Anda di halaman 1dari 31

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

Konsep Dasar, Asuhan Keperawatan, dan Evidence Based Practice Keganasan

PENGAMPU MATA KULIAH:

Ns. Lili Fajria, S.Kep, M. Biomed

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4

1. Rahmi Vidya 1911312010 7. Nadiya Nurikhsani 1911313027


2. Rahmatul Husna 1911312019 8. Puti Mahagandhi 1911313006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

i
2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III yang diampu oleh ibu
Makalah ini memuat tentang “Konsep Dasar , Asuhan Keperawatan, dan Evidence Based
Practice Kanker Serviks”. Makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut andil dalam proses
penyelesaian makalah ini. Dalam membuat makalah ini tentu masih ada kekurangan yang perlu
diperbaiki, sehingga penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Padang, 14 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................................ii

Daftar Isi....................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar belakang......................................................................................................................1

1.2 Tujuan ..................................................................................................................................1

1.3 Manfaat.................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Terapi komplementer pada kasus keganasan sistem reproduksi: Kanker serviks................3

2.2 Telaah jurnal dengan critical appraisal.................................................................................8

2.3 Asuhan Keperawatan Paliatif...............................................................................................15

BAB III PENUTUP...................................................................................................................28

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................28

3.2 Saran.....................................................................................................................................28

Daftar Pustaka..........................................................................................................................29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang sangat
ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling sering terserang tumor
ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. (Price, 1962:1213)
Menurut badan kesehatan dunia ( World Health Oganization ) setiap tahun jumlah
penderita kanker ± 6.25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker
diantara 100.000 penduduk per tahun. Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa terdapat sekitar
11.000 anak yang menderita kanker per tahun. Di Jakarta dan sekitarnya dengan jumlah
penduduk 12 juta jiwa, diperkirakan terdapat 650 anak yang menderita kanker per tahun.
Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy
Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor tulang
yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%).
Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni
22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas. Dari jumlah
seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut.
Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi
penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah
penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam keadaan sudah
lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor dapat
menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang
memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini digunakan untuk menjelaskan “Konsep Dasar, Asuhan
Keperawatan, dan Evidence Based Practice Kanker Serviks”

1.3 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah Keperawatan Maternitas III ini agar dapat memahami
“Konsep Dasar, Asuhan Keperawatan, dan Evidence Based Practice Kanker Serviks”

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Terapi Komplementer pada kasus keganasan sistem reproduksi berdasarkan Evidence
Based Practice: Kanker Serviks

1. Kasus

Klien bernama Ny.S umur 62 tahun jenis kelamin perempuan, beragama Islam,
kawin, pendidikan terakhir SMP, suku Jawa, bangsa Indonesia, pekerjaan ibu rumah tangga,
klien bertempat tinggal di kampung rawa bambu kalibaru kranji, klien masuk ruang rawat
inap RSUPN Cipto Mangunkusumo tanggal 22 oktober 2019 dengan nomor rekam medis
441-84-67, klien datang dengan diagnosa kanker servik stadium IIIB. Alasan klien masuk
rumah sakit yaitu nyeri saat berkemih, tetapi nyerinya masih ringan, skala nyeri tiga, dan
terdapat adanya pendarahan saat berhubungan semenjak satu tahun sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan utama klien nyeri saat berkemih. Keluhan tersebut timbul secara mendadak dan
semakin memberat ketika klien buang air kecil, upaya klien untuk mengatasi keluhan
tersebut dengan didiamkan saja. Diagnosa medis kanker servik stadium IIIB, post operasi coiral
bleeding ec carsinoma cervix in side to. Riwayat menstruasi (enarche usia 15 tahun dan
siklus teratur, klien bisa menghabiskan 2-3 pembalut/hari, lama mentruasi sepuluh hari,
selama menstruasi klien tidak ada keluhan, hari pertama haid terakhir (HPHT) pada usia
50 tahun. Riwayat kehamilan/persalinan/nifas pada tahun 1976 umur kehamilan sembilan bulan
dan tidak ada penyulit. Persalinan normal dengan ditolong bidan dan tidak ada komplikasi nifas.
Berat janin dan panjang janin klien lupa, berjenis kelamin perempuan.

Hasil pemeriksaan fisik yaitu keadaan baik, kesadaran compos mentis, tekanan
darah 148/89 mmHg, nadi 79x/menit, respirasi 18x/menit, suhu 36,5⸰c.Berat badan 50 kg,
tinggi badan 160 cm. Kepala berbentuk simetris, tidak ada benjolan, bersih. Mata konjungtiva
anemis, sklera tidak ada kelainan, gerakan mata spontan, pupil 3 mm. Hidung reaksi alergi
tidak ada, sinus tidak ada. Mulut dan tenggorokan, gigi geligi tidak ada, kesulitan

