkan kemungkinan
kesembuhan dengan pembedahan. Pembedahan juga bisa bermanfaat pada pasien
dengan penyakit stadium lanjut.
3. Terapi paliatif : untuk mengurangi ikterus dan mengendalikan nyeri sebagai tujuan
utama pada stadium lanjut, dan banyak pasien membutuhkan anlgesik opiat.
Anoreksia dan penurunana berat badan tetap menjadi masalah utama.
Perawatan pada pasien kanker pankreas bertujuan untuk mengangkat tumor dan sel kanker
lainnya di dalam tubuh. Namun jika hal ini tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka akan
melakukan perawatan yang bertujuan untuk mencegah tumor tumbuh lebih besar, dan untuk
meredakan gejala yang dialami, dan membuat pasien bisa merasa nyaman (Davey patrick,
2005). Berikut ini adalah beberapa jenis perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kanker pankreas.
11. Operasi
Jenis perawatan kanker pankreas yang paling banyak dilakukan. Namun tidak semua
penderita kanker pankreas bisa melakukan operasi, hanya 1 dari 5 pasien yang cocok untuk
melakukan operasi pengangkatan tumor. Operasi yang paling banyak dilakukan diantaranya :
a. Operasi Whipple
Operasi ini untuk mengangkat kepala pankreas. Dalam operasi ini mungkin mengangkat
bagian pertama usus kecil, kantong empedu, bagian saluran empedu, dan terkadang sebagian
dari lambung. Sekitar 30 persen pasien yang telah melakukan operasi Whipple memerlukan
obat enzim untuk membantu mencerna makanan. Operasi ini memiliki waktu pemulihan
yang lebih cepat dibandingkan operasi pengangkatan pankreas total.
b. Operasi Pancreatectomy Total
Untuk mengangkat seluruh pankreas. Selain itu, operasi ini juga mengangkat organ
limpa, saluran empedu, sebagian usus kecil, kantong empedu, kelenjar getah bening sekitar
pankreas, dan terkadang sebagian dari lambung. Pasien yang telah melakukan operasi ini

11
perlu mengonsumsi enzim untuk membantu mencerna makanan. Pengangkatan organ
pankreas yang berfungsi memproduksi insulin akan membuat pasien menderita diabetes
juga. Selain itu, pasien harus mengonsumsi antibiotik penisilin seumur hidup dan vaksinasi
rutin untuk mencegah terkena infeksi dan penggumpalan darah akibat pengangkatan organ
limpa.
c. Operasi pancreatectomy dista
Untuk mengangkat bagian tubuh dan ekor pankreas tapi membiarkan kepala pankreas.
Operasi ini juga mengangkat sebagian lambung, sebagian usus besar, ginjal sebelah kiri,
kelenjar adrenal bagian kiri, dan kemungkinan diafragma bagian kiri juga akan diangkat.
12. Kemoterapi
Kemoterapi dapat dilakukan sebelum atau setelah operasi, atau jika operasi tidak bisa
dilakukan. Obat kemoterapi memiliki dua bentuk, yaitu yang dikonsumsi secara langsung dan
yang diberikan melalui infus. Kemoterapi memiliki banyak efek samping karena dapat
menyerang sel-sel yang sehat dan normal. Efek samping yang dapat terjadi, antara lain
sariawan, letih, mual, dan muntah. Selain itu, kemoterapi juga dapat meningkatkan risiko
terkena infeksi. Efek samping yang dialami pasien akibat melakukan kemoterapi biasanya
hanya sementara dan akan mereda begitu perawatan selesai dilakukan. Risiko terkena efek
samping akan meningkat jika pasien menjalani kombinasi pengobatan kemoterapi, namun hal
ini bisa memperbesar kemungkinan untuk mengendalikan atau memperkecil kanker yang
diderita.
13. Radioterapi
Untuk membantu memperkecil tumor dan meredakan rasa sakit yang diderita, pasien dapat
melakukan terapi kanker menggunakan sinar radiasi energi tinggi yang disebut dengan
radioterapi. Bagi pasien yang tidak bisa melakukan operasi untuk mengatasi kanker, biasanya
dokter akan menyarankan untuk melakukan perawatan kombinasi kemoterapi dan radioterapi.
Namun terapi ini memiliki beberapa efek samping, seperti hilangnya nafsu makan, mual,
muntah, letih, diare, dan ruam kulit. Efek samping yang dialami pasien akibat melakukan
radioterapi biasanya hanya sementara dan akan mereda begitu perawatan selesai dilakukan.

