Retrospective Study
Oleh:
FIRDA LUTHFIANI SAFNA
111 2020 2017
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya maka laporan kasus ini dapat
diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat semoga selalu tercurah pada baginda
laporan kasus ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut
kasus ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan
i
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
2.2 Anamnesis......................................................................................2
3.2 Epidemiologi....................................................................................8
3.3 Etiologi............................................................................................8
3.4 Klasifikasi........................................................................................9
3.6 Patofisiologi...................................................................................10
3.8 Diagnosis......................................................................................11
3.9 Tatalaksana...................................................................................17
iii
3.10 Prognosis....................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................20
iv
BAB I
LATAR BELAKANG
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. A
Umur : 43 Tahun
Alamat :-
Pekerjaan :-
Tanggal Pemeriksaan :-
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
rumah sakit kami karena dismenore dan hipermenore yang parah. Sebuah
kista ovarium telah ditemukan pada pasien ini 3 tahun sebelum kunjungannya
ke rumah sakit, dan dia menderita dismenore yang dimulai pada usia sekitar
2
Riwayat Penyakit Dahulu
bawah anestesi umum, dan diameter endometrioma kanan dan kiri masing-
adalah 81 poin, dan kasus ini didiagnosis sebagai endometriosis stadium IV. 1
Riwayat Pengobatan
A. Pemeriksaan Patologis
3
Gambar II. 1 : Penampilan kotor ovarium kiri pada laparoskopi kistektomi (LC). Kista
Gambar II. 2 : Temuan patologis OMA kiri. Makrofag sarat hemosiderin yang melimpah hadir
B. Radiologi
4
Gambar II. 3 : Ukuran kista kiri dan kanan masing-masing berdiameter 7 cm dan 3 cm, dan
kista tersebut didiagnosis dengan pemeriksaan USG transvaginal 1 hari sebelum
pembedahan.1
Gambar II. 4 : Gambar intraoperatif dari endometrioma ovarium kiri (OMA). Kista ovarium
5
Gambar II. 5: MRI berbobot T2 saat diagnosis transformasi ganas. Terdapat massa
ovarium kiri kistik (diameter 7 cm) dengan komponen padat ( panah). Satu skala = 1 cm. 1
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.2 Epidemiologi
2.3 Etiologi
8
2.4 Klasifikasi
9
2.5 Faktor Risiko
2.6 Patofisiologi
10
A. Kram Menstruasi
C. Infertilitas
2.8 Diagnosis
11
tidak ada uji laboratorium yang memastikan, kecurigaan endometriosis dapat
didukung lebih lanjut jika USG panggul atau MRI menunjukkan kista ovarium
yang memiliki gambaran khas endometrioma. Diagnosis pasti dibuat dengan
eksplorasi bedah dan biopsi.5
Gambar III.3: Endometriosis bifokal kandung kemih (panah). Kedua lesi menunjukkan
karakteristik yang berbeda karena yang di sisi kanan menampilkan aspek padat yang khas
sedangkan yang kiri adalah lokasi endometriosis kistik. Singkatan: B, kandung kemih; C
dengan aksen serviks; U dengan aksen uterus.6
12
Gambar III. 4: Endometriosis kistik (panah) dari retroperitoneum pada dua pasien yang
menjalani terapi medis dengan operasi pelvis sebelumnya untuk endometriosis. (A)
menunjukkan kista endometriosis dari septum rektovaginal dan (B) menunjukkan kista
mesometrium. Singkatan: U, uterus; R dengan rektum; O, Ovarium. 6
Gambar III. 5 : Nodul endometriosis (DIE) infiltrasi dalam (N) di dalam usus sigmoid.