2
menelan tidak ada. Dada dan axilla, mammae tidak ada pembesaran, areolla mammae tidak
ada kelainan, papila mammae dan tidak ada cairan colostrum.Pernafasan, jalan nafas tidak
ada sumbatan, suara nafas vesikuler, tidak menggunakan otot-otot bantu pernafasan.
Sirkulasi jantung, denyut apical 98x/menit dengan irama teratur, tidak ada bunyi kelainan
jantung, tidak merasakan sakit pada dada. Abdomen, linea dan striae tidak ada.
Genitourinary,perineum terdapat ada lesi, adanya pengeluaran cairan pervaginam, tidak ada
pendarahan dari vagina. Ekstremitas, turgor kulit elastis dan 26 warna kulit baik, tidak ada
kontraktur pada persendian ekstremitas, terdapat luka post op pada kaki karena kejatuhan gas
ada tahun 2009 dan jatuh dari motor tahun 2014 ditangannya. Data pemeriksaan penunjang
hasil laboratorium pada tanggal 22 oktober 2019 yaitu: hemoglobin 14.6 g/dl(12.0 –15.0
14.6 g/dl), hematokrit 41.9 %(36.0 –46.0 %, eritrosit 4,74 10^6/ NL(3.,MCU/VER 88.4 fl
(83.0 –101.0 fl), MCH/HER 30.8 p9 (27.0 –31.0 p9).

2. Asuhan Keperawatan
 Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama: Ny.S
Umur: 62 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama: Islam
Status: kawin
Pendidikan terakhir: SMP
Suku: Jawa
Bangsa: Indonesia
Pekerjaan: Ibu rumah tangga
Alamat: Kampung Rawa bambu kalibaru kuranji
Masuk RS: RSUPN Cipto Mangunkusumo
Tanggal: 22 Oktober 2019
Nomor rekam medis: 441-84-67

3
Diagnosa medis: Kanker Servik Stadium IIIB.
b. Identitas Penangung Jawab
Nama : Tn.A
Umur : 38 tahun
Hubungan : Suami
Pekerjaan : Guru
Alamat : Kampung Rawa bambu kalibaru kuranji

c. Riwayat kesehatan sekarang

Alasan klien masuk rumah sakit yaitu nyeri saat berkemih, tetapi nyerinya masih ringan, skala
nyeri tiga

d. Riwayat kesehatan dahulu

Terdapat adanya pendarahan saat berhubungan semenjak satu tahun sebelum masuk rumah sakit.
Diagnosa medis kanker servik stadium IIIB, post operasi coiral bleeding ec carsinoma cervix in
side to. Riwayat menstruasi (enarche usia 15 tahun dan siklus teratur, klien bisa
menghabiskan 2-3 pembalut/hari, lama mentruasi sepuluh hari, selama menstruasi klien tidak
ada keluhan, hari pertama haid terakhir (HPHT) pada usia 50 tahun.

e. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak disampaikan dalam kasus.

f. Pemeriksaan Fisik

Keadaan baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 148/89 mmHg, nadi
79x/menit, respirasi 18x/menit, suhu 36,5⸰c.Berat badan 50 kg, tinggi badan 160 cm. Kepala
berbentuk simetris, tidak ada benjolan, bersih. Mata konjungtiva anemis, sklera tidak ada
kelainan, gerakan mata spontan, pupil 3 mm. Hidung reaksi alergi tidak ada, sinus
tidak ada. Mulut dan tenggorokan, gigi geligi tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.
Dada dan axilla, mammae tidak ada pembesaran, areolla mammae tidak ada kelainan, papila
mammae dan tidak ada cairan colostrum.Pernafasan, jalan nafas tidak ada sumbatan, suara
nafas vesikuler, tidak menggunakan otot-otot bantu pernafasan. Sirkulasi jantung, denyut

4
apical 98x/menit dengan irama teratur, tidak ada bunyi kelainan jantung, tidak merasakan
sakit pada dada. Abdomen, linea dan striae tidak ada. Genitourinary, perineum terdapat ada
lesi, adanya pengeluaran cairan pervaginam, tidak ada pendarahan dari vagina. Ekstremitas,
turgor kulit elastis dan 26 warna kulit baik, tidak ada kontraktur pada persendian
ekstremitas, terdapat luka post op pada kaki karena kejatuhan gas ada tahun 2009 dan jatuh dari
motor tahun 2014 ditangannya.

g. Pemeriksaan Penunjang

Data pemeriksaan penunjang hasil laboratorium pada tanggal 22 oktober 2019


yaitu: hemoglobin 14.6 g/dl(12.0 –15.0 14.6 g/dl), hematokrit 41.9 %(36.0 –46.0 %,
eritrosit 4,74 10^6/ NL(3.,MCU/VER 88.4 fl (83.0 –101.0 fl), MCH/HER 30.8 p9 (27.0 –
31.0 p9).

 Diagnosa Keperawatan
a) Analisa Data

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O

1. DS : Agen Cedera Nyeri Akut


biologis
 Klien mengatakan nyeri saat berkemih
 Klien mengatakan berdarah sat
berhubungan semenjak 1 tahun
sebelum masuk RS
DO :

 Skala nyeri 3
 TD :
 148/89 mmHg
 Nadi : 79 x/i
 RR : 18 x/i
 Suhu : 36,5 ⁰C

5
 Nafsu makan turun
 Perineum terdapat lesi dan adanya
pengeluaran vagina

b) Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan mengeluh nyeri,
tekanan darah meningkat dan nafsu makan menurun.