12
2.8 Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien Kanker Pankreas
A. Identitas Klien
Nama :
Umur :
Alamat :
Agama :
Nama Ibu :
Pendidikan :
Nama Ayah :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Diagnosa Medis :
Pengkajian tanggal :
Keluhan Utama :

B. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
a) Nyeri abdomen difokuskan pada kriteria nyeri abdomen dan
gangguan rasa nyaman. Munculnya rasa nyeri dan lokasinya dan
hubungannya dengan makan dan alcohol serta hasil yang
diupayakan oleh pasien untuk mengurangi rasa nyeri perlu dicatat.
b) Status cairan dan nutrisi pasien dan riwayat serangan batu empedu
serta konsumsi alcohol harus dikaji.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Sering merasakan sakit di ulu hati. Dulunya merupakan seorang
perokok, peminum alkohol, DM.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien pernah ada yang menderita diabetus militus.
4. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Tinjau kebersihan tempat tinggal klien

13
C. Pemeriksaan Fisik
1. Wajah
Tidak ada sianosis.
2. Leher
Tidak ada bendungan vena jugularis, arteri carotis komunis (frekuensi,
kekuatan, irama)
3. Dada
Kesimetrisan dada, letak ictus cordis, batas jantung dan tidak ada
kelainan pada bunyi
4. Hidung
Tidak ada cuping hidung, tidak ada sekret, tidak ada pemberian O2
dan tidak ada nyeri tekan.
5. Mulut
Sianosis
6. Abdomen
Pembesaran abnormal
Palpasi :
a) Kuadran I : Hepar hepatomegali [+] , nyeri tekan [+], shifting
dullness
b) Kuadran II : Gaster nyeri tekan abdomen [+],
distensi abdomen [+], Lien splenomegaly.
c) Kuadran III : Massa (skibala, tumor) [+], nyeri tekan [+]
d) Kuadran IV : Nyeri tekan pada titik Mc Burney [+]
e) Perkusi : batas batas hati (ada pembengkakan pada
KW1)
f) Auskultasi : bising usus [+], borborygmi [-], hiperperistaltik
[+], hipoaktif [+]

D. Pola Pengkajian Fungsional Terkait Berdasarkan NANDA


1. Eliminasi
a) Gejala : diare, muntah.

14
b) Tanda : sakit abdomen, distensi, dan nyeri lepas, kekakuan.
Bunyi usus menurun / taka da (penurunan peristaltic /
ileus), warna urine gelap atau coklat, berbusa (empedu),
feses busuk, keabu-abuan, dan tak berbentuk (steatore),
polyuria (terjadi DM).
2. Makanan/cairan
a) Gejala : tidak toleran terhadap makanan, anoreksia, muntah
menetap, muntah penurunan berat badan.
b) Tanda : bingung, agitasi, tremor, kasar pada ekstermitas
(hypokalemia)
3. Sirkulasi
a) Hiepertensi (nyeri akut), hipotensi, dan takikardi (syok
hypovolemia atau toksemia), edema, ansietas.
b) Kulit pucat, dingin, berkeringat, ikterik (inflamasi /
obstruksi ductus koledukus), warna biru hijau kecoklatan
disekitar umbilicus (tanda Cullen) dari akumulasi darah
(pankreatitis hemoragi).
4. Pernapasan
a) Tanda : takipnea, dengan atau tanpa dyspnea.
b) Penurunan kedalaman pernapasan dengan tindakan
menkan atau tegang. Rales pada kedua basal (efusi pleura)
5. Nyeri atau kenyamanan
a) Gejala : nyeri abdominal dalam berat yang tak
berhubungan, biasanya terlokasi pada epigastrium dan
periumblikal tetapi dapat menyebar ke punggung.
Timbulnya dapat tiba-tiba dan sering berhubungan dengan
minuman keras atau makanan terlalu banyak.
b) Tanda : dapat meringkuk dengan kedua tangan diatas
abdomen.
6. Breathing (Pernafasan atau Respirasi)
Sesak (bila sudah komplikasi ke efusi pleura)

15
7. Bleeding (Kardiovaskuler atau Sirkulasi)
Hipotensi dan anemia jika terjadi perdarahan.
8. Brain (Persyarafan atau Neurologic)
Tak ada kelainan.
9. Bladder (Genitourinaria)
Oligura (pada dehidrasi), warna kuing jernih, BUN meningkat
(GGA)
10. Bowel (Gastrointestinal)
a) Mual dan muntah.
b) Feses berbuih dan berbau busuk.
c) Penurunan peristeltik, nyeri abdomen yang hebat, nyeri
tekan pada abdomen disertai nyeri pada punggung, nyeri
khas pada midepigstrium (ulu hati), distensi abdomen.
11. Bone (Tulang Otot dan Integument)
Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan umbilicus

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk menegakkan
diagnosis kanker pankreas antara lain:
a) Pengambilan darah yang perlu di perhatikan adalah serum lipase,
amilase dan glikosa darah. Kadar limpase lebih sering meningkat
bila di bandingkan serum amilase. Karsinoma di selaput pancreas
sering menyebabkan sumbatan di saluran empedu, karena itu
perlu di periksa tes faal hati dapat ditemukan karena kenaikan
kadar serum bilirubin, terutama kadar serum bilirubin konugasi
(direk), fosfatase alkali, dan kadar kolesterol. Pemeriksaan darah
rutin umumnya masih dalam batas normal, hanya LED yang
meningkat kalau ditemukan pasien animea, baru terlihat
penurunan kadar Hb dan hematokrit.
b) Pemeriksaan tinja pada pasien dengan ikterus akibat bendungan,
tinjanya mengandung lemak yang busuk

16
c) Gastroduodenografi
d) Duodenografi hipotonis
e) Ultrasonografi
f) CT (Computed Tomography)
g) Skintigrafi pancreas
h) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
i) ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatico Graphy)
j) Ultrasonografi Endoskopik
k) Angiografi
l) PET (Positron Emission Tomography)
m) Bedah Laparaskopi Dan Biopsy.