Usus sigmoid melekat pada endometrioma ovarium tetangga, setinggi lesi DIE. 7
13
Gambar III. 6 : Endometrioma ovarium tipikal dan atipikal pada dua pasien (a, b)
Skala abu-abu transversal (a) dan gambar Doppler berwarna (b) TVS pada wanita 25
tahun dengan nyeri panggul dan riwayat ooforektomi kiri sebelumnya dilakukan sekunder
untuk endometriosis menunjukkan gambaran klasik endometrioma ovarium: kista
unilokular yang mengandung gema tingkat rendah yang homogen dan tidak ada
vaskularisasi internal pada color Doppler US. (c, d) Skala abu-abu sagital (c) dan warna
Doppler (d) Gambar TVS pada wanita 28 tahun dengan nyeri kuadran kanan bawah
yang sudah berlangsung lama dan endometrioma yang dikonfirmasi secara laparoskopi
menunjukkan tingkat cairan-cairan (panah) , dengan bahan hyperechoic dependen dan
nodul avaskular (mata panah) di dalam endometrioma. 8
14
Gambar III.8 : . (A) "Kissing ovaries" dengan endometrioma bilateral dengan
hiperintensitas pada pencitraan tertimbang T1 aksial (panah). (B) Pencitraan koronal T2-
weighted menunjukkan “bayangan” T2 (bintang) dalam endometrioma selain fibrosis
hipointens T2W yang mengikat ovarium ke aspek posterior serosa uterus (panah). (C)
Pencitraan berbobot aksial T2 pada pasien lain menunjukkan "tanda T2 bintik gelap"
(panah), lapisan cairan-cairan dan tepi hemosiderin gelap yang juga dapat diamati pada
endometrioma.9
Gambar III. 9 : (A) Pencitraan aksial T1-weighted dengan saturasi lemak menunjukkan
lesi kistik hiperintens T1W adneksa kanan dengan nodul perifer tidak jelas (panah) dan
septasi tipis (panah). (B) Pencitraan pembobotan T2 aksial menunjukkan bayangan T2
pada lesi dengan sinyal heterogen di area yang menjadi perhatian (panah). (C)
Pencitraan berbobot T1 dengan kontras pasca aksial dengan pengurangan menunjukkan
peningkatan halus dari nodul mural dan sekat pada aspek lateral (panah). Lesi
dideskripsikan sebagai lesi tak tentu untuk keganasan berdasarkan ciri-ciri ini dan
tambahan difusi terbatas di area ini. Patologi terakhir menunjukkan endometrioma jinak,
menunjukkan kerumitan yang mungkin terjadi pada lesi ini. 9
15
Gambar III.10 : Pencitraan resonansi magnetik pretreatment pasien kami dengan
endometriosis. Pencitraan berbobot T1 aksial pada konsultasi pertama. Dua tumor
ovarium (ukuran tumor: kanan <kiri) menunjukkan sinyal intensitas tinggi (panah), dan
struktur internal menunjukkan komponen yang tahan darah. 9
Gambar III.11 : : Pencitraan resonansi magnetik pasca perawatan pasien kami dengan
endometriosis. Pencitraan tertimbang aksial T1 setelah tujuh tahun pengobatan. Kedua
tumor tersebut menunjukkan sinyal intensitas tinggi dengan diameter 35 mm atau kurang
(panah), dan ukuran tumor merupakan respon parsial. 9
2.9 Tatalaksana
Pilihan yang dapat ditoleransi dengan baik, biaya rendah, dan mudah
diakses seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), analgesik lain, pil
16
kontrasepsi oral kombinasi (OCP), dan progestin harus dipertimbangkan
untuk digunakan sebagai perawatan medis empiris lini pertama. Perawatan
medis lini kedua seperti GnRH agonist dengan tambahkan kembali
perawatan hormonal atau GnRH antagonist atau alat kontrasepsi dalam
rahim levonorgestrel dapat dipertimbangkan pada pasien yang tidak diobati
secara optimal dengan pengobatan lini pertama sebelum diagnosis dan
pengobatan bedah sambil menunggu operasi laparoskopi. Untuk pasien yang
tidak menanggapi perawatan medis dan / atau menginginkan diagnosis pasti,
operasi laparoskopi adalah gold standart.6
2.10 Prognosis
17
untuk sementara waktu, sayangnya, kondisi ini memiliki tingkat kekambuhan
yang tinggi. Oleh karena itu, masalah utama dari penyakit ini adalah
kurangnya pengobatan yang benar-benar pasti dan oleh karena itu dapat
menyebabkan masalah jangka panjang seperti nyeri dan ketidaksuburan.
Untungnya, kebanyakan wanita mengalami perbaikan gejala setelah mereka
menopause karena kurangnya pensinyalan hormonal siklus.11
18
BAB III
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
10. Lee, Sa ra. et al. 2018. Efficacy and Safety of Long-Term Use of
Dienogest in Women With Ovarian Endometrioma. South Korea: SAGE
20
11. Hoyle, Abigail T. et al. 2021. Endometrioma. NCBI Bookshelf. A service
of the National Library of Medicine, National Institutes of Health.
StatPearls Publishing; 2021
21