 Intervensi Keperawatan

SDKI SLKI SIKI

Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri


berhubungan dengan Kriteria hasil : Tindakan :
agen cedera biologis
Keluhan nyeri diturunkan Observasi
ditandai dengan dari 2 ke 5
mengeluh nyeri,tekanan  Identifikasi
Tekanan darah diturunkan lokasi,karakteristik,durasi,frek
darah meningkat dan dari 2 ke 5 uensi,kualitas,intensitas nyeri
nafsu makan menurun  Identifikasi skala nyeri
Nafsu makan di tingkatkan  Identifikasi respon nyeri non
dari 2 ke 4 verbal
 Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
 Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik

 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbanglan jenis dan

6
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri

Edukasi

 Jelaskan penyebab ,periode dan


pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
 Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

 Kolbaorasi pemberian
analgetik ,jika perlu

2.2 Telaah Jurnal dengan Critical Appraisal.

A. Pertanyaan Klinis
Tabel analisis PICO

Unsur PICO Analisi Kata Kunci

P (Problem) Nyeri Akut yang dirasakan Nyeri Akut


klien saat berkemih

I (Intervention) Klien akan diberikan Terapi PMR


intervensi terapi
komplementer berupa PMR
(Progressive Muscle
Relaxation)

C (Comparison) Intervensi pembandingnya Terapi


adalah terapi

O (Outcome) Mengurangi rasa nyeri akut Manajemen Nyeri


yang dirasakan pada klien

7
dengan mengajarkan klien
manajemen nyeri non
farmakologi dengan terapi
komplementer PMR
(Progressive Muscle
Relaxation)

Pertanyaan
Pada klien nyeri akut saat berkemih akibat kanker serviks stadium 3B bagaimana
efektivitas pemberian terapi PMR dibandingkan terapi … terhadap manajemen nyeri pada
klien?

B. Analisis Jurnal

ANALISIS JURNAL 1

Judul artikel jurnal: PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION SEBAGAI


PENERAPAN PALLIATIF CARE TERHADAP NYERI DAN KECEMASAN PASIEN
KANKER SERVIKS

Referensi: Rahmania, E. N., Natosba, J., & Adhisty, K. (2020). Pengaruh Progressive Muscle
Relaxation sebagai Penerapan Palliatif Care terhadap Nyeri dan Kecemasan Pasien Kanker
Serviks. BIMIKI (Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia), 8(1), 25-32.

Peneliti Eka Nadya Rahmania, Jum Natosba, Karolin Adhisty

Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pra eksperimental


penelitian dalam klasifikasi one group pretest and posttest design.

Intervensi Salah satu intervensi terapi komplementer yaitu Progressive Muscle


Relaxation (PMR) yang menggabungkan latihan nafas dalam, serangkaian seri
kontraksi serta relaksasi otot tertentu, dan distraksi. PMR merupakan salah
satu dari teknik relaksasi yang paling mudah dilakukan, memiliki gerakan
sederhana, telah digunakan secara luas, dan dapat meningkatkan kemandirian

8
pasien dalam mengatasi masalah kesehatan.

PMR dilakukan dengan cara menegangkan otot secara sementara, kemudian


kembali diregangkan dimulai dari kepala sampai kaki secara bertahap. Teknik
relaksasi ini dapat menimbulkan keselarasan tubuh dan pikiran yang diyakini
memfasilitasi penyembuhan fisik dan psikologis pasien.

Hasil 1. Skala nyeri pasien kanker serviks sebelum dan setelah diberikan
intervensi didapatkan rata-rata sebesar 5,75 dan 3,06. Skor kecemasan
pasien kanker serviks sebelum dan setelah diberikan intervensi
didapatkan rata-rata dan nilai tengah sebesar 49,88 dan 50 (63-30)
serta 31,31 dan 28 (54-23).
2. Hasil penelitian menyatakan terdapat perbedaan yang bermakna skala
nyeri dan skor kecemasan sebelum dan setelah dilakukan intervensi
PMR (p-value=0,000).
3. Latihan PMR sebagai salah satu terapi non farmakologi terbukti dapat
menurunkan nyeri dan kecemasan pada pasien kanker serviks.

Kelebihan 1. Penulisan judul dan abstrak sudah sesuai dengan kaidah penulis jurnal.
2. Metodologi yang digunakan sudah dijelaskan secara rinci
3. Sudah menggunakan tata bahasa yang sesuai dengan EYD
4. Pada jurnal ini terdapat perbandingan hasil penelitian yang di lakukan
peneliti dengan penelitian sebelumnya

Kekurangan Beberapa sumber referensi yang digunakan oleh penulis lebih dari 10 tahun
terakhir.