F. Pemeriksaan Diagnostik
a) USG
USG abdomen merupakan pilihan metode survei dan diagnostic
kanker pancreas. Yang ditandai dengan sederhana, noninvasive,
nonradioaktif, dapat multi sumbu pengamatan permukaan, dan lebih
jelas melihat strukturpankreas dengan internal saluran empedu atau
tanpa obstruksi.
b) CT
CT menjadi banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir bidang
diagnosis tumor dan sebagai sarana untuk menentukan langkah
pengobatan, anda dapat lebih akurat menilai sifat dan tingkat lesi
stadium tumor ganas dan pilihan pengobatan dengan nilai yang lebih
tinggi.

G. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronik berhubungan dengan obstruksi pankreas, ductus biler,
konstaminsai pada permukaan peritoneal oleh eksudat pancreas atau
autodigesti oleh pankreas.
b. Ketidakefektifan gangguan pola napas yang berhubungan dengan nyeri

17
kronis
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
muntah, penurunan pemasukan oral, kehilangan enzim pencernaan dan
insulin.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebih, muntah, penghisapan gaster, dan perdarahan.
e. Risiko infeksi berhubungan dengan malnutrisi dan proses penyakit
kanker pankreas kronis
f. Ansietas berhubungan dengan stress, ancaman kematian, dan perawatan
dirumah sakit.

H. Intervensi/Perencanaan Keperawatan
a. Nyeri kronik berhubungan dengan obstruksi pankreas, ductus biler,
konstaminsai pada permukaan peritoneal oleh eksudat pankreas atau
autodigesti oleh pankreas.
Tujuan : Kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh
minimum.
Kriteria hasil : Klien mengungkapkan tidak ada nyeri.
Intervensi :
1. Kaji keluhan verbal, lihat lokasi dan intensitas khusus (skala 0-
10)
2. Pertahankan tirah baring selama serangan akut, berikan
lingkungan tenang.
3. Berikan tindakan nyaman, dorong teknik relaksasi dan kativitas.
4. Pertahankan perawatan kulit, khusunya pada aliran cairan dari
fistula dinding abdomen.
5. Kolaborasi dalam memberi obat sesuai indikasi, memberi
makanan dan cairan sesuai indikasi, siapkan untuk intervensi
bedah bila di indikasikan.

18
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
muntah, penurunan pemasukan oral, kehilangan enzim pencernaan dan
insulin.
Tujuan : Tingkat zat gizi yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan metabolic, keadekuatan zat gizi yang
dikonsumsi tubuh.
Kriteria hasil : Menunjukkan berat badan mencapai tujuan dengan
nilai laboratorium normal, tidak mengalami tanda mal nutrisi dan
mempertahankan berat badan.
Intervensi :
1. Pantau abdomen, catat adanya karakter bising usus, distensi
abdomen dan keluhan muntah mual.
2. Bantu pasien dalam pemulihan maknan atau cairan yang
memenuhi kebutuhan nutrisi dan pembatasan bila diet dimulai.
3. Catat tanda peningkatan dan berkemih atau perubahan mental
dan ketajaman visual.
4. Kolaborasi dalam mengawasi glukosa serum.
5. Kolaborasi dalam memberikan penggantian cairan sesuai
indikasi, awasi pemeriksaan lab, ganti elektrolit.

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan


kehilangan cairan berlebih, muntah, penghisapan gaster, dan
perdarahan.
Tujuan : Volume cairan dapat kembali dalam rentang
normal
Kriteria hasil : Tidak mengalami dehidrasi dan mempertahankan
volume cairan
Intervensi :
1. Selidiki perubahan sensori, contoh: bingung, respon lambat.
Observasi atau laporkan tremir otot keras, kejang, tanda chvostek
atau treousseau positif.

19
2. Timbang berat badan sesuai indikasi, hubungkan dengan
perhitungan keseimbangan cairan.
3. Kolaborasi dalam memberikan penggantian cairan sesuai indikasi,
awasi pemeriksaan lab, ganti elektrolit.

d. Ansietas berhubungan dengan stress, ancaman kematian, dan


perawatan dirumah sakit.
Tujuan : Penggunaan diri untuk melakukan interaksi yang
efektif, kemampuan untuk menghilangkan atau mengurangi perasaan
khawatir dan terganggu dari suatu sumber yang tidak dapat
diidentifikasi.
Kriteria hasil : Menunjukkan control ansietas dibuktikan dengan
mempertahankan penampilan peran, melaporkan tidak ada
manifestasi kecemasan secara fisik.
Intervensi :
1. Berikan penjelasan dengan sering dan informasi tentang prosedur
perawatan.
2. Pantau status mental, termasuk suasana hati (efek, ketakutan
pada kejadian da nisi fikir) contoh: ilusi, manifestasi eror atau
panik.
3. Terima dan akui ekspresi frustasi ketergantungan, marah,
kedukaan dan kemarahan, perhatikan perilaku menarik diri dan
penggunaan penyangkalan.
4. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorongan
usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi.
5. Dorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitasi.
6. Kolaborasi rujuk ke terapi fisik atau kejujuran konsul kejujuran
dan konsul psikiatrik.