ANALISIS JURNAL 2

Judul artikel jurnal: Pengaruh Hipnoterapi Lima Jari Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada
Pasien Kanker Serviks

9
Referensi: Halim, A. R., & Khayati, N. (2020). Pengaruh Hipnoterapi Lima Jari Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Kanker Serviks. Ners Muda, 1(3), 159-164.

Peneliti Alamsah Rusdi Halim, Nikmatul Khayati

Metode Metode yang digunakan dalam studi kasus ini dengan menggunakan metode
penelitian deskriptif yaitu menggambarkan mengenai proses asuhan keperawatan dengan
memfokuskan pada salah satu masalah penting dalam asuhan keperawatan
pada pasien kanker serviks. Studi kasus ini menggunakan teknik sampling
yaitu purposive sampling. Dengan pendekatan pre-test dan post-test Populasi
dalam studi kasus ini yaitu semua pasien yang mengalami kanker serviks di
ruang Rajawali IV.B RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Intervensi Hipnosis 5 jari adalah sebuah teknik pengalihan pemikiran sesorang dengan
cara menyentuh pada jari-jari tangan sambil membayangkan hal-hal yang
menyenangkan atau yang disukai (Keliat, 2010; Erwina Dwi Fitrianingrum
dkk, 2018). Hipnosis 5 jari ini dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori gate
control menurut Perry & Potter (2005), menyatakan bahwa impuls nyeri dapat
diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang sistem saraf
pusat.

Berikut 4 langkah terapi hipnoterapi lima:

1. Satukan jempol dan telunjuk sambil membayangkan kondisi tubuh


yang sehat.
2. Satukan jempol dan jari tengah sambil membayangkan orang-orang
yang sayang dan perhatian.
3. Satukan jempol dengan jari manis sambil membayang prestasi,
penghargaan, dan pujian yang pernah dialami.
4. Satukan jempol dengan kelingking sambil membayangkan tempat
yang paling indah yang pernah dikunjungi.

Berikut 4 langkah terapi hipnoterapi lima jari:

10
Satukan jempol dan telunjuk sambil membayangkan kondisi tubuh yang sehat.

Satukan jempol dan jari tengah sambil membayangkan orang-orang yang


sayang dan perhatian.

Satukan jempol dengan jari manis sambil membayang prestasi, penghargaan,


dan pujian yang pernah dialami.

Satukan jempol dengan kelingking sambil membayangkan tempat yang paling


indah yang pernah dikunjungi.

Hasil Hasil studi yang dilakukan pada pasien kanker serviks di ruang Rajawali
RSUP Dr. Kariadi Semarang yang berjumlah 2 responden. Pasien pertama
Ny. T rusia 40 tahun dengan jenis kelamin perempuan dan pasien kedua Ny.
N usia 35 tahun dengan jenis kelamin perempuan. Hasil studi evaluasi
menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan skala nyeri dengan rata-
rata 1poin setelah dilakukan hipnoterapi lima jari. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh pemberian hipnoterapi terhadap
penurunan skala nyeri, dibuktikan dengan kemampuan pasien dalam
mengatasi nyeri yang timbul dengan menggunakan hipnoterapi lima jari. Hal
ini dapat dilihat dari keadaan pasien yang mengatakan pasien tersebut merasa
rileks dan mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang.

Kelebihan Jurnal ini sudah ditulis sesuai dengan struktur dan kaidah penulisan jurnal
yang benar, metode dan hasil penelitian dijelaskan secara rinci serta pada
pembahasan sudah dipaparkan hasil penelitian dengan lengkap

Kekurangan Jurnal ini belum menggunakan abstrak dengan dua bahasa, hanya
menggunakan bahasa Indonesia saja.

ANALISIS JURNAL 3

Judul artikel jurnal: Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Dan Hypnotherapy Terhadap Nyeri
Dan Kecemasan Pasien Kanker Serviks

11
Referensi: Jum Natosba, Eka Nadya Rahmania, Siti Army Lestari STUDI DESKRIPTIF:
PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION DAN HYPNOTHERAPY
TERHADAP NYERI DAN KECEMASAN PASIEN KANKER SERVIKS

Peneliti Jum Natosba , Eka Nadya Rahmania, Siti Army Lestari

Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif denganjumlah


Penelitian sampel penelitian berjumlah 33 orang responden kanker serviks yang
diambil dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Maret-Desember 2018 di Ruang Rambang 2.2 Instalasi Rawat Inap
G RSUP dr.Mohammad Hoesin Palembang.

Intervensi Hypnotherapy adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorag


sehingga mengubah tingkat kesadarannya yang dicapai dengan cara
mengendalikan emosional seseorang dengan serangkaian aktivitas.
Hypnotherapy dapat digunakan untuk menghilangkan beberapa kebiasaan
buruk dari dirinya atau menyimpan suatu keadaan yang lebih tenang
dalam dirinya.

PMR merupakan intervensi perilaku yang dapat mengurangi


kecemasan.PMR menimbulkan adaptasi individu yang lebih positif dalam
waktu yang singkat dan penurunan kecemasan yang tidak bergantung
pada proses netralisir stressor.