20
I. Implementasi Keperawatan
a. Nyeri kronik berhubungan dengan obstruksi pancreas, ductus biler,
konstaminsai pada permukaan peritoneal oleh eksudat pancreas atau
autodigesti oleh pancreas.
1. Mengkaji keluhan verbal, lihat lokasi dan intensitas khusus (skala 0-
10)
2. Memprtahankan tirah baring selama serangan akut, berikan
lingkungan tenang.
3. Memberikan tindakan nyaman, dorong teknik relaksasi dan kativitas.
4. Mempertahankan perawatan kulit, khusunya pada aliran cairan
dari fistula dinding abdomen.
5. Berkolaborasi dalam memberi obat sesuai indikasi, memberi
makanan dan cairan sesuai indikasi, siapkan untuk intervensi
bedah bila di indikasikan.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


muntah, penurunan pemasukan oral, kehilangan enzim pencernaan dan
insulin.
1. Memantau abdomen, catat adanya karakter bising usus, distensi
abdomen dan keluhan muntah mual.
2. Membantu pasien dalam pemulihan maknan atau cairan yang
memenuhi kebutuhan nutrisi dan pembatasan bila diet dimulai.
3. Mencatat tanda peningkatan dan berkemih atau perubahan
mental dan ketajaman visual.
4. Berkolaborasi dalam mengawasi glukosa serum.

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan


kehilangan cairan berlebih, muntah, penghisapan gaster, dan
perdarahan.
1. Menyelidiki perubahan sensori, contoh: bingung, respon lambat.
Observasi atau laporkan tremir otot keras, kejang, tanda chvostek

21
atau treousseau positif.
2. Menimbang berat badan sesuai indikasi, hubungkan dengan
perhitungan keseimbangan cairan.
3. Berkolaborasi dalam memberikan penggantian cairan sesuai indikasi,
awasi pemeriksaan lab, ganti elektrolit.

d. Ansietas berhubungan dengan stress, ancaman kematian, dan


perawatan dirumah sakit.
1. Memberikan penjelasan dengan sering dan informasi tentang
prosedur perawatan.
2. Memantau status mental, termasuk suasana hati (efek, ketakutan
pada kejadian da nisi fikir) contoh: ilusi, manifestasi eror atau panic.
3. Menerima dan akui ekspresi frustasi ketergantungan, marah,
kedukaan dan kemarahan, perhatikan perilaku menarik diri dan
penggunaan penyangkalan.
4. Memberikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorongan
usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi.
5. Mrndorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitasi.
6. Berkolaborasi rujuk ke terapi fisik atau kejujuran konsul kejujuran
dan konsul psikiatrik.

J. Evaluasi Keperawatan
1. Nyeri terkontrol maksimum dengan pengaruh minimum.
2. Tersedianya tingkat zat gizi yang memenuhi kebutuhan metabolic,
keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh
3. Seimbangnya jumlah air dalam ruang intersel dan ekstra sel tubuh.
4. Mampu menggunakan diri untuk melakukan interaksi yang efektif,
kemampuan untuk menghilangkan atau mengurangi perasaan khawatir
dan terganggu dari suatu sumber yang tidak dapat diidentifikasi.

22
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Gambaran Kasus


Seorang laki-laki bernama Tn. A berusia 60 tahun dengan diagnosa medis
kanker pankreas, datang dengan keluhan nyeri di bagian perut atas, mual [+] dan
muntah [+], sering BAK, badan terasa panas, keluarga juga mengatakan bahwa
klien sering sesak napas karena menahan nyeri di abdomen, klien tidak nafsu
makan, makan hanya 2-3 sendok, klien juga mengeluh sering BAB dan feses
encer. Sejak 2 tahun yang lalu klien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus
dan ada luka pada kulit, klien juga tidak tahu efek dari luka pada diabetes. Dari
pemeriksaan, didapatkan keadaan compos mentis, TD 90/70 mmHg, nadi 64
x/menit, RR 14x/menit, suhu 38 oC.

3.2 Pengkajian
Identitas Klien
Nama : Tn A
Umur : 60 tahun
Alamat : Jln. Mangga No. 32
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Aminah
Nama Ayah : Yanto
Diagnos Medis: Ca Pankreas
MRS : 06 Oktober 2017
Pengkajian : 06 Oktober 2017
Keluhan Utama: Nyeri pada bagian perut atas sebelah kanan

23
Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada bagian perut, mual
dan muntah, sering BAK, dan kulit terasa gatal.

2. Riwayat Penyakit Dahulu


Sejak dua tahun yang lalu klien memiliki riwayat penyakit diabetes
meilitus
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien pernah ada yang menderita diabetes meilitus
4. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal klien cukup terjaga kebersihannya
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
-Kesadaran : Compos mentis
-Tekanan Darah : 90/70 mm/Hg
-Nadi :64 x/menit
-RR : 14 x/menit
-Suhu :38oC
Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
Inspeksi : Rambut hitam, bersih tanpa ketombe
Palpasi : Rambut mudah rontok, kulit kepala tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan dahi
2. Mata
Inspeksi : Sklera warna kuning, konjungtiva anemis, pergerakan pupil
ishokor, sklera ikterus
3. Telinga
Inspeksi : Bentuk normal
4. Hidung

24
Inspeksi : Bentuk simetris, rongga hidung tidak ada kotoran, tidak ada
pembengkakan, pernapasan cuping hidung
5. Mulut
Inspeksi : Membran mukosa kering, bibir pucat,terdapat karang dan caries
pada gigi

6. Leher
Inspeksi : Tidak ada bendungan vena jugularis, arteri carotis komunis
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
7. Dada
Inspeksi : Bentuk dada simetris, gerakan dada tidak teratur, frekuensi
napas cepat, irama tidak teratur, tidak ada pembengkakan atau benjolan di
dada, penggunaan otot bantu pernapasan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dada simetris
Perkusi : Tidak ada kelainan pada bunyi
Auskultasi : Tidak ada kelainan bunyi pada jantung
8. Abdomen
Inpeksi : Abdomen atas sebelah kanan membengkak
Palpasi : Nyeri tekan perut atas sebelah kanan
Perkusi : Suara abdomen hypertimpani
Auskultasi : Bising usus hiperaktif
9. Urogenital
Inspeksi : Urine berwarna kecoklatan
10. Ekstremitas
Atas: Kekuatan otot kurang di tandai dengan klien lemah dalam aktifitas.
Bawah: Kekuatan otot kurang,di tandai dengan klien lemah dalam
melakukan aktifitas
11. Kulit dan kuku
Inspeksi : Kuku berwarna kuning, kulit berwarna kekuningan
Palpasi : CRT <2 detik, penurunan turgor kulit, kulit kering

25
Pengkajian Pola Fungsional Kesehatan (Gordon)
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada
keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan
terdekat.

2. Pola nutrisi & metabolik


Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok
disebabkan mual muntah
Minum : Minum air putih tidak banyak sekitar 400-500 CC
3. Pola eliminasi
BAK
- Frekuensi : Sering
- Jumlah : 300 CC
- Warna : Kecoklatan
- Alat Bantu : Tidak ada
- Kemandirian : Mandiri
BAB
-Frekuensi : 5 kali sehari
- Jumlah : 100 CC
- Konsistensi : Lembek
- Warna : Gelap
- Bau : Khas feces
- Alat Bantu : Tidak ada
-Kemandirian : Mandiri
4. Pola aktivitas & latihan
Badan terasa lemah, letih dan kemampuan kerja menurun hal ini
disebabkan karena kurang tersedianya tenaga atau kalori dalamtubuh
sebagai akibat adanya gangguan metabolisme.
5. Pola tidur & istirahat

26
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada
abdomen, bangun tidur kepala sering pusing tidur nyenyak karena merasa
mual, dan muntah.
6. Pola kognitif & perceptual
Merasa nyeri terutama pada perut sebelah kanan atas.
7. Pola persepsi diri
a. Gambaran diri : Pasien memandang dirinya
b.Identitas diri : Pasien tidak percaya diri dengan dirinya sekarang yang
sakit sakitan
c.Harga diri : Pasien merasa tidak berharga karena tidak bisa bekerja
d.Ideal diri : Pasien merasa gagal menjadi kepala keluarga
e.Peran diri : Pasien sebagai kepala keluarga, tidak bisa bekerja mencari
nafkah lagi
8. Pola seksualitas & reproduksi
Pola hubungan seksualitasnya merasa ada gangguan ada pengerutan testis
9. Pola peran & hubungan
Terjadinya perubahan peran yang dapat mengganggu hubungan
interpersonal yaitu pasien merasa tidak berguna, menarik diri.
10. Pola manajemen nyeri/ketidaknyamanan
Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya
bagian kanan atas dan meringis kesakitan
P : Kanker Pankreas,
Q : Nyerinya terasa seperti tertusuk
R : Nyeri di bagian hati menyebar ke daerah abdomen
S : Dalam rentang 8, T : 6 bulan lebih
11. Sistem nilai & keyakinan
Timbul stress dalam spritual serta kebiasaan ibadahnya berubah tidak rajin
sholat seperti sedia kala

Pemeriksaan Penunjang
1. CT scan

27
Pada CT scan terlihat sudah ada metastasis pada hati dan kelenjar getah
bening terdapat lesi stadium tumor ganas.
2. Tes Laboratorium
Pada pasien, terdapat kenaikan serum lipase, amylase, dan glukosa.
Anemia dan hipoalbuminemia yang timbul disebabkan karena penyakit
kankernya dan nutrisi yang kurang. Terdapat kelainan transaminase akibat
metastasis hati yang luas, tinja berwarna hitam akibat perdarahan saluran
cerna atas, steatorea akibat malabsorbsi lemak.
3. Radiografi ( Gastroduodenografi, duodenografihipotonis)
Pada pemeriksaan radiografi, dijumpai berupa pelebaran lengkung
duodenum, filling defect pada bagian kedua duodenum (infiltrasi kanker
pada dinding duodenum), bentuk angka 3 terbalik karena pendorongan
kanker pankreas yang besar pada duodenum di atas dan dibawah papilla
Vateri.

Terapi Medis Kanker Pankreas


1. Pemasangan stent pada saluran empedu untuk mengurangi jaundice, gatal,
dan hilangnya nafsu makan akibat obstruksi saluran empedu
2. Pemberian opioid untuk mengurangi nyeri
3. Pemberian anti depresan dan konseling untuk mengatasi depresi yang
sering terjadi pada pasien
4. Pasien menjalankan radioterapi yang dipadukan dengan kemoterapi
sehingga dapat menghambat perkembangan gejala, mengurangi rasa sakit,
memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang harapan hidup pasien.