Hasil Gambaran karakteristik respon paling banyak pada rentang usia 35-55
tahun, pada stadium IIB, menjalani kemoterapy, berstatus menikah,
berpendidikan SD dan bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Perbedaan skala nyeri pasien kanker serviks sebelum dan setelah


diberikan intervensi PMR sebesar 2,69 sedangkan hypnoterapy hanya 1.

Skor kecemasan pasien kanker serviks sebelum dansetelah diberikan

12
intervensi PMR sebesar 16 sedangkan hypnoterapy 21 dan kontrol 8

Kelebihan Isi jurnal padat dan jelas, pada jurnal ini menggunakan Bahasa yang baku
dan mudah dipahami sehingga pembaca bisa memahami apa yang
dimaksud oleh penulis

Kekurangan Tidak memberitahukan deskripsi secara lengkap yang disertai gambar

C. Prosedur Pelaksanaan EBP

Intervensi Progressive Muscle Relaxation (PMR)

Pengertian Relaksasi otot progresif (progressive muscle relaxation) didefinisikan


sebagai suatu teknik relaksasi yang menggunakan serangkaian
gerakan tubuh yang bertujuan untuk melemaskan dan memberi efek
nyaman pada seluruh tubuh.

Prosedur Tindakan 1. Pastikan berada di tempat yang tenang, dengan gangguan yang
minimal, dan duduk dalam posisi yang nyaman.

2. Menegangkan Otot, fokus pada bagian otot tertentu.

3. Tarik napas dalam-dalam secara perlahan sambil menekan bagian


otot sekuat yang bisa dilakukan (namun jangan terlalu kuat).
Pertahankan ketegangan otot selama 5 detik.

4. Merilekskan otot-otot yang tegang. Setelah sekitar 5 detik, buang


napas sambil mengendurkan otot-otot. Biarkan semua ketegangan
keluar.

5. Fokus pada perasaan melepas ketegangan yang terjadi di setiap


otot, yang menghasilkan perasaan rileks.

6. Tetap rileks selama sekitar 10 detik sebelum melanjutkan ke

13
bagian otot lainnya.

2.3 Asuhan Keperawatan Paliatif

1) Pengkajian
 Identitas Pasien
Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, usia, status perkawinan, pekerjaan, jumlah
anak, agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan terakhir, asal suku bangsa, tanggal masuk
rumah sakit, nomor rekam medik, nama orangtua dan pekerjaan orangtua.
 Identitas penanggung jawab
Meliputi nama penanggung jawab, umur, alamat, pekerjaan, hubungan dengan pasien.
 Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama,
Biasanya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti pendarahan intra
servikal dan disertai keputihan yang menyerupai air dan berbau (Padila, 2015).
Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya datang dengan keluhan mual
muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Menurut (Diananda, 2008) biasanya pasien pada stadium awal tidak merasakan
keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul
keluhan seperti keputihan yang berbau busuk, perdarahan setelah melakukan
hubungan seksual, rasa nyeri disekitar vagina, nyeri pada panggul. Pada pasien
kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami keluhan mual muntah
berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat kesehatan dahulu seperti
riwayat penyakit keputihan, riwayat penyakit HIV/AIDS (Ariani, 2015).
d) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang paling mempengaruhi
karena kanker bisa dipengaruhi oleh kelainan genetika. Keluarga yang memiliki

14
riwayat kanker di dalam keluarganya lebih berisiko tinggi terkena kanker dari
pada keluarga yang tidak ada riwayat di dalam keluarganya (Diananda, 2008).
 Keadaan psikososial
Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta harapan terhadap
pengobatan yang akan di jalani, hubungan dengan suami/keluarga terhadap pasien dari
sumber keuangan. Konsep diri pasien meliputi gambaran diri peran dan identitas. Kaji
juga ekspresi wajah pasien yang murung atau sedih serta keluhan pasien yang merasa
tidak berguna atau menyusahkan orang lain (Reeder, 2013).
 Data khusus
1. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker serviks yang perlu
diketahui adalah:
1) Keluhan haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker serviks tidak
pernah ditemukan sebelum menarche dan mengalami atropi pada masa menopose.
Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan diantara siklus haid
adalah salah satu tanda gejala kanker serviks.
2) Riwayat kehamilan dan persalinan
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks terbanyak pada
wanita yang sering partus, semakin sering partus semakin besar resiko
mendapatkan karsinoma serviks (Aspiani, 2017).
2. Aktivitas dan Istirahat
Gejala:
1) Kelemahan atau keletihan akibat anemia.
2) Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari.
3) Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas dan
keringat malam.
4) Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan dan tingkat
stress yang tinggi (Mitayani, 2009).
3. Integritas ego

15
Gejala: faktor stress, menolak diri atau menunda mencari pengobatan, keyakinan
religious atau spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal atau
tidak mempercayai diagnosis dan perasaan putus asa (Mitayani, 2009).
4. Eliminasi
Perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi, urinalis, misalnya nyeri
(Mitayani, 2009).
5. Makan dan minum
Kebiasaan diet yang buruk, misalnya rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan
pengawet (Mitayani, 2009).
6. Neurosensori
Gejala: pusing, sinkope (Mitayani, 2009).
7. Nyeri dan kenyamanan
Gejala: adanya nyeri dengan derajat bervariasi, misalnya ketidaknyamanan ringan
sampai nyeri hebat sesuai dengan proses penyakit (Mitayani, 2009).
8. Keamanan
Gejala: pemajanan zat kimia toksik, karsinogen.
Tanda: demam, ruam kulit, ulserasi. (Mitayani, 2009).
9. Seksualitas
Perubahan pola seksual, keputihan (jumlah, karakteristik, bau), perdarahan
sehabis senggama (Mitayani, 2009).
10. Integritas sosial
Ketidaknyamanan dalam bersosialisasi, perasaan malu dengan lingkungan,
perasaan acuh (Mitayani, 2009).
11. Pemeriksaan penunjang
Sitologi dengan cara pemeriksaan pap smear, koloskopi, servikografi,
pemeriksaan visual langsung, gineskopi (Padila, 2015). Selain itu bisa juga
dilakukan pemeriksaan hematologi karna biasanya pada pasien kanker serviks
post kemoterapi mengalami anemia karna penurunan hemaglobin. Nilai
normalnya hemoglobin wanita 12-16 gr/dl (Brunner, 2013).

16
12. Pemeriksaan fisik
1) Kepala, biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami
rambut rontok dan mudah tercabut
2) Wajah, konjungtiva anemis akibat perdarahan.
3) Leher, adanya pembesaran kelenjar getah bening pada stadium lanjut.
4) Abdomen, adanya nyeri abdomen atau nyeri pada punggung bawah akibat
tumor menekan saraf lumbosakralis (Padila, 2015).
5) Ekstermitas, nyeri dan terjadi pembengkakan pada anggota gerak (kaki).
6) Genitalia, biasanya pada pasien kanker serviks mengalami sekret berlebihan,
keputihan, peradangan, pendarahan dan lesi (Brunner, 2013). Pada pasien kanker
serviks post kemoterapi biasanya mengalami perdarahan pervaginam.
2) Diagnosa Keperawatan
 Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


keperawatan
Pre-medikasi
1 DS: Ca serviks Disfungsi seksual

- Pasien mengatakan merasa sakit ↓


ketika hubungan suami-istri
Eksolitik
- Terjadi perdarahan setelah
hubungan yang kemudian berlanjut ↓
menjadi perdarahan yang abnormal
Dari SCJ kearah lumen vagina


DO: -
Massa proliferasi

Nekrosis jaringan
2 DS: Ca serviks Nyeri kronis

- Mengungkapkan secara verbal ↓


atau isyarat

17
DO: Menginfiltrasi jar. Sekitar

- Gerakan menghindari nyeri ↓

- Perubahan nafsu makan dan Menekan serabut saraf


makan

- Perilaku ekspresif
Nyeri
- Berfokus pada diri sendiri
Pasca-medikasi
1 DS: Ca serviks Gangguan konsep
diri
- Pengungkapan rasa malu/ ↓
bersalah
Kemoterapi
- Pengungkapan rasa negative diri

Perubahan penampilan
DO:

- Menyangkal permasalahan
Harga diri rendah
- Membesar-besarkan
permasalahan

- Merasionalisasi kegalalan diri


2 DS: - Ca serviks Resiko infeksi

DO: - ↓

Pembedahan
3 DS: Ca serviks Ansietas

- Pasien mengatakan takut mati ↓


dan tidak mau mati
Pembedahan

18
DO: Tingkat kesembuhan

- Pasien tampak gelisah

- Bingung

- TTV abnormal
4 DS: Ca serviks Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
- Klien mengatakan mual dan ↓ kebutuhan tubuh
ingin muntah
Kemoterapi
- Tidak nafsu makan

DO:
Mual, muntah
- BB turun

- Porsi makan tidak habis

- Tampak kurus

 Diagnosa Keperawatan

Pre-medikasi

1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh, perubahan biopsikososial


seksualitas

2. Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan saraf, kondisi muskuloskeletal kronis, kerusakan
sistem saraf

Pasca-medikasi

1. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan dalam gaya hidup dan penampilan
akibat efek samping kemoterapi

2. Resiko tinggi berhubungan dengan prosedur infasif

19
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan mual dan muntah akibat
efek samping kemoradiasi.