28
3.3 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah Keperawatan


.
1. DS: Nyeri kronik Nyeri Kronik
Klien mengeluh
nyeri di bagian
Pengeluaran zat-zat
perut atas.
kimia (bradikinin,
P : Kanker
prostatglandin,
Pankreas Q :
histamin)
Nyerinya terasa
seperti tertusuk
R : Nyeri di bagian Inflamasi
hati menyebar ke padapancreas
daerah abdomen
S : Dalam rentang 8
T : 6 bulan lebih
DO:
Adanya
pembengkakan
perut bagian atas,
wajah pucat,
ekpresi klien
meringis kesakitan,
terdapat nyeri tekan

29
pada perut kanan
bagian atas, diare,
tekanan darah
90/70 mm/Hg, nadi
64 x/menit, RR 14
x/menit, suhu 38o C
2. DS: Ketidakefektifan Ketidakefektifan pola napas
Klien mengeluh pola napas
sesak nafas
DO:
Distensi abdomen
Pernapasan
cuping hidung,
pola napas Kanker pancreas

abnormal,
penurunan
tekanan darah
90/70 mmH,
nadi 64 x/menit,
RR
14x/menit
3. DS: Ketidakseimba Ketidakseimbangannutrisik
Keluarga ngan nutrisi urang darikebutuhantubuh
mengatakan kurang dari
klien tidak nafsu kebutuhan
makan tubuh
DO:
Makan hanya 2-3 Kerusakan
sendok, mual dan metabolisme tubuh
muntah, nyeri
abdomen, bising

30
usus Anoreksia
hiperaktif, diare
4. DS: Kekurangan volume Kekurangan volume cairan
cairan
Klien mengeluh
mual dan muntah
Mual dan muntah
DO:
Penurunan turgor
kulit, kulit kering, Inflamasi
penurunan pankreas
tekanan darah
90/70 mmHg RR
14 x/menit, suhu:
380C,konjungtiva
anemis, mukosa
bibir kering.
5. DS: Risiko infeksi Risiko Infeksi
Klienmengata
kan tidak
Gangguan integritas
mengerti efek
kulit
dari luka pada
diabetes
Luka akibat diabetes
DO:
mellitus
Ada luka di kulit

3.4 Diagnosa Keperawatan


NO. TANGGAL DIAGNOSA PARAF
1. 6 Oktober 2017 Nyeri kronik yang berhubungan
dengan inflamasi pada pankreas

31
yang ditandai dengan klien NS
mengeluh nyeri di bagian perut atas
dan adanya pembengkakan perut
bagian atas, P : Kanker Pankreas, Q
: Nyerinya terasa seperti tertusuk, R
: Nyeri dibagian hati menyebar ke
daerah abdomen, S : Dalam rentang
8, T: 6bulan lebih, wajah
pucat,ekpresi klien
meringiskesakitan, terdapat nyeri
tekan pada perut kanan bagian atas
dan diare, tekanan darah 90/70
mm/Hg, nadi 64 x/menit,
RR14x/menit, suhu 38o C

2. 6 Oktober 2017 Ketidakefektifan pola napas


yangberhubungan dengan
distensiabdomen ditandai dengan NS
klien mengeluh sesak napas,
menggunakan pernapasan cuping
hidung, pola napas abnormal,
penurunan tekanan darah 90/70
mmH, nadi 64 x/menit, RR
14x/menit

3 6 Oktober 2017 Ketidakseimbangan nutrisi kurang


darikebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan anoreksia yang NS
ditandaidengan keluargamengatakan
klien tidak nafsu makan dan klien
makan hanya 2-3 sendok,

32
nyeriabdomen,bising usus
hiperaktif,diare

4. 6 Oktober 2017 Kekurangan volume cairan yang


berhubungan dengan inflamasi
pankreas yang ditandai dengan klien NS
mengeluh mual dan muntah,
penurunan turgor kulit, kulit kering,
penurunan tekanan darah 90/70
mmHg RR 14 x/menit, suhu : 380C,
konjungtiva anemis, mukosa bibir
kering.

5. 6 Oktober 2017 Risiko infeksi yang berhubungan


dengan luka pada kulit akibat
diabetesmellitus ditandai dengan klien NS
mengatakan tidak mengerti efek dari
luka pada diabetes dan ada luka di
kulit.

3.5 Intervensi
No Diagnosa Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Nyeri kronik yang Setelah dilakukan 1. Lakukan
berhubungan tindakan keperawatan pengkajian nyeri
dengan inflamasi selama 224 jam, komprehensif
pada pankreas menunjukkan perubahan, meliputi lokasi,
dengan Kriteria Hasil: karakteristik,
1. Mampu mengkontrol frekuensi, kualitas,
nyeri bagian perut intensitas.

33
bagian atas 2. Gunakan strategi
2. Tingkat nyeri komunikasi
berkurang terapeutik untuk
3. Menyatakan rasa mengetahui
nyaman setelah nyeri pengalaman nyeri
berkurang. sebelumnya
3. Gali pengetahuan
dan kepercayaan
pasien mengenai
nyeri
4. Berikan informasi
mengenai nyeri
5. Dorong pasien
untuk memonitor
nyeri dan
menangani
nyerinya dengan
tepat
6. Kendalikan faktor
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
respon pasien
terhadap
ketidaknyamanan.