3) Intervensi Keperawatan

Pre-medikasi

No Diagnosa SLKI SIKI

1. disfungsi seksual Fungsi Seksual Konseling Seksualitas


berhubungan dengan
deficit pengetahuan Kriteria Hasil : Observasi :
tentang respon
alternative terhadap 1. Kepuasan 1. Identifikasi tingkat
perubahan kondisi hubungan pengetahuan, masalah system
kesehatan seksual reproduksi, masalah
membaik dari seksualitas, dan penyakit
3 ke 4 menular seksual.
2. Mencari 2. Monitor stress, kecemasan,
informasi depresi, dan penyebab
untuk disfungsi seksual.
mencapai
kepuasan Terapeutik :
seksual 1. Fasilitasi komunikasi antara
membaik dari pasien dan pasangan
3 ke 4 2. Berikan saran yang yang
3. Keluhan nyeri sesuai kebutuhan pasangan
saat
berhubungan Edukasi :
seksual
1. Jelaskan efek pengobatan,
membaik dari
kesehatan, dan penyakit
3 ke 4
terhadap disfungsi seksual.
4. Keluhan sulit
2. Informasikan pentingnya
melakukan
modifikasi pada aktivitas
hubungan
seksual
seksual
berubah baik Kolaborasi :
dari 3 ke 4

20
1. Kolaborasi dengan spesialis
seksologi, jika perlu

2. Nyeri berhubungan Tingkat Nyeri Manajemen nyeri


dengan nekrosis
jaringan pada serviks Kriteria hasil : Observasi :
akibat penyakit
kanker serviks 1. Kemampuan 1. Identifikasi lokasi,
menuntaskan karakteristik, durasi,
aktivitas dari 3 frekuensi, kualitas, intensitas
ke 4 nyeri

2. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri


menurun dari 3
ke 4 3. Identifikasi respon nyerri
nonverbal
3. Meringis
menurun dari 3 4. Identifikasi factor yang
ke 4 memperberat dan
meringankan nyeri

5. Monitor keberhasilan terapi


komplementer yang diberikan

Terapeutik

1. Perikan terapi non


farmakologis untuk
mengurangi nyeri

2. Control lingkungan yang


memperberat nyeri

3. Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi

1. Jelaskan penyebab, periode,


dan perkembangan nyeri.

2. Jelaskan strategi meredakan


nyeri

3. Anjurkan monitor nyeri


secara mandiri

21
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Pasca-medikasi

No Diagnosa SLKI SIKI

3. Gangguan konsep diri Konsep diri Promosi harga diri


berhubungan dengan
perubahan dalam Kriteria hasil : Observasi :
gaya hidup dan 1. Verbalisasi 1. Identifikasi budaya, agama,
penampilan akibat kepuasan ras, jenis kelamin, dan usia,
efek samping terhadap citra terhadap harga diri.
kemoterapi tubuh 2. Monitor verbalisasi yang
meningkat dari merendahkan diri sendiri
3 ke 4
2. Verbalisasi Terapeutik
kepuasan 1. Motivasi terlibat dalam
terhadap verbalisasi positif untuuk
identifikasi diri diri sendiri
meningkat dari 2. Motivasi menerima
3 ke 4 tantangan atau hal baru
Verbalisasi rasa percaya 3. Diskusikan kepercayaan
diri meningkat dari 3 ke tentang harga diri
4 Edukasi

1. Jelaskan pada keluarga


pentingnya dukungan dalam
pengambangan konsep
positif diri pasien
2. Anjurkan mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki

Latih cara berpikir dan dan


berperilaku positif diri

4. Resiko tinggi infeksi Tingkat infeksi PENCEGAHAN INFEKSI


berhubungan dengan menurun
22
prosedur infasif Kriteria hasil: Observasi

 Kemerahan  Identifikasi riwayat


ditingkatkan kesehatan dan riwayat alergi
dari 2 ke 4  Monitor tanda geajala
 Nyeri infeksi lokal dan sistemik
ditingkatkan
dari 2 ke 4 Terapeutik
 Bengkak 5. Batasi jumlah pengunjung
ditingkatkan 6. Berikan perawatan kulit
dari 2 ke 4 pada daerah edema
7. Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
8. Pertahankan teknik aseptik
pada pasien beresiko tinggi

Edukasi

 Jelaskan tanda dan gejala


infeksi
 Ajrkan cara memeriksa luka
 Anjurkan meningkatkan
asupan cairan

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu

5. Ansietas Tingkat ansietas REDUKSI ANSIETAS


berhubungan dengan
ancaman kematian Kriteria hasil: Observasi

 Berbalisasi  Identifikasi sat tingkat


khawatir akibat ansietas berubah
kondisi yang  Identifikasi kemampuan
dihadapi mengambil keputusan
ditingkatkan  Monitor tanda-tanda
dari 2 ke 4

23
 Perilaku gelisah ansietas
ditingkatkan
Terapeutik
dari 2 ke 4
 Perilaku tegang  Ciptakan suasana terapeutik
ditingkatkan untuk menumbuhkan
dari 2 ke 4 kepercayaan
 TTV  Temani pasien untuk
ditingkatkan mengurangi kecemasan jika
dari 2 ke 4 memungkinkan
 Pahami situasi yang
membuat ansietas
 Dengarkan denfan penuh
perhatian
 Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan

Edukasi

 Jelaskan prosedur, termasuk


sensasi yang mungkin
dialami
 Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien
 Lantik kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
 Latih teknik relaksasi

6. Ketidakseimbangan Status nutrisi MANAJEMEN NUTRISI


nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Kriteria hasil: Observasi
berhubungan dengan  Porsi makan  Identifikasi status nutrisi
mual dan muntah yang dihabiskan  Identifikasi makanan yang
akibat dari efek meningkat dari disukai
samping kemoradiasi 2 ke 3  Identifikasi kebutuhan
 Nafsu makan kalori dan jenis nutrisi
membaik

24
ditingkatkan  Monitor asupan makanan
dari 2 ke 3  Monitor BB
 Nyeri abdomen
di tingkatkan Terapeutik
dari 3 ke 2
 Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
 Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan,
jika perlu

Edukasi

 Anjurkan posisi duduk, jika


mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan

Kolaborasi

 Kolaborasi dengan ahli gizi


untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu

4) Implementasi Keperawatan

Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya dilakukan tindakan keperawatan yang nyata
untuk mencapai hasil yang diharapkan berupa berkurangnya atau hilangnya masalah pada klien.

5) Evaluasi Keperawatan

25
Evaluasi berdasarkan pada kategori masalah keperawatan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Evaluasi mencangkup dua elemen yakni evaluasi proses dan evaluasi hasil. Untuk dapat melihat
keberhasilan setiap diagnosa keperawatan ukur sesuai dengan kriteria hasil.

Subjektif (S). Objektif (O). Analisis (A) Perencanaan (P)

Perawat dapat Data yang Interpensi dari data Perencanaan


menuliskan berdasarkan hasil subjektif dan keperawatan yang
keluhan pasien pengukuran atau objektif. Analisis akan dilanjutkan,
yang masih hasil obsevasi merupakan suatu dihentikan,
dirasakan setelah perawat secara masalah dimodifikasi atau
melakukan langsung pada klien keperawatan yang perencanaan yang
tindakan setelah dilakuakn masih terjadi atau ditambah.
keperawatan. tindakan baru akibat
kepperawatan. perubahan status
klien.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks dan merupakan salah satu
penyebab kematian pada wanita. Kanker serviks hingga saat ini masih merupakan masalah
kesehatan yang terjadi dengan angka kejadian dan kematian yang semakin tinggi di Indonesia.
Keterlambatan diagnosis pada stadium lanjut dan keadaan umum yang lemah, serta lemahnya
status sosial ekonomi yang terjadi pada sebagian besar pengidap kanker serviks mempengaruhi
prognosis dari penderita kanker serviks.

Terapi komplementer yang dapat digunakan pada pasien dengan kanker serviks yaitu
hipnoterapi dan Progressive Muscle Relaxation (PMR). Berdasarkan analisis jurnal PMR
menjadi salah satu terapi yang paling efektif dalam perawatan pasien dengan kanker serviks,
terapi ini merupakan terapi dengan teknik relaksasi yang menggunakan serangkaian gerakan
tubuh yang bertujuan untuk melemaskan dan memberi efek nyaman pada seluruh tubuh. Selain
terapi, pasien dengan kanker serviks juga harus mendapat asuhan keperawatan secara maksimal
agar kualitas hidupnya menjadi lebih baik dan meningkat.

3.2 Saran

Sebagai seorang perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas dan skill yang
memumpuni untuk dapat melakukan perawatan pada pasien dengan gangguan keganasan pada
sistem reproduksi, salah satunya kanker serviks. Oleh karena itu perawat maupun mahasiswa
keperawatan diwajibkan untuk memperluas dan melatih keterampilannya dalam merawat klien
dengan kanker serviks melalui berbagai sumber ilmu dan evidence based practice dari penelitian-
penelitian yang ada dan terbaru.

27
DAFTAR PUSTAKA

Halim, A. R., & Khayati, N. (2020). Pengaruh Hipnoterapi Lima Jari Terhadap Penurunan Skala
Nyeri Pada Pasien Kanker Serviks. Ners Muda, 1(3), 159-164.

Hasjmy, Mulya. Panduan Asuhan keperawatan Paliatif. Dektorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Jannah, S. R. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA. SERVIKS DI


RUANG MAWAR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA.

Jum Natosba, Eka Nadya Rahmania, Siti Army Lestari STUDI DESKRIPTIF: PENGARUH
PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION DAN HYPNOTHERAPY TERHADAP NYERI
DAN KECEMASAN PASIEN KANKER SERVIKS

Rahmania, E. N., Natosba, J., & Adhisty, K. (2020). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation
sebagai Penerapan Palliatif Care terhadap Nyeri dan Kecemasan Pasien Kanker Serviks. BIMIKI
(Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia), 8(1), 25-32.

Sigalingging, V. Y. S., Wardaningsih, S., & Primanda, Y. (2018). PERBANDINGAN


TINGKAT KECEMASAN PENDERITA KANKER SERVIKS YANG SEDANG MENJALANI
KEMOTERAPI SEBELUM DAN SESUDAH LATIHAN PROGRESSIVE MUSCLE
RELAXATION (PMR) DI SURAKARTA. The Shine Cahaya Dunia Ners, 3(1).

28

Anda mungkin juga menyukai