2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Monitor


pola napas tindakan keperawatan kecepatan, irama,
yangberhubungan selama 224 jam, kedalaman, dan
dengan menunjukkan perubahan, kesulitan bernafas
distensiabdomen dengan Kriteria Hasil: 2. Catat pergerakan

34
1. Pola nafas normal dada, catat
2. Sesak nafas mulai ketidaksimetrisan
berkurang 3. Monitor suara
3. Tanda- tanda vital nafas tambahan
dalam rentang normal 4. Monitor pola nafas
5. Monitor keluhan
sesak nafas klien
6. Monitor
kecemasan klien
7. Monitor tanda-
tanda vital
8. Berikan bantuan
terapi nafas
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Tentukan status
nutrisi kurang tindakan keperawatan gizi klien dan
darikebutuhan selama 224 jam, kemapuan klien
tubuh yang menunjukkan perubahan, untuk memenuhi
berhubungan dengan Kriteria Hasil: kebutuhan gizi
dengan anoreksia 1. Mampu 2. Instruksikan klien
mengidentifikasi mengenai
kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi
2. Nafsu makan klien 3. Tentukan jumlah
bertambah kalori dan jenis
3. Klien tidak nutrisi yang
menunjukkan tanda- dibutuhkan untuk
tanda malnutrisi memenuhi
persyaratn gizi
4. Berikan pilihan
makanan sambil
menawarkan
bimbingan

35
terhadap pilihan
makanan yang
lebih sehat
5. Monitor kalori dan
asupan makanan
6. Monitro intake/
asupan dan asupan
cairan secara tepat

4 Kekurangan Setelah dilakukan 1. Monitor status


volume cairan yang tindakan keperawatan hidrasi (membran
berhubungan selama 224 jam, mukosa lembab)
dengan inflamasi menunjukkan perubahan, 2. Monitor tanda-
pankreas dengan Kriteria Hasil: tanda vitas klien
1. Tidak ada tanda 3. Monitor
dehidrasi, elastisitas makanan/cairan
turgor kulit baik, yang dikonsumsi
membran mukosa 4. Monitor status gizi
lembab, tidak ada 5. Dukung keluarga
rasa haus berlebihan dan klien untuk
2. Tekanan nadi,suhu, membantu dalam
tubuh dalam batas pemberian makan
normal dengan baik
3. Klien tidak mual dan 6. Monitor
muntah perubahan berat
badan
kliensebelum dan
sesudah
5. Risiko infeksi yang Setelah dilakukan 1. Monitor adanya
berhubungan tindakan keperawatan tanda dan gejala

36
dengan luka pada selama 224 jam, infeksi
kulit akibat menunjukkan perubahan, 2. Monitor
diabetesmellitus dengan Kriteria Hasil: kerentanan
1. Klien bebas dari tanda terhadap infeksi
dan gejala infeksi 3. Pertahankan
2. Menunjukan teknik isolasi
kemampuan untuk 4. Berikan perawatan
mencegah timbulnya kulit yang tepat
infeksi untuk area yang
3. Menunjukkan perilaku luka.
hidup sehat 5. Ajarkan klien dan
keluarga mengenai
tanda dan gejala
infeksi
6. Ajarkan klien dan
keluarga
bagaimana cara
menghindari
infeksi

3.6 Implementasi
Hari, tanggal , Diagnosa Implentasi Paraf
jam perawat
Jumat , 6 okt Nyeri kronik yang 7. melakukan pengkajian
2017 berhubungan nyeri komprehensif
07.00 dengan inflamasi meliputi lokasi,
pada pankreas karakteristik, frekuensi,
kualitas, intensitas.
8. menggunakan strategi
komunikasi terapeutik

37
untuk mengetahui
pengalaman nyeri
sebelumnya
9. menggali pengetahuan
dan kepercayaan pasien
mengenai nyeri
10. memberikan informasi
mengenai nyeri
11. mendorong pasien
untuk memonitor nyeri
dan menangani
nyerinya dengan tepat
12. Mengendalikan faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan
Jumat , 6 okt Ketidakefektifan 9. Memonitor kecepatan,
2017 pola napas irama, kedalaman, dan
08.00 yangberhubungan kesulitan bernafas
dengan 10. mencatat pergerakan
distensiabdomen dada, catat
ketidaksimetrisan
11. Memonitor suara nafas
tambahan
12. Memonitor pola nafas
13. Memonitor keluhan
sesak nafas klien
14. Memonitor kecemasan
klien
15. Memonitor tanda-tanda

38
vital
16. memberikan bantuan
terapi nafas
Jumat , 6 okt Ketidakseimbangan 7. menentukan status gizi
2017 nutrisi kurang klien dan kemapuan
09.00 darikebutuhan klien untuk memenuhi
tubuh yang kebutuhan gizi
berhubungan 8. menginstruksikan klien
dengan anoreksia mengenai kebutuhan
nutrisi
9. menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratn
gizi
10. memberikan pilihan
makanan sambil
menawarkan bimbingan
terhadap pilihan
makanan yang lebih
sehat
11. Memonitor kalori dan
asupan makanan
12. Memonitor intake/
asupan dan asupan
cairan secara tepat
Jumat , 6 okt Kekurangan 7. Memonitor status
2017 volume cairan yang hidrasi (membran
10.00 berhubungan mukosa lembab)
dengan inflamasi 8. Memonitor tanda-tanda

39
pankreas vitas klien
9. Memonitor
makanan/cairan yang
dikonsumsi
10. Memonitor status gizi
11. mendukung keluarga
dan klien untuk
membantu dalam
pemberian makan
dengan baik
12. Memonitor perubahan
berat badan
kliensebelum dan
sesudah
Jumat , 6 okt Risiko infeksi yang 7. Memonitor adanya
2017 berhubungan tanda dan gejala infeksi
11.00 dengan luka pada 8. Memonitor kerentanan
kulit akibat terhadap infeksi
diabetesmellitus 9. mempertahankan teknik
isolasi
10. memberikan perawatan
kulit yang tepat untuk
area yang luka.
11. mengajarkan klien dan
keluarga mengenai
tanda dan gejala infeksi
12. mengjarkan klien dan
keluarga bagaimana
cara menghindari
infeksi

40
3.7 Evaluasi
Hari, tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf perawat
jam
Jumat, 06 Okt Nyeri kronik yang S: pasien tidak
2017 berhubungan lagi mengeluh
07.00 dengan inflamasi nyeri
pada pankreas O: skala nyeri
berkurang dari 8
menjadi 3
A: kaji nyeri
P : lanjutkan
intervensi
Jumat, 06 Okt Ketidakefektifan S: pasien tidak
2017 pola napas mengeluh sesak
08.00 yangberhubungan O : tidak adanya
dengan pernafasan
distensiabdomen cuping hidung
A: kaji
pernafasan
P : lanjutkan
intervensi
Jumat, 06 Okt Ketidakseimbangan S: pasien
2017 nutrisi kurang mengatakan
09.00 darikebutuhan nafsu makan
tubuh yang O: pasien habis
berhubungan makan 1 porsi
dengan anoreksia A : kaji status
gizi
P : lanjutkan
intervensi

41
Jumat, 06 Okt Kekurangan S : klien tidak
2017 volume cairan yang mengeluh mual
10.00 berhubungan dan muntah
dengan inflamasi O : turgor kulit
pankreas membaik
A : kaji output
dan input
volume cairan
P : lanjutkan
intervensi
Jumat, 06 Okt Risiko infeksi yang S : klien
2017 berhubungan mengatakan
11.00 dengan luka pada mengerti
kulit akibat perawatan luka
diabetesmellitus O : luka
membaik
A : perawatan
luka
P : lanjutkan
intervensi

42
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kanker Pankreas adalah penyebab utama kematian keempat akibat kanker


dan terjadi paling sering pada kehidupan usia enam puluhan atau tujuh puluhan
tahun. Faktor- faktor risiko termasuk pemajanan terhadap industri kimia atau
toksin yang terdapat di lingkungan, diet tinggi lemak, dan perokok. Risiko juga
meningkat pada individu yang mengalami pankreatitis secara herediter, diabetes
mellitus, dan pankreatitis kronis, (Brunner & Suddarth, 2002).

Manifestasi klinis yang paling banyak adalah nyeri abdomen. Penderita


lebih banyak memiliki kadar bilirubin lebih dari normal, terutama bilirubin direk.
Penderita lebih banyak memiliki kadar AST lebih dari normal dan ALT lebih dari
normal. Penderita lebih banyak memiliki kadar ALP lebih dari normal dan GGT
lebih dari normal adalah. Penderita lebih banyak memiliki kadar albumin kurang
dari normal. Presentase penderita yang memiliki kadar CEA normal dan lebih dari
normal adalah sama. Penderita lebih banyak memiliki kadar CA 19-9 lebih dari
normak. Lokasi tumor paling banyak pada caput pankreas. Berdasarkan perluasan
tumor, penderita paling banyak mengalami metastasis.

4.2 Saran

Penatalaksanaan pasien dengan kanker pankreas perlu adanya kolaborasi


dengan semua tenaga kesehatan. Memberikan motivasi kepada pasien juga sangat
penting dalam proses penyembuhan. Selain melakukan tindakan untuk pasien,
fokus kepada keluarga juga penting dengan cara memberikan edukasi serta
motivasi untuk selalu memberikan dukungan kepada pasien.

43
DAFTAR PUSTAKA

Alwin. 2014. Makalah Ca Pankreas.


https://id.scribd.com/doc/250015720/Makalah-Tumor-CA-Pankreas-12.
(Diakses pada 8 Oktober 2017)

Brunner & Suddarth.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8.


Jakarta:EGC

Cunningham. 2013. Obstetri Williams. Jakarta : EGC

NANDA, Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2005/2006.


NANDA International.Philadelphia
Davey, patrick. (2005). At a galance medicine. Jakarta: Erlangga.
https://www.slideshare.net/RiedhaPoenya/tumor-pankreas-riedha (Diakses pada 8
Oktober 2017)
https://documents.tips/documents/askep-ca-kaput-pankreas.html (Diakses pada 8
Oktober 2017)
Richard S. Snell, Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6, EGC
2006, hal.796

44

Anda mungkin juga menyukai